Professional Documents
Culture Documents
PAI Madrasah Merged
PAI Madrasah Merged
MADRASAH
OLEH
RAMLI
NIP. 196707271995031002
TAHUN 2021
1
PAI DI SEKOLAH DAN MADRASAH
I. Pendahuluan
Dalam ruang lingkup Pendidikan Islam dijelaskan beberapa hal, yaitu; segi sifat,
corak kajian (historis dan filosofis) , dan segi komponennya yang meliputi; tujuan,
kurikulum, proses belajar-mengajar, guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan
pra sarana, biaya dan evaluasi.
Asyyahid Sayyid Qutb telah merumuskan tiga faktor pendidikan bagi anak.
Pertama, Al-Quran sebagai sumber pembentukan yang satu-satunya. Natijah dari
keaslian sumber ini ialah lahirnya generasi yang serba murni hati, akal, tasawwuf dan
perasaan yang ikhlas. Kedua, membaca dan mempelajari Al-Quran dengan maksud
untuk melaksanakan perintah Allah dengan serta merta sebaik sahaja didengar dan
difahami. Dan ketiga, pengislaman yang sama sekali mengakhiri kejahilan silam dan
memisahkan dari kejahilan sekitarnya.
Selain ruang lingkup dari tiga segi tersebut diatas, lingkup materi pendidikan
Islam secara lengkap dikemukakan oleh Heri Jauhari Muchtar dalam bukunya “Fikih
Pendidikan”, bahwa pendidikan Islam melingkupi: (1) Pendidikan keimanan (Tarbiyatul
imaniyah), (2) Pendidikan moral/akhlak ((Tarbiyatul khuluqiyah), (3) Pendidikan
jasmani (Tarbiyatul jasmaniyah), (4) Pendidikan rasio (Tarbiyatul aqliyah), (5)
Pendidikan kejiwaan/hati nurani (Tarbiyatulnafsiyah), (6) Pendidikan
sosial/kemasyarakatan (Tarbiyatul ijtimaiyah), dan (7) Pendidikan seksual (Tarbiyatul
Syahwaniyah).
2
Oleh sebab itu maka pendidikan tidak dapat dijalankan dengan hanya
mengetahui, menghapalkan saja tentang hal baik dan buruk, tapi bagaimana
menjalankannya sesuai dengan nilai nilainya. Ada beberapa bagian dalam hal ini
antara lain: (1) mengumpulkan mereka dalam satu kelompok yang berbeda karakter,
(2) membantu mereka untuk menemukan jati dirinya dengan memberikan pelatihan,
ujian, dan tempaaan, (3) membentuk kepribadian dengan selalu menjauhi hal yang
jelek dan berpegang teguh terhadap nilai kebaikan.
Selanjutnya dalam makalah ini akan diuraikan ruang lingkup pendidikan hal-hal
yang meliput:
A. Pengertian PAI
Pendidikan secara etimologi berasa dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “Pais”
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Oleh karena itu, pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang
memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang
utama. 2
Dan di dalam Islam, sekurang-kurangnya terdapat tiga istilah yang digunakan untuk menandai
konsep pendidikan, yaitu tarbiyah, ta`lim, dan ta`dib. Namun istilah yang sekarang
1
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan,( Jakarta: Rineka Cipta: 1991), hlm. 69
2
Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UIN Press, 2004), hlm.1
3
berkembang di dunia Arab adalah tarbiyah.3 Istilah tarbiyah berakar pada tiga kata , raba
yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh, yang kedua rabiya yarba yang berarti tumbuh dan
memimpin, menjaga, dan memelihara. Kata al rabb juga berasal dari kata tarbiyah dan berarti
mengantarkan pada sesuatu kesempurnaannya secara bertahap atau membuat sesuatu menjadi
menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Esensi dari pendidikan adalah adanya
proses transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda
agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu, ketika kita menyebut pendidikan agama
a) Mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam
5
b) Mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran agama Islam.
