Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAUN TEH BROKEN

PECCO 1 MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER


QUANTITY) PADA PERUSAHAAN AGROINDUSTRI PT XYZ

Oleh:
Muhammad Fikri Ramadhan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya fikri.official@yahoo.com

Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Nur Prima Waluyowati, MM.

Abstract: This research was performed because the raw material inventory control has not
used any specific methods in agroindustry company PT XYZ which resulted in the stacking
of raw material inventory in the storage warehouse and the number of orders each time
ordering raw materials that have not been set so that the cost of ordering and handling cost
have not been controlled. The cost of raw material inventory can be minimized by the
application of EOQ (Economic Order Quantity) method. This method can show the quantity
of economic order, optimal purchase frequency, time to re-order/ROP (Re-Order Point),
and the amount of safety raw material/safety stock. This research aims to know raw
material inventory control processes with actual conditions of the company and the
influence of EOQ method implementation on the total of raw materials inventory costs.
Data collection was carried out by observation and interviews, while the analysis used the
formulation of EOQ method by taking into account of TIC (Total Inventory Cost), ROP,
reorder frequency, and safety stock. The results of calculation and data analysis using EOQ
method shows the total cost of inventory is lower when compared with the actual method
of the company. EOQ method can also help the company to reduce the influence of
fluctuation in demand of production process that is not stabilized.
Keywords: Inventory Control, Agroindustry, Economic Order Quantity, Total Inventory
Cost, Re-Order Point, Safety Stock.
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum diterapkannya metode tertentu dalam
mengelola persediaan bahan baku di perusahaan agroindustri PT XYZ yang mengakibatkan
menumpuknya jumlah persediaan bahan baku di gudang penyimpanan dan jumlah
pemesanan setiap kali memesan bahan baku yang belum ditetapkan sehingga biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan belum terkendali. Biaya persediaan bahan baku dapat
diminimalkan dengan diterapkannya metode EOQ (Economics Order Quantity). Metode
ini dapat menunjukan kuantitas pesanan ekonomis, frekuensi pembelian optimal, waktu
untuk melakukan pemesanan ulang/ROP (Re-Order Point), dan jumlah bahan baku
pengaman/safety stock. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengendalian
persediaan bahan baku dengan kondisi aktual perusahaan dan pengaruh penerapan metode
EOQ terhadap total biaya persediaan bahan baku PT XYZ. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara, sedangkan metode analisis data
yang digunakan adalah metode EOQ dengan memperhitungkan TIC (Total Inventory Cost),
ROP, frekuensi pemesanan kembali, dan safety stock. Hasil perhitungan dan analisis data
menggunakan metode EOQ menunjukan total biaya persediaan yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan metode aktual perusahaan. Metode EOQ juga dapat membantu
perusahaan untuk mengurangi pengaruh fluktuatif permintaan proses produksi yang tidak
menentu.
Kata Kunci: Pengendalian Persediaan, Agroindustri, Economic Order Quantity, Total
Inventory Cost, Re-Order Point, Safety Stock.
PENDAHULUAN Latar Belakang dapat dilakukan secara optimal
Menghadapi krisis ekonomi global, sehingga dapat tercapai tujuan
pertanian merupakan salah satu sektor perusahaan. Salah satunya dapat
yang perlu dikelola menjadi sektor didukung dengan adanya persediaan
yang memiliki keunggulan kompetitif. bahan baku yang memadai.
Pada kerangka pembangunan
Kegiatan di dalam sistem industri
pertanian, agroindustri merupakan
manufaktur maupun non-manufaktur,
penggerak utama perkembangan
salah satunya adalah pengadaan
sektor pertanian. Pada masa yang akan
persediaan. Persediaan merupakan
datang, posisi pertanian merupakan
faktor pemicu meningkatnya biaya,
sektor andalan dalam pembangunan
meskipun persediaan tetap diperlukan
nasional sehingga peranan
karena kondisi nyata dari kebutuhaan
agroindustri akan semakin besar.
(permintaan) dapat bersifat tidak pasti
Peranan agroindustri yang semakin
(Nasution, 2008). Jumlah persediaan
besar harus ditunjang melalui
yang terlalu banyak akan berakibat
pengembangan agroindustri, menuju
pada pemborosan dalam biaya simpan,
agroindustri yang tangguh, maju, dan
tetapi apabila persediaan sedikit, maka
efisien.
akan mengakibatkan hilangnya
Globalisasi pada perdagangan kesempatan perusahaan untuk
menyebabkan semakin terintegrasinya mendapatkan keuntungan jika
sistem perdagangan produk-produk permintaan nyatanya lebih besar dari
pertanian Indonesia ke dalam pertanian pada persediaan yang diperkirakan
dunia, seperti dijelaskan pada Pelita IV (Baroto, 2002).
(program kerja dari Kabinet
Pengendalian persediaan perlu
Pembangunan IV pada masa
diperhatikan karena berkaitan
pemerintahan Presiden Soeharto)
langsung dengan biaya yang harus
pembangunan nasional memberi
ditanggung perusahaan sebagai akibat
penekanan kepada industrialisasi
adanya persediaan (Ristono, 2013).
pertanian/agroindustri. Agroindustri
dinilai sebagai langkah yang sesuai PT XYZ merupakan anak
untuk meningkatkan perusahaan Badan Usaha Milik Negara
keunggulankeunggulan kompetitif (BUMN) PT Perkebunan ABC. PT
menghadapi globalisasi (Rachmat, XYZ bergerak dalam bidang usaha
2010). agroindustri yang memiliki tugas
untuk menghasilkan produk-produk
Pengolahan hasil pertanian
dari hasil perkebunan dengan kualitas
merupakan kegiatan pokok pada setiap
dan pengemasan yang baik, dan
perusahaan manufaktur. Maka dari itu
berdaya jual tinggi untuk dipasarkan
dalam menghadapi persaingan yang
ke publik.
