Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

Al-Mashlahah: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam, VOL : 07, NO : 1, Agustus 2019

AL-MASHLAHAH JURNAL DOI :HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL


10.30868/
ISSN : 2339-2800 (Media Cetak)
ISSN : 2581-2556 (Media Online)

KONTRIBUSI MUI DALAM PENGEMBANGAN


DAN PENERAPAN HUKUM ISLAM DI
INDONESIA

Mumung Mulyati1
1
Prodi Perbankan Syariah FAI UNINUS Bandung
email: mumungmulyati2017@gmail.com

ABSTRACT
Islam is a religion that regulates the order of life and human life in relation to Allah
S.W.T., fellow human beings, and the universe. The Indonesian Ulama Council (MUI)
as an institution that issues Fatwa/Law has made a major contribution in establishing
legal norms (religion), as well as being a guide in directing the lives of Muslims who
carry out Islamic law in various activities of daily life. This research is based on a
qualitative method using a library study approach with the main theory being the
shahadah theory and the application theory of taqnin al-ahkam. Muslims accept Islam
as their religion based on the commands of Allah and His Messenger, surely they
believe the authority of Islamic law over him. So that he is ready to practice Islamic
teachings, including the laws they contain. The researcher concluded that the MUI
had contributed to the development and application of Islamic law in Indonesia was
divided into two parts; first, the contribution or contribution to legal certainty for
Muslims themselves individually or groups of Muslims and second, to taqnīn for the
fatwas that have been made. And some MUI fatwa products have been transformed
into laws, Government Regulations (PP); Presidential Instruction and so on.
Keyword: fatwa, taqnin al-ahkam, legal development.

ABSTRAK
Islam merupakan agama yang mengatur tata hidup dan dan kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Allah S.W.T., sesama manusia, dan alam semesta. Majelis
Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga yang mengeluarkan fatwa/hukum telah
memberikan kontribusi besar dalam pembentukan norma-norma hukum (agama), serta
menjadi pemandu dalam mengarahkan kehidupan muslim yang melaksanakan hukum
Islam dalam berbagai kegiatan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini berdasarkan
metode kualitatif menggunakan pendekatan studi kepustaakaan dengan teori utama
adalah teori syahadah dan teori aplikasi taqnin al-ahkam. Orang Islam menerima
Islam sebagai agamanya berdasarkan perintah Allah dan Rasul-Nya, niscaya mereka
meyakini otoritas hukum Islam terhadap dirinya. Sehingga dia telah siap menjalankan
ajaran Islam, termasuk hukum-hukum yang dikandungnya. Peneliti menyimpulkan
MUI telah berkontribusi dalam pengembangan dan penerapan hukum Islam di
Indonesia adalah terbagi kepada dua bagian; pertama, kontribusi atau sumbangsih
pada kepastian hukum bagi umat Islam itu sendiri secara individu atau kelompok umat
Islam dan kedua, pada taqnīn atas fatwa-fatwa yang telah dibuat. Dan sebagian produk
fatwa MUI sudah bertransformasi kepada undang-undang, Peraturan Pemerintah (PP);
Inpres, dan lain sebagainya.
Keyword: fatwa, taqnin al-ahkam, pengembangan hukum.

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… | 38


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

A. PENDAHULUAN keagamaan, norma kesusilaan, norma


Keberadaan Majelis Ulama kesopanan, dan norma hukum.
Indonesia (MUI) dipandang sangat Norma yang mengikat sudah
penting keberadaannya, yakni pada dipaksakan keberlakuanya melalui
posisi memberikan fatwa (iftā’). Proses aparat negara, misalnya norma hukum
produksi fatwa bukan pekerjaan mudah yang telah dikeluarkan oleh lembaga
yang dapat dilakukan oleh setiap orang berwenang dijadikan undang-undang,
melainkan pekerjaan sulit dan bukan karena melanggar hukum agama.
mengandung resiko teologis. Hal ini Dengan demikian ini merupakan
mengingat tujuan pekerjaan tersebut transformasi hukum Islam ke dalam
adalah menjelaskan hukum Allah hukum nasioal. Norma agama dapat
kepada masyarakat yang akan dijadikan hukum jika disahkan untuk
mempedomani dan mengamalkannya. dijadikan undang-undang (UU) pada
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan level nasional, Peraturan Pemerintah
jika seluruh kitab ushūl fiqh yang (PP) atau Peraturan Daerah (PERDA)
membicarakan ifta (produk fatwa) pada tingkat provinsi atau
menetapkan sejumlah adāb (kode etik) kabupaten/kota.
dan persyaratan sangat ketat dan berat Kedudukan fatwa bagi umat Islam
yang harus dipegang teguh oleh setiap menempati posisi yang sangat penting
orang yang akan yang akan digunakan sebagai rujukan,
mengeluarkan/menetapkan fatwa. karena fatwa dibuat dan dikeluarkan
Dari sudut hukum nasional, fatwa oleh orang-orang yang memiliki otoritas
itu memang tidak mengikat akan tetapi dalam bidang keagamaan. Fatwa MUI
yang mengikat adalah norma yang merupakan salah satu tuntunan umat
dijadikan norma hukum yang kemudian yang membutuhkan kepastian dalam
ditetapkan keberlakuanya oleh negara menjawab permasalahan yang
(al-taqnīn). Di dalam masyarakat norma ditanyakan. Mahfud MD., mengatakan
atau kaidah itu banyak dijadikan bahwa kedudukan MUI sebagai
pedoman bertingkah laku. Di antara pembelajaran hukum, termasuk hukum
norma terserbut adalah norma Islam. Oleh sebab itu, masalah
kedudukan fatwa yang sifatnya tidak

