Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Website: http://jurnaledukasikemenag.

org
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 19(1), 2021, 12-24

PROGRAM MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN CURUP: SOLUSI MENGATASI


RENDAHNYA KEMAMPUAN MAHASISWA MEMBACA AL-QUR’AN
THE PROGRAM OF MA’HAD AL-JAMI’AH AT IAIN CURUP:
SOLUTION TO COPE WITH STUDENTS' LOW MASTERY OF RECITING AL-QUR'AN
Rafia Arcanita
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
email: rapiaarcanita@gmail.com

Naskah Diterima: 9 Mei 2020; Direvisi: 01 September 2020; Disetujui: 29 Januari 2020

Abstract
IAIN Curup, as an Islamic higher education institution, demands the students to master al-Qur'an.
One of the steps towards the mastery of the Qur’an is through the activities of tahsin (reciting) al-
Qur'an implemented by Ma'had al-Jamiah (college dormitory) of IAIN Curup. Therefore, this study
aimed to see the role of Ma'had al-Jamiah of IAIN Curup in overcoming the students' low mastery of
al-Qur'an, by paying attention to the results of Ma'had al-Jamiah programs consisting of the
practicum of tahsin al-Qur'an and students’ worship practicum. These activities already ran for three
semesters. However, it was still found the students who could not read al-Qur'an well and could not
perform the prayers properly. This study employed a qualitative approach. The data were obtained
from interviews, observations, and documentation, which were then analyzed by using a qualitative
approach. Thus, the following conclusion was drawn: First, the Ma'had Al-Jami'ah programs were
quite representative in improving students’ mastery of al-Qur’an; Second, ma'had activities applied
a semi-Islamic boarding school education model in a classical form; Third, Ma'had al-Jamiah’s
policies concerning the subjects of Tahsin Al-Qur’an, Worship Practicum I, and Worship Practicum
II as the requirements to take part in KPM (Community Service Program), PPL (pre-service teaching
program), Internship, comprehensive exams, and Munaqasyah (thesis exams) really stimulated
students to master reciting al-Qur'an.
Keywords: Ma'had al-Jamiah (college dormitory) programs; mastery of reciting al-Qur'an
Abstrak
IAIN Curup sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam, dituntut agar mahasiswanya mengusai al-
Qur’an. Salah satu langkah menuju kemampuan penguasaaan al-Qur’an tersebut adalah melalui
kegiatan tahsin al-Qur’an sebagai mana yang di laksanakan oleh Ma’had al-Jamiah IAIN Curup. Oleh
karena itu penelitian ini berusaha melihat peran ma’had al-Jamiah IAIN Curup dalam mengatasi
rendahnya penguasaan al-Qur’an mahasiswa IAIN Curup, dengan memperhatikan hasil kegiatan
Ma’had yang mencakup praktikum tahsin al-Qur’an dan praktikum ibadah kemahasiswaan. Kegiatan
tersebut sudah berjalan selama tiga semester. Namun masih ditemukan mahasiswa belum bisa
membaca al-Qur’an dengan baik dan belum bisa melaksanakan ibadah shalat dengan baik. Penelitian
ini menggukanakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari hari hasil wawancara, pengamatan dan
dokumentasi, selanjutnya dianalisis dengan pendekatan kualitatif sehingga diperoleh simpulan:
Pertama Program Ma’had Al-Jami’ah cukup representatif dalam meningkatkan kompetensi
mahasiswa di bidang al-Qur’an; Kedua kegiatan ma’had menawarkan menerapkan model pendidikan
semi pondok pesantren dalam bentuk klasikal; Ketiga Ma’had al- Jamiah IAIN Curup menjadikan
ketiga materi (Tahsin al-Qur’an, Praktek Ibadah I dan II sebagai syarat untuk bisa mengikuti KPM,
PPL, Magang, Komprehensif dan sidang Munaqasyah) sangat memacu mahasiswa dalam penguasaan
bacaan al-Qur’an.
Kata kunci: Program Ma’had Kampus, Kemampuan Membaca al-Qur’an

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
This is a open access article under CC-BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PROGRAM MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN CURUP: SOLUSI MENGATASI RENDAHNYA KEMAMPUAN
MAHASISWA MEMBACA AL-QUR’AN
PENDAHULUAN PTAI (Dacholfany, 2015). Bahkan secara
ektrim Arief Furqan menyampaikan bahwa
Perguruan Tinggi Islam sebagai salah satu
PTAI belum dapat berfungsi sebagai perguruan
di antara perguruan tinggi yang bergelut pada
tinggi yang sesungguhnya (Ali, 2012; Darwis,
pendidikan Islam. Lembaga pendidikan tersebut
2018).
memiliki visi dan misi mencetak lulusan yang
berpotensi akademik, tidak hanya sekedar Berdasarkan realitas dan tradisi keilmuan
mampu pada aspek ilmu pengetahuan dan yang demikian, maka PTAI terutama dalam
teknologi semata (IPTEK), tetapi juga yang menghadapi dunia global perlu mencari sisi
terpenting penguasaan dalam bidang Iman dan idealitas PTAI. Di mana globaliasi menuntut
taqwa (IMTAQ) (Akrom & Hulaimi, 2017). out come PTAI secara umum harus memiliki: 1)
Sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang daya competitive, PTAI harus profesional dalam
bercirikhaskan agama, maka seluruh Perguruan mengembangkan lembaga pendidikan hari ini
Tinggi yang di bawah naungan kementerian dan mengantisipasi perkembangan masa datang
Agama Republik Indonesia memiliki di tengah persaingan global pendidikan (Ghofir,
tanggungjawab penuh dalam mengemban tugas 2008). Sebaliknya lembaga yang kurang
kemanusiaan dalam bidang akademik. Artinya profesional dalam mengelola manajemen
ada icon yang melekat bagi masyarakat pendidikannya, justru akan mengalami kerugian
terhadap mahasiswa diperguruan tinggi tersebut yang tidak sedikit, bahkan satu saat akan
yaitu khas keIslamannya yang mesti unggul dari ditinggalkan oleh konstituennya. 2) daya saring
perguruan tinggi umum (Warsah, 2020). (filter), PTAI harus mampu mempertahankan
Kementerian Agama RI bidang pendidikan akar tradisi budaya lokal guna mengatasi erosi
tinggi agama Islam menyadari bahwa nilai dan kultur bagi upaya mempertahankan
banyaknya keluhan masyarakat pengguna keutuhan dan melestarikan kebudayaan
(mahasiswa, orang tua, dunia kerja/pemerintah) nasional (Pomalingo, 2014). 3) memiliki daya
tentang rendahnya mutu/kualitas kompetensi serap, di mana lulusan PTAI harus dapat
lulusan terutama dalam penguasaan al-Qur’an berkiprah di tengah-tengah masyarakat sesuai
(Juanda, 2014). Oleh karena itu pendidikan dengan bidang keilmuan yang dimiliki
yang ada di PTAI mendorong untuk selalu (Damami, 2017) (Misri, 2004).
melakukan berbagai perubahan. Hal itu, secara Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
terbuka diakui juga oleh Arief Furqan dalam Curup sebagai salah satu institusi pendidikan
(Wedra, 2018) bahwa PTAI belum berhasil Tinggi Agama Islam yang ada di daerah
mencapai dua tujuan pokok PTAI, yakni Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu
kualitas lulusan dan sumbangan PTAI terhadap juga memikul tanggung jawab untuk melakukan
pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal ini pembinaan dan pengembangan mahasiswa
ilmu pegetahuan agama Islam. dalam pengayaan hazanah keilmuan, pada
Istilah yang sering dipadankan dengannya disiplin ilmu keislaman pada aspek kemampuan
“integrasi keilmuan” adalah “Islamisasi penguasaan al-Qur’an. IAIN Curup
pengetahuan” (Islamization of knowledge) yang seyogyanya mampu menjadi pusat perhatian
meniscayakan dua prinsip utama. Pertama, masyarakat sekitarnya, diperhitungkan
Sumber utama dari semua ilmu dan eksistensinya lantaran siap dan dapat dibuktikan
pengetahuan adalah AL-Qur’an dan Hadis; daya saing outputnya di pasar dunia pendidikan
Kedua, Metode yang ditempuh untuk (Warsah, 2020). Berbagai upaya yang
memperoleh ilmu dan pengetahuan haruslah dilakukan unsur pimpinan beserta dengan stake
Islami untuk mewujudkan upaya tersebut, holder yang ada yaitu dengan mengaktifkan
dibutuhkan pemenuhan 4 (empat) kriteria, yaitu kegiatan Ma’had al-Jamiah IAIN Curup dalam
alam, hukum alam, pengajarah yang Islami meningkatkan kemampuan kompetensi
(prinsip dan arahan), dan nilai Islam moral dan mahasiswa di bidang al-Qur’an. Terutama
estetik (Iskandar, 2016). Rendahnya kualitas dalam membaca al-Qur’an dengan baik dan
lulusan dan kontribusi PTAI terhadap akselarasi benar Pimpinan IAIN Curup dan jajarannya
perkembangan ilmu pengetahuan telah berkeinginan meningkatkan kualitas
memberikan dampak negatif terhadap citra mahasiswa, dengan cara mewajibkan

