Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ENTRY JURNAL

MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING DI SMP

Yulia Uni
SMKN 1 Sanggau Ledo
Email:yuliauni10@gimail.com

Abstract
The purpose of this study was to determine the improvement in accounting learning achievement for
class X accounting students at SMKN 1 Sanggau Ledo through project-based learning model. This
research is classroom action research (CAR) to overcome the problems existing in the classroom.
The research subjects used were students of class X Accounting at SMKN 1 Sanggau Ledo in the odd
semester of the 2018/2019 academic year, 18 students. The research was conducted in two cycles
and each cycle reflected on the given action. Data collection techniques used observation sheets,
learning achievement tests, project assignments and documentation. The method for data analysis is
descriptive quantitative analysis. The results of the study indicated that the implementation of
learning through project based learning model in accounting subjects for journal entry materials
can improve learning activities and students’ learning achievement. This can be seen from the
students’ learning achievement in the first cycle of 55.56% and increased in the second cycle to
83.33%. students’ learning achievement in cycle 1 with the average class was 63.56 where 10
students completed, out from from 18 students. While in cycle 2 the average class of students’
learning achievement was 80.89 with 15 students whose grades that were declared to have been
completed. The conclusion that can be drawn is that the application of the project based learning
model has succeeded in increasing the learning achievement of accounting for journal entry
materials so that it is feasible to be applied at SMKN 1 Sanggau Ledo.

Keywords: project based learning, learning achievement, accounting

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi materi entry
jurnal siswa kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo menerapkan model pembelajaran berbasis
proyek (project based learning). Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom
action research) untuk mengatasi permasalahan yang ada di dalam kelas. Subjek penelitian yang
digunakan adalah siswa kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo di semester ganjil tahun ajaran
2018/2019 yang berjumlah 18 siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus
dilakukan refleksi terhadap tindakan yang diberikan. Teknik pengumpulan data menggunakan
lembar observasi, tes hasil belajar, tugas proyek dan dokumentasi. Metode untuk analisis data yaitu
dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran project based learning pada mata pelajaran akuntasi
materi entry jurnal dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari hasil belajar siswa siklus I sebesar 55,56% dan meningkat pada siklus 2 menjadi 83,33%. hasil
belajar siswa pada siklus 1 rata-rata kelas sebesar 63,56 dimana 10 siswa tuntas dari 18 siswa.
Sedangkan pada siklus 2 rata-rata kelas hasil belajar siswa sebesar 80,89 dengan 15 siswa nilainya
dinyatakan telah tuntas. Kesimpulan yang dapat diambal bahwa penerapan model pembelajaran
project based learning telah berhasil meningkatka hasil belajar Akuntansi materi entry jurnal
sehingga layak untuk diterapkan di SMKN 1 Sanggau Ledo.

Kata Kunci : Akuntansi, Hasil Belajar, Project Based Learning

PENDAHULUAN pembelajaran aktif. Yaitu pembelajaran yang


Proses pembelajaran yang efektif dapat terlihat memungkinkan siswa berperan aktif dalam
dari adanya interaksi dua arah antara guru dengan pembelajaran tersebut dalam bentuk interaksi antar
siswa. Menurut Permendikbud Nomor: 81a Tahun siswa maupun siswa dengan guru pada saat
2013 tentang implementasi kurikulum 2013 yang pembelajaran.
memuat pedoman umum pembelajaran, tentang Dalam proses pembelajaran harus terdapat suatu
konsep dan strategi pembelajaran menjadi dasar aktivitas. Aktivitas yang dilakukan tidak hanya oleh
bahwa pengetahuan tidak dipindahkan begitu saja guru, melainkan siswa sebagai peserta didik. Dengan
dari guru ke siswa. Siswa adalah subjek yang adanya aktivitas oleh siswa di dalam proses
memiliki kemampuan secara aktif mencari, pembelajaran maka dapat merangsang dan
mengolah, mengkontruksi, dan menggunakan mengembangkan bakat yang dimilikinya, membuat
pengetahuan. Di dalam proses belajar mengajar pusat siswa cenderung berfikir kritis, dan dapat
pembelajaran adalah siswa (student centered) memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran.
sementara guru berperan sebagai fasilitator yang Aktivitas belajar adalah dasar untuk guru (pendidik)
memfasilitasi siswa untuk secara aktif dan siswa (peserta didik) untuk mencapai tujuan dan
menyelesaikan masalah dan membangun hasil belajar. Dengan adanya aktivitas maka proses
pengetahuannya secara berpasangan ataupun pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
berkelompok (kolaborasi antar siswa). Agar tercipta Aktivitas dalam proses pembelajaran berpusat
pembelajaran yang efektif maka perlu adanya kepada siswa sebagai peserta didik. Pendidikan
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa
laku individu maupun kelompok melalui upaya yang dilakukan di kelas X Akuntansi SMKN 1
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan dapat terjadi di Sanggau Ledo Kecamatan Sanggau Ledo Kabupaten
lingkungan sekitar dimana terdapat aktivitas sosial. Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat di semester
Proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga tahun pelajaran 2018/2019, pada saat pembelajaran
lingkungan pendidikan yang dikenal dengan Trilogi berlangsung, yaitu siswa kurang berperan aktif.
Pendidikan. Trilogi Pendidikan tersebut yaitu, Pembelajaran di dominasi oleh guru. Sebagian siswa
pendidikan di dalam keluarga (pendidikan informal), hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari
pendidikan di dalam sekolah (pendidikan formal), guru. Siswa kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau
dan pendidikan di dalam masyarakat ( Dewantara, Ledo berjumlah 18 orang. Siswa yang tuntas ada 6
Ki Hajar, Bagian Pertama,pendidikan,Cet :3 orang, sedangkan 12 orang lainnya adalah siswa
Yogyakarta :MLPTS,2004) yang belum tuntas.
Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan Siswa yang memiliki kemampuan yang rendah
formal yang melibatkan guru dan siswa. Interaksi tidak terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas,
antara guru dan siswa ini dapat disebut sebagai akibatnya hasil belajar yang diperoleh pun rendah.
proses pembelajaran. Proses pembelajaran Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan di atas,
merupakan suatu proses penyampaian ilmu dari guru berikut ini terdapat beberapa data yang menyatakan
ke siswa. Tujuan pendidikan pada dasarnya bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah
mengantarkan para siswa menuju perubahan tingkah dengan menggunakan metode konvensional yakni
laku baik intelektual, moral, maupun sosial budaya. sebagai berikut :
Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa
dapat mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.

