453-Article Text-1104-1-10-20220830

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

CERATA Jurnal Ilmu Farmasi

CERATA Jurnal Ilmu Farmasi,ISSN


Vol. online
13. No.1, Juli 2022
2685-1229
Vol. 13. No.1, Juli 2022 Print 2089-1458

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI


DEODORAN KRIM DENGAN VARIASI MINYAK ATSIRI
BUNGA KENANGA (Cananga odorata var. Macrophylla)
SEBAGAI PENGHILANG BAU BADAN
Rahmi Nurhaini*1), Muchson Arrosyid1), Hanif Putri1),
1)
Program studi DIII Farmasi, Universitas Muhammadiyah Klaten
*Email : rahmistikes.mukla@gmail.com

ABSTRACT
Kenanga flowers are effective against Staphylococcus epidermidis bacteria so they are made in
cream preparations. The cream preparation was chosen because it has the advantage that it has
an attractive shape, simple in its manufacture, easy to use, good absorbing power, giving a cold
to the skin, increasing economic value, and expected essential oils from memento flowers
(Cananga odorata var. Macrophylla) longer stick to the skin.The purpose of this study was to find
out the effectiveness of antibacterial deodorant cream against Staphylococcus epidermidis. Cream
deodorant made 3 formulas with varying concentrations of ylang flower essential oil 5%, 10%,
and 20%. The third formula was then tested for physical properties including organoleptic,
homogeneity, spreadability, viscosity, adhesion, cream type, hedonic and antibacterial activity test
using the well diffusion method. The results of organoleptic and homogeneity data were analyzed
descriptively. Meanwhile, the results of pH, viscosity, and foam height were analyzed using One
Way ANOVA with 95% confidence level and continued with the Least Significance Different test.
The results showed that deodorant cream with various concentrations of ylang flower essential oil
(Cananga odorata var. Macrophylla) 5%, 10%, and 20% had homogeneous physical properties
test results, pH between 4.5 - 7.5, diameter 50 – 70 mm, viscosity 4 40 dPas, adhesion time < 4
seconds, and the type of cream is M/A, and the 10% hedonic formula test is preferred by the
panelists. The concentration of deodorant cream with ylang flower essential oil (Cananga odorata
var. Macrophylla) had an inhibitory diameter of 5% was (13.7 ± 0.2) mm, 10% was (16.8 ± 0.7)
mm, and 20% was (21.0 ± 3,5) mm
Keywords : Kenanga Flower, Deodoran, Staphylococcus epidermidis

ABSTRAK
Bunga kenanga (Cananga odorata var. Macrophylla) merupakan salah satu tanaman
penghasil flavonoid yang efektif terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis sehingga dibuat
dalam sediaan krim. Sediaan krim dipilih karena mempunyai keuntungan yaitu bentuknya
menarik, sederhana dalam pembuatannya, mudah dalam penggunaan, daya menyerap yang baik,
memberikan rasa dingin pada kulit, meningkatkan nilai ekonomi, serta diharapkan minyak atsiri
dari bunga kenanga (Cananga odorata var. Macrophylla) lebih lama menempel pada kulit. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas antibakteri deodoran krim terhadap
Staphylococcus epidermidis. Deodoran krim dibuat 3 formula dengan variasi konsentrasi minyak
atsiri bunga kenanga 5%, 10%, dan 20%. Ketiga formula kemudian dilakukan uji sifat fisik
meliputi organoleptis, homogenitas, daya sebar, viskositas, daya lekat, tipe krimp, hedonik dan uji
aktivitas antibakteri dengan metode difusi sumuran. Data hasil organoleptis dan homogenitas
dianalisis secara deskriptif. Sedangkan hasil pH, viskositas, dan tinggi busa dianalisa dengan One
Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji Least Significance Different.

26
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

Hasil menunjukkan bahwa krim deodoran dengan variasi konsentrasi minyak atsiri bunga kenanga
(Cananga odorata var. Macrophylla) 5%, 10%, dan 20% memiliki hasil uji sifat fisik yang
homogen, pH antara 4,5 – 7,5, diameter daya sebar 50 – 70 mm, viskositas 4 40 dPas, waktu daya
lekat < 4 detik, dan tipe krim M/A, serta uji hedonik formula 10% lebih disukai panelis.
Konsentrasi deodoran krim dengan minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata var.
Macrophylla) memiliki diameter hambat 5% adalah (13,7 ± 0,2) mm, 10% adalah (16,8 ± 0,7)
mm, dan 20% adalah (21,0 ± 3,5) mm.
Kata kunci : Bunga Kenanga, Deodoran, Staphylococcus epidermidis

