Professional Documents
Culture Documents
Cardiologi
Cardiologi
Cardiologi
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Pada bagian/SMF Ilmu Kesehatan Jantung dan Vaskular di Rumah Sakit Umum
Daerah Meuraxa Banda Aceh Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama
Oleh :
20174017
Pembimbing :
Puji Syukur kehadirat Allah SWT serta shalawat dan salam penulis junjungkan
keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga laporan kasus yang berjudul
“Hypertensive Hearth Desease dengan Congestive Heart Failure” ini dapat
diselesaikan.
Laporan kasus ini merupakan salah satu pemenuhan syarat Kepaniteraan
Klinik Senior Program Studi Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Jantung dan
Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dalam penulisan referat ini, khususnya kepada dr. M. Muqsith, Sp.Jp(K)-
FIHA sebagai pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, dukungan moral
dan materi dalam menyusun laporan kasus ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada rekan-rekan dokter muda dan semua pihak yang banyak membantu dalam
menyusun laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran sebagai masukan untuk
perbaikan demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
1 PENDAHULUAN...................................................................................................................1
2 KASUS....................................................................................................................................3
3 DISKUSI.................................................................................................................................8
4 KESIMPULAN.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
ii
Hypertensive Heart Desease Dengan Congestive Heart Failure
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan data World Health Organization tahun 2016 menunjukkan 17,5 juta
orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta
kematian di seluruh dunia. Lebih dari 75% kematian akibat penyakit kardiovaskuler
terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Di
lndonesia, penyakit kardiovaskuler masih menjadi penyakit tidak menular utama
penyebab kematian saat ini. Pada 2018 diperkirakan 17,3 juta kematian disebabkan
oleh penyakit kardiovaskuler dan lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi pada usia
di bawah 60 tahun. Penyakit kardiovaskuler termasuk di antaranya adalah penyakit
jantung koroner, gangguan irama jantung (aritmia), gagal jantung, hipertensi, dan
stroke.1,2,3
Sebanyak 50-60% penderita hipertensi akan mengalami risiko gagal jantung dan
kondisi ini meningkat dua kali lipat pada pria. Jumlah penderita dengan Hypertensive
Heart Disease (HHD) belum diketahui dengan pasti, namun pada beberapa studi
disebutkan pada penderita hipertensi akan berkembang menjadi penyakit jantung.
Secara umum risiko terjadinya HHD meningkat dua kali lipat pada penderita obesitas.
Hypertensive Heart Disease (HHD) adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan
dampak sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan
berkepanjangan.1,2,4
HHD merujuk pada suatu keadaan yang disebabkaan oleh peningkatan
(hipertensi) berkepanjangan dan tidak terkendali yang dapat mengubah struktur
miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung. Perubahan-perubahan ini
dapat mengakibatkan komplikasi berupa Left Ventricle Hypertrophy (LVH), penyakit
arteri koroner, gangguan sistem konduksi jantung, disfungsi sistolik dan diastolik
miokard yang akan bermanifestasi klinis sebagai angina (nyeri dada), infark miokard,
aritmia jantung (terutama fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif.1,3,5
1
Gagal jantung (heart failure) merupakan sindroma klinis komplek yang
disebabkan gangguan struktur dan fungsi jantung sehingga mempengaruhi
kemampuan jantung untuk memompakan darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kondisi ini ditandai dengan gangguan hemodinamik berupa penurunan curah jantung
dan peningkatan tekanan pengisian ventrikel. Diagnosis gagal jantung ditegakkan
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan hasil rontgen torak. Kardiomegali pada
rontgen torak merupakan tanda penting gagal jantung. Pada bayi dan anak, gagal
jantung dapat disebabkan oleh penyakit jantung kongenital maupun didapat dengan
overload volume atau tekanan atau dari insufisiensi miokard.
