Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

MAKALAH PANCASILA

“MUATAN SILA-SILA PANCASILA”

UIN SUSKA RIAU

Dosen Pengampu:
Gusma Afriani, M.Ag.

Disusun Oleh:
Wini Fatmawati (12110122434)

S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIEF KASIM RIAU
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyusun makalah
yang berjudul “Muatan Sila-Sila Pancasila” tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
diberikan. Shalawat setra salam tidak lupa pula kita hadiahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari alam kebodohan menuju alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.
Paancasila merupakan suatu kewajiban yang dibebankan kepada mahasiswa dalam
perkuliahan ini. Dalam makalah ini saya mencoba menjelaskan sedikit tentang “Muatan Sila-
Sila Pancasila”. Yang menjadi tugas saya sebagai mahasiswa untuk menyusun makalah ini,
sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas dan SKS mata kuliah Pancasila.
Tidak lupa pula, saya banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah bersedia untuk membantu dalam suksesnya pembuatan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan dan menghargai kritik serta saran yang
membangun dari pembaca. Dan semoga makalah ini bisa diterima dengan baik serta dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 06 Oktober 2021

Wini Fatmawati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Pancasila dalam Pendekatan Filsafat dan Nilai-Nilainya .............................................. 3

B. Pancasila Sebagai Sumber Nilai .................................................................................... 6

C. Makna Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Pancasila ................................................. 7

D. Makna Simbol Gambar pada Sila Pancasila .................................................................. 9

E. Contoh Pelaksanaan Sikap yang Sesuai dengan sila-sila Pancasila.............................. 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Saran .............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan
mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia
hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan
makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang
terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.

Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut
terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam
memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai
sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.

Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan
agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan
bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya,
Bhineka Tunggal Ika.

Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya.
Dan menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya dengan yang
lain. Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan
yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Pancasila dalam pendekatan filsafat dan nilai-nilainya?


2. Mengapa pancasila mempunyai sumber nilai?
3. Apa saja makna nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila?
4. Apa saja makna simbol gambar pada sila Pancasila?
5. Bagaiman contoh pelaksanaan sikap yang sesuai dengan sila-sila pancasila?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui maksud Pancasila dalam pendekatan filsafat dan nilai-nilainya.


2. Untuk mengetahui pancasila sebagai sumber nilai.
3. Untuk mengetahui makna nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
4. Untuk mengetahui makna simbol gambar pada sila Pancasila.
5. Untuk mengetahui contoh pelaksanaan sikap yang sesuai dengan sila-sila Pancasila.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pancasila dalam Pendekatan Filsafat dan Nilai-Nilainya

Pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan falsafah bangsa dan pandangan hidup.
Syarbaini (2009) menjelaskan bahwa nilai-nilai Pancasila adalah falsafah hidup atau
pandangan hidup yang berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Nilai Pancasila dianggap
nilai dasar dan puncak atau sari budaya bangsa. Oleh karena itu, nilai ini diyakini sebagai
jiwa dan kepribadian bangsa. Dengan mendasarnya nilai ini dalam menjiwai dan memberikan
watak (kepribadian dan identitas), maka pengakuan atas kedudukan Pancasila sebagai
falsafah bangsa adalah wajar. 1

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai falsafah bangsa sangat relevan
dengan sosial-budaya bangsa Indonesia. Dengan demikian, kebenaran Pancasila sebagai
falsafah bangsa tidak perlu dipertentangkan lagi dan bersifat mutlak harus ditaati oleh bangsa
Indonesia.

Sosialisasi Pancasila sebagai falsafah bangsa tentu harus lakukan secara berkelanjutan
kepada anak bangsa. Langkah ini bertujuan untuk memberikan penguatan tentang nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Langkah sosialisasi tersebut bisa melalui pendidikan,
pelatihan dan seminar.

Selanjutnya langkah untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila


secara tepat tentu harus melalui pendekatan filosofis. Winarno (2007) menjelaskan bahwa
Pancasila dalam pendekatan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mendalami mengenai
Pancasila. 2 Upaya mendalami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila secara tepat
haruslah melalui pendekatan filsafat.

Syarbaini (2009) juga menjelaskan bahwa pembahasan filsafat dapat dilakukan secara
deduktif, yakni dengan mencari hakikat Pancasila, serta menganalisis dan menyusunnya
secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Dapat pula dilakukan
secara induktif, yakni dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala itu. 3 Dengan

1
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Hal 17.
2
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Hal 2.
3
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Hal 22.
menggunakan kedua pendekatan tersebut sehingga secara filosofis dapat ditemukan makna
dan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila.

