Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

journal of managementReview

ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview


Volume 1 Number 1 Page (13-23)
Publiser
Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
©2017

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM


(DAU) DAN SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SiLPA) TERHADAP
ANGGARAN BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH KOTA BANJAR
1
Engkos Kosim
1
Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Galuh Ciamis
e-mail : pascaunigal@gmail.com

Article History : Abstract - Penelitian ini dilakukan karena hasil observasi


penulis bahwa konstribusi Anggaran Pendapatan Asli Daerah
Recieved 6 December 2016 (PAD) pada Pemerintah Kota Banjar masih relatif kecil, tingkat
Recieved in revished form ketergantungan fiskal Pemerintah Kota Banjar terhadap Dana
22 December 2016 Alokasi Umum (DAU) masih relatif tinggi, Pemerintah Kota
Acepted 5 Januari 2017 Banjar masih belum optimal untuk mengelola Sisa Lebih
Available offline 20 Januari 2017
Available online 20 Januari 2017
Pembiayaan Anggaran (SiLPA), Anggaran Belanja Modal pada
Pemerintah Kota Banjar Dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2014 masih relatif kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari, mengetahui, dan menganalisis pengaruh
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU)
dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) terhadap
Anggaran Belanja Modal. Sedangkan metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ex post facto dengan pendekatan
kuantitatif, sedangkan teknis analisis data, yaitu statistik
Language Transcript : deskriptif Analisis dan Statistik Induktif (Inferensial) dengan
Indonesia menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian
menginformasikan bahwa (1). Pendapatan Asli Daerah (PAD)
berpengaruh terhadap anggaran belanja modal. Artinya jika
Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat, maka anggaran
belanja modal akan meningkat pula. (2). Dana Alokasi Umum
(DAU) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.
Artinya jika Dana Alokasi Umum (DAU) meningkat, maka
Anggaran Belanja Modal akan meningkat pula. (3). Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SiLPA)berpengaruh terhadap
Anggaran Belanja Modal. Artinya jika Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA) meningkat, maka Anggaran Belanja Modal
akan meningkat pula. (4). Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Key Words : Dana Alokasi Umum (DAU) dan Sisa Lebih Pembiayaan
PAD Anggaran (SiLPA) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja
DAU Modal. Artinya jika Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
SiLPA Alokasi Umum (DAU) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Belanja Modal (SiLPA) meningkat, maka Anggaran Belanja Modal akan
meningkat pula.

1. PENDAHULUAN (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Pemerintah Kota Banjar masih didominasi
Dalam rangka melaksanakan amanat
pendapatan dari retribusi pelayanan
otonomi terutama perihal peningkatan
kesehatan terutama dari Badan Layanan
kemandirian fiskal, Pemerintah Kota Banjar
Umum Daerah Rumah Sakit Kota Banjar
terus berusaha mengoptimalkan
pengelolaan Pendapatan Asli Daerah
13
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
dan Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan permasalahan yang sama dialami sebagian
Perkotaan dan Perdesaan (PBBP2). besar Daerah Otonom di Indonesia.
Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Anggaran Dana Alokasi Umum (DAU)
Pemerintah Kota Banjar dari tahun 2007 pada Pemerintah Kota Banjar dari tahun
sampai dengan tahun 2014 menunjukkan 2007 sampai dengan tahun 2014 cenderung
trend meningkat. Pada tahun 2014 fluktuatif. Pada tahun 2012 Anggaran Dana
Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp.
sebesar Rp. 103.638.432.277,00 mengalami 281.851.254.000,00 mengalami kenaikan
peningkatan sebesar Rp. 43.417.912.144,00 sebesar Rp. 45.988.688.000,00 atau 19,50%
atau 72,10% dari Anggaran Pendapatan dari Anggaran Dana Alokasi Umum (DAU)
Asli Daerah (PAD) tahun 2013 sebesar Rp. tahun 2011 sebesar Rp.
60.220.520.133,00, kenaikan pada tahun 235.862.566.000,00. Kenaikan tersebut
2014 merupakan kenaikan terbesar selama merupakan kenaikan terbesar dalam kurun
kurun waktu 2007 sampai dengan 2014. waktu 2007 sampai dengan 2014. Pada
Rata-rata Anggaran Pendapatan Asli tahun 2008 Anggaran Dana Alokasi Umum
Daerah (PAD) dari tahun 2007 sampai sebesar Rp. 191.153.330.000,00
dengan tahun 2014 sebesar Rp. mengalami penurunan sebesar Rp.
45.604.817.314,37 dan rata-rata kenaikan 82.078.670.000,00 atau 30,04% dari
Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Anggaran Dana Alokasi Umum (DAU)
sebesar Rp. 10.086.694.620,25 atau tahun 2007 sebesar Rp.
22,12%. 273.232.000.000,00, penurunan pada tahun
2008 merupakan penurunan yang paling
Kontribusi Anggaran Pendapatan Asli
besar selama kurun waktu 2007 sampai
Daerah (PAD) dari tahun 2007 sampai
dengan 2014.
dengan tahun 2014 rata-rata sebesar Rp.
45.604.817.314,37 atau 9,75% terhadap Rata-rata kontribusi Anggaran Dana
rata-rata Total Anggaran Pendapatan pada Alokasi Umum (DAU) terhadap Anggaran
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pendapatan Pemerintah Kota Banjar dari
(APBD) sebesar Rp. 467.534.805.701,88. tahun 2007 sampai dengan tahun 2014
Kontribusi terbesar Anggaran Pendapatan sebesar Rp. 258.560.390.375,00 atau
Asli Daerah (PAD) terhadap Total 55,30%. Pada tahun 2007 Anggaran Dana
Anggaran Pendapatan Daerah terjadi pada Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp.
tahun 2014, Pada tahun tersebut Anggaran 273.232.000.000,00 atau 73,02% dari total
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Anggaran Pendapatan tahun yang sama
sebesar Rp. 103.638.432.227,00 atau sebesar Rp. 374.184.738.141,00 yang
14.96% dari Total Anggaran Pendapatan merupakan Anggaran Dana Alokasi Umum
Daerah sebesar Rp. 692.774.045.143,00. (DAU) tertinggi dalam kurun waktu 2007
Dari Data tersebut menunjukkan bahwa, sampai dengan 2014. Dari data tersebut
meskipun Pendapatan Asli Daerah menunjukkan bahwa tingkat
Pemerintah Kota Banjar terus meningkat ketergantungan fiskal Pemerintah Kota
dari tahun 2007 sampai dengan 2014, akan Banjar terhadap Dana Alokasi Umum
tetapi jika dilihat dari konstribusi Anggaran (DAU) masih relatif tinggi.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
Pembiayaan merupakan sumber penerimaan
Total Pendapatan Daerah masih
lain yang dapat digunakan oleh Pemerintah
menunjukkan tingkat kemandirian fiskal
Daerah untuk mendanai penyelenggaraan
Pemerintah Kota Banjar masih belum
Pemerintah Daerah, selain Pendapatan Asli
optimal dan hal ini merupakan
Daerah (PAD), Pendapatan Transfer dan

