Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

NAMA : SITI SARAH NURFANISA RUSHMANA

NIM : P20624520039
PRODI : SARJANA TERAPAN + PROFESI BIDAN TINGKAT 2
MATA KULIAH : ASUHAN REMAJA, PRAKONSEPSI, DAN PRANIKAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRANIKAH TERHADAP


PENGETAHUAN
DAN SIKAP CALON PENGANTIN DI LUBUK BEGALUNG PADANG

Dewi Susanti,Yefrida Rustam, Alsri Windra Doni


(Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Abstract

Divorce rates in Indonesia in the last five years show a significant number where Indonesia
ranks fifth with 276,791 cases. The purpose of this study was to determine the effect of
premarital health education on the knowledge and attitudes of brides in Lubuk Begalung
Subdistrict, Padang City in 2017. The type of research was quasy experiment with
pretestposttest design. The study was conducted in KUA Lubuk Begalung District in
AprilJune2017. Population in this research bride and groom who came to KUA Lubuk Begalung
District during the research period were 19 couples taken by purposive sampling. Data collection
used questionnaires given before and after health education. Data analysis was done by
univariate and bivariate using Wilcoxon statistical test with computer. Results Research on 38
prospective brides showed that 31.6% of respondents were low knowledge before premarital
education and 97.4% were highly knowledgeable after premarital education, 76.3% were
negative before premarital education. There is the influence of premarital education on the
knowledge and attitudes of the bride and groom (p value 0.001 and 0.013) Conclusion there is
the effect of premarital health education on the knowledge and attitudes of brides in the District
of Lubuk Begalung Padang in 2017.

Keywords: Knowledge, Attitude, Pre-marital Health Education, Bridal Candidate.

Abstrak

Angka perceraian di Indonesia dalam lima tahun terakhir menunjukkan angka yang cukup
signifikan dimana Indonesia menempati urutan kelima dengan 276.791 kasus. Tujuan Penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan pranikah terhadap pengetahuan dan
sikap calon pengantin di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang Tahun 2017.Jenis penelitian
quasy eksperimen dengan rancangan pretest-posttest design.Penelitian dilakukan di KUA
Kecamatan Lubuk Begalung pada bulan April- Juni2017.Populasi dalam penelitian ini calon
pengantin yang datang ke KUA Kecamatan Lubuk Begalung selama waktu penelitian sebanyak
19 pasangan yang diambil secara purposive sampling.Pengumpulan data menggunakan
kuisioner yang diberikan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan.Analisis data dilakukan
secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik Wilcoxon dengan komputer.Hasil
penelitian terhadap 38 calon pengantin menunjukan bahwa 31,6% responden berpengetahuan
rendah sebelum pendidikan pranikah dan 97,4% berpengetahuan tinggi setelah pendidikan
pranikah, 76,3% bersikap negative sebelum pendidikan pranikah. Ada pengaruh pendidikan
pranikah tehadap pengetahuan dan sikap calon pengantin ( p value 0,001 dan 0,013)
Kesimpulan ada pengaruh pendidikan kesehatan pranikah terhadap pengetahuan dan sikap
calon pengantin di Kecamatan Lubuk Begalung Padang Tahun 2017.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pendidikan Kesehatan Pranikah, CalonPengantin.

PENDAHULUAN

Kasus perceraian sudah menjadi fenomena yang banyak terjadi pada saat sekarang ini,
Berdasarkan data Demografi Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Persatuan Bangsa Bangsa, kasus
perceraian di dunia tahun 2012 mencapai 5.685.602 kasus. Sementara itu di tahun 2011 Cina merupakan
angka perceraian tertinggi di dunia yaitu sebanyak 2.111.000 kasus, diikuti oleh Amerika Serikat dengan
877.000 kasus, kemudian Rusia dengan 669.376 kasus, selanjutnya Jepang dengan 235.719 kasus. Indonesia
menempati urutan kelima dengan 276.791 kasus perceraian.Angka perceraian di Indonesia dalam lima
tahun terakhir menunjukkan angka yang cukup siknifikan. Berdasarkan data tahun 2010 - 2014 , dari sekitar
dua juta pasangan menikah maka pasangan yang melakukan perceraian di pengadilan agama jumlahnya
mencapai sekitar tiga ratus ribu lebih atau 15% atau lebih. Perceraian tersebut dilakukan oleh suami
maupun istri dengan berbagai alasan.

Dari data perceraian yang ada di Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) RI,
alasan tidak lagi ada keharmonisan menjadi angka terbesar.Kemudian alasan tidak ada tanggung jawab,
alasan ekonomi, dan gangguan pihak ketiga.Pada tahun 2015 angka perceraian tertinggi juga terjadi di
Kota Padang dengan jumlah perceraian sebanyak 1.044 kasus, kemudian Kota Payakumbuh 568 pasangan,
dan Pariaman 530 pasangan. Daerah tingkat perceraian terendah yakni Agam 166 pasangan, Pesisir Selatan
183 pasangan, serta Solok Selatan 194 pasangan.Tingginya kasus perceraian selama tiga tahun terakhir
disebabkan faktor ekonomi lemah, sehingga menimbulkan masalah dalam rumah tangga antara suami istri
yang berujung perceraian.Berdasarkan data Pengadilan Agama kasus perceraian terbanyak di Kota Padang
pada tahun 2015 terjadi di Kecamatan Koto Tangah, yakni sebanyak 235 kasus. Disusul Lubuk Begalung
201 kasus, dan Kuranji 173 kasus.Pemerintah telah memiliki sebuah sarana yang dicanangkan untuk
mengurangi dan bahkan mencegah terjadi perceraian khususnya di lingkungan masyarakat muslim yaitu
Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dengan perangkat Pendidikan Calon
Pengantin (SUSCATIN) Oleh karena itu, dalam rangka menghindari persepsi pasangan suami-
istribahwasannya pembagian peran rumah tangga merupakan sesuatu yang baku, danselanjutnya juga
diharapkan dapat mengurangi tingginya angka perceraian diIndonesia, maka di sini peran Pendidikan
calon pengantin sangat menentukan.Dengan memberikan Kursus calon pengantin adalah pemberian bekal
pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan, dalam waktu singkat kepada calon pengantin tentang
kehidupan rumah tangga/ keluarga, dan kesehatan Pranikah.Hal ini merujuk pada Peraturan Dirjen Bimas
Islam No.DJ.II/491 Tahun 2009 sebagai dasar hukumnya.Jadi, pada dasarnya suscatin merupakan upaya
yang dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal ini BP4 untuk membekali calon pengantin dalam
menyongsong mahligai rumah tangga agar dalam praktek rumah tangga nanti keduanya ataupasangan
suami isteri memiliki dan mampu menerapkan bekal psikis dan ketrampilan dalam menghadapi setiap
problematika keluarga. Dengan demikian, cita-cita terbentuknya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan
warrahmah akanlebih mudah tercapai dan sekaligus terwujud pula masyarakat yang harmonis, serta
terhindar dari konflik dan perceraian. Pembekalan diberikan kepada calon pengantin dengan waktu
tertentu yaitu selama 24 jam pembelajaran. Pendidikan calon pengantin sangat berperan penting untuk
meningkatkan bekal calon pengantin salah satunya adalah pengetahuan tentang kesehatan
Pranikah.Dimana dengan pemahaman yang cukup mengenai kesehatan Pranikah, calon pengantin dapat
menjalani pernikahan yang sehat dan aman.Calon pengantin perlu dibekali pengetahuan yang cukup
tentang kesehatan Pranikah dan hak-hak Pranikah sehingga calon pengantin siap menjadi seorang ibu dan
seorang ayah.