Tabel 1. Data Awal Ketuntasan Siswa


No KKM Kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo Keterangan
Jumlah siswa (n) Persentase (%)
1 Nilai ≤ 70 12 66,67% Tidak Tutas (<rata-
rata)
2 Nilai ≥ 70 6 33,33% Tuntas
(>rata-rata)
Jumlah 18 100%

Data yang diuraikan pada tabel di atas yaitu data sebagai berikut : (1) Metode yang digunakan guru
presentase hasil belajar siswa untuk mata pelajaran masih konvensional atau dalam arti masih
Akuntansi materi Entry Jurnal, yang menyatakan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab; (2)
bahwa pada kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Belum ada variasi model pembelajaran yang
Ledo masih banyak yang belum tuntas dalam belajar. digunakan oleh guru; (3) Aktivitas siswa dalam
Diperoleh data yaitu sebanyak 35,29 % siswa telah proses pembelajaran masih pasif; (4) Hasil belajar
tuntas pada Akuntansi materi entry jurnal, sedangkan siswa dan akitivitas dalam pembelajaran Akuntansi
64,71 % siswa lainnya belum tuntas pada mata materi Entry Jurnal masih rendah; (5) Belum pernah
pelajaran Akuntansi materi Entry Jurnal tersebut. diterapkan model Project Based Learning.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang Berdasarkan identifikasi masalah di atas,
ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Akuntansi adapun batasan masalah pada penelitian ini yakni
materi Entry Jurnal adalah sebesar ≥70, kelas masalah pada aktivitas dan hasil belajar siswa,
dinyatakan tuntas belajar apabila di kelas tersebut penelitian ini didasarkan pada aktivitas siswa di
terdapat minimum ketuntasan ≥70% siswa yang telah dalam kelas yang tergolong rendah, hal tersebut
mencapai nilai ≥70. Kondisi tersebut menunjukkan merupakan salah satu faktor penentu hasil belajar
adanya permasalahan yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi materi Entry
siswa kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo. Jurnal dan guru belum pernah menerapkan
Adapun solusi untuk mengatasi permasalahan di pembelajaran Project Based Learning. Berdasarkan
atas, yaitu perlu dilakukannya pembelajaran dengan batasan masalah di atas, rumusan masalah pada
menerapkan model pembelajaran project based penelitian ini adalah Apakah model pembelajaran
learning pada proses pembelajaran yang bertujuan Berbasis proyek ( Project Based Learning )dapat
untuk menggali potensi peserta didik, agar peserta Meningkatkan Hasil Belajar Entry Jurnal Pada Siswa
didik dapat berperan aktif dalam proses Kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo Semester
pembelajaran. Dan memudahkan guru untuk Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019.
menciptakan pembelajaran yang aktif dan suasana Hasil belajar adalah aktivitas yang diperlihatkan
kelas yang kondusif. Berdasarkan latar belakang oleh peserta didik setelah menempuh pengalaman
yang telah diuraikan di atas, dengan belajarnya (proses belajar mengajar) (Sudjana,
mempertimbangkan solusi, peneliti menganggap 2016:2). Hasil belajar diperoleh dengan melakukan
bahwa penerapan model Project Based Learning ke evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut
dalam pembelajaran sangatlah penting, sehingga atau cara untuk mengukur tingkat kemampuan atau
perlu dilakukan penerapan model tersebut ke dalam penguasaan peserta didik tidak hanya dari tingkat
pembelajaran melalui penelitian yang berjudul penguasaan ilmu pengetahuan (kognitif), tetapi juga
“Meningkatkan Hasil Belajar Entry Jurnal Melalui sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Hasil
Model Pembelajaran Project Based Learning Pada belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran.
Siswa Kelas X Akuntansi Semester Ganjil SMKN 1 Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang
Sanggau LedoTahun Pelajaran 2018/2019” dari dua sisi. Dari sisi pendidik, tindak mengajar
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Sedangkan,
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan
82
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