14
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah. Belanja Daerah (APBD) tahun yang sama
Penerimaan Pembiayaan dapat menjadi sebesar Rp. 775.655.011.235,00 yang
alternatif bagi Pemerintah Daerah untuk merupakan rasio terkecil SiLPA selama
meningkatkan kemampuan fiskal (fiscal kurun waktu 2007 sampai dengan 2014.
capacity) sehingga memiliki keleluasaan Berdasarkan data tersebut menunjukkan
dana untuk mengalokasikan pada anggaran bahwa Pemerintah Kota Banjar masih
belanja modal. Menurut Peraturan belum optimal untuk mengelola Sisa Lebih
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 1 Pembiayaan Anggaran (SiLPA).
Angka 31 menyatakan bahwa "Sisa Lebih
Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari,
Perhitung Anggaran yang selanjutnya
mengetahui, dan menganalisis adalah
disingkat SiLPA adalah selisih lebih
untuk mempelajari, mengetahui, dan
realisasi penerimaan dan pengeluaran
menganalisis pengaruh Pendapatan Asli
anggaran selama satu periode anggaran".
Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) (DAU) dan Sisa Lebih Pembiayaan
pada Pemerintah Kota Banjar dari tahun Anggaran (SiLPA) terhadap Anggaran
2007 sampai dengan tahun 2014 cenderung Belanja Modal pada Pemerintah Kota
fluktuatif, Pada tahun 2013 SiLPA sebesar Banjar.
Rp. 108.294.340.684,00 mengalami
kenaikan sebesar Rp. 43.784.263.282,00
atau 67,87% dari SiLPA tahun 2012 sebesar 2. METOOLOGI
Rp. 64.510.077.402,00 yang merupakan
Dalam penelitian ini digunakan Metode
Kenaikan Terbesar SiLPA dalam kurun
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
waktu 2007 sampai dengan 2014. Pada
ex post facto. Menurut Sugiyono (2010: 7)
tahun 2014 SiLPA sebesar Rp.
bahwa “Metode ex post facto merupakan
82.880.966.092,00, mengalami penurunan
suatu penelitian yang dilakukan untuk
sebesar Rp. 25.413.374.592,00 atau 23,47%
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
dari SiLPA tahun 2013 sebesar Rp.
kemudian mengurut ke belakang untuk
108.294.340.684,00, penurunan tersebut
mengetahui faktor-faktor yang dapat
merupakan Penurunan Terbesar SiLPA
menimbulkan kejadian tersebut”.
dalam kurun waktu 2007 sampai dengan
2014. Rata-rata SiLPA dari tahun 2007 Desain/jenis penelitian yang akan
sampai dengan tahun 2014 adalah sebesar digunakan dalam penyusunan tesis ini
Rp. 70.068.312.820,06 atau 13,03%. adalah desain penelitian kuantitatif. Yaitu
desain yang dilakukan pada empirik tidak
Rata-rata kontribusi SiLPA terhadap
secara mendalam melainkan meluas, untuk
Anggaran Pendapatan Dan Belaja Daerah
memperoleh pengetahuan ilmiah yang
(APBD) Pemerintah Kota Banjar dari tahun
bersifat abstarak, general dan universal
2007 sampai dengan 2014 sebesar 13,03%.
(Rusidi dan Enas, 2011:27). Tempat/lokasi
Pada tahun 2007 SiLPA sebesar Rp.
penelitian dilakukan di Dinas Pendapatan
67.980.036.836,00 atau 16,96% dari
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Kota Banjar. Waktu penelitian adalah
(APBD) tahun yang sama sebesar Rp.
Oktober 2015 s.d Mei 2016.
400.790.295.954,00 yang merupakan rasio
terbesar SiLPA selama kurun waktu 2007 Sumber data yang digunakan dalam
sampai dengan 2014. Pada tahun 2014 rasio penelitian ini adalah data sekunder, data
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sekunder yaitu data yang dikumpulkan oleh
sebesar Rp. 82.880.966.092,00 atau 10,69% lembaga pengumpul data serta
terhadap Anggaran Pendapatan Dan dipublikasikan pada masyarakat pengguna
15
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
data (Sugiyono, 2010:150). Data berupa c. Homoskedasitas, artinya variance
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana variable independen dari satu
Alokasi Umum (DAU), Sisa Lebih pengamatan ke pengamatan lain adalah
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) dan konsisten atau sama; dan
Anggaran Belanja Modal yang diperoleh
d. Non-autokorelasi, artinya kesalahan
dari Dinas Pendapatan Pengelolaan
pengganggu dalam model regresi tidak
Keuangan dan Aset Daerah Kota Banjar
saling korelasi.
yang berpedoman kepada Peraturan Daerah
Kota Banjar tentang Anggaran Pendapatan 3) Analisis Statistik Induktif
dan Belanja Daerah (APBD) Kota Banjar (Inferensial)
dari tahun 2007 sampai dengan 2014. Analisis yang digunakan untuk menguji
Adapun alat pengumpul data yang pengaruh variabel independen terhadap
dipergunakan dalam penelitian ini, meliputi variabel dependen adalah analisis jalur
teknik-teknik sebagai berikut: (Analysis Path) yaitu untuk menganalisis
hubungan sebab akibat yang terjadi antara
1) Studi Pustaka (Library Research)
variabel bebas dan terikat baik secara
2) Studi Lapangan (Field Research) langsung maupun tidak langsung
Teknik Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
3. HASIL & PEMBAHASAN
1) Statistik Deskriptif
1) Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan statistik
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi
Deskriptif, yang menginformasikan tentang
pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)
nilai mininum, nilai maksimum, rata-rata
(X1), Alokasi Umum (DAU) (X2) dan Sisa
(mean), dan nilai standar deviasi dari
Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) (X3)
variabel-variabel independen dan dependen
terhadap Anggaran Belanja Modal (Y)
yang dijabarkan dalam bentuk statistik.
menggunakan program SPSS, penulis
2) Uji Asumsi Klasik sajikan dalam tabel 1 sebagai berikut:
Salah satu syarat yang menjadi dasar Tabel 1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
penggunaan regresi berganda adalah (PAD) (X1), Dana Alokasi Umum (DAU)
terpenuhinya semua asumsi klasik, agar (X2) Dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
hasil pengujian bersifat tidak bias dan (SiLPA) (X3) Terhadap Anggaran Belanja
Modal (Y)
efisien (Best Linear Unbiased
Estimator/BLUE). Pengujian Asumsi Variabe R R Bet t F Sig
Klasik dalam penelitian ini dilakukan l Squa a
re
dengan bantuan Program Statistik. Menurut
X1−Y 0,64 0,416 0,05 3,40 - 0,01
Ghozali (2009) menyatakan asumsi klasik 5 5 9 4
yang harus dipenuhi adalah: X2−Y 0,83 0,703 0,34 3,76 0,00
8 2 8 9
X3−Y 0,90 0,814 0,51 5,11 0,00
a. Berdistribusi normal; 2 4 7 2
X1X2X3− 0,94 0,888 0,91 - 10,60 0,02
b. Non-multikolinearitas, artinya antara Y 3 1 5 2
variabel independen dalam model
regresi tidak memiliki korelasi atau
hubungan secara sempurna ataupun
mendekati sempurna;