Hidayati (2016) dalam penelitiannyayang berjudul hubungan tingkat pengetahuan tentang


kesehatan Pranikah dengan kesiapan menikah pada calon pengantin. Menunjukkan calon pengantin
dengan tingkat pengetahuan kesehatan Pranikah baik sebagian besar siap menikah sebanyak 15 orang
dengan kategori siap 10 orang (66,7%) dan tidak siap 5 orang (33,3%). Sedangkan calonpengantin dengan
tingkat pengetahuan kesehatan Pranikah cukup 15 orang dengan kategori siap 9 orang (60%) dan tidak siap
6 orang (40%). Dan calon pengantindengan tingkat pengetahuankesehatan Pranikah kurang 20 orang,
dengan kategori siap 5 orang (25%) dan tidak siap 15 orang (75%).

Dalam penelitian Aryani Y (2015) di Kota Tarakan, tentang analisiskebutuhan konseling pranikah
tentang kesehatan reproduksi. Menunjukkan pengetahuan calon pengantin tentang kesehatan reproduksi
secara keseluruhan berkategori baik sebanyak 35 orang (68,6%) dan pengetahuan cukup sebanyak 16 orang
(31,4%). Pelaksanaan konseling pranikah di Kota Tarakan secara umum dalam kategori cukup sebanyak 17
tempat pelaksana (80,95%) dan kategori kurang sebanyak 4 tempat pelaksana (19,05%) yang dinilai
mencakup kebijakan, SDM (Sumber Daya Manusia), sarana/prasarana, pedoman; waktu, lama, metode,
media dan materi. Adapun kebutuhan konseling pranikah tentang kesehatan reproduksidi Kota Tarakan
90,48% sangat membutuhkan untuk dilakukan konseling di fasilitas pelayanan pernikahan. Berdasarkan
survey awal yang dilakukan di KUA Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang dengan melakukan
wawancara kepada 5 pasangan calon pengantin ,bahwa rata-rata tidak paham tentang kesehatan reproduksi.
Dari data pendaftaran pernikahan, diketahui rata-rata pasangan yang mendaftarkan diri untuk Menikah
berkisar antara 50-100 pasangan perbulan dengan jumlah yang mengikuti sidang 2 kali dalam seminggu
yaitu hari selasa dan rabu kurang lebih 6 pasangan. Berdasarkan masalah yang terlihat peneliti akan
meneliti Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Calon
Pengantin di Kecamatan Lubuk Begalung Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat eksperimen semu (Quasi Eksperimen) dengan rancangan one group pretest posttest
dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lubuk Begalung Padang pada bulan
November – Desember 2018. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh calon pengantin yang datang ke
KUA Kecamatan Lubuk Begalung sebanyak 38 orang diambil secara purposive sampling dengan
caramemilih sampel atas pertimbangan peneliti yang dapat mewakili populasi.yang memenuhi kriteria sbb:

Kriteria Inklusi:
a. Bersedia menjadi responden
b. Merupakan pernikahan pertama
Kriteria Eksklusi: Tidak bersedia mengikuti Pendidikan calon pengantin tentang kesehatan Pranikah.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan panduan leaflet untuk mengukur
dan pemberian pengetahuan serta sikap dari Calon Pengantin tentang Kesehatan Pranikah. Data
didapatkan langsung dari KUA Lubuk Begalung Padang.Analisa univariat didapatkan secara deskriptif
dari pengaruh pendidikan kesehatan yang diberikan.Analisa bivariat dengan menggunakan Uji Wilcoxon
pada program komputerisasi.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh pendidikan kesehatan pra nikah
terhadap tingkat pengetahuan dan sikap calon pengantin di kecamatan lubuk begalung padang dengan
jumlah responden 38 orang, didapatkan hasil penelitian sebagai berikut :

Tabel 1.Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

No PengetahuanCalon N %
Pengantin

1 Rendah 12 31,6
2 Tinggi 26 68,4
Jumlah 38 100

Berdasarkan tingkat pengetahuan dapat diketahui bahwa banyak responden yang memiliki
pengetahuan tinggi tentang kesehatan pranikah yaitu 26 orang (68,4%).
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan sikap

No Sikap calon pengantin N %


1 Positif 29 76,3
2 Negatif 9 23,7
Jumlah 38 100

Berdasarkan sikap responden didapati yang memiliki sikap positif lebih banyak dari yang bersikap
negatif yaitu 29 orang (76,3%).
Variable N Mean P value
Pengetahuan 38 66 0,001
Tabel 3.Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah terhadap Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan tabel 3 didapatibahwa terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan pranikah


terhadap pengetahuan calon pengantin di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang dengan rata-
UDWDSHQJHWDKXDQUHVSRQGHQDGDODKSYDOXH.