puncak proses belajar (Dimyati & Mudjiono, dan mengingat kembali; (2) Memahami
2002:3). Tujuan dari hasil belajar adalah untuk (Understanding), memahami artinya mengkonstruksi
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang
peserta didik setelah mengikuti kegiatan diucapkan, ditulis dan digambar oleh pendidik.
pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil yang Proses kognitif dalam memahami yaitu menafsirkan,
diperoleh dari proses belajar peserta didik sesuai mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,
dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan;
menjadi dasar bagi pendidik dalam kegiatan (3) Mengaplikasikan (Applying), mengaplikasikan
pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik. artinya menerapkan atau menggunakan suatu
Hasil belajar adalah aktivitas yang diperlihatkan prosedur dalam keadaan tertentu. Proses kognitif
oleh peserta didik setelah menempuh pengalaman dalam mengaplikasikan yaitu mengeksekusi dan
belajarnya (proses belajar mengajar) (Sudjana, mengimplementasikan; (4) Menganalisis
2016:2). Hasil belajar diperoleh dengan melakukan (Analyzing), menganalisis artinya memecah-mecah
evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan
atau cara untuk mengukur tingkat kemampuan atau hubungan-hubungan antar bagian dan
penguasaan peserta didik tidak hanya dari tingkat menghubungkan bagian-bagian dengan keseluruhan
penguasaan ilmu pengetahuan (kognitif), tetapi juga struktur dan tujuan. Proses kognitif dalam
sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). menganalisis yaitu membedakan, mengorganisasi
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2012) hasil dan mengantribusikan; (5) Mengevaluasi
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak (Evaluating), mengevaluasi artinya mengambil
belajar dan tindak mengajar setelah proses belajar keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar.
mengajar. Hasil belajar terdiri dari beberapa aspek Proses kognitif dalam mengevaluasi yaitu memeriksa
yaitu aspek kognititf (pengetahuan), afektif (sikap) dan mengkritik; (6) Mencipta (Creating), mencipta
dan psikomotorik (keterampilan/prilaku). Hasil berarti memadukan bagian-bagian untuk membentuk
belajar bukan hanya berupa pengetahuan yang lebih sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat
banyak bersifat hafalan, tetapi juga berupa suatu produk yang orisinal. Proses kognitif dalam
keterampilan, sikap, motivasi, dan perilaku siswa. mencipta yaitu merumuskan, merencanakan dan
Dengan demikian, hasil belajar dapat diartikan memproduksi.
sebagai hasil dari interaksi belajar dan mengajar yang Psikomotor. Ranah psikomotorik berkenaan
terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kognitif dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikokmotor bertindak. Menurut Bloom (Umamah, 2014:130) ada
(keterampilan/perilaku). beberapa contoh keterampilan ranah psikomotor
Untuk tingkat ketercapaian dari belajar maka yang perlu diperhatikan oleh pendidik, yaitu sebagai
dibutuhkan proses penilaian hasil belajar. Dapat berikut: (1) Gerak refleks (Reflex movements),
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang tindakan peserta didik dapat terjadi tidak dengan
diperoleh oleh peserta didik secara nyata setelah sukarela sebagai jawaban atas beberapa stimulus; (2)
mengikuti proses belajar yang sesuai dengan tujuan Keterampilan gerak dasar (Basic fundamental
pembelajaran. movement), peserta didik mempunyai pola
Klasifikasi hasil belajar dikelompokkan pergerakan bawaan yang dibentuk dari suatu
menjadi tiga ranah yaitu ranah, afektif, kognitif dan kombinasi pergerakan refleks; (3) Kemampuan
afektif. Afektif. Ranah afektif berkenaan dengan perseptual (Perceptual abilities), peserta didik dapat
sikap dan nilai. Sikap peserta didik dapat terbentuk menterjemahkan stimuli yang diterima melalui
ketika atau setelah proses pembelajaran berlangsung. perasaan ke dalam pergerakan sesuai yang
Taksonomi Bloom membedakan tujuan afektif diinginkan; (4) Kemampuan fisik (Physical ability),
menjadi lima kategori. Masing-masing kategori peserta didik telah mengembangkan pergerakan
menetapkan derajat komitmen atau intensitas emosi dasar yang merupakan esensial untuk pengembangan
yang diperlukan oleh peserta didik (Bloom dalam pergerakan yang sangat terampil; (5) Gerakan
Umamah, 2014:130). (1) Menerima atau terampil (Skilled movements), peserta didik telah
memperhatikan (Receiving), peserta didik menyadari mengembangkan pergerakan lebih rumit yang
atau menghadirkan sesuatu yang ada di lingkungan; menuntut suatu derajat tingkat efisiensi tertentu; (6)
(2)Menanggapi (Responding), peserta didik Nondiscursive
menampilkan beberapa perilaku baru sebagai hasil communication, peserta didik mempunyai
pengalaman baru dan bereaksi terhadap pengalaman kemampuan untuk mengkomunikasikan melalui
tersebut; (3) Menilai atau menghrgai (Valuing), pergerakan badanModel Project Based Learning
peserta didik menampilkan keterlibatan nyata atau atau biasa disebut pembelajaran berbasis proyek
komitmen terhadap beberapa pengalaman. (4) merupkan pembelajaran yang berorientasi pada
Mengatur atau mengorganisasikan (Organization), siswa (student centered). “Model PBL adalah model
peserta didik telah mengintegrasikan suatu nilai baru pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
ke dalam suatu nilai yang umum dan dapat guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
menempatkan pada suatu sistem prioritas; (5) melibatkan kerja proyek” (Eko Mulyadi, 2015).
Karakterisasi (Characterization by value), sisa Pembelajaran berbasis proyek merupakan
bertindak secara konsisten menurut nilai dan sangat model pembelajaran yang menggunakan
tertarik dengan pengalaman tersebut. proyek/kegiatan sebagai sarana untuk mencapai
Kognitif. Ranah kognitif berkenaan dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan psikomotorik,
hasil belajar intelektual. Taksonomi Bloom membagi dimana peserta didik dituntut untuk memecahkan
menjadi enam kategori (Bloom dalam Anderson & masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti,
Krathwohl, 2015:99-133). (1) Mengingat menganalisis, membuat hingga mempresentasikan
(Remembering), mengingat artinya mengambil produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata
pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. (Fathurrohman, 2015). Seperti dinyatakan oleh
Proses kognitif dalam mengingat yaitu mengenali Martinis Yamin (2013), “model pembelajaran ini
83
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

bertujuan membentuk analisis pada masing-masing puncaknya pada saat menghasilkan suatu produk
siswa/peserta didik.” nyata. Pembelajaran berbasis proyek memberikan
Model Project Based Larning adalah model pengalaman nyata kepada siswa untuk ikut dalam
pembelajaran yang inovatif yang mengajarkan proses pembelajaran, pembuatan proyek, guru terus
mengenai konsep-konsep dalam materi ajar. Fokus memonitoring kerja siswa, serta setelah proyek
pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti terselesaiakan guru memberikan umpan balik berupa
dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam ujian dan presentasi oleh siswa mengenai pembuatan
investivigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas- proyek.
tugas bermakna lainnya, memberikan kesempatan Menurut Moursund (1997) dalam Made Wena
kepada siswa untuk bekerja dan menghasilkan suatu (2009:147), pembelajaran berbasis proyek memiliki
produk (Made Wena, 2009). beberapa keuntungan antara lain: Increased
Pembelajaran berbasis proyek membuat siswa motivation. Dalam penyelesaian proyek siswa akan
menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, sangat tekun dan berusaha lebih keras, serta merasa
meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa. bergairah dalam pembelajaran.
Memberikan kesempatan besar kepada siswa untuk Increased problem-solving ability.
berkreasi dengan ilmu yang dia miliki, mencapai Lingkungan belajar pada pembelajaran berbasis
puncaknya pada saat menghasilkan suatu produk proyek dapat meningkatkan kemampuan
nyata. Pembelajaran berbasis proyek memberikan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif
pengalaman nyata kepada siswa untuk ikut dalam dan berhasil memecahkan problem-problem bersifat
proses pembelajaran. (Fathurrohman, 2015). Seperti kompleks.
dinyatakan oleh Martinis Yamin (2013), “model Increased library research skills. Karena
pembelajaran ini bertujuan membentuk analisis pada pembelajaran berbasis proyek menuntut siswa secara
masing-masing siswa/peserta didik.” cepat memperoleh informasi maka keterampilan
Model pembelajaran Project Based Larning siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi
adalah model pembelajaran yang inovatif yang akan meningkat.
mengajarkan mengenai konsep-konsep dalam materi Increased collaboration. Pentingnya kerja
ajar. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan kelompok dalam proyek kelompok menuntut siswa
konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa untuk mengembangkan dan mempratikkan
dalam investivigasi pemecahan masalah dan kegiatan keterampilan komunikasi.
tugas-tugas bermakna lainnya, memberikan Increased resource-management skills.
kesempatan kepada siswa untuk bekerja dan Pembelajaran berbasis proyek yang
menghasilkan suatu produk (Made Wena, 2009:145). diimplementasikan dengan baik akan memberikan
PBL merupakan sebuah pembelajaran inovatif siswa pembelajaran dan praktik pengelolaan proyek,
yang menekankan belajar kontekstual melalui mengalokasikan waktu yang baik, dan menggunakan
kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran perlengkapan untuk menyelesaikan tugas dengan
berbasis proyek atau Project Based Learning (PBL) efisien.
merupakan suatu pembelajaran yang didesain untuk
persoalan yang kompleks yang mana siswa Langkah-langkah Pelaksanaan Project Based
melakukan investigasi untuk memahaminya, Learning.
menekankan pembelajaran dengan aktivitas yang Dalam pembelajaran Project Based Learning,
lama, tugas yang diberikan pada siswa bersifat multi peserta didik atau siswa diberikan tugas sesuai
disiplin, berorientasi pada produk (Satoto Endar dengan tema/topik pembelajaran dengan melakukan
Nayono dan Nuryadin, 2013). proyek secara nyata. Pelakasanaan model
Pembelajaran berbasis proyek membuat siswa pembelajaran Project Based Learning akan
menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, mendorong tumbuhnya kemandirian, tanggung
meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa. jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan
Memberikan kesempatan besar kepada siswa untuk analisis pada siswa. Secara umum, Fathurrohman
berkreasi dengan ilmu yang dia miliki, mencapai (2015) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
berbasis proyek:
Penyusunan
Penyusunan Jadwal
Penetuan Proyek Langkah Pelaksanaan
Penyelesaian Projek
tugas

