Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

EVALUASI PROGRAM KLINIK SANITASI TERHADAP PENYAKIT BERBASIS


LINGKUNGAN DI PUSKESMAS KENDALSARI KOTA MALANG
Ermelinda Ganus1, Agus Yohanan2, Ike Dian Wahyuni3
1
STIKES Widyagama Husada Malang
2
STIKES Widyagama Husada Malang
3
STIKES Widyagama Husada Malang

Corresponding author:
Ermelinda Ganus
STIKES Widyagama Husada Malang
Email: ganusmelin@gmail.com

ABSTRACT
The evaluation of the sanitation clinic program for environmental-based diseases at the Kendalsari Public Health Center in Malang is
one of the functions of program management, in which the program coverage has not yet reached the predetermined target. The
research objective is to evaluate the input, process, output of the sanitation clinic program and the factors that influence the utilization
of the sanitation clinic at the Kendalsari Public Health Center, Malang. The method used in this research was descriptive qualitative
with interview and observation methods. The research was done in May 2021. Research informants totaled 8 people. Based on the
research it can be concluded that the input shows that the sanitation workers have environmental health education background. Funds
for program activities are sourced from the BOK. The infrastructure is adequate. The method of implementing the program uses a
manual book and also a manual for the implementation of a sanitation clinic. The planning is contained in the POA of the Public
Health Center. The implementation of the program has not been maximized so that the coverage is still below the target. The factors of
the low utilization of sanitation clinics are the absence of officers in conseling room in which patients are not referred. The program
coverage is still below the target because cross-program collaboration is not maximal. Besides, the number of sanitarian workers is
still lacking and sanitation clinic services are only done once a week.

Keywords: evaluation; sanitation clinic; PBL.

ABSTRAK
Evaluasi program klinik sanitasi terhadap penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas Kendalsari
Kota Malang merupakan salah satu fungsi manajemen program, dimana cakupan programnya belum
mencapai target yang telah ditentukan. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi input, proses, output
program klinik sanitasi dan faktor yang mempengaruhi pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas
Kendalsari Kota Malang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dan
observasi dengan desain deskriptif kualitatif: Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2021, dengan
jumlah informan penelitian sebanyak 8 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan input
menunjukkan bahwa tenaga sanitasi berlatar belakang pendidikan kesehatan lingkungan. Dana
kegiatan program bersumber dari BOK. Sarana prasarana sudah memadai. Metode pelaksanaan
program menggunakan buku pedoman dan buku petunjuk pelaksanaan klinik sanitasi. Perencanaan
tertuang dalam POA Puskesmas. Pelaksanaan program belum maksimal sehingga cakupannya masih
dibawah target. Faktor rendahnya pemanfaatan klinik sanitasi oleh pasien yaitu ketidakberadaan
petugas di ruangan konseling di mana pasien akhirnya tidak di rujuk. Dapat disimpulkan bahwa
cakupan program masih dibawah target karena belum maksimalnya kerjasama lintas program.
Disamping itu jumlah tenaga sanitarian masih kurang dan pelayanan klinik sanitasi hanya dilakukan
sekali seminggu.

Kata kunci : Evaluasi Program; Klinik Sanitasi; PBL.

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

44
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

PENDAHULUAN
kasus, sedangkan pada kegiatan Klinik sanitasi masih
Pelayanan klinik sanitasi merupakan
di bawah target, pada konseling sanitasi sebesar
implementasi Permenkes RI Nomor 13 Tahun 2015.
4,7%, Inspeksi Kesehatan Lingkungan 26% dan
Kegiatan klinik sanitasi adalah upaya
Intervensi Kesehatan Lingkungan terhadap pasien
mengintegrasikan antara pelayanan kesehatan
Penyakit Berbasis Lingkungan sebesar 27% (Profil
promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada
Puskesmas Kendalsari, 2019).
penduduk yang berisiko tinggi untuk mengatasi
Puskesmas yang belum mencapai target
masalah penyakit berbasis lingkungan yang
menunjukkan peningkatan persentase penyakit
dilaksanakan oleh petugas bersama masyarakat, baik
berbasis lingkungan. Oleh karena itu, program klinik
di dalam maupun di luar puskesmas. Dalam kegiatan
sanitasi menjadi penting dalam strategi/upaya
klinik sanitasi berupa konseling, inspeksi lingkungan,
penurunan penyakit berbasis lingkungan.
dan intervensi kesehatan lingkungan, petugas
Pelaksanaan program tersebut merupakan satu
memberi saran/rekomendasi kepada pasien. Kegiatan
kesatuan sistem yang tak terpisahkan dengan
klinik sanitasi juga dilaksanakan dalam rangka
kegiatan dan kebijakan puskesmas. Penelitian ini
pencapaian strategi penyelenggaraan pelayanan
dilakukan dengan melalui pendekatan sistem karena
kesehatan lingkungan dan sebagai salah satu
tercapainya tujuan dari organisasi dapat dipengaruhi
indikator dalam penilaian akreditasi puskesmas
dari komponen sistem yang ada didalamnya. Dalam
(Kemenkes RI, 2013).
sistem terdapat hubungan antara satu komponen
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan
dengan komponen lainnya, komponen input dan
masyarakat, puskesmas merupakan ujung tombak
proses bisa berpengaruh terhadap pencapaian atau
yang paling depan diwilayah kerjanya. Salah satu
hasil pada output. Menurut teori sistem dalam Azwar
fungsi puskesmas yang penting adalah
(2011), untuk mengetahui proses pelaksanaan suatu
mengembangkan dan membina kemandirian
kegiatan dapat dilihat dari ketersediaan input, proses,
masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan
dan output. Ketersediaan input meliputi tenaga, dana,
yang timbul, mengembangkan kemampuan dan
metode, dan sarana prasarana, proses meliputi
kemauan masyarakat baik berupa pemikiran maupun
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi,
kemampuan yang berupa sumber daya. Salah satu
serta Output berupa hasil yang dicapai dalam
terobosan untuk mengatasi masalah kesehatan
pelaksanaan klinik sanitasi di puskesmas. Untuk itu
berbasis lingkungan adalah klinik sanitasi (Depkes
peneliti ingin mengetahui bagaimana komponen input
RI, 2003).
dan proses pelaksanaan klinik sanitasi mempengaruhi
Data yang diperoleh dari survei pendahuluan di
hasil output.
puskesmas Kendalsari Kota Malang bahwa 10 patron
penyakit terbesar yang ada di puskesmas Kendalsari
METODE
pada tahun 2019 masih didominasi oleh penyakit-
Desain penelitian yang digunakan adalah
penyakit yang berbasis lingkungan dengan jumlah
deskriptif kualitatif untuk mengevaluasi program
5.686 kasus seperti ISPA 4.673 kasus, Diare 818
klinik sanitasi terhadap penyakit berbasis lingkungan
kasus, Skabies 91 kasus, DBD 83 kasus dan TB 21
di Puskesmas Kendalsari Kota Malang dengan