38 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

mengikat itu bisa saja dijelaskan baik tahākkum harus dihindari karena
dari hukum nasional maupun hukum perbuatan itu dosanya sangat berat.
Islam itu sendiri. Keberadaan MUI Islam pada hakekatnya adalah
sendiri adalah sebagai pembimbing agama pembangunan yang mengatur
umat yang sekaligus menjadi jembatan tata hidup dan kehidupan manusia
antara umat dan Pemerintah. 1
dalam hubungannya dengan Allah,
Prinsip dan persyaratan tersebut sesama manusia, dan alam semesta
dalam melakukan ijtihad, sebagaimana menuju keebahagian dan kesejahteraan
dilakukan oleh MUI di antaranya ialah, hidup lahir bathin dan dunia akhirat,
bahwa seorang mujtahid (orang kesemuanya itu dapat dicapai dengan
berijtihād) 2
harus mengetahui, berpedoman kepada sumber hukum,
mamahami hukum Islam secara baik Alquran maupun Hadits.
mendalam beserta dalil-dalilnya baik Majelis Ulama Indonesia (MUI)
yang berkenaan dalil, ayat-ayat tentang sebagai lembaga yang berkompeten
hukum maupun hadits-hadits tentang untuk mengeluarkan fatwa/hukum,
hukum. Tidak dibenarkan berfatwa sudah tentu Ushūl Fiqh akan dijadikan
hanya didasarkan pada keinginan dan sebagai alat atau sarana dalam
kepentingan tertentu atau dugaan- menggali, mengeluarkan atau
dugaan semata tanpa didasarkan pada menetapkan hukum untuk segala
dalil. Setiap menyatakan suatu hukum permasalahan yang tidak ada
haruslah dapat menunjukkan dalilnya; ketetapannya baik dalam Alquran,
baik Alquran, Hadits maupun dalil-dalil Hadits atau dalam kitab-kitab fiqh.
hukum yang lainnya. Apabila Ushūl Fiqh sebagai sarana untuk
menyatakan hukum tanpa didasarkan menetapkan hukum sebagaimana
pada dalil-dalil tersebut disebut dengan dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf
tahākkum (mengada-ada dalam yang memberikan pengertian sebagai
membuat hukum); maka perbuatan berikut:
“Ilmu tentang kaidah-kaidah dan
1
https://news.detik.com/berita/3397842/ pembahasannya yang merupakan cara
mahfud-md-fatwa-mui.
2
Mujtahīd dalam fiqh dikategorikan untuk menemukan hukum syara’ yang
kepada tiga bagian; mujtahīd mutlaq, mujtahīd
fardi, dan mujtahīd fi al-madzhab. amaliah dari dalil-dalilnya yang

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… |


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

terperinci atau kumpulan kaidah- Hukum Islam. Jakarta: Rosdakara. hlm. 7.

kaidah yang merupakan cara untuk


menemukan (mengambil) hukum syara’
yang amaliah dari dalili-dalilnya yang
terperinci”.3
Kaidah-kaidah yang terdapat dalam
Ushul Fiqh merupakan prinsip yang
bersifat umum yang notabene harus
diperhatikan pemgecualiannya apabila
terjadi ada qarînah-qarînah (tanda-
tanda, alasan-alasan) yang
menyimpangkan, misalnya; kata
perintah (amr) asalnya menunjukkan
wajib, beralih menjadi tidak wajib dan
bertransformasi kepada status hukum-
hukum yang lainnya.
Fatwa MUI sebagaimana halnya
fikih hasil ijtihad dari mujtahid, telah
memberikan kontribusi besar dalam
pembentukan norma-norma hukum
(agama), serta menjadi pemandu dalam
mengarahkan kehidupan muslim yang
melaksanakan hukum Islam dalam
berbagai kegiatan kehidupan sehari-
hari; walaupun tidak mempunyai daya
paksa secara hukum, namun
kenyataanya ditaati dan berlaku efektif.
Demikian pula fikih sebagai jabaran
normatif dari syari‟ah dan fatwa
sebagai
3
H.A. Djazuli. (2006). Islam Fiqh:
Penggalian, Perkembangan dan Penerapan

38 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

pendapat hukum atau ketetapan dari Syariah Hadits Ahkam (Syarah Ahâdîts Al-
Ahkâm) dan Format Pembelajarannya di
mufti (pemberi fatwa) mengenai Perguruan Tinggi: Sebuah Tawaran

masalah tertentu dalam rangka


penerapan syari‟ah tidak memiliki
daya paksa secara hukum (law
inforcement), melainkan terletak pada
sangsi moral dan emosi keagamaan
atau adanya perasaan bersalah (quality
feeling).4
Hukum Islam adalah syariat Allah
S.W.T. yang bersifat menyeluruh
berupa hokum-hukum yang terdapat
dalam Al-Qur‟an dan As-Sunah
(syari‟ah), serta hukum-hukum yang
dihasilkan oleh para ahli hukum Islam
dengann menggunakan ijtihad.5 Hokum
dalam kajian ushul fikih umumnya
dimaksudkan sebagai hokum syariat
yang berarti ketentuan Allah
yang
S.W.T. yang berkaitan dengan segala
perbuatan hamba yang telah
diwajibkan untuk mengembannya, baik
berupa tuntutan, pilihan,
maupun
pertimbangan. 6
Jadi hukum
berarti

4
Dalam terma fiqh, istilah memiliki daya
paksa dan tidak memiliki daya paksa dikenal
dengan sebutan mulzim-ghair mulzim.
5
Abdurrahman MPB. (2015).
Harmonisasi Hukum Adat dan Hukum Islam
bagi Pengembangan Hukum Nasional. Al-
Mashlahah: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial
Islam, 03(06). hlm. 369.
6
Rahendra Maya. (2018). Konstruk

