Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

EFEKTIVITAS MODEL BLENDED-LEARNING TERHADAP

HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN KERJASAMA MAHASISWA


JURUSAN AKUNTANSI UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Hasanah1, Jamaluddin2, Fakhri3 ,

Email: hasanahunm@yahoo.com, mamal_ptm@yahoo.co.id, fakhri.miftach@gmail.com,


Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

Abstract: This study aims to: (1) determine the effective implementation of the blended learning
model of critical thinking and communication skills of students, (2) determine the differences in
critical thinking skills and student communication between the experimental class and the control
class. The research method is quantitative research with experimental research types. The research
design used was quasi experimental. The sample of this research is class A as many as 47 people as
the experimental class and class C as many as 45 people as the control class. The statistical analysis
used was paired sample t test and independent sample t test. The results of the analysis show: (1) The
results of paired simple t test which show the value of t-count is greater than the t-table with a sig
value smaller than 0.05 which means the implementation of the blended learning model effectively
increases the critical thinking and communication skills of students, (2) The results of the independent
simple t test show that the t-test value is greater than the t-table with a sig value smaller than 0.05
which means that the critical thinking and communication skills of the experimental class students
have significant differences with the control class students.

Keywords: Blended Learning Model, Critical Thinking Skills, Communication Skills

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui implementasi model blended learning
yang efektif terhadap hasil belajar dan keterampilan kerja sama mahasiswa, (2) mengetahui perbedaan
hasil belajar dan keterampilan kerja sama mahasiswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Desain penelitian
yang digunakan adalah quasi experimental. Sampel penelitian ini adalah kelas A sebanyak 47 orang
sebagai kelas eksperimen dan kelas C sebanyak 45 orang sebagai kelas kontrol. Analisis statistik yang
digunakan adalah paired sample t test dan independent sample t test. Hasil analisis menunjukkan : (1)
Hasil uji paired simple t test yang menunjukkan nilai t-hitung lebih besar dibandingkan t-tabel dengan
nilai sig lebih kecil daripada 0.05 yang berarti implementasi dari model blended learning secara
efektif meningkatkan hasil belajar dan keterampilan kerjasama mahasiswa, (2) Hasil uji independent
simple t test yang menunjukkan nilai t-hitung lebih besar dibandingkan t-tabel dengan nilai sig lebih
kecil daripada 0.05 yang berarti hasil belajar dan keterampilan kerjasama mahasiswa kelas eksperimen
memiliki perbedaan secara signifikan dengan mahasiswa kelas kontrol.

Kata kunci : Model Blended Learning, Keterampilan Berpikir Kritis, Keterampilan Komunikasi

