Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480

Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Ciwidey Kabupaten


Bandung
Strategy for Developing Ciwidey Tourism Area in Bandung Regency
1
Denisa Puja Antanita, 2Ernady Syaodih
1,2
Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1denisapuja@gmail.com, 2ernadysyaodih@gmail.com

Abstract. Ciwidey Tourism Area in Bandung Regency, West Java Province has a big role in the development
of Indonesian tourism. Ciwidey Tourism Area has 16 attractions, namely: White Crater, Situ Patengang,
Rengganis Crater, Cipanji Waterfall, Curug Tilu, Tea Plantation, Rancaupas, Punceling, Cimanggu,
Ciwalini, Ciwidey Valley, Green Hill Park, Glamping, Barusen Hills, Happy Farm, and Strawberry Picking.
The development of ciwidey tourism has a tourist attraction that must be optimized and supported by the
typical natural scenery of the mountains. But with considerable tourism potential, the accessibility conditions
in Ciwidey Tourism Area do not support tourism development, such as: hollow roads, very long congestion,
roads that fit large vehicles that are often complained of by tourists and accessibility in 16 attractions also
have access that is not good enough for tourists' convenience. In addition, public facilities in the Ciwidey
Tourism Area are still not utilized properly because after the development is not maintained sustainably, but
if every tourist attraction is good, it only needs a new breakthrough on its kiosks to make it more attractive
and 16 existing tourist objects that are still not in accordance with the standards feasibility of facilities. This
study aims to develop a development strategy based on the potential and problems of the theory of demand
and tourism offerings in the Ciwidey Region. Requests and Offers from Ciwidey Tourism Areas are tourist
attractions, accessibility, amenities (facilities), ancillary (institutional), tourist demand (policies) and policies
to create good and ideal tourism. The method used is descriptive quantitative and qualitative by conducting
field observation surveys, questionnaires, interviews and literature studies to obtain optimal data. The results
of the study show that the right strategy position is in quadrant 1, which means that the situation is very good
because there are strengths that are utilized and overcome weaknesses to seize profitable opportunities. Then
the Development Strategy is carried out by paying attention to tourist attractions, accessibility, amenities
(facilities), and ancillary (institutional).
Keywords: Development, Demand, Supply, Tourism

Abstrak. Kawasan Wisata Ciwidey yang berada di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat memiliki peran
besar dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Kawasan Wisata Ciwidey ini memiliki 16 objek wisata,
yaitu: Kawah Putih, Situ Patengang, Kawah Rengganis, Curug Cipanji, Curug Tilu, Perkebunan Teh,
Rancaupas, Punceling, Cimanggu, Ciwalini, Ciwidey Valley, Green Hill Park, Glamping, Barusen Hills,
Happy Farm, dan Petik Strawberry. Pengembangan wisata ciwidey ini memiliki daya tarik wisata yang harus
dioptimalkan dan ditunjang dengan pemandangan alam khas pegunungan. Namun dengan potensi wisata
yang cukup besar, kondisi aksesibilitas yang ada di Kawasan Wisata Ciwidey belum mendukung
pengembangan wisata, seperti: jalan berlubang, kemacetan yang sangat panjang, jalan yang pas dengan
kendaraan besar yang seringkali dikeluhkan oleh wisatawan yang datang serta aksesibilitas di 16 objek
wisata juga memiliki akses yang belum cukup baik untuk kenyamanan wisatawan. Selain itu, mengenai
fasilitas umum di Kawasan Wisata Ciwidey masih belum termanfaatkan dengan baik karena setelah
pembangunan tidak dipelihara secara berkelanjutan namun jika di setiap objek wisata sudah baik hanya butuh
terobosan baru mengenai kiosnya agar lebih menarik dan 16 objek wisata yang ada masih belum sesuai
dengan standar kelayakan fasilitas. Penelitian ini bertujuan menyusun strategi pengembangan berdasarkan
potensi dan permasalahan dari teori permintaan dan penawaran wisata yang ada di Kawasan Ciwidey.
Permintaan dan Penawaran dari Kawasan Wisata Ciwidey yaitu atraksi wisata, aksesibilitas, amenitas
(fasilitas), ancillary (kelembagaan), permintaan (demand) wisatawan dan kebijakan untuk menciptakan
wisata yang baik dan ideal. Metode yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan
melakukan survey observasi lapangan, kuisioner, wawancara dan studi literatur untuk mendapatkan data
yang optimal. Hasil penelitian menunjukan posisi strategi yang tepat berada di kuadran 1, yang artinya situasi
yang sangat baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan serta mengatasi kelemahan untuk meraih peluang
yang menguntungkan. Maka Strategi Pengembangan yang dilakukan dengan memperhatikan atraksi wisata,
aksesibilitas, amenitas (fasilitas), dan ancillary (kelembagaan).
Kata kunci : Pengembangan, Permintaan, Penawaran, Wisata

