Professional Documents
Culture Documents
Terapi Oksigen
Terapi Oksigen
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB 1
1.1 Pemdahuluan...................................................................................................... 4
BAB II
Pembahasan.............................................................................................................. 5
BAB III
2.1 Kesimpulan....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 27
TERAPI OKSIGEN 1
BAB I
PENDAHULUAN
oksigen sampai berdifusi lewat alveoli kekapiler dan fungsi sirkulasi sebagai transporter
Peran oksigen sebagai obat maka pemberian oksigen juga punya indikasi, dosis, cara
Untuk aman dan efektifnya terapi oksigen perlu dikuasai fisiologi respirasi dan sirkulasi
1.3 Tujuan
Terapi Oksigen agar dapat berguna untuk pengetahuan diri sendiri maupun orang lain
sehingga dapat diterapkan untuk menunjang keselamatan terutama dalam hal kegawat
daruratan.
TERAPI OKSIGEN 2
BAB II
PEMBAHASAN
Terapi Oksigen
11.1. Definisi
tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air
Suddarth,2001)
Sejalan dengan hal tersebut diatas menurut Titin, 2007, Terapi oksigen
TERAPI OKSIGEN 3
Fi O2 (fraksi oksigen
Alat Aliran (L/menit)
inspirasi)
1 0,24
2 0,28
Kanula 3 0,32
nasal 4 0,36
5 0,40
6 0,44
5-6 0,40
Masker
6-7 0,50
oksigen
7-8 0,60
6 0,60
Masker
7 0,70
dengan
8 0,80
kantong
9 ≥0,80
reservoir
10 ≥0,80
II.3. Indikasi
a. Pasien hipoksia
TERAPI OKSIGEN 4
Penurunan PCO2 darah arteri yang terjadi akan menimbulkan
alkalosis respiratorik.
pada atau lebih rendah dari tekanan ini cairan tubuh akan mendidih
pada suhu tubuh. Setiap orang yang terpajan pada tekanan yang
5. Aklimatisasi
TERAPI OKSIGEN 5
Kegagalan paru terjadi bilakeadan seperti fibrosis pulmonal
Hipoksia Anemik
Hipoksia Stagnan
ginjal dan jantung saat terjadi syok. Hati dan mungkin jaringan otak
kerusakan yang berarti. Namun, syok paru dapat terjadi pada kolaps
TERAPI OKSIGEN 6
sirkulasi berkepanjangan,terutama didaerah paru yang letaknya lebih
Hipoksia Histotoksik
Contoh :
oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah
TERAPI OKSIGEN 7
dibedakan menjadiringan sedang dan berat berdasarkan nilai PaO2 dan
setiap penambahan umur satu tahun usia diatas 60 tahun dan PaO 2 80
TERAPI OKSIGEN 8
sekuncup jantung akan menyebabkan hipertensi pulmoner. Gagal jan
yang adekuat.
- Beberapa trauma
- Sianosis - Keracunan
- Hipovolemi - Asidosis
Diberikan apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat, didapat
nilai:
Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat latihan didapat nilai:
TERAPI OKSIGEN 9
Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat terapi oksigen
perlu dievaluasi gas darah (AGD) serta terapi untuk menentukan perlu
a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada obstruksi nasal.
a. Kateter nasal.
g. Jelly.
h. Plester.
i. Gunting.
j. Sumber oksigen.
k. Humidifier.
l. Flow meter.
m. Aqua steril.
n. Selang oksigen.
TERAPI OKSIGEN 10
o. Tanda dilarang merokok
4. Efisien,
kurang dari volume inspirasi pasien, sisa volume ditarik dari udara
volume tidal klien. Alat oksigen aliran rendah cocok untuk pasien
TERAPI OKSIGEN 11
a. Kateter nasal
a. Kateter Nasal
nasal membengkak.
berbicara, dan membersihkan mulut, murah dan nyaman serta dapat juga
yang lama.
44%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal,
maka kateter harus diganti tiap 8 jam dan diinsersi kedalam nostril lain,
aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan
TERAPI OKSIGEN 12
mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat dan
tertekuk.