klorohidrat, propilen glikol, triklosan,


1. PENDAHULUAN alumunium zirconium klorohidrat. Namun
Bau badan sangat mengganggu pemakaian deodoran secara terus menerus
aktivitas dan merupakan masalah yang akan berakibat buruk bagi tubuh. Bahan
cukup penting. Hal ini sering terjadi ketika kimia sintetik seperti garam aluminium
tubuh berkeringat sehinga menimbulkan yang biasa digunakan dalam produk
perasaan kurang percaya diri bagi deodoran ternyata dapat meningkatkan
seseorang. Bau badan dapat ditimbulkan resiko penyakit kanker (Shahtalebi M.A.,
karena kurang menjaga kebersihan badan 2013).
dan adanya aktivitas bakteri seperti Melihat adanya resiko penyakit yang
kelompok Corynebacterium, kelompok ditimbulkan akibat doedoran sintetis maka
Propionibacteria, Staphylococcus diperlukan suatu alternatif bahan yang
epidermidis, serta bakteri lain seperti lebih aman dengan memanfaatkan tanaman
Staphylococcus aureus, Pseudomonas sebagai bahan alami obat tradisional untuk
aeruginosa, dan Streptococcus pyogenes menghambat dan membunuh pertumbuhan
(Egbuobi, 2013). bakteri penyebab bau badan salah satunya
Bakteri Staphylococcus epidermidis adalah Staphylococcus epidermidis
tergolong dalam bakteri gram positif, (Susanti, 2017). Bahan alami yang dapat
koloni berwarna putih atau kuning, dan digunakan sebagai antibakteri adalah
bersifat anaerob fakultatif. Bakteri bunga kenanga (Cananga odorata var.
Staphylococcus epidermidis adalah salah Macrophylla), karena senyawa yang
satu bakteri dari genus Staphylococcus ditemukan dalam bunga kenanga
yang banyak ditemukan di kulit manusia (Cananga odorata var. Macrophylla)
dan dalam keadaan tertentu dapat antara lain saponin, flavonoid, serta
menyebabkan penyakit (Selvia, 2014). senyawa minyak atsiri yang mengandung
Bakteri Staphylococcus epidermidis polifenol. Khasiat bunga kenanga
merupakan salah satu bakteri penyebab bau (Cananga odorata var. Macrophylla)
badan (Maftuhah, 2015). adalah sebagai obat penyakit kulit, asma,
Deodoran adalah zat yang anti nyamuk, antibakteri, antioksidan, dan
diaplikasikan pada tubuh untuk wewangian untuk kosmetik. Mekanisme
mengurangi bau badan dengan mencegah kerja senyawa aktif pada bunga kenanga
aktivitas bakteri. Mekanisme kerja (Cananga odorata var. Macrophylla)
deodoran untuk mengurangi bau badan terhadap bakteri Staphylococcus
dengan cara menekan pertumbuhan bakteri epidermidis yaitu dengan menggunakan
penyebab bau badan. Deodoran bentuknya metabolisme sel bakteri (Dusturia, 2016).
bermacam-macam, ada yang padat (stick), Hasil penelitian yang telah dilakukan
roll-on, spray dan juga krim. Deodoran oleh Riadhotus (2019) membuktikan
umumnya berbahan aktif alumunium minyak atsiri bunga kenanga (Cananga
odorata var. Macrophylla) menunjukkan