PENDAHULUAN
Pembelajaran pada abad 21 memiliki Model blended learning adalah model
karakteristik OBE yaitu outcome based pembelajaran yang mengkombinasikan antara
education. Pendekatan ini memiliki pembelajaran secara tatap muka dan online atau
karakteristik yaitu pembelajaran yang berpusat daring. Pada model blended learning, dosen
kepada peserta didik atau mahasiswa. Selain itu, berperan sebagai fasilitator dan motivator yang
pembelajaran ini juga memanfaatkan membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran online yang membawa dampak pembelajaran di kelas dan di luar kelas (online).
pembelajaran yang dapat dilakukan kapan saja Akan tetapi. Implementasi dari model blended
dan dimanapun. Kombinasi pembelajaran tatap learning ini belum terlaksana secara maksimal.
muka dengan pembelajaran online yaitu model Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi pada
blended learning. salah satu institusi pendidikan tinggi yang
menunjukkan bahwa : (1) pembelajaran masih
berpusat pada dosen (teacher centered yang berarti peserta dapat belajar sesuai waktu
learning) dan (2) pemanfaatan dari e-learning yang mereka punya dan tidak dibatasi oleh
hanya sebatas pada pengumpulan tugas. jadwal semester atau tahun ajaran. Selain itu,
Kondisi ini tentunya menjadi hal yang harus pada elemen kecepatan (pace) artinya peserta
diperhatikan oleh institusi pendidikan tinggi didik dapat belajar dan mengerjakan penugasan
untuk memberikan dukungan pada pelaksanaan sesuai dengan kecepatan masing-masing. Pada
pembelajaran dengan dukungan teknologi elemen tempat (place) memiliki arti peserta
dalam proses pembelajaran. Hal ini juga dapat belajar di dalam kelas, tetapi juga
merupakan salah satu program dari memiliki kesempatan belajar di luar kelas.
Kemenristekdikti pada rapat kerja tahun 2019 Sedangkan pada elemen jalur (path) berarti
yang menunjukkan bahwa e-learning sebagai peserta dapat menggunakan berbagai variasi
pembelajaran untuk mempersiapkan mahasiswa cara atau pendekatan instruksional untuk
dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 yaitu mencapai tujuan pembelajaran. Dan elemen
dengan menyediakan pendidikan yang terakhir yaitu teacher of record, peserta saat
menekankan pada pengetahuan dan kapasitas membutuhkan bantuan dapat menghubungi
intelektual umum dalam kehidupan yang pengajar yang bertugas.
kompleks pada abad 21. Salah satu cara yaitu Manfaat dari model blended learning
dengan mempersiapkan capaian pembelajaran juga ditunjukkan pada hasil penelitian dari
dan sistem pembelajaran Hybrid atau Blended Sukayanti, et al (2018) menunjukkan bahwa
Learning (Nurwardani, 2019). model blended learning yang
Implementasi model blended learning dikembangkan efektif untuk meningkatkan
diharapkan dapat membantu dalam hasil belajar seni budaya. Pernyataan ini juga
meningkatkan hard skills dan soft skills didukung oleh penelitian dari Maryana &
mahasiswa jurusan akuntansi. Salah satu soft Abriano (2017) menunjukkan bahwa model
skills yang dibutuhkan oleh mahasiswa pembelajaran blended learning berpengaruh
akuntansi untuk dapat bersaing pada abad 21 terhadap hasil capaian pembelajaran mahasiswa
adalah hasil belajar dan keterampilan kerja program studi akuntansi dan manajemen di
sama mahasiswa. Hasil belajar pada menurut Banjarmasin. Merujuk dari penelitian-penelitian
(Krathwohl, 2010) yang berada pada kategori di atas dapat diasumsikan bahwa implementasi
dimensi proses kognitif yaitu pada tingkat blended learning dapat bermanfaat bagi
kepahaman mahasiswa terhadap mata kuliah. kompetensi mahasiswa.
Kolaborasi merupakan proses di mana suatu Berdasarkan uraian di atas,
pihak melihat aspek-aspek yang berbeda dari implementasi dari model blended learning ini
suatu masalah, mengeksplorasi perbedaan dan diharapkan dapat membantu mahasiswa