CHF mengakibatkan kegagalan fungi pulmonal sehingga terjadi penimbunan
cairan di alveoli, hal ini menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi dengan maksimal
dalam memompa darah. Apabila CHF tidak segera di tangani dapat muncul masalah
lain diantaranya: Edema paru, Syok Kardiogenik, efusi perkardial dan tanponade
jantung. Data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) tahun 2016
menunjukan bahwa terdapat 23 juta atau sekitar 54% dari total kematian disebabkan
oleh CHF. Benua Asia menduduki tempat tertinggi akibat kematian penyakit jantung
dengan jumlah 712,1 ribu jiwa Di Amerika serikat penyakit jantung hampir terjadi
550.000 kasus/tahun, sedangkan dinegara-negara berkembang didapatkan kasus
sejumlah 400.000-700.000/bulan.
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi gagal jantung di Indonesia
sebanyak 0,3 % dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 yaitu sebanyak 1,5%.
Klien terbanyak dengan gagal jantung terdapat di Kalimantan Utara yaitu dengan
prevalensi sebanyak 2,2% sedangkan Nusa Tenggara Timur prevalensi paling sedikit
0,7%. CHF menimbulkan berbagai gejala klinis diantaranya; dipsnea, ortopnea,
pernapasan Cheyne-Strokes, Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND), ansietas, piting
edema, berat badan meningkat, dan gejala yang paling sering di jumpai adalah sesak
nafas pada malam hari, yang mungkin muncul tiba-tiba dan menyebabkan penderita
terbangun.
2
2. KASUS
Identitas Pasien
Nama : Faridah
No.CM : 049524
Tanggal Lahir : 12-10-1956
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 66 tahun
Suku : Aceh
Agama : Islam
Alamat : Lam Ara, Banda Raya, Banda Aceh
Tanggal Pemeriksaan : 11- 04- 2022
Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak napas
Keluhan Tambahan : Lemas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit dan mulai memberat sejak 2 hari kebelakang. Pasien juga merasakan
sesak napas memberat saat ia akan berbaring lurus. Selama ini, pasien mengaku pada
saat tidur ia menggunakan 3 bantal agar bisa tidur dan sering terbangun dimalam hari
akibat sesak.
Pasien juga mengeluhkan lemas sejak 1 minggu ini. Pasien juga mengalami diare
dan adanya rasa mual tanpa muntah. Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri pada
perut dan batuk kering sesekali. Pasien juga mengaku mengalami bengkak pada kedua
kaki dan tidak dapat digerakkan
3
Disangkal
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 170/107 mmHg
Nadi : 104 x/i
Pernapasan : 24x/i
Suhu : 36,5o C
SpO2 : 95%
Status General
Kepala dan Leher
Ukuran : Normocephali
Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Wajah : Simetris, deformitas (-), edema (-).
Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), ikterik (-/-), pupil
bulat isokor 3mm/3mm, RCL (+/+), dan RCTL(+/+)
Telinga : Normotia, sekret (-/-), massa (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-)
Mulut : Bibir tidak pucat, mukosa bibir tidak sianosis
Leher : Massa (-), pembesaran KGB (-)
Aksila
Pembesaran KGB tidak dijumpai
Thorax
Paru Anterior Posterior