13 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
RAPIA ARCANITA

mahasiswa baru untuk bermukim di ma’had, sebanyak 28,8%; 4)bisa membaca sebanyak
baik laki-laki maupun perempuan, minimal 50 12,2%; 5) sangat bisa membaca dengan baik
% dari mahasiswa baru bertempat di Asrama sebanyak 10 % (Hardivizon & A. Anrial, 2016),
(SK Senat IAIN Curup, 2019/Dokumen artinya secara rinci dapat difahami, bahwa
Ma’had al-Jamiah IAIN Curup). Walaupun hal tingkat komppetensi mahasiswa dalam
tersebut belum terwujud, karena keterbatsan memahami baca rulis Qur’an sangat rendah.
sarana dan prasarana. Kemudian memfungsikan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia
unit pengelola praktikum dan tahsin al-Qur’an, bukan hanya umat Islam semata melainkan
dengan sistem penjadualan 3 kali dalam satu manusia yang tidak mengakui Allah sebagai
pekan. Kemudian mengajak para dosen sebelum Tuhan dan al-Qur’an sebagai kitab Allah
belajar di kelas untuk membaca al- Qur’an sekalipun tetap Allah ingatkan, sebagai mana
terlebih dahulu beberapa ayat. dalam surat Ibrahim ayat 1 yang artinya “Alif,
Kondisi Mahasiswa IAIN Curup pasca laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami
terbentuknya laboraturium kerohanian. Sebagai turunkan kepadamu supaya kamu
langkah awal kegiatan laboratorium kerohanian mengeluarkan manusia dari gelap gulita
adalah menginventarisasi mahasiswa yang yang kepada cahaya terang benderang dengan izin
tidak lulus tahsin al-Qur’an. Dengan indicator Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan
nilai C terkategori belum lulus atau dianggap yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji (QS.
belum bisa membaca al-Qur’an dengan baik Ibrahim: 1). Secara umum bahwa Allah Swt.
dan benar dan kemudian belum bisa mengurus Menurunkan al-Qur’an untuk difahami dan
sertifikat kelulusan di laboratorium kerohanian. tentu dibaca terlebih dahulu. Shihab (Shihab,
Begitu juga juga praktek Ibadah I dan II. 2000)(2002) merilis tujuan al-Qur’an di
Dengan indicator nilai D dianggap belum lulus turunkan, antara lain: a) Untuk membersihkan
dan juga belum bisa mengurus sertifikat akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk
kelulusan. Dari semua prodi yang ada di tiga syirik serta memantapkan keyakinan tentang
jurusan (yaitu Tarbiyah, Syari’ah dan dakwah), keesaan yang sempurna bagi Tuhan seru
sehingga didapati mahasiswa yang tidak lulus sekalian alam, keyakinan yang tidak semata-
tahsin berjumlah 537 Mahasiswa. mata sebagai suatu konsep teologis, tetapi
falsafah hidup dan kehidupan umat manusia; b)
Berdasarkan jumlah mahasiswa yang
Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan
tidak lulus tahsin al-Qur’an dan juga praktek
beradab, yakni bahwa umat manusia merupakan
ibadah I dan II, maka secara tidak langsung ini
merupakan problematika yang tidak bisa suatu umat yang seharusnya dapat bekerja sama
dalam pengabdian kepada Allah dan
diremehkan dan secepatnya untuk dicari jalan
pelaksanaan tugas kekhalifahan; c) Untuk
penyelesaiannya. Artinya perlu dan menarik
menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan
untuk dicari sesungguhnya apa yang
saja antara suku atau bangsa, tetapi kesatuan
menjadikan problem mahasiswa IAIN Curup
alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan
rendah kompetensi penguasaan membaca al-
akhirat, natural dan supernatural, kesatuan ilmu,
Qur’an. Atas dasar fakta dan kenyataan ril
iman, dan rasio, kesatuan kemerdekaan
tersebut maka peneliti mencoba untuk
determenisme, kesatuan sosial, politik dan
mendalami penyebab rendahnya kompetensi
ekonomi, dan kesemuanya berada dibawah satu
membaca al-Qur’an mahasiswa IAINcurup dan
ke Esaan yaitu ke Esaan Allah SWT; d) Untuk
solusi apa yang harus dilakukan untuk
mengajak manusia berfikir dan bekerja sama
mengatasi masalah tersebut. Kondisi tersebut
dalam bidang kehidupan bermasyarakat dan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
bernegara melalui musyawarah dan mufakat
peneliti terdahulu, dari hasil tes yang dilakukan,
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan; e)
sebanyak 90 orang mahasiswa semester enam,
diketahui bahwa kemampuan baca al-Qur’an Untuk membasmi kemiskinan material dan
mahasiswa STAIN Curup sebagai berikut: 1) spiritual, kebodohan, penyakit, dan penderitaan
hidup, serta pemerasan manusia atas manusia
tidak bisa membaca sebanyak 2,2%;
dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan juga
2)membaca, tapi masih mengeja huruf sebanyak
agama; dan f) Untuk memadukan kebenaran
46,6%; 3)bisa membaca,tapi tajwid bermasalah
dan keadilan dengan rahmat dan kasih sayang,