mencari slusi yang melampaui keterbatasan pendidikan tinggi khususnya pada mahasiswa
pengetahuan mereka sendiri dari apa yang jurusan akuntansi untuk mengembangkan hasil
mungkin (Chinn, 2000). belajar dan keterampilan kerjasama lebih baik
Tujuan utama dari pembelajaran agar keterampilan-keterampilan ini dapat
blended learning adalah memberikan bermanfaat bagi lulusan di DUDI. Pembelajaran
kesempatan bagi berbagai karakteristik blended learning ini diharapkan juga dapat
pembelajar agar dapat belajar dengan mandiri, secara efektif pada proses pembelajaran.
berkelanjutan dan berkembang sepanjang hayat.
Selain itu, model blended learning bertujuan
METODE
untuk memfasilitasi terjadinya belajar dengan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
menyediakan berbagai sumber belajar dengan
memperhatikan karakteristik pembelajar dalam kuantitatif dengan pendekatan quasi
belajar. Pembelajaran juga dapat mendorong experimental yaitu penelitian eksperimen tetapi
peserta untuk memanfaatkan sebaik-baiknya subjek penelitian tidak dipilih secara acak
kontak face to face dengan mengembangkan (random). Desain penelitian yang digunakan
pengetahuan. Kemudian, persiapan dan tindak dalam penelitian ini yaitu quasi experimental
lanjutnya dapat dilakukan secara offline dan
dengan bentuk Nonequivalent Control Group
online (Dwiyogo, 2018). Menurut Christensen
(2013), blended learning terdiri dari 5 elemen Design. Penelitian melibatkan 2 (dua)
yaitu time, pace, place, path, teacher-of-record. kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
Blended learning memiliki elemen waktu (time) kelompok kontrol. Penentuan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling merupakan Tabel 1. Data Normalitas Kelompok
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan Eksperimen
tertentu. Sampel yang digunakan dalam Nilai
Kelompok Keterang
penelitian ini yaitu 2 kelas yaitu Kelas A dan Sig Kondisi
eksperimen an
(ρ)
Kelas C dengan total mahasiswa 92 orang yang Data
terdiri dari kelas A sebanyak 47 orang sebagai Pre-test Hasil ρ>
0.246 terdistribu
Belajar 0.05 si normal
kelas eksperimen sedangkan kelas C sebanyak
Data
45 orang sebagai kelas kontrol. Post-test Hasil ρ>
0.061 terdistribu
Teknik pengumpulan data Belajar 0.05 si normal
menggunakan tes untuk hasil belajar dan Data
observasi untuk keterampilan kerjasssama. Kerjasama ρ> terdistribu
0.717
Instrumen yang digunakan adalah lembar tes Awal 0.05 si normal
uraian (essay) untuk hasil belajar dan lembar Data
obervasi untuk keterampilan kerjasama. Teknik Kerjasama ρ> terdistribu
0.092
analisis data dengan uji paired sample t test Akhir 0.05 si normal
untuk mengetahui efektifitas dari model
Sumber : Data Output SPSS
blended learning dan independent sample t test
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan Berikut pada tabel 2 adalah hasil dari
keterampilan kerja ama antara kelompok uji normalitas pada kelompok kontrol.
eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 2. Data Normalitas Kelompok Kontrol
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai
Kelompok Keterang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sig Kondisi
eksperimen an
model blended learning secara efektif dapat (ρ)
meningkatkan hasil belajar dan keterampilan Data
Pre-test Hasil ρ>
kerjasama mahasiswa dan implementasi dari 0.782 terdistribu
Belajar 0.05 si normal
model blended learning ini juga bermanfaat
Data
pada hasil belajar dan keterampilan kerjasama Post-test Hasil ρ>
0.769 terdistribu
mahasiswa kelompok eksperimen yang Belajar 0.05 si normal
memiliki perbedaan yang lebih baik Data
dibandingkan mahasiswa kelompok Kerjasama ρ> terdistribu
eksperimen. Namun hal ini, perlu dilakukan 0.255
Awal 0.05 si normal
kajian lebih lanjut dengan membandingkan