Tahap kerja:
melakukan tindakan
pasien).
e. Atur posisi pasien dengan kepala ekstensi (jalan nafas lebih terbuka ,
kateter).
kedalaman kateter).
TERAPI OKSIGEN 13
j. Beri pelicin atau jelly pada ujung nasal kateter (memudahkan dan
k. Gunakan plester untuk fiksasi kateter antara bibir atas dan lubang
kateter).
m. Kateter diganti tiap 8 jam dan dimasukkan ke lubang hidung yang lain
kepatenan kateter).
menit pasien. Pada pemberian oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus
FiO2 estimation :
Flows FiO2
• 1 Liter /min : 24 %
• 2 Liter /min : 28 %
• 3 Liter /min : 32 %
• 4 Liter /min : 36 %
• 5 Liter /min : 40 %
TERAPI OKSIGEN 14
• 6 Liter /min : 44 %
Formula : ( Flows x 4 ) + 20 % / 21 %
a. Keuntungan
ditolerir klien dan terasa nyaman. Dapat digunakan pada pasien dengan
udara masuk pada waktu inhalasi dan akan mempunyai efek venturi pada
b. Kerugian
oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena
kedalaman kanul hanya 1/1.5 cm, tidak dapat diberikan pada pasien
digunakan, sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan
a. Letakkan ujung kanul ke dalam lubang hidung dan atur lubang kanul
TERAPI OKSIGEN 15
dalam saluran nafas bagian atas. Klien akan tetap menjaga kanul
membran mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi jalan
nafas).
hidung).
kulit).
alat pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling. Aliran 5
TERAPI OKSIGEN 16
– 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%. Masker ini kontra
FiO2 estimation :
Flows FiO2
• 5-6 Liter/min : 40 %
• 6-7 Liter/min : 50 %
• 7-8 Liter/min : 60 %
a. Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula
b. Kerugian
mntah. Perlu pengikat wajah, dan apabila terlalu ketat menekan kulit
dapat menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita elastik yang dapat
(syarat terapi oksigen adalah jalan nafas harus bebas, jalan nafas
pemasangan).
TERAPI OKSIGEN 17
c. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai
CO2 ).
d. Atur tali pengikat sungkup menutup rapat dan nyaman jika perlu
e. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali
Rebreathing mask
dengan aliran O2, kantong akan terisi saat ekspirasi dan hampir
daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi
kulit.
FiO2 estimation :
TERAPI OKSIGEN 18
• 6 : 35 %
• 8 : 40 – 50 %
• 10 – 15 : 60 %
a. Keuntungan
b. Kerugian
bisa terlipat atau terputar atau mengempes, apabila ini terjadi dan aliran
dan menyekap, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta perlu segel
pengikat.
Caranya :
dengan kebutuhan.
TERAPI OKSIGEN 19
menjaga kepatenan sungkup, mencegah penumpukan CO2 yang
terlalu banyak).
pasien).
Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali
pengikat untuk mencegah iritasi kulit. Kantong tidak akan pernah kempes
dengan total. Perawat harus menjaga agar semua diafragma karet harus
FiO2 estimation :
TERAPI OKSIGEN 20
Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )
• 6 : 55 – 60
• 8 : 60 – 80
• 10 : 80 – 90
• 12 – 15 : 90
a. Keuntungan :
b. Kerugian :
bisa terlipat atau terputar, menyekap, perlu segel pengikat, dan tidak
pasien muntah terutama pada pasien tidak sadar dan anak-anak. Cara
memasang :
TERAPI OKSIGEN 21
e. Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara
pasien).
untuk pasien dengan pola nafas pendek dan pasien dengan PPOK yang
oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe
TERAPI OKSIGEN 22
a. Sungkup muka dengan venturi / Masker Venturi (High flow
low concentration).
FiO2 estimation
• Biru : 2 : 24
• Putih : 4 : 28
• Orange : 6 : 31
• Kuning : 8 : 35
• Merah : 10 : 40
TERAPI OKSIGEN 23
• Hijau : 15 : 60
a. Keuntungan
dengan O2 analiser.
b. Kerugian
Caranya :
TERAPI OKSIGEN 24
yang tidak tergantung pada kedalaman dan kecepatan
pernafasan).
atas telinga.