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

4
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

metode wawancara terhadap 8 orang informan dan dalam pelatihan UKK. Saya sudah
yaitu berlatar mengikuti pelatihan
observasi hasil laporan kegiatan klinik sanitasi tahun belakang klinik sanitasi di
2019. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2021. pendidikan Dinkes Kota Malang”
kesehatan (TenKL).
lingkungan Hasil wawancara
sesuai dengan dengan informan
HASIL DAN PEMBAHASAN petunjuk Ditjen pendukung:
PPM & PL “Latar belakang
Puskesmas Kendalsari merupakan salah satu pedoman pendidikan pengelola
pelaksanaan program klinik
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai program klinik sanitasi itu S1
sanitasi. Kesehatan
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Lingkungan dan
Kesehatan Kota Malang. Wilayah kerja Puskesmas tenaga tersebut
merangkap sebagai
Kendalsari termasuk dalam wilayah Kelurahan pengelola program
kesehatan lingkungan,
Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang promkes dan Pos
UKK. Beliau itu
dengan luas wilayah kerja 502.073 Km² yang sudah pernah
mengikuti pelatihan
meliputi 3 kelurahan yaitu : Kelurahan Lowokwaru, klinik sanitasi di
Dinkes” (Kapus).
Kelurahan Tulusrejo, dan Kelurahan Jatimulyo. Yang 2 Dana Hasil wawancara
Dana
terdiri dari dataran rendah 10 %, dan dataran tinggi . operasional dengan informan
untuk kegiatan kunci :
90 %. Adapun batas–batas wilayah kerja Puskesmas klinik sanitasi di “Dana operasional
Puskesmas program klinik
Kendalsari adalah Utara dengan Kelurahan Kendalsari sanitasi sudah
sudah memadai dan dana itu
Mojolangu, Selatan dengan Kelurahan Samaan, mencukupi, untuk transport
dana tersebut petugas yang kunjung
Timur dengan Kelurahan Purwantoro, dan Barat bersumber dari ke lapangan pada
Dana Bantuan saat ada kegiatan,
dengan Kelurahan Dinoyo dan Tunggulwulung.
Operasional dan kalau
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kesehatan menggunakan
(BOK) dan kendaraan dinas dana
Kendalsari pada tahun 2019 (berdasarkan Data swadaya untuk bahan bakar
masyarakat. juga dari BOK dan
Monografi Kecamatan Lowokwaru Tahun 2018) kalau ada kegiatan
tindak lanjut untuk
adalah 57.880 jiwa terdiri dari penduduk laki – laki perbaikan sarana
masyarakat dananya
28.924 jiwa dan perempuan 28.956 jiwa. Tingkat dari masyarakat itu
sendiri” (TenKL).
kepadatan penduduk mencapai 8.674 jiwa / Km²
Hasil wawancara
(Profil Puskesmas Kendalasi 2019). dengan informan
pendukung :
“Begini, untuk
Tabel 1. Matriks Hasil Evaluasi Input program klinik kegiatan program
sanitasi klinik sanitasi dana
yang digunakan itu
berasal dari BOK
N Input Hasil Keterangan
o berupa transport
kegiatan petugas,
1 Petugas Sumber daya Hasil wawancara
dan kalau ada
manusia pada dengan informan
pertemuan kita
pengelola kunci : “Pendidikan
pakai dana untuk
program klinik terakhir saya itu S1
konsumsi” (Kapus)..
sanitasi Kesehatan
1. Sarana Pelaksanaan Hasil wawancara
puskesmas Lingkungan, dan pada
kendalsari tahun 2019 saya dan program klinik dengan informan
dilihat dari memegang 3 program prasaran sanitasi di kunci :
kualifikasi yaitu pengelola a Puskesmas “ruangan untuk
pendidikan dan program kesling, Kendalsari konseling itu ada,
keikutsertaan promkes dan Pos tentunya namun letaknya di
memerlukan lantai 1 dan gabung

