SAA 53

PENUGASAN - MERANCANG
• mau membuat apa ? → studi fungsi,dll
• untuk apa dibuat ?? →Intention, spirit, budaya,
• untuk siapa ?? → aspek manusia
• Dimana tempatnya?
• Apa saja yang harus diperhatikan ?? budaya,
lingkungan, regulasi, keteknikan dll
• hasilnya mau seperti apa?? pendekatannya
seperti apa ?? → metode perancangan,
• bagaimana menyajiannya dan bisa dimengerti ??
→ Presentasi, Standar
Teori Urban element THE IMAGE OF THE CITY:
Hamid Shirvani (1985) ❖PATHWAYS
1. Land use ❖DISTRICTS
❖EDGES
2. Building form and massing
❖LANDMARKS
3. Circulation and parking
❖NODES
4. Open space
5. Pedestrian ways
6. Activity Support
7. Signage
8. Preservation
ISU apa saja??
• BESARAN DAN KEPADATAN
• POLA/PATTERN, GRAIN,
BARIK/TEXTURE
• JARINGAN-JALAN/ROUTES
• JARINGAN-JALAN DI LUAR KOTA
• JALAN-MASUK-KOTA,
WAJAH+TEPIAN JALAN
• JARINGAN JALAN
SETEMPAT/LOKAL
• KAWASAN/DISTRIK KOTA
DENGAN MUTU/KEADAAN
LINGKUNGAN
• UNSUR/KOMPONEN /
COMPONENTS
• BESARAN / SIZE
• PENAMPILAN / APPEARANCE
• KEGIATAN / ACTIVITIES
• ANCAMAN THD LINGKUNGAN /
THREATS
• KEMUNGKINAN POTENSI
PERTUMBUHAN / EMERGENCE
• HUBUNGAN DENGAN SEKITAR /
RELATION
a. Site Location
geographical, political, and
functional context. land uses,
community transportation patterns,
utility and infrastructure
availability, employment,
commercial, cultural and
recreational centers.
b. Existing Conditions
1) Topography and Slopes
2) Geology and Soils
3) Vegetation
4) Hydrology and Drainage
5) Microclimate
(angin, matahari, heat island, dll)
6) Views
7) Existing Structures / Infrastructure
8) Legal Constraints
(KDB,KLB,KDH,GSB, KEHANDALAN
BANGUNAN (KEBAKARAN, dsb),
PARKIR, DIFABEL, GREEN PRKIR
DATA YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DESAIN
• TOPOGRAFI
• IKLIM SETEMPAT / MICROCLIMATE
• BENTUK / SHAPE
• PATTERNS, TEXTURES, AND GRAINS
• ROUTES
• DISTRICTS
• LANDMARKS AND NODES
• RUANG TERBUKA / OPEN SPACES
• VISTAS
• MAGNETZ, GENERATORS, AND
LINKAGES
• SPECIAL ACTIVITY CENTERS AND
OVERALL ACTIVITY STRUCTURE
• HUBS OF INTENSE VISUAL EXPERIENCE
• STRONG AND WEAK AREAS OF
ORIENTATION
• SIGN AREAS
• POINTS OF CONFLICT
• HISTORIC OR Special DISTRICTS
• COMMUNITY STRUCTURES
• AREAS FOR PRESERVATION,
MODERATE REMODELING, AND
COMPLETE OVERHAUL
• PLACES NEEDING CLARIFYING DESIGN
ELEMENTS
• SKETCH MAPS PRODUCED BY “MAN
ON THE STREET” TO DISCERN THE
URBAN FEATURES AND FORMS
PROMINENT IN THE PUBLIC’S EYE
Perkotaan
CITY CENTRE
Isu Konservasi - Urban
Isu Public Space (Pedestrian, Plasa, Taman, dsb)
Champ Elysee On Paris
 Miskin
PARIS
Menengah