27
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

adanya aktivitas antibakteri terhadap formulasi yang lebih baik diantara ketiga
Staphylococcus epidermidis. Minyak atsiri formulasi karena memiliki penyimpangan
bunga kenanga (Cananga odorata var. yang paling kecil pada beberapa pengujian.
Macrophylla) menunjukan zona hambat Pada penelitian ini diketahui bahwa
dengan konsentrasi 20% - 100% adalah perbedaan formulasi krim ternyata
3,18 mm - 10,54 mm terhadap mempengaruhi sifat fisik krim.
Staphylococcus epidermis yang merupakan Berdasarkan latar belakang yang telah
salah satu bakteri penyebab bau badan. diuraikan, maka perlu dilakukan penelitian
Bunga kenanga efektif terhadap mengenai deodoran krimdengan variasi
bakteri Staphylococcus epidermidis
sehingga dibuat dalam sediaan krim.
Sediaan krim dipilih karena mempunyai
keuntungan yaitu bentuknya menarik,
sederhana dalam pembuatannya, mudah
dalam penggunaan, daya menyerap yang
baik, memberikan rasa dingin pada kulit,
meningkatkan nilai ekonomi, serta
diharapkan minyak atsiri dari bunga
kenanga (Cananga odorata var.
Macrophylla) lebih lama menempel pada minyak atsiri bunga kenanga (Cananga
kulit. Penelitian ini perlu adanya odorata var. Macrophylla) sebagai
pengembsngan formulasi deodoran krim penghilang bau badan yang stabil sifat
dengan variasi konsentrasi minyak atsiri fisiknya sehingga dapat diterima oleh
bunga kenanga (Cananga odorata var. khalayak umum.
Macrophylla) untuk mendapatkan formula
sediaan deodoran krim yang efektif sebagai 2. METODE
penghilang bau badan. Kemudian 2.1.Alat dan Bahan
dilakukan uji fisik sediaan deodoran krim Alat yang digunakan adalah
yang meliputi uji organoleptis, uji mortir, stamper, viskosimeter,
homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji gelas objek, stik pH, inkubator,
viskositas, uji daya lengket, uji tipe krim, oven, anak timbangan, cork borer
uji hedonik, serta uji aktivitas antibakteri nomor 3 (diameter 6 mm),
Staphylococcus epidermidis. mikropipet, spatula, neraca
Pada penelitian sebelumnya oleh analitik, kompor listrik, autoklaf,
(Isnaini, 2011)“Formulasi dan Pengujian pinset, alat uji daya lekat, rak
Sifat Fisik Krim Aromaterapi Minyak tabung reaksi, tabung reaksi,
Bunga Kenanga (Cananga odorata) batang pengaduk, cawan petri,
dengan Basis Krim Susu”. Formulasi krim mangnetik stiner, penggaris,
dibuat menjadi 3 dengan kadar minyak erlemeyer 250 mL, jarum ose,,
bunga kenanga 2% pada masing-masing beaker glass, gelas ukur, dan rotary
krim. Tiga formula tersebut yaitu kadar evaporation.
fase air 67% fase minyak 33%, kadar fase Bahan yang digunakan adalah
air 65,5% fase minyak 34,5%, dan fase air minyak atsiri bunga kenanga,
64,6% fase minyak 35,4%. Hasil yang stearil alkohol, setil alkohol,
diperoleh menunjukkan bahwa minyak vaselin album, paraffin cair, gliseri,
bunga kenanga dapat dibuat menjadi krim tween 60, PEG 400, NaOH, aqua
dan stabil secara organoleptis. Pada destillata, bakteri Staphylococcus
pengujian sifat fisik, formulasi 2 adalah epidermidis 1 tabung, Nutrient

22
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

Agar Plate (NAP), Aquades, dan sampai homogen (Intan


tetrasiklin 2 gram. Nurhanifah, 2018).
2.2.Pembuatan Deodoran Krim 2.3.Uji Sifat Fisis
dengan Cariasi Minyak Atsiri 2.3.1.Uji organoleptik
Bunga Kenanga (Cananga Uji organoleptik dilihat
odorata var. Macrophylla) dari warna dan bau sediaan
Deodoran krim dibuat (Anonim, 2014).
sebanyak 3 formula dengan variasi 2.3.2.Uji homogenitas
konsentrasi minyk atsiri 5%, 10%, Sediaan krim etanol
dan 20%. Komposisi bahan bunga kenanga dioleskan
formula deodoran krim disajikan tipis pada kaca arloji secara
pada tabel 1. merata, lalu diamati homogen

Tabel 1. Formula krim deodoran dengan konsentrasi variasi


minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata var. Macrophylla)

Formula
Bahan
F1 F2 F3
Minyak atsiri bunga kenanga 5% 10% 20%
Stearil alhohol 8g 8g 8g
Setil alkohol 2g 2g 2g
Vaselin album
Paraffin cair 12 g 12 g 12 g
Gliserin 10 g 10 g 10 g
Tween 60 8g 8g 8g
PEG 400 2g 2g 2g
NaOH
1g 1g 1g
Aqua destillata sampai
0,1 g 0,1 g 0,1 g
100 g 100 g 100 g

Krim minyak atsiri bunga atau tidak dan bebas dari


kenanga dibuat sebanyak 100 gram. partikel asing. Diulang
Penimbangan bahan diberi sebanyak 3 kali (Anonim,
penambahan 10% dengan bahan 2014).
aktif minyak atsiri bunga kenanga 2.3.3.Uji pH
5%, 10%, dan 20%. Fase minyak Sebanyak 1 gram krim
dilelehkan (stearil alkohol 8 gram, dilarutkan dengan akuades
setil alkohol 2 gram, vaselin album hingga 10 mL lalu diukur pH
12 gram, paraffin cair 10 gram). nya menggunakan stik pH
Fase air dilelehkan (tween 60 2 (Puspitasari, 2018).
gram, gliserin 8 gram, PEG 400 1 2.3.4.Uji daya sebar
gram, dan sebagian akuades steril). Sebanyak 0,5 gram
Kedua fase tersebut dimasukkan ke sediaan krim diletakkan di
dalam mortir panas dan diaduk atas kaca bulat yang telah
hingga membentuk massa krim lalu dialasi kertas grafik, ditutup
ditambah NaOH 0,1 gram dan sisa dengan gelas objek yang lain
akuades steril. Setelah krim dingin dan diberi beban 50 gram
dimasukkan minyak atsiri bunga selama 1 menit lalu dihitung
kenanga 5%, 10%, 20% diaduk diameternya. Uji ini