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

4
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

sarana dan dengan program gizi. Input program Klinik Sanitasi


prasarana. Hasil Memiliki Sanitarian
penelitian Kit, alat peraga dan Tenaga pelaksana
menyatakan media penyuluhan Tenaga pelaksana untuk melaksanakan program
bahwa seperti media cetak
ketersediaan (leaflet), sound klinik sanitasi di Pusk. Kendalsari Kota Malang
ruangan untuk system, media
program klinik elektronik dan sudah sesuai dengan petunjuk Ditjen PPM & PL
sanitasi sudah formulir untuk
ada, namun pencatatan dan pedoman pelaksanaan program klinik sanitasi yaitu
masih pelaporan hasil
bergabung kegiatan, sedangkan petugas dengan latar belakang pendidikan SI
dengan Program untuk menunjang
Gizi, untuk kegiatan program Kesehatan Lingkungan dan telah mendapatkan
kegiatan di luar klinik sanitasi di luar pelatihan dan orientasi tentang program klinik
ruangan gedung puskesmas
memiliki ada kendaraan roda sanitasi namun jumlahnya masih kurang, Menurut
kendaraan roda dua dan roda empat”
dua dan roda (TenKL). indikator indonesia sehat ratio tenaga sanitasi untuk
empat, dan Hasil wawancara
memiliki alat dengan informan melayani penduduk di wilayah kerja pusk. Kendalsari
peraga dan pendukung:
media “ruangan untuk yang seharusnya dilayani oleh 2 orang, dan tenaga
penyuluhan. konseling itu ada dan
gabung di ruang gizi,
yang ada merangkap tugas sebagai pengelola
di situ juga ada program promkes dan program UKK.
dengan media
penyuluhan. Dan Permasalahan seperti ini juga terjadi di
kalau turun ke
lapangan di program Puskesmas Pajangan Bantul sesuai hasil penelitian
kesling ada 1 motor
dan kalau turunnya Putri dan Mulasari (2018) bahwa program klinik
banyak orang biasa
pakai mobil sanitasi memperoleh kendala karena minimnya
puskesmas” (Kapus).
4 Metode Program klinik Hasil wawancara
petugas, sehingga program klinik sanitasi tidak dapat
. sanitasi dapat dengan informan berjalan seperti yang diharapkan.
terlaksana kunci :
apabila tersedia “Buku pedoman dan Menurut Rahmawati (2007) bahwa SDM sangat
prasarana buku petunjuk
penunjang, pelaksanaan klinik penting untuk dikaji dalam rangka meningkatkan
salah satunya sanitasi saya dapat
buku pedoman pada saat pelatihan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
klinik sanitasi klinik sanitasi di
dan buku Dinkes dan selama ini Untuk itu diperlukan tenaga kesehatan yang sesuai
petunjuk buku tersebut yang
pelaksanaan menjadi pedoman
dengan kualifikasi pendidikan sehingga dapat
klinik sanitasi. saya dalam melaksanakan program dengan profesional.
Pelaksanaan menjalankan program
program klinik klinik sanitasi” Pelatihan tentang program klinik sanitasi diberikan
sanitasi di (TenKL).
Puskesmas Hasil wawancara agar petugas pelaksana program dapat menjalankan
Kendalsari dengan informan
sesuai dengan pendukung : tugasnya secara profesional dengan hasil yang
buku pedoman “petugas kesling itu
dan buku sudah memiliki buku optimal. Pelatihan adalah investasi organisasi
petunjuk pedoman dari
pelaksanaan kementerian untuk
yang penting dalam sumber daya manusia.
klinik sanitasi. mereka laksanakan Pelatihan melibatkan segenap sumber daya
program klinik
sanitasi “ (Kapus). manusia untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan pembelajaran sehingga mereka
segera akan menggunakannya dalam pekerjaan
(Juliani. dkk, 2012).

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

4
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

Dana/anggaran
program klinik sanitasi tidak dapat berjalan optimal
Dana merupakan alat yang digunakan untuk
dan akan berpengaruh juga terhadap keberhasilan
melaksanakan suatu kegiatan supaya tercapainya
program klinik sanitasi serta pencapaian program
tujuan (Hidayat, 2015). Penunjang keberhasilan
kesehatan lingkungan. Media atau sarana informasi
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan
perlu dipilih dengan cermat mengikuti metode yang
di Puskesmas adalah dengan adanya dana yang
telah ditetapkan (Hartono, 2010).
mencukup, sehingga menjadikan pelayanan
Metode
kesehatan lingkungan berjalan dengan baik.
Buku standar operasional klinik sanitasi dapat
Dana operasional yang digunakan untuk program
mempengaruhi kegiatan program klinik sanitasi baik
klinik sanitasi sudah mencukupi. Dana tersebut
di dalam gedung maupun di luar gedung dengan
bersumber dari Dana BOK dan swadaya masyarakat
harapan kegiatan klinik sanitasi menjadi lebih
sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
terarah, efektif, dan efisien dalam meningkatkan
menyatakan bahwa dana mempunyai peranan yang
status kesehatan lingkungan masyarakat sehingga
sangat penting dalam melaksanakan program dengan
terhindar dari kejadian penyakit berbasis lingkungan
sumber dana diperoleh dari APBD atau sumber
(Ditjen PPM & PL, 2002).
lainnya (Dodo, Riyarto, 2012).
Dari hasil penelitian bahwa metode yang
Sarana dan prasarana
digunakan dalam program klinik sanitasi di
Sarana dan prasarana program klinik sanitasi di
Puskesmas Kendalsari Kota Malang berpedoman
puskesmas kendalsari sudah memadai dimana
pada buku pedoman, buku petunjuk pelaksanaan
puskemas kendalsari telah memiliki ruangan
program klinik sanitasi dan buku standar operasional
konseling klinik sanitasi dan lengkap dengan alat
klinik sanitasi.
bantu penyuluhan namun ruangan masih bergabung
Bagian penting dari suatu pelayanan kesehatan
dengan program lain.
masyarakat adalah tersedianya dan dipatuhinya
Menurut pedoman pelaksanaan program klinik
standar, karena pelayanan kesehatan yang bermutu
sanitasi Ditjen PPM & PL Depkes RI 2000,
adalah bila pelayanan tersebut dilaksanakan sesuai
puskesmas harus memiliki ruangan sebagai tempat
dengan standar yang ada (Hidayat, 2015).
pelaksana kegiatan program klinik sanitasi, sebaiknya
Penjaminan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
ruangan harus terpisah dengan ruangan program
sangatlah penting dengan adanya standar yang
lainnya agar kegiatan terlaksana dengan baik dan
berlaku dalam sebuah instansi. Adanya standar yang
pasien mempunyai kenyamanan dan efektif
berlaku supaya tujuan atau cita-cita dapat diwujudkan
berkonsultasi dengan petugas. Untuk menunjang
secara optimal.
pelaksanaan program klinik sanitasi di luar gedung
Tabel 2. Matriks Hasil Evaluasi Proses program klinik
puskesmas, petugas harus memiliki alat transportasi. sanitasi
No Proses Hasil Keterangan
Keterbatasan sarana dan prasarana untuk 1. Perenca Perencanaan Hasil wawancara
kegiatan klinik sanitasi tentu saja akan berdampak naan kegiatan di dengan informan kunci :
puskesmas “Mengenai
pada pelaksanaan klinik sanitasi puskesmas. Sarana telah perencanaan kegiatan
dilaksanakan program klinik sanitasi
dan prasarana yang tidak mendukung memungkinkan diawali maupun program
dengan lainnya di
lokakarya puskesmas,itu diawali