16
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
A. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah B. Pengaruh Dana Alokasi Umum
(PAD) (X1) Terhadap Anggaran (DAU) (X2) Terhadap Anggaran
Belanja Modal (Y). Belanja Modal (Y).
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
hubungan antara variabel Dana Alokasi
hubungan antara variabel Pendapatan Asli
Umum (DAU) (X2) dengan Anggaran
Daerah (PAD) (X1) terhadap Anggaran
Belanja Modal (Y) yang dihitung dengan
Belanja Modal (Y) yang dihitung dengan
Koefisien Korelasi adalah 0,838.
Koefisien Korelasi adalah 0,645.
Berdasarkan angka tersebut menunjukkan
Berdasarkan angka tersebut menunjukkan
bahwa terdapat Hubungan Yang Sangat
bahwa terdapat hubungan yang tinggi
Tinggi antara variabel (X2) dengan (Y)
antara variabel (X1) dengan (Y) karena
karena berada pada interval 0,81-1,00.
berada pada interval 0,61-0,80. Untuk
Untuk menyatakan besar kecilnya
menyatakan besar kecilnya kontribusi
kontribusi (sumbangan) variabel (X2)
(sumbangan) variabel (X1) terhadap (Y),
terhadap (Y), dapat dilihat bahwa Koefisien
dapat dilihat bahwa koefisien determinan
Determinan sebesar 0,703. Artinya
sebesar 0,416. Artinya anggaran belanja
Anggaran Belanja Modal dipengaruhi oleh
modal dipengaruhi oleh Pendapatan Asli
Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar
Daerah (PAD) sebesar 41,6%, sedangkan
70,3%, sedangkan sisanya sebesar 29,7%
sisanya sebesar 58,4% dipengaruhi faktor
dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak
lain yang tidak diteliti. Dengan demikian
diteliti. Dengan demikian dapat
dapat disimpulkan bahwa terdapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pengaruh Positif antara variabel
Positif antara variabel Dana Alokasi Umum
Pendapatan Asli Daerah (PAD) (X1)
(DAU) (X2) terhadap Anggaran Belanja
terhadap Anggaran Belanja Modal (Y).
Modal (Y).
Berdasarkan hasil analisis regresi linier (Y=
Berdasarkan hasil Analisis Regresi Linier
a+ b1X1) pada analisa pengaruh Pendapatan
(Y= a + b2X2) pada analisa pengaruh Dana
Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran
Alokasi Umum (DAU) terhadap Anggaran
Belanja Modal diperoleh nilai a = 1E+011
Belanja Modal diperoleh nilai a = 5E+010
dan nilai b sebesar 1,283. berdasarkan nilai
dan nilai b sebesar 0,834. berdasarkan nilai
tersebut, diperoleh persamaan regresi yang
tersebut, diperoleh persamaan regresi yang
menggambarkan skor ramalan Anggaran
menggambarkan skor ramalan Anggaran
Belanja Modal berdasarkan Pendapatan
Belanja Modal berdasarkan Dana Alokasi
Asli Daerah (PAD) sebagai berikut: Y =
Umum (DAU) sebagai berikut: Y =
(1E+011) + 1,283X1. Artinya jika X1
(5E+010) + 0,834X2. Artinya jika X2
dinaikkan 1% maka Y naik 1,283.
dinaikkan 1% maka Y naik 0,834.
Berdasarkan Tabel 1. tersebut pun dapat
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
dilihat bahwa nilai t hitung adalah sebesar
nilai thitung adalah sebesar 3,768 dengan
3,409 dengan signifikasi 0,014<0,05. Dan
tingkat signifikasi 0,009 < 0,05. Dan nilai t
nilai t tabel dengan df = 8-2 = 6 pada tingkat
tabel dengan df = 8-2 = 6 pada tingkat
signifikasi 5% adalah sebesar 2,446.
signifikasi 5% adalah sebesar 2,446.
Dengan demikian, karena thitung 3,409>ttabel
Dengan demikian, karena thitung 3,768 > ttabel
2,446, dapat disimpulkan bahwa Ho
2,446, dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak. Artinya, terdapat pengaruh positif
ditolak. Artinya, terdapat Pengaruh Positif
antara variabel Pendapatan Asli Daerah
antara variabel Dana Alokasi Umum
(PAD) (X1) terhadap Anggaran Belanja
(DAU) (X2) terhadap Anggaran Belanja
Modal (Y).
Modal (Y).
17
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
