Professional Documents
Culture Documents
Risiko Nuklir Fukushima
Risiko Nuklir Fukushima
Upik Sarjiati
Pusat Penelitian Sumberdaya Regional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2SDR-LIPI)
E-mail: upik.sarjiati@gmail.com
ABSTRACT
In the post-Fukushima nuclear disaster, the use of nuclear as safe, cheap and reliable energy resources
is contested. Some actors are considered that nuclear energy is danger for human and environment for long
term period. On the other hand, other actors are believed that nuclear is still important energy resources for
Japan’s economic development. Risk arises as consequences of science and technology development. Some studies
explained Fukushima nuclear disaster focusing on disaster management, energy politics, and technical aspect.
Different to previous studies, this article aims to analyze contestation of knowledge in risk nuclear construction in
the post-Fukushima nuclear disaster. Risk is not only real, but also constructed by various institution and actors
such as government, academicians, bureaucrats, scientists, and Tokyo Electric Power Company (TEPCO) as
nuclear reactor operator. Contestation of knowledge in nuclear risk construction comprises spreading and impact
of nuclear radiation, the food safety standard, and a victim categorization that determine the parties entitled
compensation. Contestation of knowledge and construction of nuclear risk urge new uncertainty in modern society.
Thus, public take strategies cope with the new uncertainty by carrying out anti-nuclear movement and citizen
science.
ABSTRAK
Pascabencana nuklir Fukushima, pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi yang aman, murah dan dapat
diandalkan kembali diperdebatkan. Berbagai pihak menilai energi nuklir dapat membahayakan kehidupan manusia
dan lingkungan dalam jangka panjang. Di sisi lain, beberapa pihak berpendapat bahwa nuklir masih menjadi
sumber energi yang penting bagi pembangunan ekonomi Jepang. Risiko nuklir merupakan salah satu bentuk risiko
yang timbul sebagai konsekuensi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa penelitian telah membahas
bencana nuklir dari sudut pandang manajemen bencana, politik energi, dan teknik. Berbeda dengan penelitian
sebelumnya, artikel ini menggunakan pendekatan risk society untuk mengkaji kontestasi pengetahuan dalam
konstruksi risiko nuklir pasca bencana nuklir Fukushima yang melibatkan pemerintah, akademisi, media, birokrat,
ilmuwan, dan Tokyo Electric Power Company (TEPCO) sebagai operator reaktor nuklir. Kontestasi pengetahuan
dalam konstruksi risiko nuklir mencakup penyebaran dan dampak radiasi nuklir, standar keamanan pangan, dan
kategorisasi korban bencana nuklir untuk menenentukan pihak yang berhak mendapatkan kompensasi. Kontestasi
pengetahuan dan konstruksi risiko nuklir menyebabkan suatu ketidakpastian baru dalam masyarakat modern.
Oleh karena itu, publik melakukan strategi untuk menghadapi risiko nuklir dan ketidakpastian dengan melakukan
gerakan anti-nuklir dan citizen science.
1
Artikel ini adalah bagian dari laporan penelitian “Bencana, Risiko dan Modernitas di Jepang” yang didanai oleh DIPA Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI). Penelitian ini dilakukan di Jepang pada tahun 2013.
Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 47
bencana nuklir Fukushima. Data sekunder dari risiko tertentu. Oleh karena itu, pengetahuan
berbagai sumber digunakan untuk menganalisis berperan penting dalam mengenali sebuah risiko
permasalahan konstruksi risiko nuklir. Penelitian sekaligus mendefinisikan risiko.
