Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

Paradigma Ilmu Sosial

Segala puji bagi Allah Swt

Pendahuluan
Paradigma merupakan kerangka berpikir untuk menunjukkan bagaimna cara pandang
terhadap fakta. Namun ia bisa juga menjadi perilaku peneliti terhadap teori dan ilmu.
Setidaknya ada dua paradigma dalam ilmu sosial, yakni peradigma kuantitatif dan
kualitatif. Apa dan bagaimana kedua paradigma ini bisa dilihat dalam penjelasan berikut

Asumsi paradigma kuantitatif dan kualitatif


Tabel asumsi dan pertanyaan paradigma kuantitatif dan kualitatif

ASUMSI PERTANYAAN KUANTITATIF KUALITATIF


Asumsi ontologis Apakah realitas Realitas itu obyektif, Realitas itu subyektif,
itu? ganda, sebagai dilihat
tunggal, dan terpisah oleh penelitinya.
dari penelitinya
Asumsi Bagaimanakah Peneliti itu indepeden Peneliti berinteraksi
epistemologis hubungan dengan yang diteliti.
terhadap yang diteliti.
antara peneliti
dan yang
diteliti?
Asumsi aksiologis Bagaimanakah Bebas nilai dan tidak Terikat nilai dan
peranan nilai? bias. bias.
Asumsi retorik Bagaimanakah Formal. Informal.
bahasa Berdasarkan Melibatkan
penelitian itu? seperangkat keputusan
definsi. Keputusan.
Suaranya impersonal Suaranya personal
Menggunakan Menggunakan
kata- kata kata-kata
kuantitatif yang kualitatif
telah diterima. yang telah
diterima.
Asumsi Bagaimanakah Proses deduktif. Proses induktif
metodologis. proses Hubungan sebab- Faktor-faktor yang
Penelitiannya? akibat Terbentuk secara
simultan (timbal
balik)
Rancangan statis: Rancangan
kategori-kategorinya berkembang; kategori-
terpisah sebelum kategorinya
penelitian. diidentifikasi selama
proses penelitian.
Bebas konteks
Generalisasi Terikat konteks
Pola-pola dan teori
mengarah pada dikembangkan untuk
predíksi dan pemahaman
eksplorasi

1
Akurat dan Akurat dan reliabel
reliabel reliabel reliabel melalui
melalui uji pembuktian
reliabilitas
dan validitas.

Kriteria untuk memilih paradigma


Bila sesorang telah memutuskan untuk melakukan penelitian, lantas apakah
kriteria- kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih paradigma. Berikut
diketengahkan lima kriteria yang perlu dipertimbangkan mengapa seorang peneliti
memilih paradigma tertentu.

2
Alasan memilih paradigma

Kriteria Yang Dipakai


KRITERIA P. KUANTITATIF P. KUALITATIF
1. Pandangan dunia peneliti. Peneliti merasa sesuai Peneliti merasa sesuai
dengan asumsi ontologis, dengan asumsi ontologis.
epistemologis, aksiologis, epistemologis, aksiologis.
retoris, dan metodologis retorts, dan metodologis
dan paradigma kuantitatif. dari paradigma kualitatif.
2. Latihan dan pengalaman Ketrampilan teknis menulis, Ketrampilan teknis menulis
peneliti. ketrampilan statistik dan teks yang analitis.
komputer, ketrampilan ketrampilan kepustakaan.
kepustakaan.
3. Sifat-sifat psikologis Merasa cocok dengan Merasa cocok dengan
peneliti. aturan dan petunjuk bagi kurangnya aturan dan
pelaksanaan penelitian, petunjuk bagi pelaksanaan
toleransi rendah terhadap penelitian, toleransi tinggi
ketidak-jelasan, masa terhadap ketidak-jelasan,
studi/masa penelitiannya masa penelitainnya panjang.
pendek.
4. Sifat dari Telah dipelajari lebih Penelitian ekploratoris,
problem dahulu oleh peneliti lain variabel-variabelnya belum
penelitian. sehingga tubuh pustakanya diketahui, mementingkan
telah ada, variabel- konteks, dasar teori bagi
variabelnya telah diketahui, penelitiannya bisa jadi
teori-teorinya ada. kurang.
Individu-individu yang Individu-individu yang
5. Khalayak bagi studinya mendukung atau terbiasa mendukung atau
(misalnya editor dan dengan studi-studi terbiasa studi-studi
pembaca jumal, komite kuantitatif. kualitatif.
sarjana).
Menurut Thomas Khun, paradigma mengandung empat unsur, yaitu (1) subject matter
(2) teori, (3) metode, dan (4) eksemplar atau prosedur. Setiap kali seseorang berbeda dalam
hal paradigma yang mereka pilih, maka mereka akan berbeda dalam empat hal tersebut
diatas. Demikian halnya bila seseorang berbeda dengan orang lain dalam hal paradigma
penelitian yang mereka pilih, akan berbeda pula dalam hal pemilihan pokok masalah yang
dipilih dan diteliti, afiliasi teorinya, metode yang digunakan, dan prosedur penelitiannya.

