Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

TERM OF REFERENCE SOSIALISASI CARA PEMBERSIHAN TUMPAHAN

CAIRAN TUBUH PASIEN DAN TUMPAHAN BAHAN KIMIA

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah merupakan sebuah institusi perawatan
kesehatan profesional, pusat terapi dan diagnosis yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Kejadian infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia, tidak membedakan
negara maju maupun negara berkembang. Infeksi nosokomial adalah
salah satu penyebab utama terjadinya kematian dan peningkatan
morbiditas antara pasien dirawat di rumah sakit (WHO, 2002).
Survey prevalensi yang dilakukan World Health Organization
(WHO) tahun 2002 pada 55 rumah sakit di 14 negara (Eropa, Timur
mediterania, Asia Tenggara dan Pasifik Barat) menunjukkan rata-rata
8,7% dari pasien rumah sakit terkena infeksi nosokomial. Setiap saat,
lebih dari 1,4 juta orang di dunia menderita komplikasi akibat infeksi
nosokomial. Setiap orang yang bekerja atau orang yang hanya sekedar
mengunjungi pasien ke dalam sarana kesehatan memiliki resiko
menulari atau tertular suatu infeksi, terutama di rumah sakit yang jenis
penyakit dan pelayanannya beragam. Kewaspadaan universal adalah
tindakan pengendalian infeksi di sarana pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan dan staf lainnya untuk
mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip
bahwa darah dan cairan tubuh lain dapat berpotensi menularkan suatu
penyakit (Nursalam, 2007).
Ada banyak sekali penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kontak
dengan cairan infeksius seperti darah, yaitu penyakit HIV. Penyakit HIV
ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV (Halosehat,2015). Jika saja petugas yang
membersihkan tumpahan cairan 15 Universitas Esa Unggul tubuh
pasien tidak melaksanakan sesuai dengan prosedur yang benar
kemungkinan besar akan terjadi masalah kesehatan. Seperti yang
dilaporkan oleh CDC (Center For Desease Control) tahun 1997 dalam
qushai-fkm13 (2014), dilaporkan bahwa ada 52 kasus petugas
kesehatan lain terjangkit HIV akibat kecelakaan kerja di tempat kerja.
Sedangkan di indonesia data ini belum terlaporkan. Namun dari
kejadian tersebut, resiko perawat mempunyai andil yang paling besar
untuk tertular akibat terpapar cairan dan tertusuk jarum (qushai-
fkm13, 2014) Berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit tahun 2011,
rumah sakit mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan
dan limbah berbahaya sesuai rencana. Bahan berbahaya dan limbahnya
tersebut meliputi bahan kimia, bahan kemoterapi, bahan dan limbah
radioaktif, gas dan uap berbahaya serta limbah medis dan infeksius lain
sesuai ketentuan. Pihak rumah sakit harus menyediakan peralatan
berupa spill kit dan prosedur untuk penanganan apabila terjadi
tumpahan atau paparan limbah tersebut. Salah satu cara untuk
membiasakan petugas dalam menangani tumpahan cairan infeksius
adalah dengan mensosialisasikan standar operasional prosedur
mengenai penanganan tumpahan kepada petugas yang menangani
tumpahan cairan infeksius. Ada banyak metode pelatihan dengan
berbagai media ajar untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan
dan perubahan tindakan seseorang. Salah satunya adalah dengan
menggunakan media video (Notoadmodjo, 2014)

B. TUJUAN KEGIATAN
1. Peserta mengetahui apa saja cairan tubuh pasien yang infeksius
2. Peserta mampu mengetahui cara penanganan pembersihan
tumpahan cairan tubuh pasien dan tumpahan bahan kimia
3. Peserta mengetahui manfaat benar cara penanganan pembersihan
tumpahan cairan tubuh pasien dan tumpahan bahan kimia
4. Peserta mampu menghafalkan penggunaan spill kit
5. Peserta mampu menerapkan pembersihan menggunakan spill kit

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Hari, tanggal : Jumat dan Sabtu, 19 dan 20 Agustus 2022
Pukul : 09.00- selesai
Tempat : Aula Assaqifah RSI Al Ikhlas Pemalang

D. PESERTA DAN MEDIA


Jumlah peserta kegiatan sosialisasi cara penanganan pembersihan
tumpahan cairan tubuh pasien dan tumpahan bahan kimia adalah 180
karyawan RSI Al Ikhlas Pemalang, yang didominasi oleh tenaga
kesehatan, bagian penunjang RS, bagian administrasi rumah sakit,
bagian rumah tangga, bagian keamanan dan bagian umum RS. Media
yang digunakan adalah laptop, LCD proyektok, kotak spill kit.

E. PENYELENGGARA
Penyelenggara kegiatan sosialisasi karyawan terkait cuci tangan efektif
dan lima moment cuci tangan adalah bagian Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi RSI Al Ikhlas Pemalang

F. METODE DAN KEGIATAN


Metode : Demonstrasi, Tanya jawab peserta dan evaluasi
kegiatan. Sosialiasasi dlakukan 4 kloter mengingat pelayanan agar tetap
berjalan

NO WAKTU KEGIATAN RESPON PESERTA


1 10 menit a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menyampaikan tujuan c. Menjawab soal
dan topic penyuluhan pretest
d. Memberikan soal pre
test kepada peserta
2 10 menit Menjelaskan materi dan a. mendengarkan
demonstrasi dan
a. pengertian apill kit memperhatikan
b. tujuan penggunaan
spill kit
c. manfaat pembersihan
menggunakan spill kit
d. demonstrasi cara
penggunaan spill kit
3 15 menit Tanya jawab Menjawab pertanyaan
Memberikan kesempatan dan memperagakan
kepada peserta untuk menggunakan spill kit
bertanya tentang cara
penggunaan spill kit
Evaluasi
a. membagikan soal post
test
b. memperagakan cara
menangani tumpahan
cairan tubuh pasien
4 5 menit Penutup a. mendengarkan
Menyimpulkan b. menjawab salam
Salam penutup
G. PENUTUP
Demikian Term of Reference kegiatan sosialisasi penanganan tumpahan
cairan tubuh pasien dan tumpahan bahan kimia diharapkan peserta
mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-hari agar
mengurangi angka HAIs di RSI Al Ikhlas Pemalang.

You might also like