Professional Documents
Culture Documents
288-Article Text-933-1-10-20201229
288-Article Text-933-1-10-20201229
Desember 2020
e-ISSN : 2580-6459
ABSTRACT
Anthurium flower (Anthurium andraeanum) attracted consumers because of its beautiful
color and the variety of its flowers and leaves. However, the Anthurium flower has low
toleration toward pathogen damage, so that it depends on pesticides in controlling it.
Unfortunately, the excessive application of pesticides can kill non-target microorganisms such
as fungal antagonists. This study aimed to isolate and identify phylloplane fungi and their
potential as biological control of anthracnose disease caused by Colletotrichum sp. on
anthurium plants. This study used Completely Randomized Design (CRD) with ten
treatments and five replications. The method used was dual culture. After the exploration of
healthy leaves, it could be obtained that there were nine types of fungi namely Aspergillus sp.
isolate 1, Aspergillus sp. isolate 2, Aspergillus sp. isolate 3, Aspergillus sp. isolate 4,
Curvularia sp., Fusarium sp., Mucor sp., Rhizoctonia sp., and Trichoderma sp. From
antagonist test between pathogenic fungi and phylloplane fungi, it was obtained that the
highest results was Trichoderma sp with range of inhibition was 91,83%. Then followed by
Aspergillus sp. isolate 1, Aspergillus sp. isolate 2, Mucor sp., Aspergillus sp. isolate 3,
Rhizoctonia sp., Curvularia sp., Fusarium sp., and Aspergillus sp. isolate 4 were 72,21%;
67,27%; 41,12%; 38,89%; 38,65%; 18,06%; 13,54%; and 8,80%, in sequence. The results of
the antagonism mechanism between Colletotrichum sp. with four isolates such as Aspergillus
sp., Mucor sp., and Rhizoctonia sp. were competition, on Curvularia sp. and Fusarium sp.
was antibiosis, as well as on Trichoderma sp. was competition and parasitism.
Keywords : antagonism, anthurium flower, Colletotrichum sp., phylloplane
ABSTRAK
Anthurium bunga (Anthurium andraeanum) disukai konsumen karena keindahan warna,
variasi bunga dan daun yang beragam. Toleransi terhadap kerusakan yang ditimbulkan OPT
sangat rendah sehingga dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida. Penggunaan
pestisida yang berlebihan dapat membunuh mikroorganisme bukan target seperti jamur
antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan identifikasi jamur filoplen pada daun
anthurium serta potensinya sebagai pengendali hayati penyakit antraknosa yang disebabkan
oleh Colletotrichum sp. pada tanaman anthurium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan dan 5 kali ulangan. Metode yang digunakan adalah
kultur ganda. Eksplorasi jamur filoplen pada daun anthurium didapatkan sembilan jenis jamur
yaitu Aspergillus sp. isolat 1, Aspergillus sp. isolat 2, Aspergillus sp. isolat 3, Aspergillus sp.
isolat 4, Curvularia sp., Fusarium sp., Mucor sp., Rhizoctonia sp., dan Trichoderma sp.
Setelah dilakukan uji antagonis antara jamur patogen dengan jamur filoplen didapatkan hasil
tertinggi pada jamur Trichoderma sp dengan persentase sebesar 91,83%. Kemudian diikuti
oleh Aspergillus sp. isolat 1, Aspergillus sp. isolat 2, Mucor sp., Aspergillus sp. isolat 3,
Rhizoctonia sp., Curvularia sp., Fusarium sp., dan Aspergillus sp. isolat 4, dengan daya
hambat berturut-turut sebesar 72,21%; 67,27%; 41,12%; 38,89%; 38,65%; 18,06%; 13,54%;
16
Jurnal HPT Volume 8 Nomor 1 Desember 2020
dan 8,80%. Hasil mekanisme antagonisme antara jamur Colletotrichum sp. dengan keempat
isolat Aspergillus sp., Mucor sp., dan Rhizoctonia sp. adalah kompetisi, pada Curvularia sp.
dan Fusarium sp. adalah antibiosis, serta pada Trichoderma sp. adalah kompetisi dan
parasitisme.
Kata kunci : antagonis, anthurium bunga, Colletotrichum sp., filoplen
17
Khulillah et al., Isolasi dan Uji Antagonis Jamur Filoplen Terhadap Antraknosa...
Analisis Data
Analisis data menggunakan ANOVA
Keterangan: dan jika berbeda nyata diuji lanjutan dengan
PP = Presentase penghambatan, uji Duncan dengan taraf kesalahan 5%.
