Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 91

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PENGANTAR MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN


Puji syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan berkah dan rahmat-Nya, Dewan Nasional Keuangan Inklusif secara
konsisten dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik melalui sinergi dan kolaborasi yang solid dalam rangka mengakselerasi inklusi
keuangan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan nasional, mempercepat penanggulangan kemiskinan, serta mengurangi kesenjangan antar
individu & antar daerah. Pelaksanaan Survei Nasional Keuangan Inklusif 2021 merupakan mandat dari Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020
tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan strategi dimaksud.
Tidak dapat dielakkan bahwa pandemi COVID-19 telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan yang tak hanya mempengaruhi kesehatan
namun penyebaran virus juga berdampak pada perekonomian global maupun nasional. Namun demikian, pandemi COVID-19 memberikan
pelajaran berharga untuk kita semua akan pentingnya transformasi ekonomi digital yang berperan penting dalam mendukung pemulihan ekonomi
yang inklusif.

Dengan sinergi dan dukungan dari segenap pemangku kepentingan, patut kita syukuri tingkat inklusi keuangan di Indonesia mengalami peningkatan dari sisi kepemilikan akun, 65,4%
penduduk dewasa tercatat telah memiliki akun pada lembaga keuangan formal dan dari sisi penggunaan produk dan layanan keuangan formal, tercatat 83,6% masyarakat telah
mengakses produk dan layanan keuangan formal. Capaian ini juga diikuti dengan kemajuan tingkat inklusi keuangan pada berbagai kelompok berdasarkan demografi, geografi, maupun
tingkat pendapatan.
Sejalan dengan tren positif inklusi keuangan, keuangan digital yang tumbuh signifikan memiliki peranan dalam pemulihan ekonomi nasional karena membantu masyarakat beralih dari
transaksi keuangan berbasis tunai ke transaksi dengan platform digital yang lebih aman, murah dan cepat serta memperluas akses ke beragam produk dan layanan keuangan. Dalam
beberapa tahun terakhir, pengguna uang elektronik terus tumbuh secara eksponensial dan menjadi dua kali lipat pada tahun 2021 serta berkontribusi besar terhadap akses keuangan yang
meningkat 11,7 poin persen. Melalui berbagai program yang mendukung peningkatan kualitas dan akses layanan keuangan, diharapkan target tingkat keuangan inklusif sebesar 90%
pada tahun 2024 dapat terwujud.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan survei ini, terutama Bank Indonesia, Lembaga Demografi Universitas Indonesia, dan RISE
Indonesia. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Menteri/Kepala Lembaga anggota DNKI atas sinergi yang erat sehingga perluasan akses keuangan dapat dinikmati seluruh
masyarakat.
Akhir kata, semoga Laporan Hasil Survei Nasional Keuangan Inklusif 2021 dapat bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi salah satu rujukan utama yang berkualitas bagi pemangku
kebijakan dan pemangku kepentingan terkait untuk menyusun langkah sinergis dan kolaboratif dalam rangka mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia sebagai bagian dari upaya
pemulihan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jakarta, Juli 2022


Menteri Koordinator bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan ridho-Nya,
pelaksanaan Survei Nasional Keuangan Inklusif 2021 telah dapat diselesaikan dengan baik. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud
koordinasi, sinergi, dan kontribusi nyata Bank Indonesia bersama Kementerian/Lembaga terkait dalam wadah Dewan Nasional
Keuangan Inklusif (DNKI).
Survei Nasional Keuangan Inklusif 2021 diselenggarakan atas kerja sama Bank Indonesia dengan Sekretariat DNKI pada November
hingga Desember 2021 mencakup pengukuran tingkat penggunaan berbagai produk dan layanan keuangan formal oleh penduduk
dewasa Indonesia. Survei Nasional Keuangan Inklusif 2021 merupakan kelanjutan dari Financial Inclusion Insight Indonesia 2020.
Survei ini dilakukan di 34 provinsi, dengan total sampel sebanyak 7.500 responden dan response rate sebesar 99,7%. Hasil survei
menunjukkan indeks keuangan inklusif telah mencapai 83,6%, mendekati target pemerintah sebesar 90% di tahun 2024. Hal ini
mencerminkan bahwa seluruh indikator kunci kesiapan masyarakat menuju inklusi keuangan terus meningkat.
Upaya Bank Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan dilakukan dari sisi supply dan demand. Dari sisi supply, Bank Indonesia
menyiapkan infrastruktur sistem pembayaran ritel berbasis digital yaitu BI-FAST dan QRIS yang beroperasi 24/7 serta menerbitkan
ketentuan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM). Sementara di sisi demand dilakukan pengembangan UMKM
berdasarkan tiga pilar yaitu korporatisasi, capacity building, dan perluasan akses layanan keuangan, dengan mendorong on-boarding
UMKM menuju UMKM Digital dan UMKM Ekspor.
Percepatan digitalisasi pasca pandemi COVID-19 menjadi game changer dalam pemulihan ekonomi melalui peningkatan akses keuangan serta ekonomi. Kondisi ini
menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong agenda transformasi digital dalam upaya mencapai inklusi keuangan serta inklusi ekonomi.
Akhir kata, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut mendukung kelancaran pelaksanaan Survei Nasional Keuangan Inklusif 2021. Besar
harapan kami hasil survei ini dapat menjadi alat evaluasi dan pemacu kita untuk menuju inklusi ekonomi yang berkelanjutan. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan melindungi setiap langkah kita untuk berkarya dan memajukan perekonomian Indonesia.

Jakarta, Juli 2022


Gubernur Bank Indonesia
Perry Warjiyo
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI
Metode Survei dan Karakteristik Responden 7

Ikhtisar Inklusi Keuangan 12

Titik Akses Jangkauan 46

Inklusi Keuangan Digital 49


Masyarakat Unbanked 61

Program Bantuan dan Jaminan Sosial untuk Memperluas Akses Keuangan Formal 69

Dukungan kepada Pemilik Usaha dalam Mendorong Percepatan Inklusi Keuangan 73

Dampak Covid-19 terhadap Kegiatan Keuangan 80

Inklusi Keuangan Syariah 87

4
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

1 Secara umum tingkat inklusi keuangan di Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan. Dari sisi kepemilikan akun, 65,4% penduduk tercatat
memiliki akun pada lembaga keuangan formal atau mengalami pertumbuhan sebesar 3,7 persen poin dibanding tahun sebelumnya. Dari sisi
penggunaan produk dan layanan keuangan formal, tercatat 83,6% masyarakat telah mengakses produk dan layanan keuangan formal.

2 Walaupun telah terjadi perbaikan kondisi inklusi keuangan di antara kelompok masyarakat yang cukup substansial, namun kesenjangan tingkat
inklusi antar kelompok masih terjadi. Kesenjangan kepemilikan akun antara perkotaan dan perdesaan masih cukup tinggi sebesar 20,8 persen
poin. Kepemilikan akun diperkotaan sebesar 74,8% dibandingkan di perdesaan yang baru mencapai 54,0%. Sementara penggunaan produk
dan layanan keuangan formal penduduk perkotaan mencapai 89,1%, lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang sebesar 77,0%.

3 Tingkat kepemilikan akun dan penggunaan layanan keuangan formal di Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan luar Jawa. Tingkat kepemilikan
akun di Pulau Jawa sebesar 67,0%, sementara luar Jawa sebesar 63,3%. Tingkat penggunaan produk dan layanan keuangan formal di Pulau
Jawa lebih tinggi 3,1 persen poin yaitu 85,0% dibandingkan luar Jawa yang sebesar 81,9%.

4 Kelompok laki-laki memiliki tingkat kepemilikan akun lebih tinggi sebesar 67,7% dibandingkan perempuan sebesar 63,0%. Kelompok
perempuan yang menggunakan produk dan layanan keuangan formal sebesar 84,7% lebih tinggi dibanding laki-laki yang sebesar 82,6%.

5 Dalam beberapa tahun terakhir, pengguna uang elektronik terus tumbuh secara eksponensial menjadi dua kali lipat sebesar 23,4% serta
berkontribusi besar terhadap akses keuangan yang meningkat 11,7 persen poin. Sebanyak 68,4% pengguna uang elektronik berbasis kartu
memanfaatkan untuk membayar tagihan dan 34,7% untuk pembelian. Sementara uang elektronik berbasis server lebih banyak digunakan untuk
membeli barang (68,2%), mengirim/menerima uang (33,2%), dan membayar tagihan (31,1%), serta lebih populer di kalangan kelompok umur
18-25 tahun dan tinggal di perkotaan.

6 Sembilan dari sepuluh pemilik usaha sudah terinklusi dari sisi kepemilikan akun dan penggunaan produk dan layanan keuangan formal. Namun
demikian, hampir dua pertiga pemilik usaha belum memanfaatkan pembiayaan dari lembaga keuangan formal, dan sekitar 5,3% masih
mengakses sumber pembiayaan informal.
5
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

7 Adopsi teknologi keuangan digital terutama didorong oleh pandemi Covid-19 serta komposisi demografi dimana proporsi kelompok umur
muda cukup besar menjadi pendorong utama bagi peningkatan inklusi keuangan di Indonesia. Pandemi Covid-19 dan kemajuan teknologi
keuangan digital telah meningkatkan akses masyarakat kepada produk dan layanan keuangan formal terutama penggunaan uang
elektronik. Program bantuan dan perlindungan sosial pemerintah dalam bentuk non tunai juga berkontribusi terhadap peningkatan
kepemilikan akun kepada masyarakat berpendapatan rendah.

8 Dampak dari pemulihan ekonomi tercermin dari semakin meningkatnya intensitas akses masyarakat terhadap produk dan layanan
keuangan formal, walaupun tidak terdapat kenaikan nilai nominal transaksinya. Masyarakat juga semakin sering memanfaatkan platform
jual beli online melalui marketplace (43,3%) dan sosial media (26,2%). Namun cara pembayaran yang dilakukan masih didominasi melalui
Cash-on-Delivery/COD (35,4%) dibanding melalui uang elektronik (11,8%) maupun rekening bank (12,6%).

9 Akses pada lembaga keuangan bank dan nonbank terus meningkat seiring pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Layanan bank
masih merupakan lembaga penyedia jasa keuangan yang dominan dan penggunaannya meningkat 7,2 poin persen (dari 61,4% pada tahun
2020 menjadi 68,6% pada tahun 2021). Namun demikian, sekitar 7 dari 10 masyarakat masih memanfaatkan keuangan informal walaupun
sebagian telah memiliki akun pada lembaga keuangan formal.

10 Titik akses layanan keuangan semakin menjangkau masyarakat, terlihat dari semakin dekat dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan
masyarakat untuk mengakses titiklayanan keuangan formal, khususnya pada ATM dan Agen Bank. Secara umum jarak dan waktu yang
dibutuhkan masyarakat untuk mengakses titik layanan keuangan tersebut, yaitu <1 KM dan <15 menit.

11 Penggunaan masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan syariah tercatat mengalami peningkatan dan didominasi oleh kelompok
masyarakat yang tinggal di perkotaan dan yang tinggal di luar Pulau Jawa. Penggunaan produk bank syariah mengalami peningkatan dari
6,9% menjadi 7,8%. Kenaikan ini diikuti pula dengan meningkatnya penggunaan lembaga keuangan mikro syariah/LKMS baik untuk
tabungan dan pembiayaan.
6
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

? METODE SURVEI DAN


KARAKTERISTIK
RESPONDEN

7
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

METODOLOGI
1. Survei FFI gelombang 6 tahun 2021 ini menggunakan metode Multistage Random Sampling. Survei dilakukan di 34 Provinsi.
2. Kerangka sampel menggunakan data Potensi Desa (Podes) 2018 yang memuat informasi terstruktur hingga tingkat desa.
3. Target sample: Penduduk umur 15 tahun ke atas anggota rumah tangga, dengan total sample (n) = 7.500 (dengan response rate
99,6%).
4. Prosedur Multistage Random Sampling:
a. Di setiap provinsi dipilih 2–14 kab/kota, dengan metode Proportional Probability to Size (PPS). Provinsi dengan jumlah penduduk
besar akan memiliki sample besar.
b. Di setiap kabupaten terpilih diambil 3 kecamatan.
c. Di setiap kecamatan diambil 2 desa.
d. Di setiap desa, dipilih 10 rumah tangga secara secara systematic random dari satuan lingkungan setempat (RT) terpilih.
5. Hasil survei dilakukan pembobotan untuk menggambarkan kondisi populasi seluruh Indonesia.
6. Proses perhitungan bobot menyesuaikan proporsi sampel di tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan desa.
7. Setelah bobot wilayah diperoleh kemudian dikontrol dengan karakteristik jenis kelamin dan umur.
8. Pelaksanaan pengumpulan data dimulai dari 29 November hingga 24 Desember 2021.
A Kelurahan/Desa A

A Kecamatan A B Kelurahan/Desa A
A Kabupaten/Kota A

C Kelurahan/Desa B
A PROVINSI B Kecamatan B

A 1 RT = 10 Rumah Tangga
B Kabupaten/Kota A A Kecamatan A
B 1 RT = 10 Rumah Tangga
8
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KARAKTERISTIK RESPONDEN (1/3)

50,3 49,9 49,7 50,1 2020 Menurut jenis kelamin, tahun 2021 sebanyak 49,9%
2021 responden merupakan laki-laki dan sisanya
perempuan, hampir sama dengan tahun 2020.