Tabel 4.Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah terhadap Sikap

variabel N Mean P value


Sikap 38 77 0,013

Tabel diatas didapati bahwa terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan pranikah terhadap
sikap calon pengantin di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang dengan rata- rata sikap responden 77, p
YDOXH.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis univariat dilakukan pada calon pengantin di Kecamatan Lubuk
Begalung Kota Padang mengenai tingkat pengetahuan tentang kesehatan pranikah sebelum diberikan
pendidikan kesehatan, dari 38 responden yang memiliki pengetahuan rendah 12 responden (31,6%) dan
memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 26 responden (68,4%). Hal ini salah satunya dapat disebabkan
karena tingkat pendidikan dan umur responden sehingga kurang terpapar dengan pentingnya pendidikan
pranikah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati Rtentang hubungan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengankesiapan menikah pada calon pengantin di Yogyakarta
tahun 2016, menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kesiapan
menikah pada calon pengantin dimana di jelaskan dalam uji statistik p value 0,027 < 0,05.

Dari suatu penelitian eksperimen tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang nutrisi
prakonsepsi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap konsumsi makanan sehat pranikah di Yogyakarta 2012
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan dengan nilai p=0,039 < 0,05.

Berdasarkan analisis bivariat dilakukan uji normalitas yaitu pada tingkat pengetahuan dan sikap
calon pengantin yang tidak berdistribusi normaldimana tingkat pengetahuan dan sikap telah dilakukan uji
statistik (p value 0,005 < 0,05) dan (p value 0,010<0,05). Oleh karena itu untuk melihat pengaruh
pendidikan kesehatan pranikah terhadap tingkat pengetahuan dan sikap calon pengantin menggunakan Uji
Wilcoxon.Menurut teori yang pendidikan dan perilaku Notoatmodjo, pengetahuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti umur, pengalaman, pekerjaan, lingkungan, sosial budaya, informasi dan
pendidikan. Semakin baik tingkat pendidikan dan pekerjaan seseorang, akan semakin baik pula
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Hasil penelitian ditemukan bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan pranikah terhadap tingkat pengetahuan calon pengantin ( p value 0,001) di Kecamatan Lubuk
Begalung Kota Padang tahun 2017. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fauzia A tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang nutrisi prakonsepsi terhadap tingkat pengetahuan
dan sikap konsumsi makanan sehat pranikah di Yogyakarta 2012 menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai p=0,039 < 0,05. Hasil
penelitian ditemukan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan pranikah terhadap sikap calon pengantin
( pvalue 0,035) di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang.

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Kirana Ntentang hubungan
konseling Pranikah bagi calon pengantin di Kota Yogyakarta tahun 2016, menunjukkan bahwa ada
hubungan yang positif signifikan antara konseling pranikah pada calon pengantin dimana nilai rhitung
sebesar 0.549 dengan p= 0,0000 < 0,05. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fauzia A tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang nutrisi prakonsepsi terhadap tingkat pengetahuan
dan sikap konsumsi makanan sehat pranikah di Yogakarta 2012 menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
sikap sebelum dan sikap sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai p=0,03 < 0,05. Sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang dalam bertindak. Sikap belum merupakan tindakan atau
aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi daritindakan atau prilaku. Suatu sikap belum otomatis
terwujud dalam tindakan.Perludiketahui bahwa sikap calon pengantin merupakan pendukung dalam
kesiapannya dalam menghadapi mahligai rumah tangga.Menurut asumsi peneliti sikap seseorang bisa di
pengaruhi oleh umur dan tingkat pendidikan dapat dilihat berdasarkan karakteristik responden dimana
sebagian responden sudah memiliki sikap yang positif setelah dilakukan pendidikan kesehatan pranikah
karena usia responden yang sudah matang untuk menikah dan pendidikan responden juga menentukan
sikap seseorang.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan
kesehatan pranikah terhadap tingkat pengetahuan dan sikap calon pengantin di Kecamatan Lubuk
Begalung Kota Padang.Hal ini dikarenakan media pendidikan kesehatan dapat memperluas pemikiran
responden dalam menyingkapi masalah serta menambah atau meningkatkan wawasan mengenai
pendidikan kesehatan pranikah.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada petugas KUA harus lebih tegas lagi dalam
pengumpulan persyaratan pernikahan, sesuai standar pernikahan.Bagi institusi pendidikan ini dapat
menjadi bahan masukan menambah informasi terkait masalah pranikah.Bagi calon pengantin atau
Pasangan yang hendak melakukan pernikahan sebaiknya tidak meyepelekan pendidikan pranikah dan
pemeriksaan kesehatan sebab banyak penyakit yang tidak kelihatan sekarang tetapi nantinya ketika dalam
berumah tangga dapat ditularkan kepada pasangan atau di turunkan pada anak nantinya.Harus bisa
menyempatkan waktu untuk dapat mengikuti kegiatan pendidikan pranikah dan menyadari urgensi
pendidikan pranikah sebagai bekal dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA
Sari, Elvina.Bagaimana Gambaran Proses Pengambilan Keputusan Bercerai pada Perempuan
Minangkabau. Padang:2016

Catatan Tahunan. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan.Jakarta: 2016


Badan Pusat Statitik Indonesia.Tentang Perceraian dan Talak. Jakarta: 2015
1D¶PDK83HQWLQJQ\D3HUDQ6XVFDWLQGDODP0HPEHQGXQJ/DMX3HUFHUDLDQ-
DNDUWD
Hidayati RD. Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Kesehatan Reproduksi dengan Kesiapan Menikah
pada Calon Pengantin.Yokyakarta:2016

Susanti D, Rustam Y. Pengaruh Kursus Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Calon
Pengantin di Kecamatan Koto Tangah. Padang: 2016

