Professional Documents
Culture Documents
Lapsus Novita Fixdocx
Lapsus Novita Fixdocx
Lapsus Novita Fixdocx
Oleh :
Novita Damayanti
Dokter Pembimbing :
Disusun Oleh :
HARI :…………………………………………
TANGGAL :…………………………………………
MENGETAHUI
DOKTER PEMBIMBING
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan kasus
ini.
Laporan kasus ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna
mengikuti ujian utama SMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan sebagai
Dokter Muda di RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo. Penulis menyadari bahwa
laporan kasus ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu
yang tidak terbatas.
Terselesaikannya laporan kasus ini tentunya tak lepas dari dorongan dan
uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis
mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
3
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai masukan yang berharga bagi penulis. Semoga nantinya
laporan kasus ini bisa memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas
dan masyarakat.
Penulis
4
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................3
BAB I ILUSTRASI KASUS..................................................................................7
1.1 IDENTITAS..................................................................................................7
1.2 ANAMNESA.................................................................................................7
1.2.1 Keluhan Utama........................................................................................7
1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang.....................................................................7
1.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu........................................................................8
1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga.....................................................................8
1.2.5 Riwayat Menstruasi.................................................................................8
1.2.6 Riwayat Pernikahan.................................................................................8
1.2.7 Riwayat Kehamilan.................................................................................8
1.2.8 Riwayat Kontrasepsi................................................................................8
1.2.9 Riwayat Pengobatan................................................................................8
1.2.1.0 Riwayat Alergi......................................................................................9
1.3 PEMERIKSAAN FISIK..............................................................................9
1.4 STATUS GENERALIS................................................................................9
1.4.1 Vital Sign.................................................................................................9
1.5 STATUS OBSETRI....................................................................................10
1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................12
1.7 DIAGNOSIS...............................................................................................16
1.9 PLANNING.................................................................................................17
1.1.0 FOLLOW UP...........................................................................................17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................20
2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan.......................................................................20
2.1.1 Hipertensi gestational............................................................................20
2.1.2 Hipertensi Kronis...................................................................................21
2.1.3 Preeklampsia..........................................................................................22
2.1.4 Eklampsia..............................................................................................25
5
2.1.5 Oligohidramnion....................................................................................27
BAB III KESIMPULAN......................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
6
BAB I
ILUSTRASI KASUS
1.1 IDENTITAS
Nama : Ny. Z
Usia : 26 Tahun
Agama : Islam
1.2 ANAMNESA
1.2.1 Keluhan Utama
Kenceng-kenceng
7
tekanan darah tinggi pasien mulai terjadi ketika pasien memasuki
kehamilan usia 6 bulan.
8
1.2.1.0 Riwayat Alergi
Tidak memiliki alergi terhadap obat dan makanan.