23
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

diteruskan dengan menambah 2.5.Aktivitas Antibaketri


tiap kali dengan 50 gram Media biakan Natrium Agar
sampai 200 gram (Wardani, Plate (NAP) yang sudah
2019). disterilkan kedalam cawan petri
2.3.5.Uji viskositas dan biarkan sampai membentuk
Viskositas krim diukur gel. Menyiapkan larutan kontrol (+)
menggunakan viskosimeter tetrasiklin, larutan kontrol (-)
Brookfield VT-06 Rion rotor deodoran krim tanpa minyak atsiri,
nomor 2 yang dicelupkan dan deodoran krim bunga kenanga
pada 50 gram sediaan krim, dengan variasi minyak atsiri 5%,
dan diukur viskositasnya 10%, dan 20%. Lalu suspensi
(Genatrika, 2016) bakteri Staphylococcus
2.3.6.Uji daya lengket epidermidis dicampurkan pada
Krim diletakkan pada larutan media biakan Natrium
satu sisi gelas objek Agar Plate (NAP) dan ratakan
kemudian ditempelkan pada bakteri. Larutan kontrol (+),(-), dan
gelas objek yang lain dan deodoran krim bunga kenanga
ditambahkan beban seberat 1 konsentrasi 5%, 10% dan 20%
kg selama 5 menit. Gelas dimasukkan ke dalam lubang
objek dipasang pada alat uji sumuran menggunakan steril cork
daya lekat dan dilepaskan borer diameter 6 mm pada media
beban seberat 80 g kemudian biakan Natrium Agar Plate (NAP)
dicatat waktunya hingga yang sudah diberi bakteri
kedua gelas objek tersebut Staphylococcus epidermidis.
terlepas (Genatrika, 2016). Diinkubasi pada suhu kamar 37°C
2.3.7.Uji tipe krim selama 24 jam. Diameter hambat
Krim dimasukkan dalam diukur dan dianalisis datanya
mortir, ditambah air suling (Intan, 2018).
lalu diaduk, jika krim kembali 2.6.Analisa Data
homogen maka tipe krim m/a Analisa data menggunakan uji
tapi jika krim tidak homogen One Way Anova dilanjut dengan uji
maka tipe krim a/m. Diulang LSD (Least Signiftcance
sebanyak 3 kali (Anggraini, Difference).
2015).
2.4.Uji Hedonik 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji hedonik atau uji kesukaan 3.1.Pembuatan Deodoran Krim
dilakukan dengan pemberian Variasi Minyak Atsiri Bunga
sampel terhadap 20 responden. Kenanga
Masing-masing responden diberi Deodoran krim bunga kenanga
deodoran dari tiap-tiap formula (Cananga odorata var.
dengan cara dibau dan dioleskan. Macrophylla) dibuat 3 formula
Kemudian responden diminta dengan variasi minyak atsiri bunga
untuk mengungkapkan tanggapan kenanga yang digunakan adalah
pribadinya tentang kesukaan atau 5%, 10%, dan 20%.
ketidaksukaannya pada lembar 3.2.Uji Sifat Fisis Deodoran Krim
kuisioner dengan skala 1 (tidak Variasi Minyak Atsiri Bunga
suka), 2 (kurang suka), 3 (suka), Kenanga
dan 4 (sangat suka).

