Professional Documents
Culture Documents
453-Article Text-1104-1-10-20220830
453-Article Text-1104-1-10-20220830
453-Article Text-1104-1-10-20220830
ABSTRACT
Kenanga flowers are effective against Staphylococcus epidermidis bacteria so they are made in
cream preparations. The cream preparation was chosen because it has the advantage that it has
an attractive shape, simple in its manufacture, easy to use, good absorbing power, giving a cold
to the skin, increasing economic value, and expected essential oils from memento flowers
(Cananga odorata var. Macrophylla) longer stick to the skin.The purpose of this study was to find
out the effectiveness of antibacterial deodorant cream against Staphylococcus epidermidis. Cream
deodorant made 3 formulas with varying concentrations of ylang flower essential oil 5%, 10%,
and 20%. The third formula was then tested for physical properties including organoleptic,
homogeneity, spreadability, viscosity, adhesion, cream type, hedonic and antibacterial activity test
using the well diffusion method. The results of organoleptic and homogeneity data were analyzed
descriptively. Meanwhile, the results of pH, viscosity, and foam height were analyzed using One
Way ANOVA with 95% confidence level and continued with the Least Significance Different test.
The results showed that deodorant cream with various concentrations of ylang flower essential oil
(Cananga odorata var. Macrophylla) 5%, 10%, and 20% had homogeneous physical properties
test results, pH between 4.5 - 7.5, diameter 50 – 70 mm, viscosity 4 40 dPas, adhesion time < 4
seconds, and the type of cream is M/A, and the 10% hedonic formula test is preferred by the
panelists. The concentration of deodorant cream with ylang flower essential oil (Cananga odorata
var. Macrophylla) had an inhibitory diameter of 5% was (13.7 ± 0.2) mm, 10% was (16.8 ± 0.7)
mm, and 20% was (21.0 ± 3,5) mm
Keywords : Kenanga Flower, Deodoran, Staphylococcus epidermidis
ABSTRAK
Bunga kenanga (Cananga odorata var. Macrophylla) merupakan salah satu tanaman
penghasil flavonoid yang efektif terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis sehingga dibuat
dalam sediaan krim. Sediaan krim dipilih karena mempunyai keuntungan yaitu bentuknya
menarik, sederhana dalam pembuatannya, mudah dalam penggunaan, daya menyerap yang baik,
memberikan rasa dingin pada kulit, meningkatkan nilai ekonomi, serta diharapkan minyak atsiri
dari bunga kenanga (Cananga odorata var. Macrophylla) lebih lama menempel pada kulit. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas antibakteri deodoran krim terhadap
Staphylococcus epidermidis. Deodoran krim dibuat 3 formula dengan variasi konsentrasi minyak
atsiri bunga kenanga 5%, 10%, dan 20%. Ketiga formula kemudian dilakukan uji sifat fisik
meliputi organoleptis, homogenitas, daya sebar, viskositas, daya lekat, tipe krimp, hedonik dan uji
aktivitas antibakteri dengan metode difusi sumuran. Data hasil organoleptis dan homogenitas
dianalisis secara deskriptif. Sedangkan hasil pH, viskositas, dan tinggi busa dianalisa dengan One
Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji Least Significance Different.
26
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
Hasil menunjukkan bahwa krim deodoran dengan variasi konsentrasi minyak atsiri bunga kenanga
(Cananga odorata var. Macrophylla) 5%, 10%, dan 20% memiliki hasil uji sifat fisik yang
homogen, pH antara 4,5 – 7,5, diameter daya sebar 50 – 70 mm, viskositas 4 40 dPas, waktu daya
lekat < 4 detik, dan tipe krim M/A, serta uji hedonik formula 10% lebih disukai panelis.
Konsentrasi deodoran krim dengan minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata var.
Macrophylla) memiliki diameter hambat 5% adalah (13,7 ± 0,2) mm, 10% adalah (16,8 ± 0,7)
mm, dan 20% adalah (21,0 ± 3,5) mm.
Kata kunci : Bunga Kenanga, Deodoran, Staphylococcus epidermidis
27
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
adanya aktivitas antibakteri terhadap formulasi yang lebih baik diantara ketiga
Staphylococcus epidermidis. Minyak atsiri formulasi karena memiliki penyimpangan
bunga kenanga (Cananga odorata var. yang paling kecil pada beberapa pengujian.
Macrophylla) menunjukan zona hambat Pada penelitian ini diketahui bahwa
dengan konsentrasi 20% - 100% adalah perbedaan formulasi krim ternyata
3,18 mm - 10,54 mm terhadap mempengaruhi sifat fisik krim.
Staphylococcus epidermis yang merupakan Berdasarkan latar belakang yang telah
salah satu bakteri penyebab bau badan. diuraikan, maka perlu dilakukan penelitian
Bunga kenanga efektif terhadap mengenai deodoran krimdengan variasi
bakteri Staphylococcus epidermidis
sehingga dibuat dalam sediaan krim.