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

4
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

mini tingkat dengan penyusunan masih pada saat pasien di


puskesmas, usulan kegiatan dibawah rujuk untuk konseling
dari hasil berdasarkan data yang target yang saya tidak ada di
tersebut ada kemudian ditentukan tempat dan masih
diajukan mengajukan usulan itu puskesmas. berada di lantai 2 atau
untuk disusun dan membuat POA saya masih
jenis dan sesuai rencana yang menjalankan tugas lain
bentuk biasanya dibahas dalam sehingga kami
kegiatan yang lokakarya mini” mengalami kesulitan
dituangkan (TenKL). dalam berkoordinasi.
dalam POA. Hasil wawancara Untuk kegiatan
dengan informan kunjungan rumah
pendukung : biasanya saya bersama
“untuk perencanaan dengan petugas lainnya
program kita buat dan dibuatkan surat
sesuai kebutuhan dan tugas perjalanan dinas
usulan dari program. dengan menggunakan
Usulan tersebut nanti kendaraan puskesmas”
akan kita bahas pada (TenKL).
saat minilok tingkat Hasil wawancara
puskesmas. kegiatan dengan informan
yang dilaksanakan pendukung :
nanti harus ada di POA “ya kalo kegiatan itu
itu sesuai pedomannya memang tidak bisa
BOK” (Kapus). berjalan sendiri, seperti
2. Pelaksa Pelaksanaan Hasil wawancara untuk pelaksanaan
naan program dengan informan kunci : klinik sanitasi itu
klinik sanitasi “pada pelaksanaan dibutuhkan kerjasama
di Pusk. kegiatan klinik sanitasi lintas program, namun
Kendalsari masih belum berjalan memang selama
belum maksimal, dikarenakan kerjasama untuk
berjalan saya sendiri petugasnya program ini masih
dengan dan saya merangkap kurang, terutama
maksimal di pengelola program rujukan pasien. Dan
mana jumlah promkes dan UKK. Dan saya sudah
PBL banyak pasien PBL juga dari memberitahukan
sedangkan poli pengobatan kadang kepada Tim Mutu
yang tidak di rujuk ke klinik puskesmas untuk
dilaksanakan sanitasi pada hari mengevaluasinya ”
konseling senin, padahal saya (Kapus).
masih sudah kasikan Hasil wawancara
dibawah jadwalnya” (TenKL). dengan informan utama
target Hasil wawancara :
puskesmas. dengan informan “untuk rujukan pasien
pendukung : PBL itu kami
“untuk pelaksanaan laksanakan namun
program klinik sanitasi terkadang kami lupa
itu menjadi tupoksinya juga untuk merujuk, dan
kesling, dan saya untuk kegiatan klinik
sebagai sanitasi itukan hanya
penanggungjawab ini hari senin saja dan
untuk mengawasi setiap kadang kami juga
kegiatan di program” mengalami kesulitan
(Kapus). kalau merujuk pasien
3. Kerjasa Kerjasama Hasil wawancara karena di ruang
ma lintas program dengan informan kunci : konseling tidak ada
lintas klinik sanitasi “kerjasama lintas petugas dan petugas
program di Pusk. programnya masih kadang masih di lantai
Kendalsari kurang, dimana PBL itu 2 dan masih
masih kurang, terkadang lupa dirujuk menjalankan pekerjaan
ini dilihat dari dari poli padahal sudah lain/ petugas juga ada
jumlah pasien saya kasi jadwal untuk kegiatan di luar
PBL masih buka kegiatan klinik sehingga sulit untuk
banyak sanitasi pada setiap koordinasi dan kami
sementara hari senin, dan juga banyak melayani
yang terkadang juga saya pasien yang lain”
dikonseling yang menjadi kendala (PPUm).

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

5
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

Pelaksanaan
Tabel 3. Jumlah PBL di Puskesmas Kendalsari tahun 2019
Pelaksanaan program klinik sanitasi dibagi
No Jenis penyakit Jumlah penderita
1 ISPA 4.673
menjadi 3 yaitu konseling, inspeksi kesehatan
2 Diare 818 lingkungan, dan intervensi kesehatan lingkungan.
3 Skabies/kulit 91
4 DBD 83 Jumlah pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi
5 TB 21
Jumlah 5.686 untuk konseling masih sangat kurang yaitu 266
Sumber : Puskesmas Kendalsari tahun 2019
orang dari 5.686 orang pasien penyakit berbasis
Berdasarkan tabel 3 bahwa Jumlah
lingkungan. Konseling bagian penting dalam
kunjungan pasien PBL di Puskesmas Kendalsari pada
pelayanan klinik sanitasi, karena konseling
tahun 2019 sebanyak 5.686 pasien.
menekankan pemahaman, rasa empati, dan