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… |


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

menetapkan sesuatu atas sesuatu atau dalam berbagai peraturan perundang-


meniadakan sesuatu, 7
Secara umum undangan (taqnīn).
Hukum Islam adalah the living law atau Efektifitas fatwa dalam mengatur
hukum yang hidup dalam masyarakat, perilaku masyarakat atau menyelesaikan
bukan iusconstitutum dan bukan pula permasalahan yang dihadapi sangat
ius constituendum. Hukum positif tergantung kepada tingkat ketaatan umat
adalah hukum yang diformulasikan oleh kepada Allah dan Rasul-Nya serta
institusi negara dan tegas kapan otoritas ulama (sebagai uli al-amr) yang
dinyatakan berlaku dan kapan tidak mengeluarkan fatwa. Fatwa MUI
berlaku lagi. The Living law tidak merupakan pendapat hukum yang
diformulasikan oleh negara, tetapi dibuat (diproduksi) oleh MUI dimana
hukum itu hidup dalam alam pikiran “produser” fatwanya harus memiliki
dan kesadaran hukum masyarakat. Ia kapasitas keilmuan di bidang hukum
berpengaruh dalam kehidupan Islam untuk menjawab pertanyaan
masyarakat dan kadang-kadang daya tertentu berdasarkan Alquran dan
pengaruhnya bahkan mengalahkan Sunnah Rasulullah.
hukum positif yang diformulasikan oleh Selanjutnya bagaimana hubungan
negara. Hukum yang hidup itu bersifat antara fatwa dengan peraturan yang
dinamis sejalan dengan perkembangan berlaku dalam suatu negara hukum,
masyarakat. 8
mengingat baik fatwa atau hukum
Dalam catatan sejarah sejak merupakan norma atau aturan
berdirinya MUI sampai dengan kehidupan yang berada dalam
sekarang telah banyak fatwa, saran, dan masyarakat. Perdebatan hukum di
rekomendasi MUI sebagai bagian dari Indonesia terletak pada mengikat atau
pemikiran hukum Islam yang terserap tidak mengikatnya suatu ketetapan
hukum jika diproduksi di luar peraturan
Metodologis. Al-Mashlahah: Jurnal Hukum
Islam dan Pranata Sosial Islam, 06(01). hlm. 25. perundang-undangan. Untuk mereduksi
7
Eka Sakti Habibullah. (2017). Hukum
Ekonomi Syariah dalam Tatanan Hukum
ini, MUI mengupayakan proses
Nasional. Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam menjadikan fatwa bertransformasi
dan Pranata Sosial Islam, 05(10). hlm. 699.
8
Hukum Islam adalah the living law, ini menjadi undang-undang (legalisasi
pandangan Prof Yusril terkait Fatwa MUI soal
atribut natal https://www.salam-online.com. fatwa; taqnīn).

38 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Indonesia adalah negara hukum Esa itu adalah percaya kepada Tuhan
berdasarkan Pancasila dan Undang- Yang Maha Esa sesuai dengan agama
Undang Dasar 1945. Hal ini dinyatakan dan kepercayaannya masing-masing
bahwa Negara Republik Indonesia menurut dasar kemanusiaan yang adil
adalah negara yang didasarkan atas dan beradab. Ketetapan Allah yang
Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut langsung berhubungan dengan
Hazairin seorang guru besar Universitas kehidupan manusia dengan manusia
Islam Indonesia (UII) berpendapat (bidang mu’āmalah) terbatas pada
bahwa norma dasar yang tersebut dalam masalah yang berhubungan dengan
pasal 29 Ayat (1) tafsirannya antara pahala saja. Penjelasan Nabi kalaupun
lain, hanya mungkin (Demokrasi ada, tidak dijelaskan secara terperinci,
Pancasila). Dalam Negara Republik berbeda dengan penjelasan aturan-
Indonesia tidak boleh terjadi atau aturan yang berhubungan bidang
berlaku sesuatu yang bertentangan ibadah. Hukum Islam sifatnya terbuka
dengan kaidah-kaidah Islam bagi umat untuk dikembangkan melalui ijtihad
Islam, atau yang bertentangan dengan manusia dengan keharusan memenuhi
kaidah-kaidah Nasrani bagi umat persyaratan dalam pengembangan
Nasrani, atau yang bertentangan dengan hukum tersebut. Kaidah asal untuk
kaidah-kaidah agama Hindu bagi umat mu’āmalah adalah kebolehan (jāiz atau
Hindu–Bali, atau bertentangan dengan ibāhah), 10
“Hukum asal dalam
agama Budha bagi orang-orang Budha. mu’amalah adalah kebolehan sampai
Ini berarti di dalam Negara Republik ada dalil yang menunjukkan
Indonesia tidak boleh berlaku atau keharamannya”.
diberlakukan hukum yang bertentangan Tinjauan filsafat Hukum Islam,
dengan norma-norma (hukum) agama hukum Islam dapat dirinci sebagai
dan norma-norma kesusilaan bangsa. 9
berikut: 1) Hukum yang berkembang,
Menurut Ketetapan MPR Nomor dinamis, elastic, dan fleksibel. 2)
II/MPR/1978; salah satu wujud Dibangun dengan asas-asas yang kuat.
pengamalan sila Ketuhanan yang Maha
10
A Djazuli. (2006). Kaidah-kaidah Fiqh:
Muhammad Daud Ali. (2009). Hukum
9
Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam
Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. hlm. Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis.
7. Jakarta: Kencana. hlm. 10.