LAKI-LAKI PEREMPUAN

56,9 54,8
43,1 45,2 2020 Menurut tempat tinggal, tahun 2021 sebanyak 54,8%
2021 tinggal di perkotaan, proporsinya lebih rendah dari
2020 dan 45,2% tinggal di daerah perdesaan,
PERKOTAAN PERDESAAN
proporsinya lebih tinggi dari 2020.

29,9 2020
24,1
21,1
18,1 2021
6,6
Struktur umur responden didominasi oleh umur 36
6,1 16,8 20,3 29,9 26,8
tahun ke atas dengan persentase lebih dari 50% baik
15-17 18-25 26-35 36-50 51+
pada tahun 2020 maupun 2021.
dalam Persen 9
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KARAKTERISTIK RESPONDEN (2/3)

Karakteristik Sosio-Ekonomi n %
Pendidikan
Tingkat pendidikan didominasi oleh responden Tidak/blm tamat SD 634 8,5
berpendidkan SLTA ke atas (termasuk diploma dan SD sederajat 1.456 19,4
universitas mencapai (52%). SMP sederajat 1.489 19,9
SLTA sederajat 2.852 38,0
Masih ada sekitar sepertiga responden (28%) Diploma/Univ 1.059 14,1
berpendidikan SD ke bawah. Sekolah informal lainnya 10 0,1
Total 7.500 100
Kegiatan Utama
Berdasarkan kegiatan utama 12 bulan terakhir, Bekerja 4.511 60,1
sebagian besar (60%) responden ‘bekerja’, sisanya Mengurus rumah tangga 1.724 23,0
masuk dalam bukan angkatan kerja (mengurus rumah
Sekolah 753 10,0
tangga, sekolah, pensiunan).
Pensiunan 213 2,8
Lainnya 298 4,0
Total 7.500 100,0
10
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KARAKTERISTIK RESPONDEN (3/3)


Berdasarkan lapangan pekerjaan (hanya untuk yang Lapangan Pekerjaan n %
BEKERJA), lapangan pekerjaan responden terbesar 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 876 11,7
yaitu sektor pertanian (11,7%), perdagangan 2. Pertambangan dan Penggalian 9 0,1
(18,1%), dan jasa kemasyarakatan (14,6%). 3. Industri Pengolahan 418 5,6
4. Listrik, Gas dan Air 73 1,0
5. Bangunan 222 3,0
Berdasarkan status pekerjaan, responden paling 6. Perdagangan besar, Eceran, Rumah makan dan Hotel 1.361 18,1
7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 246 3,3
banyak adalah responden berstatus
8. Keuangan&Asuransi, Usaha sewa dan Jasa perusahaan 198 2,6
buruh/karyawan (22%) dan berusaha sendiri (19%).
9. Jasa kemasyarakatan, Sosial & Perorangan 1.091 14,6
Responden paling sedikit adalah pekerja keluarga
95. Lainnya 18 0,2
(1,3%).
Total lapangan pekerjaan 4512 60,1
Tidak bekerja 2.989 39,9
Total Responden 7.500 100,0
Pengukuran tingkat pendapatan menggunakan
pendekatan PPI (Poverty Probability Index), dengan Status pekerjaan n %
menggunakan indikator: 1) Provinsi, 2) Jumlah anggota 1. Berusaha Sendiri 1.427 19,0
rumah tangga, 3) Jumlah anggota rumah tangga usia 2. Berusaha Dibantu Buruh Tidak Dibayar 224 3,0
0-5 tahun, 4) Jumlah anggota rumah tangga usia 6-10
3. Berusaha Dibantu Buruh Dibayar 192 2,6
tahun, 5) Akses kepala rumah tangga pada internet, 6)
Kepemilikan lemari es, 7) Sepeda motor, 8) Material 4. Buruh/ Karyawan/ Pegawai 1.662 22,2
utama lantai terluas, 9) Tipe wc yang digunakan rumah 5. Pekerja Bebas di Pertanian 300 4,0
tangga, 10) Bahan bakar untuk memasak di rumah 6. Pekerja Bebas di Non pertanian 609 8,1
tangga. 7. Pekerja keluarga/tak dibayar 96 1,3
Total status pekerjaan 4.511 60,1
Tidak bekerja 2.989 39,9
Total responden 7.500 100,0
11
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

IKHTISAR
INKLUSI
KEUANGAN

12
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KUNCI KEUANGAN INKLUSIF


Indikator kunci keuangan inklusif cenderung terus meningkat. Pada Tahun 2021, sebanyak 65,4 persen
orang dewasa memiliki akun dan 83,6 persen orang dewasa pernah menggunakan produk atau
layanan yang disediakan oleh lembaga keuangan formal.

81,4 83,6
78,8
70,3 70,0 69,6
61,7 65,4
55,7

Kepemilikan akun Penggunaan Produk atau Layanan Jasa Keuangan Penggunaan Produk atau Layanan Jasa Keuangan
Formal tidak termasuk BPJS Formal termasuk BPJS
2018 (n=6695) 2020 (n=7574) 2021 (n=7500)

Dalam persen

13
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia 2018 s.d. 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

INKLUSI KEUANGAN BERDASARKAN GEOGRAFI


• Kepemilikan akun maupun penggunaan produk dan layanan keuangan pada penduduk perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan penduduk di perdesaan dan kesenjangannya cukup signifikan.
• Kepemilikan akun maupun penggunaan produk dan layanan keuangan di Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan
luar Jawa.
INDIKATOR KUNCI KEUANGAN INKLUSIF MENURUT
GEOGRAFI

85,0 81,9
89,1
74,8 77,0 67,0 63,3

54,0

Kepemilikan Akun Penggunaan Produk dan Layanan Keuangan Kepemilikan Akun Penggunaan Produk dan Layanan Keuangan
Formal terma suk BPJS Formal terma suk BPJS

Perkotaan (n=4109) Perdesaan (n=3391) Jawa (n=4120) Luar Jawa (n=3380)


Dalam persen
14
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KEUANGAN INKLUSIF BERDASARKAN LATAR BELAKANG


KEPENDUDUKAN
• Kepemilikan akun lebih banyak pada laki-laki dan penggunaan produk/layanan keuangan formal lebih banyak pada
perempuan.
• Penduduk yang berumur antara 18-25 tahun paling banyak yang memiliki akun dan penduduk yang berumur 26-35 tahun
paling banyak menggunakan produk/layanan keuangan formal.
• Kepemilikan akun dan penggunaan produk/layanan keuangan lebih banyak pada kelompok masyarakat berpendapatan
menengah ke atas.
PENGGUNAAN PRODUK DAN LAYANAN
KEPEMILIKAN AKUN
KEUANGAN FORMAL
84,7 82,6
Berdasarkan Jenis 67,7
63,0
Kelamin
Perempuan (n=3761)
Laki-laki (n=3739)

Berdasarkan Kelompok Umur 85,2 86,9 85,4 82,0


15-17 Tahun (n=459) 74,6 73,2 68,7 66,9
18-25 Tahun (n=1261) 55,5
40,8
26-35 Tahun (n=1525)
36-50 Tahun (n=2243)
> 50 Tahun (n=2012)

86,3
74,9
Berdasarkan Status 71,0
Ekonomi 46,9
Berpendapatan Rendah (n=1750)
Berpendapatan Menengah ke Atas (n=5750)
Dalam persen 15
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KEUANGAN INKLUSIF BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI


Pekerja industri pengolahan dan jasa kemasyarakatan, sosial, perorangan serta buruh/karyawan/pegawai merupakan
kelompok yang lebih banyak memiliki akun dan menggunakan produk dan layanan keuangan formal. Sementara
tingkat inklusi keuangan di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan serta kelompok pekerja bebas pertanian/non-
pertanian dan pekerja keluarga/tidak dibayar masih rendah.

PENGGUNAAN PRODUK DAN LAYANAN


KEPEMILIKAN AKUN
KEUANGAN FORMAL

88,4 90,8 92,8


Lapangan Usaha 80,0 80,3
70,1 70,5
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (n=876)
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel (n=1361) 47,8
Industri Pengolahan (n=418)
Jasa Kemasyarakatan, Sosial, Perorangan (n=1091)

Status Pekerjaan 86,1 87,6 90,0


Berusaha Sendiri (n=1427) 80,7 77,9 79,0
68,2 71,7
Berusaha Dibantu Buruh Dibayar/Tidak Dibayar (n=417) 56,4 50,7
Buruh/Karyawan/Pegawai (n=1662)
Pekerjaan Bebas Pertanian/Non-pertanian (n=909)
Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar (n=96)

Dalam persen
16
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

TREN KEPEMILIKAN AKUN BANK


Kepemilikan akun bank meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021, kepemilikan
akun tabungan/deposito/giro bank meningkat 11,0 poin persen.
52,8

41,8
38,4

27
24,1
22,2

2014 (n=6000) 2015 (n=6060) 2016 (n=6060) 2018 (n=6695) 2020 (n=7574) 2021 (n=7500)

Dalam persen
17
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN AKUN MENURUT JENIS AKUN


Jenis akun yang paling banyak dimiliki masyarakat adalah akun tabungan/deposito/giro bank (52,8%) diikuti oleh
uang elektronik (28,5 persen), Basic Saving Account (13,0 persen), tabungan/simpanan koperasi (8,9 persen), serta
simpanan/pinjaman/pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro (4,0 persen).
52,8

28,5

13,0
8,9
4,0

Tabungan/Deposito/Giro Uang Elektronik Basic Saving Account Tabungan/Simpanan Simpanan/Pinjaman/


Bank Koperasi Pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro

Dalam persen
18
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN AKUN BERDASARKAN JENIS AKUN DAN KELOMPOK


UMUR
• Akun tabungan/deposito/giro bank umumnya dimiliki oleh kelompok umur 26-35 tahun,dan
sedangkan uang elektronik umumnya dimiliki oleh kelompok umur 18- 25 tahun.
• Akun tabungan/simpanan koperasi lebih banyak dimiliki oleh penduduk umur 36 tahun ke atas.
• Basic Saving Account banyak dimiliki oleh kelompok umur 15-17 tahun.
63,0
58,0
55,2 54,7

46,2

37,2

26,5
22,0
15,9 15,2 14,9
13,1
10,9 12,8 11,9 10,9 10,6
8,3
5,9 5,5 5,2 3,9
2,4
0,5 1,7
Tabungan/Deposito/Giro Bank Uang elektronik Basic Saving Account Tabungan/Simpanan Simpanan/Pinjaman/
Koperasi Pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro

15-17 Tahun (n=459) 18-25 Tahun (n=1261) 26-35 Tahun (n=1525) 36-50 Tahun (n=2243) 51 Tahun ke atas (n=2012)

Dalam persen 19
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN AKUN BERDASARKAN JENIS AKUN DAN GENDER


Kepemilikan akun tabungan/deposito/giro bank dan uang elektronik lebih banyak dimiliki oleh laki-laki,
sedangkan akun pada Basic Saving Account, tabungan/simpanan koperasi, dan simpanan/pinjaman/
pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro lebih banyak dimiliki oleh perempuan.
56,4