Tabel 4. Jumlah kunjungan ke klinik sanitasi


komunikasi kepada pasien perorangan, gunanya
No Jenis kunjungan Jumlah untuk mengenali kebutuhan kesehatan pasien secara
kunjungan
1. Jumlah Pasien PBL 5.686 psikologis, membantu pasien memiliki pilihan
2. Jumlah pasien yang dikonseling 266
3. Jumlah kunjungan rumah untuk 68 tindakan mengatasi permasalahan kesehatan yang di
inspeksi kesling
4. Jumlah kunjungan rumah untuk 18 hadapi saat itu (Sari, 2012).
intervensi kesling
Jumlah pasien yang di kunjungi rumah oleh
Sumber: Puskesmas kendalsari tahun 2019
petugas untuk IKL dan Intervensi KL. Hasil
Berdasarkan tabel 4 bahwa jumlah pasien
penelitian kunjungan rumah pasien untuk Inspeksi
PBL yang di konseling ke klinik sanitasi sebanyak
KL sebanyak 68 rumah dari 266 orang pasien yang di
266 pasien, jumlah di inspeksi kesling sebanyak 68
konseling, dan untuk Intervensi KL sebanyak 18
pasien, dan jumlah pasien yang di intervensi kesling
pasien yang di Inspeksi KL.
sebanyak 18 pasien.
Salah satu cara menanggulangi PBL, petugas
Proses Program Klinik
klinik sanitasi memberikan inspeksi dan intervensi
Sanitasi Perencanaan
kesehatan lingkungan khusus kepada pasien yang
Proses perencanaan program di pusk. Kendalsari
mempunyai kualitas lingkungan yang rendah dan
telah dilaksanakan sesuai ketentuan. Keputusan
masih berperilaku buruk terhadap kesehatan.
kegiatan dilaksanakan di tahun 2018 diambil oleh
Kegiatan inspeksi dan intervensi dilakukan setelah
Kepala Puskesmas dan tertuang dalam Penyusunan
memperoleh persetujuan pasien. Penyehatan
Plan Of Action (POA) Puskesmas .
lingkungan pemukiman bagian penting memutuskan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi
mata rantai penularan penyakit (Achmadi, 2012).
manajemen yang penting karena akan menentukan
Kerjasama lintas program
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan juga
Kerjasama lintas program di pusk. kendalsari
dapat diartikan sebagai proses mendefinisikan
masih kurang, dilihat dari jumlah pasien yang di
tujuan organisasi membuat strategi untuk mencapai
rujuk ke klinik sanitasi masih rendah. Berdasarkan
tujuan dan mengembangkan rencana kerja dari
hasil penelitian kurangnya kerjasama karena pada
organisasi (Santoso, 2018).
pelaksanaan kegiatan konseling dari poliklinik yang
lupa merujuk pasien, ketidaksediaan tenaga sanitarian

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

5
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

di ruang konseling karena petugas klinik sanitasi


Output Program klinik sanitasi
merangkap tugas dan jumlahnya hanya 1 orang,
Cakupan program klinik sanitasi di pusk.
ruangan konselingnya terpisah dengan ruang
Kendalsari masih di bawah target yaitu Cakupan
sanitarian dan jaraknya jauh.
pasien yang di konseling 4,7%, targetnya 10%.
Kerja sama lintas program merupakan kerja
Cakupan pasien yang di kunjungi rumah untuk
sama yang dilakukan antara beberapa program dalam
inspeksi KL 26% dan intervensi KL 27% sedangkan
bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.
target puskesmas kendalsari 40%.
Kerja sama lintas program yang diterapkan di
Tingkat keberhasilan tersebut masih jauh dari
puskesmas berarti melibatkan beberapa program
target yang ditetapkan puskesmas yaitu 10% dari
terkait yang ada di puskesmas. Tujuan khusus kerja
penderita penyakit berbasis lingkungan harus di rujuk
sama lintas program adalah untuk menggalang kerja
ke klinik sanitasi. Rendahnya tingkat keberhasilan
sama dalam tim dan selanjutnya menggalang kerja
program klinik sanitasi dipengaruhi oleh beberapa hal
sama lintas sektoral.
seperti jumlah petugas klinik sanitasi tidak sebanding
Menurut Sudjarno (2012) setiap puskesmas
dengan jumlah penduduk yang dilayani, yaitu 4 orang
penting mempunyai klinik sanitasi. Keberhasilan
per 100.000 penduduk yang seharusnya di Puskesmas
klinik sanitasi di puskesmas tidak terlepas dari sistem
Kendalsari dilayani oleh 2 orang petugas sanitasi dan
integrasi dan lintas program.
petugas sanitasi memiliki tugas rangkap yang

Hasil Evaluasi Output program klinik sanitasi menyebabkan beban kerja meningkat. Belum
terjalinnya kerjasama lintas program untuk
Tabel 5. Cakupan program klinik sanitasi
No Jenis kegiatan % Target mempermudah sistem rujukan di puskesmas sesuai
1. Cakupan pasien yang 4,7 % 10 % Permenkes No.13 tahun 2015. Ruangan konseling
dikonseling
2. Cakupan kunjungan 26 % 40 % masih bergabung dengan program lain dan jaraknya
rumah untuk Inspeksi
Kesehatan dengan ruang petugas sanitasi jauh sehingga
Lingkungan
3. Cakupan kunjungan 27 % 40 % kesulitan untuk berkordinasi dengan poli umum.
rumah untuk
Intervensi Kesehatan Waktu efektif untuk pelayanan klinik sanitasi setiap
Lingkungan
hari, namun pelaksanaan klinik sanitasi di puskesmas
Sumber: Puskesmas Kendalsari Tahun 2019
kendasari hanya sekali seminggu tidak sesuai dengan
Berdasarkan tabel 5 bahwa Jumlah pasien yang
Kemenkes 2015 dan program di puskesmas masih
di konseling sebanyak 266 pasien (4,7%) masih di
memprioritaskan program pengobatan dibandingkan
bawah target puskesmas yaitu 10%, jumlah pasien
dengan program pencegahan.
yang di inspeksi kesehatan lingkungan sebanyak 68
Jurnal klinik sanitasi 2016 menyarankan bahwa
pasien (26%) masih di bawah target puskesmas yaitu
kebijakan program klinik sanitasi dialokasikan
40%, dan jumlah pasien yang di intervensi kesehatan
khusus yang dianggarkan dari APBD dan melakukan
lingkungan oleh petugas sebanyak 18 pasien (27%)
pelatihan untuk pelaksanaan klinik sanitasi. Kurang
masih dibawah target puskesmas yaitu 40%.
efektifnya pelaksanaan klinik sanitasi, karena
terbatasnya petugas dan waktu pelaksanaan klinik
sanitasi sangat terbatas.