Leher :
9
THORAX
Paru :
- Inspeksi : Gerakan dada simetris
- Palpasi : Fremitus raba simetris kanan/kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-
Jantung :
- Inspeksi: ictus cordis (-), jejas (-)
- Palpasi: pulsasi jantung (-), heave (-), thrill (-)
- Perkusi
Kanan: ICS V Parasternal Dextra
Kiri: ICS VI Axillaris Anterior Sinistra
Atas: ICS III Parasternal Dextra
- Auskultasi: S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
10
Leopold IV Konvergen
His (+) Jarang
o Auskultasi : DJJ 140 x/menit, teratur
- VT: Tidak dilakukan
11
1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium 14 Juli 2022
Hematologi
Hitung Jenis
12
Neutrofil 64,7 % 50,0-70,0
Kimia Darah
13
BUN 7,0 mg/dl 7,0-18,0
HBsAg Rapid NR NR
Imunoserologi
Imunoserologi
14
Hematologi
Hitung Jenis
15
Jumlah Basofil 0.03 10 ̂ 3/uL 0.00-0.10
16
Hasil Ultrasonografi 06 juli 2022
17
Hasil Ultrasonografi 14 Juli 2022
1.7 DIAGNOSIS
G1P0A0 UK 37 minggu+ janin THIU+ letak kepala+tak inpartu+obesitas+
HT+ preeklampsia berat + oligohidramnion+TBJ 2,410g
18
1.9 PLANNING
PL.DIAGNOSA PL. TERAPI PL. TINDAKAN PL. MONITORING
1.1.0 FOLLOW UP
Tanggal 26 Juli 2022
S O A P
19
Uterus teraba 2 jari di 2x1
bawah pusat, Kontraksi
uterus kuat, pendarahan
minimal
Luka operasi baik tertutup
kasa steril
S O A P
20
S O A P
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan
Banyak Kriteria dan panduan mengenai definisi dan klasifikasi
hipertensi dalam kehamilan, namun mengacu pada organisasi hipertensi
dalam kehamilan dunia yang kredibel yakni International Society for The
Study of Hypertension in Pregnancy (ISSHP). Hipertensi dalam kehamilan
diklasifikasikan menjadi 4:1
1. Hipertensi Gastasional.
2. Hipertensi Kronis.
3. Preeklampsia.
4. Eklampsia
2.1.1 Hipertensi gestational
2.1.1.1 Definisi
Hipertensi yang baru terjadi pada usia kehamilan ≥ 20 minggu
hingga ≤ 12 minggu pasca persalinan tanpa disertai tanda-tanda
preeklampsia2.
2.1.1.2 Diagnosis
1. Tekanan darah ≥140/90 mmHg
2. Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah
normal di usia kehamilan <12 minggu
3. Tidak ada proteinuria.2
2.1.1.4 Tatalaksana
1. Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin
setiap minggu.
2. Pemberian antihipertensi direkomendasikan jika didapatkan TD
≥160/110 mmHg
3. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia
ringan.
4. Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.3
22
2.1.1.5 Komplikasi
1. Solusio Plasenta
2. Persalinan preterm
3. Kecil masa kehamilan.3
2.1.2 Hipertensi Kronis
2.1.2.1 Definisi
Hipertensi tanpa adanya tanda-tanda preeklampsia yang
diketahui telah terjadi sebelum kehamilan atau didapatkan pada
umur kehamilan <20 minggu dan hipertensi menetap hingga >12
minggu setelah persalinan.3
2.1.2.2 Etiologi
Penyebab : Idiopatik (90%), sekunder (10%) berhubungan
dengan penyakit ginjal, endokrin dan pembuluh darah.3
2.1.2.3 Diagnosis
1. Tekanan darah ≥140/90 mmHg
2. Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil atau diketahui
adanya hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu
3. Tidak ada proteinuria
4. Pemeriksaan fisik : NST dan USG bila curiga IUGR.3
2.1.2.4 Tatalaksana
1. Pasien yang sebelumnya belum pernah mendapatkan terapi
maka diberikan anti hipertensi jika tekanan darah ≥160/110
mmHg
2. Jika telah mendapat antihipertensi sebelum hamil, dapat
menerusan terapinya (jenis obat disesuaikan dengan niedipin
dan atau metildopa) dengan target tekanan darah antara 140/90
mmHg - 160/110 mmHg
3. Berikan suplementasi kalsium 1,5 – 2 g/hari dan aspirin 75
mg/hari mulai usia kehamilan 20 minggu.3
23
2.1.2.5 Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia
Didapatkan gejala preeklampsia pada pasien hipertensi kronis
atau kondisi hipertensi kronis yang memberat setelah umur
kehamilan ≥20 minggu.3
2.1.3 Preeklampsia
2.1.3.1 Definisi
