Proposal Kelompok 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

NUTRISI SEIMBANG UNTUK ANAK

Oleh :

MAHASISWA KEPERAWATAN STIKes MEDISTRA INDONESIA

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

TAHUN 2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

USUL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1) Judul

SOSIALIASI JAJANAN SEHAT UNTUK ANAK

2) Ketua Pelaksana :

3) Sekretaris :

4) Bendahara :

5) Seksi Acara :

6) Seksi Dokumentasi :

7) Seksi Perlengkapan :

8) Jangka Waktu Kegiatan : 1 jam

9) Bentuk Kegiatan : promosi kesehatan

10) Jumlah Peserta Kegiatan : 75 orang

11) Biaya yang diperlukan :

Sumber dana :

Bekasi, 3 januari 2018


Mengetahui,
Ketua STIKes MI Ketua Pelaksana,

Menyetujui :

Ketua Unit Penelitian dan


Pengabdian Kepada Masyarakat

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, oleh karena itu
setiap mahluk hidup perlu makan. Dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, peningkatan kecerdasan, produktifitas dan kualitas hidup
diperlukan makanan dalam jumlah yang memadai, bremutu, aman, dan bebas
dari bahan yang merusak kesehatan.
Makanan jajanan umumnya digemari anak sekolah dan diperkirakan
meningkat mengingat semakin terbatasnya anggota keluarga mengolah
makanan sendiri, disamping karena faktor lain seperti karena makanan jajanan
itu praktis, murah serta cita rasa yang lebih menarik, dan juga karena jajan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat itu
sendiri.
Adanya kebiasaan jajan pada anak di sekolah dapat dimaklumi, karena
cadangan energi yang telah diperoleh dari makanan pagi akan menurun 3-4
jam kemudian, sehingga anak-anak membeli makanan jajanan yang berada di
sekitar sekolahnya, yang rata-rata tingkat sanitasi lingkungan sekolah serta
tempat menjual makanan tersebut kurang higienis. Serta tidak menutup
kemungkinan menggunakan bahan tambahan yang berbahaya.
Jajanan yang dijual di sekolah mayoritas menggunakan zat pewarna tekstil.
Pewarna tekstil umumnya dipakai oleh para pedagang karena warnanya sangat
mencolok sehingga menarik minat anak-anak untuk mengkonsumsi makanan
yang diberi tambahan pewarna ini. Selain itu, pewarna tekstil cenderung lebih
murah dibanding dengan pewarna makanan sehingga akan menambah
keunrungan pedagang lebih banyak. Zat pewarna belakangan ini telah mulai
disadari kesan negatifhya yang juga diduga sebagai penyebab kanker. Dari
penelitian Food and Agriculture Organization dan World Health
Organization didapatkan bahwa penggunaan zat pewarna sintetis pada
makanan dan minuman mencapai 70%.4

3
Selain pewarna makanan, pedagang jajanan juga ada yang menambahkan
formalin sebagai pengawet. Tujuan penambahan formalin pada makanan
adalah sebagai pengawet sekaligus sebagai pengenyal pada mi basah dan
bakso. Penyalahgunaan formalin pada makanan ini selain disebabkan
harganya yang sangat murah dan mudah didapatkan, juga disebabkan karena
minimnya pengetahuan produsen tentang bahaya penggu naan formalin pada
makanan. Keracunan formalin dapat menyebabkan gangguan pada
pencernaan, iritasi lambung, alergi dan formalin juga bersifat karsinogenik.
1.2 Tujuan

1. tujuan umum
Mengetahui hubungan pengetahuan tentang pemilihan
makanan jajanan dan perilaku anak sekolah dasar dalam
memilih makanan jajanan di
2. tujuan umum
1.2.1 Mendiskripsikan pengetahuan tentang pemilihan makanan
jajanan anak SD.
1.2.2 Mendiskripsikan perilaku anak SD dalam memilih makanan
jajanan.
1.2.3 Menganalisis hubungan pengetahuan tentang pemilihan
makanan jajanan dengan perilaku anak dalam memilih
makanan jajanan.