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

5
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

Faktor yang mempengaruhi pemanfatan klinik rumah saya” (P3).


“Saya pernah di
sanitasi oleh pasien : rujuk ke klinik
Faktor predisposisi terdiri dari umur berkisar sanitasi karena saya
sakit skabies, saya
antara umur 32 tahun – 61 tahun, jenis kelamin jadi mengerti
penyebab saya sakit
perempuan 3 informan dan laki-laki 2 informan, itu karena kurang
kebersihan dari
pendidikan informan perguruan tinggi 2 orang, SMA diri” (P4).
“Saya mengetahui
2 orang dan SMP 1 orang, dan Pekerjaan informan klinik sanitasi dari
tetangga saya yang
swasta 2 orang, Ibu rumah tangga 2 orang dan buruh hadir waktu ada
1 orang. kegiatan
penyuluhan di
Tabel 6. Matriks Hasil wawancara faktor yang posyandu oleh
mempengaruhi pemanfatan klinik sanitasi oleh pasien petugas puskesmas
karena di
N Faktor- lingkungan sekitar
o Hasil Keterangan kami waktu itu ada
faktor
1 Faktor Pengetahuan Hasil wawancara yang kena DBD,
predisposi informan dengan informan dan ternyata di
si : pasien PBL di utama : puskesmas itu
Pengetahu Puskesmas “Penyakit yang menyediakan
an Kendalsari saya derita diare, pelayanan
dalam dan saya tahu itu konsultasi sanitasi
pemanfaatan klinik sanitasi lingkungan tetapi
klinik sanitasi karena rujuk dari saya belum paham
menyatakan poli pengobatan betul seperti apa
bahwa semua dan di klinik sebenarnya klinik
informan sanitasi itu petugas sanitasi di
tersebut sudah menanyakan makan puskesmas” (P5).
mengetahui dan minum apa 2. Faktor Berdasarkan Hasil wawancara
program sebelum diare, dan pendukun hasil dengan informan
klinik sanitasi di sana kita dibekali g : wawancara utama : “Di
yang didapat pengetahuan Sarana dengan ruangan konseling,
melalui tentang pencegahan prasarana informan petugas
informasi dari penyakit diare oleh pasien yang menjelaskan
petugas pada petugas. (P1). pernah di penyakit yang saya
saat “Saya pernah rujuk ke ruang derita dengan
melaksanakan dengar klinik konseling menggunakan
konseling sanitasi waktu klinik sanitasi media cetak dan
mapun dari petugas berkunjung bahwa sarana vidio dan kemudian
kader ke rumah tetangga prasarananya petugas mencatat
kesehatan dan saya yang kena TB sudah hasil konsultasi
masyarakat dan kebetulan saya memadai pada buku,
sekitar. ada di sana. Dan seperti leaflet, kemudian
pada saat mereka spanduk, membagikan saya
bertanya pada media leaflet tentang
pasien dan elektronik dan penyakit diare”
keluarganya saya media (P1).
baru paham itu penyuluhan “pada saat
kegiatan klinik lainnya. konsultasi dengan
sanitasi” (P2). petugas,
“Saya mengetahui merekamenjelaskan
program klinik pakai vidio tentang
sanitasi karena penyakit TB,
setiap saya berobat sehingga saya
penyakit TB saya ke mudah paham lalu
puskesmas, saya ibu itu mencatat
selalu di rujuk ke jawaban saya di
klinik sanitasi dan buku catatannya”
petugas juga pernah (P3).
kunjung ke rumah “petugas
untuk mengecek memberitahukan
kondisi lingkungan kepada saya contoh

