PEMANFAATAN

JEJARING FINANCIAL
INTELLIGENCE DALAM
PENELUSURAN ASET
TINDAK PIDANA
DISAMPAIKAN OLEH:
FITHRIADI MUSLIM – DIREKTUR HUKUM PPATK
POKOK-POKOK PEMBAHASAN

OVERVIEW MEKANISME ASSET RECOVERY DI DUNIA DAN DI INDONESIA

PERAN FIU DALAM ASSET TRACING

TEROBOSAN UU NOMOR 8 TAHUN 2010 DALAM RANGKA ASSET TRACING DAN ASSET RECOVERY

INDONESIA’S SUCCESS STORIES THROUGH FOLLOW THE MONEY APPROACH

2
GENERAL PROCESS FOR
ASSET RECOVERY
COLLECTION OF INTELLIGENCE AND EVIDENCE AND TRACING
ASSETS

SECURING THE ASSETS

INTERNATIONAL COOPERATION INFORMAL ASSISTANCE, MUTUAL

LEGAL ASSISTANCE (MLA) REQUESTS, AND EXTRADITION

COURT PROCEEDINGS

ENFORCEMENT OF ORDERS (TO RESTRAINT, SEIZURE, OR

CONFISCATION OF ASSETS)

3
MEKANISME ASSET RECOVERY DI DUNIA
Criminal Prosecution and Confiscation
• The authorities seeking to recover stolen assets decide to pursue a criminal case

Non-Conviction Based Confiscation

• NCB confiscation established on a lower standard of proof (for example, the “balance of probabilities” or
“preponderance of the evidence” standard)
Private Civil Action
• The Authorities initiating proceedings in domestic or foreign civil courts to secure and recover the assets
and to seek damages based on torts, breach of contract, or illicit enrichment
Actions Initiated by Foreign Jurisdictions
• The state or government may be able to obtain a portion of the recovered assets through orders of the
foreign courts or pursuant to legislation or agreements (UNCAC art. 53(b) and 53(c) require states
parties to take measures to permit direct recovery)
4
 MEKANISME PERAMPASAN ASET

PERAMPASAN MELALUI
PERAMPASAN MELALUI PERAMPASAN MELALUI UU NO. 8 TAHUN 2010
JALUR PIDANA GUGATAN PERDATA DAN PERMA NO. 1
TAHUN 2013
 PERAMPASAN ASET HASIL TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI
JALUR TUNTUTAN PIDANA DAN TATA CARANYA
Barang
Barang rampasan
rampas an
Jaks a Agung dapat
Penyidik: menc ari& menemukan Narkotika, diatur
N arkotika, diatur 9 Jaksa Agung dapat menetapkan
menetapkan barang
ters angka dan barang bukti: Jaks aPeraturan
Agung Jaksa
danAgung
Menkes barang Rampasan tertentu
Rampas an tertentu
alat kejahatan dan has il kejahatan dan Menkes Pasal
Pas al 11 KEP.JA.RI 11 untuk digunakan Bagi Kep
U ntuk digunakan
KEP.JA
N RI No.JA/
o. 105/ 105/JA/1988
1988 negara atau Sosial Sesuai per
1 Bagi kep negara atau
UUan
Sos ial s es uai perU U an
9
PU penelitian
berkas perkara , penuhi 2 H as il jual lelang
s yarat formil dan materil
Barang rampas an
Dis etor ke kas negara
3 3 Ses uai PerU U an 8
Jaks a Agung dengan
Apabila belum c ukup Apabila telah cukup pertimbangan Khus us
bukti / belum lengkap bukti (p-21) maka dapat menetapkan
maka berkas perkara
dikembalikan kepada
berkas perkara dapat 7 10
barang rampas an
dilimpahkan ke untuk dimus nahkan,
penyidik untuk Pengadilan guna Tenggang waktu untuk
dilengkapi s es uai atau dirus ak Sampai tdk
dilakukan menyeles aikan barang rampas an
dengan petunjuk dari bis a dipakai lagi
penuntutan paling lambat 4 bulan s etelah
Penuntut U mum
Putus an pengadilan berkekuatan
(P-18/ P-19) 4 H ukum tetap
H akim, PU , dan PH terdakwa
melaks ananan pros es pers idangan
6
6 Apabila s udah berkekuatan H ukum tetap, penyeles aian
Apabila belum berkekuatan
hukum tetap maka
5 Barang rampas an dapat dgn L elang melalui kantor lelang
N egara atau dipergunakan untuk Kep. negara, kep s os ial ,
dpt upaya hukum Putus an hakim
Atau dimus nahkan, atau dirus ak Sampai tdk bis a dipakai
(banding kas as i PK)
 PERAMPASAN ASET HASIL TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI
GUGATAN PERDATA (CIVIL PROCEDURE).