Dinas Kesehatan. Padang: 2015 Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
RepublikIndonesia: 2016

Nadesul H. Kiat Sehat Pranikah. Jakarta: Pt Kompas Nusantara; 2009


Marmi. Kesehatan Reproduksi. Yokyakarta: Trans Info Media ; 2013
Yanti.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yokyakarta: Pustaka Rihama; 2011
Kementrian Kesehatan. Lembar Balik Kesehatan dan Seksual Bagi Calon Pengantin. Jakarta; 2014
Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika; 2011
Setiyaningrum E, Aziz BZ. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info
Media; 2014

Purwoastuti E, Walyani ES.Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga


Berencana. Yokyakarta: Pustaka Baru Press; 2015
Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2014
Budiman, Riyanto A. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian. Jakarta: Salemba
Medika; 2013

Sarwono SW. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2009
Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yokyakarta: Nuha
Medika; 2011

Walgito B. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yokyakarta: Andi Offset; 2003


Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta; 2010
Setiwan A, Saryono. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII,DIV,SI dan
Yokyakarta: Nuha Medika; 2011
Profil KUA Lubuk Begalung. Padang: 2015
Wahana.Solusi Mudah dan Cepat Menguasai SPSS untuk Pengolahan Data Statistik. Jakarta: 2009
Rahim R. Pengetahuan dan Sikap Wanita tentang Kesehatan Reproduksi dengan Kursus Calon Pengantin.
Yokyakarta: 2016

Kirana N. Hubungan Layanan Konseling BP4 pada Pasangan Calon Pengantin dengan Kesiapan Fisik
Pranikah. Yokyakarta: 2016

Fauziyah A. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang NutrisI Prakonsepsi terhadap Tingkat


Pengetahuan dan sikap konsumsi makanan wanita pranikah.Yogyakrta : 2012

Available online at https://stikesmus.ac.id/jurnal/index.php/JKebIn/index


Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (01- 10) 1

PENGEMBANGAN BOOKLET PRANIKAH SEBAGAI MEDIA


INFORMASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN UNTUK CALON
PENGANTIN

Gita Kostania1,*, Ade Lydiana Ahmad2, Sri Yunita3


1
Poltekkes Kemenkes Malang, 2,3oltekkes Kemenkes
Surakarta
1
gita_kostania@poltekkes-malang.ac.id*

Abstrak
Latar Belakang : Salah satu program yang dicanangkan oleh WHO dalam menurunkan angka kematian
ibu, bayi dan kecacatan adalah preconception care. Program ini dilasanakan oleh semua negara di dunia
utamanya adalah Low and Middle Income Country (LMICs), salah satunya Indonesia. Sasaran dari
preconception care adalah calon pengantin. Pelayanan kesehatan calon pengantin dilakukan untuk
mempersiapkan calon pengantin khususnya perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang
sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan booklet pranikah sebagai media informasi dalam
memberikan pelayanan kesehatan melalui konseling untuk calon pengantin.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) dengan tahapan:
identifikasi masalah dan pengumpulan data, pengembangan produk, uji validasi ahli materi dan media,
revisi desain, uji pendahuluan calon pengantin, revisi produk, uji coba produk, perbaikan produk, dan
produk akhir. Populasi penelitian: semua calon pengantin yang memeriksakan diri ke Puskesmas Musuk I
Boyolali pada bulan Agustus tahun 2020. Teknik sampling: accidental dengan jumlah sampel 24
responden. Instrumen berupa kuesioner, yaitu kuesioner kevalidan media dari ahli materi, ahli media, dan
calon pengguna, serta kuesioner pengetahuan untuk mengukur keefektifan media booklet. Validasi produk
dianalisis secara deskriptif, sedangkan data pengetahuan dianalisis dengan uji paired t-test.

Hasil : Hasil uji validasi produk booklet dari ahli materi sebesar 88.33% dengan kategori sangat valid, ahli
media sebesar 85.00% dengan kategori valid. Hasil uji pendahuluan dari calon pengguna sebesar 69.72%
dengan kategori cukup valid. Adapun hasil uji coba pada calon pengantin (t=7.340; CI95% 1.736-3.098;
p<0.001). Dengan demikian ada beda pengetahuan responden sebelum dan sesudah konseling
menggunakan booklet pranikah.

Simpulan: Booklet pranikah sangat layak, praktis dan efektif digunakan sebagai media informasi dalam
memberikan pelayanan kesehatan melalui konseling untuk calon pengantin di Puskesmas Musuk I
Boyolali.

Kata kunci: booklet pranikah; media konseling; pelayanan kesehatan prakonsepsi; konseling pranikah.

10.36419 /jkebin.v 11i2.36 7


THE DEVELOPMENT OF PREMARITAL BOOKLET AS AN
INFORMATION MEDIA TO THE PROSPECTIVE BRIDES AND GROOM
Abstract
Background: One of the programs launched by the World Health Organisation (WHO) in reducing
maternal and infant disability and mortality rates is preconception care. This program is carried out by
all countries in the world, mainly the Low and Middle Income Country (LMICs), one of them is Indonesia.
The target of preconception care is the prospective brides and groom. The health service for the
prospective brides and groom is carried out to prepare the brides and groom especially women in
undergoing a healthy and safe pregnancy and childbirth and getting a healthy baby.
The Aim : The purpose of this study is to develop premarital booklet as an information media in
providing health service through counselling for the prospective brides and groom.
Method: This research used Research and Development (R&D) design, with stages: problem
identification and data collection, product development, material and media experts validation test,
design revision, prospective brides and groom test, product revision, product trial, product improvement,
and final product. Study population: all prospective brides and groom who visited Public Health Center
of Musuk, Boyolali, on August 2020. Sampling technique: accidental, with 24 respondents. The instrument
used questionnaires: validity questionnaire to material expert, media expert, and prospective users, and
also a knowledge questionnaire to measure the effectiveness of the media booklet. Product validation was
analyzed descriptively, while knowledge data were analyzed by paired t-test.
Result: booklet product validation test results from material expert amounted to 88.33% with a very valid
category, media expert amounted to 85.00% with a valid category. Preliminary test result from
prospective users amounted to 69.72% with the category quite valid. The result of trial on prospective
brides and groom (t = 7,340; CI95% 1,736-3,098; p <0.001). So that, there was a difference of knowledge
between respondents before and after counseling using premarital booklet.
Conclusion: Premarital booklet is very feasible, practical and effective to be used as an information
media in providing health service through counselling for the prospective brides and groom at Musuk
Public Health Center, Boyolali.