Penyusunan Pelaksananan
Laporan dan Tugas dengan
Evaluasi Proses Fasilitas dan
dan Hasil Proyek Presentase Hasil
Monitoring Guru

Gambar 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek


(Fathurrohman, 2015)

Penentuan proyek. Pada langkah ini, proyek apa yang dikerjakan selama tidak
tema/topik proyek ditentukan oleh guru. Peserta menyimpang dari tema/topik pembelajaran.
didik akan mendapatkan tugas berbeda satu dengan Perencanaan langkah penyelesaian tugas.
yang lain. Namun peserta didik dapat menentukan Peserta didik merancang sendiri langkah-langkah
dalam penyelesaian proyek dari awal sampai selesai.
84
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

Peserta didik dapat menggunakan metode atau cara adalah dengan adanya perubahan tingkah laku pada
yang dirasa efektif untuk menyelesaikan proyek. diri orang itu pada tingkat pengetahuan, ketrampilan,
Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek. atau sikapnya.
Langkah yang sudah dirancang kemudian dijadwal Dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan
sampai selesai sebelum batas akhir pengumpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan
proyek. seseorang untuk memperoleh tambahan ilmu agar
Penyelesaian tugas dengan fasilitasi dan terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan, dan
monitoring guru. Guru bertanggung jawab dalam sikap.
memonitor aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan Menurut Oemar Hamalik (2005: 54)
penyelesaian tugas dari awal sampai selesai. pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
Penyusunan laporan dan presentasi hasil. meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas,
Hasil proyek dalam bentuk produk kemudian perlengkapan, dan prosedur yang saling
dipresentasikan. mempengaruhi untuk mencapai tujuan dari
Evaluasi proses dan hasil proyek. Guru dan pembelajaran.
peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas Menurut Winkel (1991) dalam Eveline Siregar
dan hasil proyek siswa. (2014), Pembelajaran adalah seperangkat tindakan
Pembelajaran Akuntansi yang dirancang untuk mendukung proses belajar
Hakikat Belajar dan Pembelajaran. “Belajar siswa. Sedangkan menurut Gagne (1977) dalam
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang Eveline Siregar (2014), pembelajaran adalah
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan yang sifatnya internal. Miarso (1993) dalam Eveline
lingkungannya.” (Daryanto, 2010: 2). Eveline Siregar (2014) mengemukakan pengertian
Siregar (2010:3) mengemukakan pengertian belajar pembelajaran sebagai usaha pendidikan yang
sebagai sebuah proses yang kompleks yang terjadi dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang
pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. telah ditetapkan terlebih dahulu
Didalamnya terkandung beberapa aspek, Ciri-ciri pembelajaran antara lain : (1)
diantaranya: 1) bertambahnya jumlah pengetahuan, Merupakan upaya sadar dan disengaja; (2)
2) adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, Pembelajaran harus membuat siswa belajar; (3)
3) ada penerapan pengetahuan, 4) menyimpulkan Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum
makna, 5) menafsirkan dan mengaitkannya dengan proses dilaksanakan; (4) Pelaksanaannya terkendali,
realitas, dan 6) adanya perubahan sebagai pribadi. baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.
Ciri-ciri belajar antara lain: (1) Adanya (Eveline Siregar, 2014: 13)
kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat
laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan usaha
ketrampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap yang dilakukan pembelajar untuk memfasilitasi
(afektif); (2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat kegiatan belajar agar tujuan belajar dapat tercapai.
saja, melainkan menetap atau dapat disimpan; (3)
Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan Pembelajaran Akuntansi
harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:
interaksi dengan lingkungan; (4) Perubahan tidak 33) akuntansi didefinisikan sebagai seni pencatatan
semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau dan pengikhtisaran transaksi keuangan dengan
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu
pengaruh obat-obatan. (Eveline Siregar, 2010: 5-6); kesatuan ekonomi. Menurut Achmad Tjahjono
(5) Menurut Baharuddin (2010) belajar dapat (2003: 2) Akuntansi adalah suatu sistem informasi
membawa perubahan bagi pelaku, baik perubahan yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif
pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Belajar dari suatu unit organisasi atau kesatuan ekonomi.
merupakan proses perubahan manusia ke arah tujuan Informasi tersebut ditujukan kepada para pemakai
yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
orang lain. ekonomi
Menurut pandangan Skinner dalam Dimyati American Accounting Assosiation (AAA)
(2009) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang dalam Yulian Handoko (2004: 2) : Akuntansi adalah
belajar, maka responnya menjadi lebih baik. proses mengidentifikasikan, mengukur, dan
Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya melaporkan informasi ekonomi dalam sebuah
menurun. Hal ini juga dikemukakan Gagne dalam perusahaan sehingga dimungkinkan adanya
Dimyati (2009) belajar adalah kegiatan yang penilaian dan pengambilan keputusan bagi mereka
kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. yang menggunakan informasi. Menurut Samyrin
Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, (2011: 3), “Akuntansi merupakan suatu sistem
pengetahuan, sikap, dan nilai. informasi yang digunakan untuk mengubah data dari
Pengertian belajar menurut Slameto, yaitu : transaksi menjadi informasi keuangan.”
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan Dari beberapa pernyataan pengertian akuntansi,
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan dapat disimpulkan bahwa Akuntansi merupakan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai suatu penyediaan informasi keuangan yang akan
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan digunakan pihak yang berkepentingan sebagai dasar
lingkungannya.” (Slameto, 2013: 2) pengambilan keputusan yang bersumber dari
Menurut Azhar Arsyad (2011: 1), belajar transaksi keuangan.
merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi Pembelajaran Akuntansi adalah suatu usaha
pada diri setiap orang sepanjang hidupnya karena yang dilakukan untuk memahami ilmu yang
adanya interaksi antara seseorang dengan mempelajari suatu penyediaan informasi keuangan
lingkungannya. Pertanda bahawa seseorang belajara yang akan digunakan pihak yang berkepentingan
85
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

sebagai dasar pengambilan keputusan yang Debit dan Kredit sesuai dengan nilai nominal
bersumber dari transaksi keuangan. transaksinya.
Pencatatan transaksi kedalam jurnal. Jurnal
adalah catatan harian yang dilakukan secara Tabel 2. Aturan Pendebitan dan Pengkreditan
kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi dan Saldo Normal
dalam suatu periode akuntansi. Jenis Akun Bertambah Berkurang
Harta ( assets ) Debit Kredit
Tabel 1. Bentuk Jurnal Umum Utang ( liabilitiess ) Kredit Debit
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Modal (capital ) Kredit Debit
Penghasilan Kredit Debit
(income )
Beban (expense ) Debit Kredit