Pasal 32 Ayat (1) Pasal 33 Ayat (1) Pasal 34

“Dari penyidikan “Ditingkat “Ditingkat penuntutan Pasal 38
tidak cukup bukti penyidikan tersangka terdakwa meningal Masih terdapat aset
tapi ditemukan meninggal dunia dan dunia dan ditemukan yang belum
kerugian Negara” ditemukan adanya adanya kerugian dirampas setelah
kerugian negara” negara putusan

Jaksa Pengacara Negara

Gugatan ke Pengadilan Terhadap:

1.Tersangka/Pemegang Aset
2.Terpidana
3.Ahli Waris Tersangka, Terdakwa dan Terpidana

Tahap-Tahap:
1. Pembacaan Gugatan
2. Jawaban Tergugat
3. Tanggapan Penggugat
4. Tahap Pembuktian – Jawab/Menjawab
5. Kesimpulan Banding
Masuk Kas
6. Putusan Berkekuatan Hukum Tetap Eksekusi Negara
PASAL 67 UU TPPU

• Dalam hal tidak ada orang dan/atau pihak ketiga yang mengajukan keberatan dalam waktu 20
(dua puluh) hari sejak tanggal penghentian sementara Transaksi, PPATK menyerahkan
penanganan Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana
tersebut kepada penyidik untuk dilakukan penyidikan.

• Dalam hal yang diduga sebagai pelaku tindak pidana tidak ditemukan dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari, penyidik dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan negeri untuk
memutuskan Harta Kekayaan tersebut sebagai aset negara atau dikembalikan kepada yang
berhak.

• Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memutus dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari.

8
PERMA DAN SEMA

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2013

tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Harta Kekayaan
Dalam Tindak Pidana Pencucian Uang

Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 3 Tahun 2013

tentang Petunjuk Penanganan Perkara: Tata Cara Penyelesaian
Permohonan Harta Kekayaan Dalam Tindak Pidana Pencucian
Uang
9
 SKEMA MEKANISME PERAMPASAN ASET
PASAL 67 UU NOMOR 8 TAHUN 2010 DAN PERMA NO. 1 TAHUN 2013

Aset yang diduga hasil tindak

pidana Pengumuman (30 hari)

Penghentian Transaksi oleh PPATK Pemeriksaan Tidak Pemeriksaan Terdapat

(5 hari+15 Hari) Terdapat Keberatan Keberatan

Penyidikan
Diperiksa oleh Hakim Diperiksa oleh
Tunggal Majelis Hakim
Pemanggilan (30 hari)

Putusan (7 hari) Putusan (bersifat final)

Penyitaan (7 hari)