Hipertensi yang baru (new onset hypertension) terjadi pada
usia kehamilan ≥20 minggu. Ditegakkan dengan adanya proteinuria,
namun jika proteinuria tidak didapatkan, salah satu gejala dan
gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan preeklampsia,
yaitu:4
1. Trombositopeni (<100.000/mm3)
2. Gangguan ginjal (Serum kreatinin >1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan SK pada kondisi tidak ada kelainan ginjal lainnya)
3. Gangguan liver (meningkatnya transaminase >2x dari normal
atau adanya nyeri daerah epigastrik/abdomen kanan atas
4. Edema paru
5. Gejala neurologis (stroke, nyeri kepala, gangguan visus)
6. Gangguan pertumbuhan janin
2.1.3.2 Diagnosis
1. Preeklampsia Ringan
Ditandai dengan tekanan darah sistolik 140-160 mmHg dan
diastolik 90-110 mmHg dengan disertai proteinuria 300mg/24
jam atau tes urin dipstick ≥1.4
2. Preeklampsia Berat
Ditandai dengan tekanan darah aistolik >160 mmHg dan
diastolik ≥110 mmHg dengan disertai gejala gangguan organ
berat.4
Pembagian preeklampsia berat :
1. Tanpa impending eklampsia
24
2. Impending eklampsia : PEB dengan gejala subjektif,
berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-
muntah, nyeri epigastrium, kenaikan tekanan darah
progesif.
2.1.3.3 Komplikasi
1. Maternal : Hellp Syndrome, solusio plasenta, gagal ginjal
akut, perdarahan otak, gagal liver, edema paru.
2. Janin : pertumbuhan janin terhambat, kematian janin dan
persalinan preterm5
2.1.3.4 Tatalaksana
1. Anti hipertensi : bila TD ≥160/110 mmHg berikan loading
nifedipin 3x10mg dilanjutkan dengan maintenance metildopa
3x500mg. jika hipertensi emergency diberikan antihipertensi
intravena seperti nikardipin.
2. Magnesium Sulfat (MgSO4) profilaksis diberikan pada PEB
3. Persalinan
Terminasi saat usia kehamilan PE ≥37 minggu, PEB
≥34 minggu
Tetapi jika tekanan darah tetap tinggi dan ada tanda-
tanda impending eklampsia maka lakukan SC.5
Preeklamsia
Perawatan poliklinik
Control 2 kali per minggu
Evaluasi gejala pemberatan preeclampsia
(tekanan darah, tanda impending, edema paru) Terminal
Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, Kehamilan
albumin, AST/ALT) setiap minggu 25
Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick
count/hari), evaluasi pertumbuhan janin setiap
2 minggu
Usia
Perburukan kondisi maternal Kehamilan
dan janin/preeclampsia berat ≥37 minggu
Protocol
preeclampsia berat
2.1.4 Eklampsia
2.1.4.1 Definisi
Eklampsia adalah kejang tonik-klonik, bersifat menyeluruh
(general) yang baru muncul pada penderita preeklampsia yang
merupakan salah satu manifestasi klinis berat preeklampsia.3
26
2.1.4.2 Gejala Klinis Eklampsia
1. Fase Tonik
Penurunan kesadaran kadang disertai jeritan bila
menjadi sianotik
Otot lengan, kaki, dada & punggung menjadi kaku
berlangsung selama 1 menit
2. Fase Klonik
1-2 menit setelah fase klonik, otot mulai menyentak
dan berkedut (mulai terjadi kejang)
Lidah dapat tergigit
3. Fase Pasca Kejang
Setelah fase klonik selesai dalam keadaaan tidur dalam,
bernafas dalam dan bertahap sadar kembali disertai
nyeri kepala (biasanya pasien kembali sadar dalam 10-
20 menit setelah kejang)
4. Gejala Neurologis
Defisit memori, defisit persepsi visual, gangguan satus
mental
Defisit saraf kranial
Peningkatan reflex tendon dalam
5. Kondisi Janin
Fetal bradikardi dapat terjadi saat dan setelah kejang
Saat penderita sadar kembali dapat terjadi fetal
takikardi. Hilangnya variabilitas dan kadang ditemukan
deselerasi (pada pemeriksaan NST).3
2.1.4.3 Komplikasi
Hellp Syndrome, solusio plasenta, gagal ginjal akut, perdarahan
otak, defisit neurologis, pneumonia aspirasi, edema paru, persalinan
preterm, gawat janin, asfiksia, fetal death.3
27
2.1.4.4 Tatalaksana
Perinsip : hentikan kejang dan cegah kejang ulangan, cegah
terjadinya eklampsia, stabilisasi maternal, lakukan terminasi disaat
yang tepat.