82
Strategi Pengembangan Kawasan Wisata… | 83

A. Pendahuluan menjadi lambat jika berpapasan (Lantas


Polres Bandung, Iptu Kiki Hartaki
Pengembangan pariwisata
dalam wawancara tribun), kondisi jalan
adalah segala kegiatan dan usaha yang
menuju ke 16 objek wisata dan di area
terkoordinasi untuk menarik
objek wisata yang ada juga masih
wisatawan, menyediakan semua
didominasi jalan rusak dan berlubang,
prasarana dan sarana, barang dan jasa
menyababkan pengendara harus hati-
fasilitas yang diperlukan, guna
hati, namun sudah ada kendaraan lokal
melayani wisatawan. Kegiatan dan
seperti angkutan ciwidey-patengang
pengembangan pariwisata mencakup
menuju ke Kawasan Wisata Ciwidey
segi-segi kehidupan dalam masyarakat,
yang kondisinya kurang terawat, tetapi
mulai dari kegiatan angkutan,
16 objek wisata belum memiliki
akomodasi, atraksi wisata, makanan
penghubung yang optimal karena masih
dan minuman, cinderamata, pelayanan,
mengandalkan jalan utama
dan lain-lain. Usaha ini untuk
menyebabkan terjadinya kemacetan.
mendorong dan meningkatkan arus
Fasilitas yang ada di Kawasan Wisata
kunjungan wisatawan mancanegara
Ciwidey belum memenuhi standar
maupun wisatawan nusantara, sehingga
kelayakan fasilitas. Sedangkan
memungkinkan perekonomian dalam
mengenai kelembagaan pengelola
negeri semakin maju dan berkembang
wisata (Perhutani, PT. Perkebunan
(Yoeti,2002:53).
Nusantara VIII, Pihak ke tiga, Pengurus
Dalam Rencana Induk
Desa, Perseorangan, Koprasi
Pengembangan Pariwisata Daerah
Masyarakat) belum berkomunikasi dan
Kabupaten Bandung bahwa Kawasan
bersinergi dengan baik, sehingga
Wisata Ciwidey dikembangkan menjadi
terjadinya GAP antar pembangunan
salah satu Kawasan Strategis Pariwisata
yang dilakukan oleh masing-masing.
Nasional. Kawasan Wisata Ciwidey
Berdasarkan potensi dan
mencangkup tiga kecamatan yaitu
permasalahan yang ada, maka rumusan
Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan
masalah pada studi ini adalah
Ciwidey, dan Kecamatan Rancabali.
Kawasan Wisata Ciwidey ini memiliki Bagaimana cara mengembangkan
16 objek wisata yaitu: Kawah Putih, Kawasan Wisata Ciwidey melihat dari
Situ Patengang, Kawah Rengganis, 16 objek wisata dan dapat bersaing di
masa yang akan datang? Sehingga
Curug Cipanji, Curug Tilu, Perkebunan
tujuan dari penelitian ini untuk
Teh, Rancaupas, Punceling, Cimanggu,
menyusun Strategi Pengembangan
Ciwalini, Ciwidey Valley, Green Hill
Park, Glamping, Barusen Hills, Happy Kawasan Wisata Ciwidey Kabupaten
Farm dan Petik Strawberry. Bandung.
Permasalahan yang dialami ke B. Landasan Teori
Kawasan Wisata Ciwidey yaitu daya Teori yang berkaitan dengan
tarik wisata yang ada masih harus penelitian ini adalah komponen
dioptimalkan agar tidak menciptakan pengembangan dan metode analisis,
kondisi wisata yang monoton ditambah
sebagai berikut:
pengembangan wisata yang ada belum
1. Komponen pengembangan
menunjang budaya lokal atau kesenian
dalam penelitian ini berasal dari
menarik. Selain itu permasalahan
komponen supply and demand
mengenai jalur yang sempit menanjak
tourism yang terdiri dari atraksi
serta kendaraan besar yang melintas
wisata: keindahan alam, variasi
akan menyebabkan laju kendaraan
Perencanaan Wilayah dan Kota
84 | Denisa Puja Antanita, et al.