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 14
PROGRAM MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN CURUP: SOLUSI MENGATASI RENDAHNYA KEMAMPUAN
MAHASISWA MEMBACA AL-QUR’AN
dengan menjadikan keadilan sosial sebagai menjadikan ilmu sebagai alat untuk melihat
landasan pokok kehidupan masyarakat kedudukan. Kemudian: kode etik yang
manusia. Untuk menekankan peranan ilmu dan berhubungan dengan pelajarann antara lain:
teknologi, guna menciptakan satu peradaban Sebelum mengajar harus suci dari hadas dan
yang sejalan dengan jati diri manusia, dengan kotoran, sebelum keluar rumah berdoa terlebih
pemandu dan panduan Nur llahi. dahulu, mengambil tempat yang dapat terlihat
murid, sebelum mengajar terlebih dahulu
Al-Qur’an bukanlah kitab keramat,
membaca ayat dari al-Qur’an, pendidik
maksudnya semua isi al-Qur’an sederhana dan
hendakya mengajarkan bidang studi sesuai
mudah difahami, kendatipun terdapat ayat
dengan hirarki nilai kemulyaan dan
mutasyabihat (ayat yang tidak begitu pasti
kepentingan, menjaga ketertiban majelis,
maknanya, namun manusia dimungkinkan
menegur murid yang tidak sopan santun,
untuk mentakwilkan makna dari ayat tersebut
bersikap bijak dalam melakukan pembahasan,
sesuai dengan penafsirannya. Contoh kata
penyampaian pelajaran dan menjawab
yudullah fauqo aidihim tangan Allah di atas
tangan manusia, maka manusia bisa pertanyan, mengatur volume agar tidak terlalu
keras dan tidak terlalu pelan, terhadap murid
mentakwilkan tangan di dalam ayat tersebut
baru pendidik hendaknya bersikap wajar dan
dengan kekuasaan Allah, begitu pula ayat yang
menciptakan suasana yang membuatnya merasa
lain. Tetapi secara keseluruhan ayat al-Qur’an
sudah menjadi bagian dari kelas, menutup
mudah untuk dibaca dan digahami, sebagai
pelajaran dengan menunjukkan keihlasan, tidak
mana Allah katakana dalam suarat al-Qomar
memberi pelajaran yang tidak dikuasainya,
sebanyak 3 kali Allah katakana. “Sungguh akan
kode etik di tengah para murid, mengajar
Aku permudah bagi orang yang ingin belajar
dengan niat terhadap ridha Allah, tidak menolak
al-Qur’an, tapi siapa yang mau? (QS, al-
murid yang tidak mempunyai niat lulus dalam
Qamar: 17, 22, 40) begitu juga dalam dalam
belajar, mencintai murid seperti ia mencintai
ayat lain Allah berfirman: “Sesungguhnya
dirinya sendiri, memotivasi murid untuk
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah
menuntut ilmu, menggunakan bahasa yang
dan mendirikan shalat dan menafkahkan
dimengerti murid, melakukan evaluasi terhadap
sebahagian dari rezki yang Kami anuge-
kegiatan belajar mengajar, bersikap adil
rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan
terhadap muridnya (Sada, 2015; Warsah,
terang-terangan, mereka itu mengharapkan
2020b; Warsah et al., 2020).
perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala Dalam kontek lain Rasulullah Saw.
mereka dan menambah kepada mereka dari bersabda yang artinya” sebaik-baik kamu
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha adalah orang yang belajar dan mengajarkan al-
Pengampun lagi Maha Mensyukuri (QS. Al- Qur’an (Hadis). Artinya ada penekanan dalam
Fajr: 29-30). hadis tersebut, bahwa orang belajar dan
mengajarkan al-Qur’an lebih baik dan lebih
Kemudian Nabi Muhammad Saw. juga
utama. Kemudian dalam hadis lain Rasul juga
menyampaikan dalam sabdanya yang artinya
mengatakan:
“sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar
dan mengajarkan al-Qur’an dan kalau dikaji : ‫ قال رسول هللا صلعم‬: ‫عن أبى هريرة رضي هللا عنه قال‬
hendaknya bersifat zuhud (Jamhuri, 2016; ‫ سهل هللا عزوجل له به‬,‫ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما‬
Yakin, 2019). Dalam ayat maupun hadis, masih ‫طريقا الى الجنة وم اجتمع قوم فى بيت من بيوت هللا يتلون‬
banyak lagi ajakan Allah SWT dan Rasul Saw., , ‫كتاب هللا ويتدا رسونه بينهم اَّل نزلت عليهم السكينة‬
tentang membaca dan mempelajari al-Qur’an. ‫ وذكرهم هللا فيمن‬, ‫ وخفتهم المَلءكة‬, ‫وغشيتهم الرحمة‬
Di samping itu mempelajari memang )‫ ومن بطا به عمله لم يسرغ به نسبه (رواه مسلم‬, ‫عنده‬
mempunyai metode tersendiri, sebagai mana
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari
dikatakan, bahwa adab membaca al-Qur’an: 1)
ilmu, maka Allah AzzaWa jallah akan
Pendidik hendaknya insyaf terhadap
memudahkan baginya jalan menuju surge,
pengawasan Allah. 2) Pendidik hendaknya tidaklah sekelompok orang-orang berkumpul
memelihara kemuliaan ilmu. 3) Pendidik disuatu rumah Allah (masjid) untuk membaca
hendaknya tidak berorientasi pada dunia yang dan mengkaji al-Qur’an, melainkan mereka

15 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
RAPIA ARCANITA

diliputi ketenangan, rahmat dan dikelilingi oleh dibaca melainkan direnungkan dan dipahami
para Malaikat serta Allah menyebut-nyebut serta diamalkan kandungan ayat-ayat demi
mereka dalam kelompok orang-orang yang ada mendapatkan pelajaran-pelajaran berharga
disisinya. Barang siapa memperlambat (enggan darinya. Untuk sampai pada tingkat pengamalan
menolong) maka kerabatnya enggan dan pelaksanaan segala petunjuk, ajaran dan
mendekatinya. (HR. ’Muslim.) aturan serta norma al-Qur’an tidaklah mudah,
kecuali setelah memahami dengan sebaik-
Arti penting kompetensi al-Qur’an bagi
baiknya segala nasehat dan petunjuk al-Qur’an,
Mahasiswa IAIN Curup, mengingat Mahasiswa
serta menghayati prinsip-prinsip ajarannya,
IAIN Curup bagian dari masyarakat yang
karena semua itu termuat dalam kemasan
dianggap memahami dan mengerti tentang
bahasa Arab yang beruslub tinggi (Nata, 2016).
keilmuan yang berkenaan dengan pendidikan
IslamIslam, artinya menuntut mahasiswa Permasalahan yang terjadi adalah
mengertidan memahami kompetensi ilmu keinginan lembaga (IAIN) Curup untuk
keIslaman secara totalitas. Akar dari segala meningkatkan mutu serta kualitas lulusan
ilmu pengetahuan terutama Islam adalah al- terutama dari aspek nilai-nilai keislaman
Qur’an (Lihat: QS. Ysuf, 1-3) .Wajib bagi dengan identitas utama kemampuan mahasiswa
manusia mempelajari dan menganalisis serta atau lulusan di bidang baca tulis al-Qur’an,
menerapkan kandungan dari setiap ayat al- sehingga berbagai upaya yang dilakukan
Qur’an dalam segala aspek dimens moral lembaga dari pembentukan unit tilawatil
maupun sepiritual. Hal tersebut juga secara Qur’an, kemudian diganti lagi dengan unit
kontens tertuang dari kandungan surat al-‘Alaq pengelola laboratorium kerohanian dan sampai
ayat 1-5,memberikan peluang bagi manusia, sekarang menjadi program Ma’had al-Jamiah.
bahwa dimungkinkan untuk mengembangkan Dengan program memfokuskan pada beberapa
potensi yang dimilikinya sejak lahir. Karena aspek penting berkenaan dengan intensif al-
Allah SWT., bekali dengan panca indera yang Qur’an. Kemudian dijadikan kompetensi al-
tidak dimiliki selain manusia (Perhatikan QS. Qur’an tersebut sebagai syarat mutlak bagi
An-Nahl: 72). mahasiswa untuk menyelesaikan perkuliahan di
Untuk itu al-Qur’an wajib dipelajari dan IAIN Curup. Sehingga peneliti melakukan
dianalisis. Persoalan yang dihadapi mahasiswa penelitian secara mendalam tentang program
IAIN Curup tidak bisa dianggap sepele, karena Ma’had al-Jamiah IAIN Curup yang sekarang
masih banyak mahasiswa yang belum dapat dengan cara melihat keberhasilan program
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Ma’had dibandingkan dengan beberapa
Asumsi ini mempunyai alasan sederhana, program sebelumnya yang di ke|lolah oleh unit-
pembacaan al-Qur’an yang baik dan benar unit yang ada pada waktu sebelum nya. Dengan
adalah ketika mahasiswa membada sesuai demikian program ma’had lebih efektif dalam
dengan tuntunan ilmu tajwid. Sebagaia mana mengatasi rendahnya kemampuan mahasiswa
juga diungkapkan pada peneliti terdahulu, terhadap baca tulis al-Qur’an.
bahwa makna tajwid secarabahasa berasaldari
kata “Jawwada yujawwidu tajwiidan yang KAJIAN TEORI
artinya membagus atau dengan kata lain seagala Pengertian Tahsin al-Qur’an
sesuatu yang mendatangkan kebagusanjadi Pengertian Tahsin al-Qur’an adalah cara
bagus (Jafrizal, 2019). Pengertian Dalam ilmu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.
Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari Tolok ukur baik dan benar tersebut tentu ada
tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang standar atau barometer yang digunakan
dimilikinya (Siregar, 2018). Jadi ilmu tajwid (Ahmadiansah, 2019). Secara rinci bahwa tolok
adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana ukur tersebut tertuang dalam panduan Unit
cara membunyikan atau mengucapkan huruf- Pengelola Praktiku Keagamaan IAIN Curup
huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an bahwa tahsin memeiliki standar secara umum,
(Akbar, 2013; Ashadiqhi et al., 2020; yaitu tentang mahkraj huruf, tajwid dan
Mildayanti et al., 2016; Syah et al., 2018). fashoha. Secara keseluruhan, bahwa standar
Mengingat pentingnya al-Qur’an yang dipakai dalam menentukan bahwa
dipahami, karena al-Qur’an bukan sekadar mahasiswa bisa dan dapat membaca al-Qur’an