Statis & dinamis : Simetris Statis & dinamis : Simetris
Inspeksi Normochest, retraksi (-) Normochest, retraksi (-)
Palpasi Nyeri (-) Nyeri (-)
Perkusi Sonor (+/+) Sonor (+/+)
Auskultasi Vesikuler (+/+), Rhonki Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-) di
(+/-), wheezing (-/-) basal paru dextra, wheezing (-/-)
4
Jantung
Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi iktus kordis teraba pada ICS V linea
midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung
Abdomen
Ekstremitas
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis (-) (-) (-) (-)
Edema (-) (-) (+) (+)
Pucat (-) (-) (-) (-)
Hangat (+) (+) (+) (+)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (21/10/2021)
Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil
Hematologi
Hemoglobin 12,0-16,0 gr/dl 10,3
Hematokrit 36-45 % 32,9
Trombosit 150-450 x103/ul 403
Eritrosit 3,8-5,2 x106/mm3 4,01
Leukosit 4,0-10,0 x103/mm3 9,3
5
MCV 80-96 fL 82
MCH 28-33pg 25,7
MCHC 33-36% 31,3
RDW 11,5-14,5% 15,4
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 2-4% 2,6
Basofil 0-1% 0.5
Netrofil 40-70% 70,1
Limfosit 20-40% 20,4
Monosit 2-8% 5,6
Diabetes
Gula Darah Sewaktu 70-160 mg/dL 239
Ginjal-Hipertensi
Ureum 10-50 mg/dL 101
Creatinin 0,5-0.9 mg/dL 1,9
Elekrolit – Serum
Natrium 135-148 mmol/L 140
Kalium 3,5-5,3 mmol/L 3,9
Klorida 98-107 mmol/L 107
6
- EKG (13/04/2022)
Interpretasi hasil EKG :
1. Irama : Sinus rhythm
2. Rate : 100 bpm
3. Aksis : Normo Aksis
4. Gelombang P : Durasi 0,08 s (Normal)
5. Interval PR : 0,12 s (Normal)
6. QRS : 0,08 s
7. Q Patologis : tidak ditemukan
8. ST Elevasi : tidak ditemukan
9. ST Depresi : tidak ditemukan
10. T Inverted : tidak ditemukan
11. T-Tall : Tidak ditemukan
12. LVH : ditemukan, Hasilnya 25 mm (cornell voltage)
Kesan : Left Ventricel Hypertrophy (LVH)
Hasil Interpretasi EKG pada 11 April 2022 didapatkan irama sinus Rhytm dengan
HR 100 kali/menit, pada poto thorax didapatkan kesan Kardiomegali
Ecocardiography (13-04-2022)
Kesimpulan :
- Early Phase of Ischemic Cardiomyopathy with EF 27-44%
- Diastolic Dysfunction, Grade II
- Katup – katup : MR Ringan ; TR : Ringan; PR Ringan
- Dimensi ruang- ruang jantung : RV-LV Dilatasi
- Tidak tampak thrombus/ vegetasi intrakardiak
- Fungsi sistolik LV menurun
- Fungsi sitolik RV normal
- Fungsi Diastolik LV Pseudonormal
- Terdapat LVH Eksentrik
-
Diagnosis
- CHF ec HHD
7
- AKI Stage III
Tatalaksana
- Bedrest
- Furosemid bolus 2 amp (iv) dan dilanjutkan dengan drip 10 mg/jam (iv)
- Spironolacton 25 mg
- Valsartan 160 mg
- Nitrokaf Retard 2x1
- Clopidogrel 75 mg
- Injeksi Novorapid 4-4-4 (s.c)
8
3. DISKUSI
Pasien wanita 66 tahun diantar keluarganya ke IGD RSUD Meuraxa karena sesak
nafas sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas memberat sejak
2 hari kebelakang. Pasien juga merasakan sesak napas memberat saat ia akan
berbaring lurus. Selama ini, pasien mengaku pada saat tidur ia menggunakan 3 bantal
agar bisa tidur dan sering terbangun dimalam hari akibat sesak., karena keluhan
semakin memberat akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya.