C. Pengaruh Sisa Lebih Pembiayaan antara variabel Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA) (X3) Terhadap Anggaran (SiLPA) (X3) terhadap Anggaran
Anggaran Belanja Modal (Y). Belanja Modal (Y).
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa D. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
hubungan antara variabel Sisa Lebih (PAD) (X1), Dana Alokasi Umum
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) (X3) (DAU) (X2) Dan Sisa Lebih
dengan Anggaran Belanja Modal (Y) yang Pembiayaan Anggaran (Silpa) (X3)
dihitung dengan Koefisien Korelasi adalah Terhadap Anggaran Belanja
sebesar 0,902. Berdasarkan angka tersebut Modal (Y).
menunjukkan bahwa terdapat Hubungan
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
Yang Sangat Tinggi antara variabel (X3)
hubungan antara variabel Pendapatan Asli
dengan (Y) karena berada pada interval
Daerah (PAD) (X1), Dana Alokasi Umum
0,81-1,00. Untuk menyatakan besar
(DAU) (X2) Dan Sisa Lebih Pembiayaan
kecilnya kontribusi (sumbangan) variabel
Anggaran (Silpa) (X3) dengan Anggaran
(X3) terhadap (Y), dapat dilihat bahwa
Belanja Modal (Y) yang dihitung dengan
Koefisien Determinan sebesar 0,814.
Koefisien Korelasi sebesar 0,943.
Artinya Anggaran Belanja Modal
Berdasarkan angka tersebut menunjukkan
dipengaruhi oleh Sisa Lebih Pembiayaan
bahwa terdapat Hubungan Yang Sangat
Anggaran (SiLPA) sebesar 81,40%,
Tinggi antara variabel (X1), (X2) dan (X3)
sedangkan sisanya sebesar 18,6%
dengan (Y) karena berada pada interval
dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak
0,81-1,00. Untuk menyatakan besar
diteliti. Dengan demikian dapat
kecilnya kontribusi (sumbangan) variabel
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
(X1), (X2) dan (X3) terhadap (Y), dapat
Positif antara variabel Sisa Lebih
dilihat bahwa Koefisien Determinan
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) (X3)
sebesar 0,888. Artinya Anggaran Belanja
terhadap Anggaran Belanja Modal (Y).
Modal dipengaruhi oleh Pendapatan Asli
Berdasarkan hasil Analisis Regresi Linier Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum
(Y= a + b3X3) pada analisa pengaruh Sisa (DAU) Dan Sisa Lebih Pembiayaan
Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Anggaran (Silpa) sebesar 88,80%,
terhadap Anggaran Belanja Modal sedangkan sisanya sebesar 11,20%
diperoleh nilai a = 2E+010 dan nilai b dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak
sebesar 2,679. berdasarkan nilai tersebut, diteliti. Dengan demikian dapat
diperoleh persamaan regresi yang disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
menggambarkan skor ramalan Anggaran Positif antara variabel Pendapatan Asli
Belanja Modal berdasarkan Sisa Lebih Daerah (PAD) (X1), Dana Alokasi Umum
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebagai (DAU) (X2) Dan Sisa Lebih Pembiayaan
berikut: Y = (2E+010) + 2,679X3. Artinya Anggaran (SiLPA) (X3) terhadap Anggaran
jika X3 dinaikkan 1% maka Y naik 2,679. Belanja Modal (Y).
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa Berdasarkan hasil Analisis Regresi Linier
nilai thitung adalah sebesar 5,117 dengan (Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3) pada analisa
tingkat signifikasi 0,002 < 0,05. Dan nilai t Pendapatan Asli Daerah (PAD) (X1), Dana
tabel dengan df = 8-2 = 6 pada tingkat Alokasi Umum (DAU) (X2) Dan Sisa Lebih
signifikasi 5% adalah sebesar 2,446. Pembiayaan Anggaran (SiLPA) (X3)
Dengan demikian, karena thitung 5,117 > ttabel terhadap Anggaran Belanja Modal (Y)
2,446, dapat disimpulkan bahwa Ho diperoleh nilai a = 7E+010 dan nilai b1 =
ditolak. Artinya, terdapat Pengaruh Positif 0,109, nilai b2 = 0,439, dan nilai b3=1,822.