Langkah-langkah mengerjakan jurnal umum : Jurnal khusus ( Special Journal )


(1) Catat tanggal transaksi pada kolom tanggal sesuai Jurnal khusus adalah jurnal yang dibuat secara
dengan tanggal yang tercantum pada bukti transaksi; khusus untuk mencatat transaksi sejenis yang terjadi
(2) Pada kolom keterangan, tulis nama akun yang berulang – ulang. Pada perusahaan yang besar
mengalami perubahan akibat transaksi. Akun pada terdapat banyak transaksi keuangan sehingga
sisi Debit ditulis merapat ke garis dan akun pada sis pencatatan dalam jurnal umum dan posting ke buku
Kredit ditulis menjorok kekanan, sehingga kedua besar tidak mungkin dilakukan tiap transaksi, maka
nama akun tersebut tidak sejajar; (3) Isilah kolom digunakan jurnal khusus untuk memudahkan
pencatatan transaksi keuangan.

Tabel 3. Perbedaan Jurnal Khusus Dan Jurnal Umum


No Jurnal Umum No Jurnal Khusus
1 Untuk mencatat semua jenis 1 Untuk mencatat transaksi sejenis dan sering
transaksi terjadi
2 Bentuk buku harian dengan dua lajur 2 Bentuk buku harian dengan banyak lajur

3 Penulisan nama akun dilakukan setiap 3 Penulisan nama akun tidak dilakukan setiap
mencatat transaksi saat

4 Posting dilakukan setiap terjadi 4 Posting dilakukan secara berkala


transaksi
5 Pekerjaan pencatatan dapat dilakukan 5 Pekerjaan pencatatan dapat dilakukan beberapa
satu orang orang

Jenis –jenis jurnal khusus Jurnal pengeluaran kas (cash payment


Jurnal pembelian (purchase journal). journal). Digunakan untuk mencatat semua
Digunakan untuk mencatat semua transaksi transaksi pengeluaran kas perusahaan
pembelian barang yang dilakukan secara kredit. Jurnal umum (general memorial).
Jurnal penjualan (sales journal). Digunakan Digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak
untuk mencatat semua transaksi penjualan barang dicatat pada keempat jurnal diatas.
secara kredit.
Jurnal penerimaan kas (cash receipt Bentuk Jurnal khusus terdiri dari :
journal). Digunakan untuk mencatat semua Jurnal pembelian
transaksi penerimaan kas perusahaan.

Tabel 4. Bentuk Jurnal Pembelian


Tanggal Keterangan/ No Debit Kredit
Kreditur faktur Pembelian Akun Ref Juml Utang dagang
B.D ah

Rekapitulasi Jurnal Pembelian


Debit Kredit
Nomor Akun Jumlah Nomor Akun Jumlah

86
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

Jurnal penjualan
Tabel 5. Bentuk Jurnal Penjualan
Tanggal No Keterangan / Ref Debit Kredit
Faktur Nama Debitur Piutang Dagang Penjualan

Rekapitulasi Jurnal Penjualan


Debit Kredit
Nomor Akun Jumlah Nomor Akun Jumlah

Jurnal penerimaan kas


Tabel 6. Bentuk jurnal penjualan
Tgl No Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti Kas Pot Piutang Penjualan Serba-Serbi
Penjualan Akun Ref Jumlah

Rekapitulasi Jurnal Penerimaan Kas


Debit Kredit
Nomor Akun Jumlah Nomor Akun Jumlah

Jurnal pengeluaran kas


Tabel 7. Bentuk Jurnal Penjualan
Debit Kredit
No Serba-Serbi Potongan Kas
Tgl Bukti Keterangan Ref Utang Pembelian Akun No Juml Pembelian
Akun ah

Rekapitulasi Jurnal Pengeluaran Kas


Debit Kredit
Nomor Akun Jumlah Nomor Akun Jumlah

Jurnal umum
Tabel 8. Bentuk Jurnal Umum
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit

Rekapitulasi Jurnal Umum


Debit Kredit
Nomor Akun Jumlah Nomor Akun Jumlah

Kerangka Berpikir Akuntansi materi Entry Jurnal di sekolah tersebut


Berdasarkan masalah yang terjadi dalam masih menggunakan metode yang konvensional,
penerapan kurikulum 2013, terdapat beberapa belum menerapkan model model pembelajaran
metode yang harus diterapkan oleh guru, salah project based learning dengan kemungkinan yang
satunya adalah model pembelajaran Project Based menyebabkan aktivitas siswa di dalam kelas masih
Learning pada proses pembelajaran. Masalah yang tergolong pasif, sehingga hasil belajar pun dapat
terjadi pada lokasi yang akan diteliti yakni di SMKN dikatakan tergolong rendah jika dilihat dari nilai
1 Sanggau Ledo yaitu pada proses pembelajaran ulangan harian siswa. Oleh sebab itu, berdasarkan
87
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

latar belakang yang telah diuraikan di atas peneliti Apakah model pembelajaran Berbasis proyek (
akan mengkaji mengenai “Meningkatkan Hasil Project Based Learning )dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Entry Jurnal Melalui Model Pembelajaran Belajar Entry Jurnal Pada Siswa Kelas X Akuntansi
Berbasis Proyek (Project Based Learning) Pada SMKN 1 Sanggau Ledo Semester Ganjil Tahun
Siswa Kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo ”. Pelajaran 2018/2019. Berikut adalah bagan kerangka
pikir pada penelitian ini :

Input: Penerapakan Model


Pembelajaran Project Based Learning

Hasil Belajar Dengan


Menerapkan
Model Pembelajaran Project Based Learning
Melalui Hasil Tes.

