Professional Documents
Culture Documents
Perencanaan STL - Lengkap - 1
Perencanaan STL - Lengkap - 1
3
Pasar Tenaga Listrik
Regulated Market
Bersifat monopolistik. Pada pasar ini, tenaga listrik dapat dikatakan masih menjadi
bagian dari infrastruktur, umumnya rasio elektrifikasi masih jauh dari 100%, dan
perusahaan listrik masih milik Pemerintah. Bentuk perusahaannya masih menganut
verical integrated company . Tarif listrik ditentukan Pemerintah.
Deregulated market
Bersifat kompetitif. Pada pasar ini, tenaga listrik sudah dikategorikan sebagai komoditi,
umumnya rasio elektrifikasi sudah atau mendekati 100%, dan perusahaan listrik
sebagian besar sudah bukan milik Pemerintah. Bentuk perusahaannya masih menganut
unbundling , ada perusahaan pembangkit, perusahaan transmisi, perusahaan distribusi
dan perusahaan retail . Tarif listrik ditentukan oleh suplai dan kebutuhan pasar,
meskipun ada juga yang menganut pada konsumen akhir tarif masih ditentukan oleh
Pemerintah.
Indonesia pada tahun 2002 sudah mempunyai Undang-undang no 20 tahun 2002, yang
sudah meletakkan dasar-dasar kompetisi dengan deregulated market. Namun undang-
undang ini pada tahun 2004, dicabut oleh Mahkamah Konstitusi, sehingga kembali ke
regulated market berdasar UU No. 15/1985. Pada tahun 2010 ini sudah diundangkan UU
no 30/2010 yang mengatur mengenai ketenagalistrikan.
4
Pengenalan PLN (1)
Dasar Hukum
PLN sesuai UU no 15/1985 tentang ketenagalistrikan, adalah PKUK (Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan) yang bertugas menyediakan listrik di Indonesia. Namun, di lain pihak, PLN
sesuai UU no 19 tahun 2003 adalah BUMN Persero yang juga mempunyai tugas menghasilkan profit
bagi Pemerintah. Tarif listrik, TDL (Tarif Dasar Listrik), ditentukan oleh Pemerintah. Terakhir TDL
ditentukan oleh Pemerintah sesuai Permen ESDM No 30 Tahun 2012 tentang Tarif Tenaga Listrik
Yang disediakan oleh PLN.
Pengorganisasian PLN
Secara umum PLN terdiri atas unit-unit, selain itu PLN juga mempunyai beberapa anak perusahaan
yang bergerak pada bidang pembangkitan, jasa konsultan, jasa konstruksi dan perusahaan listrik
dengan wilayah terintegrasi.
Unit-unit PLN dapat dikategorikan sebagai berikut:
• Wilayah PLN dibagi ke dalam 2 Direktorat Operasional, yaitu Jawa – Sumatra - Bali; dan
Indonesia Timur.
• Masing-masing Direktorat Operasional terdiri atas beberapa Unit wilayah/distribusi, Unit
pembangkitan/Penyaluran, Unit Pusat Pengaturan Beban, dan Unit pengelolaan proyek
• Di luar itu ada Unit penunjang, antara lain Puslitbang, Pusdiklat, Jasa Engineering, dan
Manajemen Konstruksi.
5
Pengenalan PLN (2)
PLN Kantor Pusat
Manajemen PLN, terdiri atas DIRUT dan 8 Direktur, yaitu: Direktur Perencanaan
Strategis, Direktur Keuangan, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, Direktur
Pengadaan Strategis, Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko, Direktur Operasi Jawa-
Sumatra-Bali, Direktur Operasi Indonesia Bagian Bagian Timur. Direksi PLN didukung
oleh Satuan Pengawasan Intern, dan Satuan Manajemen Kinerja. Masing-masing
Direktur mempunyai beberapa Kepala Divisi.
6
Proses Perencanaan di PLN
7
Proses Perencanaan di PLN
8
9
10
11
12
13
13
14
15
16
17
17
18
18
19
19
20
21
22
23
Sebelum Krisis:
1980 porsi • Penjualan tetap tumbuh
listrik BBM • Pembangkit relatif tak
Pada 1993
77% bertambah
porsi listrik
BBM 54% • Pertumbuhan dicover BBM
Pada 2005
Sebelum 1980: porsi listrik
Pada 1997 Pada 2010
• Sebagian besar listrik BBM naik
porsi listrik porsi listrik
dari BBM lagi: 30%
BBM 21% BBM 5%
• PLTA sebagian kecil
saja
• Belum ada PLTU
Batubara
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Peta Jaringan Transmisi
Kalimantan
N
Electricity W E
For
A Better S
Life
Sebakung
A 2x200 MW, 2011, 2012
Sesayap
2x200 MW, 2011, 2012
A A
A GI.T.Selor
Kayan
2x200 MW, 2011, 2012
A GI. TJ.Redep
Kelai
2x200 MW, 2011, 2012
Sambas
A Boh I
Seuas 2x200 MW, 2011, 2012
wang Bengkayang Sintang 1 & 2
Singkawang Baru 1 & 2 2x7 MW, 2011, 2012
U 2x25 MW, 2009, 2010 GI.Sanggatta
GI.Ngabang GI.Sanggau U A Boh II
Mempawah
GI.Sintang 2x200 MW, 2011, 2012
Parit Baru 1 & 2-Pontianak
U 2x25 MW, 2009, 2010
U Parit Baru 1 & 2 GI.Kotabaru GI.PurukCahu
Baras DPP
ianak D Siantan
2x55 MW, 2009, 2010 U
Sei Raya Siantan Kotabaru 1 & 2 PLTGU Bontang
Pontianak 1, 2 & 3 1x8 MW, 2008
2x3 MW, 2019 G Samarinda Baru
3x50 MW, 2014, 15, 16 GI.Sandai Samarinda
Pontianak Baru 1 & 2 Karang Asam
2x50 MW, 2009, 2010
Pa ara
GI.KualaKurun Karang Joang
GI.M.Teweh
GI.Tanjung G Batakan
Balikpapan PT PLN (Persero)
(
G. Malang DIREKTORAT TRANSMISI DAN DISTRIBUSI Edit
GI.Buntok KANTOR PUSAT Mei 2007
GI.Ketapang
Kuaro
Sampit U
Palangkaraya 1 & 2
2x60 MW, 2009, 2010
Tanjung PETA JARINGAN 500 kV Sub DIREKTORAT
DPP
U U SISTEM KALIMANTAN PERENCANAAN SISTEM
Sampit 1 & 2 Barikin
42
Proses Perencanaan
The planning process is the systematic assembly and analysis of information about
electric energy supply, transport, and demand, and the presentation of this information
to decision-makers who must choose an appropriate course of action.