Kaya

Paling Kaya

Toko-Usaha
CITY CENTRE
SUB-URBAN
• PENDEKATAN DAN TEMA
‘how architecture is made’
‘how architecture received by the audience’.
• Aspek Kenyamanan (thermal, audial, visual), Keamanan, Keselamatan--
→ Kehandalan Bangunan
Aspek Struktur dan Konstruksi
Aspek Mekanikal dan Elektrikal
Aspek Lingkungan yang melingkupi
• Aspek ‘Green’ and ‘Blue’
• Aspek ‘Heritage’ → jika di kawasan Heritage
• Aspek Tata Ruang dan Fungsi
KDB, KLB, RTH, KDH, GSB, GSS, Basement
• Aspek Sosial Budaya
• dll
Desain Arsitektur
Bert Bieslefeld (ed) 2013
Yasser Mahgoub
Intention → Tujuan Rancangan
Tema ?? → → berangkat/arah → Ruh (desain)
Konsep ?? →aplikasi >> sumber ?
Angkat Isu –Isu Penting ‘city centre/sub urban’
→Culture?
→Local Historical Prototype?
→Zeitgeist ?
→Politik?
→Ekonomi?
→Conservation ?
→Primodial Image ?
→Site-Location?
→ Nature
→etc
Mark Galenter (1992) sumber-sumber penciptaan bentuk (form) dalam
desain arsitektural dapat dicapai sebagai berikut :

•An architectural form is shaped by intended function.

Desain bentuk suatu bangunan dapat diciptakan melalui pertimbangan fungsi-fungsi tertentu, misalnya aspek fisik, sosial,
psikologi, dan fungsi simbolik. Dalam hal ini bentuk merupakan representasi fungsi.

•An Architectural form is generated within the creative imagination. Originalitas ide
bentuk arsitektural dilahirkan melalui kreativitas imaginatif dan intuitif pemikiran arsiteknya. Hal ini didasarkan pada
kemerdekaan berfikir intuitif yang mandiri dan tidak terjebak oleh batasan-batasan formal, contoh ekstrimnya adalah desain-
desain yang utopis, fantastik, futuristik, dekonstruksi, dsb.

•An Architectural form is shaped by the prevailing spirit of age.

Bentuk arsitektural diciptakan mengikuti semangat jamannya. Pertimbangan ideologi/semangat/faham global dan dominan
dapat berpengaruh terhadap penciptaan bentuknya, misal Post-Modernisme yang pro-history.

•An Architectural form is determined by the prevailing social and economic condition.
Bentuk arsitektural dapat diciptakan dengan mempertimbangkan aspek sosial (untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
banyak) dan ekonomi (efektif-efisien-fungsional).

•An Architectural form is derives from timeless principles of form that transcend
particular designers, culture, dan climate. Bentuk-bentuk
arsitektural dapat dilahirkan melalui konsep-konsep masa lalu. Konsep ini digunakan karena dianggap mempunyai
keunikan/kekhasan, untuk tujuan khusus, pertimbangan budaya (misalnya: lokalitas), dan kontektualitas iklim, dsb. Hal ini
dapat menyangkut aspek kesejarahan (pro-history), type, dsb. Pemahaman ini yang menunjukkan adanya kemungkinan
penggunaan unsur-unsur desain candi dalam bangunan pada masa pra-kolonial (Islam), kolonial, dan pasca kolonial di
Indonesia.
Strategi Desain ( Antoniades, 1992)
Tradisional → Konvensional
Borrowing (meminjam)
Dekonstruksi

Metode Desain (Karl Jormakka, Oliver Schuer, Dorte Kuhlmann, 2013)

Nature and Geometry as Authorities (biomorphics, etc)
Music and Mathematics as Models (musical analogies, proportions, etc)
Accident and The Unconscious as Sources (Heterophia, etc)
Rationalist Approaches (performance form, design research)
Precedent ( Typology, Transformation, etc)
Responses to Site (regionalism, contextualism)
Generative Processes (Superposisi, morphing-folding, datascape, diagram, parametric)
Yasser Mahgoub
DIALOG-BERBICARA
ATELIER 6- AT6 Nusa Dua Beach
Bali
Said Naum Mosque
Tanah Abang, JAKARTA
NGURAH RAI AIRPORT
BALI
• Sendang Sono MANGUNWIJAYA
• Kali Code
PAUL RUDOLP - WISMA DHARMALA JKT
ANDRA MATIN
BUDIMAN HENDROPURNOMO - DCM
SARJONO SANI
AHMAD DJUHARA
ADI PURNOMO
EKO PRAWOTO
BUDI PRADONO
ANTONIE LIU
BASKORO TEDJO
URBANE
SUPIE YOLODI
ABODAY
KETUT ARTHANA
JIMMY PRIATMAN
YUSING
SHAU Architects.
REVANO SATRIA
Placemaking
• Community-driven
• Visionary
• Function before form
• Adaptable
• Inclusive
• Focused on creating destinations
• Flexible Placemaking
• Culturally aware
• Ever changing
• Multi-disciplinary
• Transformative
• Context-sensitive
• Inspiring
• Collaborative
• Sociable
Night Achitecture