49,2

32,3

24,7

14,8
11,2
8,6 9,3
3,8 4,3

Tabungan/Deposito/Giro Bank Uang Elektronik Basic Saving Account Tabungan/Simpanan Simpanan/Pinjaman/


Koperasi Pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro
Laki-laki (n=3739) Perempuan (n=3761)
Dalam persen
20
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN AKUN BERDASARKAN JENIS AKUN DAN STATUS


EKONOMI
Penduduk dengan status ekonomi berpendapatan menengah ke atas cenderung memiliki akun
tabungan/deposito/giro bank dan uang elektronik yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang
berpendapatan rendah.
58,8

33,1 33,2

12,9 12,9 13,0


9,8
6,3
3,3 4,2

Tabungan/Deposito/Giro Bank Uang Elektronik Basic Saving Account Tabungan/Simpanan Simpanan/Pinjaman/


Koperasi Pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro
Berpendapatan rendah (n=1750) Berpendapatan menengah ke atas (n=5750)
Dalam persen
21
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN AKUN BERDASARKAN JENIS AKUN DAN STATUS


PEKERJAAN
Akun tabungan/deposito/giro bank dan uang elektronik paling banyak dimiliki oleh Buruh/Karyawan/Pegawai,
sedangkan tabungan/simpanan koperasi paling banyak dimiliki oleh Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Tidak Tetap,
dan akun simpanan/pinjaman/pembiayaan lembaga keuangan mikro paling banyak dimiliki oleh Pekerja
Keluarga/tak dibayar.
74,6

59,4
56,3

43,1 43,9

30,7
22,1 24,8 20,5
15,0 15,3 13,2 16,9 14,8
11,5 11,1 12,2 10,1 11,4 11,1
6,8 6,3 4,5 6,4
2,0

Tabungan/Deposito/Giro Bank Uang Elektronik Basic Saving Account Tabungan/Simpanan Simpanan/Pinjaman/


Koperasi Pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro
Berusaha Sendiri (n=1427) Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Tidak tetap (n=416) Buruh/ Karyawan/ Pegawai (n=1662)
Pekerja Bebas di Pertanian/non Pertanian (n=909) Pekerja keluarga/tak dibayar (n=96)

Dalam persen
22
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN AKUN BERDASARKAN JENIS AKUN DAN LAPANGAN


USAHA
• Akun tabungan/deposito/giro bank, uang elektronik, tabungan/simpanan koperasi, dan lembaga keuangan
mikro paling banyak dimiliki oleh pekerja pada sektor jasa kemasyarakatan.
• Di semua jenis akun, kepemilikan akun di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih rendah.

71,6 72,8

57,9

34,7 36,7

27,7 30,0
23,7
15,2 14,2
10,5 11,7 12,4 11,7 10,6
8,7 8,9 8,9
4,0 5,6

Tabungan/Deposito/Giro Bank Uang Elektronik Basic Saving Account Tabungan/Simpanan Simpanan/Pinjaman/


Koperasi Pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro
Dalam persen
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (n=876) Industri Pengolahan (n=418) Perdagangan besar, Eceran, Rumah makan dan Hotel (n=1361) Jasa kemasyarakatan, Sos&Perorg (n=1091)

23
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

61,4
TREN PENGGUNAAN PRODUK Bank
68,6
45,8
DAN LAYANAN LEMBAGA BPJS (Ketenagakerjaan dan Kesehatan)
61,7

KEUANGAN FORMAL Uang Elektronik Berbasis Server


11,7
23,4
9,2
PT Pos
• Secara umum penggunaan produk dan layanan
10,7
20,9

keuangan formal mengalami peningkatan pada Koperasi, LKM/S


15,2
Tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya,
10,0
kecuali multifinance yang mengalami penurunan. Pergadaian
12,7

• Produk dan layanan bank, BPJS, uang Asuransi (Tidak Termasuk BPJS
Kesehatan)
6,8
11,7
elektronik, merupakan produk dan layanan yang
20,5
paling umum digunakan. Multifinance
8,6

• Penggunaan produk dan layanan uang elektronik, Pensiun (Tidak Termasuk BPJS
Ketenagakerjaan)
2,0
6,0
dana investasi, pensiun, dan PT. Pos mengalami
0,4
peningkatan lebih dari dua kali lipat. Dana Investasi
2,4
0,3 Dalam persen
Pinjaman Online
1,1

2020 (n=7574) 2021 (n=7500)


24
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

53,9
TREN AKSES PADA PRODUK Tabungan/Deposito/Giro
75,0

DAN LAYANAN PERBANKAN Transfer


42,2
56,5

2,7
Uang Elektronik*
39,8
• Penggunaan seluruh produk dan
layanan perbankan mengalami Pinjaman dengan Agunan
7,8

peningkatan pada tahun 2021. 12,1

• Tabungan/deposito/giro, transfer, dan Pinjaman Kredit Mikro (KUR)


6,4

uang elektronik merupakan produk dan 8,5

layanan keuangan yang banyak 0,8


Pinjaman Mikro
digunakan. 5,8

• Penggunaan produk pinjaman 1,5


Pinjaman Kendaraan dengan Agunan
mengalami tren peningkatan. 3,1

1,2
Pinjaman tanpa Agunan
2,7

0,7 * 2020 : uang elektronik (oleh bank); 2021:


Pinjaman Perumahan
uang elektronik (bank dan nonbank)
2,5
Dalam persen
2020 (n=7574) 2021 (n=7500) 25
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

AKSES PADA PRODUK DAN LAYANAN PERBANKAN


Tabungan/deposito/giro bank, kartu ATM/debit/kredit dan uang elektronik merupakan produk yang paling banyak digunakan
masyarakat, sedangkan transfer, penarikan uang dan penyetoran dana merupakan layanan yang paling banyak digunakan.
PRODUK BANK
75,0
67,7

48,0
32,8
19,0 15,7

Tabungan/Deposito/Giro Bank Kartu ATM/debit/kredit Uang Elektronik Pinjaman dari bank Internet Banking/Mobile Banking Basic Saving Account/BSA
(n=6868)

LAYANAN BANK

78,4
66,2 62,6 57,8

15,9

Tra nsfer melalui bank umum dan BPR Penarikan uang/dana Penyetoran uang/dana Pembayaran melalui fasilitas bank Topup di bank
(n=5412)

Dalam persen 26
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

AKSES PADA PRODUK DAN LAYANAN PERBANKAN MENURUT GEOGRAFI


Masyarakat yang tinggal di Perkotaan dan mereka yang tinggal di Pulau Jawa lebih banyak mengakses produk dan layanan
perbankan. Akses kepada produk dan layanan keuangan perbankan oleh masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dan Luar
Jawa tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

55,9 55,2 60,6


56,1

44,1 44,8
43,9
39,4

Jawa Luar Jawa Perkotaan Perdesaan


Produk perbankan (n=6868) Layanan perbankan (n=5412)
Dalam persen

27
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PRODUK PERBANKAN MENURUT GEOGRAFI


Hampir semua produk perbankan lebih banyak digunakan oleh masyarakat perkotaan dibandingkan perdesaan dan di Pulau
Jawa dibandingkan luar Jawa.

69,1 68,1 63,2 60,0


49,5
37,1 31,0
29,2
18,7 15,9 17,1 11,1

Tabungan/Deposito/Giro Kartu ATM/Debit/Kredit Uang Elektronik Pinjaman Internet/Mobile/SMS Basic Saving Account
Bank Banking
Jawa (n=4120) Luar Jawa (n=3380)
76,7
66,1
58,9 56,5 54,9

30,6 30,2 29,8


23,3 18,1
10,3 9,9

Tabungan/Deposito/Giro Kartu ATM/Debit/Kredit Uang Elektronik Pinjaman Internet/Mobile/SMS Basic Saving Account
Bank Banking
Perkotaan (n=4109) Pedesaan (n=3391)
Dalam persen 28
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

LAYANAN PERBANKAN MENURUT GEOGRAFI


• Hampir semua layanan perbankan lebih banyak digunakan oleh penduduk di Pulau Jawa, kecuali layanan transfer dan top-up.
• Terdapat kesenjangan yang cukup lebar pada semua akses layanan perbankan antara perkotaan dengan perdesaan.

55,4 57,9
48,5 45,0 47,0
42,4
38,1
28,8

11,3 11,7

Transfer Penarikan Penyetoran Pembayaran Top-Up


Jawa (n=4120) Luar Jawa (n=3380)
63,9
56,5 54,0
47,6 43,9
35,4 33,9
22,0
16,1
5,9

Transfer Penarikan Penyetoran Pembayaran Top-Up


Perkotaan (n=4109) Perdesaan (n=3391)
Dalam persen 29
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

JENIS KELAMIN

AKSES PADA PRODUK DAN Perempuan


50,1
50,2
LAYANAN PERBANKAN Laki-laki
49,9
49,8
BERDASARKAN LATAR BELAKANG
KEPENDUDUKAN KELOMPOK UMUR

22,3
51 Tahun keatas
26,5
• Tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki 36-50 Tahun
31,8

dan perempuan dalam mengakses produk dan 30,2


23,1
layanan perbankan. 26-35 Tahun
20,9
18,7
18-25 Tahun
• Penduduk yang berusia 36-50 tahun paling banyak 16,7
4,1
mengakses produk dan layanan perbankan. 15-17 Tahun
5,7

• Kelompok masyarakat berpendapatan menengah ke atas


memiliki akses pada produk dan layanan perbankan jauh STATUS EKONOMI
lebih tinggi dibanding kelompok masyarakat 82,4
Berpendapatan menengah ke atas
berpendapatan rendah. 77,4
17,6
Berpendapatan rendah
22,6

Layanan perbankan (n=5412) Produk perbankan (n=6868)

Dalam persen
30
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PRODUK PERBANKAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG


KEPENDUDUKAN
• Laki-laki dan perempuan memiliki persentase yang hampir sama dalam mengakses produk tabungan dan kartu
ATM/debit/kredit, namun akses perempuan terhadap uang elektronik, pinjaman dan internet/mobile/sms banking
lebih rendah dibanding laki-laki.
• Kelompok umur 26-35 tahun paling banyak menggunakan produk tabungan dan kartu ATM/debit/kredit
sedangkan kelompok umur 18-25 tahun paling sering mengakses uang elektronik dibandingkan kelompok umur
lainnya.
Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Kelompok Umur
78,5
74,7
69,4 67,9 69,4 68,3 67,4
61,7 61,9 63,8 62,762
59,3
55,6 55,3
47,8
40,1 39 40,2 38,5 38,5
31,6 30,1 28,6 29,7 28,9
28,5
23,4
19,5 17,1
15,4 16,4 15,3 14,5 13,4 15,5 16
12,3 12,7
6,5
0,83,1

Laki-laki (n=3739) Perempuan (n=3761) 15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-50 Tahun 51 Tahun keatas
(n=459) (n=1260) (n=1524) (n=2243) (n=2012)
Tabungan Kartu ATM/debit/kredit Pinjaman
Tabungan Kartu ATM/debit/kredit Pinjaman
Internet/mobile/SMS banking Uang elektronik * Basic Saving Account/BSA
Internet/mobile/SMS banking Uang elektronik * Basic Saving Account/BSA

Dalam persen *uang elektronik termasuk produk nonbank


31
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

LAYANAN PERBANKAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG


KEPENDUDUKAN
• Laki-laki lebih banyak menggunakan hampir seluruh layanan perbankan kecuali layanan pembayaran yang digunakan hampir
setara dengan perempuan.
• Hampir seluruh layanan paling banyak digunakan oleh kelompok umur 26-35 tahun, kecuali layanan Top Up paling banyak
diakses kelompok umur 18-25 tahun.

Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Kelompok Umur

65,7 67,9

58,2 58,5 60,1


54,9 54,1 53,6 52,9
49,1 48 50,3 49,4
44,8 44,1 45,7 46,2
41,8
35,1 36,8
35,3
33,7 34,2

21,5 22 21,4
17,6
13,3 1516,7
9,7 10,9 9
5,2
2,2

Laki-laki (n=3739) Perempuan (n=3761) 15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-50 Tahun 51 Tahun keatas
(n=459) (n=1261) (n=1524) (n=2243) (n=2012)
Tra nsfer Penarikan Penyetoran Pembayaran Top-up
Tra nsfer Penarikan Penyetoran Pembayaran Top-up
Dalam persen 32
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PRODUK PERBANKAN BERDASARKAN STATUS EKONOMI


• Hampir semua produk perbankan dimanfaatkan oleh masyarakat berpendapatan menengah ke atas.
• Kesenjangan paling besar terdapat pada penggunaan internet/mobile/sms banking dan uang elektronik.