The plan is a statement of the choices made by decision-makers at any one point in
time in order to meet specific goals and objectives.
Pendekatan PSTL dapat dilakukan dengan beberapa cara, namun semuanya minimal
harus mencakup tahapan berikut ini:
• Tentukan sasaran
• Tentukan kategori PSTL
• Identifikasikan informasi yang dibutuhkan untuk proses perencanaan
• Tentukan proses analisa dan tools yang dibutuhkan
• Lakukan analisa
• Sampaikan hasilnya ke pembuat keputusan
• Dokumentasikan seluruh informasi, hasil analisa, pengambilan keputusan, dan
alasan utama pengambilan keputusan
43
Proses Perencanaan
Sasaran PSTL
PSTL mempunyai sasaran utama untuk memberikan informasi kepada pengambil
keputusan tentang investasi yang dibutuhkan terkait pengembangan STL. Ini bisa terjadi
pada tingkat lokal, regional dan nasional. Misalnya:
• Local (sistem isolated) : Wilayah harus bisa mengidentifikasi Rencana untuk
memenuhi kebutuhan listrik jangka 10 tahun ke depan.
• Regional (sistem terinterkoneksi): Pada sistem terinterkoneksi mulai diidentifikasikan
efisiensi dalam investasi dengan memanfaatkan sumber energi yang murah dengan
memperhatikan investasi pada transmisi interkoneksi terutama aspek reliabilitas.
• Nasional: sisi perusahaan, integrasi dari perencanaan regional dan wilayah. Sisi
Pemerintah: kebijakan pengembangan sistem kelistrikan, arah masa depan.
Sasaran yang lebih kuantitatif yaitu objektif, antara lain:
• Meminimalkan biaya investasi dan produksi
• Memaksimalkan reliabilitas, diversifikasi energi, dan kestabilan harga
• Meminimalkan ketergantungan dari luar
• Memaksimalkan pemakaian energi renewable, mengurangai emisi CO2, Sox, NOx
Mulai kelihatan, bahwa perencanaan sistem pada akhirnya adalah optimisasi dengan
multi objektif.
44
Proses Perencanaan
Kategori perencanaan
Dapat digolongkan dalam beberapa kategori, yaitu:
• Kerangka waktu: jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
• Subsistem: pembangkitan, transmisi dan distribusi.
• Level entitas: perusahaan tunggal atau multi perusahaan / unbundling.
• Geografis: lokal, regional dan nasional.
• Paradigma: sasaran reliabilitas atau tuntutan pasar yang sudah deregulated
• Skala desain: inkremental / bertahap atau skala besar
Tahapan perencanaan:
• Prakiraan beban / kebutuhan listrik
• Metoda: ekonometrik
• Pertumbuhan ekonomi: GDP, elastisitas
• 3 driving force: natural growth, program elektrifikasi dan pengambilalihan
pembangkit captive
• Mempertimbangkan prakiraan spasial
• Perencanaan penambahan kapasitas pembangkit untuk memenuhi kebutuhan beban
• Deterministik, dengan reserves margin ditentukan atau cadangan ditentukan
• Simulasi produksi
• Reliabilitas: LOLP (lost of load probability), LOLE (lost of Load Expectation)
• Transmission constraint
• Perencanaan transmisi
• Prakiraan pembebanan gardu induk dan transmisi
45
• Studi hubung singkat, load flow, stability
46
47
GRAFIK
REALISASI PENJUALAN TENAGA LISTRIK TRIWULANAN TAHUN 1990-2000
25
20
15
TWh
10
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
'90 '91 '92 '93 '94 '95 '96 '97 '98 '99 '00
48
49
U.S. GW Capacity
1,000
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0
1949
1951
1953
1955
1957
1959
1961
1963
1965
1967
1969
1971
1973
1975
1977
Year
1979
1981
1983
1985
1987
1989
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
2007
Total
Wind
Hydro
Fossil
50
Nuclear
Nat Gas
Minggu ke -2
Refreshing Tentang Evaluasi Keekonomian
Jawaban:
• P =2500 x Rp 6 juta = Rp 15 Milyar; i = 15%; n = 5 tahun
• A = Rp 15 Milyar x [0,15x(1+0,15)5] / [(1+0,15)5 – 1] = Rp 4,47 M pa
Contoh Soal
Contoh Soal
Metoda Evaluasi Ekonomi
Kita perlu memahami perbedaan antara suatu perusahaan mendapatkan penghasilan
dari suatu lingkungan yang kompetitif, dibandingkan dengan suatu perusahaan dalam
lingkungan yang regulated mempunyai suatu hak keuntungan yang ditentukan oleh
badan pengatur (regulator).
Cost of money suatu perusahaan dicerminkan oleh suatu WACC (weighted average cost
of capital), yang merupakan rata-rata tertimbang dari bunga pinjaman dari berbagai
jenis pinjaman dan rate of return yang diharapkan.
