Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 40

CAPUT/CAPITA NULLITATIS PERKAWINAN

Materi kuliah
KHK Perkawinan dan Tribunal
Oleh Dr. Asrot Purba
ARTI

• Caput (caput, capitis) = kepala, alasan,


dasar
• Nullitatis (nullitas, nullitatis) = kebatalan
Caput nullitatis adalah dasar yuridis
kebatalan suatu perkawinan.
BIDANG CAPUT NULLLITATIS

Halangan Tata
nikah Konsensus Peneguhan
Jumlah halangan:
Dirayakan
12 (umum)/15
(terperinci)
Janji Nikah menurut Tata
yang Sah Peneguhan
kanonik
CAPUT NULLITATIS MENGENAI HALANGAN
NIKAH

• Adanya HALANGAN ILAHI/KODRATI


• Adanya halangan yang dispensasinya direservasi bagi tahta
suci dan belum diberi dispensasi
• Adanya halangan dan belum didispensasi oleh ORDINARIS
WILAYAH (Uskup Diosesan, Vikjen dan Vikep)
ADANYA HALANGAN ILAHI/KODRATI

1. Ikatan perkawinan sah yang sebelumnya


2. Impotensi
3. Hubungan darah garis lurus dan menyamping
tingkat II
4. Orang yang belum mencapai usia kematangan fisik
dan psikis
ADANYA HALANGAN YANG DISPENSASINYA
DIRESERVASI BAGI TAHTA SUCI DAN BELUM
DIBERI DISPENSASI

1. Pembunuhan Pasangan
2. Kewajiban selibat dari tahbisan suci
(diakonat, presbiterat dan episkopat)
3. Kaul kemurnian kekal publik pada
tarekat religius berbadan kepausan
ADANYA HALANGAN DAN BELUM
DIDISPENSASI OLEH ORDINARIS WILAYAH
(USKUP DIOSESAN, VIKJEN DAN VIKEP)
1. Usia kanonik: 14 5. Semenda
(wanita) dan 16 (lk) 6. Kaul kemurnian kekal
2. Adopsi publik pada tarekat religius
3. Kelayakan publik berbadan diosesan
4. Hubungan darah garis 7. Penculikan
8. Beda agama
menyamping tingkat III-IV
CAPUT NULLLITATIS MENGENAI
KONSENSUS (JANJI NIKAH)

Personal
Bebas
Utuh
Internal
Dipertimbangkan
CAPUT NULLLITATIS MENGENAI
KONSENSUS (JANJI NIKAH)

Dinyatakan secara eksternal


Tak dapat ditarik kembali
Timbal balik
Simultan
JANJI NIKAH Perso
YANG SAH nal

Inter
nal
bebas Utuh

Dipertim
bangkan
JANJI NIKAH Dinyatakan
YANG SAH secara
eksternal

Tak
dapat
ditarik
kembali
Timbal Simult
balik an
PERSONAL

Perkawinan = Tindakan pribadi


orang yang menikah, bukan orang
lain
INTERNAL

ORANG memiliki kehendak


batiniah yang jujur, benar dan
sungguh-sungguh
BEBAS

Harus dibuat secara bebas, sebab


perkawinan harus menjadi tindakan
yang khas manusiawi
UTUH

Tidak ada pengecualian atas tujuan


atau sifat hakiki perkawinan
DIPERTIMBANGKAN

Pilihan menikah merupakan hasil


akal budi yang menimbang-
nimbang, menilai dan memutuskan
DINYATAKAN SECARA EKSTERNAL

Kesepakatan nikah harus


dinyatakan secara eksternal dengan
kata-kata atau isyarat yang senilai
TIMBAL BALIK

Ada kehendak saling


menyerahkan diri dan saling
menerima
SIMULTAN

Hadir bersama-sama, bisa secara


fisik maupun melalui perantara
TAK BISA DITARIK KEMBALI

Sekali janji nikah diucapkan secara


sah, tak bisa ditarik kembali
CAPUT NULLITATIS MENGENAI KONSENSUS

Adalah Caput nullitatis mengenai hal-


hal yang bertentangan dengan kualitas
janji nikah yang sah.
CAPUT NULLITATIS MENGENAI KONSENSUS

1. Cacat karena ketidakmampuan untuk menggunakan akal


budi secukupnya (kan. 1095, 1º dan 2º)
2. Cacat karena ketidakmampuan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban hakiki perkawinan karena alasan-
alasan psikis (kan. 1095, 3º)
3. Cacat karena paksaan dan ancaman (kan. 1103)
CAPUT NULLITATIS MENGENAI KONSENSUS

4. Cacat karena kekeliruan mengenai diri orangnya atau


mengenai sifat pribadi yang merupakan tujuan langsung
dan utama (kan. 1097)
5. Cacat karena kekeliruan mengenai sifat dari pihak lain
karena tertipu oleh muslihat yang dibuat untuk
mendapatkan kesepakatan nikah (kan. 1098)
6. Cacat karena Simulasi (bersandiwara)
6. CACAT KARENA SIMULASI
(BERSANDIWARA)

a. Cacat karena simulasi total (kan. 1101, §1)


b. Cacat karena simulasi parsial/sebagian (kan.
1101, § 2)
CACAT KARENA SIMULASI
PARSIAL/SEBAGIAN (KAN. 1101, 2§)

a. Penolakan atas sifat monogam perkawinan


b.Penolakan atas hak dan kewajiban kesetiaan
(contra bonum fidei)
c. Penolakan atas indissolubilitas perkawinan
CACAT KARENA SIMULASI
PARSIAL/SEBAGIAN (KAN. 1101, 2§)

d. Penolakan atas kesejahteraan pasangan (contra


bonum coniugum)
e. Penolakan atas kesejahteraan anak: prokreasi dan
pendidikan anak (contra bonum prolis)
f. Penolakan atas sakramentalitas perkawinan
7. Cacat karena ketidaktahuan tentang
hakekat dan tujuan perkawinan (1096)
Pengetahuan minimal: persekutuan hidup dan tujuan
perkawinan
Ketidaktahuan = ignorantia atasnya membuat
konsensus cacat, perkawinan cacat.
Pengetahuan minimal, bukan menyeluruh dan
sempurna.
HAKIKAT DAN TUJUAN PERKAWINAN