74,0

63,2
57,2
51,0 49,6

32,7
25,3
21,3 21,1
14,7 14,3
5,4

Tabungan Kartu ATM/debit/kredit Pinjaman Internet/mobile/sms Uang elektronik Basic Saving


banking (kartu/server) Account/BSA
Berpendapatan rendah (n=1750) Berpendapatan menengah ke atas (n=5750)

Dalam persen

33
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

LAYANAN PERBANKAN BERDASARKAN STATUS EKONOMI


• Secara umum, masyarakat berpenghasilan menengah ke atas memiliki akses yang lebih tinggi terhadap layanan perbankan
dibandingkan masyarakat berpenghasilan rendah.
• Terdapat kesenjangan yang cukup lebar diantara kelompok masyarakat berpendapatan menengah ke atas dan rendah dalam
mengakses layanan perbankan.

62,7

53,6
49,8

39,7
36,1
28,8
25,2

15,2 14,0

3,3

Transfer Penarikan Penyetoran Pembayaran Top-up


Berpendapatan rendah (n=1750) Berpendapatan menengah ke atas (n=5750)

Dalam persen
34
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

AKSES PADA PRODUK DAN LAPANGAN PEKERJAAN

27,8
LAYANAN PERBANKAN Jasa kemasyarakatan, Sos&Perorangan

Perdagangan besar, Eceran, Rumah makan dan


24,7
30,3
BERDASARKAN KEGIATAN Hotel

Industri Pengolahan
10,2
30,7

EKONOMI Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan


9,3
14,0
18,2

• Pekerja pada sektor perdagangan besar, eceran


STATUS PEKERJAAN
rumah makan dan hotel serta jasa
kemasyarakatan paling banyak mengakses Berusaha Sendiri
19,3
31,8
produk dan layanan perbankan. 9,3
Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tetap
9,3
• Buruh/karyawan merupakan kelompok yang Buruh /Karyawan/Pegawai
41,7
38,2
paling banyak mengakses Produk dan layanan 16,6
Pekerja Bebas di Pertanian/Non Pertanian
perbankan. Sementara pekerja keluarga/tidak 18,8
dibayar merupakan kelompok yang paling sedikit Pekerja keluarga/tak dibayar
1,4
1,9
mengakes produk dan layanan.
Dalam persen

Layanan perbankan (n=3362) Produk perbankan (n=4167)

35
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

AKSES PADA PRODUK DAN LAYANAN NONBANK


• Akses penduduk pada produk dan layanan nonbank seperti pergadaian, dana pensiun, Lembaga Keuangan Mikro, koperasi dan
perusahaan sekuritas relatif masih rendah.
• Produk dan layanan koperasi, PT Pos dan pergadaian paling banyak digunakan. Hal ini menunjukan peran penting ketiga lembaga ini
dalam melayani kebutuhan produk dan layanan keuangan nonbank.

PERNAH MELAKUKAN PERNAH MELAKUKAN AKTIVITAS NONBANK (2)


AKTIVITAS NONBANK (1)
PERGADAIAN
ASURANSI
Pinjaman dengan Gadai 4,4
Pinjaman dengan Fidusia 1,6 Asuransi jiwa 2,2
Investasi Emas/Logam Mulia 2,1 Unit link (bancassurance) 0,9
Lainnya 0,5 Asuransi pendidikan 1,7
DANA PENSIUN
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) 1,0 Asuransi kesehatan (selain BPJS) 2,5
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) 3,8 Asuransi kendaranan bermotor 1,8
LKM Asuransi kecelakaan diri (selain BPJS) 1,1
Pinjaman/Pembayaran Pinjaman Syariah 1,3
Tabungan Syariah 1,0
Asuransi kebakaran 0,6
Pinjaman/Pembayaran Pinjaman 3,2 Asuransi perjalanan 0,6
Tabungan 2,5 Asuransi pertanian/nelayan/peternakan 0,6
KOPERASI
Meminjam/Melakukan Pembayaran 3,7
Menabung 5,1 PT Pos
PERUSAHAAN SEKURITAS Top-up 1,2
Membeli, Menjual, atau Menerima Dividen Reksadana 1,1 Transfer 1,9
Membeli atau Menjual Sukuk Ritel (SRI) 0,5
Membeli atau Menjual Obligasi (ORI) 0,8 Pembayaran 4,5
Membeli atau Menjual Saham/Terima Dividen 1,2 Tabungan/giro 1,4

Dalam persen
36
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

AKSES PRODUK DAN LAYANAN NONBANK BERDASARKAN LATAR


BELAKANG KEPENDUDUKAN
• Secara umum penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan di perkotaan, dengan kelompok umur 18-25 tahun, mengakses produk dan
layanan keuangan nonbank lebih tinggi.
• Laki-laki lebih banyak mengakses produk dan layanan nonbank.

59,7
57,5
54
51,2 50,1
48,7 46,9 48,3
46,8

36,5

22,9

Jawa (n=4120) Luar Jawa Perkotaan Perdesaan 15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-50 Tahun 51 Tahun ke Laki-laki Perempuan
(n=3380) (n=4109) (n=3391) (n=459) (n=1261) (n=1525) (n=2243) atas (n=2012) (n=3739) (n=3761)
GEOGRAFIS WILAYAH KELOMPOK UMUR JENIS KELAMIN
Dalam persen

37
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

AKSES PADA PRODUK DAN LAYANAN NONBANK


• Uang elektronik (termasuk Pospay) dan simpanan merupakan produk yang paling banyak diakses.
• Masyarakat yang mengakses layanan keuangan nonbank lebih banyak menggunakan layanan pembayaran
tagihan/angsuran dan transfer melalui pos.
PRODUK NONBANK
40,5 38,9
27,6 25,5 24,7
13,1

Uang Elektronik (Termasuk Simpanan Pergadaian Asuransi Pinjaman Dana Pensiun


Pospay) (n=3499)

LAYANAN NONBANK
62,3

45,5

13,9
9,7 9,5 7,5 6,6

Pembayaran Tagihan/Asuransi Transfer melalui Pos Membeli atau Menjual Pengisian / Top-up Membeli, Menjual, dan Menerima Membeli atau Menjual Obligasi Membeli atau Menjual SRI
melalui PT Pos Saham/Menerima Dividen dari Uang Elektronik Dividen dari Reksadana (ORI) (termasuk Syariah)
Saham
(n=1056)
Dalam persen 38
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

AKSES PADA PRODUK DAN LAYANAN NONBANK BERDASARKAN LATAR


BELAKANG KEPENDUDUKAN
• Laki-laki lebih banyak mengakses produk dan layanan nonbank dibandingkan perempuan. Kelompok umur
36-50 tahun mengakses produk dan layanan nonbank lebih tinggi.
• Mereka yang berpendapatan menengah ke atas memiliki akses kepada produk dan layanan keuangan
nonbank jauh lebih tinggi dibanding kelompok berpendapatan rendah.

84,2 84,7

55,2
50,4 49,6
44,8
34,5 31,0
28,8
22,8 20,5 24,9
20,4
13,5 15,8 15,3
3,0 0,5

laki-laki Perempuan 15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-50 Tahun 51 Tahun ke Berpendapatan Berpendapatan
atas rendah menengah ke
atas
Produk Non Bank (n=3499) Layanan Non Bank (n=1056)

Dalam persen

39
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PRODUK DAN LAYANAN NONBANK MENURUT LATAR BELAKANG


KEPENDUDUKAN
Laki-laki lebih banyak mengakses produk Uang Elektronik (termasuk Pospay), simpanan, asuransi dan dana pensiun, sedangkan perempuan lebih
banyak mengakses pinjaman dan pergadaian. Masyarakat berpendapatan menengah ke atas lebih banyak mengakses semua produk nonbank
dibandingkan yang berpendapatan rendah. Hampir seluruh layanan nonbank lebih banyak diakses oleh laki-laki dibanding perempuan dan oleh
kelompok berpendapatan menengah ke atas

Produk Nonbank Berdasarkan Jenis Kelamin Produk Nonbank Berdasarkan Status Ekonomi
22,0 19,3
19,9 18,5 17,4 17,3
10,8 11,2 12,5 11,9 14,2 11,0
13,3 10,4 11,1 11,6 13,1 13,7
7,6 7,6 5,5 7,3
4,4 1,9

Laki-Laki (n=3739) Perempuan (n=3761) Berpendapatan Rendah (n=1750) Berpendapatan


BerpendapatanMenengah ke Atas (n=5750)
Rendah (n=5750)
Uang Elektronik (tmsk. Pospay) Simpanan Pinjaman Pergadaian Asuransi Dana Pensiun Uang Elektronik (tmsk. Pospay) Simpanan Pinjaman Pergadaian Asuransi Dana Pensiun

Layanan Nonbank Berdasarkan Jenis Kelamin Layanan Nonbank Berdasarkan Status Ekonomi

10,3 10,3
7,2 7,3 6,8
5,6 5,2
3,9
2,5
1,7 1,6 1,2
0,1
1,3 1,0 0,9 1,9 1,4 0,5 1,3 0,1 0,7 0,2
1,6
0,0
1,4
0,0
1,7

Laki-Laki (n=3739) Perempuan (n=3761) Berpendapatan Rendah (n=1750) Berpendapatan


Berpendapatan Rendahke(n=5750)
Menengah Atas (n=5750)

Dalam persen 40
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PRODUK DAN LAYANAN NONBANK BERDASARKAN KELOMPOK UMUR


• Kelompok umur 36-50 tahun lebih banyak mengakses hampir semua produk nonbank kecuali Uang Elektronik (termasuk
Pospay) dan dana pensiun.
• Kelompok umur 36-50 tahun lebih banyak mengakses hampir semua layanan nonbank kecuali pembayaran tagihan/
angsuran melalui pos.
Akses terhadap Produk Nonbank Berdasarkan Kelompok Umur
42,0
28,1
18,6 21,2 21,1
16,3 15,3 16,9 13,4 13,9 12,3 11,7 15,0
10,5 10,5 11,1 14,6 12,6 12,4
5,2 4,6
0,7 4,5 7,9 1,6 2,7 3,9 4,3
0,0 0,2

15-17 Tahun (n=459) 18-25 Tahun (n=1261) 26-35 Tahun (n=1525) 36-50 Tahun (n=2243) > 51 Tahun (n=2012)
UE (termasuk Pospay) Simpanan Pinjaman Pergadaian Asuransi Dana Pensiun

Akses terhadap Layanan Nonbank Berdasarkan Kelompok Umur

9,2 9,3 8,7 11,0


6,8 5,9 7,5
3,3 3,2 1,0 0,3 1,2
0,4 0,7 0,0 0,0 1,7 0,0 0,1 2,4 1,6 0,0 1,4 0,0 1,4 2,0 0,0 1,6 0,0 1,5 1,0 0,0 0,4 0,0 0,8

15 s.d. 17 Th (n=459) 17 s.d. 25 Th (n=1261) 26 s.d. 35 Th (n=1525) 36 s.d. 50 Th (n=2243) 51+ Th (n=2012)
Pembayaran Tagihan/Angsuran melalui Pos Tra nsfer melalui Pos
Pengisian Ulang/Top up uang elektronik Me mbeli/Menjual Saham atau Menerima dividen dari Saham
Me mbeli/Menjual Obligasi misalnya Obligasi Ritel Indonesia (ORI) Me mbeli/Menjual Sukuk Ritel Indonesia/Obligasi Syariah Ritel Indonesia (SRI)
Me mbeli, Menjual, atau Menerima Dividen dari Reksa Dana dari Perusahaan Manajer Investasi/Manajemen Aset
Dalam persen
41
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PRODUK DAN LAYANAN NONBANK BERDASARKAN GEOGRAFI


• Produk nonbank yang lebih banyak diakses masyarakat perkotaan dan Pulau Jawa adalah Uang Elektronik (termasuk Pospay) dan simpanan.
• Layanan yang lebih banyak diakses adalah pembayaran tagihan/angsuran dan transfer melalui pos dan lebih banyak diakses masyarakat yang tinggal di daerah
perkotaan di Pulau Jawa.