wisata, dan wisata sosial budaya; pertumbuhan yang agresif


aksesibilitas: transportasi lokal, Kuadran 2: meskipun
sarana transportasi, dan kondisi menghadapi berbai ancaman,
jalan; amenitas (fasilitas): perusahaan ini masih memiliki
informasi masyarakat, kekuatan dari segi internal. Strategi
akomodasi, fasilitas umum, dan yang harus diterapkan adalah
penginapan/ hotel; ancillary mengunakan kekuatan untuk
(kelembagaan): managemen memanfaatkan peluang jangka panjang
pemasaran dan kelembagaan; dengan cara strategi diversifikasi
permintaan (demand) (produk/pasar).
wisatawan: informasi Kuadran 3: perusahaan
wisatawan, pelayanan dan harga; menghadapi peluang pasar yang sangat
dan kebijakan. besar, tetapi dilain pihak, ia
2. Metode analisis yang digunakan menghadapi beberapa
dalam penelitian ini adalah kendala/kelamahan internal. Focus
analisis supply and demand strategi perusahaan adalah
(analisis atraksi wisata, analisis meminimalkan masalah-masalah
aksesibilitas, analisis amenitas/ internal perusahaan sehingga dapat
fasilitas, analisis merebut peluang pasar yang baik.
ancillary/kelembagaan, analisis Kuadran 4: ini merupakan
berdasarkan permintaan/demand situasi yang sangat tidak
wisatawan) serta analisis SWOT mengguntungkan, perusahaan tersebut
ini dibagi menjadi 4 kuadran menghadapi berbagai ancaman dan
dilihat dari variabel setiap kelemahan internal.
komponen. Pembagian kuadran
C. Hasil Penelitian
analisis SWOT dapat dilihat
sebagai berikut: Analisis Atraksi Wisata

Sumber: Freddy Rangkuti, 2005


Gambar 1. Penentuan Strategi Analisis
SWOT
Sumber: Hasil analisis, 2018
Kuadran 1: merupakan situasi Gambar 2. Analisis Atraksi Wisata
yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang Hasil dari analisis atraksi wisata
dan kekuatan sehingga dapat di 16 objek yang ada, yaitu Kawasan
memanfaatkan peluang yang ada. Wisata Ciwidey sudah menawarkan
Startegi yang harus diterapka dalam keindahan alam, seperti pemandangan
kondisi ini adalah mndukung kebijakan pegunungan, perkebunan teh atau
Volume 5, No. 1, Tahun 2019
Strategi Pengembangan Kawasan Wisata… | 85

wisata yang berkembang berdasarkan perkerasannya sudah aspal namun


potensi alam yang ada seperti kawah, masih terdapat lubang atau tambalan
danau. Sedangkan 93,75% responden yang tidak rata. Namun untuk objek
menilai objek wisata yang ada sudah wisata yag memiliki nilai rendah karena
memiliki variasi wisata disetiap jarak yang tempuhnya cukup jauh
objeknya, seperti berkuda, memancing, dengan lebar jalan 4 meter dan kondisi
berenang, outbound dan masih banyak jalan yang berlubang, adanya genangan
lagi dan bervariasi disetiap objeknya air, bahkan krikil yang akan
kecuali curug cipanji karena daya tarik membahayakan wisatawan. Maka nilai
wisata yang ada hanya bergantung pada akses yang didominasi rendah, hal
curug cipanji. Sedangkan untuk wisata tersebut dipengaruhi oleh kondisi jalan
budaya, 37,5 objek wisata sudah ada yang masih belum baik tidak sebanding
kesenian modern seperti dangdut, dengan jumlah wisatawan yang datang.
sedangkan objek wisata lainnya belum
Analisis Amenitas (fasilitas)
mengembangkan kebudayaan lokal atau
kesenian yang menarik.
Analisis Aksesibilitas