Keywords: premarital booklet; media of counselling; preconception health service; premarital


counselling.

PENDAHULUAN
Masalah kesehatan merupakan masalah yang kompleks, oleh karena itu perlu diupayakan secara
menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat untuk mengatasinya. Dalam pelaksanaannya,
pelayanan kesehatan diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan yang
utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang akan diberikan
(Karwati, 2011). Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian bagi pemerintah adalah
kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu dan bayi baru lahir berdasarkan laporan evaluasi Millenium
Development Goals tahun 2015 masih tercatat sebesar 305/100.000 kelahiran hidup, padahal target yang
dicanangkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) adalah 102 per 100.000 kelahiran (Achadi, 2019). Upaya
menurunkan kematian ibu dan bayi tidak hanya dilakukan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif, tetapi
juga melalui upaya preventif dan promotif yang dapat menjadi tombak untuk menghilangkan penyebab
kematian ibu dan bayi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi faktor risiko
sebelum dimulainya kehamilan (pra konsepsi) sehingga asuhan yang tepat dapat disiapkan sesuai kondisi
ibu.

Dalam kajian asuhan kebidanan, kesehatan pranikah merupakan bagian dari asuhan prakonsepsi.
Asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, diantaranya memungkinkan identifikasi
penyakit medis, pengkajian kesiapan psikologis, keuangan dan pencapaian tujuan hidup (Varney dalam
Kriebs&Gegor, 2012). Penelitian Dean et al. (2013), mengemukakan bahwa topik-topik penting yang
disarankan dalam perawatan prakonsepsi meliputi pendidikan kesehatan paada wanita dan pasangannya
(health promotion), identifikasi faktor risiko (risk assessment) dan asuhan sesuai dengan faktor risiko
(interventions) pada wanita dan pasangannya untuk mengurangi faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kehamilannya pada masa yang akan datang.

Asuhan prakonsepsi adalah program yang dicanangkan oleh World Health Organisation (WHO)
pada tahun 2012 di Geneva yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi dan kecacatan.
Program ini dilaksanakan oleh semua negara di dunia. Utamanya negara berpenghasilan rendaah dan
menengah yang biasa disebut Low and Middle Income Country (LMICs) salah satunya Indonesia. Negara
yang telah berhasil melaksanakan program ini adalah Italia, Belanda, Amerika Serikat untuk negara maju
dan Bangladesh, Filiphina, Sri Lanka untuk negara berpenghasilan menengah rendah (WHO, 2013)

Asuhan prakonsepsi memiliki potensi untuk memberikan dampak positif bagi 208 juta kehamilan di
seluruh dunia setiap tahun (Dean et al., 2013). Asuhan prakonsepsi berguna untuk mengidentifikasi hal-hal
yang berkaitan dengan masalah kesehatan, kebiasaan gaya hidup, atau masalah sosial yang kurang baik
yang memungkinkan mempengaruhi kehamilan (Dean et al., 2013). Adapun sasaran program asuhan
prakonsepsi adalah pasangan pengantin. Masa sebelum konsepsi bagi pasangan pengantin sangat penting
untuk diperhatikan dalam rangka mempersiapkan kehamilan yang sehat. Menurut Kemenkes RI (2014),
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani
kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.

Asuhan prakonsepsi merupakan bagian dari upaya preventif dan promotif yang menjadi tombak
untuk menghilangkan penyebab kematian ibu dan anak. Faktor risiko yang mempengaruhi kehamilan
seseorang dapat dikurangi dengan cara mengidentifikasi faktor risiko tersebut sebelum dimulainya
kehamilan. Sehingga pelayanan kesehatan pada calon pengantin yang komprehensif merupakan
momentum yang tepat untuk mengawali pencegahan kehamilan berisiko.

Pelayanan kesehatan calon pengantin dilakukan secara komprehensif di Puskesmas bekerja sama
dengan kementerian agama. Pelayanan tersebut berupa skrining pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan terdekat (Puskesmas) yang meliputi tes laboratorium, pemeriksaan fisik dan konseling pranikah.
Konseling pranikah yang dilakukan Puskesmas lebih difokuskan pada persiapan prakonsepsi.

Puskesmas Musuk Boyolali merupakan salah satu Puskesmas yang berada di wilayah Dinas
Kesehatan Kabupaten (DKK) Boyolali provinsi Jawa Tengah yang telah menjalankan pelayanan
kesehatan pranikah secara komprehensif. Berdasarkan laporan DKK Boyolali, Puskesmas Musuk
merupakan Puskesmas yang memiliki kehamilan berisiko paling tinggi sebesar 15% pada tahun 2017 dan
meningkat menjadi 17% pada tahun 2019. Pada awal semester tahun 2019 berada pada angka 17%.

