Professional Documents
Culture Documents
02 - PEDOMAN PELAYANAN UNIT GIZI-050119 New
02 - PEDOMAN PELAYANAN UNIT GIZI-050119 New
02 - PEDOMAN PELAYANAN UNIT GIZI-050119 New
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Wates
Husada, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan gizi yang bermutu
tinggi.
b. Bahwa agar pelayanan gizi dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Peraturan Direktur Rumah Sakit Wates Husada sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan gizi Rumah Sakit Wates Husada.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan
b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Wates Husada.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1096 tahun 2011
tentang Higiene Sanitasi Jasaboga;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 26 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 78 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT WATES HUSADA TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN UNIT GIZI RUMAH SAKIT WATES HUSADA.
Kedua : Pedoman Pelayanan Unit Gizi sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Gresik
Tanggal : 27 April 2019
Direktur RS Wates Husada
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT WATES HUSADA..................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................2
1.1. LATAR BELAKANG........................................................................................................................2
1.2. TUJUAN.......................................................................................................................................2
1.3. RUANG LINGKUP PELAYANAN.....................................................................................................2
1.4. BATASAN OPERASIONAL..............................................................................................................2
1.5. LANDASAN HUKUM.....................................................................................................................2
BAB II STANDAR KETENAGAAN........................................................................................................................2
2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA........................................................................................2
2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN............................................................................................................2
2.3. PENGATURAN JAGA.....................................................................................................................2
BAB III STANDAR FASILITAS..............................................................................................................................4
3.1. STANDAR FASILITAS.....................................................................................................................2
BAB IV KEBIJAKAN............................................................................................................................................6
4.1. KEBIJAKAN UMUM......................................................................................................................6
4.2. KEBIJAKAN KHUSUS.....................................................................................................................6
BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN..................................................................................................................7
5.1. TATA LAKSANA PELAYANAN GIZI RAWAT INAP...........................................................................7
5.2. TATA LAKSANA PENYELENGGARAAN MAKANAN........................................................................7
5.3. TATA LAKSANA PEMBIAYAAN PELAYANAN GIZI........................................................................10
5.4. TATA LAKSANA KEAMANAN MAKANAN......................................................................................2
BAB VI LOGISTIK.............................................................................................................................................17
6.1. PEMESANAN (PENGADAAN) DAN PENGAMBILAN BARANG LOGISTIK.......................................17
6.2. PENYIMPANAN DAN PENCATATAN BARANG LOGISTIK.............................................................17
6.3. PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA.....................................................................................17
BAB VII KESELAMATAN PASIEN......................................................................................................................18
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU....................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1. Menentukan tujuan dan merencanakan intervensi gizi dengan menghitung kebutuhan zat gizi,
bentuk makanan, jumlah serta pemberian makanan yang sesuai dengan keadaan pasien.
2. Merancang dan mengubah preskripsi diet, dan menerapkannya mulai dari perencanaan menu
sampai menyajikan makanan.
3. Memberikan pelayanan dan penyuluhan gizi dan konseling gizi pada pasien dan keluarganya.
4. Mengelola sumber daya dalam pelayanan penyelenggaraan makanan bagi konsumen di rumah
sakit.
5. Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.
Penyelenggaraan makanan rumah sakit meliputi produksi dan distribusi makanan. Sasaran
Penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Wates Husada adalah pasien.
JUMLAH YANG
No. NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI
TERSEDIA SAAT INI
1. Ahli Gizi FSM Minimal D3 Gizi
Minimal Ijazah 2
D3-Gizi
2. Juru Masak Minimal Ijazah SMK 3
SMK Boga/SMK- Boga/Ijazah SMK-
SMA yang sudah SMA
berpengalaman
dibidang boga
3 Pembantu Juru Masak Minimal SMA dan Ijazah SMA dan 2
(Pembantu Juru SMK SMK
Masak,Penyaji/Distribusi)
Keterangan:
a. Jadwal dinas dibuat setiap bulan oleh Koordinator Unit Gizi dan disetujui oleh Penunjang Medis
dan HRD.
b. Daftar dinas staf gizi dipasang pada papan informasi Gizi.
c. Staf yang berhalangan hadir melapor ke Koordinator Gizi atau dapat mencari sendiri
penggantinya.
d. Staf yang berhalangan hadir dan staf pengganti mengisi form tukar dinas yang disetujui dan
ditandatangani oleh koordinator gizi.
e. Bila staf yang bersangkutan berhalangan hadir dan sifatnya mendadak (contoh: sakit) , staf yang
bersangkutan menghubungi koordinator gizi untuk dapat mencarikan pengganti staf tersebut.