Hitunglah juga
1. Present value dari biaya investasi dan biaya operasi,
2. Nilai levelized dari investasi dan biaya operasi
1. Biaya bahan bakar
2. Biaya operasi:
OpCost(t) = Cap*Capfactor*8760*Heatrate*Fuelprice(t)
= 1000*1*8760*Heatrate*Fuelprice(t)
3. Biaya tetap tahunan, levelized
FixedCharges(t) = FixedChargeRate*Investment
4. Biaya total tahunan
TotalCost(t) = OpCost(t)+FixedCharges(t)
1. Present value dari biaya investasi dan biaya operasi
Alternative A:
Umur pelayanan : 30 tahun
Kapasitas : 100 MW
Alternative B:
Umur pelayanan : 20 tahun
Kapasitas : 100 MW
• Pendekatan 1: Pilih periode studi 20 tahun, dengan salvage value dari
Alternative A
• Pendekatan 2: Pilih periode studi 30 tahun, asumsikan ada kontrak 10
tahun untuk membeli energi dari listrik swasta atau dari perusahaan lain.
Contoh:
Sebuah pembangkit baru diperlukan untuk memenuhi tambahan kapasitas
di masa depan. Alternatifnya ada 2:
Alternative A:
Umur pelayanan : 20 tahun
Kapasitas : 100 MW
Alternative B:
Umur pelayanan : 20 tahun
Kapasitas : 50 MW
• Pendekatan 1: Asumsikan Alternatif B dengan 2 unit.
• Pendekatan 2: Asumsikan Alternatif B hanya 1 unit, sisanya membeli dari
swasta dengan 20 tahun kontrak.
Kelayakan Proyek
(Penekanan kepada Finansial Analysis)
:
Perhitungan NPV dan IRR
Tabel di bawah ini, memberikan dasar perhitungan NPV dan IRR.
Investasi 20000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Investasi 1 -10000 -10000
Pendapatan 2 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Biaya Operasi 3 500 500 500 500 500 500 500 500 500
Depresiasi 4 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
Taxable income 5 2-5-4 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Tax 6 5 x 25% 25% 625 625 625 625 625 625 625 625 625
Net Casflow 7 5-6+4 -10000 -10000 3875 3875 3875 3875 3875 3875 3875 3875 3875
NPV 5,123.32
IRR 11%
Discount Rate 6%
Bunga bank 6%
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Investasi 1 -10000 -10000
Pendapatan 2 5500 5500 5500 5500 5500 5500 5500 5500 5500
Biaya Operasi 3 500 500 500 500 500 500 500 500 500
Depresiasi 4 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
Taxable income 5 2-5-4 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000
Tax 6 25% 750 750 750 750 750 750 750 750 750
Net Casflow 7 5 - 6 + 4 -10000 -10000 4250 4250 4250 4250 4250 4250 4250 4250 4250
:
Minggu ke - 3
1.Prakiraan Beban
2.Karakteristik Jenis-jenis pembangkit
3.Keandalan Pembangkit
4.Metode Perencanaan Pembangkitan
PRAKIRAAN BEBAN
Metoda sederhana
Catatan:
L (hjk) = kebutuhan listrik jam ke j pada tahun k
r = pertumbuhan kebutuhan listrik tahunan
L (hj0) = adalah kebutuhan lisrik tiap jam dari tahun lalu
Catatan:
Lk = prakiraan total beban tahunan pada tahun k
PDBk = prakiraan PDB pada tahun k
Pendk = prakiraan jumlah penduduk pada tahun k
a, b, c = koefisien regresi berdasarkan data historis
Setelah prakiraan total tahunan didapatkan, maka dicari beban jam-jaman berdasarkan
kurva beban typical, sesuai persamaan berikut:
Dimana:
Ljk = prakiraan beban pada jam j dari tahun k
Sjk = koefisien kurva beban pada jam j dari tahun k
Ekonometri dari prakiraan beban (3)
Secara umum hubungan antar Y dan X dapat dituliskan melalui persamaan berikut:
A = 60 B = 0.0678
Sehingga kita bisa memperkirakan harga Y dari harga X sebagai berikut:
Y = 60 + 0.0678 * X
Ekonometri dari prakiraan beban (5)
Secara umum hubungan antara Y terhadap X dan W dapat dituliskan melalui persamaan berikut:
20
15
TWh
10
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
'90 '91 '92 '93 '94 '95 '96 '97 '98 '99 '00
• Penggunaan model dekomposisi (merupakan dasar penghitungan suatu deret waktu berdasarkan 3 faktor,
yaitu : trend, season dan siklus) untuk memperkirakan proporsi penjualan tenaga listrik per triwulanan
yang dimulai pada RKAP tahun 1997 terbukti dapat memperkecil penyimpangan realisasi terhadap
sasaran, dibandingkan dengan sebelum menerapkan model dekomposisi tersebut.
•
• Sampai dengan RKAP tahun 2000, prakiraan proporsi penjualan tenaga listrik dari triwulan I sampai
dengan triwulan IV yang digunakan dalam RKAP Triwulanan berturut-turut adalah :
• Triwulan I = 23%
• Triwulan II = 24%
• Triwulan III = 26%
• Triwulan IV = 27%.
• Angka proporsi sebesar 23%, 24%, 26% dan 27% tersebut, dihitung berdasarkan data realisasi penjualan
tenaga listrik dari tahun 1990 s.d. 1996.