24
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

Uji sifat fisik deodoran krim mengetahui tingkat kebasaan krim


variasi minyak atsiri bunga deodoran agar tidak mengiritasi
kenanga meliputi uji organoleptis, kulit. Hasil dari ketiga formula
homogenitas, pH, daya sebar, didapat konsentrasi 5% adalah 6,
viskositas, daya lekat, dan tipe konsentrasi 10% adalah 6, dan
krim. Hasil uji organoleptis dan konsentrasi 20% adalah 7, sehingga
homogenitas menunjukkan bahwa dari ketiga formula tersebut sudah
dari konsentrasi 5%, 10%, 20% memenuhi persyaratan pH pada
berwana putih, bau aroma khas kulit. Pada konsentrasi 5% dan
bunga kenanga, konsistensi kental 10% memiliki pH yang sama
dan sediaan homogen. Hasil uji pH, dikarenakan pengukuran pH
daya sebar, viskositas, daya lekat, menggunakan pH stik, sehingga
tipe krim disajikan pada tabel 2. kurangnya tingkat keakuratan pH
3.3.Uji Hedonik yang dihasilkan. Hal ini
Uji hedonik deodoran krim menunjukan bahwa semua bahan
dengan variasi minyak atsiri bunga tambahan dan minyak atsiri bunga
kenanga 5%, 10%, dan 20% kenanga sebagai zat aktif yang
diujikan kepada 20 panelis. Uji digunakan dalam pembuatan krim
hedonik disajikan pada tabel 2. deodoran tercampur secara merata.
Tabel.2. Hasil Uji pH, Daya sebar, Viskositas, Daya lekat, Tipe Krim, Uji Hedonik Deodoran
Krim Variasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga
Uji Sifat Fisis Uji Hedonik
pH Daya Viskositas Daya Tipe
Sebar (dPas) Lekat Krim Bau Tekstur
(mm) (detik) (M/A)
Formula 5% 6 50,0±0,5 300 ±10 3,53±0,05 M/A 5 7
Formula 10% 6 52,0±1 190±10 3,36±0,05 M/A 11 13
Formula 20% 7 59,8±1 100±10 3,13±0,05 M/A 10 10

Tabel.3. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Deodoran Krim Variasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga

Konsentrasi 𝑥̅ ± SD Keterangan
5% 13,7 ± 0,2 Kuat
10% 16,8 ± 0,7 Kuat
20% 21,0 ± 3,5 Kuat
Kontrol + 20,6 ± 1,0 Kuat
Kontrol - 0 Tidak Ada

3.4.Aktivitas Antibaketri Uji daya sebar dilakukan untuk


Uji aktivitas antibaketri mengetahui kemampuan kecepatan
deodoran krim dengan variasi penyebaran pada kulit. Daya sebar 50-
minyak atsiri bunga kenanga 5%, 70 mm menunjukkan konsistensi
10%, dan 20% terhadap bakteri semisolid yang sangat nyaman dalam
Staphylococcus epidermidis, penggunaan (Wardani,2019). Hasil
dihitung diameter hambatnya. yang diperoleh dari uji daya sebar
Aktivitas antibakteri disajikan pada konsentrasi 5% memiliki daya sebar
tabel 3. Uji pH bertujuan untuk 50,0 mm, konsentrasi 10% 52,0 mm,

25
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

dan konsentrasi 20% 59,8 mm, diaplikasikan pada kulit yang termasuk
sehingga sediaan yang dibuat sudah tipe krim minyak dalam air (M/A)
masuk dalam range standar uji daya sehingga tidak lengket saat digunakan.
sebar yang sangat nyaman dalam Uji hedonik bertujuan untuk
penggunaanya. Hasil uji daya sebar memperoleh tanggapan atau penilaian
dari ketiga formula menunjukkan hasil dari 20 panelis terhadap bau dan tekstur
yang berbeda namun masih masuk dari formula krim deodoran dengan
dalam rentang nilai daya sebar yang variasi minyak atsiri bunga kenanga
baik. Konsentrasi 20% memiliki daya 5%, 10% dan 20%. Diperoleh hasil
sebar yang paling tinggi yaitu sebesar bahwa dari segi bau dan tekstur panelis
59,8 mm. banyak menyukai formula 10%
Uji viskositas dilakukan untuk dikarenakan dari bau tidak terlalu
mengetahui kekentalan sediaan krim menyengat dan tekstur tidak terlalu
deodoran dengan variasi minyak atsiri padat dan tidak terlalu cair.
bunga kenanga yang telah dibuat. Uji Aktivitas Antibakteri sediaan
Menurut Genatrika (2016), nilai krim deodoran dengan variasi minyak
viskositas yang baik untuk sediaan atsiri bunga kenanga (Cananga
krim adalah antara 40-400 dPas. Hasil odorata var. Macrophylla) bertujuan
dari pengujian viskositas yaitu ketiga untuk mengetahui krim deodoran
formula sudah memenuhi standar dari tersebut dapat menghambat bakteri
uji viskositas. Pengujian viskositas Staphylococcus epidermidis. Bakteri
menunjukkan bahwa semakin tinggi ini merupakan salah satu bakteri
konsentrasi minyak atsiri yang penyebab bau badan (Maftuhah, 2015).
digunakan dalam pembuatan krim Uji bakteri dilakukan sampel krim
maka viskositas yang dihasilkan deodoran dengan variasi minyak atsiri
semakin rendah. bunga kenanga (Cananga odorata var.
Uji daya lekat dilakukan untuk Macrophylla) dengan berbagai
mengetahui waktu yang dibutuhkan perbandingan konsentrasi 5%, 10%,
oleh emulgel untuk melekat pada kulit. dan 20% sebagai sampel uji, krim
Menurut Husnaini (2017), waktu daya deodoran dengan konsentrasi 0%
lekat yang baik adalah kurang dari 4 sebagai kontrol negatif, dan antibiotik
detik. Hasil yang diperoleh dari uji tetrasiklin sebagai kontrol positif.
daya lekat pada konsentrasi 5% yaitu Pengujian antibakteri pada masing-
3,53 detik, konsentrasi 10% 3,36 detik, masing formula dilakukan sebanyak 3
dan konsentrasi 20% 3,13 detik, kali pengulangan, hal ini dilakukan
sehingga dari ketiga formula sediaan agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
emulgel sudah memenuhi standar Pengujian antibakteri dilakukan
waktu daya lekat yang baik yaitu menggunakan metode sumuran sebagai
kurang dari 4 detik. Diantara ketiga metode uji. Prinsip metode ini adalah
formula yang dihasilkan, konsentrasi mencampurkan bakteri pada media
5% memiliki daya lekat lebih lama agar NAP yang telah diinokulasi
dibanding konsentrasi yang lain yaitu dengan bakteri, kemudian krim
3,53 detik. deodoran dimasukkan dalam lubang
Uji tipe krim pada formula krim sumuran yang telah dibuat (Intan,
deodoran dengan variasi minyak atsiri 2018).
bunga kenanga 5%, 10%, dan 20% Formula kontrol negatif deodoran
sudah memenuhi persyaratan krim krim konsentrasi 0% digunakan sebagai
yang sangat baik adalah nyaman pembanding apakah formula krim
deodoran dapat menurunkan jumlah