Program asuhan prakonsepsi adalah program yang berguna untuk mengidentifikasi hal-hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan, kebiasaan gaya hidup, atau masalah sosial yang kurang baik yang
mungkin mempengaruhi kehamilan. Program asuhan prakonsepsi yang dilaksanakan di Puskesmas Musuk
merupakan hasil modifikasi dari pelayanan sebelum hamil pada calon pengantin yang disebutkan dalam
Permenkes RI No. 97 Tahun 2014. Program asuhan prakonsepsi ini terdiri atas:

1. Pemeriksaan fisik, meliputi: penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar
lengan atas, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
2. Pemeriksaan laboratorium, meliputi: kadar hemoglobin, HBSAg, HIV, tes kehamilan, dan golongan
darah (jika belum diketahui).
3. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid.
4. Pemberian suplementasi gizi (Fe) bila diperlukan.
5. Pemberian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pranikah, meliputi: kesehatan reproduksi dan
pendekatan siklus hidup, hak reproduksi, dan persiapan yang perlu dilakukan dalam persiapan pranikah.
Pemberian KIE pranikah diberikan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas sebagai salah satu syarat
dalam melengkapi berkas pernikahan. Pemberian informasi dilakukan dalam bentuk konseling yang lebih
menitikberatkan pada persiapan kehamilan. Konseling pranikah bagi calon pengantin di Puskesmas
diberikan setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan pelayanan kesehatan. Pada saat menunggu
giliran pemeriksaan, pasangan calon pengantin memanfaatkan waktu menunggunya dengan kegiatan-
kegiatan yang kurang produktif. Padahal, pada saat menunggu giliran inilah pasangan calon pengantin
seyogyanya memaksimalkan waktu untuk mendapatkan informasi-informasi yang lebih banyak yang
berkaitan dengan kesehatan pranikah.

Dengan memaksimalkan waktu KIE di Puskesmas, maka pengetahuan pasangan calon pengantin
dapat meningkat, sehingga kehamilan risiko tinggi dapat dicegah melalui perencanaan kehamilan yang
baik. Perencanaan kehamilan yang baik hendaknya mulai disiapkan sebelum pernikahan terjadi. Konseling
pranikah merupakan momentum yang tepat dalam mempersiapkan kehamilan yang aman dan sehat.

Dalam memberikan konseling, dibutuhkan suatu media konseling yang dapat meningkatkan
pemahaman konseli. Media tersebut hendaknya tidak hanya memudahkan konseli memahami materi, juga
praktis dibaca dan menarik. Selama dilakukan pengamatan di Puskesmas, bidan yang bertugas
memberikan konseling pranikah hanya menjelaskan seadanya yaitu berupa gambaran secara umum
tentang persiapan pranikah ditinjau dari segi kesehatan. Adapun alokasi waktu yang dibutuhkan kurang
dari 5 menit yang diberikan setelah serangkaian pemeriksaan dilakukan. Adapun media yang digunakan
hanya berupa lembar checklist pemeriksaan yang akan digunakan oleh calon pengantin dalam melakukan
pemeriksaan pranikah.

Kementerian kesehatan melalui dinas kesehatan telah mendistribusikan media konseling pranikah
dalam bentuk lembar balik, namun penggandaannya masih terbatas, dan media ini hanya diperuntukkan
bagi provider kesehatan dalam menyampaikan materi konseling sebagai alat bantu. Dalam hal ini, calon
pengantin membutuhkan media informasi yang dapat dijadikan bahan bacaan yang praktis dan dapat
dibaca di manapun. Salah satu media yang dapat digunakan adalah booklet.

Media booklet merupakan salah satu media massa yang dijadikan sebagai media (alat peraga)
ditujukan kepada banyak orang maupun umum yang waktu penyampaian isi tidak teratur. Media booklet
berupa cetakan yang berisi gambar atau tulisan (lebih dominan) yang berbentuk buku kecil setebal 10-25
halaman dan paling banyak 50 halaman (Soehoet dalam Junaedi&Sukmono, 2019). Berdasarkan penelitian
Parwiyati, dkk (2014), menyatakan bahwa media booklet merupakan salah satu media informasi yang
dapat digunakan dalam meningkatkan pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa media booklet efektif
digunakan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengembangkan media informasi
berupa booklet dalam pelayanan kesehatan khususnya pada kelompok wanita prakonsepsi dengan sasaran
calon pengantin. Adapun pemberian booklet persiapan pra-kehamilan untuk calon pengantin dilakukan
sebelum melakukan serangkaian pemeriksaan, sehingga dapat dibaca selama menunggu pemeriksaan.
Selanjutnya pada sesi konseling, petugas kesehatan akan lebih mudah dalam memandu pemberian KIE
pranikah.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) dengan tahapan: identifikasi
masalah dan pengumpulan data, pengembangan produk, uji validasi ahli materi dan media, revisi desain,
uji pendahuluan calon pengantin, revisi produk, uji coba produk, perbaikan produk, dan produk akhir
(Sugiyono, 2016). Populasi penelitian: semua calon pengantin yang memeriksakan diri ke Puskesmas
Musuk I Boyolali pada bulan Agustus tahun 2019. Teknik sampling: accidental, dengan jumlah sampel
sebanyak 24 responden.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa kuesioner, yaitu kuesioner kevalidan
media dari para reviewer (ahli materi, ahli media, dan dari calon pengguna), dan kuesioner uji coba produk
dari responden calon pengantin. Instrumen validasi dari ahli materi terdiri atas 20 soal yang meliputi aspek
isi, bahasa dan penyajian. Sedangkan instrumen validasi dari ahli media terdiri atas 20 soal yang meliputi
aspek desain sampul dan desain isi. Untuk uji pendahuluan dari calon pengguna terdiri atas 15 aspek, yaitu
aspek isi, bahasa dan desain. Instrumen yang digunakan untuk uji coba produk terdiri atas 10 pertanyaan
pengetahuan tentang kesehatan prakonsepsi.

Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif untuk memvalidasi produk yang
dianalisis secara deskriptif. Data ini dihitung, mempunyai batasan nilai, dan memiliki kriteria penilaian
yang diperoleh dari angket yang disebarkan pada ketiga ahli yaitu ahli materi berjumlah satu orang, ahli
media satu orang, dan calon pengguna delapan orang. Sedangkan data kualitatif adalah data berupa
masukan, tambahan, kritik, dan saran yang diberikan oleh para ahli tersebut. Untuk uji coba akhir,
dilakukan pada 24 calon pengantin, berupa pengetahuan responden yang dianalisis dengan uji paired t-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini, peneliti berhasil memperoleh data hasil validasi dari ahli materi yang disajikan dalam
tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Hasil Validasi dari Ahli Materi
Jumlah Skor Persentase
No Aspek Jumlah Kategori
Aspek Perolehan (%)
1 Isi 8 21 53 88,33 Valid, dapat
2 Bahasa 5 13 digunakan, tidak
3 Penyajian 7 19 perlu direvisi

Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa hasil validasi produk dari ahli materi mendapatkan nilai
sebanyak 88,33 (%), atau dalam kategori valid. Sehingga produk media booklet dapat digunakan dan tidak
perlu direvisi.