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… |


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

3) Hukum dengan berwatak dan itu bertentangan satu sama lain, maka
bertabiat kuat. 4) Hukum mempunyai kaidah yang berlaku pada kasus itu
keindahan dan keistimewaan dibanding adalah dilakukan kaidah mashlahat
dengan hukum-hukum syari‟at lain. umum atas mashlahat khusus dan
Dengan demikian, hukum dibuat kaidah dilakukan penolakan
untuk memenuhi kepentingan kemadharatan yang lebih besar dengan
masyarakat dan dipergunakan untuk jalan mengerjakan kemadharatan kecil.
menanggulangi berbagai persoalan dan Kemaslahatan dalam urusan
juga untuk mendatangkan kemaslahatan mu’āmalah misalnya, dimaksudkan
masyarakat yang terus tumbuh. sebagai aturan-aturan (hukum) Allah
Kemaslahatan masyarakat dalam urusan S.W.T. yang ditujukan untuk mengatur
mu’āmalah adalah suatu dasar asasi kehidupan manusia dalam urusan
dalam pembinaan hukum; tidak heran keduniaan atau urusan duniawi dan
kalau hukum sering dipengaruhi oleh sosial kemasyarakatan. Kapanpun dan
letak geografis dan waktu tertentu. Ibnu di manapun, harus senantiasa mengikuti
Qayyim berkaitan dengan hal tersebut ketetapan tersebut, karena semua
berkata: “Sesungguhnya syari’at itu aktivitas manusia akan diminta
fondasi dan asasinya ialah hikmah dan pertanggungjawabannya kelak di
kemaslahatan hamba, baik dalam akhirat; sekecil apapun aktivitas
kehidupan dunia maupun kehidupan manusia didasarkan pada ketetapan
akhirat”. 11
Allah S.W.T, agar selamat dunia
Hukum Islam dihadapkan kepada akhirat.
bermacam-macam etnis atau kelompok Problematika yang dihadapi bangsa
manusia di seluruh dunia. Maka tentu Indonesia, khususnya umat Islam sering
Pembina Hukum memperhatikan kali berurusan dengan masalah hukum;
kemaslahatan masing-masing mereka dan perundang-undangan nasional
sesuai dengan adat dan kebudayaan (masāil qānūniyah) seperti hal-hal yang
mereka serta iklim yang berhubungan dengan Ekonomi
menyelubunginya. Jika kemaslahatan Syari‟ah, termasuk di dalamnya gadai
11
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy. (1975). (rahn), BPJS, Perbankan Syari‟ah,
Falsafah Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
hlm. 79. Kartu Kredit, Surat Jaminan,
Pelayanan

33 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Miniatur Ekonomi Sosial, dan lain-lain. melalui peraturan yang dibuat oleh
Kesemua permasalahan tersebut perlu pemerintah. Di antara lembaga-lembaga
jawaban dan ketetapan hukum yang yang dapat memenuhi kekosongan
pasti. 12
hukum untuk memecahkan
Posisi MUI sebagai institusi yang permasalahan dalam bidang hukum
keputusan-keputusannya didukung oleh Islam yang sering dilibatkan oleh
pemerintah bahkan pemerintah sendiri pemerintah dalam proses penerbitan
memperlakukan MUI sebagai suatu peraturan yang berhubungan
representatif dari keseluruhan umat dengan Hukum Islam adalah MUI,
Islam Indonesia, sekalipun ada sebagai salah satu organisasi
sekelompok kecil yang tidak merasa masyarakat yang berasaskan Islam.
diwakilinya. Bahkan “MUI ini merupakan lembaga
Sebagai negara hukum, ketentuan- yang menerbitkan fatwa-fatwa sejak
ketentuan yang berlaku di Indonesia tahun 1976 sampai dengan saat ini”.13
tidak boleh bertentangan dengan Sejalan dengan peran dan
kaidah-kaidah agama yang diakui fungsinya, baik diminta atau tidak
Indonesia, termasuk kaidah-kaidah diminta, MUI menetapkan fatwa
dalam Islam. Negara wajib memberikan didasarkan atas permintaan atau
fasilitas sepanjang hal tersebut pertanyaan dari kalangan masyarakat,
memerlukan perantara kekuasaan pemerintah, lembaga/organisasi sosial
negara; antara lain melalui maupun perkembangan dan temuan
pembentukan peraturan perundang- masalah-masalah keagamaan yang
undangan, agar tidak bertentangan muncul akibat perubahan masyarakat
dengan kaidah-kaidah agama tersebut. dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
Perkembangan kehidupan teknologi.
masyarakat ternyata tidak seluruh Hal yang sangat menarik berkaitan
kebutuhan hukum masyarakat terpenuhi dengan fatwa-fatwa yang dikeluarkan

12
Pada kasus Ekonomi Islam, MUI
membuat lembaga yang disebut dengan DSN- 13
Wahiduddin Adam, dkk. (2012). Fatwa
MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam
Indonesia. DSN banyak membuat fatwa dan Prespektif Hukum dan Perundang-undangan.
menerbitkannya, sebagai bahan acuan dalam Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian
kepastian hukum muamalah (ekonomi). Agama RI. hlm. 272.

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… |


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

oleh MUI dalam lembaganya dengan pengadilan, sehingga para hakim dalam
peraturan perundang-undangan yang memutuskan perkaranya sudah
berlaku di Indonesia, bahwa fatwa- seharusnya berpedoman pada fatwa-
fatwa MUI ini diklasifikasikan ada tiga fatwa DSN, karena dalam perundang-
kategori, yaitu; fatwa tentang kehalalan undangan yang berlaku ditentukan
produk, kemasyarakatan, dan ekonomi bahwa kegiatan ekonomi syari‟ah
syari‟ah. Hanya saja dari ketiga tersebut berpedoman pada fatwa DSN.14
kategori ini yang memiliki kedudukan MUI memiliki otoritas
yang sangat kuat jika dibandingkan memproduksi dan menurunkan fatwa
dengan dua kategori (kehalalan produk (otoritatif) untuk dijadikan pedoman
dan kemasyarakatan) yaitu fatwa-fatwa atau acuan masyarakat muslim. Pada
kategori ekonomi syari‟ah, karena saat yang sama, MUI tidak memiliki
diakui dan dikuatkan keberadaannya otoritas paksa atas fatwa yang
serta dituangkan dalam perundang- diturunkan. Karenanya upaya taqnīn
undangan negara yang berlaku di (transformasi fatwa MUI menjadi
Indonesia; sehingga jika ada pihak- undang-undang), menjadi sebuah
pihak yang melanggar atau tidak keniscayaan dalam legalitas kenegaraan
melaksanakan fatwa-fatwa tersebut suatu fatwa supaya memiliki daya rekat
akan dikenakan sanksi administratif dari atau mengikat dan daya paksa pada
pemerintah bahkan akan dikenakan pelaksanaannya.
sanksi pidana bagi pihak yang Kasus fatwa pada bidang
menerbitkan label halal yang tidak jinâyah (pidana) misalnya, Surat
sesuai dengan fatwa halal dari MUI. Keputusan Fatwa (SKF) MUI tidak
Fatwa-fatwa Dewan Syari‟ah memiliki daya paksa pada tingkat
Nasional (DSN) menjadi pedoman bagi penerapan sangsi karena fatwa secara
pihak-pihak yang melaksanakan umum dan fatwa MUI secara khusus
kegiatan usaha berdasarkan prinsip tidak memiliki otoritas memaksa secara
syari‟ah dalam melaksanakan berbagai hukum formal. Karenanya upaya-upaya
kegiatan operasionalnya. Hal ini takhrīj al-Ahkām, mengembangkan
tentunya memberi pengaruh dalam
penyelesaian perkara hukum di 14
Wahiduddin Adam, dkk. (2012). hlm.
275.