BAB III
STANDAR FASILITAS
b. SARANA FISIK
1) Letak tempat penyelenggaraan makanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai letak tempat penyelenggaraan
makanan, antara lain:
a) Kebisingan dan keributan di pengolahan tidak mengganggu ruangan lain
disekitarnya.
b) Mudah dicapai kendaraan dari luar dan mempunyai jalan langsung dari luar,
untuk memudahkan pengiriman bahan makanan.
c) Mendapat udara dan sinar yang cukup.
2) Bangunan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu bangunan instalasi/unit
pelayanan gizi yaitu: tipe rumah sakit, macam pelayanan dan macam menu, jumlah
fasilitas yang diinginkan, kebutuhan biaya, arus kerja dan susunan ruangan, serta
macam dan jumlah tenaga yang digunakan.
3) Konstruksi
Beberapa persyaratan mengenai konstruksi tempat pengolahan makanan:
a) Lantai: kuat, mudah dibersihkan, tidak licin, tidak menyerap air, tahan terhadap
asam dan tidak memberikan suara keras.
b) Dinding: halus, mudah dibersihkan, dapat memantulkan cahaya yang cukup bagi
ruangan dan tahan terhadap ruangan.
c) Langit-langit: tertutup, diberi warna serasi dengan dinding. Jarak antara langit-
langit dan lantai tinggi agar udara panas dapat bersirkulasi dengan baik.
d) Penerangan dan ventilasi: cukup, penerangan baik. Tersedia exhaust fan sehingga
dapat mengeluarkan asap, bau makanan, bau uap lemak, bau air dan panas.
BAB IV
KEBIJAKAN
Tabel . Suhu dan Lama Penyimpanan Bahan Makanan Mentah dan Segar
Lama Waktu Penyimpanan
No. Jenis Bahan Makanan
< 3 hari ≤ 1 minggu > 1 minggu
1. Daging, ikan, udang, dan -5 s/d 0⁰ C -10 s/d -5⁰ C < -10⁰ C
HO
2. Telur, buah (pisang), 5 s/d 7⁰ C -5 s/d 0⁰ C < -5⁰ C
dan HO
3. Sayur, buah (kec. 10⁰ C 10⁰ C 10⁰ C
pisang), dan minuman
4. Tepung dan biji-bijian 25⁰ C 25⁰ C 25⁰ C
(Sumber : PGRS, 2013)
7) Pendistribusian Makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyaluran makanan sesuai
dengan jenis makanan dan jumlah porsi pasien yang dilayani (makanan biasa
maupun makanan khusus). Tujuannya supaya konsumen mendapatkan makanan
sesuai standar diet dan ketentuan yang berlaku.
Jenis distribusi makanan yang digunakan di Rumah Sakit Wates Husada adalah
distribusi sentralisasi, dimana makanan dibagi dan disajikan dalam alat makan
diruang produksi. Distribusi makanan dari gizi kepada pasien dilakukan oleh petugas
distribusi.
Pengaturan staf Unit Gizi RS Wates Husada dalam distribusi makanan pasien
meliputi:
Distribusi makan pagi dilakukan oleh petugas distribusi dan pembantu juru
masak shift pagi.
Distribusi makan siang dilakukan oleh petugas distribusi shift pagi dan
pembantu juru masak/juru masak shift siang.
Distribusi makan sore dilakukan oleh petugas pembantu juru masak/juru masak
shift siang dan petugas distribusi shift malam.
c. Biaya overhead
Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan untuk menunjang operasional produk dan
jasa yang dihasilkan. Pada penyelenggaraan makanan, biaya overhead yang dimaksud
antara lain biaya bahan bakar, alat masak, alat makan, alat rumah tangga, telepon,
listrik,dll.