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 16
PROGRAM MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN CURUP: SOLUSI MENGATASI RENDAHNYA KEMAMPUAN
MAHASISWA MEMBACA AL-QUR’AN
dengan baik tidak terlalu sulit, mengingat juga, metode yang lahir di Indonesia. Metode ini
bahwa latar belakang pendidikan mahasiswa dirancang khusus untuk orang dewasa yang
IAIN Curup tidak semuanya dari sekolah agama belum mampu membaca Al-Qur’an atau yang
(pondok psantren atau Madrasaha Aliyah) pernah belajar dan masih terbatah-batah
melainkan dari sekolah umum. membacanya (Amir, 2019). Namun demikian,
Tetapi syarat atau standar tersebut tidak perlu ditelaah kembali apakah setiap metode
keluar dari kontek, bahwa IAIN Curup adalah yang cepat, menjanjikan isi materi yang
Perguruan Tinggi yang bercirikhaskan agama diajarkan sudah benar-benar sesuai dengan
Islam.Tahsin al-Qur’an merupakan mata kuliah kaidah-kaidah penulisan Arab yang baik dan
kestainan, oleh karena itu wajib bagi setiap benar bahkan metode yang tepat dalam
mahasiswa. Kendatipun mata kuliah ini mempercepat mahasiswa mempelajari al-
menempati nol SKS, tetapi tidak bisa dianggap Qur’an secara terstruktut dan sistematis, Hal ini
remeh. Selama ini mahasiswa menggap remeh sejalan dengan hadis Nabi:
mata kuliah tahsin al-Qur’an karena tidak ada : ‫ قال رسول هللا صلعم‬: ‫عن أبى هريرة رضي هللا عنه قال‬
SKS nya, sehingga ketika mereka mau ikut ‫ سهل هللا عزوجل له به‬,‫ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما‬
KPM, mahasiswa terhambat, karena lulus tahsin ‫طريقا الى الجنة وم اجتمع قوم فى بيت من بيوت هللا يتلون‬
al-Qur’an merupakan syarat mutlak untuk bisa , ‫كتاب هللا ويتدا رسونه بينهم اَّل نزلت عليهم السكينة‬
ikut KPM. ‫ وذكرهم هللا فيمن‬, ‫ وخفتهم المَلءكة‬, ‫وغشيتهم الرحمة‬
)‫ ومن بطا به عمله لم يسرغ به نسبه (رواه مسلم‬, ‫عنده‬
Tujuan Tahsin al-Qur’an
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari
Tujuan membaca al-Qur’an dengan baik
ilmu, maka Allah AzzaWa jallah akan
(tahsin Al-Qur’an) tentu melekat pada tujuan al-
memudahkan baginya jalan menuju surge,
Qur’an itu diturunkan oleh Allah SWT., sebagai
tidaklah sekelompok orang-orang berkumpul
pedoman, petujuk dan sumber dari segala
disuatu rumah Allah (masjid) untuk barang
sumber hukum Islam mempunyai tujuan yang
siapa membaca dan mengkaji al-Qur’an,
sangat penting (Arsyad & Salahudin, 2018).
melainkan mereka diliputi ketenangan, rahmat
Berdasarkan observasi dan pengamatan yang
dan dikelilingi oleh para Malaikat serta Allah
penulis lakukan ditemukan bahwa dalam
menyebut-nyebut mereka dalam kelompok
pembelajaran Buta Tulis Huruf Qur’an (BTHQ)
orang-orang yang ada disisinya. Barang siapa
masing-masing guru memegang 10-12
memperlambat (enggan menolong) maka
siswa,dengan perbandingan 1 : 12, alokasi
kerabatnya enggan mendekatinya” (HR.
waktu 2x35 menit,dari alokasi waktu yang ada
Muslim).
peserta didik harus menghafal dan belajar
tahsin, sehingga untuk menghafal sekitar 35
METODOLOGI
menit dan untuk belajar tahsin 35 menit. Hal ini
merupakan tantangan tersendiri untuk mampu Penelitian ini menggunakan pendekatan
menciptakan pembelajaran al-Qur’an yang kualitatif dengan tujuan menemukan gambaran
efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. tentang program Ma’had al-Jamiah IAIN Curup
Dengan padatnya jadwal belajar peserta didik di yang sekarang dengan cara melihat
sekolah yang menerapkan sistem full day keberhasilan program Ma’had dibandingkan
school, seringkali siswa kurang konsentrasi dengan beberapa program sebelumnya yang di
dalam menghafal terutama ketika jadwal ke|lolah oleh unit-unit yang ada pada waktu
pembelajaran Al-Qur’an di siang hari, semangat sebelum nya (Unaradjan, 2019). Guna
para peserta didik yang naik turun terkadang memperoleh data terkai dengan masalah
membuatnya lebih tertarik untuk bermain tersebut, penelitian ini menggunakan metode
daripada menghafal ayat-ayat Al-Qur’an observasi mendalam yakni melakukan
(Mardhiyah, 2017). pengamatan langsung dalam setiap kegiatan
pembelajaran tahsin di Ma’had Aljamiah IAIN
Disamping itu penjagaan hafalan yang Curup. Kemudian metode wawancara yaitu
harus terus diperhatikan, hal ini menjadi penting peneliti sebagai instrument kunci penelitian
apa lagi dewasa ini model pembelajaran sangat melakukan wawancara baik kepada seluruh
beragam, misalnya metode pembelajaran Murabby dan beberapa mahasiswa yang
tsaqifah. Metode ini merupakan salah satu