89 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

fatwa pada level otoritasnya menjadi diteliti; baik dari teks Alquran, Sunnah
undang-undang adalah keniscayaan, maupun komponen ijtihad. Berdasarkan
dengan tujuan efektifitas fatwa pada rumusan masalah dalam bentuk
aspek otoritas pemaksaan dan sangsi- pernyataan tersebut, dapat diajukan
sangsi. pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Berlatar belakang perspektif (1) Bagaimana peran MUI dalam
pembinaan hukum tentang MUI sebagai pengembangan dan penerapan hukum
lembaga yang Islam dalam bidang keagamaan dan
mengeluarkan/menetapkan fatwa atas DSN; (2) Bagaimana metodologi
segala permasalahan yang timbul di istinbat dan istidlāl yang digunakan
masyarakat terutama yang tidak ada MUI dalam pengembangan dan
ketetapan hukumnya baik dalam penerapan hukum Islam di Indonesia;
Alqurân atau Hadits atau kitab-kitab dan (3) Bagaimana kontribusi MUI
fikih klasik; maka masalah penelitian dalam pengembangan dan penerapan
ini adalah bahwa pembinaan hukum hukum Islam di Indonesia.
demi terciptanya kemaslahatan Adapun tujuan penelitian yang
masyarakat Indonesia khususnya, masih ingin dicapai penulis adalah sebagai
banyak permasalahan-permasalahan berikut: (1) Menganalisis peran MUI
yang ketetapan hukumnya belum dapat dalam pengembangan dan penerapan
diketahui masyarakat sehingga hukum Islam dalam bidang keagamaan
masyarakat khawatir dan penuh dan DSN; (2) Menganalisis metodologi
keraguan dalam tindakan-tindakannya; istinbat dan istidlāl yang digunakan
baik yang berhubungan dengan bidang MUI dalam pengembangan dan
teknis ibadah, sosial budaya penerapan hukum Islam di Indonesia;
(mu’āmalah), maupun bidang pidana dan (3) Menganalisis kontribusi MUI
(jināyah). Peran dan kontribusi MUI dalam pengembangan dan penerapan
perlu diteliti pada aspek perkembangan hukum Islam di Indonesia.
dan penerapan hukum Islam di
Indonesia. Selain itu, argumen- B. KERANGKA TEORI DAN
TINJAUAN PUSTAKA
argumen (dalīl) yang dibangun dalam
Penelitian pengembangan dan
penetapan hukum Islam oleh MUI perlu
penerapan hukum Islam di Indonesia,

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… |


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

menggunakan beberapa teori sebagai


taat terhadap segala perintah Allah. 17

berikut:
Tauhid merupakan prinsip umum
Grand Theory: Pada tataran grand
hukum Islam. Prinsip ini menyatakan
theory digunakan teori kredo (credo).
bahwa manusia ada di bawah satu
Sebuah teori yang menjelaskan
ketetapan yang sama, yaitu ketetapan
pelaksanaan hukum Islam dikaitkan
tauhid yang diverbalkan dalam bentuk
dengan pernyataan dua kalimah
statement “Lā ilāha illa Allāh” (tidak
syahadat, sehingga teori ini dinamakan
ada Tuhan yang wajib disembah selain
juga dengan teori syahādah.
Allah). Prinsip ini diambil dari intisari
Berdasarkan teori ini bahwa setiap
firman Allah dalam Surat Ali Imran [3]:
orang yang telah mengucapkan dua
64:
kalimah syahādah harus menggunakan َٰ ‫ُقل َأ ٱ ۡل ك تعا َل‬
hukum Islam sebagai konsekuensi logis ِ
ْۡ ََٰ ۡ ‫ك ِل َم ٖة‬
‫ىا ى‬ ‫تب‬ ‫هل‬
ۡ َ َ ۡ
‫ي‬ ‫ب‬ ‫و‬
‫إ‬ ُ َ َ‫يٓ بي‬ ‫ي‬
َ ‫َىا ىا ى كم‬
‫ل‬
‫أ‬
‫ا‬ ‫س‬ ‫ء‬ ِ
‫َّل‬
ُ َ
dari pengucap kredonya.15
‫وَع ُبد َ َإّل ٱلله َوَّل و ر ب‬
Teori kredo ini merupakan ِ ‫ا‬
‫ك‬
‫ش‬
ۡ ُ ۡ
kelanjutan dari prinsip tauhid dalam ‫عنا‬
‫عَ ا‬ i‫ش ۡٔيا َّول تي ذ‬
‫ع َنىا‬
‫اع‬
ُ
‫ش دو ٱلل ِإن ت َىل ۡىا‬
filsafat hukum Islam yang
mengharuskan pelaksanaan hukum َ
‫ف‬ ِ ۚ ‫ِن‬
‫ِه‬
‫َه ب أه ِل ُمى‬
َ ْ ُ
‫دوا ا ن ُمس‬