Upaya menemukan pengertian yang mendasar, kita harus tahu atau mengetahui pula
secara mendalam tentang sila-sila yang membentuk Pancasila itu. Dari masing-masing sila,
kita cari intinya, hakikat dari inti dan selanjutnya pokok-pokok yang terkandung di dalamnya,
demikian penjelasan yang diberikan Winarno (2007). 4 Artinya untuk mengetahui apa saja
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila kita harus tahu dan menelusurinya dalam
masing-masing sila tersebut.

Pancasila adalah Dasar Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses


lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia.
Kata pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila berarti lima asas atau Lima Dasar atau Lima Sila. Lima sila tersebut adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu nilai. Adapun nilai-nilai yang terkandung
dalam masing-masing sila dari Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Nilai ketuhanan.

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa atheis. Nilai ketuhanan juga
memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat
beragama.
2. Nilai kemanusiaan

4
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Hal 2.
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memiliki arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai moral-moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani
dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
3. Nilai persatuan

Nilai Persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
4. Nilai kerakyatan

Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
5. Nilai keadilan.

Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang Adil dan Makmur secara
lahiriah ataupun batiniah. 5
Nilai-nilai tersebut selanjutnya menjadi nilai penggerak bagi bangsa Indonesia dalam
membangun hidup berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Nilai yang terkandung dalam
Pancasila menjadi motivator hidup dalam negara. Sistem negara dijalankan atas dasar nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila, selain mengandung sejumlah nilai juga
mengandung harapan. Harapan yang harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu berupa keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh wilayah bangsa Indonesia.

Nilai pada dasarnya memiliki tingkatan-tingkatan, dan nilai tersebut dapat


diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan. Hal ini sebagaimana di jelaskan oleh prof.
Notonagoro dalam Winarno (2007), bahwa nilai tersebut diklasifikasikan ke dalam tiga
tingkatan, yaitu:

a) Nilai materiil, suatu yang berguna bagi jasmani manusia.


b) Nilai vital, suatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan kegiatan.
c) Nilai kerohanian yang dibedakan menjadi empat, yaitu;

5
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Hal 3.
 Nilai kebenaran bersumber pada akal pikir manusia (rasio, budi, dan cipta).
 Nilai estetika (keindahan) bersumber pada rasa manusia.
 Nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada kehendak keras, karsa hati, nurani
manusia.
 Nilai religius (ketuhanan) bersifat mutlak bersumber pada keyakinan manusia. 6

B. Pancasila Sebagai Sumber Nilai


Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh tatanan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau
norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah
laku bangsa Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat


dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Dengan demikian,
tinjauan Pancasila berlandaskan pada Tuhan, manusia, rakyat, dan adil sehingga nilai-nilai
Pancasila memiliki sifat objektif.

Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara yang memuat nilai-nilai luhur untuk
menjadi dasar negara. Sebagai gambaran, di dalam tata nilai kehidupan bernegara, ada yang
disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.

 Nilai dasar

Nilai dasar, nilai yang mendasari nilai instrumental. Nilai dasar adalah asas-asas yang
kita terima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai
suatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai dasar berasal dari nilai-nilai
kultural atau budaya yang berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu yang berakar dari
kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang mencerminkan hakikat nilai kultural.
 Nilai Instrumental.
Nilai instrumental sebagai pelaksanaan umum dari nilai dasar. biasanya dalam wujud
nilai sosial atau nilai hukum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga
yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu.
 Nilai Praktis

6
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Hal 4
Nilai praktis, nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai yang
sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan bahan ujian, apakah
nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-sungguh hidup dalam masyarakat atau tidak. Di
dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai tersebut adalah nilai
ideal, nilai material, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai sosial dan nilai religious atau
keagamaan. 7

C. Makna Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Pancasila

Suatu dasar negara akan kuat, apabila dasar tersebut berasal dan berakar pada diri
bangsa yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang bukan jiplakan
dari luar, akan tetapi asli Indonesia. Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam berbagai agama,
kepercayaan, adat istiadat, dan kebudayaan. Karena dalam agama, kepercayaan, adat istiadat
dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai antara lain nilai moral, maka Pancasila pun
mengandung nilai moral dalam dirinya.

1. Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral dalam Masyarakat

Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai


masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma dan moral.