Sedangkan pengertian pendidikan jika ditinjau secara definitive telah diartikan atau
dikemukakan oleh para ahli dalam rumusan yang beraneka ragam, diantaranya adalah:
Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman,
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar menjadi manusia
3
Hery Nur Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm.3
4
Ibid..,hlm.4
5
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.75-76
4
bertakwa kepada Allah. 6
hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga terjadinya kebahagiaan dunia akhirat.
b) Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
rumusan di atas adalah pembentukan perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan
petunjuk ajaran agama Islam. Sebagaimana yang pernah dilakukan Nabi dalam usaha
melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang
mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim. Untuk itu perlu adanya usaha,
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil unsur yang merupakan karakteristik
6
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004),hlm. 130
7
Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UIN Press, 2004), hlm. 11
8
Zakiyah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 28
5
Pendidikan Agama Islam:
9
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 23.
6
Fiqih/Ibadah; menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu’amalah yang baik dan
benar; dan
Tarikh dan Kebudayaan Islam; menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran
(ibrah) dari peristiwa- peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh muslim yang
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, untuk melestarikan
dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 10
Untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang disebutkan dalam tujuan
kurikulum PAI, maka isi materi kurikulum PAI didasarkan dan dikembangkan dari ketentuan-
ketentuan yang ada dalam dua sumber pokok, yaitu: AlQur’an dan Sunnah NAbi Muhammad
SAW. Disamping itu, materi PAI juga diperkaya dengan hasil istimbat atau ijtihad para ulama,
sehingga ajaran-ajaran pokok yang bersifat umum, lebih rinci dan mendetail.
Kurikulum PAI mencakup usaha untuk mewujudkan keharmonisan, keserasian, kesesuaian, dan
keseimbangan antara:
1. Hubungan manusia dan Sang Pencipta (Allah SWT.)
Sejauh mana kita sebagai hamba Allah SWT. telah melaksanakan segala kewajiban yang
diperintahkan-Nya? Dan setaat kita telah mematuhi segala dalam islam dalam kehidupan
sehari-hari? Banyak sekali ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi yang menegaskan
kewajiban seorang hamba dengan sang Khalik yaitu Allah SWT.
2. Hubungan manusia dengan manusia.
Apakah kita seorang muslim yang menjadikan orang lain merasa tentram berapa didekat
kita? Sejauh mana hak-hak orang lain telah kita tunaikan? Jangan sampai kita merugikan
apalagi mendholimi atau menganiaya hak-hak orang lain.
3. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.
Kita sebagai khlifah dibumi, tentu mempunyai tugas dan tanggung jawab mengelola dan
melestarikan alam dan memakmurkan bumi jangan sampai alam dan makhluk lain
terpedaya dan terusik karena keberadaan kita yang akibatnya akan kembali kepada
manusia itu sendiri
10Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011, Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam
pada sekolah
7
4. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (berakhlak dengan diri sendiri)
Penghargaan orang lain terhadap diri kita, sangat tergantung kepada sejauh mana kita
menghargai atau dengan kata lain berakhlak kepada diri sendiri.
Keempat hubungan tersebut diatas, tercakup dalam kurikulum PAI yang tersusun dalam
beberapa mata pelajaran, yaitu:
a. Mata pelajaran akidah akhlak,
b. Mata pelajaran ibadah syariah (fiqh),
c. Mata pelajaran Al-Qur’an hadits
d. Mata pelajaran sejarah dan kebudayaan islam (SKI), dan
e. Mata pelajaran bahasa arab
Mata-mata pelajaran tersebut yang merupakan scope atau ruang lingkup kurikulum PAI yang
disajikan pada sekolah-sekolah yang berciri khas agama islam atau madrasah, sementara ruang
lingkup kurikulum PAI pada sekolah-sekolah umum adalah mata pelajaran pendidikan agama
islam yang bentuk kurikulumnya Broad Field atau in one system.