26
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

bakteri atau tidak. Kontrol negatif tidak 4. KESIMPULAN


memiliki zona hambat dikarenakan tidak Berdasarkan penelitian yang telah
adanya minyak atsiri bunga kenanga. dilakukan dapat ditarik kesimpulan
Kontrol positif bertujuan untuk bahwa krim deodoran dengan variasi
mengontrol apakah pengujian telah konsentrasi minyak atsiri bunga
dilakukan dengan benar, kontrol positif kenanga (Cananga odorata var.
menggunakan antibiotik tetrasiklin Macrophylla) 5%, 10%, dan 20%
yang memiliki rata-rata zona hambat memiliki hasil uji sifat fisik yang
20,67 mm, dimana daya hambat memenuhi kriteria serta uji hedonik
antibiotik tetrasiklin lebih besar formula 10% lebih disukai
dibandingkan dengan daya hambat panelis.Krim deodoran dengan variasi
pada formula 5% dan 10%, namun konsentrasi minyak atsiri bunga
lebih rendah dibandingkan pada kenanga (Cananga odorata var.
formula 20%. Macrophylla) 5%, 10%, dan 20%

Tabel 4. Hasil Uji ANOVA


Formula Signifikan Kesimpulan
Daya sebar 0,000 Ada Perbedaan
Viskositas 0,000 Ada Perbedaan
Daya lekat 0,000 Ada perbedaan
Aktivitas antibakteri 0,000 Ada perbedaan

Berdasarkan hasil uji normalitas memiliki hasil uji hedonik formula


yang didapat memiliki nilai signifikan 10% lebih disukai panelis dari segi bau
p value >0,05 menunjukkan bahwa dan tekstur. Krim deodoran dengan
distribusi normal. Berdasarkan hasil uji variasi konsentrasi minyak atsiri bunga
homogenitas yang didapat memiliki kenanga (Cananga odorata var.
nilai signifikan p value >0,05 yang Macrophylla) mengahsilkan diameter
menunjukkan data tersebut homogen. hambat pada konsentrasi 5% adalah
Dari uji One Way ANOVA pada uji 13,7 mm, 10% adalah 16,8 mm, dan
daya sebar, viskositas, dan daya lekat 20% adalah 21,0 mm, sehingga ketiga
menunjukkan bahwa didapat nilai P konsentrasi efektif terhadap bakteri
value 0,000 (<0,05) maka krim Staphylococcus epidermidis.
deodoran dengan variasi minyak atsiri
bunga kenanga (Cananga odorata var. REFERENSI
Macrophylla) memberikan hasil uji Andriani, e. a. (2018). Formulasi Ekstrak
daya sebar, viskositas, dan daya lekat Rambut Jagung (Corn Silk Zea Mays)
yang baik. Data pengujian selanjutnya Dalam Krim Tabir Surya Sebagai
yaitu uji LSD. Berdasarkan hasil uji Preventif Kanker Kulit. Indonesian
daya sebar, viskositas, dan daya lekat Journal of Pharmacy and Natural
Product.
menunjukkan p value (<0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa krim Anggia, M. M. (2018). Teknologi Ekstraksi
deodoran dengan variasi minyak atsiri Bunga Kenanga (Cananga Odorata
bunga kenanga (Cananga odorata var. L.) dan Sereh Wangi (Cymbopogon
Macrophylla) memiliki hasil yang Nardus L. ) Sebagai Aroma Terapi
signifikan atau ada perbedaan. Sabun Cair. Jurnal Daur Lingkungan,
1(1), 5.