17 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
RAPIA ARCANITA

berkenan untuk menjadi informan dan terbuka membaca Al Qur’an ada baiknya untuk
memberikan informasi yang diperlukan dalam mengenal hurf-huruf hijaiyyah: a. Kenalkan
penelitian ini (Roulston, 2014). huruf-huruf hijaiyyah dnegan melihat ejaan
latin, lalu praktikkan tanpa melihat ejaan latin;
Setelah data terkumpul tahap selanjutnya
b. Pengenalan huruf dilakukan secara bertahap
adalah melakukan analisis data. Sesuai dengan
sesuai urutan pembagian huruf; c. Janganlah
kaidah penelitian kualitatif, penelitian ini
berpindah ke pembagian huruf selanjutnya
menggunakan pendekatan Miles, Huberman
sebelum menguasai huruf-huruf sebelumnya; d.
dan Saldana dengan tahapan sebagai berikut:
Lakukan praktik pengucapan huruf secara
Reduksi Data seperti mengkroscek data dan
berulang kali dan tes-lah pengucapan huruf
melakukan klasifikasi bahkan mensortir data
secara spontanitas. Al-Qur’an Karim adalah
yang tidak dianggap perlu, tahap selanjutnya
hujjah (sumber yang dapat dipercaya
penyajian data (display data) disajikan dalam
kebenarannya) Nabi Muhammad merupakan
bentuk narasi sesuai dengan domain tujuan
nabi yang terakhir dan lisan agama yang tulus,
penelitian yang telah dirumuskan dalam
pendahuluan. Tahap akhir dalah menarikan undang-undang syariat Islam, kamua bahasa
Arab. Al Qur’an merupakan teladan (contoh)
kesimpulan, yaitu uraian jawaban dari tujuan
dan pemimpin (imam) bagi kita di dalam hidup
penelitian ini (Miles et al., 2014).
ini dengan Al Qur’an kita diberi petunjuk,
HASIL DAN PEMBAHASAN kembali kepada Al Qur’an dalam menegakkan
Peran Fungsi Ma’had Al-Jamiah IAIN hukum. Kita beramal dengan Al Qur’an dalam
Curup melaksanakan perintah Allah SWT serta
menjauhi segala larangan Nya. Al Qur’anul
Sebagai salah satu unsur yang memiliki Karim adalah pengikat antara langit dan bumi,
peran sangat penting bagi mahasiswa, Ma’had perjanjian antara Allah dan hambaNya. Al
al-Jamiah tentu memiliki tugas dan Qur’anul Karim adalah jalan menuju kepada
tanggungjawab dalam memberantas buta huruf Allah SWT yang kekal (abadi), Al Qur’an
al-Qur’an bagi mahasiswa. Oleh karena itu merupakan kitab samawi yang paling mulia dan
sejalan dengan keinginan pimpinan dan civitas paling agung wahyu yang diturunkan dari
akademik IAIN Curup, melalui Ma’had langit.
menggagas beberapa kegiatan penting, antara
lain Tim Pengusun Pedoman Ma’had al-Jamiah Wawancara dilakukan dengan
IAIN Curup 2019): Menjadikan mata kuliah menggunakan pedoman secara terstruktur,
tahsin sebagai syarat untuk bisa mengambil walaupun tidak menutup kemungkinan, bahwa
Praktikum Ibadah; Kelulusan tahsin, apabila wawancara dilakukan secara meluas sesuai
mahasiswa mendapatkan nilai 70 ke atas, dengan kondisi. Untuk mengungkap cara
artinya nilai di bawah 70 belum dinyatakan belajar mahasiswa, berikut ini kutipan
lulus; Kemudian kelulusan tahsin dan wawancara dan peneliti rinci sebagai berikut:
praktikum ibadah dijadikan sebagai sertifikat Belajar membaca al-Qur’an/mengaji pada
yang di keluarkan oleh Ma’had; Fungsi waktu semester 1 yaitu mata kuliah tahsin al-
sertifikat dimaksud: untuk mengikuti KKN, Qur’an, setelah itu kami tidak mengaji lagi.
PPL, Magang, Ujian komprehensif dan skripsi. Mereka belajar membaca al-Qur’an ketika
waktu di SMA dulu, setelah itu jarang ngaji,
Cara belajar membaca al-Qur’an karena sibuk dan lain sebagainya, apalagi tidak
mahasiswa IAIN Curup semester VI) ada yang mengajari di rumah, orangtua sibuk:
dikebun, ngekos dan sebagainya. Kondisi
Belajar al-Qur’an pada dasarnya tidaklah seperti ini membuat mereka jarang mengaji,
sulit, hanya saja kesadaran dan keinginan untuk satu minggu satu kali, kadang-kadang tidak,
mempelajarinya terkadang menjadi persoalan. kemudian mereka rata-rata menjawab jarang
Kemudahan dalam memahami kitab suci al- sholat lima waktu. Bahkan mereka jujur
Qur’an merupakan janji Allah SWT (Masduki, mengungkapkan bahwa belum bisa membaca
2018). Sebagaimana dalam surat al-Qalam, al-Qur’an dengan lancar tetapi juga tidak belajar
sebanyak tiga kali Allah bersumpah dalam ayat di luar kampus, alasan “malas aja”. Apalagi
tersebut, sebagai berikut ini: Sebelum belajar keinginan untuk belajar tersebut tertunda karena