Sumber: Hasil analisis, 2018


Sumber: Hasil analisis, 2018 Gambar 4. Analisis Amenitas
Gambar 3. Analisis Aksesibilitas (fasilitas)
Dari hasil analisis komparasi
Hasil dari analisis aksesibilitas antara eksisting dan kriteria tersebut,
di 16 objek wisata yang ada didapat dari maka pada umunya kawasan wisata
perhitungan Aij = (Jumlah Wisatawan x ciwidey adalah 68,75% fasilitas yang
Jumlah Penduduk) / (JarakKondisi Jalan). ada di objek wisata perlu peningkatan
Objek wisata yang memiliki nilai fungsi dari setiap fasilitas dan sisanya
tertinggi karena objek wisata yang perlu pengembangan-pengembangan
banyak diminati dengan lebar jalan 5 fasilitas baru yang belum ada agar
meter, dan kondisi jalan yang kurang sesuai dengan kriteria sehingga dapat
baik karena perkerasannya aspal namun dikatakan layak sebagai kawasan wisata
berlubang dan perkerasannya dengan fasilitas yang baik.
menggunakan beton namun kondisinya
bergelombang. Sedangkan objek wisata Analisis Ancillary (kelembagaan)
dengan nilai sedang karena lebar jalan Analisis ancillary
sekitar 4 meter dengan jarak tempuh (kelembagaan) merupakan analisis
yang terasa jauh dan kondisi jalan yang
Perencanaan Wilayah dan Kota
86 | Denisa Puja Antanita, et al.

yang berkaitan erat dengan


kelembagaan untuk mendukung
kegiatan di kawasan wisata ciwidey.

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Strategi Pengembangan Kawasan Wisata… | 87

Pengelola 16 objek wisata yang ada di


Tabel 1. Analisis Ancillary/ Kelembagaan

Komponen Wisata Komponen Wisata dalam Kelembagaan


Atraksi Wisata
1. Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung
 Melakukan koordinasi dengan pihak terkait mengenai pengembangan
kualitas dan atraksi serta fasilitas di Kawasan Wisata
 Berkordinasi dengan dinas terkait mengenai pengembangan Kawasan
Wisata Ciwidey
1. Keindahan alam  Melakukan penyusunan atraksi baru dari data potensi kepariwisataan dan
2. Variasi Wisata pengoptimalan atraksi yang sudah ada
3. Wisata Sosial Budaya 2. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Bandung
 Melakukan penelitian peningkatan kualitas lingkungan Kawasan Wisata
Ciwidey
3. Pengelola Wisata
 Melaksanakaan dan menjalankan keberlangsungan kegiatan wisata
 Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan wisata
Aksesibilitas
1. Dinas Bina Marga Kabupaten Bandung
 Melakukan pembangunan di kondisi jalan yang rusak berat.
 Menyusun pedoman oprasional penyelenggaraan jalan didalam objek
wisata
 Pemberian izin pemanfaatan jalan alternatif yang sudah ada. 
 Pembangunan dan pemeliharaan jalan umum
1. Transportasi Lokal 2. Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung
2. Sarana Transportasi  Penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk
3. Kondisi Jalan angkutan dalam trayek dan angkutan perintis
 Pengembangan trayek angkutan perdesaan yang wilayah pelayanannya
dalam satu wilayah kabupaten
 Pengembangan usaha angkutan pariwisata dan angkutan barang
3. Pengelola Wisata
 Melaksanakaan dan menjalankan keberlangsungan kegiatan wisata
 Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan wisata
Amenitas (fasilitas)
1. Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung
 Melaksanakan pelayanan dari setiap sarana dan mengawasi
keberlangsungan kegiatan wisata agar berjalan dengan baik.
 Berkoordinasi dengan dinas terkait mengenai fasilitas yang ada di
Kawasan Wisata Ciwidey.
2. Dinas Koperasi, UKM, dan Perindag
 Pembinaan kepada pelaku UKM di wisata kuliner kawasan wisata ciwidey
1. Informasi Masyarakat  Menentukan penentuan dan penataan lokasi produksi, pengolahan, dan
2. Akomodasi pemasaran
3. Fasilitas Umum  Memberikan rekomendasi produk-produk makanan yang dipasarkan
4. Tempat Makan 3. Dinas PU Kabupaten Bandung
 Memberikan pembangunan atm ataupun bank, sarana tempat makan
dengan saung, pembangunan sarana kesehatan yang berada di setiap objek
wisata
4. Pengelola Wisata
 Melaksanakaan dan menjalankan keberlangsungan fasilitas dalam
kegiatan wisata
 Mengawasi dan mengevaluasi fasilitas yang ada.

