Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Nama : Tresea

NIM : 07041181823027
Dosen Pengampu : Gunawan Lestari Elake, S.IP.,MA
Mata Kuliah : Regionalisme dalam Ekonomi Politik Amerika

RESUME

Chapter 1 (Regional Transformation in international relations) dalam buku Paul


T.V.2012. International Relations Theory and Regional Transformation. New York:
Cambrige University Press

Secara umum, dalam buku yang ditulis oleh Paul mencoba untuk
mengeksplorasi lebih dalam mengenai transformasi dari regional atau kawasan yang ada
di dalam Hubunga Internasional. Bahkan di dalam bukunya mempertanyakan terkait
bagaimana proses linear dari transformasi regional dalam mencapai keteraturan. Paul
juga mengelaborasi lebih lanjut mengapa regionl diciririkan pada bentuk upaya
penyelesaian konflik melalui perdamaian. Oleh sebab itu untuk menjelaskan hal
tersebut. Paul secara komprehensif menjelaskan mengenai makna dan perspektif apa
saja terkait dengan regional itu sendiri, serta bagaimana paradigma yang ada di dalam
Hubungan Internasional memandang tatanan regional.

1. What are regions?


Secara garis besar, Paul menunjukan bagaiman makna atau definisi dari regional
begitu beragam khususnya di dalam literature Hubungan Internasional. Makna
mengenai wilayah itu sendiri cenderung akan memiliki banyak perspektif. Misalnya saja
dalam buku ini menegaskan mengenai makna regionalisme dari perskpektif sistematik
mengatakan bahwa suatu kawasan akan dapat berkembang menjadi sebuah subsitem
yang mana muncul dikarenakan adanya interaksi yang sifatnya diatur serta memiliki
keterkaitan satu sama lain diantara tiap negaranya.

Menurut Paul, regional ialah :

“a cluster of states that are proximate to each other and are interconnected in spatial,
cultural and ideational terms in a significant and distinguishable manner”
Pada buku ini juga menunjukan mengenai makna dari regional yang juga
berpandangan pada sistem internasional yang mana secara sistem internasionalnya akan
cendrung melihat kepada bagaimana adanya interaksi yang terbangun diantara tiap
negara di suatu wilayah sehingga terciptanya adanya pola baik itu berupa kerjasama
maupun juga saling ketergantungan. Terkait penjelasan lebih lanjutnya, Paul dalam
bukunya juga menjelaskan secara gamblang mengenai regional di dalam paradigma
hubungan internasional. Adapun hal tersebut dapat terlihat sebagai berikut :

2. International Relations theory and regional order

a) Realisme
Paul di dalam buku ini mencoba mneginfestasikan secara berbeda
mengenai pemahaman mengenai regional. Pemahaman tersebut coba ia lebih
pada bagaimana sistem internasional yang anarkis, dan juga bagaimana adanya
teori keseimbangan sehingga dapat menciptakan adanya bentuk kekuatan
subsistem regional dan fundamental di dalam suatu kawasan. Adapun di dalam
realisme sendiri percaya bahwa keseimbangan dapat tercapai di dalam suatu
wilayah, karena negara sendiri akan cenderung memperhatikan pada fungsi dan
juga struktur dari sistem internasional. Maka dari itu di dalam teori satu ini akan
melihat bahwa bipolaritas pada tingkat internasional dapat berguna untuk
menjaga adanya perdamaian regional. Sedangkan adanya multipolaritas akan
dapat menyebabkan adanya gangguan. Pada perspektif ini lebih melihat
mengenai kekuasaan. Makna dari kekuasaan digunakan sebagai sesuatu hal yang
penting dalam menjaga ketertiban pada suatu wilayah. Logika terkait mengenai
keseimbangan ini sendiri didasarkan pada premis mengenai dua negara ataupun
koalisi negara yang bisa membuat tidak terjadinya perang,

b) Liberalisme
Jika paradigma realisme dalam melihat tatanan regional dengan melalui
perspektif atau teori keseimbangan dan multipolaritas, maka liberalisme
memandang regional dengan menggunakan konsep perdamaian. Pada buku
yang ditulis oleh Paul menunjukan kepada pembaca bahwasanya liberalisme
menjadi perspektif yang cukup relevan terutama dalam menawarkan mengenai
sifat dinamis yang ada pada perubahan di regional. Teori ini percaya bahwa
jika seandainya teori ini telah dikemabngkan dan juga mekanismennya telah
diterapkan pada suatu wilayah, maka dapat memunculkan adanya komunitas
keamanan yang sifatnya lebih plural. Teori ini juga berpandangan bahwasanya
jika dari semua negara yang ada di dalam suatu kawasan telah benar-benar
demokratis, maka nantinya dapat mengurangi adanya bentuk konflik bersenjata
diantara tiap negara. Melalui adanya ketergantungan ekonomi juga dapat
mencipakan adanya tingkat kerentanan timbal balik yang lebih tinggi bagi
negara yang terlibat.

c) Konstruktivisme
Seperti halnya yang diketahui, bahwa di dalam konstruktivisme melihat
kepada bagaimana adanya share ideas. Adapun mengenai ide-ide ini juga
digunakan dalam menjelaskan mengenai tatanan regional. . Pada teori ini
melihat mengenai bagaimana adanya norma, gagasan, dan juga praktik yang
tepat, dapat menjadi suatu hal yang dapat dikembangkan. Suatu kawasan dapat
membentuk adanya komunitas keamanan yang sifatnya yaitu pluralistic yaitu
artinya adalah adanya negara-negara yang berdaulat, yang rakyatnya dapat
diandalkan, maka dapat menciptakan adanya perubahan perdamaian, yang mana
kekerasan tororganisasi tidak lagi menjadi suatu wadah untuk menyelesaikan
perselisihan. Oleh sebab itu pula di dalam teroi ini melihat mengenai berbagai
perspektif mengenai regional itu sendiri. Adapun terciptanya badan internasional
yang mengatur terkait ini, didasarkan pada bentuk norma, ide, dan juga praktik
yang mana memberikan hal yang signifikan dalam transformasi di dalam tatanan
regional.

Sumber : (Paul, 2012)


d) Elective Perspektives
Pespektive ini menjadi perspective yang telah cukup lama
dikembangkan, salah satunya oleh Buzan melalui model kompleks keamanan
regional. Tidak hanya itu saja, perskpetif ini juga disampaikan oleh Norrin Ripsman
yang mana berpendapat bahwa teori seperti realisme, liberalisme dan juga
konstruktivisme tidak cukup menjelaskan mengenai konsep dan proses dari
rekonialiasi dari Perancis serta Jerman. Apalagi adanya kompetisis Perang Dingin
yang terjadi, di sini secara garis besar perspektif ini mencoba menunjukan
bahwasanya dari tiga paradigma HI di atas tidak cukup dapat menjelaskan
permasalahan geopolitik yang selama ini terjadi dan ditemukan di regional lain.

You might also like