Kondisi yang pasien alami adalah Hypertensive Heart Disease (HHD) yaitu suatu
penyakit yang berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi
sistemik yang lama dan berkepanjangan. HHD merujuk pada suatu keadaan yang
disebabkan oleh peningkatan tekanan darah, hipertensi berkepanjangan dan tidak
terkendali yang dapat merubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem
konduksi jantung. HHD meliputi beberapa keadaan, seperti LVH, aritmia jantung,
penyakit jantung coroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung.1,2,3
Penyebab utama HHD adalah tekanan darah yang meningkat dan berlangsung
kronik. Sedangkan penyebab hipertensi sendiri sangat beragam, pada orang dewasa
dapat disebabkan oleh hipertensi primer/ esensial/ idiopatik yang terjadi pada 90%
kasus hipertensi. Sedangkan hipertensi sekunder, 10% dari kejadian hipertensi pada
orang dewasa disebabkan oleh penyakit ginjal, kelainan endokrin, dan penyebab
lainnya.2,3
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 <80
Normal 120-129 80-84
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
Hipertensi derajat II 160-179 100-109
Hipertensi derajat III ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi Sistolik Terisolasi ≥ 140 < 90
9
Mekanisme terjadinya HHD adalah satu hal kompleks yang melibatkan banyak
faktor yang saling mempengaruhi, yaitu hemodinamik, struktural, neuroendokrin,
seluler, dan faktor molekuler. Di satu sisi, faktor-faktor ini memegang peranan dalam
perkembangan hipertensi dan komplikasinya, di sisi lain peningkatan tekanan darah
itu sendiri dapat memodulasi faktor-faktor tersebut. Peningkatan tekanan darah dapat
menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi jantung melalui 2 cara yaitu secara
langsung melalui peningkatan afterload dan secara tidak langsung melalui
nuerohormonal terkait dan perubahan vaskular. Efek hipertensi terhadap jantung
berbeda-beda, dapat terjadinya hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas atrium kiri,
penyakit katup, gagal jantung, iskemik miokard, dan aritmia kardia.1,2,3
Tanda dan gejala fisik HHD tergantung dari durasi, tingkat keparahan dan tipe
dari penyakitnya sendiri. Sebelum menegakkan diagnosis HHD harus ditemukan
adanya hipertensi, faktor-faktor risiko terjadinya hipertensi dan etiologi untuk
hipertensi sekunder. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala dari HHD :3,4
1. Gagal jantung
Diagnosis gagal jantung kongestif dapat ditegakkan berdasarkan kriteria
Framigham seperti berikut :
A. Kriteria mayor
Paroksimal noktural dipsnea
Distensi vena leher
Ronki paru
Kardiomegali
Edema paru akut
Gallop S3
Peninggian tekanan vena jugularis
Retluks hepatojugular
B. Kriteria minor
Edema ekstremitas
Batuk malam hari
Dispnea d'effort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital paru 1/3 dari normal
Takikardia (>120/menit)
10
Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria mayor dan 2 kriteria
minor. Sedangkan pada pasien ini dijumpai adanya sesak nafas yang memberat saat
berbaring (menandakan ke arah edema paru akut), serta edema ektremitas.3,4
Klasifikasi fungsional dari The New York Heart Association (NYHA) biasanya
digunakan untuk menyatakan hubungan antara awitan gejala dan derajat latihan fisik.
Berdasarkan klasifikasi NYHA, pasien ini berada pada kelas 2 yaitu terdapat sedikit
keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik normal menimbulkan gejala gagal jantung,
tetapi nyaman saat beristirahat.2,5
Kelas 1 Tidak terdapat keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik normal tidak
menimbulkan gejala gagal jantung
Kelas 2 Terdapat sedikit keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik normal
menimbulkan gejala gagal jantung, tetapi nyaman saat beristirahat
Kelas 3 Terdapat keterbatasan yang cukup signifikan pada aktivitas fisik. Aktivitas
fisik di bawah normal menimbulkan gejala gagal jantung, tetapi nyaman
saat beristirahat
Kelas 4 Tidak dapat melakukan segala aktivitas fisik tanpa gejala gagal jantung,
atau gejala HF muncul saat beristirahat
2. Aritmia
Aritmia jantung dapat menyebabkan berbagai gejala seperti palpitasi, sinkop.