hasil penelitian ini dengan penelitian relevan Data
agar memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Kerjasama ρ> terdistribu
0.188
Analisis statistik inferential dapat Akhir 0.05 si normal
dilakukan setelah melakukan uji asumsi klasik
yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji Sumber : Data Output SPSS
normalitas dilakukan untuk mengetahui data
Berdasarkan pada tabel 1 dan tabel 2
terdistribusi dengan normal dan uji
diperoleh bahwa data hasil belajar dan
homogenitas untuk mengetahui varians dari
keterampilan kerjasama mahasiswa kelompok
kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen
eksperimen dan kelompok kontrol terdistribusi
dengan kelompok kontrol. Berikut adalah hasil
normal. Hal ini diperoleh dari nilai sig yang
dari uji normalitas dan homogenitas pada data
lebih besar dibandingkan 0.05 sehingga dapat di
hasil penelitian dari hasil belajar dan
asumsikan bahwa data hasil belajar dan
keterampilan kerjasama mahasiswa pada
keterampilan kerjasama berada pada kategori
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
normal. Berikut pada tabel 3 merupakan hasil
uji homogenitas untuk hasil belajar dan
keterampilan kerjasama.
Tabel 3. Data Homogenitas model blended learning efektif dalam
Nilai meningkatkan hasil belajar mahaiswa.
Keterampilan Sig Kondisi Keterangan Hasil analisis statistik deskriptif
(ρ) menunjukkan bahwa setelah penerapan model
Pre-test Hasil 0.22 ρ> blended learning, keterampilan kerjasama
Homogen
Belajar 5 0.05 mahasiswa kelompok eksperimen memperoleh
Post-test 0.76 ρ> rata-rata (mean) sebesar 69.04. Sedangkan
Homogen
Hasil Belajar 8 0.05 keterampilan kerjasama mahasiswa sebelum
Kerjasama 0.21 ρ> Homogen penerapan model blended learning memperoleh
Awal 3 0.05 rata-rata (mean) sebesar 57.53. Hal ini
Kerjasama 0.80 ρ> Homogen menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
Akhir 0 0.05 kerjasama mahasiswa kelompok eksperimen.
Sumber : Data Output SPSS
Tabel 5. Data Hasil Uji Paired sample t-test
Berdasarkan tabel 3 manunjukkan Keterampilan Kerjasama
bahwa nilai sig yang lebih besar dibandingkan Indikator paired
Hasil paired sample t test
0.05 sehingga diasumsikan bahwa data berada sample t test
pada kategori homogen atau variasi dari data t-hitung 13.561
hasil belajar dan keterampilan kerjasama t-tabel 2.011
memiliki varians yang sama. Setelah Sig (2-tailed) 0.000
melakukan uji asumsi klasik dapat dilakukan Sumber : Data Output SPSS
analisis statistik inferential yaitu uji paired
sample t test dan independent sample t test. Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
bahwa nilai sig lebih kecil dibandingkan 0.05
Efektivitas Model Blended Learning dan nilai t-titung yang lebih besar dibandingkan
terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan t-tabel sehingga dapat diasumsikan bahwa
Kerjasama Mahasiswa model blended learning efektif dalam
Hasil analisis statistik deskriptif meningkatkan keterampilan kerjasama
menunjukkan bahwa setelah penerapan model mahasiswa. Hasil uji paired sample t test pada
blended learning, keterampilan kerjasama hasil belajar dan keterampilan kerjasama
mahasiswa kelompok eksperimen memperoleh mahasiswa ditunjukkan bahwa model blended
rata-rata (mean) sebesar 75.66. Sedangkan hasil learning efektif dalam meningkatkan hasil
belajar sebelum penerapan model blended belajar dan kerjasam mahasiswa.
learning memperoleh rata-rata (mean) sebesar
61.87. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Perbedaan Hasil Belajar dan Keterampilan
peningkatan hasil belajar mahasiswa kelompok Kerjasama Mahasiswa Kelompok
eksperimen. Akan tetapi untuk mengetahui Eksperimen dan Kelompok Kontrol
peningkatan secara signifikan dari hasil belajar Hasil analisis statistik deskriptif
dengan uji paired sample t test yang menunjukkan bahwa setelah penerapan model