Produk Nonbank berdasarkan Jawa-Luar Jawa Produk Nonbank berdasarkan Perkotaan-Perdesaan


21,1 21,1
18,9 18,9
17,0 15,7 17,0 15,7
14,1 12,5 14,1 12,5
11,4 11,5 11,1 11,3 11,4 11,5 11,1 11,3
6,2 5,8 6,2 5,8

Jawa (n=4120) Luar Jawa (n=3380) Jawa (n=4120) Luar Jawa (n=3380)
Dalam persen

Uang Elektronik (tmsk. Pospay) Simpanan Pinjaman Pergadaian Asuransi Dana Pensiun Uang Elektronik (tmsk. Pospay) Simpanan Pinjaman Pergadaian Asuransi Dana Pensiun
Layanan Nonbank berdasarkan Jawa-Luar Jawa dan Perkotaan-Perdesaan

12,5
9,2 8,2 8,0
6,8 5,9 4,3 4,5
0,5 1,6 0,2 2,4 2,5 2,0 2,2 3,3 1,9 0,4 0,3 0,0

Jawa (n=4120) Luar Jawa (n=3380) Perkotaan (n=4109) Perdesaan (n=3391)

Pembayaran tagihan/angsuran melalui pos Transfer melalui pos


Pengisian ulang/Top Up uang elektronik Membeli atau menjual saham atau menerima deviden dari saham
Membeli atau menjual obligasi misalnya obligasi ritel Indonesia (ORI)
Dalam persen 42
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

LAPANGAN PEKERJAAN (9 SEKTOR)

AKSES PADA PRODUK DAN Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan


12,5
12,0

LAYANAN NONBANK Industri pengolahan


9,9
10,3

BERDASARKAN KEGIATAN Perdagangan besar, Eceran, Rumah makan dan


Hotel
28,3
29,5
32,2
EKONOMI Jasa kemasyarakatan, Sos&Perorg
30,1

Produk dan layanan nonbank paling banyak STATUS PEKERJAAN


diakses oleh mereka yang bekerja pada sektor
28,9
perdagangan dan jasa kemasyarakatan, serta Berusaha Sendiri
29,0
berstatus kelompok buruh/karyawan/pegawai dan Berusaha dibantu buruh dibayar/tidak dibayar
11,7
mereka yang berusaha sendiri. 9,7
41,6
Buruh/ Karyawan/ Pegawai
43,7
16,8
Pekerja bebas di pertanian/non pertanian
16,0
1,1
Pekerja keluarga/tak dibayar
1,7

LAYANAN NON-BANK (n=743) PRODUK NON-BANK (n=2162)

Dalam persen
43
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PRODUK DAN LAYANAN NONBANK BERDASARKAN STATUS PEKERJAAN


• Penduduk yang berusaha dibantu buruh dibayar/tidak dibayar lebih banyak mengakses hampir semua produk
nonbank.
• Penduduk yang berusaha dibantu buruh dibayar/tidak dibayar dan buruh/karyawan/pegawai lebih banyak
mengakses hampir semua layanan nonbank.
56,3 Akses terhadap Produk Nonbank Berdasarkan Status Pekerjaan
42,6
30,1 28,1 30,0 29,8 25,0 20,8
14,4
21,2
14,9 12,8 10,4
23,7 22,5
14,0 16,3 19,0 8,6
21,7 19,5 24,7
13,1 11,0 8,3 8,3 6,3 6,3
2,8 4,6

Berusaha Sendiri (n=1427) Berusaha dibantu buruh Buruh/Karyawan/Pegawai Pekerja bebas di Pekerja keluarga/tak dibayar
dibayar/tidak dibayar(n=417) (n=1662) pertanian/nonpertanian (n=910) (n=96)
UE (termasuk Pospay) Simpanan Pinjaman (LKM dan Koperasi) Pergadaian Asuransi Dana Pensiun
Akses terhadap Layanan Nonbank Berdasarkan Status Pekerjaan
29,1
15,1 11,8 9,3 15,814,9
10,1 6,3 4,2 2,1
5,3 1,3 2,1 4,1 2,1 2,1 2,1 3,1 4,5 3,1 2,8 3,1 2,6 2,2 1,3 1,0 1,3 2,1 1,0 2,1 1,0
1,0 0,4 0,4 0,6

Berusaha Sendiri (n=1427) Berusaha dibantu buruh Buruh/Karyawan/Pegawai (n=1662) Pekerja bebas di Pekerja keluarga/tak dibayar (n=96)
dibayar/tidak dibayar(n=417) pertanian/nonpertanian (n=910)
Pembayaran Tagihan/Angsuran melalui Pos Tra nsfer melalui Pos
Pengisian Ulang/Top up uang elektronik Me mbeli/Menjual Saham atau Menerima dividen dari Saham
Me mbeli/Menjual Obligasi misalnya Obligasi Ritel Indonesia (ORI) Me mbeli/Menjual Sukuk Ritel Indonesia/Obligasi Syariah Ritel Indonesia (SRI)
Me mbeli, Menjual, atau Menerima Dividen dari Reksa Dana dari Perusahaan Manajer Investasi/Manajemen Aset
Dalam persen 44
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PRODUK DAN LAYANAN NONBANK BERDASARKAN LAPANGAN


PEKERJAAN
Penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan dan industri pengolahan lebih banyak mengakses
hampir semua produk dan layanan nonbank.
Akses terhadap Produk Nonbank Berdasarkan Lapangan Pekerjaan
25,1 26,9 27,6
18,9 19,1 20,3 21,2
18,2 16,0 17,5
15,0 13,9 14,8 13,7 12,8
8,9 9,1 9,8 10,4
8,0 5,7
4,0 4,6 2,4

Pertanian, Kehutanan, Perikanan (n=876) Industri Pengolahan (n=418) Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Jasa Kemasyarakatan (n=1091)
Makan dan Hotel (n=1361)
UE (termasuk Pospay) Simpanan Pinjaman (LKM dan Koperasi) Pergadaian Asuransi Dana Pensiun
Akses terhadap Layanan Nonbank Berdasarkan Lapangan Pekerjaan
15,9
9,3 10,2 10,0
7,1 6,5
5,3 5,1
3,6 2,6 2,8 2,0 2,1
1,6 1,5 1,1 1,4 1,1 1,4 0,5 0,5 0,5 1,2 1,2 0,5 0,3 0,8 1,6

Pertanian, Kehutanan, Perikanan (n=876) Industri Pengolahan (n=418) Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan Jasa Kemasyarakatan (n=1091)
dan Hotel (n=1361)
Dalam persen
Pembayaran Tagihan/Angsuran melalui Pos Tra nsfer melalui Pos
Pengisian Ulang/Top up uang elektronik Me mbeli/Menjual Saham atau Menerima dividen dari Saham
Me mbeli/Menjual Obligasi misalnya Obligasi Ritel Indonesia (ORI) Me mbeli/Menjual Sukuk Ritel Indonesia/Obligasi Syariah Ritel Indonesia (SRI)
Me mbeli, Menjual, atau Menerima Dividen dari Reksa Dana dari Perusahaan Manajer Investasi/Manajemen Aset
45
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

TITIK
AKSES
JANGKAUAN

46
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

AKSES JARAK KE LAYANAN KEUANGAN


• Lebih dari separuh penduduk mengetahui akses layanan keuangan terdekat yang berjarak kurang dari 1 Km adalah ATM dan Agen
Bank.
• Hampir 75 persen penduduk sudah mengetahui keberadaan titik akses agen bank.

Akses Jarak pada Layanan Keuangan


4,3 3,5 2,9 2,3 1,4 0,5
3,1 1,2 4,1
6,1 8,4 8,1 5,6 5,2 3,9 4,0
16,0 8,1 8,4 9,4 4,3
21,7 9,3 9,2 11,1 18,6
20,0 28,5 10,4 9,4 13,0
17,2
17,0 22,7 10,2
11,3
14,6 19,9 13,0
28,2 18,6
30,8 17,0 27,8
23,5 14,6
35,5
28,1

32,2 17,4 85,9


23,9 71,0 73,1
27,4 63,7 69,5
5,2 64,9
27,8 55,1 50,2
37,4
20,0 16,4 25,4 23,1
10,6
3,5 3,7
Bank ATM PT. Pos Agen Bank BPR Koperasi Pergadaian Leasing LKM LKM Asuransi Sekuritas Money Agen
Syariah Changer Transfer
Tidak Mengetahui > 5 km 1-5 km 500 m-1 km <500 m
Dalam persen
47
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

AKSES WAKTU KE LAYANAN KEUANGAN


• Lebih dari separuh penduduk mengetahui akses pada layanan keuangan terdekat yang dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 15
menit, yaitu ATM, Bank dan Agen Bank.
• Hampir 75 persen penduduk sudah mengetahui keberadaan titik akses agen bank.

Akses Waktu pada Layanan Keuangan


0,3
4,9 4,0 3,6 2,9 1,6 1,8 1,5 4,4
9,7 9,8 10,9 9,0 3,1 9,3
21,2 9,4 10,1 8,7 9,1
27,8 15,5 18,9 8,7 8,6
33,1 6,5 5,7 6,2
19,4
9,2 8,6 10,9
37,0 11,5 30,7 17,3 15,9
9,2 18,3
13,0
44,6 11,6
44,4 29,3
18,8 21,4
23,7 86,1
71,4 72,6 69,4
8,5 17,1 63,4 64,6
17,9 3,7 55,1 50,0
13,2 18,8 37,3
25,4 22,5
13,1 11,2
10,8
3,1 3,4
Bank ATM PT. Pos Agen Bank BPR Koperasi Pergadaian Leasing LKM LKM Asuransi Sekuritas Money Agen
Syariah Changer Transfer
Tidak Mengetahui > 30 menit 15-30 menit 5-15 menit <5 menit
Dalam persen
48
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

INKLUSI
KEUANGAN
DIGITAL

49
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

TREN PENGGUNA UANG ELEKTRONIK


• Dalam beberapa tahun terakhir, pengguna uang elektronik terus tumbuh secara eksponensial.
• Pengguna uang elektronik tumbuh menjadi dua kali lipat pada tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya.

Pengguna Uang Elektronik Berbasis Server per Tahun


23,4

11,7

4,7

0,4 0,9
0,1

2014 (n=6000) 2015 (n=6060) 2016 (n=6060) 2018 (n=6695) 2020 (n=7574) 2021 (n=7500)
Dalam persen
50
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Tahun 2014, 2015, 2016, 2018, 2020, dan 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SETORAN UANG ELEKTRONIK


Counter/mini market menjadi tempat setoran (top up) terbanyak dari uang elektronik berbasis kartu maupun server. Setoran
melalui ATM, Internet Banking, Agen Bank, Teller Bank dan Driver mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
2020.
Setoran Uang Elektronik Berbasis Server Setoran Uang Elektronik Berbasis Kartu
57,8

42,9
33,5
25,6
21,1
14,4 12,6
8,7 10,2 9,8
5,9 5,6 3,1
1
Counter/Mini ATM Internet/Mobile Agen Bank Teller di Bank Driver Lainnya Counter/Mini ATM Internet/Mobile Teller di Bank Agen Bank Stasiun/Tol Lainnya
Market Banking Market Banking
n=1757 n=1308
Setoran Uang Elektronik Berbasis server
46,1
42,9
33,5
29,6
20,6 21,1
16,6
8,7 10,2
6,7 5,9
3,0 1,0 0,7
0,0 0,0
Counter/Mini Market ATM Internet/Mobile Banking Agen Bank Teller di Bank Driver PT Pos Lainnya

2020 (n=884) 2021 (n=1757)


Dalam persen 51
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PENGGUNAAN UANG ELEKTRONIK


Uang elektronik berbasis kartu lebih banyak dimanfaatkan untuk pembayaran tagihan, sedangkan uang elektronik
berbasis server umumnya dipergunakan untuk berbelanja barang.