semakin ketat, agroindustri harus
mampu menjaga kelangsungan
hidupya agar sasaran dan tujuannya
PT XYZ saat ini masih (optimal) untuk persediaan bagi
menggunakan metode sederhana untuk perusahaan, sekaligus dapat
melakukan pengendalian persediaan mengetahui biaya yang dikeluarkan
bahan bakunya. Kebijakan perusahaan perusahaan dengan persediaan bahan
dalam melakukan pembelian bahan baku yang dimiliki (dihitung dengan
baku daun teh Broken Pecco 1 adalah menggunakan TIC/Total Inventory
dengan menyesuaikan permintaan dari Cost) dan waktu yang paling tepat
bagian produksi dan juga untuk mengadakan
memperkirakan jumlah persediaan pembelian/pemesanan kembali bahan
yang masih tersisa dalam gudang baku dengan menggunakan
untuk bahan baku daun teh Broken perhitungan ROP/Re-Order Point.
Pecco 1. Jumlah tersebut ditentukan
Tujuan dan Manfaat Penelitian
dengan menggunakan perkiraan yang
Penelitian ini dilakukan untuk
didasarkan pada pengalaman bulan-
mengetahui proses pengendalian
bulan sebelumnya. Metode aktual
persediaan bahan baku kondisi aktual
perusahaan ini yang mengakibatkan
perusahaan dan memeroleh hasil
tingkat persediaan menjadi tidak
analisis pengendalian persediaan
menentu dan biayabiaya persediaan
dengan menggunakan metode EOQ
yang harus ditanggung perusahaan
(Economic Order Quantity) serta
masih belum dapat dikendalikan.
pengaruhnya jika diterapkan pada PT
Perusahaan juga tidak memiliki
XYZ dan Perusahaan dapat
alokasi persediaan yang berguna
menggunakan hasil dari penelitian ini
sebagai persediaan cadangan untuk
sebagai bahan evaluasi dan penilaian
mengatasi kekosongan persediaan atau
serta pertimbangan keputusan yang
melonjaknya permintaan.
berhubungan dengan pengendalian
Metode EOQ (Economic Order bahan baku yang sesuai dengan
Quantity) adalah salah satu teknik kondisi perusahaan.
pengendalian persediaan yang
sederhana di mana konsep TINJAUAN PUSTAKA Manajemen
pengendalian tersebut mampu untuk Operasional
menentukan jumlah (Q) setiap kali Menurut Assauri (2008)
pemesanan sehingga biaya total manajemen operasi atau produksi
persediaan dapat diturunkan dan untuk adalah kegiatan untuk mengatur
menjaga kelancaran produksi dengan penggunaan sumber daya manusia,
biaya yang efisien. Metode EOQ sumber daya alat, sumber daya dana
sering dipakai karena mudah untuk secara efektif dan efisien untuk
dilaksanakan dan mampu memberikan menciptakan dan memberikan nilai
solusi yang terbaik bagi perusahaan, tambah atas kegunaan barang atau jasa.
karena dengan menggunakan metode
EOQ dapat diketahui jumlah Manajemen operasioanl menurut
pemesanan yang paling ekonomis Haizer dan Render (2015) adalah
serangkaian kegiatan menciptakan
nilai pada suatu barang dan jasa untuk digunakan atau dijual pada masa
melalui pengubahan dari masukan atau periode yang akan datang.
menjadi keluaran.
Sementara itu Warren (2008)
Assauri (2008) juga menerangkan menjelaskan bahwa persediaan adalah
tentang manajemen operasional atau barang dagang yang disimpan yang
produksi merupakan kegiatan untuk kemudian dijual dan bahan yang
mengatur menggunakan sumber daya digunakan dalam proses produksi atau
manusia, sumber daya alat, dan disimpan untuk tujuan tersebut, namun
sumber daya dana secara efektif dan Haming dan Nurnajamudin (2012)
efisien umtuk menciptakan dan mendefinisikan persediaan adalah
memberikan nilai tambah sumber daya ekonomi yang berwujud
atas kegunaan barang atau jasa. yang perlu diadakan dan dipelihara
untuk menunjang proses produksi,
Sepuluh Keputusan
meliputi bahan baku, produk jadi,
Manajemen Operasional
komponen rakitan, bahan pembantu,
Keputusan operasi (operation
dan barang sedang dalam proses
decisions) adalah keputusan efektif
pengerjaan.
yang dibuat oleh manajer dalam
sepuluh wilayah manajemen Definisi-definisi persediaan
operasional yang memungkinkan tersebut menunjukan bahwa
perusahaan untuk dapat melakukan persediaan memiliki peran yang
diferensiasi, biaya rendah, dan penting dalam perusahaan di mana
respons yang cepat (Heizer dan peran utama persediaan adalah untuk
Render, 2015). menjaga keberlangsungan proses
• Perancangan Barang dan Jasa produksi. Bentuk dari persediaan
• Kualitas berbagai macam diantaranya dapat
• Perancangan Proses dan berupa bahan mentah atau bahan baku
Kapasitas yang nantinya diproses menjadi barang
• Pemilihan Lokasi jadi, komponen rakitan, serta bahan
• Perancangan Tata Letak pembantu lainnya.
• Sumber Daya Manusia Fungsi Persediaan
dan Persediaan memiliki banyak fungsi
Rancangan Pekerjaan di dalam proses operasi perusahaan.