Ruang lingkup kurikulum PAI dilembaga pondok-pondok pesantren tentu lebih banyak lagi mata
pelajaran, umumnya kurikulum PAI pada pondok pesantren terdiri dari mata pelajaran yang
terpisah-pisah (separated subject curriculum), seperti: tauhid, tajwid, fiqih, ushul fiqih, ilmu
hadits, tarikh, dan lain-lain. 11
1). Sisi keagamaan yang merupakan wahyu Allah dan sunnah Rasul, berisikan hal-hal mutlak
dan berada diluar jangkauan indera dan akal ( keterbatasan akal dan indera). Disis wahyu dan
sunnah berfungsi memberikan petunjuk dan mendekatkan jangkauan indera dan akal budi
manusia untuk memahami hakikat kehidupan.
11
Drs. H. Hamdan, M.Pd, Pengembangan dan Pembinanaan Kurikulum(Teori dan Praktek Kurikulum PAI), Banjarmasin, 2009,
h. 41 - 42
8
2) Sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin dapat diindera dan diakali, berbentuk
pengalaman faktual maupun pengalaman pikir, baik yang berasaal dari wahyu dan sunnah
maupun dari oemeluknya ( kebudayaan).
b. Pendidikan islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti, harus selalu mengikuti aturan
atau garis-garis yang sudah dan pasti, serta tidak dapat ditolak atau ditawar.
c. Pendidikan islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah. Pendidikan islam selalu
menekankan pada pembentukan hati nurani, menanamkan dan megembangkan sifat-sifat ilahiyaj
yang jelas dan pasti, dalam hubungan dengan manusia, hubungan dnegan Maha pencipta,
maupun dengan alam sekitar.
d. Pendidikan islam diyakini sebagai tugas suci, pada umumnya, kaum muslimin berkayakinan
bahwa penyelenggaraan pendidikan islam merupakan bagian dari misi risalah. Karena itu,
mereka menganggapnya sebagai misi suci. Dengan menyelenggarakan pendidikan islam itu
berarti pula menegakkan agama
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam itu memiliki
beberapa ciri dan ciri pendidikan islam itu selalu memperhatikan kebahagiaan dunia akhirat.
Ajarannya berdasarkan Al-qur’an dan hadist. Diantara ajarannya dapat dilihat dari pendidikan
akhlak sesuai dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW keduna ini, pendidikan islam sebagai
tugas suci dan ciri pendidikan islam yang terakhir yaitu bermotifkan ibadah.
12
Aat Syafaat, Sohari Sahrani, Dkk, Peranan Pendidikan Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta : Rajawali Press, 2008) hlm 72-
73
9
a. PAI merupakan rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok
(dasar) yang terdapat dalam agama Islam. Karena itulah PAI merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. Ditinjau dari segi isinya, PAI merupakan mata
pelajaran pokok yang menjadi salah satu komponen, dan tidak dapat dipisahkan dari
rumpun mata pelajaran yang bertujuan, mengembangkan moral dan kepribadian peserta
didik.
b. Tujuan PAI adalah terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan tentang
ajaran pokok Agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta
memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam, sehingga memadai baik
untuk kehidupan masyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
c. Pendidikan Agama Islam, sebagai sebuah program pembelajaran, diarahkan pada:
1) Menjaga aqidah dan ketaqwaan peserta didik
2) Menjadi landasan untuk rajin mempelajari ilmu-ilmu lain yang diajarkan di madrasah
3) Mendorong peserta didik untuk kritis, kretif dan inovatif
4) Menjadi landasan perilaku dalm kehidupan sehri-hari di masyarakat. PAI bukan hanya
mengajarkan pengetahuan tentang Agama Islam, tetapi juga untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial).
d. Pembelajaran PAI tidak hanya menekankan penguasaan kompetensi kognitif saja, tetapi
juga afektif dan psikomotoriknya.
e. Isi mata pelajaran PAI didasarkan dan dikembangkan dari ketentuan-ketentuan yang ada
dalam dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW (dalil naqli). Di samping itu materi PAI juga diperkaya dengan hasil-hasil istinbath
atau ijtihad (dalil aqli) para ulama sehingga ajaran-ajaran pokok yang bersifat umum
lebih rinci dan mendetil.