• Cardiac arrest
• Respiratory failure
adalah vital :
TERAPI OKSIGEN 25
• Kekuatan dan frekuensi menentukan aliran puncak.
komplain paru.
akut.
TERAPI OKSIGEN 26
liter/menit dengan nebuliser set untuk menjaga inspired oxygen
concentration (FiO2)
liter/menit : 28%-100%.
a. Keuntungan
b. Kerugian
c. Collar trakeostomi
a. Keuntungan :
trakeostomi.
masker.
TERAPI OKSIGEN 27
• Kondensasi dalam collar dapat dialirkan ke dalam selang
pasien.
b. Kerugian :
II.8. Keamanan
Untuk pasien :
pernapasan.
- Selang atau kateter yang masuk ke dalam saluran napas harus steril.
b. Monitor dan dokumentasikan hasil analisa gas darah dan pulse oksimetri
FiO2.
TERAPI OKSIGEN 28
c. Monitor dan dokumentasikan kulit disekitar telinga, hidung , mukosa
e. Observasi dan catat posisi alat (kanula/masker, dll) yang tepat pada
pasien .
f. Catat metode yang digunakan, berapa liter/ menit alirannya atau berapa
Salah satu resiko terapi oksigen adalah keracunan oksigen. Hal ini dapat
terjadi bila oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus-menerus
metabolik oksigen yang merangsang sel PMN dan H 2O2 melepaskan enzim
Oksigen 100% menimbulkan efek toksik, tidak saja pada hewan, namun
juga pada bakteri, jamur, biakan sel hewam dan tanaman. Apabila O 2 80-
100% diberikan kepada manusia selama 8 jam atau lebih, saluran pernafasan
Sejumlah bayi dengan sindroma gawat nafas yang diterapi dengan O2,
TERAPI OKSIGEN 29
bayi-bayi ini adalah retinopti prematuritas (fibroplkasia retrolental), yaitu
tinggi berakibat tidak hanya iritasi trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot,
bunyi berdering dalam telinga, rasa pening, kejang dan koma. Pajanan
tanpa “Ground”.
TERAPI OKSIGEN 30
BAB III
Kesimpulan
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui
saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. Tujuan terapi oksigen ini
adalah untuk meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri sehingga masuk ke jaringan
untuk memfasilitasi metabolisme aerob, mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90
%. Indikasi terapi oksigen ini adalah untuk pasien hipoksia, oksigenasi kurang sedangkan
paru normal, oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal, oksigenasi cukup, paru normal,
sedangkan sirkulasi tidak normal, pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi
tinggi, pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah. Kontra indikasi
pemakaian terapi oksigen ini adalah pemakaian kanul nasal/kateter binasal/nasal prong : jika
ada obstruksi nasal, pemakaian kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar
tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal, pemakaian sungkup muka
dengan kantong rebreathing : pada pasien dengan PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan
kadar PaCO2 nya lagi. Komplikasi pemakaian terapi oksigen yang terlalu lama dapat
metabolik oksigen yang merangsang sel PMN dan H2O2 melepaskan enzim proteolotikdan
enzim lisosom yang dapat merusak alveoli. Sedangkan resiko yang lain seperti retensi gas
karbondioksida dan atelektasis. Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia selama 8 jam
atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi, menimbulkan distres substernal, kongesti
hidung, nyeri tenggorokan dan batuk. Pemajanan selama 24-48 jam mengakibatkan kerusakan
TERAPI OKSIGEN 31
jaringan paru. Pemberian O2 100% pada tekanan yang lebih tinggi berakibat tidak hanya
iritasi trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot, bunyi berdering dalam telinga, rasa pening,
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous. Meditasi Dzikir. 2005. Stress and Health Solution. Web .12
2. Astowo. Pudjo. 2005. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian Pulmonologi
tubuh-manusiadanhewan.blogspot.com/2009/05/sistem-pernapasan-pada-
manusia.html).
R. 2010. Terapi Oksigen Pada Neonatus. Divisi Perinatologi Ilmu Kesehatan Anak
TERAPI OKSIGEN 32
TERAPI OKSIGEN 33