• Manajemen Rantai Pasokan Hadiguna (2009) menyimpulkan
• Persediaan fungsi persediaan dari beberapa
• Penjadwalan literatur dan pendapat para ahli sebagai
• Pemeliharaan berikut: Stok Siklus (Cycle Stock)
Persediaan Jumlah persediaan yang tersedia
Persediaan menurut Ristono (2013) setiap saat yang dipesan dalam ukuran
adalah barang-barang yang disimpan lot. Alasannya pemesanan dalam lot
adalah skala ekonomis, adanya diskon
kuantitas dalam pembelian produk timbul sebagai akibat adanya
atau transportasi, dan keterbatasan persediaan (Ristono, 2013).
teknologi seperti ukuran yang terbatas Nasution (2008) menyebutkan
dari tempat untuk proses produksi pada bahwa biaya persediaan terdiri dari
proses kimia. Stok Tersumbat biaya pembelian, biaya pemesanan,
(Congestion Stock) biaya penyimpanan, dan biaya
Persediaan dari produk yang kekurangan persediaan. Biaya-biaya
diproduksi berkaitan dengan adanya tersebut akan dijelaskan secara singkat
batasan produksi, di mana banyak sebagai berikut:
produk yang diproduksi pada peralatan Biaya Pembelian (Purchasing Cost)
produksi yang sama khusunya jika Biaya pembelian adalah biaya yang
biaya pemesanan produksinya relatif dikeluarkan untuk membeli barang.
besar. Besarnya biaya pembelian ini
Stok Pengamanan (Safety Stock) tergantung pada jumlah barang yang
Jumlah persediaan secara rata-rata dibeli dengan harga satuan barang.
harus mampu untuk memenuhi Biaya pembelian menjadi faktor yang
permintaan dan distribusi yang tak penting ketika harga barang yang
tentu dalam jangka waktu pendek. dibeli tergantung pada ukuran
Persediaan Antisipasi pembelian. Situasi ini akan
Jumlah persediaan yang tersedia diistilahkan sebagai quantity discount
mampu untuk mengatasi fluktuasi atau price break dimana harga barang
permintaan yang cukup tinggi. per-unit akan turun bila jumlah barang
Perbedaan dengan stok pengaman yang dibeli meningkat pada titik
lebih ditekankan pada musim dan tertentu. Pada kebanyakan teori
perilaku pasar yang dipicu oleh kondisi persediaan, komponen biaya
tertentu yang telah diperkirakan. pembelian tidak dimasukkan ke dalam
Persediaan Pipeline total biaya pembelian untuk periode
Persediaan yang meliputi produk tertentu (misalnya satu tahun) konstan
yang berada dalam perjalanan yakni dan hal ini tidak akan mempengaruhi
produk yang ada pada alat angkutan tingkat jumlah barang optimal yang
seperti truk. harus dipesan.
Persediaan Decoupling Biaya Pengadaan (Procurement
Persediaan ini banyak digunakan Cost)
oleh para distributor untuk mengurangi Biaya pengadaan dibedakan
resiko kerusakan barang atau antisipasi menjadi dua jenis sesuai asal usul
fluktuasi permintaan yang berbeda barang, yaitu biaya pemesanan bila
pada tiap wilayah pemasaran. barang yang diperlukan diperoleh dari
pihak luar (supplier) dan biaya
Biaya dalam Sistem Persediaan
pembuatan bila barang diperoleh
Secara umum dapat dikatakan
dengan memproduksi sendiri. Kedua
bahwa biaya sistem persediaan adalah
biaya ini memiliki peran yang sama,
semua pengeluaran dan kerugian yang
yaitu pengadaan, sehingga dalam
sistem persediaan biaya tersebut sering barang atau bahan baku (Q) setiap kali
disebut sebagai biaya pengadaan pemesanan (EOQ) sehingga biaya total
(procurement cost). persediaan dapat diminimalkan.
Biaya Penyimpanan (Holding/ Rumus dari EOQ adalah sebagai
Carrying Cost) berikut:
Biaya penyimpanan adalah semua
𝟐𝐃𝐒
pengeluaran yang timbul akibat =√
penyimpanan barang. Biaya ini 𝐄𝐎𝐐 𝐇
meliputi biaya memiliki persediaan, Keterangan:
biaya gudang, biaya kerusakan dan EOQ = Jumlah unit yang dipesan atau
penyusutan, biaya kadaluarsa, biaya optimum order size
asuransi, dan biaya administrasi dan D = Jumlah permintaan
pemindahan. Biaya Kekurangan (per tahun)
Persediaan S = Biaya pemesanan
(Shortage Cost) (per pemesanan)
Biaya ini kadang-kadang disebut H = Biaya penyimpanan (per unit per
juga biaya kesempatan (oportunity tahun)
cost). Bila perusahaan kehabisan
Safety Stock
barang pada saat ada permintaan, maka
Stok pengaman (safety stock) untuk
akan terjadi keadaan kekurangan
memberikan suatu tingkat proteksi
persediaan. Keadaan ini akan
terhadap habisnya stok (Jacobs dan
menimbulkan kerugian karena proses
Chase, 2016). Penggunaan safety stock
produksi akan terganggu dan
ini dilakukan dengan menghitung
perusahaan kehilangan kesempatan
jumlah persediaan pengaman
untuk mendapatkan keuntungan atau
berdasarkan standar deviasi
mungkin kehilangan konsumen karena
permintaan bahan baku, tingkat
kecewa, sehingga konsumen beralih ke
pelayanan (yang ditentukan
produk lain.
perusahaan), dan waktu tunggu
kedatangan pesanan atau lead time.