Perencanaan Wilayah dan Kota


88 | Denisa Puja Antanita, et al.

Komponen Wisata Komponen Wisata dalam Kelembagaan


Ancillary (Kelembagaan)
1. Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung
 Melaksanakaan dan menjalankan promosi dan informasi wisata yang ada
di Kawasan Wisata Ciwidey
 Melaksanakaan koordinasi dengan organisasi terkait untuk
pengembangan wisata.
1. Managemen Pemasaran
 Pengembangan dan perlengkapan data dan informasi objek wisata yang
2. Kelembagaan/Organisasi
lebih rinci.
2. Pengelola Wisata
 Melaksanakaan dan menjalankan pelayanan dari keberlangsungan dalam
kegiatan wisata
 Mengawasi perkembangan kegiatan wisata disetiap objek
Permintaan (demand) Wisatawan
1. Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung
 Mengelola kegiatan wisata mengenai tiket masuk hingga pelayanan
wisata
 Melaksanakan pelayanan dari setiap sarana dan mengawasi
keberlangsungan kegiatan wisata agar berjalan dengan baik.
2. Dinas Koperasi, UKM, dan Perindag
1. Informasi Wisatawan  Pembinaan kepada masyarakat mengenai pelayanan yang baik untuk
2. Pelayanan
seluruh objek wisata
3. Harga
 Menentukan penentuan dan penataan lokasi produksi, pengolahan, dan
pemasaran
3. Pengelola Wisata
 Melaksanakaan dan menjalankan pelayanan dari keberlangsungan dalam
kegiatan wisata
 Mengawasi perkembangan kegiatan wisata disetiap objek
Sumber : hasil analisis, 2018Analisis

Kawasan Ciwidey, yaitu: Perhutani, PT. Kawasan Wisata Ciwidey ini dapat
Perkebunan Nusantara VIII, Pihak ke membawa dampak positif, baik dampak
tiga, Aparat Desa, Perseorangan. positif terhadap perekonomian
Namun belum terjalinnya hubungan masyarakat, dampak positif terhadap
dan komunikasi yang baik dalam keseimbangan lingkungan, serta
pengelola tersebut untuk menciptakan dampak positif kepada wisatawan yang
seluruh objek wisata yang baik dan berkunjung sehingga mendapatkan
bersinergi. Yang mana dijelaskan pada pengalaman berwisata yang baik.
Tabel 1.
Analisis berdasarkan Permintaan
kelembagaan di atas merupakan
(demand) Wisatawan
sebuah pengoptimalan dari fungsi-
fungsi kelembagaan agar Kawasan Hasil analisis berdasarkan
Wisata Ciwidey dapat berlangsung permintaan (demand) wisatawan, yaitu
dikembangkan dengan baik, setiap 90,00% wisatawan mendapatkan
kompone atau setiap variabel yang informasi mengenai 16 objek wisata
terdapat didalamnya tentu saja tidak yang ada dari teman dekat atau sosial
akan luput dari peran serta kelembagan- media dan biasanya mengajak
kelembagaan yang berkaitan. Dengan sodata/teman dekat, sehingga perlu
pengoptimalan fungsi kelembagaan adanya pengembangan mengenai asal
tersebut, maka diharapkan baik secara dan kendaraan yang digunakan
visual, fungsi, maupun peran dari persetiap objek wisata. Namun