 Kedudukan Nilai dalam masyarakat


Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, dan memperkaya batin yang
menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai merupakan salah satu wujud
kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang suatu
hal adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Olah karena itu nilai dapat dihayati
sebagai kebudayaan dalam wujud kebudayaan abstrak. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat ada 6 macam nilai :
a) Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang terdapat
disekitarnya.
b) Nilai ekonomi adalah pemanfaatan benda-benda atau kejadian yang mengikuti nalar
efisiensi.
c) Nila estetik adalah mempelajari sesuatu yang indah.

7
Sulaiman MA, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,Hal 5.
d) Nilai sosial berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang lainnya dan
menekan pada segi-segi kemanusiaan yang luhur.
e) Nilai politik berpusat pada kekuasaan srta berpengaruh dalam kehidupan
bermasyarakat.
f) Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud rahasia kehidupan
dan alam semesta.
 Kedudukan Norma dalam masyarakat
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan motivasi tertentu. Norma sesungguhnya perwujudan martabat manusia
sebagai makhluk budaya, sosial, moral dan religi. Suatu kesadaran dan sikap luhur yang
dikehendaki oleh tata nilai yang harus dipatuhi. Oleh karena norma dalam perwujudannya
dapat berupa norma agama, norma filsafat, kesusilaan, hukum, dan norma sosial.

 Kedudukan Moral dalam masyarakat


Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut perilaku
manusia. Seseorang yang taat dan patuh pada aturan-aturan, kaidah dan norma yang berlaku
dalam masyarakatnya dia sudah dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Moral
dalam perwujudannya dapat berupa aturan, prinsip-prinsip yang benar, yang baik, yang
terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan masyarakat, negara dan bangsa. Moral dapat dibedakan seperti moral
ketuhanan atau agama, moral filsafat, etia, hokum, ilmu, dan sebagainya.

D. Makna Simbol Gambar pada Sila Pancasila

Garuda digunakan sebagai lambang Negara kesatuan Republik Indonesia untuk


menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan Negara yang kuat. Pada
bagian dada garuda pancasila terdapat perisai yang didalamnya terdapat lima simbol gambar.
Kelima gambar di dalamnya yaitu gambar bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng,
dan padi kapas. . Masing-masing simbol gambar pancasila mempunyai makna. 8

1. Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila pertama Pancasila,


yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Bintang melambangkan sebuah cahaya yang dipancarkan
oleh Tuhan kepada setiap manusia. Lambang bintang juga diartikan sebagai sebuah cahaya
untuk menerangi Dasar Negara yang lima.

2. Gambar rantai dengan latar belakang warna merah dijadikan sebagai dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Simbol gambar rantai ini dijadikan sebagai lambang sila
kedua dari pancasila. Makna simbol kedua sila pancasila adalah manusia Indonesia yang
dapat menerapkan nilai kemanusiaan kedalam bentuk sikap tindak yang mengakui persamaan
derajat, dengan mengembangkan sikap saling mencintai, bersikap tenggang rasa, tidak
semena-mena dengan orang lain.

3. Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia.


Pohon beringin melambangkan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai

8
Ari Tri Soegiti, dkk, Op. Cit, hlm. 5
tempat berteduh dibawahnya. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang menyatu di
Indonesia. Makna sila ketiga pancasila adalah persatuan Indonesia merupakan nilai yang
mengajarkan untuk selaras dengan hakikat satunya Indonesia.9

4. Kepala banteng melambangkan sila keempat pancasila, yaitu kerakyatan


yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kepala
banteng melambangkan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah,
dimana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat
mencapai kemakmuran.10

E. Contoh Pelaksanaan Sikap yang Sesuai dengan sila-sila Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara artinya Pancasila dijadikan dasar atau pedoman
mengatur kehidupan di Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, harus melaksanakan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila baik dalam kehidupan dirumah, sanggar belajar,
masyarakat, maupun bernegara. Sikap yang merupakan pengamalan sila-sila pancasila adalah
sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini berhubungan
terhadap perilaku kita sebagai umat kepada Tuhannya. Berikut contoh sikap yang
mencerminkan di sila pertama:
 Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaanya masing-masing.