METODE PENELITIAN
Perhitungan safety stock secara
Economic Order Quantity
matematis ditunjukan dengan rumus
Heizer dan Render (2015)
berikut:
menyebutkan bahwa metode EOQ
SS = Z × s
adalah salah satu teknik pengendalian
di mana:
persediaan yang sederhana untuk
permintaan-permintaan produk yang ∑(𝐃 − 𝐝̅)𝟐
bersifat independen (permintaan suatu 𝐬= √
produk yang tidak terpengaruh oleh 𝐧−𝟏
permintaan produk lain). Tujuan dan
metode pengendalian persediaan ini 𝐃
adalah untuk menentukan jumlah 𝐝̅ =
𝐧 EOQ digunakan bersamaan dengan
Keterangan: penggunaan Safety Stock (SS) atau
persediaan pengaman. Jika demikian,
SS = Safety Stock atau persediaan
maka perhitungan biaya persediaan
pengaman Z = Nilai tabel service level akan menjadi sedikit berbeda, yaitu
s = Standar deviasi adanya perhitungan jumlah SS pada
variabel biaya penyimpanan, sehingga
D = Jumlah permintaan (per tahun) rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
𝐝̅ = Rata-rata permintaan per bulan
𝐃 𝐐
𝐧 = Jumlah bulan dalam periode 𝐓𝐂𝐄𝐎𝐐 = [ 𝐒] + [( + 𝐒𝐒) 𝐇]
hitung 𝐐 𝟐
Keterangan:
Re-Order Point 𝐓𝐂𝐄𝐎𝐐 = Total biaya
Titik pesan kembali atau re-order
persediaan dengan metode
point dalam konsep EOQ merupakan
EOQ
titik (jumlah persediaan) di mana
perusahaan harus melakukan 𝐒 = Biaya pemesanan
pemesanan persediaan dengan (per pemesanan)
memerhitungkan jumlah permintaan
(d) selama waktu tunggu pesanan H = Biaya penyimpanan unit (per unit
datang atau lead time (L) ditambah per tahun)
dengan jumlah safety stock (SS), atau 𝑫

dapat dituliskan dengan rumus seperti = Jumlah pemesanan per tahun


𝑸
berikut:
𝐐
𝐑𝐎𝐏 = 𝐒𝐒 + (𝐝̅ × 𝐋)
Keterangan: = Rata-rata persediaan
ROP = Re-Order Point atau titik pesan 𝟐
kembali
SS = Safety Stock atau persediaan
SS = Safety Stock atau persediaan
pengaman
pengaman
METODE PENELITIAN Jenis
d = Rata-rata permintaan per hari
Penelitian
L = Lead time atau
Penelitian ini merupakan penelitian
waktu tenggang
deskriptif yang menggunakan
pesanan
pendekatan kuantitatif. Penelitian
Total Invetory Cost deskriptif adalah penelitian yang
Total biaya persediaan bahan baku berusaha untuk menjelaskan sebuah
dalam metode ini dihitung dengan penyelesaian masalah dan bersifat
menjulahkan biaya pemesanan per komparatif berdasarkan data yang
tahun dengan biaya penyimpanan per dikumpulkan, dianalisis, dan
tahun. Pada beberapa kasus, metode diinterpretasikan (Narbuko, 2013).
Penelitian kuantitatif menggunakan Definisi Operasional Variabel
data-data numerikal (angka) yang 1. Kebutuhan bahan baku, yaitu
diolah menggunakan metode statistika jumlah rata-rata kebutuhan bahan
(Azwar, 2013). Tujuan dari penelitian baku dalam satu periode waktu.
yang bersifat deskriptif adalah untuk Variabel ini dapat dihitung dengan
mampu memberikan solusi terhadap membagi jumlah total kebutuhan
permasalahan yang terjadi pada objek bahan baku dalam satu periode
penelitian dan mengimplementasikan dengan jumlah bulan dalam periode
solusi berdasarkan hasil perhitungan hitung (Heizer dan Render, 2015).
dan analisis data. 2. Biaya pemesanan, yaitu biaya yang
muncul saat perusahaan melakukan
Jenis dan Sumber Data
pemesanan kepada supplier. Biaya
Penelitian ini menggunakan data
ini meliputi biaya untuk melakukan
primer. Data primer yang digunakan
pesanan (misalnya telepon, biaya
adalah profil perusahaan, struktur
internet, biaya kirim surat, dan
organisasi alur pengolahan daun teh,
sebagainya), biaya pengiriman,
dan bukti transaksi pembelian daun
biaya penerimaan, dan biaya
teh.
pemeriksaan pesanan (Haming,
Data sekunder yang digunakan
2012).
meliputi hasil studi literatur pada
3. Biaya penyimpanan, yaitu biaya
berbagai sumber seperti buku, jurnal,
yang muncul akibat adanya
atau penelitian-penelitian terdahulu
aktivitas penyimpanan persediaan.
serta data objek yang sudah diolah
Biaya persediaan umumnya terdiri
sebagai berikut:
dari biaya sewa gudang, biaya
• Data kebutuhan bahan baku daun penerangan, dan biaya perawatan
teh Broken Pecco 1 selama periode (Haming, 2012)
yang diteliti
4. Frekuensi pemesanan, yaitu
• Data persediaan bahan baku daun banyaknya aktivitas pemesanan
teh Broken Pecco 1 selama periode yang dilakukan oleh perusahaan
yang diteliti dalam satu periode.