Sediaan krim dipilih karena mempunyai
keuntungan yaitu bentuknya menarik,
sederhana dalam pembuatannya, mudah
dalam penggunaan, daya menyerap yang
baik, memberikan rasa dingin pada kulit,
meningkatkan nilai ekonomi, serta
diharapkan minyak atsiri dari bunga
kenanga (Cananga odorata var.
Macrophylla) lebih lama menempel pada minyak atsiri bunga kenanga (Cananga
kulit. Penelitian ini perlu adanya odorata var. Macrophylla) sebagai
pengembsngan formulasi deodoran krim penghilang bau badan yang stabil sifat
dengan variasi konsentrasi minyak atsiri fisiknya sehingga dapat diterima oleh
bunga kenanga (Cananga odorata var. khalayak umum.
Macrophylla) untuk mendapatkan formula
sediaan deodoran krim yang efektif sebagai 2. METODE
penghilang bau badan. Kemudian 2.1.Alat dan Bahan
dilakukan uji fisik sediaan deodoran krim Alat yang digunakan adalah
yang meliputi uji organoleptis, uji mortir, stamper, viskosimeter,
homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji gelas objek, stik pH, inkubator,
viskositas, uji daya lengket, uji tipe krim, oven, anak timbangan, cork borer
uji hedonik, serta uji aktivitas antibakteri nomor 3 (diameter 6 mm),
Staphylococcus epidermidis. mikropipet, spatula, neraca
Pada penelitian sebelumnya oleh analitik, kompor listrik, autoklaf,
(Isnaini, 2011)“Formulasi dan Pengujian pinset, alat uji daya lekat, rak
Sifat Fisik Krim Aromaterapi Minyak tabung reaksi, tabung reaksi,
Bunga Kenanga (Cananga odorata) batang pengaduk, cawan petri,
dengan Basis Krim Susu”. Formulasi krim mangnetik stiner, penggaris,
dibuat menjadi 3 dengan kadar minyak erlemeyer 250 mL, jarum ose,,
bunga kenanga 2% pada masing-masing beaker glass, gelas ukur, dan rotary
krim. Tiga formula tersebut yaitu kadar evaporation.
fase air 67% fase minyak 33%, kadar fase Bahan yang digunakan adalah
air 65,5% fase minyak 34,5%, dan fase air minyak atsiri bunga kenanga,
64,6% fase minyak 35,4%. Hasil yang stearil alkohol, setil alkohol,
diperoleh menunjukkan bahwa minyak vaselin album, paraffin cair, gliseri,
bunga kenanga dapat dibuat menjadi krim tween 60, PEG 400, NaOH, aqua
dan stabil secara organoleptis. Pada destillata, bakteri Staphylococcus
pengujian sifat fisik, formulasi 2 adalah epidermidis 1 tabung, Nutrient
22
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
Formula
Bahan
F1 F2 F3
Minyak atsiri bunga kenanga 5% 10% 20%
Stearil alhohol 8g 8g 8g
Setil alkohol 2g 2g 2g
Vaselin album
Paraffin cair 12 g 12 g 12 g
Gliserin 10 g 10 g 10 g
Tween 60 8g 8g 8g
PEG 400 2g 2g 2g
NaOH
1g 1g 1g
Aqua destillata sampai
0,1 g 0,1 g 0,1 g
100 g 100 g 100 g
23
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
24
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
Tabel.3. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Deodoran Krim Variasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga
Konsentrasi 𝑥̅ ± SD Keterangan
5% 13,7 ± 0,2 Kuat
10% 16,8 ± 0,7 Kuat
20% 21,0 ± 3,5 Kuat
Kontrol + 20,6 ± 1,0 Kuat
Kontrol - 0 Tidak Ada
25
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
dan konsentrasi 20% 59,8 mm, diaplikasikan pada kulit yang termasuk
sehingga sediaan yang dibuat sudah tipe krim minyak dalam air (M/A)
masuk dalam range standar uji daya sehingga tidak lengket saat digunakan.
sebar yang sangat nyaman dalam Uji hedonik bertujuan untuk
penggunaanya. Hasil uji daya sebar memperoleh tanggapan atau penilaian
dari ketiga formula menunjukkan hasil dari 20 panelis terhadap bau dan tekstur
yang berbeda namun masih masuk dari formula krim deodoran dengan
dalam rentang nilai daya sebar yang variasi minyak atsiri bunga kenanga
baik. Konsentrasi 20% memiliki daya 5%, 10% dan 20%. Diperoleh hasil
sebar yang paling tinggi yaitu sebesar bahwa dari segi bau dan tekstur panelis
59,8 mm. banyak menyukai formula 10%
Uji viskositas dilakukan untuk dikarenakan dari bau tidak terlalu
mengetahui kekentalan sediaan krim menyengat dan tekstur tidak terlalu
deodoran dengan variasi minyak atsiri padat dan tidak terlalu cair.