Penggunaan Uang Elektronik Berbasis Kartu


68,4

34,7

7,3 4,2 3,7

Pembayaran Tagihan (tol, parkir, listrik, Pembelian (kebutuhan sehari-hari seperti Tarikan Tunai Tra nsportasi (Bus, KRL, Tol, dll) Lainnya
telepon, dll) min uman, makanan, dll)
n=1308

Penggunaan Uang Elektronik Berbasis Server


68,2

33,2 31,1
25,1

5,1 4,2 3,2 2,7 2,0 1,2 1,1 4,5


0,6
Untuk Membeli Untuk Untuk Membayar Untuk Menyimpanan Untuk Menerima Transportasi Untuk Meminjam Untuk Berdonasi Untuk Untuk Membayar Untuk Menerima Untuk Membayar Lainnya
Barang Mengirim/Menerima Tagihan Uang Gaji, Upah, dari (T ermasuk Ojek Uang Menginvestasikan Uang Sekolah Uang dari Pajak, denda, dan
Uang Pemberi Kerja Online) Uang Pemerintah (Bansos, Biaya untuk
PKH, BNPT, Pemerintah
n=1757 Beasiswa)

Dalam persen
52
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PENARIKAN UANG ELEKTRONIK


ATM paling diminati sebagai tempat penarikan uang elektronik berbasis kartu maupun server
Penarikan Uang Elektronik Berbasis Kartu
54,3

30,3

7,9 5,8 7,0


3,7

Belum/tidak pernah ATM Teller di Bank Agen Bank Counter Lainnya


melakukan penarikan n=1308
Penarikan Uang Elektronik Berbasis Server
43,8
34,0

14,7
5,6 4,7
1,2

Belum/tidak pernah ATM Counter/Mini Market Agen Bank Teller di Bank Lainnya
melakukan penarikan n=1757
Dalam persen
53
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

TREN KARAKTERISTIK KEPENDUDUKAN PENGGUNA UANG ELEKTRONIK


• Penggunaan uang elektronik berbasis server lebih populer di kalangan kelompok umur 18-25 tahun dan tinggal di
perkotaan.
• Pengguna uang elektronik berbasis server meningkat lebih dari dua kali lipat, kecuali pada kelompok umur 15-17 tahun.
• Pengguna dari kelompok berpendapatan rendah meningkat pesat dari tahun 2020.

Penggunaan Uang Elektronik berbasis Server


51,6

34,2
31,1
25,4 24,8 27,2
22,7 22,0
14,5 16,1 16,2 15,9 14,1 12,7 10,6 11,0 12,2
7,9 5,9 6,1
1,4 1,1

15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-50 Tahun > 51 Tahun Perkotaan Perdesaan Laki-Laki Perempuan Berpendapatan Berpendapatan
(2020 n=502, (2020 n=1371, (2020 n=1596, (2020 n=2268, (2020 n=1836, (2020 n=4310, (2020 n=3264, (2020 n=3806, (2020 n=3768, Rendah Menengah ke
2021 n=459) 2021 n=1261) 2021 n=1525) 2021 n=2243) 2021 n=2012) 2021 n=4108) 2021 n=3391) 2021 n=3739) 2021 n=3761) (2020 n=340, Atas
2021 n=1750) (2020 n=7234,
2021 n=5750)
Kelompok Umur Geografi Jenis Kelamin Status Ekonomi

2020 2021
Dalam persen 54
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KARAKTERISTIK KEPENDUDUKAN PENGGUNA UANG ELEKTRONIK


BERBASIS KARTU
• Pengguna uang elektronik berbasis kartu paling banyak digunakan oleh kelompok umur 18-35 tahun serta penduduk yang
tinggal di perkotaan.
• Uang elektronik berbasis kartu lebih banyak digunakan oleh laki-laki dan masyarakat yang berpendapatan menengah ke
atas.

Penggunaan Uang Elektronik Berbasis Kartu


30

25

20

15

10

0
Laki-Laki Perempuan 15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-50 Tahun > 51 Tahun Perkotaan (n=4108) Perdesaan Berpendapatan Berpendapatan
(n=3739) (n=3761) (n=459) (n=1261) (n=1525) (n=2243) (n=2012) (n=3391) Rendah Me nengah ke Atas
(n=1750) (n=5750)
Jenis Kelamin Kelompok Umur Geografi Status Ekonomi
55
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN TELEPON SELULER


Kepemilikan telepon seluler mengalami tren peningkatan sejak tahun 2015. Peningkatan ini terutama didorong
oleh pertumbuhan yang cukup tinggi pada smartphone.
Kepemilikan Telepon Seluler
77,8 83,2
71,5
58,7
34,2 38,3
25,3
10,2

Total Smartphone Feature Phone Ponsel berfitur Standar

2020 (n=7574) 2021 (n=7500)

Tren Kepemilikan Smartphone


71,5
58,7
45,7
28,0
18,4

2015 (n=6060) 2016 (n=6060) 2018 (n=6695) 2020 (n=7574) 2021 (n=7500)

Dalam persen
56
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Tahun 2015, 2016, 2018, 2020, dan 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN TELEPON SELULER BERDASARKAN KARAKTERISTIK


KEPENDUDUKAN
• Telepon seluler lebih banyak dimiliki oleh laki-laki, tinggal di perkotaan, berpendapatan menengah ke atas dan kelompok umur
15-35 tahun.
• Pertumbuhan kepemilikan telepon seluler lebih cepat pada penduduk berpendapatan rendah serta yang berumur 51 tahun
keatas.

95,6 94,8
91,7 92,2 91,8
87,1 88,2 88,8 88,0
82,3 81,8 82,9
79,3 77,1 79,4 76,9
73,3 72,6
64,9 66,9
55,6
45,3

2020 2021 (2020 (2021 (2020 (2021 2020 (2021 (2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
(n=3806) (n=3739) n=3768) n=3761) n=4310) n=4109) (=n3264) n=3391) n=340) (n=1750) (=n7234) (n=5750) (n=502) (n=459) (n=1371) (n=1261) (n=1596) (n=1525) (n=2268) (n=2243) (n=1836) (n=2012)
Laki Perempuan Perkotaan Pedesaan Berpendapatan Berpendatapan 15-17 Th 18-25 Th 26-35 Th 36-50 Th 51+ Th
Rendah me nengah atas
Jenis Kelamin Geografis Status Ekonomi Kelompok Umur

Dalam persen
57
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN AKUN BERDASARKAN TIPE PONSEL DAN PENGGUNAAN


INTERNET
• Kepemilikan akun tabungan/deposito/giro bank, uang elektronik, dan Basic Saving Account (BSA), lebih tinggi
pada masyarakat yang memiliki smartphone dan pada penduduk yang menggunakan internet.
Kepemilikan Akun Berdasarkan Lembaga Keuangan dan Tipe Ponsel/HP

55,2 60,7 63,4


29,7 36,8 38,4
12,2 12,3 14,5 10,2 10,2 10,0 5,9
5,2 4,4

Tabungan/Deposito/Giro Bank Uang Elektronik Basic Saving Account Koperasi LKM

Ponsel berfitur standar (n=2869) Feature Phone (n=2562) Smartphone (n=5364)

Kepemilikan Akun Berdasarkan Lembaga Keuangan dan Penggunaan Internet

63,8
30,3 29,4 38,5
14,5 17,6 10,1 11,8
2,8 6,2 7,5 4,5 3,1

Tabungan/Deposito/Giro Bank Uang Elektronik Basic Saving Account Koperasi LKM

Paket data (internet) bersama dengan telepon dan SMS (n=5351) Hanya telepon dan SMS (n=872) Tidak tahu (n=17)
Dalam persen

58
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEMAHIRAN DALAM MENGGUNAKAN TELEPON SELULER


Perempuan lebih banyak menggunakan ponsel secara bersama dan sebagian besar tidak mahir dalam menggunakan ponsel
untuk melakukan transaksi keuangan.

Kemampuan Pengguna Telepon *


Melakukan Transaksi

Laki-Laki 5,9 2,2 1,4 27,3 5,0


Keuangan

Perempuan 5,3 3,0 2,6 42,8 4,5


Mengunduh Aplikasi

Laki-Laki 12,9 5,1 2,2 19,2 2,4

Perempuan 13,4 6,6 5,1 31,0 2,0

Sangat Bisa Lumayan Bisa Sedikit Bisa Tidak Bisa Tidak Tahu
* Catatan: Hanya ditanyakan pada responden yang menggunakan HP secara bersama
(n=1205)
Dalam persen 59
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

MASYARAKAT
UNBANKED

60
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KESIAPAN UNTUK KEPEMILIKAN AKUN


Semua indikator kunci kesiapan penduduk menuju inklusi keuangan menunjukan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini mencakup kepemilikan kartu identitas, smartphone dan jarak tempuh dari titik akses Lembaga keuangan formal
diantara penduduk yang tidak memiliki akun.

Indikator Kunci Kesiapan Kepemilikan Akun diantara Penduduk yang Tidak Memiliki Akun
87,8 89,7
81,1

65,8

49,8
45,7

Memiliki KTP Memiliki Smartphone Tinggal kurang dari 1 km dan kurang dari 15 menit dari
lembaga keuangan

2020 (n=2905) 2021 (n=2598)


Dalam persen
61
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

ALASAN TIDAK MEMILIKI AKUN


Dari mereka yang tidak memiliki akun keuangan formal, sepertiga penduduk beralasan karena tidak membutuhkan, lebih
suka bertransaksi dengan uang tunai, dan tidak memiliki informasi yang cukup terkait tabungan.
Alasan Tidak Memiliki Akun
Tidak membutuhkan 29,4
Lebih suka menggunakan uang tunai 15,3
Tidak memiliki informasi yang cukup mengenai tabungan tersebut 7,3
Sudah ada anggota rumah tangga yang memiliki tabungan bank 4,6
Jarak kantor/agen layanan keuangan terlalu jauh 3,6
Biaya administrasi terlalu mahal 1,9
Tidak memiliki informasi yang cukup terkait tabungan bank 1,8
Petugas bank tidak menawarkan tabungan tersebut 1,5
Petugas bank tidak memberikan layanan dengan baik 1,4
Petugas bank tidak memberikan informasi tentang tabungan tersebut 1,3
Formulir p endaftaran terlalu rumit dan panjang 1,2
Alasan agama 1,0
Fitur/fasilitas BSA tidak lengkap 0,8
Tidak memiliki dokumen yang dipersyaratkan 0,6
Tidak mempunyai uang 0,5
Tidak percaya dengan produk/layanan 0,2
Tidak pernah mengetahui tentang tabungan bank 0,1 n=2598
Tidak percaya dengan bank tersebut 0,1 Dalam persen 62
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Alasan Tidak Memiliki Akun di antara


PENGGUNA TANPA AKUN Mereka yang Pernah Menggunakan Produk/Layanan Bank, 2021

Lebih suka menggunakan uang tunai 46,1


• Pengguna produk/layanan bank yang tidak memiliki Tidak membutuhkan 37,3
akun meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Sudah ada anggota rumah tangga yang memiliki tabungan… 14,1
• Alasan tidak memiliki akun adalah lebih suka
menggunakan uang tunai, tidak memerlukan serta Jarak kantor/agen layanan terlalu jauh 11,7
salah satu diantara anggota keluarganya sudah Biaya administrasi terlalu mahal 3,3
memiliki akun. Tidak memiliki informasi yang cukup terkait tabungan bank 2,9
Tidak memiliki dokumen yang dipersyaratkan 2,9
Tidak mempunyai uang 2,2
Pernah Menggunakan Produk dan Layanan Bank
namun Tidak Memiliki Akun Alasan agama 2,2
Dalam persen Petugas bank tidak memberikan layanan dengan baik 2,0
2021 : 20,8 Tidak percaya dengan produk dan layanan 1,3
Formulir pendaftaran terlalu panjang 1,0
Buta huruf/tidak mengerti 0,3
Ya Tidak bekerja/tidak memiliki penghasilan 0,3
Tidak 2020 : 19,6
Sudah memiliki rekening 0,3
Tidak pernah mengetahui tentang tabungan bank 0,1
Lainnya 4,9
n=1558
Dalam persen
63
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

BASIC SAVING ACCOUNT (BSA)


• Sejalan dengan peningkatan kesadaran penduduk mengenai Basic Saving Account (BSA), kepemilikan akun BSA
juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
• Alasan tertinggi penduduk tidak memiliki BSA karena tidak membutuhkan dan tidak memiliki informasi yang cukup memadai.