lapangan dilakukan di Tokyo selama dua minggu Menurut Foucault pengetahuan dan
pada bulan September 2013, dan dua minggu kekuasaan saling berkaitan di mana pengetahuan
pada bulan Oktober 2014. Penelitian lapangan dapat digunakan untuk menjalankan kekuasaan
dengan waktu yang terbatas digunakan untuk (Rouse, 2005). Foucault melihat kekuasaan
melakukan wawancara mendalam dengan aktor- bukan sebagai kelompok institusi dan mekanisme
aktor yang terlibat dalam perdebatan tentang yang menyebabkan orang tunduk terhadap
risiko nuklir seperti akademisi, NGO yakni negara melalui hukum dan peraturan atau
Citizen Nuclear Information Center (CNIC), sebuah dominasi satu pihak ke pihak lain, namun
orang tua, dan mahasiswa. Wawancara mendalam kekuasaan muncul dalam setiap interaksi sosial
dilakukan untuk melengkapi data dan informasi bahkan dalam hubungan yang paling intim
yang telah dimiliki oleh penulis melalui studi dan sejajar (Lynch, 2011, 19). Pengetahuan
pustaka. yang diproduksi oleh kekuasaan tidak
mengandung kebenaran abadi tetapi kebenaran
PEMBAHASAN yang dikonstruksikan yang bertujuan untuk
mempengaruhi publik melalui berbagai strategi.
Jepang dalam Masyarakat Berisiko
Oleh karena itu, kontestasi pengetahuan berbagai
Studi ini dilakukan dengan aktor terjadi dalam upaya mengkonstruksikan
mengembangkan konsep risk society atau sebuah risiko untuk mencapai tujuan-tujuan
masyarakat berisiko yang dikemukakan tertentu.
oleh Ulrich Beck. Konsep risk society yang
Beck (1992) menjelaskan bahwa faktor
dikemukakan oleh Beck dalam bukunya yang
ekonomi merupakan salah satu aspek yang
berjudul Risk Society: Toward New Modernity
memengaruhi konstruksi sebuah risiko. Dalam
diterbitkan pertama kali di Jerman pada tahun
rangka meningkatkan produktivitas, seorang
1986. Buku tersebut terbit sesaat setelah bencana
aktor akan memprediksi, mengembangkan,
nuklir Chernobyl terjadi sehingga pemikiran Beck
menguji dan menggali kemungkinan manfaat
mempengaruhi perdebatan tentang risiko sebagai
ekonomi dari suatu proses produksi, namun
konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
sering mengabaikan risiko yang ada. Oleh
teknologi. Argumen utama dari risk society yakni
karena itu, secara sistematis tercipta sebuah
peningkatan kesejahteraan dalam masyarakat
situasi economic blinded to risk atau risiko
modern diiringi oleh munculnya risiko baru
yang dibutakan oleh aspek ekonomi. Meskipun
(Beck 1992, 19). Beck memahami risiko
secara riil risiko itu ada, namun ada upaya untuk
sebagai kemungkinan terjadinya kerusakan atau
menutupi risiko sehingga risiko tersebut tidak
bencana akibat dari proses teknologi, politik,
terlihat. Kecenderungan mengabaikan risiko
sosial, komunikasi, dan proses lainnya. Risiko
yang dianggap kecil justru akan memperbesar
tidak hanya dianggap suatu hal yang riil seperti
risiko yang mengancam pada masa yang akan
ancaman radiasi nuklir, polusi udara, makanan
datang. Intangible threat (ancaman yang tidak
yang berasal dari rekayasa genetika, dan pupuk
terlihat) dapat dirasakan langsung apabila terjadi
kimia, namun risiko dipahami juga sebagai
sebuah kecelakaan atau bencana. Dengan kata
sebuah konstruksi sosial oleh insitusi-institusi
lain, pengalaman menjadi faktor penting untuk
sosial. Konstruksi risiko merupakan sebuah
mengetahuai adanya sebuah risiko.
proses politis yang akan mempengaruhi kebijakan
dan tindakan yang diambil oleh berbagai aktor Kecelakaan atau bencana akan membantu
(ilmuwan, pengusaha, NGO, media massa, terungkapnya intangible threat atau ancaman
dan ahli hukum) seperti penetapan pihak yang yang tersembunyi sehingga dapat memunculkan
bertanggungjawab jika terjadi kecelakaan, pengetahuan dan kesadaaran baru terkait
penetapan pihak yang dianggap sebagai korban, suatu ancaman atau risiko. Kesadaran risiko
pengajuan klaim kompensasi, dan pemilihan yang dialami oleh pihak yang terkena dampak
Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 49
penyebaran radioaktif yang dilepaskan oleh berada pada tingkat 4, kemudian berubah menjadi
reaktor nuklir Fukushima (Ishizuka, 2011). tingkat 5 dan 7 (skala 1-7 berdasarkan standar
internasional). Koide melihat hal tersebut sebagai
upaya TEPCO untuk menutupi informasi yang
sebenarnya dan untuk mengurangi kepanikan
masyarakat. Namun, apa yang dilakukan oleh
TEPCO justru memperlambat penanganan krisis
yang terjadi (Hiroaki, 2011).