•
• Dengan terjadinya krisis moneter sejak tahun 1997, penjualan tenaga listrik yang sebelum masa krisis
tumbuh antara 10 – 15 %, sejak tahun 1998 hanya tumbuh di bawah 2 digit menjadi sebesar 1,5%; 8,5%;
9,8% dan 9,9% per tahun. Perbedaan pertumbuhan penjualan tenaga listrik sebelum dan sesudah
terjadinya krisis moneter, perlu diperhitungkan dalam memperkirakan sasaran tahunan berikut proporsi
per triwulanan-nya. Dengan menggunakan data realisasi selama 10 tahun terakhir (1990 s.d. 2000),
diperoleh prakiraan proporsi penjualan tenaga listrik pada tahun 2001, yaitu :
•
• Triwulan I = 23,1 %
• Triwulan II = 24,6 %
• Triwulan III = 25,9 %
• Triwulan IV = 26,4 %
• Prakiraan Penjualan Tenaga Listrik Tahun 2001
•
• Dengan pendekatan model dekomposisi :
•
• X = f (trend, musim, siklus) + error
•
• Xt = f (Tt, St, Ct, It)
•
• dimana :
• Xt = nilai deret waktu pada periode ke t
• Tt = komponen trend pada periode ke t
• St = komponen musiman pada periode ke t
• Ct = komponen siklus pad periode ke t
• It = komponen irregular atau error pada periode ke t
• t = periode
•
• diperoleh prakiraan penjualan tenaga listrik tahun 2001 sebesar 87,711 TWh atau tumbuh
sebesar 9,87% terhadap realisasi tahun 2000 sebesar 79,055 TWh, seperti pada tabel
perhitungan berikut.
PRAKIRAAN PENJUALAN TENAGA LISTRIK TAHUN 2001
BERDASARKAN DATA REALISASI TAHUN 1990-2000
Teknologi
1. Menggunakan reaksi fisi
2. Uranium biasanya dalam bentuk U-235 dan U-238, U-235 lebih tidak setabil
cenderung terjadi reaksi fisi, ini yang digunakan sebagai bahan bakar.
3. Ada juga yang menggunakan breeder reactor, penetrasi U-235 dalam U-238
membentuk U-239 (plutonium) sebagai bahan bakar
4. Yang paling kritis adalah mengkiontrol reaksi fisi dan menjaga temperatur dalam core
Efisiensi
1. Mirip efiensi PLTU batubara
2. Harga uranium relatif lebih murah
3. Biaya bahan bakar pada kisaran < 1 cent USD/kWh
4. Investasi tinggi sekali > 2500 USD/kW
PLTG
PLTGU
PLTG/PLTGU nahan bakar gas/minyak
Teknologi
1. Udara dipanaskan, dengan membakar gas/minyak
2. Ekspansi udara panas dan bertekanan tinggi memutar turbin
Efisiensi
1. PLTG efisiensi sangat rendah pada kisaran < 30%
2. Heatrate pada kisaran 12000 BTU/kWh
3. Improvement untuk skala kecil (sampai 30 MW) menggunakan turbine
aeroderivative, heatrate bisa mencapai kisaran 9000 BTU/kWh
4. Untuk meningkatkan efisiensi, memanfaatkan udara panas yang dibuang untuk
memanaskan air, menjadi uap sebagai PLTU
5. Heatrate bisa membaik sampai 7000 BTU/kWh, umumnya pada kisaran 8500
BTU/kWh
6. Harga gas dulu pada kisaran 2 – 3 USD/MMBTU
7. Harga gas sekarang pada kisaran 5 – 8 USD/MMBTU
8. Biaya bahan bakar pada kisaran 3 – 5 Cent USD/kWh untuk PLTGU
9. Biaya bahan bakar pada kisaran 6 – 8 Cent USD/kWh untuk PLTG
Pengoperasian
1. Ramping rate tinggi
2. Berfungsi sebagai peak plant atau medium plant
PLTA
PLTA PUMP STORAGE
PLTA
Teknologi
1. E = h X Q
2. Energi air memutar turbin
3. PLTA Waduk, PLTA run of river , Pump storage
Pengoperasian
1. PLTA Waduk. Umumnya sebagai peaking plant / medium plant
2. PLTA run of river. Umumnya sebagai base plant
3. PLTA pumped stored. Sebagai peaking plant
PLT-Bayu
PLT Bayu
Teknologi
Bagian-bagian dari PLT bayu terdiri atas
1. Internal komputer: (i) diagnostik windmill komponen dan mengoreksi atau
mematikan, (ii) komunikasi dengan operator di luar, merekam data, status, dan
melakukan instruksi operator, (iii) monitoring arah dan kecepatan angin, monitor dan
kontrol sudu-sudu turbin.
2. Turbine: blade (sudu-sudu) dan locking mechanism.
3. Gearing mechanism: menyambungkan turbin dengan generator, menaikkan
kecepatan turbin dari 10 – 20 rpm menjadi 1200 rpm, sesuai putaran generator.
4. Generator. Bagian yang terkecil. Paling besar daya 3 MW.
5. Output control system: mengatur listrik yang keluar supaya bisa interkoneksi dengan
system
Pengoperasian
1. Isolated
2. Hybrid dengan PLTD/PLTM
3. Masuk ke system besar, rumit pengaturan-nya
Keandalan (Reliability) Pembangkit
4. POF (planned outage factor) menunjukkan tingkat ketidaktersediaan (unavailability) dari suatu
pembangkit karena dilakukan pemeliharaan pada suatu perioda, didefinisikan sebagai:
5. EFOR (equivalent forced outage rate) menunjukkan ekivalen tingkat kegagalan beroperasi dari
suatu peralatan (pembangkit) dalam suatu perioda, didefinisikan sebagai.
4. LOLP (loss of load probability) menunjukkan probabilitas terjadinya kehilangan beban pada
suatu perioda tertentu, biasanya ditunjukkan dalam hari per tahun.
6. LOLE (Loss Of Load Expectation), menunjukkan perkiraan jumlah hari per tahun, dimana
kapasitas pembangkitan yang tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan beban
puncak harian.