bunga kenanga yang telah dibuat. Uji Aktivitas Antibakteri sediaan
Menurut Genatrika (2016), nilai krim deodoran dengan variasi minyak
viskositas yang baik untuk sediaan atsiri bunga kenanga (Cananga
krim adalah antara 40-400 dPas. Hasil odorata var. Macrophylla) bertujuan
dari pengujian viskositas yaitu ketiga untuk mengetahui krim deodoran
formula sudah memenuhi standar dari tersebut dapat menghambat bakteri
uji viskositas. Pengujian viskositas Staphylococcus epidermidis. Bakteri
menunjukkan bahwa semakin tinggi ini merupakan salah satu bakteri
konsentrasi minyak atsiri yang penyebab bau badan (Maftuhah, 2015).
digunakan dalam pembuatan krim Uji bakteri dilakukan sampel krim
maka viskositas yang dihasilkan deodoran dengan variasi minyak atsiri
semakin rendah. bunga kenanga (Cananga odorata var.
Uji daya lekat dilakukan untuk Macrophylla) dengan berbagai
mengetahui waktu yang dibutuhkan perbandingan konsentrasi 5%, 10%,
oleh emulgel untuk melekat pada kulit. dan 20% sebagai sampel uji, krim
Menurut Husnaini (2017), waktu daya deodoran dengan konsentrasi 0%
lekat yang baik adalah kurang dari 4 sebagai kontrol negatif, dan antibiotik
detik. Hasil yang diperoleh dari uji tetrasiklin sebagai kontrol positif.
daya lekat pada konsentrasi 5% yaitu Pengujian antibakteri pada masing-
3,53 detik, konsentrasi 10% 3,36 detik, masing formula dilakukan sebanyak 3
dan konsentrasi 20% 3,13 detik, kali pengulangan, hal ini dilakukan
sehingga dari ketiga formula sediaan agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
emulgel sudah memenuhi standar Pengujian antibakteri dilakukan
waktu daya lekat yang baik yaitu menggunakan metode sumuran sebagai
kurang dari 4 detik. Diantara ketiga metode uji. Prinsip metode ini adalah
formula yang dihasilkan, konsentrasi mencampurkan bakteri pada media
5% memiliki daya lekat lebih lama agar NAP yang telah diinokulasi
dibanding konsentrasi yang lain yaitu dengan bakteri, kemudian krim
3,53 detik. deodoran dimasukkan dalam lubang
Uji tipe krim pada formula krim sumuran yang telah dibuat (Intan,
deodoran dengan variasi minyak atsiri 2018).
bunga kenanga 5%, 10%, dan 20% Formula kontrol negatif deodoran
sudah memenuhi persyaratan krim krim konsentrasi 0% digunakan sebagai
yang sangat baik adalah nyaman pembanding apakah formula krim
deodoran dapat menurunkan jumlah
26
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
27
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
Anonim. (2014). Farmakope Indonesia Edisi Hasdianah, &. S. (2014). Patologi &
Kelima. Jakarta: Departemen Patofisiologi Penyakit. Yogyakarta:
Kesehatan Republik Indonesia. Nuha Medika.
Genatrika, E. N. (2016). Sediaan Krim Minyak Isnaini, F. (2011). Formulasi dan Pengujian
Jintan Hitam (Nigella sativa L.) Fisik Krim Aromaterapi Minyak
sebagai Antijerawat terhadap Bakteri Bunga Kenanga (Canangium
odoratum) Dengan Basis Krim Susu.
28
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
29
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.1, Juli 2022
Susanti, d. (2017). Perbandingan Uji Widodo, H. (2013). Ilmu Merack Obat untuk
Efektivitas Antibakteri Ekstrak Biji Apoteker. Yogyakarta: D-Medika.
Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Wulandari, C. (2017). Uji Aktivitas
dan Methicillin-Resistant Antibakteri Air Perasan Jeruk Nipis
Staphylococcus Aureus Secara In (Citrus aurantifolia Swingle.)
Vitro. Pharmacy. Fakultas Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Bakteri
UNAIR. Staphylococcus epidermidis. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Syamsuni, A. (2012). Ilmu Resep. Jakarta: Pendidikan Universitas Sanata
Kedokteran EGC. Dharma, Yogyakarta.
Wardani, A. (2019). Formulasi Sediaan krim Zahara, I. (2018). Formulasi Sediaan Deodoran
Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek Roll On Dengan Minyak Sirih (Piper
(Kalanchoe pinnata L) Sebagai Betle) Linn.) Sebagai Antiseptik.
Penyembuh Luka pada Kelinci. Farmagazine, V(1):17– 30. Naturakos
Skripsi. Universitas Muhammadiyah IV BPOM RI.
Surakarta.
30