27
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

Anggraini, S. N. (2015). Formulasi dan Propionibacterium acnes. Pharmacy,


Optimasi Basis Krim Tipe A/M dan 13 (2), 192-201.
Aktivitas Antioksidan Cempedak
(Artocarpus champeden Spreng). Gunawan, H. (2019). 100 Spesies Pohon
Prosiding Seminar Nasional Nusantara Target Konservasi Ex Situ
Kefarmasian Ke-2 Samarinda 5-6. Taman Keanekaragaman Hayati.
Jakarta. Bogor: IPB Press.

Anonim. (2014). Farmakope Indonesia Edisi Hasdianah, &. S. (2014). Patologi &
Kelima. Jakarta: Departemen Patofisiologi Penyakit. Yogyakarta:
Kesehatan Republik Indonesia. Nuha Medika.

Anwar, E. (2012). Eksipien dalam Sediaan Herlambang, R. A. (2015). Aktivitas Sediaan


Farmasi. Jakarta: Dian Rakyat. Kuersetin Terhadap Staphylococcus
epidermidis. Journal of Pharmacy.
Balouiri, M. M. (2016). Methods for in Vitro
Evaluating Antimicrobial Activity. Husnani, M. &. (2017). Optimasi Parameter
Journal of Pharmaceutical Analysis, Fisik Viskositas, Daya Sebar dan Daya
6(2):71-79. Lekat pada Basis Natrium CMC dan
Carbopol 940 pada Gel Madu dengan
Dusturia, N. H. (2016). Efektivitas Antibakteri Metode Simplex Lattice Design.
Bunga Kenanga (Cananga Odorata) Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi
Dengan Metode Konvensional Klinik, 14 (1), 11-18.
Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Bioshell, Illavi, G. (2017). Pengaruh ekstrak daun awar-
5(01), 324-332. awar (Ficus septica burm f) terhadap
zona hambat bakteri Esxherichia Coli
Egbuobi, R. C.-n. (2013). Antibacterial untuk pengembangan sumber belajar
Activities of different brands of biologi SMA. Skripsi. Fakultas
deodorants marketed inowerrri, imo Keguruan dan Ilmu Pendidikan
state, Nigeria. African Journal of Universitas Muhammadiyah Malang.
clinical and experimental Malang.
microbiologi, 14 (1): 14-1.
Indriana W, Y. R. (2013). Aktivitas antibakteri
Filho, L. J. (2014). In Vitro and in Vivo ekstrak etanol kulit batang kedondong
Antibacterial and Antifungal (Spondias pinnata) terhadap bakteri
Screening of Natural Plant Staphylococcus epidermidis dan
Products:Prospective Standardization Klebsiella pneumonia. Naskah Publik.
of Basic Methods. Methods and Fakultas Farmasi Universitas
Techniques in Ethnnobiology and Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Ethnoecology, 311-319.
Intan Nurhanifah, A. S. (2018). Formulasi dan
Fitriana Bunyanis, A. (2018). Formulasi Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan
Sediaan Krim Deodoran Ekstrak Krim Minyak Atsiri Daun Kemangi
Etanol Daun Sirih (Piper betle. L) (Ocimum basilicum L.) sebagai
untuk Mencegah Bau Badan. Jurnal Deodoran terhadap Staphylococcus
Ilmiah Kesehatan Iqra, 6. ISSN : 2089- epidermidis. Urecol The 8th University
9408. STIKES Muhammadiyah Research Colloqium. Universitas
Sidrap. Muhammadiyah Purwokerto.

Genatrika, E. N. (2016). Sediaan Krim Minyak Isnaini, F. (2011). Formulasi dan Pengujian
Jintan Hitam (Nigella sativa L.) Fisik Krim Aromaterapi Minyak
sebagai Antijerawat terhadap Bakteri Bunga Kenanga (Canangium
odoratum) Dengan Basis Krim Susu.