• Data biaya persediaan bahan baku 5. Service level, yaitu nilai tabel Z dari
daun teh Broken Pecco 1 selama tingkat pelayanan yang diinginkan
periode yang diteliti perusahaan. Nilai tingkat pelayanan
• Biaya pemesanan bahan baku daun ditentukan secara subjektif oleh
teh Broken Pecco 1 perusahaan dalam bentuk
• Biaya penyimpanan bahan baku presentase.
daun teh Broken Pecco 1 6. Safety stock, yaitu jumlah
• Lead time pengadaan bahan baku persediaan yang harus selalu ada
daun teh Broken Pecco 1 dalam persediaan perusahaan untuk
• Service level (tingkat pelayanan) mengantisipasi fluktuasi
yang diinginkan perusahaan permintaan dan menghindari
terjadinya kehabisan persediaan
(Haming, 2012). Nilai dari safety Broken Pecco 1, dan Flowery Pecco
stock ditentukan dengan cara 1 yang selanjutnya akan diproses
memperhitungkan service level, langsung oleh UTC Wonosari
standar deviasi, dan lead time. menjadi produk-produk teh dari PT
7. Lead time, yaitu nilai rentang waktu XYZ. Data bahan baku yang
yang dibutuhkan agar bahan baku digunakan dalam penelitian ini
yang dipesan dapat sampai di adalah daun teh Broken Pecco 1.
gudang bahan baku perusahaan Data jumlah persediaan bahan baku
terhitung dari saat perusahaan daun teh Broken Pecco 1 selama
melakukan pemesanan. Nilai dari tahun 2017 dijabarkan pada tabel
lead time dalam penelitian ini dapat berikut:
dihitung dengan membagi jumlah Tabel 1
hari yang diperlukan dengan 30 hari Persediaan Bahan Baku Daun Teh
(satu bulan). Broken Pecco 1
8. Reorder point, yaitu titik (jumlah Persediaan
Awal
Penga
daan
Penggu
naan Sisa
Total
Persediaan
Bulan
persediaan) dimana perusahaan Bulan (kg) (kg) (kg) (kg)
(kg)
harus melakukan pemesanan ulang Januari 12.106 - 1.560 10.546 12,106
persediaan. Nilai dari reorder point Februari 10.546 - 624 9.922 10,546
Maret 9.922 - 2.312 7.610 9,922
dapat dihitung dengan mencari
April 7.610 1.040 2.743 5.907 8,650
jumlah kebutuhan bahan baku Mei 5.907 - 1.104 4.803 5,907
selama waktu tunggu (lead time) Juni 4.803 - 1.472 3.331 4,803
Juli 3.331 2.080 1.080 4.331 5,411
ditambah dengan jumlah safety
Agustus 4.331 1.040 2.485 2.886 5,371
stock. September 2.886 3.120 1.100 4.906 6,006
9. Total biaya persediaan berdasarkan Oktober 4.906 3.120 3.250 4.776 8,026

metode EOQ, yaitu jumlah Nopember 4.776 - 3.032 1.744 4,776


Desember 1.744 4.160 600 5.304 5,904
keseluruhan biaya persediaan yang
timbul jika seluruh factor Total 14.560 21.362 87.428
persediaan dihitung dengan
menggunakan metode Economic Sumber: Data diolah, 2018.
Order Quantity. Dari tabel di atas diketahui bahwa
pengadaan daun teh Broken Pecco 1
HASIL PENELITIAN dalam satu tahun adalah sebesar
DAN PEMBAHASAN 14.560 kg. Rata-rata pengadaan setiap
Pengendalian Persediaan Bahan pemesanan bahan baku selama satu
Baku Metode Aktual Perusahaan tahun adalah:
PT XYZ melakukan proses 14.560
produksi teh hitam XYZ di Unit Teh = 2.426,67 kg
Celup (UTC) Wonosari, Malang. 6 kali pemesanan
Bahan baku yang digunakan untuk
Tabel 1 juga menunjukkan jumlah
memproduksi produk-produk teh PT
persediaan bahan baku daun teh
XYZ yaitu Teh Broken Pecco 1, Teh
Broken Pecco 1 yang disimpan di
TW, White Tea, Green Tea, Seasonal
dalam gudang selama tahun 2017 Total Biaya Persediaan Metode
adalah sebanyak 138.934 kg dan dapat Aktual Perusahaan
diketahui rata-rata persediaan bahan Berdasarkan metode aktual
baku per bulan adalah: perusahaan diketahui bahwa biaya
87.428 kg pemesanan (S) Rp70.250 per
= 11.577,83 kg 12 pemesanan, biaya penyimpanan (H)
bulan Rp100.602.000 : 87.428 kg =
Rp1.151,- per kg per tahun, jumlah
Biaya Pemesanan bahan baku setiap pemesanan (Q)
Perhitungan biaya 2.426,67 kg, dan jumlah rata-rata
pemesanan disajikan dalam tabel bahan baku yang tersimpan di gudang
berikut: Tabel 2 (Qi) = 87.428 kg : 12 Bulan = 7.258,67
Perhitungan Biaya Pemesanan kg. Sehingga dapat dihitung dalam
Komponen Biaya Jumlah Biaya
rumus berikut:
Biaya Telepon & Internet Rp50.000,-
Biaya Bongkar Muat Rp20.250,-
D Qi
Total Rp70.250,- TCEOQ = [ S] + [ H] Q
Sumber: Data diolah, 2018. 2
Dari tabel di atas diketahui bahwa 7.