Output : Peningkatkan Hasil Belajar


Akuntansi Materi Entry Jurnal

Adapun hipotesis dari penelitian ini sebagai siklus I. Secara garis besar terdapat empat tahapan
berikut : (1)Apakah penerapan model project based yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas
learning dapat meningkatkan hasil belajar Akuntansi dalam setiap siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan
materi entry jurnal pada siswa kelas X Akuntansi tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
SMKN 1 Sanggau Ledo; (2)Apakah penerapan Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Sanggau
model project based learning dapat diterapakan di Ledo, pada kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau
SMKN 1 Sanggau Ledo untuk proses pembelajaran Ledo yang beralamat di jalan Duren Tio Dusun Jawa
Akuntansi materi entry jurnal selanjutnya. RT/RW 001/001 Kecamatan Sanggau Ledo
Penelitian mengenai upaya penerapan model Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat.
pembelajaran project based learning untuk Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Juli
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas sampai dengan 31 Oktober 2018.
pada mata pelajaran Akuntansi materi entry jurnal di Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X
SMKN 1 Sanggau Ledo merupakan penelitian Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo dengan
tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action mempertimbangkan kondisi kelas yang siswanya
Research (CAR). Menurut Kunandar (2012) PTK kurang aktif pada awal pertemuan berdasarkan haril
dapat diartikan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan observasi awal di depan kelas pada mata pelajaran
oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan Akuntansi materi entry jurnal.
merancang, melaksanakan, mengamati, dan Sedang Dalam penelitian ini objek yang
merefleksi tindakan melalui beberapa siklus secara menjadi variabel peneltian adalah upaya penerapan
kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk model pembelajaran project based learning untuk
meningkatkan mutu proses pembelajaran di hasil belajar di kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau
kelasnya. Ledo sejumlah 18 Orang.
Arikunto (2010) menyatakan bahwa penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, dalam tiga siklus. Setiap siklus pada penelitian
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah tindakan kelas terdiri dari empat tahap, yaitu 1)
kelas secara bersama. Tahap perencanaa (planing), 2) Tahap pelaksanaan
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau tindakan (Acting), 3) Tahap pengamatan
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. (Observating), 4) Tahap refleksi (Reflection).Alur
Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa penelitian dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai
tindakan kelas (PTK) adalah segala tindakan yang berikut :
dilaksanakan guru secara sistematis dan terencana di
dalam kelas yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,
yaitu siklus I dan siklus II. Sebelum dilaksanakan
tindakan siklus tersebut, peneliti melaksanakan
prasiklus untuk mengetahui hasil belajar Akuntansi
materi entry jurnal sebelum dilaksanakannya
penelitian. Siklus I dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar Akuntansi materi entry jurnal siswa pada
tindakan awal penelitian.
Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk
melakukan penelitian di siklus II, sedangkan siklus II
bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar Akuntansi materi entry jurnal siswa setelah
dilakukan perbaikan pada proses pelaksanaan proses Gambar 3. Siklus kegiatan PTK (Arikunto,
belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi 2010)
88
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

Pelaksanaan Tindakan Siklus I Teknik Test. Kancana dan Samartana


Langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam menyampaikan bahwa teknik tes adalah suatu cara
siklus I adalah: untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas
Perencanaan. Perencanaan pembelajaran yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data
siklus I yaitu : (1) Menelaah silabus Akuntansi setiap tentang nilai hasil siswa tersebut yang dibandingkan
siklus; (2) Menyusun dan merancang skenario dengan nilai yang didapatkan kawan-kawannya atau
pembelajaran setiap siklus; (3) Membuat dan nilai standar yang diterapkan (Nurgiyantoro, 2010).
menyusun materi untuk setiap siklus; (4) Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk
Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru mengetahui kemampuan pembelajaran Akuntansi
siswa; (5) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas materi entry jurnal dengan menggunakan Model
siswa; (6) Mempersiapkan tes akhir setiap siklus; (7) Pembelajaran Project Based Learning. Instrumen tes
Membuat kunci jawaban tes akhir setiap siklus. digunakan untuk menguji kemampuan pembelajaran
Pelaksanaan. Pelaksanaan siklus I mengacu Akuntansi materi entry jurnal peserta didik sehingga
pada rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I yang dapat dihasilkan data yang dapat mendukung proses
telah dibuat sebelumnya. Langkah-langkah penelitian. Dengan harapan nantinya hasil belajar
pembelajaran Akuntansi materi entry jurnal dengan siswa dalam Akuntansi materi entry jurnal dapat
penerapan metode Project Based Learning, yaitu: (1) mencapai hasil belajar yang di harapakn dengan
Penentuan proyek -- Guru membagi kelompok, tiap KKM ≥70.
kelompok berisi 3 siswa yang dipilih secara acak Teknik Analisa Data. Teknik analisa data yang
sehingga akan ada 6 kelompok. Pembagian 6 digunakan adalah teknik analisa data deskriptif.
kelompok ini bertujuan untuk mengoptimalkan Menurut Arikunto (2006), teknik ini digunakan
sarana yang ada; (2) Perencanaan langkah untuk mendeskripsikan data yang diperoleh. Fungsi
penyelesaian proyek; (3) Guru menjelaskan langkah- teknik analisa data yang digunakan untuk
langkah dalam pengerjaan proyek. Kemudian siswa memperoleh gambaran tentang hasil belajar. Nilai
merencanakan sendiri langkah pengerjaan proyek rata-rata hasil belajar Rata-rata Skor hasil belajar
yang efektif sesuai kemampuan masing-masing ∑𝑥
= . Keterangan : ∑x = Jumlah nilai hasil belajar
siswa: (4) Penyusunan jadwal penyelasain proyek; 𝑁
seluruh siswa; N = Jumlah siswa (Arikunto, 2006).
(5) Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik
monitoring guru; (6) Belajar --- Siswa membuat
analisa data tes, dengan menggunakan Rumus
power poin tentang materi Akuntansi materi entry 𝐹
jurnal yang sedang di pelajarai; (7) Evaluasi proyek ketuntasan belajar klasikal : KB = 𝑁. Keterangan :
--- Siswa mempresentasikan hasil proyeknya. Siswa KB = ketuntasan belajar klasikal; F = jumlah seluruh
yang lain memberi pertanyaan dan masukan kepada siswa yang mendapat nilai ≥70; N = jumlah seluruh
siswa yang sedang presentasi. siswa (Arikunto, 2006). Ketuntasan belajar di kelas
Pengamatan (Observation). Tahap X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo sebesar ≥70,
pengamatan (observation) peneliti mengambil data berdasarkan KKM yang telah disepakati dalam
untuk seluruh proses kegiatan pembelajaran dari Kurikulum 2013 untuk individu yaitu ketuntasan
awal hingga akhir, dan melakukan pengamatan untuk hasil belajar siswa jika siswa mendapat nilai ≥70%.
aktivitas belajar siswa yang dibantu oleh rekan Indikator Keberhasilan. Untuk mengetahui
peneliti (observer). Observer melakuakn pengamatan keberhasilan dalam proses pembelajaran diperlukan
menggunakan lembar observasi yang sebelumnya evaluasi secara menyeluruh. Kriteria yang digunakan
sudah dibuat. untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan
Refleksi (Reflection). Refleksi adalah kegiatan pembelajaran dapat dicermati melalui keaktifan
menganalisis, setelah dilaksanakannya tahap siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan selesai, kegiatan dan keberhasilan belajar siswa adalah
dan didapatkan data-data yang harus segera diolah sejauh mana siswa paham dan mengerti pelajaran
sehingga dapat diputuskan tindakan apa saja yang Akuntansi materi entry jurnal. persentase ketuntasan
akan dilakukan selanjutnya. Jika hasil data belajar kelas ≥70%. Dan proses perbaikan
memenuhi target yang dicapai sesuai dengan pembelajaran dinyatakan telah mencapai tujuan
indikator keberhasilan maka proses kegiatan bisa pembelajaran siswa telah mencapaihasil belajar ≥70.
diberhentikan dan apabila belum memenuhi target
sesuai dengan indikator keberhasilan maka penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya yang Hasil Penelitian
berguna sebagai perbaikan. Setelah melaksanankan proses pada siklus I dan
Pelaksanaan Tindakan Siklus II. Siklus II siklus II maka di dapatkan data penelitian yang
merupakan perbaikan dari siklus I Langkah-langkah menunjukan adanya peningkatan hasil belajar
pembelajaran yang dilakukan sama seperti siklus I Akuntansi materi entry jurnal siswa X Akuntansi
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. SMKN 1 Sanggau Ledo Kecamatan Sanggau Ledo
Rencana pembelajaran pada siklus II harus dibuat Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat
lebih baik dari siklus I karena perencanaan di siklus dengan menerapkan model pembelajaran project
II melihat hasil refleksi siklus I yang belum optimal, based learning. Aktivitas berkaitan dengan aktivitas
Peneliti memperbaiki di siklus II. belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang dinilai melalui lembar kondisi
Teknik dan Instrumen Penelitian awal (pra siklus).
Pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah data hasil pekerjaan siswa dalam
pembelajara Akuntansi materi entry jurnal. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data, yaitu tekik tes Teknik tes berupa soal Akuntansi
materi entry jurnal yang berjumlah 1 Soal.
89
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