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 18
PROGRAM MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN CURUP: SOLUSI MENGATASI RENDAHNYA KEMAMPUAN
MAHASISWA MEMBACA AL-QUR’AN
alasan tidak punya waktu dan bahkan masih Qur’an, hanya dosen tertentu saja, artinya perlu
banyak mahasiswa beranggapan bahwa belajar adanya kesepakatan bersama di kalangan dosen
al-Quran tidak terlalu penting bagi mereka untuk mewajibkan mahasiswa belajar mengaji
(Wawancara dengan mahasiswa: Vk, Rn, Ys terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan
dan Mr Prodi Perbankan Syari’ah, dan PAI 8 pembelajaran di kelas, walaupun beberapa ayat
Mei 2019). atau beberapa menit saja dan itu sangat
berpengaruh terhadap kompetensi mahasiswa
Begitu juga dengan mahasiswa PAI yang
terhadap al-Qur’an. Paling tidak karena ada
mendapat nilai C, ketika diwawancarai tentang
perintah dari dosen atau semacam punishment,
kurangnya kompetensi mereka terhadap al-
bahwa bagi mahasiswa yang tidak lancar
Qur’an, jawaban yang didapati setelah
membaca al-Qur’an, maka nilainya C.
dianalisis, sebagai berikut: Jarang mengulang
Walaupun hal tersebut belum tentu terjadi
membaca al-Qur’an di rumah. Dengan alasan
sebenarnya apa yang diancamkan kepada
banyak tugas, kemudian pulang kuliah sudah
mahasiwa tersebut, setidaknya dosen sudah
capek; Belajar ngaji ketika di semester satu dulu
dan juga pada mata kuliah dan juga tertentu saja memberikan shock terapi kepada mahasiswa
dan tidak terkesan meremehkan membaca al-
yang mewajibkan membaca Al-Qur’an,
Qur’an. Dengan harapan semua dosen satu visi
misalnya mata kuliah Hadis wajib bawa al-
dan misi dalam menghadapi dan mengatasi
Qur’an karena sebelum belajar dimulai
kurangnya kompetensi mahasiswa terhadap al-
diwajibkan membaca al-Qur’an terlebih dahulu;
Qur’an tersebut.
Tidak yang mengontrol bacaan, sehingga tidak
tahu bacaan tersebut benar atau salah; Pernah Program Ma’had al-Jamiah IAIN Curup
hatam ketika di SMA dahulu, ketika dirumah dalam mengatasi masalah membaca al-
diajari membaca al-Qur’an setelah kuliah Qur’an mahasiswa
ngekos sehingga tidak ada lagi yang menyuruh
mengaji; Terkesan meremehkan mata kuliah Keterbatasan mahasiswa IAIN Curup
tahsin, karena tidak ada SKS nya, sehingga khususnya semester VI dalam menulis ayat al-
mata kuliah tersebut tidak terlalu mengikat; Qur’an atau hadis terbukti ketika kegiatan
Kemudian mahasiswa menganggap, bahwa belajar mengajar di kelas khususnya, ketika
nilai C sudah lulus dan karena itu nol SKS, mengajar mata kuliah hadis dan juga tafsir
sehingga istilah mereka “jadila” karena tidak tarbawih. Secara sederhana kegitan belajar
mempengaruhi IP atau IPK semester. Artinya mengajar secara kelasikal secara tidak langsung
walaupun dapat nilai A juga percuma karena dapat dilihat, bahwa kompetensi mahasiswa
tidak akan mempengaruhi IP atau IPK dalam menulis dan juga membaca ayat dan juga
mahasiswa (Wawancara dengan mahasiswa hadis.Ironi memenag jika diperhatikan, sudah
Prodi PAI inisial Rf, Rn, Hd, Nc dan Rp, 18 Juni semester VI tetapi kemampuan membaca dan
2019). menulis al-Qur’an masih di bawaah standar.
Namun secara rinci tidak ketahui, mengapa
Berdasarkan jawaban hasil wawancara mahasiswa masih banyak yang kurang
dengan mahasiswa PAI di atas, dapat difahami, kemampuannya dalam menulis ayat al-Qur’an,
bahawa hampir sama jawabannya dengan untuk itu akan diwawancarai beberapa orang
mahasiswa, yang menjadi faktor utama mereka mahasiwa semester VI untuk mendapatkan
kurang dalam penguasaan al-Qur’an karena jawaban berpariasi mahasiswa dalam
malas untuk membaca al-Qur’an dan yang memberikan jawaban tentang kurangnya
paling fatal bahwa mereka menganggap mata kompetensi mahasiswa dalam menulis ayat al-
kuliah tersebut nol SKS, sehingga tidak bergitu Qur’an dan akan dijabarkan dalam bentuk
berpengaruh terhadap indeks prestasi analisis berikut ini.
mahasiswa. Disamping itu jawaban mahasiswa
mengatakan tidak ada yang mengontrol, kurang Tidak memiliki kemampuan membaca al-
motivasi, karena sibuk dan lain sebagainya. Qur’an dengan baik dikarenakan bukan berasal
dari latarbelakang sekolah agama. Kemudian
Ada jawaban mahasiswa yang perlu jawaban mahasiswa bukan Prodi Bahasa Arab,
diperhatikan, yaitu bahwa tidak semua dosen mengatakan karena kami bukan berasal dari
mengajak atau menyuruh untuk membaca al- prodi bahasa Arab jadi tidak ada tuntutan secara

19 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
RAPIA ARCANITA

tegas agar kami bisa menulis arab termasuk maupun kesadaran dari mahasiwa itu sendiri
ayat-ayat al-Qur’an. “Kemudian bahasa Arab tidak terlalu mengikat, berbeda dengan prodi
cuma sampai bahasa Arab II saja, yang penting bahasa Arab. Kemudian ketidak mampuan
lulus, kendatipun dapat nilai C tidak masalah.” mahasiswa intinya karena kurangnya motivasi
Karena kurang lancer membaca al-Qur’an yang kuat dari dalam diri mahasiswa. Secara
sehingga ketika disuruh menulis ayat al-Qutr’an sederhana kurangnya kemampuan mahasiswa
menemui kesulitan juga. Malas, karena sulit dalam menulis ayat al-Qur’an banyak faktor dan
untuk penulisannya lantaran tidak terbiasa yang paling dominan karena mahasiswa
menulis ayat al-Qur’an. Kemudian tekad yang sekarang tidak mau menghadapi tantangan dan
kuat untuk berusaha menulis ayat juga tidak maunya serba instant, misalnya setiap tugas
ada. Kegiatan pembelajaran jarang menuntut yang dibebankan kepada mereka tinggal klik di
agar mahasiswa menulis ayat al-Qur’an, internet semuanya ada jawabannya. Bukan
sehingga akibat dari itu mahasiswa jarang yang seperti mahasiswa tahun 2000 ke atas,
bisa menulis ayat al-Qur’an, kecuali yang diwajibkan membaca kitab, ulangannya lisan,
latarbelakangnya dari sekolah agama, pelajaran menggunakan mesin ketik manual, tugas harus
di prodi sebagian besar berbahasa Indonesia dan melampirkan buku rujukan dengan
ayat a-Qur’an pun sebagian dosen tidak menunjukkan bukunya.
mewajibkan untuk ditulis, kecuali beberapa Lalu ketika diberlakukannya kegiatan
orang dosen saja dan semua ayat sudah ada Ma’had yang menuntut mereka wajib bisa
terjemahannya. Menulis ayat al-Qur’an membaca al-Qur’an dan juga menulis. Dengan
membutuhkan keterampilan khusus, karena cara mengikat mahasiswa melalui selembar
berbeda jauh dengan bahasa Indonesia maupun sertifikat, dimana sertifikat tersebut memuat
bahasa Inggris yang sering kita hadapi sehari- tentanag tahsin al-uran dan juga Praktikum
hari. Bahasa Arab tidak termasuk bahasa Ibadah I dan II. Kemudian dijadiak sertifikat
internasional, sebagaimana bahasa Inggris, tersebut sebagai salah satu syarat mutlaq untuk
sehingga al-Qur’an yang katanya serumpun mengikuti: 1) Kuliah Kerja Nyata (KKN). 2)
dengan bahasa Arab, sehingga bahsara Arab mengikuti PPL atau Magang. 3) mengikuti
kurang diminati sekaligus ketertarikan untuk Ujian Komprehensip dan 4) syarat untuk ujian
bisa menulis ayat al-Qur’an semakin berkurang, munaqasyah (Tim Penyusun Buku pedoman
sebagai mana yang dihadapi oleh mahasiswa Ma’had al-Jamiah IAIN Curup, 2019).
IAIN Curup, bahkan juga di Perguruan Tinggi Kegiatan ma’had tersebut memprogram
Islam yang lain yang ada di Indonesia. beberapa metode supaya mahasiswa dapat
(Wawancara pada mahasiswa (12/06/2019) dari menguasai baca tulis al-Qur’an dengan dua
berbagai Prodi di lingkungan IAIN Curup, system. Pertama kegiatan santri yang mukim
semester VI tahun 2017, inisial Yg, Nh, Fa, (tinggal di Ma’had) dan kedua santri yang tidak
Jp, Nh, Rh, Ep, Fm, dan Rs) mukim/santri along (yaitu mahasiswa yang
berminat mengikuti kegiatan belajar Ma’had
Berdasarkan semua analisis jawaban hasil
pada waktu malam hari. Adapun kegiatan
wawancara pada mahasiswa di atas, sebagian
malam, terdiri dari beberapa materi (Dokumen
besar mahasiswa menjawab karena perintah
Buku Pedoman Ma’had al-Jamiah IAIN Curup,
untuk menulis ayat al-Qur’an secara akademik
2019) (Tabel 2).
Tabel 2. Materi Pembelajaran Ma’had al-Jamiah IAIN Curup
No. Nama Kegiatan Waktu Prekuensi Semester
1 Muhadhoroh Ahad Malam/ba’da magri-Isa’ 1 kali dalam 1 pekan All santri
2 Tahsin dan Taklim Ibadah Ahad malam-kamis malam 4 kali dalam 1 pekan 2 dan 4
3 Tahfiz Ahad malam-Rabu malam 4 kali dalam 1 pekan 6 dan 8
4 Tahfiz khusus Ahad malam-Rabu malam 4 kali dalam 1 pekan 6 dan 8
5 Bakat dan minat Sabtu malam 1 kali dalam 1 pekan All santri