28
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

Skripsi. Fakultas MIPA Univesitas Prawira, M. S. (2014). Daya Hambat Dekok


Sebelas Maret. Surakarta. Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
Terhadap Pertumbuhan Baketri
Jawetz, M. &. (2012). Mikrobiologi Staphylococcus aureus Penyebab
kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran Penyakit Mastitis Pada Sapi Perah.
EGC. Skripsi. Fakultas Peternakan,
Universitas Brawijaya.
Karimela, E. I. (2018). Isolasi dan Identifkasi
Bakteri Staphylococcus Epidermidis Pujiarti, R. W. (2015). Kualitas komposisi
pada Ikan Asap Pinekuhe. Jurnal kimia dan aktivitas antioksidan
Teknologi Perikanan dan Kelautan, 9. minyak kenanga (Cananga odorata).
No. 1. Jurnal Ilmu Kehutanan, 9(1), 3–11.
Laksmi, R. (2012). Daya Ikar Air, pH, dan Puspitasari, e. a. (2018). Formulasi Krim Tabir
Sifat Organoleptik Chicken Nugget Surya Ekstrak Etanol Daun Kersen
yang didistribusi Telur Rebus. Animal (Muntingia calabura L) Untuk
Agricultur Journal, 1(1), 453-460. Kesehatan Kulit. Pharmacy.
Universitas Wahid Hasyim.
Maftuhah, A. B. (2015). Pengaruh Infusa Daun
Belutas (Pluchea indica) terhadap Riadhotus, S. (2019). Uji Efektivitas Ekstrak
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Bunga Kenanga (Cananga odorata)
epidermidis. Unnes Journal of Life terhadap Zona Hambat Bakteri
Science, 4(1), 60–65. Staphylococcus epidermidis. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Malang.
Maulana, M. A. (2013). Ekstraksi Minyak
Atsiri dari Akar Wangi Menggunakan Saraswati, F. N. (2015). Uji aktivitas
Metode Stream - Hydro distillation antibakteri ekstrak etanol 96% limbah
dan Hydro distilation dengan Pemanas kulit pisang kepok kuning (Musa
Microwave. Jurnal Teknik Pomits, balbisiana) terhadahap bakteri
Vol. 2, No. 2. penyebab jerawat (Staphylococcos
epidermidis, Staphylococcos aureus
Mayang Ika Oktaviana, e. a. (2018). Formulasi dan Propionibacterium acne). Skripsi.
Deodoran Spray dari Minyak Atsiri Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah
sebagai Antibakteri Penyebab Bau Jakarta.
Badan (Staphylococcus epidermidis).
Jurnal Farmasi Indonesia, 16. Sayuti, N. A. (2015). Formulasi dan Uji
Universitas Muhammadiyah Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak
Purwokerto. daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.).
Jurnal Kefamasian Indonesia, 5 (2),
Nova Apriyani, N. S. (2011). Pengaruh 74-80.
Penambahan Asam Oleat Terhadap
Stabilitas dan Daya Repelan MInyak Selvia, E. H. (2014). Uji efek antimikroba
Atsiri Bunga Kenanga Dalam Basis Ekstrak Ethanol Stroberi (Fragaria
Cold Cream Terhadap Nyamuk Aedes vesca L.) terhadap Staphylococcus
Aegypti Betina. Penelitian Bahan epidermidis. Majalah Kesehatan
Obat Alam XV. Universitas Ahamad FKUB, 1, 81–85. Malang.
Dahlan.
Shahtalebi M.A., M. G. (2013). Deodorant
Permatasari, D. A. (2018). Formulasi Lotion effects of a sage extract stick:
Repelan Kombinasi Minyak Bunga Antibacterial activity and sensory
Kenanga dan MInyak Nilam 3%. evaluation of axillary deodorancy.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Journal of Research in Medical
Malang. Sciences, 18 (10), 83.

29
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022

Susanti, d. (2017). Perbandingan Uji Widodo, H. (2013). Ilmu Merack Obat untuk
Efektivitas Antibakteri Ekstrak Biji Apoteker. Yogyakarta: D-Medika.
Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Wulandari, C. (2017). Uji Aktivitas
dan Methicillin-Resistant Antibakteri Air Perasan Jeruk Nipis
Staphylococcus Aureus Secara In (Citrus aurantifolia Swingle.)
Vitro. Pharmacy. Fakultas Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Bakteri
UNAIR. Staphylococcus epidermidis. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Syamsuni, A. (2012). Ilmu Resep. Jakarta: Pendidikan Universitas Sanata
Kedokteran EGC. Dharma, Yogyakarta.

Wardani, A. (2019). Formulasi Sediaan krim Zahara, I. (2018). Formulasi Sediaan Deodoran
Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek Roll On Dengan Minyak Sirih (Piper
(Kalanchoe pinnata L) Sebagai Betle) Linn.) Sebagai Antiseptik.
Penyembuh Luka pada Kelinci. Farmagazine, V(1):17– 30. Naturakos
Skripsi. Universitas Muhammadiyah IV BPOM RI.
Surakarta.

30

You might also like