biaya pemesanan bahan baku yang TCi =
[70.250] + [1.151]
dikeluarkan untuk satu kali pemesanan
adalah sebesar Rp70.250,- TCi = 618.200 + 4.177.365 TCi
= 4.795.378
Biaya Penyimpanan
Perhitungan biaya penyimpanan Total biaya persediaan bahan baku
disajikan dalam tabel berikut: Tabel pasir yang harus dikeluarkan oleh
3 perusahaan sebesar Rp4.795.378,-
Perhitungan Biaya Penyimpanan
Dari tabel di atas diketahui bahwa Pengendalian Persediaan Bahan
biaya penyimpanan bahan baku yang Baku Metode EOQ (Economic Order
dikeluarkan untuk satu bulan adalah Quantity)
sebesar Rp8.385.500,- atau Analisis pengendalian bahan baku
Rp100.602.000,- selama satu tahun. dengan menggunakan metode EOQ
harus memerhatikan beberapa
komponen terkait yaitu: • Biaya
pemesanan (S) = Rp75.250
Komponen Biaya Jumlah Biaya
Biaya Listrik dan Mesin Rp6.940.700,-
Biaya Administrasi Rp1.436.800
Total Rp8.383.500,-
Sumber: Data diolah, 2018.
• Biaya penyimpanan (H)
=
Rp1.151,-
• Jumlah kebutuhan bahan baku periode tahun 2017 tidak konstan, tetapi
(D) = 21.362 kg bervariasi antara bulan yang satu dengan
• Rata-rata penggunaan bahan bulan yang lainnya. Oleh karena itu,
baku per bulan (𝑑̅) = 1.780,17 kg harus ada stok pengaman untuk
• Jumlah kebutuhan bahan baku memberikan suatu tingkat proteksi
per hari (d) = 71,2 kg terhadap habisnya stok. Perhitungan
• Waktu tunggu = 7 hari safety stock memerlukan adanya analisis
standard deviation, di mana rata-rata
Economic Order Quantity (EOQ) bahan baku akan dibandingkan dengan
DS 2 penggunaan atau penjualan bahan baku
=√ sesungguhnya yang kemudian dapat
H
EOQ diketahui ada atau tidaknya
penyimpangan yang terjadi. Berikut
2 × 21.362 × Rp75 perhitungan standar deviasi:
=√ s
Rp1.151
.250
EOQ

Nilai di atas perlu dikonversikan


menjadi nilai per hari
EOQ
untuk menyesuaikan dengan nilai Lead
EOQ = 1.671,28 kg
Time, dilakukan dengan perhitungan
Frekuensi Pemesanan Menurut berikut:
EOQ
D 21.362 s= = 37,6
F= == 12,8
QEOQ 1.671,28 Dengan asumsi bahwa PT XYZ
menerapkan persediaan untuk mampu
Persediaan Pengamanan (Safety memenuhi permintaan produksi dan juga
Stock) konsumen (service level) yaitu sebesar
Persediaan pengamanan 95% sehingga dapat diperoleh Z dengan
diperlukan di dalam suatu tabel normal sebesar 1,65 deviasi standar
persediaan perusahaan karena di atas dari rata-rata.
memiliki fungsi untuk menjaga Maka, besarnya persediaan
ketersediaan bahan baku dalam pengamanan (safety stock) dapt
keadaan darurat serta menghindari dihitung sebagai berikut:
terjadinya kekurangan bahan baku.
PT XYZ diketahui pada Tabel 1 SS = Z × s × √L
jumlah penggunaan tiap bulan pada SS
SS = 164,14 kg 𝟏. 𝟔𝟕𝟏, 𝟐𝟖
[(+ 𝟏𝟔𝟒, 𝟏𝟒) 𝟏. 𝟏𝟓𝟏]
Persediaan bahan baku yang 𝟐
harus disediakan oleh perusahaan 𝐓𝐂𝐄𝐎𝐐 = 𝟖𝟗𝟕. 𝟗𝟐𝟑 + 𝟏. 𝟏𝟓𝟎. 𝟕𝟒𝟕
sebagai persediaan pengamanan
𝐓𝐂𝐄𝐎𝐐 = 𝟐. 𝟎𝟒𝟖. 𝟔𝟕𝟎
adalah sebesar 164,14 kg.
Besarnya biaya persediaan bahan baku
Titik Pemesanan Ulang (Re-Order daun teh Broken Pecco 1 yang harus
Point) dikeluarkan perusahaan setelah
Perhitungan ROP dapat menggunakan metode EOQ adalah
dilakukan setelah kebutuhan bahan sebesar Rp2.048.670 dengan
baku daun teh Broken Pecco 1 per melakukan 13 kali pemesanan dalam satu
hari diketahui. tahun.
Penentuan jumlah kebutuhan bahan
baku per hari yaitu: Perbandingan
d̅ Perhitungan biaya persediaan daun teh
d= Broken Pecco 1 berdasarkan metode
aktual dan metode EOQ menunjukan
jumlah hari kerja dalm satu hasil yang berbeda. Perbandingan
bulan hasil penghitungan tersebut disajikan
1. dalam tabel berikut:
d == 71,2 kg Tabel 4
Perbandingan Metode Aktual dan
Setelah kebutuhan bahan baku Economic Order Quantity
per hari sudah diketahui, Metode Metode
No. Uraian
perhitungan ROP dapt dilakukan Aktual EOQ
dengan menggunakan rumus Unit yang
1.
dipesan (kg) 2.427 1.672
berikut:
Total biaya
ROP = SS + (d × L) 2. persediaan 4.809.400 2.048.670
ROP = 164,14 + (71,2 × 7) (Rupiah)
ROP = 662,54 kg Biaya
3. pemesanan 618.200 897.923
Total Biaya Persediaan Metode (Rupiah)
EOQ Biaya
Perhitungan total biaya 4. penyimpanan 4.191.200 1.150.747
persediaan menurut EOQ dapat (Rupiah)
dihitung sebagai berikut: Selisis biaya
5. 2.746.708
𝐃 𝐐 (Rupiah)
𝐓𝐂𝐄𝐎𝐐 = [ 𝐒] + [( + 𝐒𝐒) 𝐇] Frekuensi
𝐐 𝟐 pemesanan
6. 6 13
𝟐𝟏. 𝟑𝟔𝟐 (Kali)
𝐓𝐂𝐄𝐎𝐐 = [𝟕𝟎. 𝟐𝟓𝟎] +
𝟏. 𝟔𝟕𝟏, 𝟐𝟖
Safety stock Metode pengendalian persediaan EOQ
7
(kg) - 165
lebih dinilai menguntungkan karena
Re-Order perhitungan pada total biaya persediaan
8.