Kemudian yang paling menarik, bahawa buku. Disamping itu dosen memberikan
mahasiswa tahun tersebut cinta membaca, ulangan lisan dengan cara membaca kitab dan
sehingga mereka diwajibkan untuk membeli menulisnya. Dengan demikian mahasiswa jadi

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 20
PROGRAM MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN CURUP: SOLUSI MENGATASI RENDAHNYA KEMAMPUAN
MAHASISWA MEMBACA AL-QUR’AN
tertantang, baik dari dosen maupun tuntutan SAW., dalam mendidik manusia ke jalan yang
dari diri mahasiswa tersebut, dengan demikian benar (Warsah & Uyun, 2019). Hal ini terbukti
menuntut mahasiswa tersebut harus berjuang bahwa Ma’had IAIN Al-Jamiah IAIN Curup
untuk mendapatkan nilai yang bagus. Sebagai berusaha keras dalam mengatasi masalah
mana dahulu bahwa dosen sangat terkenal mahasiswa terkait rendahnya kemampuan
dengan istilah “killer” nya, bahkan ada istilah membaca dan menulis al-Qura’ mahasiwa.
bahwa “nilai A adalah dari Tuhan”. Dengan Sehingga berbagai upaya telah dilakukan baik
demikian mahasiswa ketika itu tertantang dan pada masa STAIN Curup bahkan sampai pada
dituntut harus bisa, melalui berbagai upaya dan ketikan alih status menjadi IAIN semakin
usaha yang gigih, termasuk berusaha dengan diperketat proses penjaringan mahasiswa ketika
giat agar dapat menulis Arab terutama ayat-al- penerimaaan mahasiswa baru dengan cara tes
Qur’an dan juga hadis dengan baik. Kemudian seleksi kemudian di kelompokan berdasarkan
program Ma’had juga berlaku pada seluruh kemampuan mereka lalu, selama perkuliahan
mahasiswa IAIN Curup meskipun tidak mukim, diberikan standar kelulusan dengan nilai paling
hanya saja jadualnya dilaksanakn pada siang kecil 70 dapat dintyatakan lulus, kemudian
hari. diberikan waktu perbaikan sampai tiga kali.
Melihat phenomena ini tentuk dosen tidak Kemudian di ada program praktikum ibadah
harus berputus asa dalam menyikapi realitas satu dan dua, kemudian kelulusan ketoga mata
mahasiswa dulu dan sekarang, paling tidak kuliah tersebut diterbitkan sertifikat kelulusan
setiap dosen terutama para murabby yang dan berfungsi sebagai syarat penyelesaian
tergabung dalam Ma’had al-Jamiah untuk proses akademik. Evaluasi kegiatan Program
memotivasi –karena motivasi mempunyai Ma’had Al-Jamiah IAIN Curup selama dua
peranan penting bagi seseorang (Warsah et al., tahun berjalan, tentang kemampuan mahasiswa
2019) dan mengajak mahasiswa kepada dalam membaca dan menulis al-Qur’an (Tabel
kemampuan membaca al-Qur’an lebih baik lagi, 3).
paling tidak dapat mencontoh gaya Rasulullah
Tabel 3. Data Mahasiswa IAIN Curup yang sudah lulus tahsin dan tahfiz Program Ma’had Al-Jamiah
TA. 2019
Semester Jumlah
IV VI VIII
No Prodi II /jumlah/yang
/jumlah/yang /jumlah/yang /jumlah/yang
lulus/blm lulus
lulus/blm lulus lulus/blm lulus lulus/blm lulus
11 PAI 210/140/70 175/140/35 161/140/21 140/131/9 686
Perbankan
22 180/144/36 150/114/36 150/126/24 138/120/18 618
syaria’
33 PGMI 180/144/36 16132/30 168/144/24 123/105/18 632
44 PBI 75/54/21 68/56/12 62/53/9 53/ 48/5 358
45 BKI 50/34/16 40/31/9 52//48/4 48/46/2 190
56 MPI 40/ 30/10 38/30/8 35/28/7 32/29/3 145
67 PA 53/44/9 44/36/8 42/39/4 40 179
8 PBA 32 30 30 27 119
89 KPI 75/64/11 72/63/9 68//635 60 275
910 IQT 32 30 28 28 118
Jumlah/yang lulus/belum lulus 3320/2466/854
Sumber: Dokumen Ma’had al-Jamiah IAIN Curup tahun 2019

Mencermati narasi tabel di atas, jumlah kemampuan mahasiswa dalam membaca dan
mahasiswa yang aktif pada tahun 2019 sampai menulis al-Qur’an mengalami peningkatan
2020 dapat di klasifikasikan: jumlah mahasiswa dibandingkan tahun sebelumnya sebagai mana
sebanyak 3320 orang dan yang lulus sebanyak data yang telah diuraikan sebelumnya.
2466 dan yang dinyatakan belum lulus
sebanyak 845 orang. Dengan demukian bahwa PENUTUP
program Ma’had dalam mengatasi rendahnya

