Professional Documents
Culture Documents
Paradigma Ilmu Sosial
Paradigma Ilmu Sosial
Pendahuluan
Paradigma merupakan kerangka berpikir untuk menunjukkan bagaimna cara pandang
terhadap fakta. Namun ia bisa juga menjadi perilaku peneliti terhadap teori dan ilmu.
Setidaknya ada dua paradigma dalam ilmu sosial, yakni peradigma kuantitatif dan
kualitatif. Apa dan bagaimana kedua paradigma ini bisa dilihat dalam penjelasan berikut
1
Akurat dan Akurat dan reliabel
reliabel reliabel reliabel melalui
melalui uji pembuktian
reliabilitas
dan validitas.
2
Alasan memilih paradigma
3
Skema Penelitian Kuantittif
Memilih problem dan
merumuskan hipotesis
(1)
Menulis laporan dan Merumuskan rancangan
menarik kesimnulan nenelitian
(5) (2)
(4) (3)
Persoalannya ialah bagaimana kalau hipotesis tidak terbukti? Perlu dicatat
disini bahwa kegiatan penelitian kuantitatif itu bukan untuk membenarkan hipotesis,
melainkan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diketangahkan oleh peneliti
itu terbukti atau tidak. Ada kemungkinan hipotesis tidak terbukti. Bila hal ini terjadi
maka peneliti harus melihat kembali setiap proses yang dilalui. Peneliti perlu mengkaji
ulang apakah dia telah menulis laporan dan menarik kesimpulan secara benar?
Bila peneliti telah merasa bahwa apa yang dia laporkan itu telah benar, tidak
mengandung “bias” dan obyektif, dia perlu melihat kembali proses sebelumnya
yaitu proses pengolahan data dan analsisi dan Apakah peneliti tidak keliru di
dalam sistem scoring, ranking, rating? Apakah peneliti telah menabulasi data secara
benar? Apakah peneliti telah secara tepat memilih teknik statistik yang sesuai?
Apakah tidak te;jadi human error atau bila dikeŞakan dengan komputer, apakah
program yang dipih telah tepat? Bila semua telah dijawab dan peneliti tidak melihat
suatu kesalahan, peneliti dapat mundur lagi dengan meilhat proses
pengumpulan data.
Bagian ini merupakan bagian yang sangat rawan. Banyak sekali data yang
dikumpulkan dengan cara yang acak-acakan, baik instrumennya yang acak-acakan
sehingga tidak valid dan tidak reliabel, atau pengumpul datanya yang bekerja asal-
asalan. Dapat juga instrumen sudah valid dan reliabel, peneliti telah bekerja keras,
namun data yang diperoleh tidak dengan kenyataan karena respondennya
menyembunyikan fakta yang
4
16
sesungguhnya dengan alasan tertentu I lhey do nof state what they feel, and they do
nol [eel whal they slate) (Galtung. 1967).
Bilamana faktor instrumen dan peneliti serta responden tidak dianggap
seabagi faktor yang membuat hipotesis tidak terbukti. peneliti dapat mundur lagi
dengan cara mencari jawab: apakah rancangan penelitian yang dipilih sudah
tepat? Artinya apakah rancangan penelitian yang dipilih itu memang telah dapat
mengungkap permasalahan pen,e1itian yang diketengahkan.
Hal ini perlu dipikirkan ulang karena banyak raancangan penelitian yang
kelihatannya sesuai unluk dipilih. tetapi di dalam kenyataannya banyak sekali
mengandung kelemahan. Seandainya rancangan penlitian telah dianggap
tepat, peneliti dapat pula merunut ke perumusan masalah yang dia rumuskan.
Karena pada umumnya masalah penelitian dijawab nıelalui hipotesis j
angdirumsukan berdasarkan pada acuan teori-teori yang ada, maka kita dapat
mengkaji apakah teori yang dijadikan landasan penyusunan itu sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan? Bisa jadi karena teori itu tarikat pada tempat
dan waktu dimana teori itu dilahirkan, bisa saja tidak sesuai untuk tempat
dan waktu yang berbeda.
5
Skema Proses Penelitian kualitatif
Collecting
ethnographic data
Making an
Asking ethnographic ethnographic record
questions
Selecting an
ethnographic project
Writing an
ethnograpy