18
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
Persamaan regresinya Y = (7E+010) + ρyx2=0,342 = Koefisien Jalur pengaruh
0,109X1+ 0,439X2 + 1,822X3. Artinya jika Dana Alokasi Umum (DAU)
(X2) terhadap Anggaran
X1, X2 dan X3 dinaikkan 1% maka Y naik Belanja Modal (Y)
0,109, 0,439, dan 1,822. ρyx3=0,514 = Koefisien Jalur pengaruh Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa (SiLPA) (X3) terhadap
diperoleh Fhitung sebesar 10,605 dengan Anggaran Belanja Modal (Y)
tingkat signifikasi 0,022<0,05. Dan nilai ρyx1x2x3=0,911 = Koefisien Jalur pengaruh
Ftabel dengan df= 8-2 = 6 maka diperoleh Pendapatan Asli Daerah
(PAD) (X1), Dana Alokasi
Ftabel 4,46. Dengan demikian karena Fhitung
Umum (DAU) (X2) dan Sisa
10,605 > Ftabel 4,46, dapat disimpulkan Lebih Pembiayaan Anggaran
bahwa ho ditolak. Artinya terdapat (SiLPA) (X3) terhadap
Pengaruh Positif antara Pendapatan Asli Anggaran Belanja Modal (Y)
Daerah (PAD) (X1), Dana Alokasi Umum ρyέ=0,089 = Koefisien Jalur pengaruh
variabel lain (έ) terhadap
(DAU) (X2) Dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Belanja Modal (Y).
Anggaran (Silpa) (X3) terhadap Anggaran
Belanja Modal (Y). 2) Pembahasan
Berdasarkan data dari Tabel 1 dapat A. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
disusun matriks jalur, yaitu sebagai berikut: (X1) terhadap Anggaran Belanja
Modal (Y).
ρyx1 = 0,055
Berdasarkan hasil analisis diperoleh
ρyx2 = 0,342
kenyataan bahwa terdapat hubungan yang
ρyx3 = 0,514
tinggi antara Pendapatan Asli Daerah
ρyx1x2x3 = 0,911
(PAD) (X1) terhadap Anggaran Belanja
Berdasarkan Beta tersebut, dapat dihitung Modal (Y).
koefisien jalur variabel lain diluar model
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat
yakni Pyέ dengan rumus Pyέ = 1 - 0,911 =
Mahmudi (2010:18) yang menyatakan
0,089.
bahwa:
Semua perolehan hasil perhitungan tersebut
dapat digambarkan pada persamaan Y = Peningkatan kemandirian daerah
0,055X1+0,342X2+0,514X3 +0,089έ dan sangat erat kaitannya dengan
diagram jalurnya adalah sebagai berikut: kemampuan daerah dalam
mengelola Pendapatan Asli Daerah
X1 ε
(PAD). Semakin tinggi
Pyx1 = 0,055 kemampuan daerah dalam
Pyέ = 0,089 menghasilkan PAD, maka semakin
besar pula diskresi daerah untuk
Pyx2 = 0,342
Y
menggunakan PAD tersebut sesuai
X2
aspirasi, kebutuhan, dan prioritas
Pyx1x2x3 = 0,911
pembangunan daerah.