Tabel 2. Hasil Validasi dari Ahli Media


Jumlah Skor Persentase
No Aspek Jumlah Kategori
Aspek Perolehan (%)
1 Desain sampul 8 21 51 85,0 Valid, dapat
digunakan, tidak
2 Desain isi 12 30 perlu direvisi

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa hasil validasi produk dari ahli media mendapatkan nilai sebanyak
85,0(%), atau dalam kategori valid. Sehingga produk media booklet dapat digunakan dan tidak perlu
direvisi.

Tabel 3. Hasil Validasi dari Calon Pengguna


Jumlah Skor Persentase
No Aspek Jumlah Kategori
Aspek Perolehan (%)
1 Isi 6 9,88 31,38 69,72 Cukup valid, boleh
2 Bahasa 4 9,75 digunakan dengan
3 Desain 5 11,75 revisi

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil validasi produk dari calon pengguna, yaitu pasangan calon
pengantin (sebanyak 8 responden), mendapatkan nilai sebanyak 69,72(%), atau dalam kategori cukup valid.
Sehingga produk media booklet boleh digunakan dengan revisi.

Kesimpulan akhir tentang hasil validasi dari para reviewer adalah direvisi, dengan perbaikan berdasarkan
penilaian secara kualitatif.

Tabel 4. Revisi dari Ahli Materi


No. Konten Kritik untuk Perbaikan
1 Isi Isi materi perlu lebih diperjelas menggunakan tabel dan gambar yang
representatif
2 Bahasa Penggunaan istilah medis yang sulit, diganti dengan istilah yang mudah
dimengerti
3 Penyajian Gambar, tabel dan tulisan dibuat dengan gaya yang lebih menarik

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa secara kualitatif ada beberapa poin yang perlu diperbaiki.

Tabel 5. Revisi dari Ahli Media


No. Konten Kritik untuk Perbaikan
1 Desain sampul Layout perlu diperhatikan, gambar sampul yang lebih representatif, ukuran fontasi perlu
diperhatikan kembali
2 Desain isi Ada beberapa halaman yang masih terlalu banyak teks, ada beberapa halaman yang menggunakan
fontasi terlalu kecil

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa secara kualitatif ada beberapa poin yang perlu diperbaiki.

Tabel 6. Hasil Uji Coba pada Calon Pengantin


n Mean+s.d. Perbedaan Mean+s.d. CI95% p
Pre Test 24 4,63+2,018 2,417+1,61 1,736-3,098 <0,001
Post Test 24 7,04+2,156

Setelah didapatkan media yang valid berdasarkan review dari para ahli dan melalui proses revisi, maka
media booklet sebelum digunakan secara meluas dilakukan uji coba kepada responden dalam skala kecil.
Jumlah responden sebanyak 24 calon pengantin yang memeriksakan diri ke Puskesmas Musuk, Boyolali.
Berikut hasil analisis data menggunakan uji beda pada dua sampel yang berpasangan.

Berdasarkan tabel 6. diketahui bahwa rerata pada saat dilakukan post test lebih tinggi dari sebelum
diberikan perlakuan berupa konseling menggunakan media booklet pranikah (7,04 > 4,63). Hasil uji beda
menunjukkan nilai p=0,001 <

0,05. Dengan kata lain terdapat beda bermakna antara kedua kelompok. Sehingga booklet pranikah efektif
dalam meningkatkan pengetahuan calon pengantin tentang kesehatan pra konsepsi.

Penelitian tentang Pengembangan Booklet Pranikah Sebagai Media Informasi Dalam Pelayanan Kesehatan
Untuk Calon Pengantin telah diselesaikan dan telah melalui beberapa tahapan dan prosedur yang ada.

Berdasarkan hasil uji validasi ahli materi menyatakan bahwa tingkat kelayakan Booklet sebagai media
informasi dalam pelayanan kesehatan untuk calon pengantin mencapai 88,33 % (tabel 1.). Begitu pula
berdasarkan hasil validasi ahli dari segi media, menunjukkan bahwa tingkat kelayakan media mencapai
85,0% (tabel 2.). Sedangkan hasil penilaian produk dari calon pengguna yaitu calon pengantin
menunjukkan tingkat kelayakan produk sebesar 69,72% (tabel 3.). Sehingga dapat disimpulkan hasil
penilaian uji produk bahwa hasil penilaian yang dilakukan, baik dari segi materi, media, maupun calon
pengguna diperoleh rerata penilaian sebesar 81,02%, dengan kategori valid, dapat digunakan, dan tidak
perlu direvisi.

Selain hasil data kuantitatif berupa persentase penilaian produk, terdapat penilaian kualitatif berupa
masukan yang diberikan oleh ahli materi dan calon pengguna. Adapun masukan yang diberikan adalah
terkait penyempurnaan materi, visualisasi booklet, dan bahasa yang mudah dipahami (tabel 4. dan 5.).
Untuk masukan yang diberikan telah dipertimbangkan dan diperbaiki sesuai dengan kekurangan dan
kebutuhan. Jadi setelah dilakukan validasi uji ahli dan calon pengguna terhadap booklet sebagai media
informasi dalam pelayanan kesehatan untuk calon pengantin, menunjukkan hasil yang sangat baik dan
telah memenuhi kriteria kelayakan.

Media booklet yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa bahan cetak yang berisi materi
persiapan pra kehamilan untuk calon pengantin, disusun atas empat bagian, yaitu: makna pernikahan,
persiapan pranikah, persiapan kehamilan dan kehamilan berisiko.