88 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

ُُْ
‫أ ۡرَبا با ِم‬ ‫ف قى لى ا ٱ‬
Islam oleh mereka yang telah “Katakanlah: “Hai ahli kitab,
mengucapkan dua kalimah sahādah. 16
marilah (berpegang) kepada
Prinsip tauhid membawa implikasi suatu kalimat (ketetapan) yang
bahwa setiap orang yang telah tidak ada perselisihan antara
mendeklarasikan dirinya beriman kami dan kamu, bahwa tidak
kepada ke-Maha Esa-an Allah, wajib kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita sekutukan Dia
15
Juhaya S. Praja. (1995). Filsafat Hukum dengan sesuatupun dan tidak
Islam. Bandung: LPPM UNISBA. hlm. 133;
dan Juhaya S. Praja. (2000). Aspek Sosiologi (pula) sebagian kita
dalam Pembaharuan Fiqih di Indonesia. dalam
Anang Haris Himawan “Epistemologi Syara‟ menjadikan sebgaian yang lain
Mencari Format Baru Fiqih Indonesia”.
sebagai Tuhan selain Allah”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 125.
16
Mhsun Fuad. (2005). Hukum Islam
Indonesia: Dari Nalar Pastisipatoris Hingga
Emansipatoris. Yogyakarta: LkiS. hlm. 50. 17
Mhsun Fuad. (2005). hlm. 50.

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… |


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Jika mereka berpaling maka berikutnya, hukum Islam sudah masuk


katakanlah kepada mereka: pada wilayah yang lebih luas dan
“Saksikanlah bahwa kami dimanifestasikan dalam bentuk
adalah orang-orang yang lembaga-lembaga tertentu.
berserah diri (kepada Allah).” Aplicative Theory: Pada tataran
Berdasarkan teori syahadat yang aplikatif, penulis menggunakan teori
dikuatkan oleh teori non teritorial ini, Taqnīn Al-Ahkām Abdullah bin Al-
umat Islam Indonesia yang telah Muqaffa. Teori ini dipilih karena
menyatakan dua kalimah syahadat wajib pemberlakuan sebuah aturan atau
melaksanakan perwalian, baik dalam hukum dalam Islam di Indonesia
hukum perkawinan maupun dalam bersifat tidak mengikat dan untuk dapat
hukum bisnis sebagai konsekuensi logis mengikat maka perlu ada upaya
atas kredonya. menjadikan fatwa MUI bertransformasi
Middle Theory: Pada tahap middle menjadi undang-undang. Undang-
theory, penulis menggunakan teori undang dapat dinyatakan sebagai
perkembangan hukum Islam. Pemilihan peraturan perundang-undangan yang
teori ini merupakan sebuah upaya untuk tertinggi, di dalamnya telah dapat
menggali suatu hukum yang sudah pada dicantumkan adanya sanksi dan
zaman Rasulullah S.A.W., hingga sekaligus dapat langsung berlaku dan
dalam perkembangannya ijtihad mengikat masyarakat secara umum.
dilakukan oleh para sahabat, tabi‟in
serta masa-masa selanjutnya sampai C. PEMBAHASAN
sekarang. Teori perkembangan hukum 1. Sejarah MUI
Islam di Indonesia tidak dapat MUI berdiri sebagai hasil dari
dilepaskan dari rentang pra- pertemuan atau musyawarah para
kemerdekaan. Yang pertama muncul ulama, cendekiawan, dan zu’ama yang
adalah teori receptive; bahwa hukum datang dari berbagai penjuru tanah air,
dapat diterima jika sudah diterima oleh antara lain meliputi dua puluh enam
hukum adat. Kemudian muncul teori orang ulama yang mewakili 26 Provinsi
receptie a contrario sebagai kebalikan di Indonesia pada masa itu, 10 orang
dari teori receptie. Pada perkembangan ulama yang merupakan unsur dari

88 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, a. Memberikan bimbingan dan


NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, tuntunan kepada umat Islam
Perti. Al-Washliyah, Math‟laul Anwar, Indonesia dalam mewujudkan
GUPPI, PTDI, DMI, dan Al kehidupan beragama dan
Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas bermasyarakat yang diridhai
Rohani Islam, Angkatan Darat, Allah.
Angkatan Udara, Angkatan Laut dan b. Memberikan nasihat dan fatwa
POLRI serta 13 orang tokoh mengenai masalah keagamaan
cendekiawan yang merupakan tokoh dan kemasyarakatan kepada
perorangan. Dari musyawarah tersebut, pemerintah dan masyarakat,
dihasilkan sebuah kesepakatan untuk meningkatkan kegiatan bagi
membentuk wadah tempat musyawarah terwujudnya hubungan
para ulama, zu'amâ dan cendekiawan keislaman dan kerukunan antar-
muslim, yang tertuang dalam sebuah umat beragama dalam
Piagam Berdirinya MUI, yang memantapkan persatuan dan
ditandatangani oleh seluruh peserta kesatuan bangsa,
musyawarah yang kemudian disebut c. Menjadi penghubung antara
Musyawarah Nasional Ulama I. ulama dan pemerintah dan
Momentum berdirinya MUI penerjemah timbal balik antara
bertepatan ketika bangsa Indonesia umat dan pemerintah guna
tengah berada pada fase kebangkitan menyukseskan pembangunan
kembali, setelah 30 tahun merdeka, di nasional.
mana energi bangsa telah banyak d. Meningkatkan hubungan serta
terserap dalam perjuangan politik kerjasama antar organisasi,
kelompok dan kurang peduli terhadap lembaga Islam, dan
masalah kesejahteraan rohani umat. cendekiawan muslimin dalam
Selama dua puluh lima tahun, MUI memberikan bimbingan dan
sebagai wadah musyawarah para ulama, tuntunan kepada masyarakat
zu’amā, dan cendekiawan muslim khususnya umat Islam dengan
berusaha untuk: mengadakan konsultasi dan
informasi secara timbal balik.