Pyx3 = 0,514 Manajemen Pendapatan erat kaitannya


X3
dengan kemampuan Pemerintah Daerah
Gambar 1. Konsep penelitian untuk mengelola potensi fiskal. dengan
menggali semua potensi yang dimiliki
Keterangan:
daerah dengan tetap memperhatikan
ρyx1=0,055 = Koefisien Jalur pengaruh implikasinya bagi masyarakat, artinya
Pendapatan Asli Daerah
(PAD) (X1) terhadap
jangan sampai upaya meningkatkan
Anggaran Belanja Modal (Y) Pendapatan Asli Daerah (PAD) justru

19
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
menjadi beban yang memberatkan C. Pengaruh Sisa Lebih Pembiayaan
masyarakat. Semakin Tinggi Pendapatan Anggaran (SiLPA) (X3) terhadap
Asli Daerah (PAD) Maka Semakin Tinggi Anggaran Belanja Modal (Y).
Pula Anggaran Belanja Modal.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh
B. Pengaruh Dana Alokasi Umum kenyataan bahwa terdapat hubungan yang
(DAU) (X2) terhadap Anggaran sangat tinggi antara variabel Sisa Lebih
Belanja Modal (Y). Pembiayaan Anggaran (SiLPA) (X3)
dengan Anggaran Belanja Modal (Y).
Berdasarkan hasil analisis diperoleh
kenyataan bahwa terdapat hubungan yang Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat
sangat tinggi antara variabel Dana Alokasi Mahmudi (2010:4) menyatakan bahwa
Umum (DAU) (X2) dengan Anggaran "Apabila terjadi sisa anggaran pada akhir
Belanja Modal (Y). periode maka sisa anggaran tersebut tidak
akan lagi hangus, akan tetapi dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat
digunakan sebagai sumber pembiayaan
Sumarsono (2010:119) menyatakan bahwa
untuk tahun anggaran berikutnya yang
"Dana Alokasi Umum agar diprioritaskan
masuk dalam kategori Sisa Lebih
penggunaannya untuk mendanai gaji dan
Pembiayaan Anggaran (SiLPA)".
tunjangan pegawai, kesejahteraan pegawai,
kegiatan operasi dan pemeliharaan sarta Dengan tambahan penerimaan pembiayaan
pembangunan fisik sarana dan prasarana dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
dalam rangka peningkatan pelayanan dasar (SiLPA) maka Pemerintah Daerah
dan pelayana umum yang dibutuhkan memiliki kecukupan dana dalam rangka
masyarakat". Dan Darwanto Dan penyelenggaran pemerintahan daerah dan
Yustikasari (2007) menyatakan bahwa: meningkatkan pelayanan publik dengan
mengalokasikan dana yang optimal untuk
Pergeseran komposisi belanja
merupakan upaya logis yang anggaran belanja modal. Sisa Lebih
dilakukan Pemerintah Daerah Pembiayaan Anggaran (SiLPA) yang
setempat dalam rangka meningkatkan berasal dari peningkatan kinerja
tingkat kepercayaan publik. pendapatan dan efisiensi belanja daerah,
Pergeseran ini ditujukan untuk merupakan dana segar yang dapat
peningkatan investasi modal dalam digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk
bentuk aset tetap, yakni peralatan,
bangunan, infrastruktur dan harta meningkatkan Anggaran Belanja Modal
tetap lainnya. Semakin tinggi dalam upaya meningkatkan pelayanan
investasi modal diharapkan mampu publik. Semakin tinggi Sisa Lebih
meningkatkan kualitas layanan Pembiayaan Anggaran (SiLPA) maka
publik, karena aset tetap yang semakin tinggi pula anggaran belanja
dimiliki sebagai akibat adanya modal.
belanja modal merupakan prasyarat
utama dalam memberikan pelayanan D. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
publik oleh Pemerintah Daerah. (PAD) (X1), Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum (DAU) yang bersifat (DAU) (X2) Dan Sisa Lebih
block grant akan memberikan keleluasaan Pembiayaan Anggaran (Silpa) (X3)
bagi Pemerintah Daerah untuk Terhadap Anggaran Belanja
mengoptimalkannya dalam bentuk alokasi Modal (Y).
belanja modal. Berdasarkan paparan Berdasarkan hasil analisis diperoleh
tersebut semakin tinggi Dana Alokasi kenyataan bahwa terdapat hubungan yang
Umum semakin tinggi pula anggaran sangat tinggi antara variabel Pendapatan
belanja modal.
20
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
Asli Daerah (PAD) (X1), Dana Alokasi 1. Berdasarkan data yang diperoleh