fibrilasi atrium, ventrikular takikardi, dan sudden cardiac death.3,4
11
TDS 140 - 159 mmHg atau TDD 90 - 99 mmHg atau TDS >160 mmHg atau
TDD > 100 mmHg
Auskultasi bising sekitar kiri dan kanan umbilicus (renal artery stenosis)
A. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan sebelum memulai pengobatan
hipertensi meliputi urinalisis, glukosa darah dan hematokrit, potassium serum,
kreatinin, kalsium dan profil lipid. Pemeriksaan kadar kolesterol total, LDL, HDL,
dan trigliscrida (pasien dipuasakan selama 9-12 jam). Selain pemeriksaan
laboratorium untuk hipertensi, juga perlu dilakukan pemeriksaan kimia darah untuk
pcnyakit jantung seperti CKMB, CK, LDH, SCOT, SGPT.3,4
B. Elektrokardiografi
Pada pasien dengan HHD umumnya dijumpai LVH pada sekitar 20-50% kasus,
dan metode pemeriksaan ini masih menjadi metode standar.3,4
C. Foto Thoraks
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah terdapatnya cardiomegali. Hasil
foto radiologi diukur dengan Cardio Thorax Ratio (CTR). CTR adalah suatu cara
pengukuran besarnya jantung dengan mengukur perbandingan antara ukuran jantung
dengan lebarnya rongga dada pada foto thorax proyeksi PA. Apabila nilai rationya
melebihi 50%, maka jantung pasien tersebut dapat dikategorikan kardiomegali.3,4
D. Ekokardiografi
Echocardiografi-Doppler dapat dipakai untuk menilai fungsi diastolik (gangguan
fungsi relaksasi ventrikel kiri). Ekhokardiografi digunakan untuk melihat fungsi,
12
ketebalan dinding, serta dimensi ruang ventrikel kiri dan atrium kiri. Selain itu
ekhokardiografi ini juga digunakan untuk meilihat ada tidaknya gangguan katup
jantung. Temuan pada ekhokardiografi tergantung dari gangguan pada jantungnya.3,4
Indikasi Echocardiografi pada pasien hipertensi adalah: 2,5
Konfirmasi gangguan jantung atau murmur
Hipertensi dengan kelainan katup
Hipertensi pada anak atau remaja
Hipertensi saat aktivitas, tetapi normal saat istirahat
Hipertensi disertai sesak napas yang belum jelas sebabnya (gangguan fungsi
diastolik atau sistolik)
Pada pasien dalam kasus ini pasien menerima tatalaksana berupa clopidogrel 1x75
mg yang merupakan golongan antiplatelet yang bekerja dengan cara mengurangi
agregasi platelet sehingga dapat menghambat pembentukkan trombus pada sirkulasi
arteri Kemudian diberikan furosemid golongan diuretik intravena yang bekerja
dengan cara blok transpoter Na/K/Cl, sehingga akan terjadi peningkatan volume urin
dengan cara meningkatkan ekskresi air, garam, dan ion lainnya. Obat ini memiliki
peran penting dalam sekresi cairan dan garam.
13
berhasil mencapai tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan dapat ditoleransi secara
baik tanpa efek samping maka terapi tidak perlu diubah. Pada populasi umum < 60
tahun terapi farmakologi dimulai untuk mencapai target tekanan darah diastolik < 90
mmHg dan tekanan darah sistolik < 140 mmHg. Pada populasi usia ≥ 18 tahun
dengan CKD atau diabetes, terapi farmakologi bertujuan mencapai tekanan darah
sistolik < 140 mmHg dan tekanan darah diastolic < 90 mmHg.4,5
14
4. KESIMPULAN
Hypertensive heart desease (HHD) atau penyakit jantung hipertensi adalah istilah
yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari
LVH, aritmia jantung, penyakit jantung coroner dan penyakit jantung kronis yang
disebabkan karena peningkatan tekanan darah, Efek hipertensi terhadap jantung
berbeda-beda, pada jantung dapat terjadi hipertropi ventrikel kiri, abnormalitas atrium
kiri, penyakit katup, gagal jantung, iskemik miokard, dan aritmia kardia.
15
DAFTAR PUSTAKA
16