2. JENIS PEMBIAYAAN
Pembiayaan Pelayanan Gizi di RS Wates Husada meliputi :
a. Biaya Asuhan Gizi
Biaya pelayanan gizi rawat inap yang dihitung adalah biaya jasa untuk asuhan gizi.
b. Biaya Makan
Unsur-unsur biaya dalam penyelenggaraan makanan adalah biaya bahan makanan.
c. Biaya Bahan Makanan (Food Cost)
5.4. TATA LAKSANA KEAMANAN MAKANAN
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah makanan dari
cemaran biologis, kimiawi dan benda lain yang dapat menggangu, merugikan dan membahayakan
kesehatan, sehingga menjadi hal mutlak yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan makanan di
rumah sakit. Makanan yang tidak aman dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang disebut
foodborne disease, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi makanan yang
mengandung atau tercemar bahan atau senyawa beracun atau organisme pathogen.
Pelayanan makanan unit gizi RS Wates Husada berupaya menjamin keamanan makanan dengan cara
menerapkan jaminan mutu berdasarkan keamanan makanan.
Prinsip keamanan tersebut meliputi:
1. Good Manufacturing Practices (GMP)
2. Higiene dan sanitasi makanan (Penyehatan makanan)
3. Higiene penjamah makanan
4. Sanitasi Air dan Lingkungan
Berikut ini syarat penyimpanan bahan makanan berdasarkan jenis bahan makanan.
1) Bahan makanan kering
a) Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam dan golongan
maupun pemakaian bahan makanan
b) Semua bahan makanan dibungkus tertutup, terbungkus rapi, dan tidak berlobang
diletakkan di atas rak bertingkat yang cukup kuat
2) Bahan makanan basah
a) Semua bahan makanan harus dibungkus plastik dan tertutup rapat
b) Tidak meletakkan bahan makanan berbau menyengat dengan bahan makanan
lainnya
c) Suhu refrigerator dan freezer harus sesuai aturan dan suhunya harus dicek secara
berkala yaitu dua kali sehari
d) Refrigerator dan freezer harus dibersihkan secara berkala.
h. Pengangkutan Makanan
Syarat pengangkutan pendistribusian makanan kepada pasien di RS Wates Husada adalah
sebagai berikut:
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun.
2) Gunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan (Troli Distribusi) yang higienis
dan tertutup. Banyaknya Troli yang digunakan disesuaikan dengan jumlah ruangan
rawat inap.
3) Setiap jenis makanan diletakkan dalam wadah berbeda dan tertutup. Penutup yang
digunakan adalah plastic wraping.
4) Suhu harus diperhatikan.
5) Waktu lama agar makanan tetap panas pada suhu 60°C atau tetap dingin pada suhu
4°C
i. Penyajian Makanan
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan makanan adalah:
1) Setiap makanan yang akan disajikan tidak boleh kontak langsung dengan anggota
tubuh.
2) Penyajian makanan dilakukan dengan tepat yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat diet,
dan tepat jumlah.
3) Sebelum memberikan makanan kepada pasien harus melakukan identifikasi pasien
terlebih dahulu.
BAB VI
LOGISTIK
Pengelolaan barang logistik yaitu peralatan baik peralatan dapur dan peralatan makan pasien serta barang
non bahan makanan habis pakai yang ada di Unit Gizi RS Wates Husada meliputi pemesanan(pengadaan),
pengambilan, penyimpanan dan pencatatan.
6.1. PEMESANAN (PENGADAAN) DAN PENGAMBILAN BARANG LOGISTIK
Prosedur pemesanan barang logistik untuk digunakan oleh unit gizi kepada seksi logistik yaitu
meliputi:
1. Periksa dan catat stok barang logistik di unit gizi yang sudah habis/akan habis.
2. Tulislah list barang logistik yang diminta dan jumlah pemesanan
3. Bawalah barang yang sudah diterima beserta buku permintaan barang logistik.
6.2. PENYIMPANAN DAN PENCATATAN BARANG LOGISTIK
Penyimpanan barang logistik yang ada di Unit Gizi RS Wates Husada meliputi:
1. Peralatan dapur disimpan di tempat penyimpanan peralatan yang berada di Unit Gizi dan
dicatat di buku catatan inventaris peralatan dapur. Pencatatan dilakukan oleh petugas yang
sudah ditunjuk.
2. Peralatan makan pasien disimpan di tempat penyimpanan peralatan pasien yang berada di Unit
Gizi dan dicatat di buku catatan inventaris peralatan makan pasien. Pencatatan dilakukan oleh
petugas yang sudah ditunjuk.
3. Barang non bahan makanan disimpan di gudang penyimpanan bahan makanan kering.
Pencatatan dilakukan oleh petugas yang sudah ditunjuk.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pekerjaan yang dilakukan secara terorganisir dan sesuai prosedur dapat mencegah kecelakaan kerja yang
membahayakan diri sendiri dan orang lain. Kecelakaan kerja merupakan hal yang dapat dicegah.