1.3 Manfaat kegiatan


1. Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan
tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi dan bekal bagi siswa/i untuk
tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian pangan jajanan sehat di Sekolah


Makanan jajanan menurut FAO didefisinikan sebagai makanan dan
minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan
dan di tempat- tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau
dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
942/MENKES/SK/VII/2003, makanan jajanan adalah makanan dan
minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain
yang disajikan jasa boga, rumah makan atau restoran, dan hotel
2.2 Jenis Pangan Jajanan Anak Sekolah
Terdapat beberapa golongan jenis pangan jajanan menurut
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (1998) :

1. Makanan yang berbentuk misalnya kue-kue kecil, pisang goreng,


kue putu, kue bugis, dan sebagainya.
2. Makanan jajanan yang diporsi seperti pecel, mie bakso, asinan,
toge goreng, dan sebagainya.
3. Makanan jajanan dalam bentuk minuman seperti cendol,
bajigur, cincau, es krim, dan sebagainya.

Berdasarkan bentuk hidangan makanan jajanan dapat dibagi

menjadi 3 bentuk yaitu (Guhardja. 1994. dalam Windarti. 2001) :

1. Bentuk minuman seperti cendol, es campur, ronde, dll.

2. Bentuk kudapan seperti pisang goreng, kue putu, dll.

5
3. Bentuk santapan seperti gado-gado, mie bakso, nasi goreng, dll.

Sedangkan, menurut Winarno (1986) dalam Street Study Bogor

Area, kelompok makanan jajanan memiliki empat jenis, yaitu :

1. Makanan berat (meals), misalnya bakso, bakmi, bubur ayam, lontong


pecel, dll.

2. Cemilan (snack), misalnya kacang asin/atom, kerupuk, wafer, biskuit,


dll.

3. Makanan semi basah (intermediate moisture food), misalnya

pisang goreng, lemper, dll)

4. Minuman (drink), misalnya cendol, es sirup, dll.


a. Analisis Situasi
Penentu kebijakan/pimpinan disekolah melakukan pengkajian ulang
tentang ada tidaknya kebijakan tentang PANGAN JAJANAN SEHAT
DI SEKOLAH serta bagaimana sikap dan perilaku khalayak sasaran
(siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah) terhadap
kebijakan PANGAN JAJAJANAN SEHAT DI SEKOLAH .Kajian ini
untuk memperoleh data sebagai dasar membuat kebijakan.

b. Pembentukan kelompok Kerja


Pihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite
sekolah dan tim pelaksana atau Pembina UKS tentang :
 Maksud, tujuan dan manfaat penerapan JAJANAN SEHAT
disekolah

6
 Membahas rencana kebijakan tentang penerapan JAJANAN
SEHAT di sekolah.
 Meminta masukan tentang penerapan JAJANAN SEHAT di
sekolah, antisipasi kendala sekaligus alternative solusi.
 Menetapkan penanggung jawab JAJANAN SEHAT disekolah dan
mekanisme pengawasannya.
 Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah
dan masyarakat sekolah.
 Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan
kebijakan tentang JAJANAN SEHAT di sekolah.
c. Pembuatan Kebijakan JAJANAN SEHAT di sekolah
Kelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara
melaksanakannya.
d. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan
pengawas UKS di sekolah Instrument pengawasan Materi sosialisasi
penerapan UKS di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di
tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola UKS di
sekolah
e. Sosialisasi Penerapan PH di sekolah
1. Sosialisasi penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal
antara lain :
 Penggunaan jamban sehat dan air bersih
 Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)
 Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di
sekolah
 Membuang sampah ditempatnya
2. Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di sekolah
f. Penerapan PHBS di Sekolah
 Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai
dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler)

7
 Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang
dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler)
 Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas
 Aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil.
 Pemeriksaan kualitas air secara sederhana
 Pemeliharaan jamban sekolah
 Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah
 Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar
 Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur
 Pemeriksaan rutin kebersihan: kuku, rambut, telinga, gigi dan
sebagainya.
 Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
 Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan
peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui
penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan
media poster, penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding.
 Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di
sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai
dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di sekolah,
membuang sampah sembarangan

g. Pemantauan dan Evaluasi


 Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang
kebijakan yang telah dilaksanakan
 Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian
terhadap masalah yang ditemukan.
 Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan
Dukungan dan Peran untuk membina PHBS di sekolah. Adanya
kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati,
Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas
sector sangat penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi
terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai

8
pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan
masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih
dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.

BAB III

METODE KEGIATAN

9
A. METODE KEGIATAN

Metode kegiatan ini berupa promosi kesehatan yang diberikan kepada


siswa/i kelas III SDN, selanjutnya siswa/i diberikan pembinaan jajanan sehat
di Sekolah.