Point (kg) - 663
PT XYZ memakai kuantitas persediaan
Sumber: Data diolah, 2018. yang optimal (EOQ). Sedangkan pada
metode aktual perusahaan, perhitungan
Berdasarkan informasi
total biaya persediaan PT XYZ
perbandingan di atas (Tabel 4.5.)
menggunakan kuantitas pemesanan rata-
dapat diketahui beberapa informasi
rata dan kuantitas penyimpanan rata-rata
yaitu total biaya persediaan metode
yang menjadikan hasil perhitungan biaya
aktual perusahaan memiliki jumlah
persediaan bahan baku daun teh Broken
yang lebih besar yaitu sebesar
Pecco 1 dari metode aktual lebih besar
Rp4.795.378,- dibandingkan
dibandigkan dengan metode EOQ. Hal
dengan menggunakan metode
tersebut yang mengakibatkan
Economic
perhitungan total biaya persediaan
Order Quantity (EOQ) yaitu
metode EOQ lebih dinilai
sebesar Rp2.048.670,-. Perhitungan
menguntungkan dibandingkan dengan
menggunakan metode EOQ
perhitungan total biaya persediaan
menunjukkan bahwa perusahaan
metode aktual perusahaan.
dapat melakukan efisiensi total
biaya persediaan daun teh Broken
Pecco 1 sebesar Rp2.746.708,- atau KESIMPULAN DAN SARAN
sekitar 57% dari total biaya Kesimpulan
persediaan metode aktual 1. Pengendalian persediaan yang baik
perusahaan. untuk pengadaan bahan baku akan
Metode EOQ menghasilkan menimbulkan efek yang dapat
kuantitas optimal pemesanan menguntungkan dari segi waktu dan
sebesar 2.108 kg yang menjadikan biaya. Penggunaan metode EOQ
pemesanan bahan baku menjadi sebagai dasar perhitungan dalam
lebih banyak menjadi 11 kali dalam pengendalian persediaan mampu
satu tahun dibandingkan dengan membantu dalam merencanakan
mentode aktual perusahaan sebesar pengadaan persediaan pada bahan
1.672 kg dengan 6 baku daun teh Broken Pecco 1 di PT
XYZ.
kali pemesanan. Hal ini 2. Proses pengendalian bahan baku daun
menjadikan biaya pemesanan pada teh Broken Pecco 1 yang dilakukan PT
metode EOQ menjadi lebih tinggi XYZ masih menggunakan cara
sebesar Rp897.923,- dibandingkan sederhana dengan jumlah biaya
dengan metode aktual perusahaan persediaan sebesar Rp4.795.378,-.
yaitu sebesar Rp618.200,-. Metode EOQ memberikan hasil
besarnya biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp2.048.670,-. Dengan Metode EOQ juga dapat
penerapan metode EOQ terjadi meningkatkan laba perusahaan
pengehematan biaya persediaan dengan menghemat biaya persediaan
sebesar 57% sebesar sebesar 67%.
Rp3.215.500,-. 2. Metode EOQ juga harus
3. Kuantitas pesanan yang dipertimbangkan oleh perusahaan
dilakukan perusahaan setiap karena memiliki safety stock dan dapat
melakukan pemesanan mengetahui kapan harus memesan
berdasarkan metode EOQ kembali (re-order point). Keduanya
memberikan hasil dengan digunakan sebagai alat untuk
jumlah seberat 1.672 kg per mengendalikan persediaan seacara
pesanan. Lebih sedikit lebih sistematis dan ilmiah, sehingga
dibandingkan dengan metode resiko-resiko ketidakpastian dan
aktual perusahaan yaitu sebesar kerugian yang mungkin muncul dapat
2.427 kg. diminimalisir.
4. Metode EOQ menentukan 3. Untuk mengaplikasikan metode EOQ
banyaknya jumlah persediaan ini dengan baik, terdapat beberapa hal
pengamanan yang dibutuhkan yang perlu diperhatikan sebagai
perusahaan untuk penunjang pelaksanaannya yaitu
mengantisipasi kekurangan perusahaan harus dapat mengatur dan
persediaan bahan baku daun teh mengendalikan sistem pembelian
Broken Pecco 1 di gudang yang berkaitan dengan pengadaan
sebanyak 165 Kg. bahan baku untuk menjaga
5. Pemesanan kembali harus pemenuhan bahan baku agar tetap
dilakukan perusahaan apabila terjamin dan tidak terjadi
persediaan bahan baku daun teh keterlambatan dalam pemenuhan
Broken Pecco 1 berada pada titik kebutuhan bahan baku yang
663 Kg. diperlukan perusahaan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Perusahaan sebaiknya mulai Adeyemi, S. L., dan Salami, A. O. 2010.
mempertimbangkan untuk “Inventory Management: A Tool of
menerapkan metode EOQ Optimizing Resources in a
(Economic Order Quantity) Manufacturing Industry, A case
dalam melakukan pengendalian Study of Coca Cola
persediaan bahan baku agar Bottling Company Ilorin Plant”
dapat melakukan efisiensi biaya dalam Journal of Social Sciences,
persediaan bahan baku sehingga Vol. 23 No. 2 Tahun 2010.
perusahaan dapat meminimalisir Agung, Anak Agung Putu. 2012.
terjadinya pemborosan biaya. Metodologi Penelitian Bisnis.