ditunjukkan pada tabel 4. blended learning, hasil belajar mahasiswa
kelompok eksperimen memperoleh rata-rata
Tabel 4. Data Hasil Uji Paired sample t-test (mean) sebesar 75.66. Sedangkan hasil belajar
Hasil Belajar mahasiswa kelompok kontrol dengan model
Indikator paired pembelajaran konvensional memperoleh rata-
Hasil paired sample t test
sample t test rata (mean) sebesar 72.27. Hal ini menunjukkan
t-hitung 14.159 bahwa mahasiswa kelompok eksperimen
t-tabel 2.011 memiliki hasil belajar lebih baik dibandingkan
Sig (2-tailed) 0.000 kelompok kontrol. Akan tetapi untuk
Sumber : Data Output SPSS mengetahui perbedaan secara signifikan dari
hasil belajar dengan uji independent sample t
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan test yang ditunjukkan pada tabel 6.
bahwa nilai sig lebih kecil dibandingkan 0.05
dan nilai t-titung yang lebih besar dibandingkan
t-tabel sehingga dapat diasumsikan bahwa
Tabel 6. Data Hasil Uji Independent sample t- Gambaran dari uji independent sample t
test Hasil Belajar test pada hasil belajar dan keterampilan
Indikator kerjasama mahasiswa dapat dilihat pada
Hasil independent
independent Gambar 1 berikut.
sample t test
sample t test
t-hitung 2.046 t-hitung t-tabel
t-tabel 1.986
Sig (2-tailed) 0.044
Sumber : Data Output SPSS 2.121
2.046
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan 1.986 1.986
bahwa nilai sig lebih kecil dibandingkan 0.05
dan nilai t-titung yang lebih besar dibandingkan
t-tabel sehingga dapat diasumsikan bahwa Hasil Belajar Kerjasama
mahasiswa kelompok eksperimen dengan
model blended learning memiliki hasil belajar
lebih baik dibandingkan mahasiswa kelompok Gambar 1. Nilai t-hitung dan t-tabel Hasil
kontrol dengan pembelajaran konvensional. Belajar dan Kerjasama Peserta
Hasil analisis statistik deskriptif Didik
menunjukkan bahwa setelah penerapan model
blended learning, keterampilan kerjasama Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa
mahasiswa kelompok eksperimen memperoleh nilai t-hitung pada hasil belajar dan
rata-rata (mean) sebesar 69.04. Sedangkan keterampilan kerjasama mahasiswa
keterampilan kerjasama mahasiswa kelompok menunjukkan hasil bahwa nilai t-hitung lebih
kontrol dengan model pembelajaran besar dibandingkan t-tabel. Hal ini
konvensional memperoleh rata-rata (mean) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
sebesar 66.80. Hal ini menunjukkan bahwa belajar dan keterampilan kerjasama antara
mahasiswa kelompok eksperimen memiliki kelompok eksperimen dengan kelompok
keterampilan kerjasama lebih baik kontrol.
dibandingkan kelompok kontrol. Akan tetapi Berdasarkan pada hasil uji independent
untuk mengetahui perbedaan secara signifikan sample t test pada hasil belajar dan kerjasama
dari keterampilan kerjasama dengan uji mahasiswa ditunjukkan bahwa mahasiswa
independent sample t test yang ditunjukkan kelompok eksperimen dengan model blended
pada tabel 7. learning memiliki hasil belajar dan
keterampilan kerjasama lebih baik
Tabel 7. Data Hasil Uji Independent sample t- dibandingkan mahasiswa kelompok kontrol
test Keterampilan Kerjasama dengan pembelajaran konvensional. Penerapan
Indikator model blended learning sebagai solusi
Hasil independent
independent meningkatkan hasil belajar dan keterampilan
sample t test
sample t test kerjasama mahasiswa adalah langkah yang
t-hitung 2.121 tepat dilakukan dalam perkembangan teknolog
t-tabel 1.986 di abad 21. Perkembangan teknologi di abad 21
Sig (2-tailed) 0.037 menuntut seluruh orang untuk dapat mengakses
Sumber : Data Output SPSS seluruh kebutuhannya baik data pekerjaan, data
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan kuliah dan tugas kuliah atau pekerjaan di
bahwa nilai sig lebih kecil dibandingkan 0.05 internet.
dan nilai t-hitung yang lebih besar