21 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
RAPIA ARCANITA

Berdasarkan hasil penelitian tentang Islam di Era Masyarakat Ekonomi


upaya Mah’had Al-Jamiah IAIN Curu dalam Asean). Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam
mengatasi lemahnya kemampuan mahasiswa Dan Isu-Isu Sosial, 15(2), 1–14.
dalam membaca dan menulis al-Qur’an, dapat Ali, N. (2012). Inovasi Kurikulum Lembaga
di simpulkan Pertama Program Ma’had Al- Pendidikan Tenaga Kependidikan
Jami’ah cukup representatif dalam Perguruan Tinggi Agama Islam. El-
meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang Hikmah.
al-Qur’an. Kedua kegiatan ma’had menawarkan
menerapkan model pendidikan semi pondok Amir, M. (2019). Implementasi Pendidikan
pesantren dalam bentuk klasikal. Ketiga Karakter Religius pada Siswa melalui
Ma’had al-Jamiah IAIN Curup menjadikan Kegiatan Tahsin Tahfidzul Quran dengan
ketiga materi (Tahsin al-uran, Praktek Ibadah I Metode Tsaqifa. Buletin Pengembangan
dan II sebgai syarat untuk bisa mengikuti KK, Perangkat Pembelajaran, 1(1), Article 1.
PPL, Magang, Kopmrehensif dan sidang https://doi.org/10.23917/bppp.v1i1.9791
Munaasyah) sangat memacu mahasiswa dalam Arsyad, A., & Salahudin, S. (2018). Hubungan
penguasaan bacaan al-Qur’an. Sehingga Kemampuan Membaca Al Qur'an
program ma’had tersebut bukan hanya dan Minat Belajar Siswa dengan Hasil
diwajibkan bagi mahasiswa yang berada di Belajar Pendidikan Agama Islam (Pai).
asrama manun di juga ditawarkan kepada Edukasi, 16(2), 294352.
seluruh mahasiswa IAIN Curup. https://doi.org/10.32729/edukasi.v16i2.4
76
UCAPAN TERIMAKASIH
Atas selesainya artikel ini, saya Ashadiqhi, M. H., Erlansari, A., & Coastera, F.
menghaturkan terima kasih kepada pimpinan F. (2020). Aplikasi Pembelajaran Ilmu
IAIN Curup melalui DIPA 2017 yang telah Tajwid Berbasis Android. Rekursif :
mendanai risetnya. Kepada pimpinan LPPM Jurnal Informatika, 8(1), Article 1.
IAIN Curup, dosen, dan mahasiswa, juga saya https://ejournal.unib.ac.id/index.php/reku
haturkan terima kasih atas kesediaan dan rsif/article/view/9641
dukungan dalam mengumpulkan data dan Dacholfany, M. I. (2015). Reformasi
informasi yang relevan. Kepada bapak Dr, Idi Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era
Warsah, M.Pd.I selaku Reviewer penelitian, Globalisasi. AKADEMIKA: Jurnal
sekaligus yang menjadi pembimbing penelitian, Pemikiran Islam, 20(1), 173–194.
laporan serta penulisan artikel ini, juga tidak
lupa saya ucapkan banyak terima kasih. Damami, M. (2017). Kegiatan Diskusi “Jumat
Malam” Di Uin Sunan Kalijaga:
DAFTAR PUSTAKA Perspektif Mutu Perguruan Tinggi. Jurnal
Sosiologi Agama, 10(1), 65–80.
Ahmadiansah, R. (2019). Model Dakwah dalam
Pelayanan Pasien. IJIP : Indonesian Darwis, M. (2018). Kompetensi lulusan (out-
Journal of Islamic Psychology, 1(2), 215– put) Perguruan Tinggi Agama Islam
242. (PTAI) dalam menghadapi era
https://doi.org/10.18326/ijip.v1i2.215- globalisasi. FITRA, 1(2).
242 Ghofir, A. (2008). Peran perguruan tinggi
Akbar, G. (2013). Metode Pembelajaran agama islam negeri (ptain) dalam
Alquran Melalui Media Online. IJNS - memasuki era kompetisi global. El
Indonesian Journal on Networking and Harakah Jurnal Budaya Islam, 5(2), 9–
Security, 2(1), Article 1. 18.
https://doi.org/10.1123/ijns.v2i1.81 Iskandar, S. (2016). Studi AlQuran dan
Akrom, A. H., & Hulaimi, A. (2017). Perguruan Integrasi Keilmuan: Studi Kasus UIN
Tinggi Islam di Indonesia Tantangan & Sunan Gunung Djati Bandung. Wawasan:
Peluang Di Masa Depan: (Studi Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya,
Tantangan dan Peluang Perguruan Tinggi 1(1), 86–93.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 22
PROGRAM MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN CURUP: SOLUSI MENGATASI RENDAHNYA KEMAMPUAN
MAHASISWA MEMBACA AL-QUR’AN
Jafrizal, J. (2019). Hubungan Perhatian Orang Sada, H. J. (2015). Pendidik Dalam Perspektif
Tua dan Lingkungan Sekolah Dengan Al-Qur’an. Jurnal Pendidikan Islam, 6,
Kemampuan Membaca al-Quran Siswa 13.
SMP Negeri di Kota Serang. T [Diploma, Shihab, M. Q. (2000). Tafsir al-Misbah Pesan,
UIN SMH BANTEN]. kesan dan keserasian al-Qur’an, Vol. II
http://repository.uinbanten.ac.id/4017/ Cet. I. Jakarta: Penerbit Lentera Hati.
Jamhuri, M. J. M. (2016). Penggunaan metode Siregar, I. I. (2018). Penerapan Metode iqro’
drill dalam meningkatkan kemampuan dan Pengaruhnya terhadap Kemampuan
membaca al-qur’an siswa di smk membaca Al-Qur’an murid MDA
dewantoro purwosari. Al Murabbi, 1(2), Muhammadiyah Bonan Dolok. Al-
201–216. Muaddib : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan
Juanda, A. (2014). Integrasi Ilmu Alam (Sains) Keislaman, 3(1), Article 1.
Dan Agama Berbasis Kurikulum Grass https://doi.org/10.31604/muaddib.v1i1.3
Roots Di Perguruan Tinggi Islam. 70
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Syah, F., Bustami, B., & Nisa, C. C. (2018).
Sains, 3(1), 79–88. Sistem Pendeteksi Pola Tajwid Wajibul
Mardhiyah, U. A. (2017). Efektivitas Ghunnah Pada Surat Al-Waqiah
pembelajaran baca tahsin hafalan al- Menggunakan Metode Sokal & Sneath.
qur’an (bthq) dalam meningkatkan TECHSI - Jurnal Teknik Informatika,
hafalan al-qur’an peserta didik di sdit 10(2), 01–14.
luqman al hakim yogyakarta. https://doi.org/10.29103/techsi.v10i2.904
https://core.ac.uk/reader/129392720 Unaradjan, D. D. (2019). Metode penelitian
Masduki, Y. (2018). Implikasi Psikologis Bagi kuantitatif. Penerbit Unika Atma Jaya
Penghafal Al-Qur’an. Medina-Te: Jurnal Jakarta.
Studi Islam, 14(1), 18–35. Warsah, I. (2020a). Islamic Psychological
Mildayanti, I., I Ketut Resika Arthana, S. T., & Analysis Regarding To Raḥmah Based
I Gede Mahendra Darmawiguna, S. K. Education Portrait At IAIN Curup.
(2016). Pengembangan Game Edukasi Psikis : Jurnal Psikologi Islami, 6(1), 29–
“Tajwid Al Qur’an” Berbasis Android. 41.
Karmapati (Kumpulan Artikel https://doi.org/10.19109/psikis.v6i1.3941
Mahasiswa Pendidikan Teknik
Warsah, I. (2020b). Religious Educators: A
Informatika), 5(2), 249–258. Psychological Study of Qur’anic Verses
https://doi.org/10.23887/karmapati.v5i2.
Regarding al-Rahmah. AL QUDS : Jurnal
8302 Studi Alquran Dan Hadis, 4(2), 275–298.
Miles, M. B., Huberman, M. A., & Saldana, J. https://doi.org/10.29240/alquds.v4i2.176
(2014). Drawing and verifying 2
conclusions. Qualitative data analysis: A Warsah, I., Karolina, A., & Hardiyanti, Y. S. D.
methods sourcebook. (2020). Sense Of Humor
Nata, A. (2016). Pendidikan dalam Perspektif Relevansinyaterhadap Teaching Style
Al-Qur’an. Prenada Media. (Telaah Psikologi Pendidikan Islam). Ar-
Pomalingo, S. (2014). Perguruan Tinggi dan Risalah: Media Keislaman, Pendidikan
Dan Hukum Islam, 18(2), 247–267.
Transformasi Nilai-Nilai Islam dalam
Konteks Sosial-Budaya Masyarakat Warsah, I., Masduki, Y., Imron, I., Daheri, M.,
Indonesia. Jurnal Ilmiah Peuradeun, & Morganna, R. (2019). Muslim Minority
2(3), 119–134. in Yogyakarta: Between Social
Relationship and Religious Motivation.
Roulston, K. (2014). Analysing interviews. The
QIJIS (Qudus International Journal of
SAGE Handbook of Qualitative Data
Islamic Studies), 7(2), 367–398.
Analysis, 297–312.
https://doi.org/10.21043/qijis.v7i2.6873

23 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
RAPIA ARCANITA

Warsah, I., & Uyun, M. (2019). Kepribadian Qur’aN Dan Mengajarkannya” Dalam
Pendidik: Telaah Psikologi Islami. Perspeftif Naql. Jurnal Al-Fawa’id, 9(2),
Psikis : Jurnal Psikologi Islami, 5(1), 62– 92–105.
73.
https://doi.org/10.19109/Psikis.v5i1.3157
Wedra, A. (2018). Studi Tentang Produktivitas
Dosen (Pengaruh Persepsi Motivasi,
Iklim Kerja, dan kepemimpinan Terhadap
Produktivitas Dosen di Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Bukittinggi).
Yakin, M. C. (2019). Studi HadiTh “Sebaik-
Baik Kalian Adalah Yang Belajar Al- .

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 24

You might also like