Citizen Nuclear Information Center
(CNIC) yang berdiri pada tahun 1975
menjadi salah satu NGO di Jepang yang
aktif menyampaikan informasi tentang energi
nuklir termasuk isu keamanan, proliferation
dan ekonomi melalui majalah dan seminar
publik jauh sebelum bencana nuklir Fukushima
terjadi. Ketika bencana nuklir Fukushima
terjadi, CNIC menerima ratusan telepon dan
email yang meminta informasi terkait bencana
tersebut. CNIC memanfaatkan media online
seperti Ustream untuk menyampaikan informasi
dan analisis tentang bencana nuklir kepada
masyarakat yang lebih luas. beberapa hari
setelah ledakan pertama pada reaktor nuklir,
Sumber: Ishizuka 2011 CNIC telah menganalisis kemungkinan yang
Gambar 1. Peta penyebaran zat radioaktif di Jepang akan terjadi pada reaktor nuklir satu dan tiga.
Namun, hal tersebut baru disadari oleh TEPCO
dan Pemerintah Jepang dua bulan kemudian.
Selain itu, pada tanggal 18 Maret 2011 CNIC
Sebelum bencana nuklir Fukushima
memberikan masukan kepada pemerintah untuk
terjadi, ahli nuklir dari Universitas Kyoto,
mengevakuasi penduduk yang berada di radius 30
Koide Hiroaki, telah mengungkapkan bahaya
km karena adanya bahaya paparan radiasi tetapi
energi nuklir. Argumentasi Koide dituangkan
baru dilakukan oleh pemerintah pada tanggal 22
dalam bukunya yang berjudul “Going Beyond
April 2011 (Liscutin, 2011).
the Realities of Radioactive Contamination”
yang ditulis pada tahun 1992, dan “Genpatsu Bocornya pipa reaktor nuklir Daichi
no uso” (the Lies of nuclear Power) yang Fukushima dan pembuangan limbah air radioaktif
ditulis pascabencana Fukushima (Harlan ke laut menyebabkan air dan produk laut tercemar
2011, Hiroaki, 2011). Koide menjadi salah oleh zat radioaktif. TEPCO menyatakan air
satu ahli nuklir yang memberikan penjelasan limbah radioaktif yang dibuang ke laut mencapai
mengenai bencana nuklir sekaligus memberikan 300 ton per hari sejak tahun 2011. TEPCO
kritikan kepada pemerintah dan TEPCO. dan pemerintah menyatakan pembuangan
Koide berpendapat bahwa ledakan reaktor limbah radioaktif tersebut tidak melebih batas
Fukushima no 4 menyebabkan kontaminasi keamanan yang ditetapkan oleh pemerintah
cesium 137 mencapai 14.000 kali lebih besar dari sehingga pencemaran radioaktif dalam dosis yang
konataminasi yang disebabkan oleh bom atom rendah tidak membahayakan kesehatan. Namun,
Hiroshima (Reuters, 2013). Di sisi lain, TEPCO beberapa peneliti mengungkapkan pendapat
memberikan pernyataan yang tidak konsisten yang berbeda. Limbah radioaktif yang dibuang
terkait dengan tingkat keparahan kecelakaan oleh TEPCO sebanyak 300 ton per hari belum
nuklir. Pada awalnya, TEPCO menyatakan termasuk limbah yang mengalir akibat kebocoran
tingkat keparahan kecelakaan nuklir Fukushima pipa reaktor nuklir.
Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 51
Fukushima SCCC menggunakan standar PRV’s itu, external exposure terjadi ketika zat radioaktif
untuk megetahui tingkat keamanan pangan, dan mengenai langsung melalui kulit tubuh.
hal itu dilakukan untuk melindungi produsen. Beberapa zat radioaktif ada yang dengan
Pada bulan April 2012 SCCC merevisi standar mudah diserap tubuh dan bertahan. Iodin akan
yang digunakan dengan menetapkan kandungan diserap oleh kelenjar tyroid, sedangkan strontium
radioaktif sebesar 10 Bq/kg untuk susu, air akan diserap oleh tulang. Zat radioaktif tersebut
minum, makanan bayi dan beras, 20 Bq/kg untuk dapat merusak gen sehingga sebagian gen akan
daging dan telur, dan 50 Bq/kg untuk sayuran. mati, rusak, atau bermutasi. Hal yang paling
Perubahan dilakukan oleh SCCC setelah menuai membahayakan dari radiasi nuklir adalah
kritik dari konsumen yang tergabung dalam tidak dapat dirasakan oleh lima pancaindera
SCCC. manusia. Ketika kita terpapar radiasi nuklir, kita
Te r k o n t a m i n a s i n y a m a k a n a n d i tidak merasakan apa-apa dan gejalanya timbul
beberapa daerah yang dekat dengan reaktor bisa seminggu, setahun, atau beberapa tahun
nuklir Fukushima tidak hanya mencemaskan kemudian. Gejala yang sering timbul adalah
penduduk lokal, namun juga penduduk di mual, muntah, kelelahan, rambut rontok, diare,
daerah lain. Paparan radiasi menyebabkan dan gejala tersebut tergantung dari level paparan
terganggunya food supply chain (rantai pasokan radiasi. Radiasi nuklir juga dapat menyebabkan
pangan) di Jepang secara nasional. Fukushima timbulnya penyakit kanker dan leukimia.
Prefecture menjadi pemasok keempat terbesar Ancaman radioaktif telah dirasakan oleh
produk pertanian ke Tokyo dan wilayah lainnya masyarakat Jepang ketika bom atom menghantam
sehingga hasil pertanian dari daerah tersebut kota Hiroshima dan Nagasaki pada bulan
dikhawatirkan terkontaminanasi zat radiokatif. Agustus 1945. Kedua bom atom tersebut telah
Selain itu, teh yang berasal dari beberapa daerah meluluhlantakkan kedua kota, menyebabkan
seperti Shizukoka, Saitama Ibaraki, Kanagawa, lebih dari dua ratus ribu orang meninggal dunia,
Chiba dan Tochigi Prefecture mengandung zat menyisakan orang-orang yang sakit akibat
radioaktif sehingga dilarang untuk diekspor ke paparan radiasi nuklir dan ratusan anak yang lahir
Perancis pada periode bulan April 2011-Maret dengan sakit atau cacat bawaan. Selain sakit yang
2012 (Tanimura, 2013). Bencana Fukushima seketika diderita akibat pengeboman, bom atom
berdampak besar terhadap sektor perikanan tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah
di Jepang. Penelitian yang dilakukan oleh penderita kanker, keloids, a-boms cataracts,
Fisheries Agency terhadap 14.773 sampel produk perubahan kromosom, dan meningkatnya jumlah
perikanan dari Fukushima Perfecture, dan 24.360 kematian ibu hamil (Atomic Bomb Museum,
sampel dari laut menunjukkan 53 persen dari 2014).
sampel yang ditangkap pada perioder Maret-Juni
Dampak radiasi nuklir terhadap
2011 mengandung radioktif lebih dari 100 Bq/kg
kesehatan tidak lepas dari perdebatan para ahli.
(Yoshida, 2013).
Seorang ahli medis, Prof. Yamashita Shunici,
telah melakukan survei tentang dampak radiasi
Dampak Radiasi terhadap Kesehatan terhadap kesehatan di Fukushima Perfecture.