Kesadaran dan Kepemilikan pada Basic Saving Account (BSA)

26,4
17,1 13,0
6,2

Kesadaran akun BSA Kepemilikan Akun BSA


2020 (n=7574) 2021 (n=7500)

Alasan Tidak Memiliki Akun BSA (Multiple Response)


60,0
33,6
6,6 6,0 2,9 2,7 0,3

Tidak membutuhkan Tidak memiliki informasi Petugas bank tidak Petugas bank tidak Fitur/fasilitas BSA tidak Formulir pendaftaran Tidak percaya dengan
yang cukup mengenai menawarkan tabungan memberikan informasi lengkap terlalu panjang bank tersebut
tabungan tersebut tersebut tentang tabungan
tersebut
n=905
Dalam persen 64
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

BASIC SAVING ACCOUNT (BSA) – (lanjutan)


Pembukaan Basic Saving Account (BSA) paling banyak dilakukan di cabang Bank.

Tempat Pembukaan Basic Saving Account

11,6

1,4
0,6

Cabang Bank Agen Bank Sekolah


n=7500
Dalam persen
65
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

MENABUNG DAN MEMINJAM SECARA INFORMAL


• Sebanyak 7 dari 10 penduduk memiliki simpanan pada penyedia layanan keuangan informal.
• Sebanyak 3,1 persen penduduk memiliki pinjaman di Lembaga keuangan informal dalam satu tahun terakhir.
• Sebagian besar penduduk yang mengakses layanan keuangan informal, memiliki akun di lembaga keuangan formal
(68,7%).
Kepemilikan Akun pada Lembaga Keuangan
Tabungan dan Pinjaman Informal Formal dari Penduduk yang Mengakses
73,3 Layanan Keuangan Informal

68,7
31,3

3,1

Kepemilikan simpanan di lembaga Kepemilikan pinjaman dalam 1 tahun


informal terakhir
n=7500 Ya Tidak
Dalam persen
n=5536
66
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

MENABUNG DAN MEMINJAM SECARA INFORMAL (lanjutan)


Sebagian besar penduduk masih menyimpan uang secara informal di rumah dan mengakses pinjaman informal
dari teman, keluarga/kerabat serta warung.

Jenis Simpanan Sumber Pinjaman

59,1
Teman, Keluarga, Kerabat, Warung 2,7

Kelompok Arisan, Kelompok Tani 0,7

22,2

Rentenir, Ijon, Pinjol Ilegal 0,3

6,9 6,9

Menyimpan sendiri Kelompok arisan Kelompok simpan Perorangan Lainnya 0,3


di rumah pinjam termasuk teman
dan keluarga
n=7500 n=7500
Dalam persen
67
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM BANTUAN DAN


Rp JAMINAN SOSIAL
UNTUK MEMPERLUAS
AKSES KEUANGAN FORMAL

68
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PEMERINTAH


• Pada tahun kedua pandemi, sekitar 52,4 persen penduduk menerima bantuan sosial dari pemerintah. Lebih dari 80 persen diantaranya menerima
bantuan dalam bentuk nontunai.
• Kurang dari separuh penduduk yang menerima bantuan sosial saat ini memiliki akun tabungan/deposito/giro bank.

Menerima Bantuan dari Jenis Bantuan Sosial (Multiple Response)


80,4
Pemerintah
38,1

52,4
Bantuan Tunai Bantuan Nontunai
n=3929

Penerima Bantuan Sosial Berdasarkan Kepemilikan


Tabungan/Deposito/Giro Bank

48,9 51,1
47,6

Saat ini memiliki Tabungan/Deposito/Giro Bank Saat ini tidak memiliki tabungan/deposito/giro bank
n=3929
Dalam persen
Ya Tidak
n=7500 69
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

BANTUAN PEMERINTAH (BANSOS) BERDASARKAN GEOGRAFI


• Lebih dari separuh penduduk yang tinggal di Pulau Jawa menerima bantuan sosial, dan persentase penduduk yang tinggal di
luar Pulau Jawa yang menerima bantuan lebih banyak dari yang tidak menerima bantuan sosial.
• Dari yang menerima bantuan pemerintah, sebanyak 12,1 persen penduduk tinggal di Pulau Jawa masih menerima bantuan
berbentuk tunai, sedangkan penduduk yang tinggal di luar Pulau Jawa sebanyak 7,9 persen

Menerima Bantuan Sosial

53,7

Bentuk Bantuan Sosial Pemerintah


50,8
49,2
16,2
12,1
46,3 10,3
7,9
6,0 6,8

0,7 1,0 0,6 0,5

Jawa Luar Jawa Bantuan Pangan Program Keluarga Harapan BLT / Tunai Pendidikan (Beasiswa, Bantuan Lainnya (Token
(n=4120) (n=3380) Nontunai/Sembako (PKH) Nontunai Kuota Internet, KIP) Listrik, Bantuan Gempa,
Menerima Bantuan Sosial Stimulan)
Jawa Luar Jawa
Tidak Menerima Bantuan Sosial n=7500
Dalam persen
70
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

JENIS AKUN PENERIMA BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH YANG MEMILIKI


AKUN KEUANGAN FORMAL
Dari yang menerima bantuan sosial dan memiliki akun, akun bank merupakan jenis akun yang paling banyak dimiliki oleh
penerima bantuan diikuti uang elektronik, Basic Saving Account (BSA), akun pada Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro.

Jenis Akun yang Dimiliki Penerima Bantuan Sosial

48,9

23,8
18,4

9,8
5,4

Bank Uang Elektronik Basic Saving Account Koperasi LKM


n=3929
Dalam persen
71
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

Rp
DUKUNGAN KEPADA PEMILIK
USAHA DALAM MENDORONG
PERCEPATAN INKLUSI KEUANGAN

72
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

INKLUSI KEUANGAN PEMILIK USAHA


Dari penduduk yang memiliki usaha (2.243 orang), sembilan dari sepuluh pemilik usaha (90,3%) sudah terinklusi
pada produk keuangan (baik dalam memiliki akun keuangan formal dan/atau menggunakan produk dan jasa keuangan
formal termasuk BPJS)

Responden Menurut Status Kepemilikan Inklusi Keuangan Pemilik Usaha


Usaha
90,3
86,7

29,9 71,2

70,1

Terinklusi pada keuangan Menggunakan Memiliki akun


(kepemilikan dan produk/layanan keuangan
Memiliki Usaha Tidak memiliki usaha
penggunaan akun)
n=7500 n=2243
Dalam persen 73
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KARAKTERISTIK PEMILIK USAHA


Pemilik usaha lebih banyak dimiliki penduduk laki-laki, berumur 36-50, berdomisili di perkotaan dan di Pulau Jawa serta
memiliki status ekonomi berpendapatan menengah ke atas

Pemilik Usaha berdasarkan Latar Belakang Kependudukan


78,5

55,1 53,1 53,5


44,9 46,9 46,5
40,3
30,5
22,7 21,5

6,2
0,3
Laki-Laki Perempuan 15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-50 Tahun > 51 Tahun Perkotaan Perdesaan Jawa Luar Jawa Berpendapatan Berpendapatan
rendah menengah ke
atas
JENIS KELAMIN KELOMPOK UMUR GEOGRAFI STATUS EKONOMI
Dalam persen
n=2243

74
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PEMILIK USAHA YANG MEMILIKI AKUN DAN MENGGUNAKAN


PRODUK/JASA KEUANGAN BERDASARKAN LEMBAGA KEUANGAN
Bank merupakan jenis akun yang paling banyak dimiliki dan digunakan pemilik usaha, masing-masing dengan 58,9%
dan 74,3%.
Pemilik Usaha yang Menggunakan
Pemilik Usaha yang Memiliki Akun Produk/Layanan Keuangan Berdasarkan
Berdasarkan Lembaga Keuangan
Lembaga Keuangan
Bank 58,9 Bank 74,3
BPJS (Kesehatan dan Ketenagakerjaan) 43,2 BPJS (Kesehatan & Ketenagakerjaan) 60,5
PT Pos 19,6 PT Pos 24,7
Uang Elektronik berbasis aplikasi 18,4 Koperasi/LKMS 21,1
Koperasi/LKM 18,2 UE Server 20,5
Pergadaian 11,6 Pergadaian 15,1
Asuransi (Tidak termasuk BPJS Kesehatan) 10,7 Asuransi 13,6

Multifinance 10,0 Multifinance 11,9


Pensiun (Tidak termasuk BPJS Pensiunan (Tidak Termasuk BPJS) 4,0
Ketenagakerjaan) 3,2
Dana investasi 2,0 Dana Investasi 2,2

Pinjaman Online 1,3 Pinjaman Oline 1,4


n=2243
Dalam persen 75
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SUMBER PEMBIAYAAN PEMILIK USAHA


Untuk membiayai kegiatan usahanya pemilik usaha cenderung menggunakan sumber pembiayaan dari lembaga formal
dibandingkan pinjaman informal.

Sumber Pembiayaan Pemilik Usaha


94,7

62,3

37,7

5,3

Tidak memiliki pinjaman Memiliki pinjaman Tidak memiliki pinjaman Memiliki pinjaman
Pinjaman Formal Pinjaman Informal
n=2243
Dalam persen 76
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

JENIS SUMBER PEMBIAYAAN PEMILIK USAHA


Jenis pinjaman yang paling banyak diakses oleh pemilik usaha adalah Kredit dengan Jaminan, Kredit Usaha Rakyat (KUR)
dan Kredit Mikro
Jenis Pembiayaan Pemilik Usaha

17,4

14,7

9,5

6,3
4,5 4,1
3,5 3,3
2,0
1,1

Kredit dengan KUR Kredit Mikro Multifinance Kredit tanpa Kredit Kartu Kredit Gadai KPR Sewa
Jaminan Jaminan Kendaraan
n=2243
Dalam persen 77
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPEMILIKAN AKUN BANK ATAS NAMA BADAN USAHA, LEGALITAS, DAN


PEMASARAN PEMILIK USAHA
Hanya 6 persen dari pemilik usaha yang mendaftarkan usahanya melalui Sistem Perizinan Berusaha Terintergrasi Secara
Elektronik (Online Single Submission) dan telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Dalam pemasaran produk/jasa
pemilik usaha lebih senang menggunakan social media dibandingkan market place.

Pemilikan Akun Bank Atas Nama Badan Usaha, Legalitas, dan Pemasaran

19,8

14,0

6,0
3,5

Memiliki Akun Bank atas Nama Badan Pendaftaran dan Kepemilikan NIB Penjualan Produk/Jasa melalui Penjualan Produk/Jasa melalui Media
Usaha Marketplace Sosial
n=2243
Dalam persen

78
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

DAMPAK COVID-19
TERHADAP
KEGIATAN KEUANGAN

79
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

TITIK AKSES LAYANAN KEUANGAN SELAMA PANDEMI COVID-19


• ATM menjadi titik akses layanan keuangan secara on-site yang paling populer. Akses penduduk terhadap seluruh titik
akses layanan keuangan formal meningkat pada pada tahun 2021 jika dibandingkan tahun sebelumnya, kecuali untuk
teller/counter bank.
• Pertumbuhan akses layanan keuangan penduduk di Minimarket atau agen pembayaran mengalami pertumbuhan paling tinggi
pada tahun 2021.