3
Skema Penelitian Kuantittif
Memilih problem dan
merumuskan hipotesis
(1)
Menulis laporan dan Merumuskan rancangan
menarik kesimnulan nenelitian

(5) (2)

Mengolah dan menganalisis Mengumpulkan data

(4) (3)
Persoalannya ialah bagaimana kalau hipotesis tidak terbukti? Perlu dicatat
disini bahwa kegiatan penelitian kuantitatif itu bukan untuk membenarkan hipotesis,
melainkan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diketangahkan oleh peneliti
itu terbukti atau tidak. Ada kemungkinan hipotesis tidak terbukti. Bila hal ini terjadi
maka peneliti harus melihat kembali setiap proses yang dilalui. Peneliti perlu mengkaji
ulang apakah dia telah menulis laporan dan menarik kesimpulan secara benar?
Bila peneliti telah merasa bahwa apa yang dia laporkan itu telah benar, tidak
mengandung “bias” dan obyektif, dia perlu melihat kembali proses sebelumnya
yaitu proses pengolahan data dan analsisi dan Apakah peneliti tidak keliru di
dalam sistem scoring, ranking, rating? Apakah peneliti telah menabulasi data secara
benar? Apakah peneliti telah secara tepat memilih teknik statistik yang sesuai?
Apakah tidak te;jadi human error atau bila dikeŞakan dengan komputer, apakah
program yang dipih telah tepat? Bila semua telah dijawab dan peneliti tidak melihat
suatu kesalahan, peneliti dapat mundur lagi dengan meilhat proses
pengumpulan data.
Bagian ini merupakan bagian yang sangat rawan. Banyak sekali data yang
dikumpulkan dengan cara yang acak-acakan, baik instrumennya yang acak-acakan
sehingga tidak valid dan tidak reliabel, atau pengumpul datanya yang bekerja asal-
asalan. Dapat juga instrumen sudah valid dan reliabel, peneliti telah bekerja keras,
namun data yang diperoleh tidak dengan kenyataan karena respondennya
menyembunyikan fakta yang

4
16

sesungguhnya dengan alasan tertentu I lhey do nof state what they feel, and they do
nol [eel whal they slate) (Galtung. 1967).
Bilamana faktor instrumen dan peneliti serta responden tidak dianggap
seabagi faktor yang membuat hipotesis tidak terbukti. peneliti dapat mundur lagi
dengan cara mencari jawab: apakah rancangan penelitian yang dipilih sudah
tepat? Artinya apakah rancangan penelitian yang dipilih itu memang telah dapat
mengungkap permasalahan pen,e1itian yang diketengahkan.
Hal ini perlu dipikirkan ulang karena banyak raancangan penelitian yang
kelihatannya sesuai unluk dipilih. tetapi di dalam kenyataannya banyak sekali
mengandung kelemahan. Seandainya rancangan penlitian telah dianggap
tepat, peneliti dapat pula merunut ke perumusan masalah yang dia rumuskan.
Karena pada umumnya masalah penelitian dijawab nıelalui hipotesis j
angdirumsukan berdasarkan pada acuan teori-teori yang ada, maka kita dapat
mengkaji apakah teori yang dijadikan landasan penyusunan itu sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan? Bisa jadi karena teori itu tarikat pada tempat
dan waktu dimana teori itu dilahirkan, bisa saja tidak sesuai untuk tempat
dan waktu yang berbeda.

Proses Penelitian Kualitatif.


Berbeda dengan proses penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif bisanya
berproses secara melingkar {cyclical), bukannya linear. Prosesnya digambarkan
oleh James Spradley (1980) sebagai berikut:

5
Skema Proses Penelitian kualitatif

Collecting

ethnographic data
Making an
Asking ethnographic ethnographic record
questions

Selecting an
ethnographic project

Analyzing ethnographic data

Writing an
ethnograpy

Penelitian kualitatif memperoleh banyak sebutan, seperti misalnya


naturalistic inquiry (Lincoln dan Guba, 1984), studi kasus (Yin, 1997), penelitian
grounded (Spleigel, 1982), dan ethnografi . Istilah terakhir ini digunakan oleh
Sradley. Penelitian demikian ini diawalai dengan pemilihan suatu proyek
penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan pertanyaan penelitian
yang berhubungan dengan proyek (kegiatan) penelitian. Pengumpulan data
dilakukan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diketengahkan,
sementara sambil mengumpulkan data, peneliti secara terus menerus
membuat catatan di lapangan, dan kemudian menganalisisnya. Proses ini
diulang-ulang beberapa kali, tergantung luas sempitnya lingkup pertanyaan
yang diketengahkan sampai sebuah laporan ditulis sampai final.
(Adaptasi dari Metode Penelitian Sosial karta Yulius Slamet)

You might also like