1. Berikan O2 maternal dan lindungi dari trauma fisik
2. MgSO4 sebagai pilihan utama obat anti kejang, jika masih
kejang dapat diberikan diazepam, lorazepam atau midazolam
3. Berikan antihipertensi nifedipin atau metildopa
4. Terminasi kehamilan dilakukan setelah kondisi maternal yang
stabil dengan menilai vital sign skor >10.3
Eklampsia
28
Kesadaran menurun Kondisi maternal dan janin
baik
Gawat jalan
Gagal induksi Induksi oksitosin
Transminasi pervaginam
Transminasi perabdomen
29
Sering berakhir dengan partus prematurus.
Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan
terdengar lebih jelas.
Persalinan lebih lama dari biasanya.
Sewaktu his akan sakit sekali.
Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada
yang keluar8
2.1.5.4 Diagnosis
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan
ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan
mengukur ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan
menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid
Index (AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur
kurang dari 5 cm, calon ibu tersebut didiagnosa mengalami
oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut lebih dari 25 cm di
diagnosa mengalami polihidramnion9
2.1.5.5 Tatalaksana
Sebenarnya air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih
normal dan janin masih hidup. Bahkan air ketuban tetap diproduksi,
meskipun sudah pecah berhari-hari. Walau sebagian berasal dari kencing
janin, air ketuban berbeda dari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini
yang menjadi petunjuk bagi ibu hamil untuk membedakan apakah yang
keluar itu air ketuban atau air seni.
Beberapa studi juga menganjurkan para wanita dengan
oligohydramnion dapat membantu meningkatkan jumlah cairan
ketubannya dengan minum banyak air. Juga banyak dokter
menganjurkan untuk mengurangi aktivitas fisik bahkan melakukan
Bedrest10.
30
BAB III
KESIMPULAN
31
pemulihan pasien pasca operasi sangat baik, ASI lancar, ibu dan anak dalam
keadaan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
32
3. Buku Panduan Praktis Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Hipertensi
Dalam Kehamilan oleh Devisi Kedokteran Fetomateral. Departeman
Obstetri dan Genokologi Fakultas Kedokteran Unair
4. Hypertension in pregnancy oleh ACOG. 2013
5. PNPK. Diagnosis dan Tatalaksana Pre-eklampsia oleh Depkes RI
6. Neilson JP. Fetal medicine in clinical practice. In: Ketih D, Edmons,
editors. Dewhurst’s textbook of obstetrics and gynaecology for
postgraduates. 6thed. London: Blackwell Publishing; 1999.
7. Pernoll ML. Benson and Pernoll’s handbook of obstetrics and gynecology.
10th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2001.
8. Rodeck CH, Cockell AP. Alloimmunisation in pregnancy: rhesus and
other red cell antigens. In: Chamberlain G, Steer P, editors. Turnbull’s
obstetrics. 3rd ed. London: Churchill Livingstone; 2002;256-7.
9. Cudleigh T, Thilaganathan B. Obstetric ultrasound: how , why, and when.
3rd ed. London. Elsevier Science Limited; 2004.
10. Al-Salami KS, Sada KA. Maternal hydration for increasing amniotic fluid
volume in hydramnions. Bas J Surg. 2007 Sept; 59-62
33