Keselamatan kerja adalah upaya mencegah kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas,
kesalahan teknis, dan kelalaian.
Prinsip keselamatan kerja yaitu:
1. Prinsip pengendalian teknis, yang meliputi:
a. Letak dan bentuk konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
b. Luas ruangan pelayanan makanan sesaui dengan ukuran yang ditetapkan.
c. Jumlah peralatan sesuai kebutuhan dan disimpan dalam rak.
d. Pencahayaan dan saluran udara sesuai aturan.
e. Tersedianya ruang istirahat pegawai.
2. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab serta
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai.
3. Pekerjaan yang ditugaskan kepada pegawai sesuai dengan kemampuan
kerjanya.
4. Pemberian waktu istirahat kepada semua pegawai yang telah bekerja.
5. Pemeliharaan alat yang dilakukan secara berkala.
6. Adanya pendidikan atau diklat mengenai keselamatan kerja bagi seluruh
pegawai.
7. Penyediaan fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
8. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.
Keselamatan kerja dapat dicapai jika dilakukan sesuai prosedur. Masing-masing tahap pelayanan makanan
untuk memproduksi makanan memiliki prosedur yang berbeda-beda.
Berikut ini adalah prosedur keselamatan kerja pada masing-masing tahap pelayanan makanan:
1. Ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
Keamanan kerja akan terlaksana apabila:
a. Menggunakan alat pembuka peti/bungkus dengan bahan makanan menurut cara yang tepat dan
jangan meletakan posisi tangan pada tempat kea rah bagian alat yang tajam.
b. Barang yang berat ditempatkan dibagian bawah dan mengangkut menggunakan pengangkut yang
sudah tersedia.
c. Hindari tumpahan dari bahan makanan.
d. Tidak diperkenankan untuk merokok.
e. Lampu selalu dimatikan apabila sedang tidak digunakan.
f. Mengangkat barang sesuai dengan kemampuan.
g. Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada pelayanan gizi di Rumah Sakit Wates Husada terdiri dari
pengawasan dan pengendalian.
A. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman,
standar, peraturan an hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai
tujuan yang diharapkan
Pengawasan bertujuan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan
kebijakan yang telah ditetapkan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki.
Selain itu pengawasan bertujuan untuk membina aparatur negara yang bersih
dan berwibawa
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan pembetulan atau
perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah yang ditetapkan.
Pengertian pengawasan dan pengendalian hampir sama. Perbedaannya jika
pengawasan mempunyai dasar hukum dan tindakan administratif, sedangkan
pengendalian tidak. Pengawasan dan pengendalian bertujuan agar semua
kegiatan-kegiatan dapat tercapai secara berdayaguna dan berhasilguna,
dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian tugas, rumusan kerja,
pedoman pelaksanaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan dan pengendalian merupakan unsur penting yang harus dilakukan
dalam proses manajemen.
3. Evaluasi/penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen. Evaluasi ini
bertujuan untuk menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan
kebijaksanaan yang disusun sehingga dapat mencapai sasaran yang dikehendaki.
Melalui penilaian, pengelola dapat memperbaiki rencana yang lalu bila perlu,
ataupun membuat rencana program yang baru. Pada
BAB IX
PENUTUP
Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan lainnya di rumah sakit
dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan bagi pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan di rumah sakit.
Pedoman Pelayanan Unit Gizi Rumah Sakit Wates Husada bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas
dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit yang tepat bagi
klien/pasien. Selain itu, pedoman ini juga akan bermanfaat bagi pengelola gizi rumah sakit dalam
mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajuan serta perkembangan pelayanan gizi yang holistik.
i
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit ini dilengkapi dengan lampiran tentang format pencatatan dan
pelaporan, formulir lain yang diperlukan dan mendukung kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap.
Demikianlah Pedoman Pelayanan Unit Gizi ini dibuat. Kami mengajak semua pihak yang bekerja di Unit
Gizi RS Wates Husada untuk dapat bersama-sama membina dan mengembangkan sistem pelayanan di
Unit Gizi. Semua petugas baik tenaga medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan
pelayanan gizi hendaknya selalu menaati ketentuan yang telah disebutkan di dalam buku pedoman ini.
ii
iii
34