7. Expected Unserved Energy (EUE)
8. Value of Service (VOS)
Contoh Perhitungan
AF = 7438/8784 = 84.7 %
FOR = 457/(457 + 6331) = 6.7 %
Planned and maintenance outage rate = (729 + 159)/8784 = 10.1 %
Maksimum availability = (1-0.067)x(1-0.101) = 83.9 %
Data PLTU batubara kelas 400 – 599 MW tahun 1975 – 1984
Data NERC Derating Outage
Diketahui dari statistik masa lalu di kota kecil Purwaka, elastisitas antara pertumbuhan listrik
dengan pertumbuhan ekonomi (GDP) adalah 1.6. Jika prediksi pertumbuhan jumlah keluarga
dan pertumbuhan GDP serta program pencapaian rasio ektrifikasi adalah seperti pada Tabel di
bawah ini, berapa MWh prakiraan konsumsi listrik kota tersebut pada tahun 2010, dan 2011.
Asumsikan bahwa untuk tambahan keluarga baru yang berlistrik menggunakan konsumsi listrik
per pelanggan dari tahun lalu.
Tahun 2009
Kons-Kel2008 = Kons2008 / Kel-lis2008 = 20.000 MWh / 12.500 kel
= 1,6 MWh/kel
Kel-lis2009 = RE2009 x Kel2009 = 60% x 26.000 = 15.600 kel
TKel-Lis2009 = Kel-lis2009 - Kel-lis2008 = 15.600 kel – 12.500 kel = 3100 kel
Kons2009 = Kons2008 x (1 + ExGDP2009) + TKel-Lis2009 x Kons-Kel2008
= 20.000 x (1+1.6 *5/100) + 3.100 x 1,6
= 26.560 MWh
Tahun 2010
Kons-Kel2009 = Kons2009 / Kel-lis2009 = 26.560 MWh / 15.600 kel = 1,7026 MWh/kel
Kel-lis2010 = RE2010 x Kel2010 = 65% x 27.500 = 17.875 kel
TKel-Lis2010 = Kel-lis2010 - Kel-lis2009 = 17.875 kel – 15.600 kel = 2275 kel
Kons2010 = Kons2009 x (1 + E x GDP2010) + TKel-Lis2010 x Kons-Kel2009
= 26.560 x (1+1.6 *6/100) + 2275 x 1,7026
= 32.983,17 MWh
Tahun 2011
Kons-Kel2010 = Kons2010 / Kel-lis2010 =32.983,17 MWh / 17.875 kel = 1,8452 MWh/kel
Kel-lis2011 = RE2011 x Kel2011 = 70% x 30.000 = 21.000 kel
TKel-Lis2011 = Kel-lis2011 - Kel-lis2010 = 21.000 kel - 17.875 kel = 3125 kel
Kons2011 = Kons2010 x (1 + E x GDP2011) + TKel-Lis2011 x Kons-Kel2010
= 32.983,17 x (1+1.6 *7/100) + 3125 x 1,8452
= 42443.54 MWh
Merencanakan Tambahan Kapasitas Pembangkit
Istilah-istilah
Cap2008 = total kapasitas terpasang tahun 2008
BP2008 = beban puncak tahun 2008
Cad2008 = cadangan terpasang tahun 2008
Kcad2008 = kebutuhan cadangan 2008, yaitu = 2 x unit
terbesar
LF = Load Factor
= total konsumsi listrik /(BP x 8760)
BP = total konsumsi listrik / (LF x 8760)
Cad2009awal = Cadangan pada awal 2009, sebelum ada
penambahan kapasitas
= Cap2008 – BP2009
Tcap2009 = Kcad2009 – Cad2009awal
Tahun 2008
Cap2008 = 3 x 2 MW + 3 x 1 MW = 9 MW
BP2008 = Kons2008 / (LF x 8760)
= 20000 / (0,6 x 8760)
=3,80 MW
Kcad2008 = 2 x 2 MW = 4 MW
Cad2008 = Cap2008 – BP2008
= 9 MW – 3,80 MW
= 5,2 MW
Cadangan terpasang memenuhi kebutuhan cadangan.
Tahun 2009
BP2009 = Kons2009 / (LF x 8760)
= 26.560 / (0,6 x 8760)
=5,05 MW
Kcad2009 = 2 x 2 MW = 4 MW
Cad2009awal = Cap2008 – BP2009
= 9 MW – 5,05 MW
= 3,95 MW
Cadangan pada awal 2009 lebih kecil dari kebutuhan cadangan 2009, sehingga
diperlukan tambahan kapasitas pada tahun 2009.
1. Sistem didesain pada LOLP 0.1 hari per tahun, ditunjukkan pada kurva pada
Gambar-1.
2. Pada tahun 1990, beban puncak sekitar 6.4 GW, sehingga sistem masih
memenuhi kriteria 0.1 hari pa.
3. Pada tahun 1991 beban puncak naik menjadi 7.5 GW, sehingga LOLP jadi
naik menjadi 0.8 hari pa.
4. Untuk itu diperlukan penambahan kapasitas sehingga LOLP tetap dibawah
0.1 hari pa.
5. Gambar-2 menunjukkan bahwa penambahan daya pada tahun 1991
menyebabkan kurva LOLP bergeser ke kanan, oleh karena itu LOLP turun
menjadi 0.01 hari pa.
6. Gambar-3 menunjukkan bahwa pergeseran kurva ke kanan ini menunjukkan
juga adanya kemampuan penambahan beban sebesar kurang lebih 1.4 GW
dimana LOLP tetap 0.1 hari pa.
Gambar-2 Kemampuan penambahan beban pada
LOLP tetap
Kapasitas pemenuhan Beban (Load-carrying capability).