Umum (DAU) (X2) Dan Sisa Lebih bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pembiayaan Anggaran (Silpa) (X3) dengan Pemerintah Kota Banjar pendapatan
Anggaran Belanja Modal (Y). tertinggi terjadi pada tahun 2014.
Artinya Pendapatan Asli Daerah
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat
(PAD) sangat dipengaruhi oleh
Halim (2014:226) menyatakan bahwa:
kenaikan pendapatan pajak daerah,
Berdasarkan agency theory di hasil retribusi daerah, hasil
sektor publik, kinerja pemerintah pengelolaan kekayaan daerah yang
dinilai melalui anggaran yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan
dibuatnya, sehingga diharapkan
pengeluaran pemerintah yang asli daerah yang sah pada tahun 2014.
menyentuh pada fungsi pelayanan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
kepada masyarakat, yang berwujud berpengaruh terhadap anggaran belanja
dalam belanja modal, harus modal. Artinya jika Pendapatan Asli
mendapatkan porsi yang relatif Daerah (PAD) ditingkatkan, maka
besar. anggaran belanja modal akan
Keberpihakkan Pemerintah Daerah meningkat pula. Dengan demikian
terhadap peningkatan pelayanan publik hipotesis 1 teruji kebenarannya atau
dengan menyediakan sarana dan prasarana signifikan karena thitung>ttabel dengan P-
yang memadai melalui pengalokasian dana value 0,014 atau dibawah 0,05.
yang optimal untuk anggaran belanja modal
2. Berdasarkan data yang diperoleh
akan kurang optimal jika tidak diimbangi
bahwa Dana Alokasi Umum (DAU)
dengan Kemampuan Keuangan Daerah
Pemerintah Kota Banjar tertinggi
(Fiscal Capacity). Upaya untuk
terjadi pada tahun 2014. Artinya Dana
meningkatkan Kamampuan Fiskal Daerah
Alokasi Umum (DAU) sangat
(fiscal capacity) dapat dilakukan dengan
dipengaruhi oleh kenaikan Alokasi
cara mengelola dan meningkatkan
dasar yang dihitung berdasarkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD),
jumlah Gaji Pegawai Negeri Sipil
mengoptimalkan pendapatan dari Dana
Daerah dan Celah fiskal yang
Perimbangan Atau Dana Transfer Dari
merupakan selisih dari Kebutuhan
Pemerintah Pusat, salah satunya adalah
Fiskal Kapasitas Fiskal pada tahun
Dana Alokasi Umum (DAU) dan
2014. Dana Alokasi Umum (DAU)
memanfaatkan dengan optimal Sisa Lebih
berpengaruh terhadap anggaran belanja
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun
modal. Artinya jika Dana Alokasi
sebelumnya untuk menutup kesenjangan
Umum (DAU) ditingkatkan, maka
fiskal (fiscal gap).
anggaran belanja modal akan
Berdasarkan paparan diatas maka Semakin meningkat pula. Dengan demikian
tinggi Pendapatan Asli Daerah (PAD), hipotesis 2 teruji kebenarannya atau
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Sisa signifikan karena thitung>ttabel dengan P-
Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA),
value 0,009 atau dibawah 0,05.
maka semakin tinggi pula anggaran belanja
modal. 3. Berdasarkan data yang diperoleh
bahwa Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA) Pemerintah Kota
4. SIMPULAN Banjar pendapatan tertinggi terjadi
Berdasarkan pembahasan dari hasil pada tahun 2013. Artinya Sisa Lebih
penelitian maka dapat disimpulkan Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sangat
beberapa hal sebagai berikut: dipengaruhi oleh kenaikan kinerja
21
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
pendapatan daerah dan tingkat belanja Aprizay, Darwanis dan Arpan. (2014),
yang dilakukan oleh Pemerintah Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Daerah pada tahun 2013. Sisa Lebih Dana Perimbangan Dan Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran Terhadap
Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
Pengalokasian Belanja Modal
berpengaruh terhadap anggaran belanja Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi
modal. Artinya jika Sisa Lebih Aceh, Jurnal akuntansi, Aceh:
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Pascasarjana Universitas Syiah
ditingkatkan, maka anggaran belanja Kuala
modal akan meningkat pula. Dengan Bastian, Indra. (2006), Akuntansi Yayasan
demikian hipotesis 3 teruji dan Sektor Publik, Jakarta:
Erlangga.
kebenarannya atau signifikan karena
Chabib, Soleh dan Rochmansjah, Heru.
thitung>ttabel dengan P-value 0,002 atau (2010), Pengelolaan Keuangan dan
dibawah 0,05. Aset Daerah, Bandung:
4. Berdasarkan data yang diperoleh Fokusmedia.
Darwanto dan Yulia Yustikasari. (2007),
bahwa Anggaran Belanja Modal Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pemerintah Kota Banjar tertinggi Pendapatan Asli Daerah, Alokasi
terjadi pada tahun 2013. Artinya Umum terhadap Pengalokasian
Anggaran Belanja Modal sangat Belanja Modal. Simposium
dipengaruhi oleh kenaikan Belanja Akuntansi X. Makasar: Unhas.
Modal Tanah, Belanja modal peralatan Fakultas Ekonomi UGM. (2006),
Runtuhnya Sistem Manajemen
dan mesin, Belanja modal gedung dan
Keuangan Daerah, Yogyakarta:
bangunan, Belanja modal jalan, BPFE.
jaringan dan irigasi; dan Belanja modal Ghozali, Imam. (2005), Analisis Program
aset tetap lainnya pada tahun 2013. SPSS, Semarang: Undip.
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Halim, Abdul. (2014), Manajemen
Alokasi Umum (DAU) dan Sisa Lebih Keuangan Sektor Publik (Anggaran
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah), Jakarta: Salemba
berpengaruh terhadap anggaran belanja
Empat.
modal. Artinya jika Pendapatan Asli Halim, Abdul dan Iqbal, Muhamad, (2012),
Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum Pengelolaan Keuangan Daerah,
(DAU) dan Sisa Lebih Pembiayaan Seri Bunga Rampai Manajemen
Anggaran (SiLPA) ditingkatkan, maka Keuangan Daerah, (Edisi Ketiga),
anggaran belanja modal akan Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
meningkat pula. Dengan demikian Mahmudi. (2010), Akuntansi Sektor Publik,
Yogyakarta: Andi.
hipotesis 4 teruji kebenarannya atau Mahmudi. (2010), Manajemen Keuangan
signifikan karena Fhitung>Ftabel dengan Daerah, Jakarta: Erlangga.
P-value 0,022 atau dibawah 0,05 Mardiasmo. (2002), Otonomi dan
Manajemen Keuangan Daerah,
Yogyakarta: Andi.
5. DAFTAR PUSTAKA Nugroho. (2005), Uji Asumsi Klasik dalam
Penelitian Kuantitatif, Bandung:
Adisasmita, Rahardjo. (2011), Pengelolaan Pustaka.
Pendapatan dan Anggaran Daerah, Oktiniatmaja, R. (2009), Hubungan
Yogyakarta: Graha Ilmu. Pendapatan Asli Daerah, Dana
Anggarini, Yunita dan Puranto, Hendra. Alokasi Umum, dan Dana Alokasi
(2010), Anggaran Berbasis Kinerja Khusus atas Belanja Modal Pada
(Penyusunan APBD Secara Pemerintah Daerah Kabupaten
Komprehensif), Yogyakarta: UPP Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah.
STIM YKPN.
22
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)
Jakarta: Prosiding Jurnal
Accountability.
Sugiyono. (2010), Metode Penelitian
Administrasi, Bandung: Alfabeta.
Sumarsono, Sonny. (2010), Manajemen
Keuangan Pemerintah, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Surakhmad, Winarno. (1990), Pengantar
Penelitian-penilitian Ilmiah,
Bandung: Tarsito.
Rusidi dan Enas. (2010), Metode
Penelitian (Elaborasi Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi, Bandung: Dewa Ruchi.
________., Undang-undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
________.,Undang-undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Antara
Pemerintah Pusat Dengan
Pemerintah Daerah.
________.,Undang-Undang Nomor 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah
Dan Retribusi Daerah.
________.,Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah.
________.,Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
________.,Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah.
________.,Permendagri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan Kedua
AtasPermendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.

23
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January
journal of managementReview
ISSN-P : 2580-4138 ISSN-E 2579-812X http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview
Volume 1 Number 1 Page (13-23)

24
Publisher Graduate Program Universitas Galuh
Master Manajemen Studies Program
© 2007, January

You might also like