Penggunaan media booklet pranikah sebagai media informasi dalam pelayanan kesehatan untuk calon
pengantin ini dimaksudkan untuk membantu tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan
konseling pranikah kepada calon pengantin dalam menghadapi kehamilan dan persalinan yang aman.
Konseling tentang persiapan kehamilan dilakukan sejak mempersiapkan pernikahan dilakukan karena
beberapa faktor risiko kehamilan dapat dicegah sebelum menikah. Pernikahan mungkin tidak dapat
ditunda, namun kehamilan dapat ditunda dan direncanakan dengan menggunakan kontrasepsi yang aman
dan sesuai dengan kondisi ibu (Varney dalam Kriebs&Gegor, 2012).

Uji coba tahap selanjutnya adalah pada calon responden sebanyak 24 orang menggunakan uji beda
berpasangan pada satu kelompok. Didapatkan hasil nilai p<0,001 (tabel 6.). Dengan kata lain terdapat beda
bermakna antara kedua kelompok. Sehingga booklet pranikah efektif dalam meningkatkan pengetahuan
calon pengantin tentang kesehatan pra konsepsi. Hasil uji coba ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Schiller et al., (2014) bahwa pemberian booklet merupakan sebuah pendekatan pendidikan yang dapat
secara signifikan meningkatkan pengetahuan responden pada tujuan tertentu. Parwiyati, dkk (2014) juga
menyatakan bahwa booklet efektif digunakan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat.

Pengetahuan calon pengantin yang baik tentang persiapan pra nikah dan pra kehamilan sangat diperlukan
guna kehamilan dan persalinan yang aman dan selamat. Pengetahuan yang baik ini merupakan dasar dari
perilaku positif, sehingga cara yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan menggunakan
media yang tepat sebagai sarana dalam memberikan pendidikan kesehatan (Ma’munah, 2015).

Hasil penelitian Artini (2014) yang berjudul perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan
media leaflet dengan booklet terhadap tingkat pengetahuan masyarakat, menunjukkan bahwa pendidikan
kesehatan dengan media booklet lebih efektif meningkatkan pengetahuan kesehatan dibandingkan dengan
menggunakan media leaflet. Media booklet memiliki keunggulan dalam meningkatkan pemikiran inovatif
melalui pengkajian pribadi secara berulang sehingga mendorong partisipasi perubahan.

Hasil pengembangan booklet ini merupakan sebuah media yang kreatif dan inovatif yang hasilnya dapat
dijadikan oleh bidan/ tenaga kesehatan yang lain sebagai media konseling dalam mendampingi calon
pengantin mendapatkan informasi yang benar sebelum pernikahan untuk mempersiapkan kehamilan dan
persalinan yang aman dan selamat.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil uji validasi dari para ahli, diperoleh rerata penilaian uji produk sebesar 81,02%, dengan
kategori valid, dapat digunakan, dan tidak perlu direvisi. Uji coba pada calon responden sebanyak 24 orang
menggunakan uji beda berpasangan pada satu kelompok, didapatkan nilai p<0,001 (tabel 6.). Dengan kata
lain terdapat beda bermakna antara kedua kelompok, sehingga booklet pranikah efektif dalam
meningkatkan pengetahuan calon pengantin tentang kesehatan pra konsepsi.
SARAN
Bagi Puskesmas Musuk, diharapkan agar hasil pengembangan booklet ini dapat dicetak sesuai dengan
hasil pengembangan produk aslinya, dan dapat dibagikan pada setiap calon pengantin. Hendaknya setiap
tenaga kesehatan (bidan, perawat dan dokter) dapat memanfaatkan media booklet sebagai media informasi
yang efektif dan efisien dalam memberikan pendidikan kesehatan pada calon pengantin tentang persiapan
pranikah khususnya prakonsepsi. Untuk calon pengantin, booklet pranikah ini hendaknya dapat dipahami
dengan baik sebagai bekal dalam mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang aman dan selamat.

DAFTAR PUSTAKA
Achadi, LE. 2019. Kematian Maternal dan Neonatal di Indonesia. FKM UI pada

Rakernas 2019. Diakses: http://www.depkes.go.id/resources/download/info-


terkini/rakerkesnas2019/SESI%20I/Kelompok%201/1-Kematian-Maternal-dan-Neonatal-
diIndonesia.pdf.

Artini, F.R. 2014. Skripsi: Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet
Dengan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo.
Http://Eprints.Ums.Ac.Id/31096/1/0 3._HALAMAN_DEPAN.Pdf.
Dean S, Rudan I, Althabe F, Webb Girard A, Howson C, Langer A, et al. 2013. Setting Research Priorities
for Preconception Care in Low- and MiddleIncome Countries: Aiming to Reduce Maternal and
Child Mortality and Morbidity. PLoS Med 10(9): e1001508.
https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1001508.
Dean S, Imam A, Lassi Z, Bhutta Z. 2013. Importance of intervening in the preconception period to
impact pregnancy outcomes. Nestle Nutr Inst Workshop Ser, vol 47,pp 63-73.
Karwati, Pujiati D & Mujiwati S. 2011. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: Trans Info
Media.
Kemenkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Ma’munah M. 2015. Skripsi: Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Booklet terhadap Pengetahuan Ibu
Laktasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Parwiyati S., Sumekar, Mardiningsih. 2014. Pengaruh Penggunaan Media Booklet Pada Peningkatan
Pengetahuan Peternak Kambing Tentang Penyakit Scabies Di Ktt Ngupoyo Sato Desa Wonosari
Kecamatan Patebon. Animal Agriculture Journal 3(4): 581-585, Desember 2014.
Schiller Y., et al. (2014). Increasing Knowledge About Depression In Adolescents: Effects Of An
Information Booklet. Springer Link, Volume 49 No. 1 2014.
Junaedi F., Sukmono FG. 2019. Komunikasi dalam Media Digital. Yogyakarta: Buku Litera.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Kriebs JM., Gegor CL. 2012. Asuhan Kebidanan Varney, Edisi 2. Jakarta: EGC.
WHO. 2013. Meeting to Develop A Global Consensus On preconeption Care To Reduce Maternal And
Childhood Mortality And Mordibity. Geneva: World Health Organization.

You might also like