Wijaya 2018

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Median Volume X Nomor 3 Bulan Oktober 2018

Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca


sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik Ikan Nila,
Ikan Lele Dan Ikan Pelangi
Ranti Wijaya dan Nurul Fajeriana M.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong

matrenku@gmail.com

ABSTRACT
Lettuce (Lactuca sativa L.) is one plant that has many benefits and has a high
economic value. Therefore lettuce cultivation has great potential to be developed.
However, the condition of agricultural land in Indonesia is limited, requiring the
selection of an efficient alternative cultivation system so as to be able to maintain the
yield and growth of lettuce.
The aquaponics system is a promising system. In addition to getting results from
lettuce plants can also use directly the fish waste that is cultivated. This study aims to
determine the effect of the use of tilapia, catfish and rainbow fish in the aquaponics system
on the growth and yield of lettuce.
The results of the study are expected to contribute to the development of lettuce
cultivation techniques. Aquaponic systems used in this study were aquaponics of tilapia
(A1), aquaponics of catfish (A2), aquaponics of rainbow fish (A3) and controls (A0). The
research was carried out at the Unit 1 Aimas Hydroponic Garden, Sorong Regency, from
June to August 2018.
There is an effect of treatment of the aquaponic system of Tilapia, Catfish and
Rainbow Fish towards the growth and yield of lettuce at 35 days after planting.
Aquaponic treatment of ornamental fish has the highest value and has a significant effect
on the character of the number of lettuce leaves in all treatments except aquaponic
treatment of tilapia. Whereas the aquaponic treatment of Catfish has the best value in
observing the ratio of root loss.

Keywords : lettuce, aquaponics, tilapia, catfish, rainbow fish

ABSTRAK
Selada (Lactuca sativa) merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak
manfaat dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Oleh karena itu budidaya selada
memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Akan tetapi, kondisi lahan pertanian di
Indonesia yang terbatas, mengharuskan memilih alternatif sistem budidaya yang efisien
sehingga mampu tetap menjaga hasil dan pertumbuhan tanaman selada. Sistem akuaponik
merupakan sistem yang cukup menjanjikan. Selain mendapatkan hasil dari tanaman
selada juga dapat memanfaatkan secara langsung limbah ikan yang dibudidayakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ikan nila, ikan lele
dan ikan pelangi dalam sistem akuaponik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
selada. Hasil dari penelitian diharapkan bisa berkontribusi dalam pengembangan teknik
budidaya tanaman selada.

Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik 14
Median Volume X Nomor 3 Bulan Oktober 2018

Sistem akuaponik yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuaponik ikan nila
(A1), akuaponik ikan lele (A2), akuaponik ikan pelangi (A3) dan kontrol (A0).
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kebun Hidroponik Aimas Unit 1, Kabupaten Sorong,
pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2018.
Terdapat pengaruh perlakuan sistem akuaponik Ikan Nila, Ikan Lele dan Ikan
Pelangi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada pada umur 35 hari setelah tanam.
Perlakuan akuaponik Ikan Hias memiliki nilai tertinggi dan berpengaruh nyata pada
karakter jumlah daun tanaman selada pada semua perlakuan kecuali perlakuan akuaponik
Ikan Nila. Sedangkan perlakuan akuaponik Ikan Lele memiliki nilai terbaik pada
pengamatan nisbah pupus akar.