Langkah-langkah Pembinaan jajanan sehat di sekolah :


1. Analisis Situasi
Penentu kebijakan/pimpinan disekolah melakukan pengkajian
ulang tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di sekolah serta
bagaimana sikap dan perilaku khalayak sasaran (siswa, warga sekolah
dan masyarakat lingkungan sekolah) terhadap kebijakan PHBS
disekolah.Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar membuat
kebijakan.
2. Pembentukan kelompok Kerja
Pihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite
sekolah dan tim pelaksana atau Pembina UKS tentang :
 Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS disekolah
 Membahas rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di
sekolah.
 Meminta masukan tentang penerapan PHBS di sekolah,
antisipasi kendala sekaligus alternative solusi.
 Menetapkan penanggung jawab PHBS disekolah dan
mekanisme pengawasannya.
 Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga
sekolah dan masyarakat sekolah.
 Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan
kebijakan PHBS di sekolah.

3. Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah


Kelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara
melaksanakannya.
4. Penyiapan Infrastruktur

1
0
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan
pengawas PHBS di sekolah Instrument pengawasan Materi sosialisasi
penerapan PHBS di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di
tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PHBS di
sekolah
5. Sosialisasi Penerapan PHBS di sekolah
a. Sosialisasi penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal
antara lain :
 Penggunaan jamban sehat dan air bersih
 Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)
 Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di
sekolah
 Membuang sampah ditempatnya
b. Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di sekolah
6. Penerapan PHBS di Sekolah
 Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai
dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler)
 Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang
dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler)
 Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas
 Aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil.
 Pemeriksaan kualitas air secara sederhana
 Pemeliharaan jamban sekolah
 Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah
 Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan
benar
 Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur
 Pemeriksaan rutin kebersihan: kuku, rambut, telinga, gigi dan
sebagainya.
 Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
 Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan
peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui

1
1
penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan
media poster, penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding.
 Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di
sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai
dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di sekolah,
membuang sampah sembarangan
7. Pemantauan dan Evaluasi
 Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang
kebijakan yang telah dilaksanakan
 Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian
terhadap masalah yang ditemukan.
 Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan
Dukungan dan Peran untuk membina PHBS di sekolah. Adanya
kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati,
Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas
sector sangat penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi
terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai
pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan
masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih
dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.

B. RANCANGAN EVALUASI
Evaluasi kegiatan dilakukan selama proses dan akhir pembinaan,
pada aspek pencapaian tujuan pembinaan dan juga penyelenggaraan
pembinaan. Evaluasi proses dan hasil (pencapaian tujuan pelatihan )

1
2
dilakukan dengan pengisian angket PHBS. Indikator keberhasilan dalam
pelaksanaan promosi kesehatan tentang PHBS kepada siswa/i.

1. Evaluasi Selama Proses Kegiatan


Evaluasi saat pelaksanaan pembinaan meliputi, keterlibatan dan
kemampuan peserta setiap tahap kegiatan.

2. Evaluasi Pasca Kegiatan


Keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dievaluasi
berdasarkan taraf penyelesaian materi pembinaan, dan mahasiswa akan
melakukan evaluasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan tentang
PHBS.

BAB IV

ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENGABDIAN MASYARAKAT

1
3
A. RENCANA BIAYA
1.3 Pemasukan :

NO SUMBER JUMLAH
1 Iuran panitia Penyuluhan Kesehatan 9 x 85 Rp. 765.000
TOTAL Rp. 765.000

1.4 Pengeluaran :

NO KEBUTUHAN JUMLAH
1 Konsumsi Dosen 1@15.000 Rp. 15.000
2 Konsumsi Peserta75 orang@5000 Rp. 375.000
3 Konsumsi Panitia 9 orang@10.000 Rp. 90.000
4 Reward peserta Rp. 100.000
5 Poster Rp. 20.000
6 Aqua dus 240 ml @2 dus Rp. 40.000
7 Sertifikat 9 orang Rp. 25.000
8 Inventaris ke Sekolah Rp. 100.000
TOTAL Rp. 765.000

SALDO :
Pemasukan - pengeluaran = Rp. 765.000 – Rp. 765.000
Total = Rp. 0,-

B. RENCANA JADWAL KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan alokasi waktu 1 jam. Yang akan
dilaksanakan pada tanggal 22 Januari - 5 Februari 2018

1
4
Bekasi, 3 Januari 2018
Ketua Pelaksana,

1
5

You might also like