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Strategi Pengembangan Kawasan Wisata… | 89

mengenai harga yang ditawarkan tiket D. Kesimpulan


masuk mulai dari gratis – Rp 40.000, Dari hasil analisis yang sudah
tetapi sebagian besar objek wisata tiket dilakukan, maka didapat rumusan
masuk yang dibayar belum termasuk strategi pengembangan kawasan wisata
spot-spot wisata yang ada di dalamnya, ciwidey, yaitu:
sehingga perlu adanya evaluasi dan
1. Strategi pengembangan atraksi
pengembangan untuk harga yang bisa di
wisata, terdiri dari
jangkau oleh wisatawan.
pengembangan sektor pariwisata
Analisis SWOT yang terintegrasi dengan
Jumlah skor akhir dari setiap kehutanan dan perkebunan,
potensi, masalah, peluang, dan ancaman pengembangan event
di Kawasan Wisata Ciwidey. Setiap kebudayaan dan kesenian
bobot masing-masing akan tradisional yang terintegrasi
diklasifikasikan kedalam empat jenis dengan objek wisata,
kuadran yang dapat menentukan posisi pengembangan nilai dan
Kawasan Wisata Ciwidey. pelestarian budaya lokal,
pengembangan objek wisata
lainnya agar memiliki daya tarik
yang sama dengan yang
unggulan, pengembangan peran
sektor perkebunan mendukung
(0,040 ; 0,151)
wisata yang diunggulkan.
2. Strategi pengembangan
aksesibilitas, terdiri dari
peningkatan jaringan jalan yang
menghubungkan dengan objek
wisata, pengembangan kondisi
jalan yang terintegrasi antar
objek wisata, peningkatan
Sumber: Freddy Rangkuti, 2005 jumlah dan kualitas transportasi
Gambar 5. Kuadran Analisis SWOT lokal menuju ke objek wisata,
pengembangan transportasi
Berdasarkan hasil pengklasifikasian khusus area objek wisata.
kuadran diatas dapat diketahui posisi 3. Strategi pengembangan
Kawasan Wisata Ciwidey berada pada amenitas (fasilitas), terdiri dari
Kuadran I (Agresif Strategy) yang peningkatan dan pengembangan
sarana penunjang wisata, seperti
berarti Kawasan Wisata Ciwidey
atm, agen bank, klinik
memiliki peluang dan kekuatan kesehatan, pengembangan
sehingga dapat memanfaatkan peluang penginapan dengan konsep back
yang ada. Maka strategi yang tepat to nature, penataan warung
adalah melakukan perbaikan internal makan untuk keindahan visual,
dan secara aktif mengembangkan pengembangan ciri khas menu
dari potensi agro.
peluang yang ada sehingga dapat
4. Strategi pengembangan
menciptakan kondisi yang lebih baik ancillary (kelembagaan), terdiri
dari peningkatan ketersediaan
informasi promosi da paket
wisata di sosial media,

Perencanaan Wilayah dan Kota


90 | Denisa Puja Antanita, et al.

peningkatan proses komunikasi


antar stakeholder terkait dengan
cara FGD, peningkatan
pertumbuhan objek wisata di
Kawasan Objek Wisata.
5. Strategi pengembangan
berdasarkan permintaan
(demand) wisatawan, terdiri dari
pengembangan informasi
wisatawan, penetapan harga
terjangkau semua kalangan
wisatawan.

Daftar Pustaka
Anonim. 2016. Tourism Demand and
Supply.
https://repository.up.ac.za/bitstre
am/handle/2263/24684/02chapte
rs3-4.pdf?sequence=3. diunduh
pada tanggal 23 Agustus 2018
Anonim. 2018. Permasalahan
Kemacetan Jalan Menuju
Rancabali.
http://jabar.tribunnews.com/2017
/12/25/kemacetan-wisata-
ciwidey-disebabkan-2-masalah-
polisi-berlakukan-buka-tutup.
diunduh pada tanggal 01 Agustus
2018.
Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis
SWOT : Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia
Yoeti, Oka. A. 2002. Perencanaan
Strategis Pemasaran Daerah
Tujuan Wisata. Jakarta: PT.
Perca.

Volume 5, No. 1, Tahun 2019

You might also like