10
f. Materi PAI dikembangkan dari tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu aqidah,syari'ah
dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran konsep Islam, dan akhlak merupakan
penjabaran konsep ihsan. Dari ketiga konsep dasar itulah berkembang berbagai kajian
keislaman, termasuk kajhian-kajian yang terkait dengan ilmu, teknologi, seni dan budaya.
g. Out put pembelajaran PAI di sekolah/ madarasah adalah terbentuknya peserta didik yang
memiliki akhlak mulia (budi pekerti luhur) yang merupakan misi utama diutusnya Nabi
Muhammad SAW ke dunia. Pendidikan akhlak adalah (budi pekerti) adalah jiwa
pendidikan dalam Islam, sehingga pencapaian akhlak mulia (karimah) adalah tujuan
sebenarnya dari pendidikan. Dalam hubungan ini, perlu ditegaskan bahwa pelajaran PAI
tidak identik dengan menafikan pendidikan jasmani dan pendidikan akal. Keberadaan
program pembelajaran selain PAI juga menjadi kebutuhan bagi peserta didik yang tidak
dapat diabaikan. 13
Tujuan pendidikan Islam yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala
kegiatan Pendidikan Islam itu dilakukan. Maksudnya pendidikan Islam harus berlandaskan atau
bersumber dari dasar tersebut. Dalam hal ini dasar atau sumber pendidikan Islam ialah Alquran
dan Al-Hadits. Sedangkan tujuan pendidikan Islam yaitu arah kemana anak didik ini akan
dibawa. Secara ringkas, Tujuan pendidikan Islam yaitu ingin membentuk anak didik menjadi
manusia (dewasa) muslim yang taqwa kepada Allah swt atau secara ringkas, kepribadian
muslim. 14
Visi pendidikan Islam di sekolah” terbentuknya sosok anak didik yang mempunyai
karakter, watak dan kepribadian dengan landasan iman dan ketaqwaan serta nilai-niali akhlaq
atau budi pekertiyang kokoh yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan prilaku sehari-hari,
untuk selanjutnya memberi corak bagi pembentukan kekuatan bangsa”.
13
Http://Kumpulantugassekolahdankuliah.Blogspot.Com/2015/01/Karakteer diakeses pada tanggal 16 oktober 2018
14
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, tt), h.16.
11
Menurut Imam Ghazali, tujuan pendidikan yaitu pembentukan insani paripurna, baik di
dunia maupun di akhirat.Dengan mengamalkan fadhilah melalui ilmu pengetahuan yang
dipelajarinya.15
Tujuan-tujuan individual yang ingin dicapai oleh Pendidikan Islam secara keseluruhan
berkisar pada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan pada segi spiritual,
jasmani, emosi, intelektual dan sosial.
Materi Pendidikan Islam yaitu bahan-bahan atau pengalaman. Pengalaman belajar ilmu
agama Islam yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk
disajikan atau disampaikan kepada anak didik. Dalam Pendidikan Islam materi pendidikan ini
sering disebut dengan istilah maddatuttarbiyah.16
Isi kurukulum didasarkan pada kebutuhan peserta didik secara realistis dan disajikan
dalam pengalaman, yang dapat berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas, dengan metode
pemecahan masalah. Kondisi ini melahirkan ciri khusus progresivisme, yaitu disamping child-
centered sekaligus society centered.
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Pokok-pokok materi kurikulum Pendidikan agama Islam: 17
15 Imam Al-Ghazzali, Kumpulan Hadis Qudsi, (Solo: Pustaka Zawiyah, 2007), h. 13.
16 Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 17.
17 Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Alquran, (Yogyakarta: UII Press, 2000), h. 10.
12
3. Hubungan manusia dengan alam
Agama Islam banyak mengajarkan tentang alam sekitar dan manusia yang diberi mandat
oleh Allah swt sebagai kholifah di muka bumi. 18
V. Sumber PAI
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah
maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan
mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
memfasilitasi belajar seseorang. Pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational
Comunication and Tehnology AECT (1977) bahwa sumber belajar merupakan berbagai atau
semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam
belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam
mencapai tujuan belajar.