Eksekusi (7 hari)
Permohonan Perampasan Aset Eksekusi (7 hari)
olehPenyidik

= Ada Keberatan
PN Setempat

Pemeriksaan Permohonan
Perampasan Aset
TEROBOSAN UU NOMOR 8 TAHUN 2010 DALAM
RANGKA ASSET TRACING DAN ASSET RECOVERY
• Kewenangan PJK untuk melakukan penundaan transaksi
selama 5 hari (Pasal 26 UU TPPU)
• Kewenangan PPATK untuk melakukan penghentian transaksi
selama 20 hari (Pasal 44 ayat (1) huruf i dan Pasal 65 UU
TPPU)
• Kewenangan instansi penegak hukum untuk melakukan
penundaan transaksi selama 5 hari (Pasal 26 UU TPPU)
• Pengecualian kerahasiaan bank dan kerahasiaan lainnya bagi
PPATK (Pasal 45 U TPPU) dan instansi penegak hukum (Pasal
72 UU TPPU)
• Perampasan aset terhadap aset tindak pidana yang tidak
diketemukan pemilinya (Pasal 67 UU TPPU)
• Beban Pembuktian Terbalik (Pasal 77 dan Pasal 78 UU TPPU)12
 • ASSET RECOVERY REFERS TO THE PROCESS THAT ULTIMATELY
LEADS TO THE REPATRIATION (RETURN) OF PROCEEDS OF CRIMES
PERAN FIU TO THE VICTIMS OF THE CRIME OR STATE (ASSET RECOVERY).

DALAM ASSET TRACING – • THIS PROCESS IS ENHANCED WHEN THERE ARE MEASURES TO
DETECT AND ANALYZE FINANCIAL TRANSACTIONS WHERE THERE IS
EGMONT GROUP WHITE PAPER A SUSPICION THAT THEY ARE LINKED TO PROCEEDS OF CRIMES.
• IN THIS REGARD, FIU PLAY A PIVOTAL ROLE IN THE TRACING AND
13
LOCATION OF ASSETS.
PERAN PPATK
Pendekatan Anti Pencucian Uang
“Follow The Money” • Identifikasi &
Analisis Transaksi
• Pengecualian rahasia bank dan Deteksi
Keuangan
kode etik yang lebih luas Mencurigakan

• Penghentian dan Penundaan

Transaksi untuk menyelamatkan
• Penelusuran Aset
aset hasil kejahatan Represif
Pelaku Kejahatan

• Penguatan ketentuan
pembebanan pembuktian
terbalik Analisis Strategis
Preventif Seleksi Pejabat
Strategis
PERAN PPATK DALAM ASSET TRACING

PPATK dapat meminta dan

PPATK dapat meminta dan
menerima informasi transaksi
menerima informasi transaksi
keuangan mencurigakan, transakti
keuangan kepada/dari Penyedia
tunai dan transaksi transfer dana
Barang dan/atau Jasa
kepada/dari Penyedia Jasa Keuangan

Dalam internasional, PPATK dapat

meminta informasi dari FIU negara
lain

15
KEWENANGAN PPATK DALAM
RANGKA ASSET TRACING (1)
 Meminta data dan informasi dari instansi
pemerintah dan/atau lembaga swasta yg
memiliki kewenangan mengelola data
dan informasi, termasuk dari lembaga yg
menerima laporan dari profesi tertentu
 Meminta dan menerima laporan dan
informasi dari Pihak Pelapor
 Meminta informasi kepada instansi atau
pihak terkait
 Meminta informasi kepada Pihak Pelapor
berdasarkan pengembangan hasil analisis
PPATK
KEWENANGAN PPATK DALAM
RANGKA ASSET TRACING (2)
 Meminta informasi kepada Pihak
Pelapor berdasarkan permintaan dari
instansi penegak hukum atau mitra kerja
di luar negeri
 Menerima laporan dan/atau informasi
dari masyarakat mengenai adanya
dugaan tindak pidana Pencucian Uang
 Meminta keterangan kepada Pihak
Pelapor dan pihak lain yang terkait
dengan dugaan tindak pidana Pencucian
Uang
 Meminta informasi perkembangan
penyelidikan dan penyidikan yang
dilakukan oleh penyidik tindak pidana
asal dan tindak pidana Pencucian Uang
TUGAS UTAMA PPATK SEBAGAI
FINANCIAL INTELLIGENCE UNIT
• RECEIVING
• Menerima informasi dari pihak pelapor,
instansi berwenang, lembaga swasta, dan
masyarakat
• ANALYZING
• Melakukan analisis (intelligence report)
terhadap informasi yang diterima dari pihak
pelapor, instansi berwenang, lembaga swasta,
dan masyarakat
• DISSEMINATING
• Meneruskan hasil analisis (intelligence report)
kepada instansi penegak hukum atau intansi
terkait
18
TUGAS PPATK DALAM MENCEGAH DAN
MEMBERANTAS TPPU DAN TPPT
RECEIVING ANALYZING
(MENERIMA LAP) (ANALISIS) DISSEMINATING (MENERUSKAN PRODUK PPATK)