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

5
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.
konseling dan informasinya mudah
penyakit seperti
masih berada di pahami oleh
yang saya derita
di lantai 2 saya” (P3).
menggunakan
atau juga “Ibu yang bekerja
gambar dan
masih ada di ruang konseling
menjelaskannya
pekerjaan lain itu sangat baik dan
serta memberikan
sehingga ramah, bisa
saya kertas gambar
pasien harus menjelaskan tentang
orang penyakit kulit
menunggu penyakit saya
kepada saya untuk
lama di ruang dengan bagus dan
bawa pulang ke
rumah” (P4). tunggu. mudah untuk saya
mengerti karena
Sosialisasi Sosialisasi Hasil wawancara
ibunya kasi contoh
terhadap dengan informan
dengan jelas dan
keberadaan utama : “dapat
pakai bahasa
klinik sanitasi informasi klinik
daerah (P4).
di Puskesmas sanitasi padasaat di
Kendalsari rujuk untuk
sudah konseling di klinik
berjalan, sanitasi” (P1). Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan klinik
sosialisasi “Mengetahui klinik sanitasi oleh pasien :
tersebut sanitasi pada saat
didapat dari petugas berkunjung Faktor predisposisi
petugas ke tetangga saya
kesehatan, yang kena TB” Pengetahuan pada penelitian ini meliputi
kader (P2).
kesehatan dan “Saya mendapatkan pengetahuan masyarakat tentang klinik sanitasi,
informasi informasi klinik
yang didengar sanitasi pada saat sanitasi lingkungan, dan penyakit berbasis
oleh saya di rujuk untuk
masyarakat itu konsultasi penyakit
lingkungan. Dari hasil penelitian tentang
sendiri namun TB dan petugas pengetahuan informan pasien PBL di Puskesmas
masih ada juga berkunjung ke
yang belum rumah”. ( P3). Kendalsari dalam pemanfaatan klinik sanitasi
paham “Informasi klinik
program sanitasi dari menyatakan bahwa semua informan tersebut sudah
klinik sanitasi. petugas langsung,
waktu saya di rujuk mengetahui program klinik sanitasi yang didapat
untuk konsultasi
penyakit saya.” melalui informasi dari petugas, kader kesehatan
(P4). “Saya pernah
dapat informasi
maupun masyarakat sekitar. Pengetahuan yang
dari tetangga yang dimiliki masyarakat tentang program klinik sanitasi
hadir pada saat ada
penyuluhan tentang dapat membantu mereka memahami lebih banyak
DBD di lingkungan
kami “ (P5). mengenai upaya-upaya pencegahan, apa yang harus
3. Faktor petugas Hasil wawancara
pendorong sanitarian dengan informan mereka lakukan agar sesuatu yang buruk, misalnya
: antusias, utama :“Sikap
Petugas ramah, respon petugas tersebut lingkungan yang buruk, tidak menimbulkan masalah
baik terhadap sangat ramah dan
kehadiran baik, namun saya
bagi kesehatan mereka, yaitu berupa penyakit
pasien, aktif, harus menunggu di berbasis lingkungan.
jelas dan ruang tunggu
komunikastif ruangan konseling Faktor pengetahuan tentang program klinik
dalam dalam waktu yang
memberikan lumayan lama sanitasi sangat penting untuk ditanamkan pada
informasi karena petugasnya
berkaitan masih ada tamu di masyarakat dalam hal pemanfaatan klinik sanitasi.
dengan lantai 2” (P1).
penyakit yang “Petugas yang Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan
di derita. melaksanakan
Namun konseling sangat
dengan memberikan pelaksanaan sosialisasi atau
terkadang ramah dan luwes, penyuluhan sebagai sarana pemberian pendidikan
juga petugas responnya bagus
tidak berada dengan kehadiran guna memberikan pengetahuan dan kesadaran pada
di ruang saya dan

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

5
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan


Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil
melalui himbauan untuk menjaga kesehatan
bahwa keseluruhan informan menyatakan jika
lingkungan mereka, yang dilakukan tiap kali
sosialisasi terhadap keberadaan klinik sanitasi di
masyarakat berkunjung ke puskesmas dan juga
Puskesmas Kendalsari Kota Malang sudah berjalan,
dilakukan di luar gedung yaitu kegiatan
sosialisasi tersebut didapat dari petugas kesehatan,
pemantauan langsung ke masyarakat.
kader kesehatan dan informasi yang didengar oleh
Seseorang yang memiliki pengetahuan rendah
masyarakat itu sendiri namun masih ada yang belum
tentang klinik sanitasi mempunyai kecenderungan
paham program klinik sanitasi.
untuk tidak memanfaatkan klinik sanitasi dalam
Pemberian informasi tentang klinik sanitasi
melakukan pencegahan penyakit berbasis
kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk
lingkungan (Husnawati dkk, 2017).
sosialisasi klinik sanitasi kepada masyarakat supaya
Faktor pendukung
masyarakat lebih mengetahui peran dan fungsi
Keterbatasan sarana dan prasarana untuk
klinik sanitasi puskesmas terutama dalam
kegiatan klinik sanitasi tentu saja berpengaruh besar
pencegahan dan penanggulangan penyakit berbasis
terhadap pelaksanaan klinik sanitasi di puskesmas
lingkungan. Sosialisasi sanitasi lingkungan
baik kegiatan di dalam gedung maupun di luar
berdampak pada adanya perubahan pengetahuan
gedung. Sarana prasarana yang tidak mendukung
dan perilaku masyarakat untuk menjaga
ini memungkinkan kegiatan tidak bisa berjalan
kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar
optimal, sebaliknya bila sarana prasarana yang
sehingga mampu mencegah munculnya penyakit
dimiliki klinik sanitasi mencukupi sehingga dapat
berbasis lingkungan seperti diare, ISPA, demam
mendukung kegiatan ini, maka akan menjadi daya
berdarah dan sebagainya (Wahyudin dan Arifin,
tarik untuk menarik minat masyarakat berkunjung
2015).
ke klinik sanitasi. Sehingga berpengaruh juga
Faktor pendorong
terhadap keberhasilan dan juga pencapaian program
Menurut Pohan (2003), kunci keberhasilan suatu
kesehatan lingkungan.
organisasi tidak terkecuali organisasi pelayanan
Selain sarana dan prasarana, adapun faktor
kesehatan seperti puskesmas salah satunya adalah
pendukung yang lain dalam penelitan ini yaitu
mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan
adanya sosialisasi terhadap keberadaan klinik
oleh pelanggan dan kemudian berupaya
sanitasi. Sosialisasi dalam penelitian ini dimaksudkan
memenuhinya, salah satunya yaitu pelanggan
sebagai segala hal yang dapat mendukung
membutuhkan penghargaan dan penghormatan.
masyarakat untuk berkunjung ke puskesmas untuk
Sehingga faktor petugas sebagai pemberi
berkonsultasi mengenai masalah kesehatan
pelayanan sangat berpengaruh terhadap minat
lingkungan mereka ke klinik sanitasi. Hal tersebut
pasien untuk berkunjung.
dapat berupa penyuluhan tentang klinik sanitasi
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
maupun informasi dalam bentuk selebaran atau
informan pasien bahwa petugas sanitarian antusias,
informasi dari mulut ke mulut.
ramah, respon baik terhadap kehadiran pasien, aktif,
jelas dan komunikastif dalam memberikan informasi