Beberapa zat radioaktif yang terkandung Dari survei yang telah dilakukan, tidak diperoleh
dalam atom nuklir adalah iodine 131, cesium sampel yang terpapar radiasi dalam dosis tinggi
127, dan strontimum 90 yang memaparkan sinar sehingga disimpulkan bahwa bahwa radiasi
alpha, beta, dan gamma. Masing-masing sinar nuklir Fukushima hanya berdampak kecil pada
radioaktif memiliki karakteristik dan kekuatan kesehatan manusia. Manurut Yamashita hasil
yang bebeda-beda. Paparan radioaktif dapat survei tersebut sesuai dengan penelitian yang
terjadi melalui dua cara, yakni internal exposure dilakukannya pasca bencana nuklir Chernobyl
dan external exposure. Internal exposure terjadi (Wataru et.al., 2012). Penelitian yang dilakukan
apabila zat radioaktif masuk ke tubuh melalui oleh U.N Scientific Committee on the Effect of
mulut bersama dengan makanan dan minuman, Atomic Radiation (UNSCEAR) (2013) juga
atau melalui hidung ketika bernafas. Sementara menunjukkan bahwa radiasi nuklir Fukushima
Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 53
RESPONS PUBLIK TERHADAP RISIKO diragukan kebenarannya. Oleh karena itu,
DAN KETIDAKPASTIAN BENCANA masyarakat berinisiatif untuk menggali informasi
NUKLIR sebanyak-banyaknya dari berbagai media,
Bencana nuklir Fukushima menyebabkan seperti buku, media massa, internet, blog,
kerusakan kehidupan manusia dan lingkungan twitter, dan televisi. Untuk memahami secara
serta menimbulkan situasi yang serba tidak benar apa yang terjadi dengan bencana nuklir,
pasti. Kesimpangsiuran informasi yang masyarakat mulai mempelajari hal-hal yang
disampaikan berbagai pihak seperti birokrat, terkait dengan nuklir, seperti zat radioaktif
TEPCO, media massa, NGO dan ilmuwan cesium, iodine, strontium, plutonim, serta ukuran
menyebabkan kebingungan dan kepanikan dosis radioaktif seperti bacquerel and sievert.
masyarakat. Koordinasi antara pemerintah dan Selain itu, publik mulai mempelajari peristiwa
TEPCO dalam menangani kecelakaan reaktor kecelakaan nuklir Chernobyl pada tahun 1986
nuklir terlihat tidak efektif. Hal-hal tersebut sebagai dasar untuk memahami bencana nuklir
menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat Fukushima. Pengetahuan tersebut penting untuk
terhadap pemerintah dalam penanganan bencana menilai dan memilah informasi yang benar dan
nuklir Fukushima. Oleh karena itu, masyarakat tidak. Masyarakat mulai meragukan kebenaran
melakukan berbagai strategi untuk menghadapi kampanye nuklir sebagai energi yang “safe,
bencana nuklir Fukushima seperti mengungsi cheap, and reliable” yang telah dilakukan oleh
ke daerah yang lebih aman, memilih makanan nuclear village.
dari daerah tertentu, dan mendeteksi adanya CNIC merupakan salah satu NGO
radiasi nuklir di kawasan tertentu. Kemajuan antinuklir yang menyediakan berbagai informasi
teknologi informasi membantu masyarakat untuk mengenai energi nuklir. CNIC didirikan oleh
mengumpulkan dan menyebarkan berbagai seorang ahli nuklir, Dr. Jinzaburo Takagi, pada
informasi terkait dengan bencana nuklir melalui tahun 1975. CNIC secara aktif mengumpulkan
internet, media sosial, website, dan telepon dan menganalisis informasi terkait dengan
seluler. Oleh karena itu, publik mendapatkan energi nuklir dari aspek keamanan, ekonomi,
pemahaman baru tentang energi nuklir yang tidak dan isu proliferation serta melakukan berbagai
aman digunakan untuk mendukung industrialisasi penelitian terkait dengan isu nuklir. CNIC
dan pembangunan. Pemahaman baru tentang telah menerbitkan majalah cetak dan online,
energi nuklir dan risiko didalamnya menjadi salah menyelenggarakan seminar pendidikan publik
satu faktor yang menggerakan massa melakukan untuk menginformasikan hasil penelitiannya.
