Professional Documents
Culture Documents
149-Article Text-734-1-10-20191219
149-Article Text-734-1-10-20191219
E-ISSN : 2549-6581
DOI: 10.21776/ub.JOIM.2019.003.03.2
ABSTRACT
Toilet training is the challenging stages of development that all children are required to
successfully complete it to achieve independence and self-esteem. In the last few
decades, there has been a trend of late success on toilet training accompanied by a
change in diapering habit, which today tends to be more disposable diaper than cloth
diaper. In addition, toilet training method (parent oriented, child oriented and
combination of the two) is a training provided by parents also have an important aspect
in the success of toilet training. The research aim to know the effect of history of the
diaper usage and toilet training method to the success of toilet training in children aged
18-48 months in five Maternal and Child Health Center (Posyandu) Malang 2017. The
research used analytic observational with case-control approach by using chi square
and logistic regression test. The number of selected samples is 70 based on cluster
random sampling technique. The result is a history of diaper usage on the success of
toilet training (p = 0,003), as well as toilet training method (p = 0,003). In logistic
regression, the results of cloth diaper users have a tendency to reach toilet training
success of 4.6 times than disposable diaper users and who use parent oriented
methods tend to achieve successful toilet training of 5.6 times than those using child
oriented methods. The research conclude that there is a significant effect of the history
of diaper usage and toilet training method on the success of toilet training.
Key words: toilet training, disposable diaper, cloth diaper, toilet training method
ABSTRAK
Toilet training adalah salah satu tahap perkembangan yang menantang pada awal
kehidupan anak, yang semua anak diharuskan dapat berhasil menyelesaikannya untuk
mencapai kemandirian dan penghargaan diri. Beberapa dekade terakhir, terjadi tren
keterlambatan keberhasilan toilet training yang disertai dengan perubahan kebiasaan
pemakaian popok yang saat ini cenderung lebih banyak pemakaian popok sekali pakai
daripada popok kain. Oleh karena itu, pemakaian popok diduga menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan toilet training. Selain itu, metode toilet
training merupakan pelatihan yang diberikan oleh orang tua juga berperan penting
68
69 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 3 No. 3 Bulan Desember 2019 – Maret 2020, Halaman 68-79
dalam keberhasilan toilet training. Metode toilet training yang paling sering digunakan
saat ini yaitu parent oriented, child oriented dan kombinasi antara keduanya. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh riwayat pemakaian popok dan metode
toilet training terhadap keberhasilan toilet training pada anak balita usia 18-48 bulan di
lima Posyandu Kota Malang Tahun 2017. Desain penelitian ini adalah observasional
analitik dengan pendekatan case-control dengan menggunakan uji chi square dan
regresi logistik. Jumlah sampel terpilih adalah 70 berdasarkan teknik cluster random
sampling. Hasilnya adalah riwayat pemakaian popok berpengaruh terhadap
keberhasilan toilet training (p = 0,003), begitu pula dengan metode toilet training (p =
0,003). Pada regresi logistik, didapatkan hasil pemakai popok kain memiliki
kecenderungan mencapai keberhasilan toilet training sebesar 4,6 kali daripada
pemakai popok sekali pakai dan yang menggunakan metode parent oriented
cenderung mencapai keberhasilan toilet training sebesar 5,6 kali daripada yang
menggunakan metode child oriented. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat
pengaruh yang bermakna dari riwayat pemakaian popok dan metode toilet training
terhadap keberhasilan toilet training.
Kata Kunci: toilet training, popok sekali pakai, popok kain, metode toilet training
*Korespondensi: Cindy Irmayanti. Surel: cindyirmayanti1@gmail.com
PENDAHULUAN menunggu kesiapan anak dan
dilakukan tanpa memaksa serta
Toilet training adalah salah tidak adanya peraturan yang mutlak
satu tahap perkembangan yang sedangkan parent-oriented
menantang pada kehidupan awal approach adalah metode
anak dan salah satu tugas yang pembelajaran toilet training yang
semua anak diharuskan dapat intensif dan terstruktur yang ditandai
berhasil menyelesaikannya untuk dengan adanya jadwal yang teratur.
memenuhi tuntutan masyarakat Sampai saat ini belum terdapat data
berdasarkan nilai dan norma yang yang menjelaskan metode yang
berlaku, serta untuk mencapai paling efektif dalam mencapai
kemandirian dan penghargaan diri keberhasilan toilet training [3].