Tabel 9. Data Hasil Belajar Pada Observasi Awal 16 W 40 TT


(Pra Siklus) Y 72 T
17
No Nama Siswa Pra Ketuntasan 18 Z 28 TT
Siklus Keterangan : T = Tuntas; TT = Tidak Tuntas
1 A 72 T
2 BJ 40 TT 80
72 72 72
3 FS 44 TT 68 68 68
70
4 FSI 52 TT
60
52 52
5 FL 68 T 48
50 44
6 HR 40 TT 40 40 40 40
40 36
7 MA 48 TT 3232
28
8 N 40 TT 30

9 NK 32 TT 20

10 HR 32 TT 10
11 R 36 TT 0
12 RA 68 T 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718

13 SN 52 TT PRA SIKLUS
14 SA 72 T
Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Pra
15 SH 68 T Silklus

Tabel 10. Data Perbandingan Hasil Belajar Siswa


No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus Ii
Nilai Ket. Nilai Ket. Nilai Ket.
1 A 72 T 80 T 92 T
2 BJ 40 TT 72 T 88 T
3 FS 44 TT 48 TT 60 TT
4 FSI 52 TT 68 T 80 T
5 FL 68 T 76 T 100 T
6 HR 40 TT 56 TT 72 T
7 MA 48 TT 68 T 84 T
8 N 40 TT 52 TT 80 T
9 NK 32 TT 56 TT 76 T
10 HR 32 TT 40 TT 64 TT
11 R 36 TT 52 TT 68 T
12 RA 68 T 76 T 84 T
13 SN 52 TT 68 T 80 T
14 SA 72 T 80 T 96 T
15 SH 68 T 76 T 88 T
16 W 40 TT 56 TT 80 T
17 Y 72 T 80 T 100 T
18 Z 28 TT 40 TT 64 TT
Total 904 1144 1456
Nilai Rata-Rata Kelas 50,22 63,56 80,89
Jumlah Siswa Tuntas 6 10 15
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 12 8 3
Persetase Ketercapian Kkm 33,33 55,56 83,33
Tanggal Pengumpulan Data 01/08/2018 05/09/2018 03/10/2018

90
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

90
90,00
80 80,89
80,00
70 70,00 63,56
60 60,00
50,22
50 50,00
40,00
40
30,00
30
20,00
20 10,00
10 0,00
1 2
0 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718 7

PRA SIKLUS SIKLUS I NILAI RATA-RATA KELAS

Gambar 5. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Gambar 8. Nilai Rata-Rata Kelas Pada Pra
Pada Pra Siklus dan Siklus I Siklus Hingga Siklus II

120
16 15

100 14
12
12
10
80
10
8
60 8
6
6
40 4 3

2
20
0
1 2 3 4 5 6 7
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718 JUMLAH SISWA TUNTAS
SIKLUS I SIKLUS II JUMLAH SISWA TIDAK TUNTAS

Gambar 6. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Gambar 9. Grafik Ketuntasan Belajar


Pada Siklus I dan Siklus II

120
90,00
83,33
80,00
100
70,00
80 60,00 55,56
50,00
60 40,00 33,33
30,00
40
20,00
10,00
20
0,00
1 2
0 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718 7

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II PERSETASE KETERCAPIAN KKM

Gambar 7. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Gambar 10. Grafik Persentase Ketercapaian
KKM