Kata kunci : selada, akuaponik, ikan nila, ikan lele, ikan pelangi

PENDAHULUAN juga dapat memanfaatkan secara


langsung limbah ikan yang
Selada (Lactuca sativa L.) dibudidayakan.
merupakan tanaman yang dikenal Pada penelitian Delaide dkk.
memiliki banyak manfaat. Kandungan (2016) hidroponik menunjukkan
gizi dalam selada diantaranya, fosfor, penampilan tanaman yang lebih baik
besi, iodium, tembaga, seng, kobalt, dibanding dengan akuaponik. Namun
kalsium, mangan dan potasium. Dengan demikian pada hasil penelitian Satria dkk
kandungan yang demikian selada (2015) disimpulkan bahwa sistem
memiliki khasiat yang cukup baik dalam biofilter akuaponik mampu
menjaga kesehatan tubuh. meningkatkan performa ikan lele.
Selain kandungan gizi yang Biofilter dalam penelitian tersebut
tinggi, selada merupakan tanaman menggunakan tanaman kangkung yang
hortikultura yang memiliki prospek dan sudah biasa ada di tengah-tengah
nilai komersial yang cukup tinggi, masyarakat Papua Barat. Demikian pula
semakin bertambahnya penduduk penelitian yang dilakukan Ristiawan dkk
Indonesia serta meningkatnya kesadaran (2012), menunjukkan sistem akuaponik
pemerintah akan kebutuhan gizi berpengaruh terhadap perbaikan kualitas
menyebabkan bertambahnya permintaan air media pendederan ikan nila,
akan sayuran (Mas’ud, 2009). Ditinjau khususnya reduksi kandungan amonia
dari beberapa aspek yaitu teknis, bisnis (NH3). Pada penelitian tersebut juga
dan ekonomis, selada layak diusahakan menggunakan tanaman kangkung.
untuk memenuhi permintaan konsumen Sehingga penting untuk dilakukan
yang cukup tinggi dan peluang pasar penelitian menggunakan tanaman yang
internasional yang cukup besar memiliki nilai ekonomis yang lebih
(Haryanto dkk, 1995). tinggi yaitu tanaman selada.
Semakin terbatasnya lahan Ikan pelangi merupakan salah satu
pertanian di Indonesia, mengharuskan jenis ikan hias yang beberapa jenisnya
memilih alternatif sistem budidaya yang asli Papua. Ikan tersebut mulai banyak
bisa digunakan dan mampu tetap dibudidayakan. Sedangkan ikan nila dan
menjaga hasil dan pertumbuhan tanaman lele merupakan ikan air tawar yang
selada. Sistem akuaponik merupakan cukup digemari. Mengingat kondisi ini
sistem yang cukup menjanjikan. Selain maka perlu juga memanfaatkan kolam
mendapatkan hasil dari tanaman selada

Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik 15
Median Volume X Nomor 3 Bulan Oktober 2018

pembiakan ikan nila, lele dan pelangi dilubangi. Adapaun tempat ikan berupa
sebagai media tanam tanaman selada. bak plastik.
Penyemaian Benih dan
BAHAN DAN METODE Penanaman. Benih selada disemai pada
Penelitian dilakukan di kebun media rockwall. Setelah berusia 2
hidroponik, Aimas Unit 1, Kabupaten minggu (selada berdaun 4) dipindahkan
Sorong. Pada Bulan Juli-Agustus 2018. ke akuaponik kit.
Bahan yang digunakan yaitu Pembersihan. Filter penyaring
sayuran selada, air, Ikan Nila, Ikan Lele akan dibersihkan untuk menjaga media
dan Ikan Pelangi. Adapun alat yang dari kotoran ikan yang bersifat
digunakan berupa kit akuaponik, ember menggumpal.
plastik, timbangan analitik, pH meter, Panen. Pemanenan dilakukan
penggaris dan alat tulis menulis. setelah tanaman selada siap untuk
Metode penelitian yang digunakan dipanen. Pengamatan yang dilakukan
adalah metode Rancangan Acak yaitu menghitung berat berangkasan
Lengkap dengan tiga perlakuan, yaitu (berangkasan atas dan bawah).
akuaponik ikan nila (A1), akuaponik
ikan lele (A2) akuaponik ikan pelangi Dalam percobaan ini terdapat dua
(A3). Sebagai pembanding diberikan variabel yaitu variabel bebas (perlakuan)
kontrol perlakuan akuaponik selada dan variabel terikat (respons). Variabel
tanpa investasi ikan (A0). Penelitian ini respons terdiri dari pengamatan
dilakukan dengan menggunakan tiga kali penunjang dan pengamatan utama.
ulangan. Dalam setiap perlakuan dipakai Pengamatan penunjang adalah
10 tanaman selada. pengamatan yang datanya digunakan
Teknik pengumpulan data yang untuk mendukung pengamatan utama,
dipakai untuk memperoleh data yang meliputi pengamatan lingkungan yaitu
berhubungan dengan masalah yang akan suhu udara diukur pada pagi, siang dan
diteliti adalah dengan Studi Kepustakaan sore hari. Posisi pengukuran dilakukan
(Library research). Dilakukan dengan di sekitar sistem. Suhu air diukur di
maksud untuk menggali teori-teori dasar masing-masing perlakuan. Adapun
dan konsep-konsep yang berhubungan derajat keasaman (pH) dilakukan dengan
dengan penelitian serta orientasi yang melakukan pengamatan pada talang
luas mengenai topik yang dipilih guna dilakukan dengan mengukur pH
mendapatkan data sekunder. menggunakan pHmeter. Pengambilan
Adapun Penelitian Lapangan (field dan pengukuran data dilakukan
research), cara ini dilakukan dengan seminggu sekali untuk mengetahui
mengadakan peninjauan langsung keadaan nutrisi pada sistem akuaponik.
terhadap objek penelitian untuk Pengamatan dilakukan terhadap
memperoleh data primer. Adapun tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,
tahapan penelitian di lapangan adalah bobot segar pertanaman, dan nisbah
sebagai berikut. pupus akar. Tinggi tanaman diukur dari
Penyiapan Media Tanam. pangkal batang sampai daun terpanjang.
Membuat akuaponik kit dilakukan Jumlah daun dihitung dari daun-daun
sebagai media tumbuh tanaman selada. yang tumbuh sempurna. Luas daun
Akuaponok kit menggunakan talang dihitung pada sampel daun yang sudah
yang dibelah menjadi dua, belahan yang terbuka sempurna. Dilakukan pada 21
kedua dijadikan sebagai tutup dan hst, 27 hst dan 35 hst. Pengamatan bobot

Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik 16
Median Volume X Nomor 3 Bulan Oktober 2018

segar per tanaman (hasil) dan Nisbah Bila rata-rata dua populasi sampel lebih
Pupus Akar dilakukan 35 hst. kecil atau sama dengan nilai BNJ, maka
Rumus : NPA = WP/WA dinyatakan tidak berbeda nyata.
Keterangan :
NPA = nisbah pupus akar HASIL DAN PEMBAHASAN
WP = bobot pupus
WA = bobot akar Hasil Pengamatan Penunjang
Selama penelitian berlangsung
Analisis Data terdapat gannguan yang relatif sedikit,
Data hasil penelitian ditampilkan yang diakibatkan oleh air hujan yang
dalam bentuk tabel, selanjutnya sebagian masuk. Tidak ditemukan
membandingkan nilai rata-rata setiap serangan hama dan penyakit tumbuhan.
perlakuan. Perlakuan terdiri dari A0 Adapun suhu di tempat penelitian
(Kontrol), A1 (Akuaponik Ikan Nila), pagi hari rata-rata suhu adalah 23oC.
A2 (Akuaponik Ikan Lele), A3 Sedangkan di siang hari berkisar 34oC
(Akuaponik Ikan Pelangi). Variabel- dan sore hari sekitar 26oC. Suhu air di
variabel yang diuji adalah tinggi pagi hari rata-rata 23oC, siang hari 33oC
tanaman, jumlah daun, lebar daun, bobot dan sore hari 25oC.
segar pertanaman, dan nisbah pupus Rata-rata tingkat keasaman pada
akar. Ikan Nila sebesar 7,5. Tingkat keasaman
Jika dari hasil analisis sidik pada Ikan Lele sdan Ikan Pelangi sebesar
ragam (Anova) terdapat keragaman yang 7,6. Sedangkan tingkat keasaman pada
nyata maka dilanjutkan dengan kontrol sebesar 8.
pengujian Beda Nyata Jujur (α = 0,05%), Hasil Pengamatan Utama
menurut Gomez & Gomez sebagai
berikut : 1. Jumlah Daun
2𝑠2 Hasil analisis statistik terhadap jumlah
BNJ0,05 = t0,05 √
𝑟 daun tanaman selada pada umur 21 hari
Keterangan : setelah tanam (hst), dan 28 hst
BNJ0,05 = beda nyata jujur pada taraf menunjukkan bahwa H0 diterima
nyata 5% sehingga tidak dianalisis lebih lanjut.
t0.05 = nilai t tabel pada taraf nyata Sedangkan pada umur 35 hst
5% menunjukkan bahwa semua jenis
s2 = kuadrat tengah galat perlakuan akuaponik berbeda nyata
r = ulangan dengan kontrol.

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Akuaponik dengan Ikan Nila, Ikan Lele dan Ikan Pelangi
terhadap Jumlah Daun Selada
No Perlakuan Rata-rata Jumlah Daun (Helai) pada
umur 35 hst
1 Kontrol 6,67 a
2 Ikan Nila 9,33 bc
3 Ikan Lele 9,00 b
4 Ikan Pelangi 10,67 c
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5% dan 1%.

Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik 17
Median Volume X Nomor 3 Bulan Oktober 2018

Perlakuan akuaponik Ikan Nila


tidak berbeda nyata dengan Ikan Lele 2. Tinggi Tanaman
dan Ikan Pelangi. Sedangkan perlakuan Hasil analisis statistik terhadap
akuaponik Ikan Lele berbeda nyata tinggi tanaman selada pada umur 21 hst
dengan ikan pelangi. Perlakuan dan 28 hst menunjukkan bahwa H0
akuaponik Ikan Pelangi memiliki nilai diterima sehingga tidak diadakan uji
jumlah daun tertinggi dibandingkan lanjut. Sedangkan pada umur 35 hst
dengan perlakuan lainnya. terdapat perbedaan pengaruh diantara
masing-masing perlakuan akuaponik.

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Akuaponik dengan Ikan Nila, Ikan Lele dan Ikan Pelangi
terhadap Tinggi Tanaman Selada
No Perlakuan Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) pada
Umur 35 hst
1 Kontrol 7,4 a
2 Ikan Nila 17,9 b
3 Ikan Lele 20,9 b
4 Ikan Pelangi 20,2 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5% dan 1%.

Seluruh perlakuan akuaponik yaitu 3. Luas Daun


Ikan Nila, Ikan Lele dan Ikan Pelangi Hasil analisis statistik
memberikan pengaruh yang nyata menunjukkan bahwa pada umur 21 hst
terhadap Kontrol. Akuaponik dengan dan 28 hst Hipotesis 0 diterima, sehingga
Ikan Lele memberikan nilai tertinggi tidak diadakan uji lanjut. Sedangan pada
tetapi tidak berbeda nyata dengan umur 35 hst terdapat perbedaan
perlakuan akuaponik Ikan Nila dan Ikan pengaruh masing-masing perlakuan.
Pelangi.

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Akuaponik dengan Ikan Nila, Ikan Lele dan Ikan Pelangi
terhadap Luas Daun Tanaman Selada
No Perlakuan Rata-rata Luas Daun (cm2) pada
Umur 35 hst
1 Kontrol 6,12 a
2 Ikan Nila 12,76 b
3 Ikan Lele 16,63 b
4 Ikan Pelangi 13,65 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Perlakuan akuaponik Ikan Nila, tetapi tidak berbeda nyata dengan


Ikan Lele dan Ikan Pelangi secara perlakuan akuaponik lainnya.
keseluruhan berbeda nyata terhadap 4.Berat Basah
Kontrol menurut uji BNJ pada taraf 5%. Hasil analisis statistik
Perlakuan akuaponik dengan Ikan Lele menunjukkan bahwa pada umur 35 hst
memiliki nilai tertinggi yaitu 16,63 cm 2 terdapat perbedaan diantara perlakuan.

Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik 18
Median Volume X Nomor 3 Bulan Oktober 2018

Seluruh perlakuan akuaponik berbeda


nyata denga kontrol.

Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Akuaponik dengan Ikan Nila, Ikan Lele dan Ikan Pelangi
terhadap Berat Basah Tanaman Selada
No Perlakuan Rata-rata Berat Basah (gram) pada
Umur 35 hst
1 Kontrol 4,00 a
2 Ikan Nila 11, 33 b
3 Ikan Lele 12,33 b
4 Ikan Pelangi 14,33 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Hasil uji lanjut menggunakan uji 5. Nisbah Pupus Akar


beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5% Sesuai dengan hasil analisis
menunjukkan bahwa perlakuan statistik bahwa terdapat perbedaan
akuaponik dengan Ikan Nila, Ikan Lele diantara perlakuan. Semua perlakuan
dan Ikan Pelangi, ketiganya tidak baik akuaponik dengan Ikan Nila, Ikan
menunjukkan perbedaan yang nyata. Lele dan Ikan Pelangi menunjukkan
Namun demikian perlakuan akuaponik hasil yang berbeda nyata dengan kontrol.
dengan Ikan Pelangi memiliki nilai yang
tertinggi yaitu 14,33 gram.

Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Akuaponik dengan Ikan Nila, Ikan Lele dan Ikan Pelangi
terhadap Nisbah Pupus Akar Tanaman Selada
No Perlakuan Rata-rata Nisbah Pupus Akar pada
Umur 35 hst
1 Kontrol 2,67 a
2 Ikan Nila 4,13 b
3 Ikan Lele 5,63 c
4 Ikan Pelangi 4,60 bc
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5% dan 1%.

Perlakuan akuaponik dengan Ikan Tingkat keasaman air yang


Lele menunjukkan nilai tertinggi, yang dialirkan dalam sistem akuaponik ke
berbeda nyata dengan perlakuan Ikan area tanaman selada sangat menentukan
Nila, akan tetapi tidak berbeda nyata pertumbuhan yang berpengaruh
dengan perlakaun Ikan Pelangi. terhadap hasil tanaman tersebut. Pada
Sedangkan perlakuan akuaponik Ikan kontrol yang mana air murni tanpa ada
Nila berbeda nyata dengan perlakuan perlakuan apapun menunjukkan nilai pH
Ikan Lele akan tetapi tidak berbeda nyata tinggi. Kondisi ini berarti kontrol
dengan Ikan pelangi. bersifat basa. Ini menunjukkan pula
Pembahasan control miskin akan zat hara yang
dibutuhkan oleh tanaman selada.
Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik 19
Median Volume X Nomor 3 Bulan Oktober 2018

Adapun nilai derajat keasaman nyata di fase awal yaitu pada usia 21 hst
pada perlakuan akuaponik Ikan Nila dan 28 hst. Kondisi ini diprediksi akibat
sebesar 7,5 tidak terpaut jauh dengan kandungan sisa-sisa makanan dan feses,
Ikan lele dan Ikan Pelangi yang memiliki baik Ikan Nila, Ikan Lele ataupun Ikan
nilai 7,6. Ini menunjukkan kondisi yang Pelangi masih sedikit dan belum
hampir sama dan kandungan nutrisi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
tidak jauh berbeda. tanaman selada.
Pertumbuhan tanaman selada
belum menunjukkan hasil yang berbeda

Gambar. Tanaman selada umur 35 hst dengan perlakuan akuaponik dengan Ikan
Nila, Ikan Lele, Ikan Pelangi dan Kontrol.

Pada tanaman selada yang nutrisi lebih tersedia untuk pertumbuhan


berumur 35 hst sudah menunjukkan tanaman selada khususnya pada karakter
perbedaan nyata dengan kontrol. Ini jumlah daun.
diakibatkan akumulasi sisa-sisa Adapun pada pengamatan tinggi
makanan dan feses Ikan Nila, ikan lele tanaman, luas daun dan berat basah tidak
dan Ikan Pelangi mulai berpengaruh menunjukkan perbedaan yang nyata
terhadap pertumbuhan tanaman selada. diantara perlakuan akuaponik dengan
Sisa-sisa makanan dan feses ikan Ikan Nila, Ikan Lele, dan Ikan Pelangi.
memiliki kandungan nitrat dan Sedangkan pada pengamatan nisbah
ammonium yang pada akhirnya pupus akar perlakuan akuaponik Ikan
diperlukan dalam proses pembentukan lele berbeda nyata denga perlakuan
sel-sel tumbuhan. lainnya. Kondisi sebagian besar karakter
Pada pengamatan jumlah daun, pertumbuhan yang diamati tidak berbeda
perlakuan akuaponik dengan Ikan nyata diakibatkan dari jenis makanan
Pelangi memiliki nilai terimggi dan yang sama, sehingga menyediakan
berbeda nyata dengan perlakuan Ikan nutrisi yang sama bagi pertumbuhan
Lele dan kontrol, namun tidak berbeda tanaman. Jenis dari makanan diduga
nyata dengan Ikan Nila. Kondisi ini akan mempengaruhi kandungan nutrisi
diduga konsumsi yang berbeda antara pada fesesnya. Sehingga apabila
Ikan Pelangi dengan Ikan Lele, sehingga makanan yang diberikan kepada ikan
mengakibatkan sisa-sisa makanan yang pada masing-masing perlakuan sama
lebih banyak. Sisa-sisa makanan yang akan menghasilkan nutrisi yang
lebih banyak tersebut mengakibatkan terkandung dalam feses juga sama.

Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik 20
Median Volume X Nomor 3 Bulan Oktober 2018

Demikina pula dengan sisa-sisa dan Hasil tanaman Selada.


makanan dapat dipastikan memiliki Program Studi Budidaya
kandungan nutrisi yang sama. Pertanian. Fakultas Pertanian.
Universitas Tadulako. Palu.
KESIMPULAN Mulqan, M., El Rahimi, S. A., &
1. Terdapat pengaruh perlakuan sistem Dewiyanti, I. (2017).
akuaponik Ikan Nila, Ikan Lele dan Pertumbuhan dan Kelangsungan
Ikan Pelangi terhadap pertumbuhan Hidup Benih Ikan Nila Gesit
dan hasil tanaman selada pada umur (Oreochromis niloticus) Pada
35 hari setelah tanam. Sistem Akuaponik Dengan Jenis
2. Perlakuan akuaponik Ikan Hias Tanaman Yang Berbeda. Jurnal
memiliki nilai tertinggi dan Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan
berpengaruh nyata pada karakter Perikanan Unsyiah Volume 2,
jumlah daun tanaman selada pada Nomor 1: 183-193
semua perlakuan kecuali perlakuan
akuaponik Ikan Nila. Sedangkan Putra. I., Pamukas, N. A. (2011)
perlakuan akuaponik Ikan Lele Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok
memiliki nilai terbaik pada sp) Dengan Resirkulasi, Sistem
pengamatan nisbah pupus akar. Aquaponik. Jurnal Perikanan dan
Kelautan 16,1 (2011) : 125-131
UCAPAN TERIMA KASIH Putra, I., Setiyanto, D. D.,
Ucapan terima kasih disampaikan Wahyjuningrum, D. (2011).
kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Pertumbuhan Dan Kelangsungan
Masyarakat Direktorat Jenderal Hidup Ikan Nila Oreochromis
Penguatan Riset dan Pengembangan niloticus Dalam Sistem Resirkulasi
Kementrian Riset, Teknologi dan . Jurnal Perikanan dan Kelautan
Pendidikan Tinggi yang telah 16,1 (2011) : 56-63
membiayai penelitian tersebut.
Rokhmah, N.A., Ammatillah, C. S &
DAFTAR PUSTAKA Sastro, Y. 2014. Vertiminaponik,
Mini akuaponik untuk Lahan
Delaide, B., Goddek, S., Gott, J., Sempit di Perkotaan. Buletin
Soyeurt, H., and Jijakli, M.H. Pertanian Perkotaan Volume 4
(2016). Lettuce (Lactuca sativa L. Nomor 2.
Var Sucrine) Growth Performance
in Complemented Aquaponic Rubatzky, V. E. & Yamaguchi, M.
Solution Outperforms (1998). Sayuran Dunia 1. ITB
Hydroponics. Water. Press.
Gomez, K. A., & Gomez, A. A. (1995). Samadi, B. Ir. (2015). Rahasia Budidaya
Prosedur Statistik untuk Penelitian Selada. Depok Timur.
Pertanian. UI-Press.Jakarta. Siregar, J., Trioyono, S., & Suhandy, D.
Haryanto., Tina S., & Rahayu, E. (1995) (2015). Pengujian Beberapa
Sawi dan Selada. Penebar Nutrisi Hidroponik pada Selada
Swadaya. Jakarta. (Lactuca sativa L.) dengan
Teknologi Hidroponik Sistem
Hidayati, M. (2009). Sistem Hidroponik Terapung Termodifikasi. Jurnal
dengan Nutrisi dan Media Tanam Teknik Pertanian Lampung Vol. 4
Berbeda terhadap Pertumbuhan No. 1

Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik 21
Median Volume X Nomor 3 Bulan Oktober 2018

Sunarjono, H. H. Drs. (2011). Bertanam Konvensional. Jurnal of


30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Agriculture Management and
Jakarta Technology, vol.4 no. 4
Wicaksana, S.N., Hastuti,S., & Arini, E. Yuwono, S.T. (2015). Pengaruh Macam
(2015). Performa Produksi Ikan Media Terhadap Pertumbuhan
Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan Hasil Tanaman Selada (
yang Dipelihara dengan Sistem Lactuca sativa L.) Hidroponik.
Biofilter Akuaponik dan Jurnal Agronomika Vol.09, No. 03

Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Dalam Sistem Akuaponik 22

You might also like