Sementara itu, pengertian pendidikan agama Islam Menurut Ahmad Tafsir, adalah usaha
sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam, terampil melakukan atau
mempraktekkan ajaran Islam, dan mengamalkan ajaran Islam. Sedangkan definisi pendidikan
agama Islam disebutkan dalam kurikulum 2004 standar kompetensi mata pelajaran agama Islam
adalah upaya sadar dan terencana dalam mempersiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlaq mulia , mengamalkan ajaran Islam dari
sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits,melalui kegiatan bimbingan.19
Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat ditari kesimpulan bahwa sumber belajar
pendidikan agama Islam adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengenal, memahami menghayati, mengimani,
bertaqwa, berakhlaq mulia, mengamalkan ajaran Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits
sebagai sumber belajar yang utama.
18
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 11.
19
Ahmad Tafsir, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam ,(Bandung, Raja Wali Press,2004) hal. 86.
13
A. Macam-Macam Sumber Belajar PAI
b. Buku/Perpustakaan
20
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok:Al-Huda, 2002) h.274
14
Buku adalah hasil budi manusia untuk mengasetkan dan meneruskan kebudayaan umat
manusia, khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian buku dapat
berfungsi sebagai sumber-sumber belajar bagi manusia. Mutu buku itu bergantung pada
penulisnya. Penerbit dan percetakan mempunyai peran yang besar dalam masalah
pembukuan ini. Agar buku itu terpelihara dan tahan lama sehingga dapat digunakan dimana
saja diperlukan, didirikan oranglah perpustakaan pribadi maupun perpustakaan
sekolah/madrasah atau umum.
c. Media Massa
Media Massa (Mass Media) singkatan dari Media Komunikasi Massa (Mass
Communication Media), yaitu sarana, channel, atau media untuk berkomunikasi kepada
publik.
Media Masa dapat dijadikan sumber belajar bagi anak maupun orang-orang yang
memerlukannya. Di zaman modern ini telah merupakan kebutuhan hampir setap orang terhadap
mass media Pengaruhnya besar dan sering sensitif. Jangkauannya luas sampai ke desa- desa.
Gerakannya cepat seolah– olah dunia ini semakin mengecil. Karena kemajuan teknologi di
bidang telekomunikasi. Media Masa merupakan sumber informasi dan mengetengahkan hal– hal
yang aktual dan serba baru dari berbagai penjuru dunia serta digunakan untuk berbagai
kepentingan, sehingga penggunaannya perlu selektif. Penggunaan mass media sebagai sumber
belajar untuk bidang pengajaran agama memerlukan pengolahan, karena umumnya
pengkomunikasian melalui media masa untuk kehidupan keagamaan masih relatif sedikit.
Wujud dari media masa berbentuk, surat kabar, majalah, radio, tv, tape recorder, vidio tape dll.
d. Alam lingkungan
Alam lingkungan dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi anak didik. kita dapat
membedakan tiga alam lingkungan sebagai sumber belajar yaitu:
a) Alam lingkungan terbuka.
Yang dimaksud dengan alam lingkungan terbuka, ialah alam itu sendiri tanpa kehadiran
”manusia”, dimana anak dapat mengenal dan menikmati alam sehingga ia dapat melihat,
merasakan dan menikmati keagungan tuhan. Anak dapat menemukan sesuatu yang baru
dari kehidupan makhluk tuhan untuk bersyukur kepada-Nya.
b) Alam lingkungan sejarah/ Peninggalan sejarah.
15
Baik berupa tempat-tempat bersejarah maupun peninggalan- peninggalannya yang telah
disusun seperti museum. Dari alam lingkungan sejarah ini dapat memperoleh iktibar atau
pengajaran sehingga ia memperole nilai-nilai baru bagi dirinya.