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… |


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

2. Penerapan dan Pengembangan dihitung dalam rentang tahun 1978


Fatwa MUI dalam Bidang
Akidah, Ibadah, Mu’amalah, dan hingga tahun 2017.
DSN Peran MUI dalam pengembangan
Peran MUI dalam pengembangan dan penerapan Hukum Islam dalam
dan penerapan Hukum Islam dalam bidang jināyah ditemukan fatwa
bidang akidah adalah dengan sebanyak 10 fatwa dari 10 fatwa MUI
memproduksi fatwa sebanyak 10 fatwa jika dihitung dalam rentang tahun 1978
dalam rentang tahun 2010 hingga 2017, hingga 2017. Melalui fatwa tersebut
dari 19 fatwa jika dihitung dalam MUI mendorong pemerintah untuk
rentang tahun 1978-2017. Fatwa membuat undang-undang terkait tindak
tersebut memberi kepastian hukum bagi pidana dengan draf rancangan undang-
umat Islam dan mendorong pemerintah undang yang sudah dibuat oleh MUI.
untuk mengawal fatwa MUI serta Fatwa DSN-MUI rentang 2000-
membuat regulasi pada persoalan 2017 sebanyak 116 fatwa dari total
akidah. fatwa 116 fatwa sejak awal produksi
Peran MUI dalam pengembangan fatwa DSN. Fatwa DSN terhitung dari
dan penerapan Hukum Islam dalam tahun 2000 sehingga jumlahnya akan
rentang tahun 2000-2017 dalam bidang bertambah jika dihitung dengan fatwa
ibadah dengan memproduksi 19 fatwa DSN terkini. Fatwa DSN ini bersifat
dari 39 fatwa jika dihitung dalam mengikat karena sudah direkomendasi
rentang tahun 1978 hingga 2017. Fatwa ketetapan hukumnya oleh pemerintah
tersebut menjadi payung hukum bagi (BI) dalam urusan perbankan syari‟ah.
umat dalam pelaksanaan ibadah dan Fatwa dalam bidang muamalah
menghilangkan keraguan karena sudah didominasi atau mayoritas
mendapat fatwa dari lembaga yang membicarakan pada aspek hukum
memiliki otoritas. ekonomi syari‟ah.
Peran MUI dalam pengembangan Pengembangan metodologi
dan penerapan Hukum Islam dalam istinbāth dan Iistidlāl hukum yang
bidang muamalah (sosial dan budaya) digunakan MUI dalam menerapkan
dengan memproduksi fatwa sebanyak hukum di Indonesia merujuk pada
35 fatwa dari 57 fatwa MUI jika kaidah-kaidah yang telah dibuat oleh

88 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

para ulama fiqh terdahulu dengan undang (RUU) atau pengusul dengan
merujuk pada teks Alquran, Sunnah, memberikan draft Rancangan Peraturan
Ijmā’, Qiyās, Istihsān, Istiṣhab, Maṣālih Pemerintah (RPP). Posisi fatwa
Al-Mursalah, Sad Al-Dirā’ah dengan merupakan bahan dasar dari pembuatan
tahapan dan pertimbangan- undang-undang. Pada posisi lain, fatwa
pertimbangan tertentu dalam penetapan secara utuh digunakan sebagai rujukan
hukumnya. Pada wilayah mu‟amalah, atas amanat undang-undang atau
aspek yang dikedepankan adalah aspek peraturan tertentu. Pada kasus DSN,
maslahah (kemaslahatan). Istinbat seluruh fatwanya menjadi acuan bagi
hukum yang dominan pada bidang pelaksanaan ekonomi syari‟ah yang
akidah adalah pengeluaran hukum dari payung hukumnya dari Bank Indonesia
Alquran dan Al-Sunnah; pada bidang (BI).
ibadah istinbat hukum yang dominan Kontrubusi MUI dapat berupa
adalah teks Alquran dan Al-Sunnah dukungan terhadap lahirnya UU atau
ditambah dengan qiyas pada beberapa Perda tertentu. Pada kasus UU
kasus; pada bidang muamalah istinbat Pornografi, MUI bersama ormas lain
hukum yang dominan adalah istishab berada pada barisan pendukung lahirnya
pada kaidah al-aṣl fi al-asyyā al-ibāhah. UU tersebut. Kontribusi lain dari MUI
Kontribusi MUI dalam dapat terlihat dari usulan-usulan MUI
pengembangan dan penerapan Hukum ketika UU tertentu muncul. Usulan
Islam di Indonesia adalah terbagi dapat berupa aktivasi UU dalam bentuk
kepada dua bagian; pertama, kontribusi Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan
atau sumbangsih pada kepastian hukum Menteri Agama (PMA) atau kementrian
bagi umat Islam itu sendiri secara dan lembaga-lembaga lain.
individu atau kelompok umat Islam dan Ada beberapa fatwa yang sudah
kedua, pada taqnīn atas fatwa-fatwa bertransformasi menjadi UU, di
yang telah dibuat. Pada bagian kedua ini antaranya adalah: (1) Rancangan
fatwa sudah bertransformasi kepada Undang-Undang (RUU) Jaminan
undang-undang, Peraturan Pemerintah Produk Halal; (2) Undang-Undang
(PP); dimana posisi MUI sebagai Nomor 21 Tahun 2008 tentang
pengusuldraf Rancangan Undang- Perbankan Syariah; (3) Undang-Undang

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… |


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Nomor 44 Tahun 2008 tentang Keadilan Gender ;(14) Rancangan