Paham Gereja tentang hakikat dan tujuan perkawinan (kann. 1055, 1056
dan 1061)
• Persekutuan hidup antara dua orang yang berbeda jenis kelamin (kan.
1055, par 1)
• Terarah pada kelahiran dan pendidikan anak-anak (kan. 1055, par 1)
• Bersifat tetap: unitas dan indissolubilitas (kan. 1056)
• Kerja sama seksual dengan persetubuhan manusiawi yang terbuka
untuk kelahiran anak (kan. 1061)
• Pengetahuan diandaikan ketika mencapai pubertas
• Pada usia pubertas diandaikan orang normal sudah
memiliki pengetahuan
• Jika seorang sudah memasuki pubertas, dia
mengatakan belum memiliki pengetahuan minimal,
dia harus membuktikannya.
PEDOMAN PEMBUKTIAN

• Kemampuan akal budi, usia, lingkungan hidup


• Kaitan dengan situasi tidak mendapat pendidikan atau akses pada sumber
pengetahuan.
• Jika usia terlalu muda: usia kanonik; jika ketidakmampuan karena akal budi karena
alasan psikis: kan. 1095, par 1
• Situasi keluarga: Orangtua tunggal?
• Budaya yang menolak unitas dan indissolubilitas
8. Cacat karena kekeliruan mengenai sifat hakiki
perkawinan (kan. 1099)
Kekeliruan = paham yang salah; tahu sesuatu, tetapi salah.
- Ada kemungkinan berpoligami dalam Gereja katolik
- Pandangan melawan kesetiaan: selingkuhan, seraya
tetap menanggung isterinya
- Negara berhak menceraikan
- Pernikahan itu urusan sipil, maka menikah di Gereja
hanya mengesahkan
CATATAN

• Kata “ATAU”: bisa berupa ketiga hal sekaligus atau salah satu
• Dibedakan: kekeliruan biasa dan kekeliruan yang menentukan
Kekeliruan biasa: sekadar kekeliruan
Kekeliruan yang menentukan: kekeliruan itu memengaruhi dan menentukan kemauan
dan keputusan mempelai untuk menikah. Keyakinan yang keliru menentukan
kehendaknya untuk mau dan memutuskan menikah
PEDOMAN

• Batasan kekeliruan hanya menyangkut tiga sifat esensial perkawinan


• Bisa mencakup ketiga sifat itu, dua, atau salah satu
• Dibedakan antara kekeliruan dan simulasi. Simulasi: tahu secara jelas
• Kekeliruan itu mendalam: yakin pengetahuannya benar
• Kekeliruan itu menentukan kehendaknya untuk memilih menikah secara katolik
9. Jikalau ada indikasi bahwa seseorang menikah secara
bersyarat mengenai masa yang akan datang (kan. 1102)

Suatu perkawinan mensyaratkan suatu situasi atau keadaan.


Ada tiga kemungkinan:
a. Mengenai yang akan datang: konsensus cacat
b. Mengenai sekarang: sah, jika terpenuhi
c. Mengenai yang lalu: sah, jika terpenuhi
Perlu ijin tertulis dari Ordinaris wilayah untuk a dan b (demi
licitnya).
MENGENAI YANG AKAN DATANG

Syarat itu masih harus terjadi di kemudian hari setelah perayaan nikah.
• Efektivitas konsensus: syarat itu terpenuhi
• Efektivitas konsensus: bergantung pada syarat yad
• Perkawinan: tidak batal dan sekaligus belum penuh.
Membuat perkawinan tidak sah
“Saya menikah denganmu dengan syarat, asalkan kamu nanti menjadi kaya”
MENGENAI YANG SEKARANG

Mengenai sesuatu atau keadaan yang


berhubungan langsung dengan keadaan
seseorang pada saat konsensus diucapkan.
“Saya menikah denganmu dengan syarat,
asalkan wajahmu itu bukan hasil oplas”
MENGENAI YANG LALU

Sesuatu atau keadaan yang telah terjadi


sebelum konsensus dibuat:
“Saya menikah denganmu dengan syarat,
asalkan kamu tak pernah menjadi tahanan”
SYARAT MASA LALU DAN SEKARANG

• Dibolehkan dibuat dengan ijin tertulis dari Ordinaris


wilayah
• Secara obyektif sudah terjadi, hanya belum bisa
dipastikan secara jelas
• Status perkawinan: tidak menggantung secara
obyektif. Sama dengan konsensus dalam perkawinan
lainnya
PEDOMAN

Apakah ada benar syarat?


Bagaimana, kapan dan kepada siapa disampaikan ide dan
kehendak membuat syarat
• Seberapa penting syarat itu bagi pelaku
• Bagaimana situasi sebelum peneguhan
• Bagaimana situasi saat peneguhan
• Dibedakan bersyarat dengan tertipu (kan. 1098)
Wajah oplas: tertipu,

You might also like