Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Nama : Susi Kumala Putri

No Bp : 20101157510037

Kelas : Psikologi A

RIVIEW 2 JURNAL PENELITIAN KUALITATIF

Judul Studi Awal dan Emosi Malu Pada Remaja : Analisis Survey

Kualitatif

Jurnal Jurnal Psikologi Indonesia

Volume dan Halaman Volume 8, No.1,

Tahun 2019

Penulis Yohanes Budiarto

Riviewer Susi Kumala Putri

Tanggal 29 september 2022

Abstrak Rasa malu adalah salah satu fungsi kontrol perilaku pada individu.

Sejak kecil anak-anak telah diperkenalkan dengan norma-norma

sosial dan moralitas serta konsekuensi dari

pelanggarannya.Namun dari pelanggaran norma dan moral ada dua

hasil yang berbeda, yaitu rasa malu dan rasa bersalah. Penelitian

ini memggunakan pendekata survey kualitatif yang melibatkan 54

siswa SMP X (laki-laki=35 dan

perempuan=19),(M=19.22,SD=3.45) di Kabupaten

Banyumas,Jawa Tengah. Menggunakan analisi tematik dalam


metode survey kualitatif ,rute subjek atribusi emosional yang

malu mengkonfirmasikan rute atribusi internal Dn eksternal.

Pembahasan Rasa malu melibatkan evaluasi diri negatif dari rasa diri seseorang,

dan kontrol diri negatif muncul sebagai respon terhadap

keterlibatan dalam perilaku yang dinilai. Orang yang bereaksi

dengan rasa malu terhadap perilakunya biasanya juga merasa

tidak berdaya dan tidak berharga dihadapan sesuatu yang nyata

atau dibayangkan. Oeh karena itu rasa malu mengacu pada emosi

sadar diri yang ditimbulkan ketika diri sosial seseorang terancam.

Respon sebagian besar subjek penelitian terhadap rasa malu yang

dialaminya mengindikasikan adanya proses pelanggaran etika yang

mendahului munculnya rasa malu terkait dengan proses

menyalahkan diri sendiri. Hal ini sesuai dengan gagasan bahwa

rasa malu tergantung pada atribusi kausal.

Simpulan Penelitian ini menggunakan pendekatan survei kualitatatif dengan

jalur emosi malu dan atribusi. Emosi malu dalam konteks siswa

dibagi dua kategori: konteks akademik dan non akademik. kontek

akademik adalah peristiwa yang ditemukan pada jalur atribusi

yang mendasari emosi malu, yang terbagi menjadi dua yaitu

atribusi eksternal dan internal,mekanisme atribusi internal lebih

menekankan rasa bersalah dari emosi malu sedangkan atribusi

eksternal menekankan aspek yang diketahui publik sebagai

penyebab rasa malu dari subjek. Mayoritas subjek merasakan

proses kesadaran orang lain karena mereka percaya bahwa

orang-orang penting juga mengalami apa yang dialami subjek.


Kelebihan Pembahasannya sangat detail dan terperinci, menyajikan abstrak

Penelitian dan kesimpulan.

Kelemahan Bayak mengandung istilah yang sulit dimengerti pembaca

Penelitian

Judul STUDI KUALITATIF KEPUASAN HIDUP

PRIA TRANSGENDER (WARIA) DI

BANDA ACEH

Jurnal Jurnal psikologi undip

Volume dan Halaman Vol 13, No. 1 Hal 11-20

Tahun 2014

Penulis Sara Ruhghea, Mirza, Risana Rachmatan

Reviewer Susi Kumala Putri

Tanggal 4 0ktober 2022

Abstrak Transgender adalah individu yang merasa

dan berpikir berbeda dari perspektif gender

yang ditetapkan dan dikategorikan dalam

gamgguan indentitas gender; dalam konteks


penelitian ini, seorang pria mengubah dirinya

menjadi seorang wanita . Kejanggalan ini

belum dapat diterima dimasyarakat karena

struktur gendernya yang kontroversial.

Metode penelitian kualitatif -fenomenologis

digunakan dalam penelitian ini. Subjek

diperoleh dalam teknik bola salju ( snow ball).

Subjek adalah seorang pria transgender

berusia 34 tahun , telah menjadi transgender

selama 13 tahun; subjek II berusia 24 tahun

telah menajdi transgender selama 8 tahun ;

subjek III berusia 27 tahun, telah menjadi

transgender selam 4 tahun; subjek IV

berusia 36 tahun, sudah menjadi

transgender selama 12 tahun. Sumber

kepuasan adalah dukungan sosial yang

diterima dari transgender lain dan

pasangannya untuk memenuhi kebutuhan

akan cinta dan dicintai .

Hasil dan Pembahasan Kepuasan hidup adalah kesejahteraan

psikologis, yang berarti kepuasan dengan

hidup secara keseluruhan. Dalam penelitian ini,

hanya subjek I yang paling setuju dengan

kondisi kehidupannya, yang kondisi

kehidupannya paling dapat subjek terima,


secara umum ia merasa puas dan bahagia

dengan kehidupannya. Sedangkan subjek II,

III dan IV belum sepenuhnya menerima

keadaannya saat ini, yang ditandai dengan

keinginan untuk kembali menjadi manusia,

ketakutan akan masa depan, kekecewaan

dalam masyarakat akibat hinaan, kecemasan,

perasaan dimanfaatkan dan bertahan. Betapa

sulitnya hidup sebagai pria transgender.

Fakta ini menunjukkan subjek tidak puas

dengan hidupnya. setelah menerima kondisi

tersebut anda akan melihat langkah-langkah

yang diambil untuk mengatasi masalah

tersebut.

Kesimpulan Pria transgender dalam penelitian ini telah

mengalami identitas gender sejak kecil,

membuat mereka merasa bingung dan

berkonflik dalam diri mereka sendiri,

membuat mereka tidak dapat bertindak dan

berperilaku seperti pria pada umumnya.

Ketika subjek mengetahui bahwa bukan

hanya subjek sendiri yang pernah mengalami

konflik seksual dan mengambil keputusan

untuk berganti jenis kelamin, perasaan gelisah

mulai berkurang, karena ia merasa telah


menjadi dirinya sendiri dan mampu memenuhi

dirinya sendiri. Beradaptasi dengan

masyarakat dan menolak masyarakat

dianggap sebagai hambatan terbesar untuk

mencapai tujuan. Subyek yang mengalami

kekerasan fisik dan mental merasakan

solidaritas teman-temannya yang "dikenal",

ketika subjek merasa aman, mendapat

dukungan dan dapat menawarkan dukungan

kepada orang lain. Komunitas seperti itu

dapat menjadi sarana untuk menjaga

integritas seorang transgender. Kepuasan

hidup yang paling kuat dapat dilihat pada

subjek I, yang memiliki kapasitas untuk hidup

dan penerimaan, yang membantu subjek

untuk menikmati hidup.

Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan pendekatan fenomenologis

You might also like