PENYEDIA JASA
KEUANGAN
ANALISIS
PRODUK PPATK
OPERASIONAL
PENYEDIA
BARANG
DAN/ATAU JASA
HASIL ANALISIS PENYIDIK TPPU

PROFESI
ANALISIS TAKTIS
HASIL PEMERIKSAAN PENYIDIK TPPU

MASYARAKAT
INFORMASI
LEMBAGA EKSEKUTIF, YUDIKATIF,
ANALISIS STRATEGIS & LEGISLATIF
INSTANSI
TERKAIT
REKOMENDASI
INSTANSI PEMERINTAH
19
 PIHAK PELAPOR

bank, perusahaan pembiayaan, perusahaan

perusahaan asuransi dan properti atau agen
perusahaan pialang asuransi, dana
pensiun lembaga keuangan, properti pedagang
perusahaan efek, manajer investasi, kendaraan
custodian, wali amanat, perposan bermotor;
sebagai penyedia jasa giro,
pedagang valuta asing, pedagang permata
penyelenggara alat pembayaran dan perhiasan atau
menggunakan kartu, penyelenggara logam mulia,
e-money dan atau e-wallet, koperasi
yang melakukan kegiatan simpan pedagang barang
pinjam, pegadaian, perusahaan seni dan antik atau
yang bergerak di bidang balai lelang
perdagangan berjangka komoditi
dan penyelenggara kegiatan usaha
pengiriman uang, perusahaan modal
ventura, perusahaan pembiayaan
infrastruktur, lembaga keuangan
mikro dan lembaga pembiayaan
ekspor advokat, notaris,
pejabat pembuat akta akuntan, akuntan publik,
PROFESI
tanah, dan perencana
keuangan
20
JENIS LAPORAN YANG DISAMPAIKAN OLEH
PIHAK PELAPOR
PENYEDIA JASA PENYEDIA BARANG
PROFESI
KEUANGAN DAN/ATAU JASA LAIN

LAP TRANSAKSI KEUANGAN LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN

LAP TRANSAKSI
MENCURIGAKAN (LTKM) MENCURIGAKAN (LTKM)

LAP TRANSAKSI KEUANGAN

TUNAI (LTKT)

LAPORAN TRANSFER DANA DARI

DAN KE LUAR NEGERI (LTKL/IFTI)

21
 SUMBER INFORMASI UTAMA –
WORKFLOW ANALYSIS
ANALYST ADA DUGAAN
TINDAK PIDANA
LTKM URGENT

TIDAK ADA
LTKT HIGH DUGAAN TINDAK
SCORING PIDANA

LTKL MEDIUM

LAP. TRANSAKSI LOW

DATABASE

CONTOH KASUS TP KORUPSI AN. TN. X

TRANSFER 650JUTA

LTKL PJK 4
(ANAK-ANAK TN. X,
LTKT PJK 2 LTKM PJK 3
STUDI DI AMERIKA SERIKAT)
(OFFICE BOY PT. 123) (TN. A, DIR. PT. 123)
LTKM PJK 1: TN. X
(PENYELENGGARA NEGARA)

PBJ 5 22
(ISTRI TN. X)
 SUMBER DATA DAN INFORMASI PPATK
PASAL 45 UU TPPU menyatakan dalam melaksanakan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam UU TPPU,
terhadap PPATK tidak berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan dan kode etik yang mengatur kerahasiaan.