Malang: Tim UB Press.
Ahyari, Agus. 2003. Hadiguna, Rika Ampuh. 2009.
Manajemen Produksi Manajemen Pabrik, Pendekatan
Pengendalian Sistem untuk Efisiensi dan
Produksi. Yogyakarta: BPFE. Efektivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, H. 2010. Analisis Haming, Murfudin dan Mahfud
Pengendalian Persediaan Nurnajamudin. 2012. Manajemen
Bahan Baku Kayu Sengon PT Produksi Modern Operasi
Abhirama Kresna Dengan Manufaktur Dan Jasa. Jakarta:
Metode EOQ. Surakarta: Bumi aksara.
Fakultas Ekonomi,
Universitas Sebelas Maret. Heizer, Jay., dan Barry Render. 2015.
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Manajemen Operasi –
Produksi dan Operasi. Manajemen Keberlangsungan
Jakarta: dan Rantai Pasokan. Jakarta:
Lembaga Penerbit FE-UI. Salemba Empat.
Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Jacobs, F. Robert, dan Richard B. Chase.
Penelitian. Yogyakarta: 2016. Manajemen Operasi dan
Pustaka Pelajar. Rantai Pasokan. Jakarta: Salemba
Badan Pusat Statistik. 2017. Buletin Empat.
Statistik Perdagangan Luar Lestari, Neny. 2016. Pengendalian
Negeri Ekspor Menurut Persediaan Bahan Baku
Kelompok Komoditi dan Menggunakan Metode Economic
Negara Bulan September Order Quantity Studi pada
2017. Jakarta: CV Josevindo. Kampung Coklat Blitar. Malang:
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
dan Pengendalian Produksi. Universitas Brawijaya.
Jakarta: Ghalia Indonesia. Narbuko, Cholid dan H. Abu Achmadi.
Biro Hubungan Masyarakat 2013. Metodologi Penelitian.
Kementerian Perdagangan. Jakarta: Bumi Aksara.
2017. “Misi Advokasi Teh Nasikun dan Setiawati I. 1991. Teh:
Indonesia: Upaya Tingkatkan Kajian Sosial-Ekonomi.
Akses Pasar Yogyakarta: Penerbit Aditya
Ekspor ke Eropa” dalam Media.
Siaran Pers Hubungan Nasution, Ahmad Hakim, dan
Masyarakat Kemendag. Prasetyawan Y. 2008.
Jakarta: Perencanaan dan Pengendalian
Kementerian Perdagangan. Produksi.
Ghani, Mohammad A. 2002. Yogyakarta: Graha Ilmu.
DasarDasar Budidaya Nazir, M. 2014. Metode Penelitian.
Teh Buku Pintar Bogor: Ghalia Indonesia. Rachmat M.
Mandor. Jakarta: Penebar 2010. “Perspektif
Swadaya. pengembangan industri
pengolahan pangan di Baku Dengan Menggunakan
Indonesia” dalam Metode Economic Order Quantity
http://www.litbang.pertanian (EOQ) Pada
.go .id. Diunduh pada 16 Perusahaan CV Surya Jaya
Januari 2018 pukul 19.15 Lestari. Bandung: Bisnis dan
WIB. Manajemen, Universitas
Rangkuti, Freddy. 2004. Widyatama.
Manajemen Persediaan.
Warren, Carl S. 2008. Pengantar
Jakarta: PT Raja Grafindo Akuntansi. Jakarta: Salemba
Persada.
Empat.
Ristono, Agus. 2013.
Widi, R. K. 2010. Asas Metodologi
Manajemen Persediaan.
Penelitian. Yogyakarta: Graha
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ilmu.
Riyanto, Bambang. 2001. Wisono, Yustinus Chrisna. 2011. Analisa
Dasardasar Sistem Pengendalian Persediaan
Pembelanjaan Bahan Bakar Minya High Speed
Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Diesel Dengan Menggunakan
Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Metode
Penelitian Untuk Bisnis Edisi Economics Order Quantity (EOQ)
4 Buku 1. Jakarta: Salemba Pada PT Frisian Flag Indonesia Plant
Empat. Pasar Rebo. Depok: Fakultas Teknik,
Sjahrial, Dermawan. 2007. Universitas Indonesia.
Manajemen Keuangan. Zakaria, Feby. 2016. Pengendalian
Jakarta: Mitra Wacana Media. Persediaan Bahan Baku Pasir
Somantri, R. 2011. Kisah dan Silika Menggunakan Metode
Economic Order Quantity (EOQ)
Khasiat Teh. Jakarta:
Studi Pada CV. Bumi Silika Jaya.
Gramedia Pustaka. Malang: Fakultas Ekonomi dan
Stevenson, William J., dan Chee Bisnis, Universitas Brawijaya.
Chuong Sum. 2014.
Manajemen Operasi, buku 2
edisi 9. Jakarta: Salemba
Empat.
Supranto. 2000. Statistik Teori
dan Aplikasi. Jakarta:
Erlangga.
Tampubolon, Manahan P. 2004,
Manajemen
Operasional.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tirtoyoso, Hanjoyo Tjokro. 2011.
Analisis Persediaan Bahan

You might also like