P = koloni jamur patogen,
A = koloni jamur antagonis, HASIL DAN PEMBAHASAN
d1 = diameter patogen kontrol,
d2 = diameter patogen yang diantagoniskan Eksplorasi Jamur Filoplen pada
Anthurium
Masing-masing jamur filoplen dan Dari hasil eksplorasi jamur filoplen
Colletotrichum sp. ditanam secara didapatkan sembilan jenis jamur yang
berhadapan dengan jarak 3 cm pada cawan berasal dari enam genus berbeda, yaitu
petri berdiameter 9 cm. Kemudian diinkubasi Aspergillus sp. isolat 1, Aspergillus sp. isolat
selama 9 hari pada suhu kamar. Pada hari 2, Aspergillus sp. isolat 3, Aspergillus sp.
terakhir dilakukan pengamatan secara isolat 4, Curvularia sp., Fusarium sp., Mucor
mikroskopis terhadap penghambatan sp., Rhizoctonia sp., dan Trichoderma sp.
pertumbuhan Colletotrichum sp. oleh jamur Ciri khusus dari enam genus jamur filoplen
antagonis. yang ditemukan dapat dilihat pada Tabel 1.
18
Jurnal HPT Volume 8 Nomor 1 Desember 2020
Thakur dan Harsh (2014) menemukan jamur lain yang diuji. Daya hambat jamur
7 jenis jamur filoplen pada permukaan daun antagonis terhadap patogen secara in vitro ini
akarkara (Spilanthes oleracea). Akarkara menjadi salah satu indikator kemampuannya
termasuk dalam tanaman bunga herbal yang untuk menekan pertumbuhan patogen di
digunakan sebagai obat sakit gigi. Jamur lapangan.
filoplen yang ditemukan adalah Trichoderma
harzianum ISO-1, T.harzianum ISO-2, T. Mekanisme Uji Antagonisme
piluliferum, Aspergillus niger, Penicillium Hasil mekanisme antagonisme antara
sublateritium, P. tardum, dan Cladosporium jamur Colletotrichum sp. dengan keempat
cladosporioides. Jamur tersebut diujikan isolat Aspergillus sp., Mucor sp., dan
dengan Alternaria alternata penyebab Rhizoctonia sp. adalah kompetisi. Jamur-
bercak daun pada akarkara. jamur merebut ruang tumbuh dan nutrisi
yang tersedia di dalam cawan Petri.
Uji Antagonis Jamur Filoplen dengan Pertumbuhan koloni jamur antagonis pada
Colletotrichum sp. media PDA lebih cepat dibandingkan koloni
Dari hasil uji antagonis antara jamur jamur patogen sehingga pertumbuhan jamur
filoplen dengan jamur Colletotrichum sp. patogen terhambat.
terdapat perbedaan secara signifikan diantara Redaksi Agromedia (2007) melaporkan
masing - masing perlakuan. Persentase bahwa A .niger dapat menyebabkan busuk
penghambatan uji antagonis hari ke-3 rimpang pada tanaman sansivera. Penyakit
sampai hari ke-9 setelah inokulasi dapat ini menyebabkan kerusakan pangkal daun
dilihat pada Tabel 2. akibat rimpang yang membusuk. Oleh
Daya hambat marga Trichoderma dan karena itu, penggunaan genus Aspergillus
Aspergillus diteliti oleh Kaewchai dan sebagai agen hayati untuk mengendalikan
Soytong (2010) yang melaporkan kedua penyakit pada tanaman hias perlu
jamur tersebut mampu menghambat Rigidoporus dipertimbangkan.
microporus sebesar >50%. Ubogu (2013) Hasil mekanisme antagonisme antara
dalam penelitiannya menyatakan bahwa jamur Colletotrichum sp. dengan Curvularia
Trichoderma, Aspergillus, dan Penicillium sp. dan Fusarium sp. adalah antibiosis.
mempunyai daya hambat tertinggi terhadap Karena diantara kedua koloni tersebut
pertumbuhan R. lignosus penyebab jamur terdapat zona bening. Hasil pengamatan
akar putih pada klon karet dibandingkan secara mikroskopis tidak ditemukan
19
Khulillah et al., Isolasi dan Uji Antagonis Jamur Filoplen Terhadap Antraknosa...