Pornografi; (4) Peraturan Pemerintah Undang-Undang (RUU) tentang
(PP) No. 15 Tahun 2014 tentang syarat Kerukunan Umat Beragama; (15)
dan tata cara perizinan pembuatan, Rancangan Undang-Undang (RUU)
penyebarluasan dan penggunaan produk tentang Perguruan Tinggi; (16)
pornografi; (5) Rancangan Undang- Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)
Undang (RUU) Hukum Materil tentang Kedudukan Anak sebagai
Peradilan Agama bidang Perkawinan; Pelaksana Undang-Undang Perkawinan;
(6) Undang-Undang Nomor: 41 Tahun dan (17) Amandemen UUD 1945. Jika
2004 tentang wakaf, dan Peraturan dilirinci dalam bentuk satuan UU atau
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Peraturan Pemerintah (PP). Maka fatwa
tentang Pelaksanaan Undang-Undang MUI yang sudah bertransformasi
Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf; menjadi UU atau PP jumlahnya cukup
(7) Undang-Undang Nomor 13 Tahun banyak, karena fatwa DSN yang sudah
2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah dianggap mengikat karena sudah
Haji; (8) Peraturan Mahkamah Agung dijadikan payung hukum oleh Bank
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Indonesia (BI) untuk regulasi pada
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah; bank-bank syari‟ah, ditambah dengan
(9) Peraturan Pemerintah Nomor 55 fatwa-fatwa di bidang selain DSN yang
Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama juga sudah ada yang bertransformasi
dan Keagamaan; (10) Rancangan menjadi UU atau Peraturan Pemerintah
Undang-Undang (RUU) tentang (PP).
Perubahan Undang-Undang Mengenai
lembaga Mahkamah Agung (MA); (11) D. KESIMPULAN
Rancangan Undang-Undang (RUU) Penelitian tentang kontribusi MUI
tentang Pemilihan Umum (PEMILU) dalam penerapan dan pengembangan
Kepala Daerah; (12) Rancangan hukum Islam di Indonesia mencakup
Undang-Undang (RUU) tentang Kitab pemproduksian fatwa dari beberapa
Undang-Undang Hukum Pidana bidang: aqīdah, „ibādah, mu’āmalah,
(KUHP); (13) Rancangan Undang- jināyah, dan fatwa bidang Ekonomi
Undang (RUU) tentang Kesetaraan dan

83 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Islam yang dikeluarkan oleh Dewan Maya, R. (2018). Konstruk Syariah


Syari‟ah Nasional (DSN-MUI). Hadits Ahkam (Syarah Ahâdîts Al-
Ahkâm) dan Format
Selanjutnya adalah metodologi Pembelajarannya di Perguruan
istinbāt dan istidlāl atas fatwa yang Tinggi: Sebuah Tawaran
Metodologis. Al-Mashlahah: Jurnal
akan diproduksi. Pada kajian ini para Hukum Islam dan Pranata Sosial
ulama yang duduk di lembaga MUI Islam, 06(01).
membuat tahapan-tahapan; jika hukum MPB. Abdurrahman. (2015).
Harmonisasi Hukum Adat dan
dalam Alquran dan As-Sunnah sudah Hukum Islam bagi Pengembangan
tegas maka fatwa hanya menegaskan Hukum Nasional. Al-Mashlahah:
Jurnal Hukum dan Pranata Sosial
apa yang sudah ada dalam dua sumber Islam, 03(06).
tersebut. Jika tidak terdapat pada dua
sumber tersebut maka dilakukan upaya Sumber dari Buku

ijtihād dengan menggunakan pilihan- Adam, W. dkk. (2012). Fatwa Majelis


Ulama Indonesia (MUI) dalam
pilihan metodologis; ijmā’, qiyās, Prespektif Hukum dan Perundang-
istihsān, istiṣhāb, maṣālih al-mursalah undangan. Jakarta: Badan Litbang
dan Diklat: Kementrian Agama RI.
atau sad al-dirā’ah. Metodologi
Ali, M.D. (2009). Hukum Islam.
tersebut digunakan berdasar pada obyek Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
yang akan dikeluarkan hukumnya. Ash Shiddieqy, T.M.H. (1975).
Falsafah Hukum Islam. Jakarta:
Demikian tulisan ini dibuat untuk
Bulan Bintang.
mengilustrasikan kontribusi MUI dalam Djazuli, A. (2006). Kaidah-kaidah
pengembangan dan penerapan hukum Fiqh: Kaidah-kaidah Hukum Islam
dalam Menyelesaikan Masalah-
Islam di Indonesia baik kontrubusi yang masalah yang Praktis. Jakarta:
bersifat internal bagi individu-individu Kencana.
umat Islam maupun bertransformasi Djazuli, A. (2006). Islam Fiqh:
Penggalian, Perkembangan dan
menjadi legal formal. Penerapan Hukum Islam. Jakarta:
Rosdakara.
DAFTAR PUSTAKA Fuad, M. (2005). Hukum Islam
Sumber dari Jurnal/Penelitian Indonesia: Dari Nalar
Pastisipatoris Hingga
Habibullah, E.S. (2017). Hukum Emansipatoris. Yogyakarta: LkiS.
Ekonomi Syariah dalam Tatanan
Hukum Nasional. Al-Mashlahah: Praja, J.S. (2000). Aspek Sosiologi
Jurnal Hukum Islam dan Pranata dalam Pembaharuan Fiqih di
Sosial Islam, 05(10). Indonesia, dalam Anang Haris

Kontribusi MUI dalam Pengembangan… |


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Himawan “Epistemologi Syara‟ Sumber dari Internet


Mencari Format Baru Fiqih
Indonesia”. Yogyakarta: Pustaka www.salam-online.com
Pelajar. https://news.detik.com/berita/3397842/
Praja, J.S. (1995). Filsafat Hukum mahfud-md-fatwa-mui
Islam. Bandung: LPPM UNISBA.

999 | Kontribusi MUI dalam Pengembangan

You might also like