Professional Documents
Culture Documents
Public Relation
Public Relation
Public Relation
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh semua orang, instansi, organisasi, maupun
perusahaan semua pasti menggunakan fungsi-fungsi dalam PR contohnya seperti
berstrategi, tak-tik, lobbying, public speaking semua telah ada dan digunakan jauh
sebelum saat ini, sehingga harus diingat bahwa dalam setiap kegiatan harus kembali
kepada bagaimana orang itu berkomunikasi. Di dalam buku-buku sejarah sebuah
Negara, sejarah agama, dan sejarah kerajaan telah diceritakan bahwa pelaku-pelaku
sejarah telah melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan PR, jadi dapat
dikatakan bahwa dalam setiap kegiatan komunikasi pasti ada kegiatan PR disana.
Sehingga untuk praktik dan penerapan tugas-tugas humas sebenarnya tanpa disadari
sudah dilakukan jauh sebelum bangsa ini merdeka. Pada hakikatnya kita dapat
merangkum 5 periode sejarah PR Indonesia, yang pertama yakni saat munculnya Negara
Indonesia di tahun (1900-1942), dimana ketika itu beberapa tokoh penting sedang
berembuk untuk membuat identitas Negara. Periode kedua adalah era Jepang yakni
tahun (1942-1945) saat itu jepang menggunakan beberapa strategi PR nya untuk
menggandeng Indonesia dalam mendukung tujuan ekonomi serta politik mereka.
(Yudharwati dalam Tom Watson, 2014:48) Periode ketiga adalah masa Soekarno (1945-
1966) Soekarno meresmikan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan independen,
sekaligus menjadi presiden pertama republic Indonesia, era ini Soekarno menciptakan
beberapa propaganda agar diperhatikan oleh masyarakat Indonesia maupun negara lain,
era ini dikenal dengan orde lama. Dilanjutkan oleh Soeharto dari tahun 1966-1998
Soeharto memimpin Indonesia cukup lama sebelum akhirnya turun dikarenakan sistem
pemerintahannya sendiri. Dilanjutkan oleh periode kelima yakni periode reformasi yang
dipimpin oleh pak Habibie sampai Jokowi. Sebelum masa kemerdekaan Indonesia,
Jepang banyak melakukan propaganda kepada Indonesia agar mendapat dukungan dari
tokoh-tokoh terkemuka demi berjalannya tujuan mereka untuk menguasai ekonomi
Indonesia dan untuk mendukung mereka dalam perang, Jepang saat itu memiliki tujuan
untuk menguasai daerah Asia Timur Tenggara, sehingga dilakukanlah beberapa upaya
tersebut (Gin dalam Yudarwati, 2014:50). Jepang membranding dirinya didepan Negara
lain, sebagai Negara yang tetap berdiri dari kolonialisme dan berhasil bertransisi ke
kehidupan modern. Pada sekitar abad 19 jepang menggunakan beberapa slogan seperti
“Jepang cahaya asia” untuk memperolah pengakuan dari wilayah yang ia jajah. Beberapa
propaganda melalui media massa seperti radio, film, drama, dan bahkan show wayang
dilakukan jepang, dapat dilihat peran PR pemerintah Jepang yang cukup jeli dan total
dalam menyelipkan pemahaman serta pesan-pesan yang ingin disampaikan. Contohnya
seperti tayangan-tayangan TV akan menyampaikan nilai-nilai Jepang mengenai
pengorbanan diri, kesopanan dan kesantunan para warganya serta sifat setia dan tekun.
Organisasi 3A juga didirikan jepang demi mendukung propagandanya. Tidak tinggal diam
Soekarno dan Hatta mulai membuat gerakan lain yang bernama PUTERA maka kemudian
organisasi Jepang tersebut tidak bertahan lama (Gin dalam Yudarwati, 2014:52).
Fungsifungsi PR telah dilakukan Soekarno jauh sebelum Indonesia sampai akhirnya
merdeka, ketika merdeka PR dimanfaatkan untuk mempublikasikan hal tersebut kepada
dunia, PR di zaman itu sudah tertantang dengan hal yang cukup berat.