Load Carrying capability (LCC )atau kapasitas effectif (Ceff)dapat didekati dengan
formula berikut:
Kondisi sistem
MW in MW on probabilitas
service (MW) outage
350 0 0.79515
300 50 0.04185
250 100 0.05985
200 150 0.00315
150 200 0.08835
100 250 0.00465
50 300 0.00665
0 350 0.00035
Menentukan LOLP
Indeks mingguan
total 0.71860
hari/minggu
Keekonomian Dispatch Pembangkit Thermal
Penyelesaian Analitik
Pengaruh Rugi-rugi Jaringan
Metoda Lamda Iteration
Penyelesaian Analitik
Pengaruh Rugi-rugi Jaringan
Metoda Lamda Iteration
1. Tentukan λ hitung P1, P2 dan P3
P1 = (λ-7.92)/0.003124
P2 = (λ-7.85)/0.00388
P3 = (λ-7.97)/0.00964
2. Hitung selisih ε = 850 MW –(P1 + P2 + P3)
3. Tentukan λ iterasi berikutnya dengan asumsi naik/turun 10%, hitung
lagi P1, P2 dan P3 sampai ketemu ε yang berubah tanda (+ ke -, atau –
ke +)
4. Tentukan λ iterasi berikutnya yang merupakan rata-rata dari 2 λ iterasi
sebelumnya yang mempunyai tanda ε yang berbeda
5. Teruskan iterasi sampai ε minimum
Iterasi Pada λ awal = 8
λ iterasi kedua selalu diset ±10% dari iterasi pertama, berikutnya sesuai
proyeksi. Bila terlalu jauh dibatasi ±10%
Unit Komitmen
Komitmen Unit Pembangkit (1)
1. Dalam suatu sistem dengan banyak pembangkit, dari termal yang mahal ke hidro
yang murah, dan dengan luasnya variasi perubahan beban, perlu direncanakan
dengan cermat bagaimana mengatur unit-unit pembangkit, mulai dari bagaimana
memilih unit yang siap untuk dioperasikan sampai unit yang harus sudah menjalani
pemeliharaan. Proses ini biasanya disebut sebagai unit komitmen.
2. Keekonomian yang menjadi dasar memutuskan, berapa lama suatu unit harus
shutdown, kemudian selanjutnya dioperasikan untuk berapa lama. Yang perlu
diperhatikan juga adalah policy utility, adanya constraint baik pembangkitnya
maupun transmisi serta reliabilitas sistem yang inigi dicapai.
3. Pertimbangan keekonomian dari komitmen unit.
Prinsip dasar keekonomian pembentukan komitmen awal (preliminary comitment),
adalah bahwa pengoperasian yang paling ekonoms adalah jika sesedikit mungkin
unit yang beroperasi. Biaya operasi rata-rata tercermin dari harga bahan bakar
dikalikan heat rate rata-rata ditambah dengan biaya O&M. Daya per kWh yang
dibangkitkan akan lebih mahal pada saat pembangkit dioperasikan pada output daya
yang rendah. Banyaknya jumlah unit, tidak bisa dihindari akan menyebabkan ada
unit yang beroperasi pada beban rendah sehingga berbiaya mahal. Sehingga harus
diusahakan sesedikit mungkin pembangkit yang beroperasi, sehingga unit
dioperasikan pada beban tinggi dengan biaya lebih murah. Jadi policy komitmen
pada biaya minimum adalah komit untuk sesedikit mungkin mengoperasikan unit.
Komitmen Unit Pembangkit (2)
Dalam pemodelan unit komitmen, untuk perencanaan sistem jangka panjang, perlu
diperhatikan: (i) memilih unit dengan komitmen meminimalkan biaya operasi, (ii)
memperhatikan prosedur yang melindungi unit dalam pengoperasian, (iii) menjaga
cadangan panas, dan (iv) memperhatikan unit minimum down time rule.
Pendekatan dengan 4 langkah, biasanya digunakan:
• Unit yang siap beroperasi mingguan dibuat daftar dengan ranking sesuai biaya
operasi Rp/kWh.
• Prosedur pengamanan area dengan mempertimbangkan adanya must run unit
untuk tiap pusat listrik.
• Dari daftar rangking unit yang siap, tiap-tiap jam dipilih unit-unit yang
mencukupi: (i) kebutuhan beban, dengan memperhatikan continous rating-nya,
(ii) kebutuhan beban dan cadangan panas, dengan memperhatikan maximum
rating.
• Komitmen jam-jaman di atas, di-review kembali dengan memperhatikan
minimum down time rule. Yang tidak memenuhi minimum down time rule,
dikeluarkan dari daftar.
Contoh Proses Unit Komitmen
Daft Unit Cap Cont . Kumulatif Cap Max. Kumulatif $/MWh at Min DT
Prioritas (MW) cont (MW) max FL (jam)
1 River-2 400 400 430 430 6.0 50
2 City-1 400 800 440 870 9.0 50
3 River-3 200 1000 220 1090 6.5 10
4 River-4 200 1200 220 1310 9.5 10
5 City-4 100 1300 110 1420 10.0 6
6 City-2 200 1500 200 1620 30.0 2
7 Shore-2 200 1700 200 1820 31.0 2
8 Shore-3 100 1800 100 1920 31.0 2
9 River-1 200 2000 200 2120 32.0 2
Contoh Proses Unit Komitmen
Modifikasi daftar prioritas dengan area protection rule, dimana 1 kit City dam 1 kit
River harus selalu beroperasi. Kemudian hitung minimum jumlah unit untuk tiap
beban sehingga:
(i) Jumlah komited unit maks rating >= beban + cadangan panas (10%)
(ii) Jumlah komited unit continous rating >= beban
Jam Beban Jumlah Unit Beban + cad. Jumlah unit Jumlah unit yg
(MW) pada cont. (MW) pada Max diperlukan
10.00 – 14.00 1790 8 1969 9 9
14.00 – 18.00 1500 6 1650 7 7
18.00 – 22.00 1200 4 1320 5 5
22.00 – 02.00 1100 4 1210 4 4
02.00 – 06.00 900 3 990 3 3
06.00 – 10.00 1500 6 1650 7 7
10.00 – 14.00 1790 8 1969 9 9
Contoh Proses Unit Komitmen
Membandingkan kolom 4 dengan kolom 3, komitmen no. 4, yaitu River-4 shut down
hanya 4 jam, sementara seharusnya minimal 10 jam, sehingga River-4 harus tetap
beroperasi pada periode berikutnya, jam 02.00 – 04.00.