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

5
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

berkaitan dengan penyakit yang di derita. Namun


sebanyak 68 pasien, intervensi kesehatan lingkungan
terkadang juga petugas tidak berada di ruang
sebanyak 18 pasien dan kerja sama lintas program
konseling dan masih berada di lantai 2 atau juga
belum berjalan secara optimal.
masih ada pekerjaan lain sehingga pasien harus
Program klinik sanitasi Puskesmas Kendalsari
menunggu di ruang tunggu.
Kota Malang belum berjalan dengan maksimal, hal
Tindakan atau cara petugas dalam melakukan
ini dapat di lihat dari cakupan program klinik
pelayanan merupakan hal yang sangat
sanitasinya masih di bawah target puskesmas.
mempengaruhi pasien terkait dengan kesembuhan
Faktor penyebab rendahnya pemanfatan klinik
penyakitnya. Adanya perlakuan yang baik dan penuh
sanitasi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang
perhatian menjadi suatu daya tarik tersendiri dalam
adalah faktor pendorong (petugas) ketidakberadaan
pemberian pelayanan kepada pasien. Hal ini
petugas di ruangan konseling di mana pasien
memberikan kekuatan secara psikologis bagi pasien
akhirnya tidak di rujuk.
dan menumbuhkan motivasi untuk memanfaatkan
Kepada puskesmas untuk tingkatkan kerjasama
layanan yang diberikan (Rumengan, 2015).
lintas program, merubah jadwal pelayanan klinik
sanitasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan,
KESIMPULAN
mengusulkan penambahan tenaga ke Dinkes,
Berdasarkan hasil penelitian Evaluasi program
disediakan ruang khusus untuk pelaksanaan program
klinik sanitasi di puskesmas kendalsari kota malang
klinik sanitasi bagi puskesmas serta jaraknya
dapat disimpulkan :
disesuaikan.
Petugas pelaksana program klinik sanitasi di
Kepada Dinas Kesehatan, perlu adanya
puskesmas Kendalsari Kota Malang telah memiliki
penambahan tenaga sanitasi di puskesmas agar
latar belakang pendidikan kesehatan lingkungan,
petugas yang ada tidak merangkap tugas dan
dana untuk operasional program klinik sanitasi sudah
melakukan pembinaan serta pengawasan yang
mencukupi, dana tersebut bersumber dari dana BOK
berkelanjutan terhadap puskesmas agar program
puskesmas dan swadaya masyarakat, memiliki
klinik sanitasi dapat berjalan sesuai target.
ruangan untuk konseling namun belum terpisah
dengan program lainnya dan letak ruang kesling di
UCAPAN TERIMA KASIH
lantai 2, kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas
Kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat,
Kendalsari telah sesuai dengan buku pedoman dan
NTT yang telah memberikan kesempatan belajar
petunjuk teknis program klinik sanitasi.
kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan dan
Proses program klinik sanitasi di Puskesmas
mendukung secara finansial sehingga proses
Kendalsari Kota Malang seperti perencanaan
perkuliahan penulis berjalan lancar.
program klinik sanitasi di puskesmas kendalsari
sudah sesuai dengan langkah-langkahnya dan
DAFTAR PUSTAKA
tertuang dalam Penyusunan Plan Of Action (POA)
Achmadi, U. (2012). Dasar-dasar Penyakit Berbasis
Puskesmas. Pelaksanaan kegiatan konseling
Lingkungan. Rajawali Pers PT. Raja Grafindo
sebanyak 266 pasien, inspeksi kesehatan lingkungan
Persada : Jakarta.

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

5
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku Dalam:


Makassar.Jurnal Fakultas Kesehatan
Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.
Masyarakat; Makassar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman
Depkes RI. 2003. Panduan konseling bagi petugas
Pelaksanaan Klinik Sanitasi : Jakarta.
klinik sanitasi di puskesmas : Jakarta.
Pohan, I. S. (2003). Jaminan Mutu Pelayanan
Depkes RI. 2002. Pedoman Teknis Klinik Sanitasi
Kesehatan. Kesaint Blanc, Bekasi.
Untuk Puskesmas : Jakarta.
Putri, A.M., & Mulasari, S.A. 2018. Klinik sanitasi
Dodo, D., Trisnantoro, L., Riyarto, S. (2012).
Dan Peranannya Dalam Peningkatan Kesehatan
Analisis Pembiayaan Program Kesehatan Ibu
Lingkungan di Puskesmas Pajangan Bantul.
dan Anak Bersumber Pemerintah dengan
Jurnal Medika Respati 13, 9.
Pendekatan Health Account. Jurnal Kebijakan
Santoso, M. H. A., & Wahyono, B. 2018. Manajemen
Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1, pp 13-
Program Pelayanan Voluntary Counseling and
23.
Testing (VCT). HIGEIA (Journal of Public Health
Hartono, J. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis:
Research and Development),2(2): 205-215.
Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman.
Sari, E. (2012). Analisis Sumber Daya Organisasi
Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
dalam Pelaksanaan Program Klinik sanitasi
Hidayat, W. 2015. Studi Tentang Pelaksanaan
Puskesmas di Kabupaten Padang Pariaman
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Long Ikis
Tahun 2012.
Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. Journal
Sudjarno, I. M. (2012). Klinik Sanitasi Pengantar.
Ilmu Pemerintahan, 3(4): 1637–1651.
Jakarta, Poltekes Kesehatan.
Husnawati, dkk. (2017) Hubungan Pengetahuan
Wahyudin, U, Arifin, H. D, (2015) Sosialisasi
Dengan Pemanfaatan Klinik Sanitasi Pada Ibu
Sanitasi Diri dan Lingkungan di Pesantren Salafi
Bayi Dan Balita Penderita Diare Akut, Berkala
Melalui Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Kedokteran,Vol. 13No. 1,hal. 53-60.
Dalam Membentuk Sikap Santri Terhadap
Juliani A, Sidik D, Rismayani. (2012). Evaluasi
Sanitasi, Jurnal Kajian Komunikasi,Vol. 3 No.
program imunisasi puskesmas di Kota
2.Hal. 148-153.

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember

You might also like