Alam lingkungan manusia, disini dimaksudkan dengan masyarakat, dari mulai yang
terkecil (keluarga) hingga lingkungan pendidikan. Pengaruh maayarakat terhadap anak
sangat besar. Terutama pengaruh lingkungan keluarga. Pengaruh yang beraneka ragam
karena keanekaragaman mayarakat tidak selalu menguntungkan anak. Dengan demikian
penggunaannya sebagai sumber belajar harus selektif.
d. Media pengajaran Dimaksud media pengajaran ialah segala alat bantu siswa, termasuk
laboratorium. Segala macam bentuk alat peragaan dan alat-alat yang dipergunakan dalam
proses belajar mengajar, selain berfungsi sebagai alat bantu juga dapat berfungsi sebagai
sumber belajar bagi siswa. Pada umumnya semakin maju suatu sekolah atau madrasah
semakin banyak memiliki alat pelajaran dan semakin tersedia pula berbagai tempat/ruang
fasilitas belajar. Sekolah yang memiliki kelengkapan dan fasilitas yang baik merupakan
sumber belajar yang baik pula bagi siswa. 21
Dengan demikian bahwa sumber belajar pendidikan agama Islam adalah semua sumber
baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk
mengenal, memahami menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlaq mulia , mengamalkan
ajaran Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber belajar yang utama.
Terdapat dua sumber Pendidikan Agama Islam yaitu sumber utama atau pokok yang terdiri dari
Al-Qur’an dan Al-Hadits dan yang kedua adalah sumber tambahan yang terdiri atas manusia,
buku, lungkungan, media massa, media pengajaran dan tentunya sumber tambahan lain yang
tidak tertulis dalam makalah ini.
21
Abuddin Nata, Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran , (Jakarta: Kencana, 2011), Cet-2, h.297
16
Peranan sumber belajar PAI dapat diuraikan menjadi peranan dalambentuk individual,
dalam bentuk klasikal dan juga dalam bentuk kelompok. Sementara itu, pengembangan sumber
belajar Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan pada dua aspek, yaitu pengembangan dari segi
teknisi pelaksanaan misalnya study tour, menanamkan nilai-nilai pribadi siswa misalnya
tanggungjwab, disiplin, mandiri dll., pemberian tugas dan sebagainya. Serta pengembangan dari
sumber belajar PAI dari segi konten pembelajaran yang meliputi 3 model, yaitu: model
dikotomis, model mekanisme dan model organisme atau sistemik.
VI. Penutup
Perlunya perubahan paradigma pendidikan agama di sekolah dan madrasah yaitu
pendidikan agama bukan sebatas pengajaran dan penguasaan materi terhadap ilmu-ilmu agama,
tetapi juga membimbing anak didik mampu memahami dan memaknai nilai-nilai agama sebagai
bekal motivasi untuk mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama Islam
di sekolah menjadi aspek pokok pendidikan agama Islam, sedangkan aspek-aspek pokok
pendidikan agama Islam di sekolah umum menjadi sub mata pelajaran-mata pelajaran di
madrasah.
17
Daftar Referensi
1. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan,( Jakarta: Rineka Cipta: 1991)
2. Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UIN Press,
2004)
3. Hery Nur Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999)
4. Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)
5. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)
6. Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UIN Press,
2004)
7. Zakiyah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992)
8. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005)
9. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011, Pedoman
Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam pada sekolah
10. Drs. H. Hamdan, M.Pd, Pengembangan dan Pembinanaan Kurikulum(Teori dan Praktek
Kurikulum PAI), Banjarmasin, 2009
11. Aat Syafaat, Sohari Sahrani, Dkk, Peranan Pendidikan Islam Dalam Mencegah
Kenakalan Remaja, (Jakarta : Rajawali Press, 2008)
12. Http://Kumpulantugassekolahdankuliah.Blogspot.Com/2015/01/Karakteer diakeses
pada tanggal 16 oktober 2018
13. Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, tt)
14. Imam Al-Ghazzali, Kumpulan Hadis Qudsi, (Solo: Pustaka Zawiyah, 2007)
15. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
16. Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Alquran, (Yogyakarta: UII Press, 2000)
17. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001)
18. Ahmad Tafsir, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam ,(Bandung, Raja Wali
Press,2004)
19. Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, (Depok:Al-Huda, 2002)
20. Abuddin Nata, Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran , (Jakarta: Kencana,
2011), Cet-2,
18