dibandingkan t-tabel sehingga dapat Pembahasan
diasumsikan bahwa mahasiswa kelompok Penerapan model blended problem
eksperimen dengan model blended learning learning sebagai solusi meningkatkan
memiliki keterampilan kerjasama lebih baik keterampilan komunikasi mahasiswa adalah
dibandingkan mahasiswa kelompok kontrol langkah yang tepat dilakukan dalam
dengan pembelajaran konvensional. pengembangan keterampilannya. Hal ini dapat
dilihat pada aktivitas model problem based
learning yang menuntut mahasiswa sebagai
pusat dari aktivitas pembelajaran atau student belajar juga dijelaskan oleh penelitian dari
centered learning. Mahasiswa diharuskan untuk Ningsih et al (2017) yang menjelaskan bahwa
berperan aktif dalam setiap aktivitas peningkatan hasil belajar mahasiswa yang
pembelajaran di kelas baik dalam kegiatan diajar dengan menggunakan model blended
berkelompok dan kegiatan individu. Hal ini learning lebih tinggi dari mahasiswa yang
membantu mahasiswa dalam menumbuhkan diajar dengan pembelajaran biasa baik secara
kepercayaan dirinya dan motivasi dirinya dalam keseluruhan maupun berdasarkan level
mengemukakan pendapat dan tentunya dapat kemampuan awal matematika (tinggi, sedang
menanamkan rasa hormat dan menghargai dan rendah) dan peningkatan kemandirian
pendapat dari temannya di kelas. Selain itu, belajar mahasiswa yang diajar dengan
komunikasi online telah membantu mereka menggunakan model blended learning lebih
berbagi pengetahuan. Mahasiswa dapat berbagi tinggi dari mahasiswa yang diajar dengan
pengetahuan melalui fitur diskusi, komunikasi pembelajaran biasa.
secara personal melalui messanger dengan Penelitian dari Astuti (2019) yang
mahasiswa dan temannya. Hal ini membuat memperoleh hasil bahwa pada proses
mahasiswa dapat memaksimalkan waktu yang pembelajaran dengan kombinasi tatap muka dan
dimilikinya agar mengembangkan potensi yang online, peserta didik dibiasakan untuk saling
ingin dicapainya serta nodel blended problem berinteraksi, berdiskusi, bertukar pendapat atau
based learning tentunya juga mengakomodasi ide mengenai permasalahan tertentu. Dengan
pertumbuhan keterampilan berpikir tingkat berbagai aktivitas ini, tentunya peserta didik
tinggi siswa yang diperlukan untuk akan berlatih untuk mengembangkan
berkomunikasi secara ilmiah melalui tulisan kemampuan komunikasi baik secara lisan
ilmiah. maupun tulisan. Melalui blended learning,
Manfaat blended learning bagi peserta didik dapat mencapai kemampuan
keterampilan komunikasi juga diperoleh dari komunikasi yaitu kemampuan memahami,
hasil penelitian dari Banditvilai (2016) menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide
menunjukkan bahwa hasil belajar dan motivasi matematis baik secara lisan, tulisan maupun
belajar diperoleh dari membandingkan bentuk visual lainnya. Hasil penelitian dari Ali
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol et al (2014) menunjukkan bahwa e-learning
untuk mengukur manfaat dari e-learning yang sebagai media kolaborasi yang menawarkan
berbasis teknologi untuk mengembangkan tempat diskusi untuk kolaborasi antar peserta
keterampilan bahasa peserta didik. Adapun didik. E-learning selain dapat dijadikan sebagai
hasil penelitian adalah pembelajaran online forum untuk berdiskusi dan saling berbagi ide
memiliki manfaat untuk meningkatkan keempat antar peserta didik, e-learning dapat
aspek keterampilan Bahasa peserta didik, selain dimanfaatkan oleh beberapa peserta didik untuk
itu pembelajaran online ini juga meningkatkan membagikan bahan ajar berupa e-book dan
motivasi belajar peserta didik terhadap video tutorial kepada peserta didik lainnya.
pembelajaran.
Penelitian yang relevan dengan di atas KESIMPULAN DAN SARAN