[1]
. Toilet training dapat dimulai pada Menurut sebuah jurnal
usia anak 18-24 bulan. Pelaksanaan penelitian, disebutkan bahwa
toilet training harus disesuaikan beberapa dekade terakhir terjadi
dengan kematangan perkembangan keterlambatan keberhasilan toilet
anak karena toilet training training di negara-negara
membutuhkan persiapan dari berkembang [2]. Tren keterlambatan
berbagai aspek mulai dari fisik aitu keberhasilan toilet training tersebut
motorik, kognitif dan mental [2]. disertai dengan perubahan
Keberhasilan toilet training kebiasaan pemakaian popok
dipengaruhi oleh beberapa faktor, (diapering habits) yang saat ini
salah satunya adalah metode yang cenderung lebih banyak pemakaian
digunakan oleh pengasuh untuk popok sekali pakai (disposable
melakukan toilet training. Metode diapers) dengan daya serap yang
yang dideskripsikan beberapa tinggi (disposable absorbent
dekade terakhir ini ada dua yaitu diapers) daripada popok kain (cloth
child-oriented approach dan parent- diaper) [1].
oriented approach. Child-oriented Penggunaan popok sekali
approach adalah pendekatan toilet pakai (disposable diaper)
training yang dimulai dengan berhubungan dengan keterlambatan
70 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 3 No. 3 Bulan Desember 2019 – Maret 2020, Halaman 68-79
Uji Bivariat
Tabel 2. Tabel Silang Pengaruh Riwayat Pemakaian Popok terhadap
Keberhasilan Toilet Training
Keberhasilan Toilet training
Belum Berhasil Total p
Berhasil
Popok Sekali 37 19 56 0,003
Riwayat Pakai 66,1% 33,9% 100%
Pemakaian Popok Kain 3 11 14
Popok 21,4% 78,6% 100%
40 30 70
Total 57,1% 42,9% 100%
Sumber : Data Penelitian Primer, 2017
Popok sekali pakai (disposable terakhir ini yaitu parent oriented dan
diaper) memiliki 3 langkah child oriented [15].
penyerapan agar anak terbebas dari Pada penelitian ini, metode
kebasahan yaitu menampung urine parent oriented merupakan metode
secepatnya (catching urine), yang paling banyak digunakan
kemudian menyerapnya dengan orang tua atau pengasuh yaitu
kekuatan gel superabsorbent sebesar 35,7%. Hasil tersebut
(absorption urine), dan mengunci didukung oleh penelitian yang
cairan secara efisien dengan dilakukan di Iran oleh Homman et al.
[9]
mengubah urine yang terserap yang menunjukkan bahwa
menjadi gel yang tidak dapat keluar sebesar 3,4% orang tua tidak
kembali dari lapisan dalam (unable memiliki metode toilet training
re-exit) sehingga menghindarkan tertentu, 52,1% menggunakan
kulit anak dari kebasahan bahkan metode parent-structure oriented
saat popok tertekan oleh tubuh anak dan 44,4% menggunakan metode
(locking away) [14]. child oriented.
Daya serap yang tinggi pada Pada penelitian tentang
popok sekali pakai (disposable metode Brazelton child oriented
diaper) membuat anak tidak menunjukkan bahwa metode parent
menyadari dan tetap nyaman oriented memberikan manfaat untuk
setelah buang air pada popoknya menghindari disfungsi eliminasi.
karena popoknya tetap kering. Hal Metode ini juga terbukti berhasil
tersebut menyebabkan anak diterapkan di Belanda dengan usia
menjadi terbiasa dan terlambat anak 3-7 bulan. Namun demikian,
mengenal cara mengontrol buang keberhasilan metode ini bergantung
air secara sadar. Berbeda dengan pada cara orang tua menerapkan
popok kain yang memiliki metode toilet training. Belum
keterbatasan daya serap dan tidak terdapat penelitian yang
secara sempurna mengunci cairan membandingkan keefektifan antara
dikarenakan tidak terdapat gel metode child oriented dan parent
sehingga lebih mungkin anak untuk oriented [8].
mengembangkan sensitifitasnya Akan tetapi, metode toilet
terhadap kebasahan yang akan training yang merupakan bentuk
membantu anak dalam proses toilet pelatihan toileting yang diberikan
training. pengasuh terbukti mempengaruhi
keberhasilan toilet training. Semakin
Pengaruh Metode Toilet Training baik pelatihan yang diberikan maka
terhadap Keberhasilan Toilet semakin tinggi tingkat keberhasilan
Training toilet training (p = 0.002; OR=
Beberapa metode toilet 1.288). Meskipun pada penelitian
training telah disebutkan dalam tersebut tidak membandingkan
jurnal-jurnal internasional, namun metode toilet training secara
pengaruh dan keefektifannya dalam langsung[16].
keberhasilan toilet training masih
belum dijelaskan. Terdapat 2
metode yang dinyatakan paling
populer dalam beberapa dekade
78 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 3 No. 3 Bulan Desember 2019 – Maret 2020, Halaman 68-79