perubahan pada hifa Colletotrichum sp. 3, Aspergillus sp. isolat 4, Curvularia sp.,
Penelitian tentang metabolit sekunder pada Fusarium sp., Mucor sp., Rhizoctonia sp.,
Curvularia sp. masih belum terekspos sehingga dan Trichoderma sp.. Uji antagonis antara
belum ada referensi yang jelas. Oleh karena jamur patogen dengan jamur filoplen pada 9
itu, penggunaan genus Curvularia sebagai hsi didapatkan hasil tertinggi pada jamur
agen hayati untuk mengendalikan penyakit Trichoderma sp. dengan persentase
pada tanaman hias perlu dipertimbangkan. penghambatan 91,83%. Hasil mekanisme
Luna, et al. (2002) dalam Motlagh (2011) antagonisme antara jamur Colletotrichum sp.
menyebutkan bahwa spesies Curvularia dengan keempat isolat Aspergillus sp. isolat
yang berperan sebagai parasit fakultatif dapat 1, Aspergillus sp. isolat 2, Aspergillus sp.
digunakan untuk mengendalikan gulma. isolat 3, Aspergillus sp. isolat 4, Mucor sp.,
Motlagh (2011) meneliti tentang efektifitas dan Rhizoctonia sp. adalah kompetisi, pada
C. lunata sebagai mikoherbisida beberapa gulma. Curvularia sp. dan Fusarium sp. adalah
Hasil penelitian tersebut menyebutkan antibiosis, serta pada Trichoderma sp. adalah
bahwa C. lunata efektif dalam menekan kompetisi dan parasitisme.
pertumbuhan Alisma plantago-aquatica,
Echinochloa spp., Sagitaria trifolia, Cyperus DAFTAR PUSTAKA
difformis, C. iria, dan Fimbristylis miliacea.
Fusarium sp. menghasilkan metabolit Amaria, W., R. Harni dan Samsudin. 2015.
sekunder (mikotoksin), seperti trichothecenes Evaluasi jamur antagonis dalam
dan fumonisins. Toksin tersebut terdapat menghambat pertumbuhan Rigidoporus
pada produk pertanian yang terkontaminasi microporus penyebab penyakit jamur
oleh Fusarium sp. sehingga tidak boleh akar putih pada tanaman karet. Jurnal
dimakan. Trichothecenes juga berperan sebagai tanaman industri dan penyegar, 2 (1):
faktor kerentahan dalam menimbulkan 51–60.
penyakit pada tanaman (Ma, et al., 2013). Anthura. 2007. Pot anthurium cultivation
Mekanisme antagonisme Trichoderma guidelines. Bureau IMAC Bleiswijk
sp. adalah kompetisi dan parasitisme. Koloni B.V. Netherlands. 10h.
jamur Trichoderma sp. tumbuh sangat cepat Budhiprawira, S. dan D. Saraswati. 2006.
sampai tumbuh di atas koloni jamur Anthurium. Penebar Swadaya. Jakarta.
Colletotrichum sp. Menurut Cook dan Baker Cook, R. J. dan K. F. Baker. 1983.
(1983), pada umumnya mekanisme Biological control of plant pathogens.
antagonisme jamur Trichoderma sp. dalam The American phytopathological
menekan patogen sebagai mikoparasitik dan society. St. Paul, Minnesota. 433h.
kompetitor yang agresif. Abadi (1987) Kaewchai, S., dan K. Soytong. 2010.
dalam Sudantha, et al. (2011) menyatakan Application of biofungicides against
bahwa jamur T. harzianum menyebabkan Rigidoporus microporus causing white
hifa jamur Ganoderma boninense mengalami root disease of rubber trees. Journal of
lisis. agricultural technology, 6 (2): 349–363.
Ma, Li-Jun, D. M. Geiser, R. H. Proctor, A.
KESIMPULAN P. Rooney, K. O’Donnell, F. Trail, D.
M. Gardiner, J. M. Manners, dan K.
Berdasarkan hasil penelitian yang Kazan. 2013. Fusarium pathogenomics.
telah dilakukan, didapatkan kesimpulan Annu. Rev. Microbiol. 67: 399–416.
sebagai berikut, eksplorasi jamur filoplen Motlagh, M. R. S. 2011. Evaluation of
pada daun yang sehat didapatkan sembilan Curvularia lunata as an biological
jenis jamur yaitu Aspergillus sp. isolat 1, control agent in major weeds of rice
Aspergillus sp. isolat 2, Aspergillus sp. isolat paddies. Life Science Journal 8(2): 81-91.
20
Jurnal HPT Volume 8 Nomor 1 Desember 2020
21