Titik Akses On-site*


53,9
50,6

15,0 16,4
13,4 12,8 12,8
4,6
1,1 2,1 1,5

ATM Agen Bank Minimarket atau Agen Teller Bank PT Pos Indonesia Lainnya
Pembayaran
2020 (n=4435) 2021 (n=5283)
Dalam persen

*Persentase penduduk yang menggunakan layanan bank/layanan keuangan secara offline


80
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

IKHTISAR DAMPAK COVID-19


• Sebanyak 3 dari 10 penduduk semakin sering menggunakan uang elektronik jika dibandingkan tahun sebelumnya, namun
tidak terjadi kenaikan pada nilai nominal setiap transaksinya.
• Penduduk semakin sering melakukan transfer dengan nilai nominal setiap transaksi sedikit lebih tinggi dibanding tahun
sebelumnya.
Dampak Covid-19 pada Penggunaan Uang Elektronik
Nominal di setiap transaksi (dalam rupiah) semakin banyak 2,3
2,4

Nominal di setiap transaksi (dalam rupiah) semakin sedikit 3,1


9,5

Membuka rekening/akun baru 3,4


2,3
10,1 2021 (n=2946)
Tidak lagi menggunakan 9,4
2020 (n=4113)
Semakin jarang menggunakan 16,0
32,5

Semakin sering menggunakan/transaksi 30,0


10,9

Tidak ada perubahan 35,0


42,7
Dampak Covid-19 pada Transfer/Remitansi
2,3
Nominal di setiap transaksi (dalam rupiah) semakin banyak 1,5
Nominal di setiap transaksi (dalam rupiah) semakin sedikit 5,8 14,7
Tidak lagi menggunakan 8,7 11,6
18,8
Semakin jarang menggunakan 26,4
Semakin sering menggunakan/transaksi 24,3 40,2
6,9
Tidak ada perubahan 45,9
2021 (n=4833) 2020 (n=4719)
Dalam persen 81
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PENYEBAB PERUBAHAN KEGIATAN KEUANGAN SELAMA PANDEMI


COVID-19
Penyebab utama perubahan aktivitas keuangan selama tahun 2021 antara lain disebabkan oleh perubahan penghasilan
utama, pengurangan interaksi keuangan langsung, dan kebutuhan transaksi pembayaran. Kondisi ini tidak jauh berbeda
dengan tahun 2020, namun dalam proporsi yang lebih rendah.
Penyebab utama perubahan pada kegiatan keuangan
Perubahan penghasilan/pendapatan utama 51,8
83,7
Mengurangi interaksi langsung dengan orang lain 37,0
65,6
Kebutuhan Transaksi pembayaran 36,8

Menerima bantuan (dari pemerintah maupun pihak lainnya) 31,2


31,2
Kehilangan penghasilan/pendapatan utama 25,3
42,9
Lokasi akses layanan keuangan (atm, cabang, agen, counter) berkurang 11,6
18,1
Membuka usaha baru 10,1
14,8
Akibat covid 0,4

Pengurangan jam kerja kantor/cabang/ATM/agen bank/konter 16,3


Mendapat remisi pembayaran pinjaman/pembayaran cicilan pinjaman 7,7
Peningkatan pendapatan 6,9
Memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan formal untuk usaha 4,9
Memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan formal untuk memenuhi kebutuhan 3,4 2021 (n=6621) 2020 (n=3240)
Lainnya 6,7
0,6
Dalam persen 82
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 5 (N = 7.574, 15+), Oktober-Desember 2020; Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

JUAL-BELI ONLINE
• Penduduk lebih banyak menawarkan/menjual barang/jasa berbasis media sosial dan mencari/membeli barang/jasa berbasis
marketplace.
• Penduduk lebih memilih menggunakan metode Cash on Delivery (COD) sebagai transaksi pembayaran jual-beli online.

Jual Beli Online


43,3

26,2
12,1 15,6

Menawarkan/Menjual Barang/Jasa berbasis Menawarkan/Menjual Barang/Jasa berbasis Mencari/Membeli Barang/Jasa berbasis Mencari/Membeli Barang/Jasa berbasis Media
Marketplace Media Sosial Marketplace Sosial

Transaksi Pembayaran
35,4

12,6 11,8
7,7
2,3 0,7
Cash on Delivery (COD) Melalui Rekening Bank Sendiri Melalui Uang Elektronik Milik Melalui Minimarket atau Agen Melalui Rekening Milik Orang Lainnya
Sendiri Pembayaran Lain
Dalam persen

83
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

JUAL-BELI ONLINE
• Penduduk baik perempuan, laki-laki maupun masyarakat berpendapatan menengah ke atas banyak menggunakan platform jual/beli online baik
untuk menawarkan/menjual maupun mencari/membeli barang/jasa.
• Perempuan lebih banyak mencari/membeli barang/jasa berbasis marketplace, sementara laki-laki sedikit lebih banyak menawarkan/menjual
barang/jasa berbasis media sosial.
• Kelompok umur 18-35 tahun paling banyak memanfaatkan marketplace untuk memasarkan, membeli ataupun menjual barang/jasa.

Jual-Beli Online Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kondisi Ekonomi


38,1

20,8 22,5 23,1


13,6 12,6 10,6 13,8
6,5 8,0 5,6 7,6 5,1
1,5 1,8 3,1

Laki-Laki Perempuan Berpendapatan Rendah Berpendapatan Menengah ke Atas


Menawarkan/Menjual Barang/Jasa berbasis Marketplace Menawarkan/Menjual Barang/Jasa berbasis Media Sosial Mencari/Membeli Barang/Jasa berbasis Marketplace Mencari/Membeli Barang/Jasa berbasis Media Sosial

Jual-beli Online Berdasarkan Kelompok Umur


12,8 12,4
10,7
8,5 8,3
5,3 6,0
4,9
3,6 3,5 3,6 3,5 3,7 3,8
0,9 1,9 1,0 1,5
0,5 0,8

15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-50 Tahun > 50 Tahun
Menawarkan/Menjual Barang/Jasa berbasis Marketplace Menawarkan/Menjual Barang/Jasa berbasis Media Sosial Mencari/Membeli Barang/Jasa berbasis Marketplace Mencari/Membeli Barang/Jasa berbasis Media Sosial
Dalam persen 84
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

JUAL-BELI ONLINE (Lanjutan)


• Perempuan dan masyarakat berpendapatan menengah ke atas merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan
metode pembayaran Cash on Delivery (COD)
• Hampir seluruh kelompok umur paling banyak menggunakan metode COD untuk menyelesaikan transaksi jual beli mereka.

Metode pembayaran berdasarkan jenis kelamin dan kondisi ekonomi


30,1

16,9 18,5
11,8 10,6
7,1 5,9 5,5 5,9 5,2 7,0
3,8 3,9 2,0
1,0 0,5 1,3 0,2 0,8 1,2 0,6 0,3 0,1 0,6

Laki-Laki Perempuan Berpendapatan Rendah Berpendapatan Menengah ke atas


Me lalui Rekening Bank Sendiri Me lalui Uang Elektronik Milik Sendiri Me lalui Minimarket atau Agen Pembayaran Me lalui Rekening Milik Orang Lain Cash on Delivery (COD) Lainnya

Metode pembayaran per kelompok umur


10,1 10,5
8,8

3,6 4,5 4,4 3,6


3,2 2,9 3,4 2,8
1,6 2,3 1,6
0,6 0,7 0,2 0,7 0,6 0,3 0,5 0,2 1,1 0,8 0,8 0,3
0,1 0,1 0,0 0,1

15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-50 Tahun > 50 Tahun
Me lalui Rekening Bank Sendiri Me lalui Uang Elektronik Milik Sendiri Me lalui Minimarket atau Agen Pembayaran Me lalui Rekening Milik Orang Lain Cash on Delivery (COD) Lainnya

Dalam persen 85
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

INKLUSI
KEUANGAN
SYARIAH

86
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PENGGUNAAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


Dibandingkan tahun 2020, secara umum penggunaan produk dan layanan keuangan formal syariah mengalami
peningkatan, kecuali produk simpanan pada bank syariah yang mengalami sedikit penurunan.

Pernah Menggunakan Produk dan Layanan Keuangan Formal Syariah


8,3
Produk Layanan Syariah Apapun* 6,9
7,8

1,3
Bank: Pembiayaan 1,7
3,4

3,2
Bank: Tabungan/Deposito 4,6
4,0

1,6
Keuangan Mikro/LKMS: Pembiayaan 0,9
1,3

2,2
Keuangan Mikro/LKMS: Tabungan/Deposito 0,9
2,0
2018 (n=6595) 2020 (n=7574) 2021 (n=7500)
Dalam persen
*Dihitung berdasarkan pertanyaan pernah menggunakan tabungan, ATM/kartu kredit, pinjaman, uang elektronik, Lembaga keuangan mikro/syariah (survei 2021). Dihitung berdasarkan pertanyaan bank dan keuangan mikro
syariah/LKMS (survei 2020), dan pertanyaan bank Syariah, perusahaan pembiayaan/multi-finance, asuransi, program pensiun, Lembaga keuangan mikro/LKMS, pergadaian, perusahaan sekuritas, perusahaan investasi/manajemen aset,
dan koperasi (survei 2018)
87
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia 2018 s.d. 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

PENGGUNAAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN


GEOGRAFI
Akses produk/layanan ke lembaga keuangan syariah umumnya lebih tinggi di perkotaan dan di luar Jawa.

Pernah Menggunakan Produk/Layanan Lembaga Keuangan Formal Syariah

Pernah Menggunakan Produk/Layanan 8,3 Pernah Menggunakan Produk/Layanan 6,3


Keuangan Syariah Apapun 7,3 Keuangan Syariah Apapun 9,7

Pernah Menggunakan Produk/Layanan 3,0 Pernah Menggunakan Produk/Layanan 1,9


Keuangan Bank Syariah 2,6 Keuangan Bank Syariah 3,9

Pernah Menggunakan Produk/Layanan 2,9 Pernah Menggunakan Produk/Layanan 2,5


Keuangan Mikro/LKMS Syariah Apapun 2,1 Keuangan Mikro/LKMS Syariah Apapun 2,5

Perkotaan (n=4109) Perdesaan (n=3391) Dalam persen Jawa (n=4120) Luar Jawa (n=3380)

88
Sumber: Survei Financial Inclusion Insights Indonesia Gelombang 6 (N=7500), November-Desember 2021
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH
Informasi lebih lanjut:

Dewan Nasional Keuangan Inklusif Departemen Pengembangan UMKM dan


Tel: +6221 3454 247, +6221 3454 685 Perlindungan Konsumen, Bank Indonesia
Surel: snki.go.id, sekretariat@snki.go.id Tel: (021) 3012 781
Jakarta, Indonesia Surel: DUPK-KPKI@bi.go.id
Jakarta, Indonesia

89
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN : KONSEP DAN DEFINISI (1)


• Laporan ini menggunakan dua indikator keuangan inklusif (i) Kepemilikan Akun; (ii) Penggunaan Produk dan
Layanan Jasa Keuangan Formal termasuk BPJS, dengan penjelasan sbb.:
• Kepemilikan akun diperoleh dari perhitungan akun pada akun bank, akun nonbank, dan uang elektronik
berbasis aplikasi dan kartu.
• Penggunaan Produk dan Layanan Jasa Keuangan Formal termasuk BPJS diperoleh dari perhitungan
penggunanaan layanan keuangan formal terutama difokuskan pada penggunaan layanan keuangan untuk
menyetor, menarik, investasi dan meminjam melalui bank, internet banking, mobile banking, ATM, uang
elektronik, dan nonbank (lembaga keuangan mikro, koperasi, dana pensiun, asuransi, pergadaian,
perusahaan sekuritas, dan PT Pos).

90
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN KONSEP DAN DEFINISI (2)


• Definisi produk dan layanan bank atau non bank
• Produk adalah semua jenis barang yang diproduksi atau dikeluarkan oleh institusi bank atau non bank.
Contoh produk bank adalah tabungan, kartu debit/ATM, kartu kredit dll. Contoh produk non-bank seperti
perusahaan asuransi adalah asuransi jiwa, asuransi pendidikan, dan asuransi kecelakaan.
• Layanan adalah semua jasa atau layanan yang diberikan oleh institusi bank dan non-bank. Contoh
layanan bank adalah menabung, meminjam, fasilitas pemakaian ATM, membayar pinjaman dll. Contoh
layanan non bank misalnya membayar cicilan di koperasi, membayar premi asuransi, membayar top-up
kartu di toko swalayan.
• Sample (n) dari penelitian ini adalah 7500 orang yang telah dibobot (weighted) sehingga dapat dianalisis
secara populasi. Untuk memudahkan membaca gambar/grafik disajikan jumlah sample di bawah gambar.
Untuk indikator kunci keuangan inklusif, sebesar 7.500 orang sedangkan untuk karakteristik kependudukan
indikator kunci n-nya mengikuti karakteristik, misalnya untuk jenis kelamin, n laki-laki sebanyak 3739 orang
dan n perempuan 3761 orang. Kepemilikan akun perempuan sebesar 63%, artinya dari 3761 perempuan
sebanyak 63% memiliki akun. Begitu pula untuk laki-laki dan karakteristik lainnya.

91

You might also like