LAPORAN PIHAK LAPORAN DITJEN LAPORAN DARI LAPORAN DARI LAPORAN HASIL
PELAPOR BEA DAN CUKAI MASYARAKAT INSTANSI KEKAYAAN
PEMERINTAH DAN PENYELENGGARA
LSM NEGARA

HAK AKSES KE HAK AKSES KE HAK AKSES KE SISTEM INFORMASI FIU

SISMINBAKUM ADMINISTRASI INTERPOL INFORMASI NEGARA LAIN
KEPENDUDUKAN PENGGUNA JASA 23
TERPADU
(SIPESAT)
PROCESS OF ANALYSIS
STATISTIK DISEMINASI HASIL ANALISIS & INFORMASI
PPATK– PERIODE 2013 S.D 2017
TAHUN JUMLAH HA JUMLAH INF TOTAL
2013 309 96 405
2014 453 192 645
2015 356 261 617
2016 437 333 770
2017 363 369 732
TOTAL 1918 1251 3169

APGAKUM & NON-APGAKUM INSTANSI HA INF TOTAL %

APGAKUM BNN 32 8 40 1.262
DJBC 23 2 25 0.789
DJP 226 142 368 11.612
KEJAKSAAN 349 29 378 11.928
KEPOLISIAN 805 99 904 28.526
KPK 483 134 617 19.470
TOTAL APGAKUM 1918 414 2332 73.588
TOTAL NON APGAKUM - 836 836 26.412
25
TOTAL APGAKUM DAN NON APGAKUM 1918 1251 3169 100.000
 PERAN PPATK DALAM MLA -
MEKANISME PENYAMPAIAN INFORMASI DARI PPATK DALAM RANGKA PEMENUHAN PERMINTAAN
INFORMASI TRANSAKSI KEUANGAN DARI NEGARA LAIN

26
PERAN PPATK DALAM JEJARING INTERNASIONAL -
PERTUKARAN INFORMASI MELALUI FIU-TO-FIU

27
 DJOKO SUSILO

INDONESIA’S
SUCCESS STORIES
THROUGH FOLLOW
THE MONEY APPROACH SETYA NOVANTO

28
DJOKO SUSILO (DS) CASE
DJOKO SUSILO (DS) CASE
31
 SETYA NOVANTO (SN) CASE
UNITED STATES MAURITIUS USD2,6MILLION TRANSFER SINGAPORE

ACCOUNT 1 BERKAH LANGGENG COMPANY

TRANSFER TRANSFER SELL USD2,6MILLION
ACCOUNT 2 TO 8 CUSTOMERS IN SIA

ACCOUNT 3
TRANSFER
ACCOUNT 4
COMPANY BL (US)
COMPANY BM (MAURITIUS)
(SHELL COMPANY OF COMPANY BL) ACCOUNT 5
UNDERLYING BERKAH LANGGENG COMPANY
TRANSACTION USING (MONEY CHANGER IN SIA)
FAKE INVOICE TO QS ACCOUNT 6 COLLECT USD2,6MILLION
COMPANY

SINGAPORE INDONESIA
USD2,6MILLION
OBTAIN OBTAIN FEE UNDERLYING TRANSACTION OF INTI VALUTA
FEE 40% 60% USING FAKE INVOICE FOR BUYING SOFTWARE
TRANSFER DEVELOPMENT

BERKAH LANGGENG COMPANY TRANSFER

(MONEY CHANGER IN SIA) INTI VALUTA COMPANY PREPETRATOR OF
PRETENDING SELL (MONEY CHANGER IN IND) CORRUPTION
CASH PRETENDING BUY CASH
USD2,6 MILLION
USD2,6MILLION
THANK YOU

PPATK

021-3850455

contactus@ppatk.go.id

www.ppatk.go.id