gerakan anti-nuklir. Bagian ini akan menjelaskan Pascabencana 3/11, CNIC mendapatkan banyak
dua tipe respons publik terhadap risiko radiasi permintaan dari masyarakat mengenai informasi
nuklir seperti munculnya citizen science, dan bencana nuklir Fukushima. Oleh karena itu,
meningkatnya gerakan anti-nuklir pasca bencana CNIC membuat program berita di Ustream
nuklir Fukushima untuk menyebarkan informasi bencana nuklir
Fukushima. CNIC memberikan pernyataan
bersama terkait krisis nuklir dan mengkritisi
Distribusi Pengetahuan dan Citizen Science
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Ketidakjelasan informasi mengenai CNIC berpendapat bahwa TEPCO telah
radiasi nuklir Fukushima yang disampaikan menyembunyikan berbagai informasi tentang
oleh pemerintah, TEPCO, peneliti, dan media kerusakan reaktor nuklir dan kemungkinan
massa menciptakan ketidakpastian. Penyebaran terjadinya kecelakaan. Terkait dengan keselamatan
berbagai informasi yang sangat cepat mengenai penduduk, CNIC memberi masukan kepada
bencana nuklir Fukushima melalui media pemerintah untuk mengevakuasi penduduk
massa, televisi, internet dan media sosial seperti yang berada dalam radius 30 km dari PLTN
twitter dan Ustream menyebabkan kepanikan Fukushima (CNIC, 2011a) dan meningkatkan
dan ketakutan masyarakat. Ketidakpercayaan batas maksimum dosis radiasi menjadi dari 50
masyarakat terhadap pemerintah dan TEPCO mSv menjadi 250 mSv bagi pekerja TEPCO
menyebabkan informasi yang disampaikan
Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 55
tindakan. Informasi yang diperoleh memberikan nuklir sebagai energi yang aman digunakan.
pandangan yang berbeda tentang krisis Fukushima Sejak tahun 1950-an Pemerintah Jepang bersama
serta bahaya radiasi yang ditimbulkan. Terdapat dengan media massa, politikus, birokrat,
dua jenis pengetahuan yang muncul dari dan akademisi mengkampanyekan nuklir
perdebatan krisis nuklir, yakni pengetahuan sebagai energi yang “safe, cheap, and reliable”.
yang muncul dari kelompok masyarakat yang Nuklir dianggap sebagai sumber energi yang
terkena dampak yang diliputi oleh rasa takut, dapat mendukung proses industrialisasi yang
cemas, depresi, dan simpati di antara mereka dan sedang dilaksanakan oleh Jepang pascaperang
pengetahuan yang berasal dari kelompok rezim dunia kedua. Selain itu, keterbatasan sumber
nuklir atau nuclear village (Kohso, 2012). energi yang dimiliki serta usaha pengurangan
ketergantungan luar negeri atas minyak mentah
Gerakan Antinuklir Di Jepang menjadi pendorong Pemerintah Jepang untuk
mengembangkan nuklir sebagai salah satu
Bencana nuklir Fukushima memberikan
strategi menjaga ketahanan energi Jepang.
pemahaman baru bagi masyarakat Jepang
Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan
mengenai energi nuklir. Bagi sebagian besar
industri energi nuklir terlihat dengan dibangunnya
masyarakat Jepang, nuklir tidak lagi dianggap
54 reaktor nuklir di berbagai wilayah di Jepang,
sebagai energi yang aman, namun energi yang
seperti di Fukushima, Onagawa, Kashiwazaki
membahayakan. Meskipun paparan radiasi nuklir
Kariwa, Miihama, Tsuruga, Monju, Takahama,
Fukushima sampai saat ini tidak menyebabkan
Shika, Tomari, Higashidori, Hamaoka, Sendai,
kematian manusia secara langsung, paparan
Genkai, dan Ikata. Kenyataannya, terjadi
radiasi yang dilepaskan dianggap sebagai
kerusakan pada beberapa reaktor nuklir yang
ancaman bagi kesehatan manusia dalam
berisiko menyebabkan terjadinya pencemaran zat
jangka panjang. Seperti yang telah diuraikan
radioaktif. Namun, berbagai cara di tempuh oleh
sebelumnya, perdebatan mengenai radiasi nuklir
operator PLTN dan pemerintah untuk menutupi
pasca bencana Fukushima yang melibatkan
kasus tersebut untuk menjaga citra nuklir
banyak aktor menciptakan sebuah kondisi
sebagai sumber energi yang aman bagi manusia
ketidakpastian bagi masyarakat. Selain itu,
dan lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat
hilangnya kepercayaan terhadap pemerintah
percaya terhadap pemanfaatan nuklir sebagai
Jepang dalam penanganan bencana nuklir
sumber energi yang aman. Hal ini terlihat dari
Fukushima mendorong masyarakat melakukan
hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perdana
berbagai strategi untuk menghadapi kondisi
Menteri pada tahun 2009 yang menunjukkan 60%
ketidakpastian serta untuk melindungi diri dan
dari jumlah penduduk mendorong penambahan
keluarganya terhadap ancaman radiasi nuklir.
