Professional Documents
Culture Documents
Artikel Ilmiah Irum Mahnul Hadi
Artikel Ilmiah Irum Mahnul Hadi
Irum Mahnul Hadi (1), M. Jumail (2), Rizal Kurniansah (3), I Wayan Suteja (4)
ABSTRACT
This research was conducted in the South Kuripan Village, Kuripan District,
West Lombok Regency, which aims to determine the potential and strategies for
developing ecotourism in the South Kuripan Village. This research is descriptive.
Data collection techniques include in-depth interviews, observation, literature
study and data analysis techniques used are SWOT analysis. Ecotourism of Sasak
Mount in the South Kuripan Village has various potentials including natural
tourism potential such as a cool geography, diverse flora such as candlenuts, long
beans, bananas, jackfruit, sengon, palawija, and diverse fauna such as monkeys,
partridge, spiders, butterflies and bird species. While the potential for cultural
tourism in the South Kuripan Village includes a language system, namely the
Sasak language, a knowledge system, namely an understanding of flora and
fauna, a community organization system, namely close kinship, modern
technology systems such as tools for plowing rice fields and cooking utensils, the
economic system. namely farming, the religious system namely Islam, and the art
system in the form of Sanskrit books which are only owned by traditional leaders.
Artificial tourism potential includes gazebos and viewing towers. Sasak Mount
ecotourism development strategy in the South Kuripan Village, among others;
strengthening the concept of ecotourism for South Kuripan Village, encouraging
linkage with travel units, encouraging participation and empowerment of tourism
communities, encouraging strategic business units, promoting vigorous
promotion, encouraging the participation of nature lovers student activity units to
carry out conservation programs regularly, developing conservation and the
rehabilitation of Sasak Mount as a tourism program, and lastly is to reinforce law
enforcement, supervision and regulations to preserve the nature of Sasak Mount.
Keywords: Strategy, Development, Ecotourism.
1
STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA
Irum Mahnul Hadi (1), M. Jumail (2), Rizal Kurniansah (3), I Wayan Suteja (4)
ABSTRAK
2
PENDAHULUAN sebanyak 1.429.768 dan wisatawan
terjadi penurunan akibat gempa, dan Tahun pada tanggal 4 Januari 2016
3.508.903. Pada tahun 2018 jumlah sebagai kawasan resort atau sebagai
4
dipaparkan menjadi dasar penelitian bersikap tanpa membedakan ras,
mengenai strategi pengembangan bangsa, dan agama. Jadi, perbedaan
ekowisata di Desa Kuripan Selatan, politik, aliran, dan kepercayaan,
Kabupaten Lombok Barat. salah pengertian, prasangka buruk
TINJAUAN PUSTAKA akan dapat dihilangkan melalui
kegiatan kepariwisataan (Yoeti,
1) Strategi Pengembangan
2008:77-78). Yoeti (2000:39-40)
Pengembangan pariwisata
menyebutkan bahwa kebijaksanaan
pada suatu daerah tujuan wisata, baik
pengembangan ekowisata hendaknya
secara lokal, regional atau ruang
dapat berpedoman pada hal-hal yang
lingkup nasional pada suatu negara
disebutkan sebagai berikut:
sangat erat kaitannya dengan
a) Dalam pembangunan, prasarana
pembangunan perekonomian daerah
dan sarana sangat dianjurkan
atau negara tersebut. Alasan kedua
dilakukan sesuai kebutuhan saja,
pengembangan pariwisata lebih
tidak berlebihan, dan
banyak bersifat non-ekonomis.
menggunakan bahan-bahan yang
Wisatawan yang datang berkunjung
terdapat di daerah tersebut.
pada suatu daerah tujuan wisata salah
b) Diusahakan agar penggunaan
satu motivasinya adalah untuk
teknologi dan fasilitas modern
menyaksikan dan melihat keindahan
seminimal mungkin.
alam dan termasuk di dalamnya
c) Pembangunan dan aktivitas dalam
cagar alam, kebun raya, tempat
proyek dengan melibatkan
bersejarah, dan candi-candi. Alasan
penduduk lokal semaksimal
ketiga pengembangan pariwisata
mungkin dengan tujuan
untuk menghilangkan kepicikan
meningkatkan ekonomi
berfikir, mengurangi salah
masyarakat setempat.
pengertian, terutama bagi masyarakat
d) Masyarakat setempat dihimbau
di objek kepariwisataan itu dibangun.
agar tetap memelihara adat dan
Hal ini dapat terjadi karena dalam
kebiasaannya sehari-hari tanpa
bisnis pariwisata, mereka yang
terpengaruh kedatangan
melayani para wisatawan harus
wisatawan yang berkunjung.