Contoh Proses Unit Komitmen
Kelas A
karoh38@yahoo.com
Kelas B
nurmaini.putri@yahoo.co.id
Soal No 1
Diketahui dari statistik masa lalu di kota kecil Purwaka, elastisitas antara pertumbuhan listrik
dengan pertumbuhan ekonomi (GDP) adalah 1.6. Jika prediksi pertumbuhan jumlah keluarga
dan pertumbuhan GDP serta program pencapaian rasio ektrifikasi adalah seperti pada Tabel di
bawah ini, berapa MWh prakiraan konsumsi listrik kota tersebut pada tahun 2010, dan 2011.
Asumsikan bahwa untuk tambahan keluarga baru yang berlistrik menggunakan konsumsi listrik
per pelanggan dari tahun lalu.
Tahun 2009
Kons-Kel2008 = Kons2008 / Kel-lis2008 = 20.000 MWh / 12.500 kel
= 1,6 MWh/kel
Kel-lis2009 = RE2009 x Kel2009 = 60% x 26.000 = 15.600 kel
TKel-Lis2009 = Kel-lis2009 - Kel-lis2008 = 15.600 kel – 12.500 kel = 3100 kel
Kons2009 = Kons2008 x (1 + ExGDP2009) + TKel-Lis2009 x Kons-Kel2008
= 20.000 x (1+1.6 *5/100) + 3.100 x 1,6
= 26.560 MWh
Tahun 2010
Kons-Kel2009 = Kons2009 / Kel-lis2009 = 26.560 MWh / 15.600 kel = 1,7026 MWh/kel
Kel-lis2010 = RE2010 x Kel2010 = 65% x 27.500 = 17.875 kel
TKel-Lis2010 = Kel-lis2010 - Kel-lis2009 = 17.875 kel – 15.600 kel = 2275 kel
Kons2010 = Kons2009 x (1 + E x GDP2010) + TKel-Lis2010 x Kons-Kel2009
= 26.560 x (1+1.6 *6/100) + 2275 x 1,7026
= 32.983,17 MWh
Tahun 2011
Kons-Kel2010 = Kons2010 / Kel-lis2010 =32.983,17 MWh / 17.875 kel = 1,8452 MWh/kel
Kel-lis2011 = RE2011 x Kel2011 = 70% x 30.000 = 21.000 kel
TKel-Lis2011 = Kel-lis2011 - Kel-lis2010 = 21.000 kel - 17.875 kel = 3125 kel
Kons2011 = Kons2010 x (1 + E x GDP2011) + TKel-Lis2011 x Kons-Kel2010
= 32.983,17 x (1+1.6 *7/100) + 3125 x 1,8452
= 42443.54 MWh
Soal No. 2
Diketahui bahwa Load Factor kota Purwaka dari tahun ke tahun kira-kira adalah sebesar 0.6
dan pembangkit yang terpasang pada tahun 2008 adalah 3 unit PLTD masing-masing
berkapasitas 2 MW dan 3 unit PLTD masing-masing berkapasitas 1 MW.
Untuk mengantisipasi pertambahan konsumsi listrik pada soal no 1 tersebut, direncanakan
penambahan unit baru PLTD. Berapa MW penambahan yang diperlukan masing-masing untuk
tahun 2009 dan 2010. Penambahan tersebut sudah mempertimbangkan cadangan 2 unit
terbesar terganggu dan batasi penambahan hanya dengan unit ukuran 2 MW dan 1 MW.
Tidak perlu dipertimbangkan bahwa unit terbesar tidak boleh melebihi 10% dari beban puncak.
Jawaban:
Istilah-istilah
Cap2008 = total kapasitas terpasang tahun 2008
BP2008 = beban puncak tahun 2008
Cad2008 = cadangan terpasang tahun 2008
Kcad2008 = kebutuhan cadangan 2008, yaitu = 2 x unit
terbesar
LF = Load Factor
= total konsumsi listrik /(BP x 8760)
BP = total konsumsi listrik / (LF x 8760)
Cad2009awal = Cadangan pada awal 2009, sebelum ada
penambahan kapasitas
= Cap2008 – BP2009
Tcap2009 = Kcad2009 – Cad2009awal
Tahun 2008
Cap2008 = 3 x 2 MW + 3 x 1 MW = 9 MW
BP2008 = Kons2008 / (LF x 8760)
= 20000 / (0,6 x 8760)
=3,80 MW
Kcad2008 = 2 x 2 MW = 4 MW
Cad2008 = Cap2008 – BP2008
= 9 MW – 3,80 MW
= 5,2 MW
Cadangan terpasang memenuhi kebutuhan cadangan.
Tahun 2009
BP2009 = Kons2009 / (LF x 8760)
= 26.560 / (0,6 x 8760)
=5,05 MW
Kcad2009 = 2 x 2 MW = 4 MW
Cad2009awal = Cap2008 – BP2009
= 9 MW – 5,05 MW
= 3,95 MW
Cadangan pada awal 2009 lebih kecil dari kebutuhan cadangan 2009, sehingga
diperlukan tambahan kapasitas pada tahun 2009.