91
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Akuntansi materi entry jurnal membuktikan bahwa
Hasil Penelitian perubahan peningkatan hasil belajar siswa yaitu rata-
Siklus I rata kelas 50,22 denganu jumlah siswa yang tuntas
Analisis. Dari hasil data yang didapat oleh hanya 6 atau 33,33% dari 18 siswa pada pra siklus,
observeri (PraSIKLUS), maka proses belajar meningkat menjadi 80,89 dengan 15 siswa tuntas
mengajar yang telah dilakukan dianalisis: proses atau 83,33% dari 18 siswa pada siklus II.
pembelajaran kurang menarik, kurang lancar dan
kurang menyanangkan bagi siswa sehingga siswa SIMPULAN DAN SARAN
kurang bersemangat dalam menerima pelajaran, serta Simpulan
guru tidak menggunakan pendekatan, strategi dan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
metode pembelajaran yang variatif dengan nilai rata- diperoleh kesimpulan bahwa penerapan Model
rata kelas 50,22 denganu jumlah siswa yang tuntas Pembelajaran Project Based Learning yang
hanya 6 atau 33,33% dari 18 siswa. digunakan pada Akuntansi materi entry jurnal dapat
Sintetis. Pada siklus ini dari proses meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi
pembelajaran yang telah dilakukan mulai dari SMKN 1 Sanggau Ledo terbukti pada Pra Siklu skor
perencanaan sampai pada akhir kegiatan, ternyata rata-rata hasil belajar belajar siswa 50,22 denganu
belum dapat meningkatkan pemahaman siswa sesuai jumlah siswa yang tuntas hanya 6 atau 33,33% dari
dengan apa yang diharapkan oleh guru. Hal ini 18 siswa, meningkat pada siklus I yaitu 63,56 dengan
disebabkan karena masih adanya kelemahan yang 10 siswa tuntas atau 55,56% dari 18 siswa, kemudian
ditemui sehingga masih menjadi rintangan dalam meningkat lagi pada siklus II meningkat lagi yaitu
mencapai peningkatan pemahaman siswa sehingga 80,89 dengan 15 siswa tuntas atau 83,33% dari 18
perlu dilakukan pembelajaran pada siklus II siswa di kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo.
selanjutnya.
Evaluasi. Berdasarkan hasil data,pada proses Saran
pembelajaran pada siklus I ini, memperlihatkan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
bahwa proses pembelajaran Akuntansi materi entry disarankan kepada penelitipeneliti yang akan datang
jurnal memperlihatkan bahwa tingkat hasil belajar untuk melakukan perbaikan: (1) Penerapan model
siswa secara klasikal masih di bawah standar, yaitu pembelajaran project based learning untuk
dari 9 orang siswa, nilai rata-rata kelas 63,56 dengan meningkatkan hasil belajar kelas X Akuntansi
10 siswa tuntas atau 55,56% dari 18 siswa, hasil ini SMKN 1 Sanggau Ledo, pelajaran Akuntansi materi
sedikit lagi mendapai nilai KKM ≥70 yang entry jurnal dapat digunakan dalam proses
diharapkan, maka untuk itu perlu dilakukan kembali pembelajaran guna hasil belajar siswa di kelas; (2)
Siklus yang kedua Pendidik dapat secara aktif kreatif membuat kondisi
kelas yang menyenangkan dan responsif guna
Siklus II meningkatkan semangat dalam pembelajaran yang
Hasil observasi proses pembelajaran pada siklus akan diikuti oleh para siswa, serta pelunya
II menunjukkan hal-hal sebagai berikut: Siswa mulai melakukan kerjasama dalam proses pembelajaran
lebih aktif dalam kegiatan belajar, hal ini disebabkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah
karena guru sudah banyak memberikan bimbingan dirumuskan sebelumnya; (3) Dalam menerapkan
dan pengayaan tambahan atau penjelasan. Siswa Model Pembelajaran Project Based Learning
lebih cepat dapat menerapkan Persiapan, memerlukan keuletan yang dalam baik dari siswa
Pelaksannan dan Hasil pada kegiatan pembelajaran maupun pendidik guna menciptakan suasaana belajar
Akuntansi materi entry jurnal guru telah mencoba yang lebih efektif dan efisien; (4) Masih butuh
menerapkan model pembelajaran project based banyak waktu dalam proses penerapan model
learning dalam rangka meningkatkan hasil belajar pembelajaran project based learning untuk
siswa Kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo meningkatkan hasil belajar Akuntansi di kelas X
pada Akuntansi materi entry jurnal, sehingga hasil Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo.
belajar siswa meningkat siknifikan ke angka rata-rata
kelas 80,89 dengan 15 siswa tuntas atau 83,33% dari DAFTAR PUSTAKA
18 siswa, hasil ini telah melebihi KKM ≥70 yang Achmad Tjahjono, Sulastiningsih. 2003.Akuntansi
ditentukan. Pengantar Pendekatan. Terpadu. Jakarta: PT.
Refleksi terdiri dari: Analisis. Setelah diadakan Rajagrafindo Persada.
siklus II yang diikuti, dengan kelas yang dilakukan Anderson,L. W. dan D. R. Krathwohl (2015).
sesuai dengan perencanaan dan skenario Kerangka Landasan Untuk. Pembelajaran,
pembelajaran, maka proses pembelajaran berjalan Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi
dengan baik dan sempuran serta suasana kelas yang Pendidikan Bloom.
kondusif. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
Sintetis. Dari hasil analisis di atas maka dapat Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: Rineka
disimpulkan bahwa kelemahan-kelemahan dan Cipta.
kekurangan pada proses pembelajaran siklus I telah _________________. 2010. Prosedur Penelitian
dapat diatasi dengan baik. Dengan kata lain Suatu Pendekatan dan Praktik.Jakarta: Rineka
perbaikan pembelajaran Akuntansi materi entry Cipta.
jurnal di kelas X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta:
telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. PT. Raja Grafindo Persada.
Evaluasi. Hasil evaluasi proses perbaikan Baharudin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
pembelajaran Akuntansi materi entry jurnal di kelas Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
X Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo dengan Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta:
penerapan Model Pembelajaran Project Based Gava Media. Gulo, W. (2006). Metodologi
Learning untuk meningkatkan hasil belajar kelas X Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia.
Akuntansi SMKN 1 Sanggau Ledo pada pelajaran
92
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 6 Nomor 2, Agustus 2021 Uni, Y

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Martinis Yamin. (2013). Desain Pembelajaran
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta dan Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Depdikbud. Referensi.
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: ____________. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa.
Rineka Cipta. Jakarta: Gaung Persada Press.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Muhammad Fathurrohman. (2015). Model-model
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta dan Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Depdikbud. Depdiknas. Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. N Umamah. 25, 2014. Pengembangan media
PT. Rineka Cipta: Jakarta. 2005. pembelajaran video animasi dua dimensi situs
E Siregar. Teori belajar dan pembelajaran, 0. 61. Pekauman di Bondowoso dengan model
Mozaik Teknologi Pendidikan. D Salma, E ADDIE
Siregar. Jakarta: Prenada Media Samryn. 2011. Pengantar Akuntansi Mudah
Eko Mulyadi. (2015). Penerapan Model Project Membuat Jurnal Dengan Pendekatan. Siklus
Based Learning untuk Meningkatkan Kinerja Transaksi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMK.Jurnal Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Yogyakarta, UNY. Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses
Fathurrohman, M. (2015). Model-model Belajar Mengajar. Bandung: PT REMAJA.
pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz ROSDAKARYA.
Media. Wena, Made, 2009, Strategi Pembelajaran Inovatif
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Kontemporer, Jakarta: Bumi. Aksara
Berdasarkan Pendekatan. Sistem. Jakarta: PT Wina Sanjaya. (2010). Penelitian Tindakan Kelas.
Bumi Aksara. Jakarta: Kencana. Zainal Arifin. (2013).
Handoko, Yulian, Basuki Djoko Saranto, Poedji Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Poerwadi. 2004. Akuntansi 3. Bumi. Aksara. Rosdakarya.
Made Wena. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Dewantara, Kihajar, (2004), bagian pertama :
Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara. pendidikan Cet:3 Yogyakarta: MLPTS

93

You might also like