5
2) Teori Pariwisata Berkelanjutan 3) Konsep Ekowisata
(Sustainable Tourism) Ekowisata dapat dilihat
Suwena (2010) mengkategorikan berdasarkan keterkaitannya dengan 5
suatu kegiatan wisata dianggap elemen inti yaitu: bersifat alami,
berkelanjutan apabila memenuhi berkelanjutan secara ekologis,
syarat-syarat sebagai berikut: lingkungannya bersifat edukatif,
a) Secara ekologi berkelanjutan, menguntungkan masyarakat lokal
yaitu pembangunan pariwisata dan mencipatakan kepuasan
tidak menimbulkan efek negatif wisatawan (Tanaya, 2014).
terhadap ekosistem setempat.
METODE PENELITIAN
Selain itu, konservasi merupakan
kebutuhan yang harus diupayakan 1. Lokasi Penelitian
untuk melindungi sumber daya Penelitian ini dilakukan di Desa
alam dan lingkungan dari efek Kuripan Selatan, Kecamatan
negatif kegiatan wisata. Kuripan, Kabupaten Lombok Barat.
b) Secara sosial dapat diterima, yaitu Untuk sampai ke Desa Kuripan
mengacu pada kemampuan Selatan, bisa melewati beberapa
penduduk lokal untuk menyerap jalur, yaitu jalur arah Gerung ke
usaha pariwisata (industri dan timur melawati Desa Kuripan Induk.
wisatawan) tanpa menimbulkan Jalur Lombok Tengah melewati jalan
konflik sosial. bay pass Kuripan memasuki Desa
c) Secara kebudayaan dapat Labulia ke selatan, sedangkan waktu
diterima, yaitu masyarakat lokal tempuh dari Kota Mataram ke Desa
mampu beradaptasi dengan Kuripan Selatan sekitar 31 menit.
budaya wisatawan yang cukup
2. Jenis dan sumber data
berbeda (kultur wisatawan).
d) Secara ekonomi menguntungkan, Jenis Data
yaitu keuntungan yang didapati Jenis data kualitatif yang
dari kegiatan pariwisata dapat digunakan dalam penelitian ini
meningkatkan kesejahteraan berupa deskripsi uraian dari profil
masyarakat. Desa Kuripan Selatan mengenai
6
strategi pengembangan ekowisata, 1) Informan adalah orang yang
informasi-informasi dan tindakan memiliki pengetahuan secara
dari informan yang berhubungan menyeluruh tentang Desa
dengan sejarah Desa Kuripan Kuripan Selatan yaitu bapak
Selatan, potensi wisata, ketersediaan Zulkarnain selaku Kepala Desa
komponen produk wisata, partisipasi Kuripan Selatan.
masyarakat lokal, dan pemberdayaan 2) Informan adalah orang yang
masyarakat lokal. memiliki pengetahuan tentang
ekowisata dengan narasumber
Sumber Data
yang dipilih adalah bapak Karon
Antara lain sumber data primer:
selaku ketua Pokdarwis “Durus
Dalam hal ini data yang diperoleh
Angin” dan Wirahadi selaku
secara langsung dari wawancara
wakil ketua Pokdarwis “Durus
dengan informan, terkait dengan
Angin” Desa Kuripan Selatan.
strategi pengembangan ekowisata di
3) Informan adalah orang yang
Desa Kuripan Selatan. Sedangkan
memiliki pengetahuan tentang
sumber data sekunder: yaitu data
bermasyarakat dengan
yang diperoleh dari pihak-pihak
narasumber yang dipilih adalah
tertentu yang berhubungan dengan
bapak Mun dan bapak Sakirin
penelitian ini, berupa data yang
selaku tokoh masyarakat di Desa
diperoleh dari Desa Kuripan Selatan,
Kuripan Selatan.
Pokdarwis Desa Kuripan Selatan dan
5. Teknik Analisis Data
profil desa.
Adapun langkah-langkah yang
3. Teknik Pengumpulan Data
dilakukan adalah sesuai dengan
Untuk menjawab permasalahan
analisis deskriptif kualitatif dari
dari penelitian ini, data diperoleh
Miles dan Huberman, 1984 (dalam
melalui wawancara mendalam,
Sogiyono, 2009): Reduksi data,
observasi, dan studi kepustakaan.
penyajian data (display data), dan
penarikan kesimpulan. Analisis data
4. Teknik Penentuan Informan
yang digunakan juga adalah analisis
SWOT , (Rangkuti, 2008: 19)
7
PEMBAHASAN Fauna: Fauna yang berada di
ekowisata Gunung Sasak Desa
a. Potensi pengembangan
Kuripan Selatan yang bisa
ekowisata di Desa Kuripan
dijumpai wisatawan diantaranya
Selatan.
adalah ayam hutan, kera, laba-
laba, kupu-kupu, burung-burung,
Potensi wisata alam
dan lain-lain.