P = 5000 juta
i = 15%
N = 5,
Maka angsuran yang harus dibayarkan pertahun, adalah:
A = 5000 juta x [0,15x(1+0,15)5] / [(1+0,15)5 – 1]
= Rp 1491,58 juta
Daft Unit Cap Cont . Kumulatif Cap Max. Kumulatif $/MWh at Min DT
Prioritas (MW) cont (MW) max FL (jam)
1 River-2 400 400 430 430 6.0 50
2 City-1 400 800 440 870 9.0 50
3 River-3 200 1000 220 1090 6.5 10
4 River-4 200 1200 220 1310 9.5 10
5 City-4 100 1300 110 1420 10.0 6
6 City-2 200 1500 200 1620 30.0 2
7 Shore-2 200 1700 200 1820 31.0 2
8 Shore-3 100 1800 100 1920 31.0 2
9 River-1 200 2000 200 2120 32.0 2
Contoh Proses Unit Komitmen
Modifikasi daftar prioritas dengan area protection rule, dimana 1 kit City dam 1 kit
River harus selalu beroperasi. Kemudian hitung minimum jumlah unit untuk tiap
beban sehingga:
(i) Jumlah komited unit maks rating >= beban + cadangan panas (10%)
(ii) Jumlah komited unit continous rating >= beban
Jam Beban Jumlah Unit Beban + cad. Jumlah unit Jumlah unit yg
(MW) pada cont. (MW) pada Max diperlukan
10.00 – 14.00 1790 8 1969 9 9
14.00 – 18.00 1500 6 1650 7 7
18.00 – 22.00 1200 4 1320 5 5
22.00 – 02.00 1100 4 1210 4 4
02.00 – 06.00 900 3 990 3 3
06.00 – 10.00 1500 6 1650 7 7
10.00 – 14.00 1790 8 1969 9 9
Contoh Proses Unit Komitmen
Membandingkan kolom 4 dengan kolom 3, komitmen no. 4, yaitu River-4 shut down
hanya 4 jam, sementara seharusnya minimal 10 jam, sehingga River-4 harus tetap
beroperasi pada periode berikutnya, jam 02.00 – 04.00.
Contoh Proses Unit Komitmen
Pertanyaan:
a. Berapa USD/MWh biaya dari masing-masing unit pada pembebanan dengan
kapasitas kontinyu.
b. Buatkan unit komitmen untuk masing-masing periode.
c. Buatkan pembebanan optimum menggunakan economic dispatched dengan metoda
Lagrange murni (penyelesaian persamaan linier), untuk mendapatkan biaya terendah,
untuk masing-masing periode.
d. Hitung berapa biaya total pada 1 hari penuh tersebut (24 jam)
Jawaban 5a)
Berapa USD/MWh biaya dari masing-masing unit pada pembebanan dengan kapasitas
kontinyu.
Unit – 1, pada beban P1 = 400 MW, maka
Biaya bahan bakar F1(400) = 500 + 8x400 + 0.0017X4002 USD/jam = 3972 USD per jam
Dalam 1 jam, energi yang keluar = 400 x 1 = 400 MWh
Jadi biaya bahan bakar Unit 1 = 3972/400 USD/MWh = 9.93 USD/MWh
Unit – 2, pada beban P2 = 200 MW, maka
Biaya bahan bakar F2(200) = 600 + 8.4x200 + 0.002X2002 = 2360 USD per jam
Dalam 1 jam, energi yang keluar = 200 x 1 = 200 MWh
Jadi biaya bahan bakar Unit 2 = 2360/200 USD/MWh = 11.80 USD/MWh
Jawaban No 5b)
Buatkan unit komitmen untuk masing-masing periode.
Step-1 Urutkan pembangkit dari yang termurah dan buat kumulatif beban
Kapasitas Kumulatif
Unit Kapasitas Biaya ($/MWh)
(MW)
1 400 400 9.93
2 200 600 11.80
Untuk masing-masing periode buatkan unit komitmennya
Periode Beban jumlah unit
06.00 - 17.00 550 2
17.00 - 22.00 450 2
22.00 - 06.00 300 1
Jawaban 5 c). Buatkan pembebanan optimum menggunakan economic dispatched dengan
metoda Lagrange murni (penyelesaian persamaan linier), untuk mendapatkan biaya terendah,
untuk masing-masing periode.
Step-1 Buat differensial parsial dari masing-masing persamaan bahan bakar.
dF1/dP1 = 8 + 0.0034 P1
dF2/dP2 = 8.4 + 0.004 P2
Step-2 Buatlah persamaan Lagrange-nya dan carilah P1, P2 dan λ, dengan metoda
eliminasi
Beban = 550 MW
8 + 0.0034 P1 = λ pers 1)
8.4 + 0.004 P2 = λ pers 2)
P1 + P2 =550 pers 3)
Substitusikan P2 = 550 – P1 ke persamaan 2):
8.4 - 0.004 P1 + 2.2 = λ pers 2)
10.6 – 0.004 P1 =λ
8 + 0.0034 P1 = λ pers 1)
Eliminasi λ, maka:
2.6 - 0.0074 P1 =0
P1 = 2.6/0.0074 = 351.35
Sehingga: P1 = 351.35 MW, dan P2 = 550 – 351.35 = 198.65 MW,
serta λ = 8 + 0.0034x351.35 = 9.1946
Beban 550 MW
P1 = 351.35 MW
Biaya bahan bakar F1(P1) = 500 + 8 P1 + 0.0017 P12 USD/jam
= 500 + 8 x 351.35 + 0.0017 x (351.35)2
= 3,520.67 USD/jam
P2 = 198.65 MW
Biaya bahan bakar F2(P2) = 600 + 8.4 P2 + 0.002 P22 USD/jam
= 600 + 8.4 x 198.65 + 0.002 x (198.65)2
= 2,347.57 USD/jam
Total biaya pada beban 550 MW = 5868.27 USD/jam
Total biaya pada beban 550 MW dalam 1 periode (11 jam)
= 11 jam x 5868.27 USD/jam
= 64,550.68 USD
Resume untuk selama 24 jam.
Total 1
minggu 0.10775