9
Maulana Arafat Lubis, Op. Cit, hlm. 37
10
Ibid., hlm. 38.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Menjalani perintah agama sesuai ajaran agama yang dianut masing-masing. Kita tidak
boleh membeda-bedakan cara bergaul hanya karena ras, suku dan agama. 11
 Menghormati teman, tetangga, maupun saudara yang berbeda agama dan kepercayaan
saat melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Bersikap ramah, sopan dan santun kepada teman atau saudara yang berbeda agama
dan kepercayaan.
 Membantu tetangga, teman, sahabat atau keluarga dalam menyiapkan
penyelanggaraan kegiatan keagamaan ketika merayakan hari besar agama.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya semua
sama di Dunia ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila kedua mengakui
persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan apapun: 12
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan mertabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia dan tidak semena-mena
terhadap orang lain.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan seperti, acara bakti sosial, memberikan
bantuan kepada orang yang membutuhkan sebagai bentuk kemanusiaan peduli
terhadap sesama.
 Tidak membeda-bedakan teman, tetangga, dan saudara serta orang lain antara yang
kaya dan miskin dalam pergaulan sehari-hari.
 Menghormati dan berbicara dengan santun kepada orang lain yang lebih tua.

3. Persatuan Indonesia
Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warga Negara Indonesia untuk
bersatu membangun negeri ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan sila Ketiga: 13

11
Nadia Vertika, Contoh Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari, Tersedia secara online
di http:// Independent.academia.edu/nadiavertika, 24 Februari 2019
12
Ibid
13
Ibid
 Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.
 Berkomunikasi dengan teman-teman, tetangga, dan saudara yang berbeda daerah
dengan menggunakan bahasa indonesia.
 Ikut serta dalam menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan pos kamling/ronda
berkeliling di lingkungan sekitar.
 Memakai pakaian dan peralatan hidup yang merupakan produksi/buatan Indonesia.
 Bergaul dengan teman, tetangga, dan orang lain tanpa membedakan suku, ras dan
istiadat.

4. Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan
Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam
menyelesaikan masalah. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Keempat: 14
 Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan
permasalahan.
 Meghargai pendapat orang lain dalam musyawarah dan berhati besar untuk menerima
apapun yang dihasilkan oleh musyawarah.
 Melaksanakan setiap hasil keputusan musyawarah bersama dengan penuh rasa
tanggung jawab.
 Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres dan pilkada.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua orang. Berikut
contoh sikap yang mencerminkan di sila Kelima: 15
 Membantu teman ataupun saudara kita yang terkena bencana alam seperti gempa,
banjir dan musibah lainnya.
 Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong.
 Tidak melakukan perbuatan yang merugikan pihak umum.
 Suka melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kamajuan dan keadilan sosial.
 Menghormati hak-hak orang lain.
 Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

14
Kemendikbud Republik Indonesia, Op. Cit, Hal 19.
15
Nadia Vertika, Op. Cit
Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila secara objektif untuk
mewujudkan kesamaan hak bagi setiap warga negara, pemerataan, kesejahteraan dan
keadilan. Penyimpangan dari nilai pancasila harus segera ditinggalkan dan menerapkannya
secara benar. 16

16
Sulaiman MA, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,Hal 8.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan materi diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
 Pancasila terdiri atas 5 sila yang masing-masing sila memili simbol tersendiri,
yakni:Ketuhanan yang maha esa (Bintang), Kemanusiaan yang adil dan beradab
(Rantai), Persatuan Indonesia ( Pohon Beringin), Kerakyatan yang Dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ( Kepala Banteng),
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Padi dan Kapas).
 Dari setiap simbol pada sila-sila Pancasila memiliki makna masing-masing.
 Tiap-tiap sila Pancasila saling koheren satu sama lain, baik itu dari sila pertama
hingga sila terakhir.
 Dikarenakan Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia, maka kita
sebagai warga negara harus mampu bersikap yang sesuai dengan sila-sila Pancasila.

B. Saran

Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung


dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun melaksanakannya dalam
kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai
Pancasila akan melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat
agar senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang damai.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari
segi penulisan maupun pengolahan kata. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca guna perbaikan untuk makalah berikutnya. Penulis juga
berharap makalah ini dapat berguna bagi pendidikan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Syahrial Syarbaini, Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan Pancasila. Cet. I.


Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan
Tinggi. Ed. III. Cet. III. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Sulaiman MA, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Banda Aceh:
Penerbit PeNA, 2016.
Soegiti, Ari Tri, dkk, Pendidikan Pancasila, Semarang: Unnes Press, 2016.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKN, Yogyakarta: Samudra Biru, 2018.
Vertika, Nadia, “Contoh Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari”, Tersedia
secara online di http:// Independent.academia.edu/nadiavertika, 24 Februari 2019.
Kemendikbud Republik Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Paket A setara SD/MI Tingkatan II Modul Tema 1, Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, 2017.

You might also like