Geografis: potensi Gunung Sasak
Potensi wisata budaya
antara lain panorama alam yang
sejuk karena termasuk hutan desa Sistem bahasa: Penggunaan bahasa
yang dikelilingi oleh pohon-pohon sehari-hari oleh masyarakat Desa
besar dan alam yang berbukit Kuripan Selatan adalah bahasa
sangat cocok dijadikan sebagai Sasak.
ekowisata, disamping itu pula bisa Sistem pengetahuan: Pengetahuan
dikembangkan atraksi alternatif masyarakat Desa Kuripan Selatan
namun harus tetap memperhatikan terhadap flora, fauna, dan lain-lain
kelestarian alam. Beberapa atraksi sudah mengerti.
alternatif yang cocok Sistem organisasi kemasyarakatan:
dikembangkan adalah motor Masyarakat Desa Kuripan Selatan
trekking, mendaki Gunung Sasak, sudah terjalin dibuktikan dengan
dan camping ground. eratnya hubungan kekerabatan.
Flora: Vegetasi yang tumbuh di Sistem teknologi (teknologi peralatan
sekitar ekowisata Gunung Sasak dan perlengkapan hidup):
bermacam-macam, diantaranya Masyarakat Desa Kuripan Selatan
yaitu kemiri, kacang panjang, dalam membajak sawahnya
pisang, nangka, sengon, palawija, menggunakan traktor. Alat untuk
ubi, dan lain-lain yang memasak sudah modern, masih
kebanyakan merupakan tanaman menjaga senjata tradisional.
pertanian warga Dusun Tunggu Sistem ekonomi: Masyarakat Desa
Lawang. Kuripan Selatan mayoritas memiliki
mata pencaharian bertani.
8
Sistem religi: Masyarakat Desa pemandangan alam yang begitu
Kuripan Selatan mayoritas beragama mempesona.
islam. b. Strategi Pengembangan
Sistem kesenian: Masyarakat Desa Ekowisata di Desa Kuripan
Kuripan Selatan mengakui seni sastra Selatan
berupa buku sanskerta yang hanya 1) Penguatan konsep ecotourism
dimiliki oleh tokoh adat di Desa bagi Desa Kuripan Selatan
Kuripan Selatan. Desa Kuripan Selatan yang
Salahsatu ritual upacara yang
memiliki potensi wisata alam yang
menarik di desa kuripan selatan
sangat menarik perlu dikembangkan
adalah upacara odalan yang
secara lebih serius oleh Pemerintah.
dilaksanakan di puncak Gunung
Hal ini dilakukkan demi
Sasak.
meningkatkan nilai ekonomis
Potensi wisata buatan
wilayah ini bagi penguatan ekonomi
Gazebo: Gazebo di ekowisata masyarakat sekitar. Namun untuk
Gunung Sasak berjumlah kurang mengurangi dampak yang negatif
lebih tiga puluh dua (32) unit. terhadap kerusakan lingkungan maka
Gazebo yang berjejer menjadi daya diperlukan sebuah upaya khusus
tarik wisata bagi pengunjung
untuk menanggulanginya. Salah satu
sehingga mereka mengabadikan foto
konsep yang tepat untuk mengatasi
mereka dengan background gazebo.
masalah ini adalah dengan
Menara pandang: ekowisata Gunung
mengembangkan konsep ecotourism
Sasak memiliki menara pandang
bagi Desa Kuripan Selatan. Dalam
yang tingginya sekitar 10 meter.
Menara pandang ini berada di konteks ini maka ekowisata Gunung
pertengahan Gunung Sasak. Dengan Sasak di Desa Kuripan Selatan akan
adanya menara pandang ini, banyak diarahkan sedemikian rupa agar
wisatawan yang tertarik untuk naik pengembangannya selaras dengan
ke atas menara ini dengan melihat upaya konservasi lingkungan serta
9
berdampak positif bagi meningkatkan pengawasan dalam
10
Gunung Kidul. Skripsi. Implementasi. Jakarta (ID):
Yogyakarta: Universitas Kompas.
Negeri Yogyakarta.
11