juga dilakukan oleh Mutaqin et al (2016) yang Berdasarkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa hasil nilai ujian akhir penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kelas blended learning lebih baik dibandingkan model blended learning efektif dalam
daripada kelas biasa disebabkan mahasiswa meningkatkan hasil belajar dan keterampilan
kelas blended learning rajin mengerjakan kerjasama mahasiswa. Selain itu, mahasiswa
pekerjaan rumah daripada kelas biasa. Tugas kelompok eksperimen memiliki hasil belajar
yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa dan keterampilan kerjasaama lebih baik
harus diketik dan diunggah melalui LMS. Hal dibandingkan mahasiswa kelompok kontrol
ini memberikan kesempatan mahasiswa belajar dengan pembelajaran konvensional. Hal ini
lebih banyak karena tugas yang diketik lebih tentu tidak terlepas dari aspek positif dari
membutuhkan waktu lama daripada tulis blended learning yang menuntut mahasiswa
tangan. Selain itu, tugas yang diketik berperan aktif dalam proses pembelajaran di
menyebabkan mahsiswa beberapa kali kelas (luring) dan di luar kelas (daring).
melakukan penyuntingan tulisan yang membuat Saran Bagi dosen adalah kehadiran dari
mereka membaca ulang tugas tersebut. Manfaat model blended learning diharapkan dapat
dari model blended learning terhadap hasil membantu dosen sebagai pendidik dalam
melaksanakan perannya sebagai fasilitator dan Perguruan Tinggi Swasta Di
motivator di kelas serta diharapkan agar dosen Banjarmasin. 14.
dapat lebih meluangkan waktu untuk
mempelajari aspek-aspek positif dari model Mutaqin, A., Marethi, I., & Syamsuri, S.
blended learning agar dapat membantu (2016). Model Blended Learning Di
mahasiswa dalam mengembangkan kompetensi Program Studi Pendidikan Matematika
dan bakat yang dimilikinya. UNTIRTA. Jurnal Cakrawala
Bagi mahasiswa adalah dengan adanya Pendidikan, 1(1).
implementasi model blended problem based https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.8384
learning, dengan pembelajaran online berbasis
LMS edmodo yang bersifat e-learning dapat Ningsih, Y. L., Misdalina, M., & Marhamah,
menambah wawasan yang dimiliki agar dapat M. (2017). Peningkatan Hasil Belajar
mengembangkan kompetensi yang dimilikinya dan Kemandirian Belajar Metode
untuk dapat bersaing di era revolusi industri Statistika Melalui Pembelajaran
4.0. Blended Learning. Al-Jabar : Jurnal
Pendidikan Matematika, 8(2), 155.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.24042/ajpm.v8i2.163
3
Ali, M. F., Joyes, G., & Ellison, L. (2014).
Building Effective Small-group Team Nurwardani, Dr. Ir. P. (2019). Reorientasi
Working Skill through Blended Kurikulum Untuk Lulusan Berdaya
Learning at Malaysia Tertiary Saing.
Institution. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 112, 997–1009. Sukayanti, L. R., Sudarma, I. K., & Jampel, I.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.0 N. (2018). Pengembangan Blended
1.1261 Learning Tipe Flipped Classroom Pada
Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas XI.
Banditvilai, C. (2016). Enhancing Students’ 9, 12.
Language Skills through Blended
Learning. 14(3), 10.

Chinn, C. A., O’donnell, A. M. ,. &. Jinks, T. S.


(2000). The structure of discourse in
collaborative learning. The Journal of
Experimental Education, 77–97.

Christensen, H., Staker. (2013). Is K-12


Blended Learning Disruptive? An
Introduction to theory of hybrids.

Dwiyogo, W. D. (2018). Pembelajaran


Berbasis Blended Learning (1st ed.).
PT. RajaGrafindo Persada.

Krathwohl, D. R., Lorin W. Anderson. (2010).


Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan
Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom)—Terjemahan. Pustaka Pelajar.

Maryana, F., & Abriano, N. (2017). Pengaruh


Metode Pembelajaran Blended
Learning Terhadap Hasil Capaian
Pembelajaran Mahasiswa Program
Studi Akuntansi Dan Manajemen Pada

You might also like