jumlah reaktor nuklir di Jepang (Aldrich, 2013).
Beberapa strategi yang dilakukan adalah
melakukan protes, demonstrasi massal, dan Sebelum terjadinya bencana Fukushima,
negosiasi menuntut Pemerintah Jepang untuk gerakan anti nuklir bersifat lokal seperti
menghentikan pemanfaatan nuklir sebagai gerakan lingkungan lain yang berkembang pada
sumber energi di Jepang. tahun 1960-an seiring terjadinya pencemaran
lingkungan akibat dari proses industrialisasi.
Demonstrasi antinuklir yang dilakukan
Lesbirel (1998) dan Aldirch (2008) menggunakan
oleh puluhan orang hingga ribuan orang di Tokyo
konsep politik Not in My Backyard Please
dan daerah lain merupakan pemandangan yang
(NIMBY) untuk melihat gerakan sosial di Jepang
biasa di Jepang pascabencana nuklir Fukushima.
sebagai respon rencana pembangunan fasilitas
Demonstrasi yang menuntut dihentikannya
publik, termasuk pembangunan reaktor nuklir.
operasi PLTN di Jepang diikuti oleh berbagai
Gerakan antinuklir terjadi di berbagai wilayah
kalangan seperti artis, akademisi, peneliti,
yang akan dibangun reaktor nuklir dan diikuti
pengacara, aktivis, ibu rumah tangga, orang tua,
oleh berbagai pihak seperti, petani dan nelayan.
pekerja kantoran, anak muda dan lain sebagainya.
Penyebabnya, pembangunan reaktor nuklir
Gerakan tersebut merupakan bentuk dari
dianggap akan menganggu kehidupan ekonomi
ketidakpercayaan masyarakat Jepang terhadap
Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 57
kembali enam reaktor nuklir di Jepang pada akhir yang bersumber dari biogas, air, angin dan sinar
tahun 2013. Pasca bencana nuklir Fukushima, 48 matahari belum dapat menggantikan energi
reaktor nuklir di Jepang dinonaktifkan sementara nuklir. Oleh karena itu, kontestasi pengetahuan
waktu dan akan dioperasikan kembali setelah risiko nuklir merupakan relasi kekuasaan antar
mendapatkan pemeriksaan. Pada peringatan aktor yang akan mengarah pada penyusunan
dua tahun bencana nuklir, ribuan masyarakat pemanfaatan kebijakan energi nuklir di Jepang
menggelar demonstrasi antinuklir di Tokyo di masa yang akan datang.
Park. Demonstrasi anti nuklir dilakukan juga di Kemajuan teknologi informasi
Hakodate City, Hokkaido Prefecture yang diikuti meningkatkan percepatan penyebaran informasi
oleh 400 orang, Ehime Prefecture diikuti 400 terkait dengan bencana nuklir Fukushima.
orang dan di Osaka City diikuti oleh 11.000. Aksi Produksi dan distribusi pengetahuan pasca
tersebut dilakukan untuk menolak pengoperasian bencana nuklir Fukushima menjadi salah satu
kembali reaktor nuklir yang berada di wilayahnya pemicu gerakan sosial seperti munculnya citizen
(Japan Press Weekly, 2013). Pada bulan April science dan gerakan antinuklir sebagai strategi
2015, dua reaktor nuklir Kyushu Electic Co di untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian
Sendai, Kagoshima Perfecture akan diaktifkan yang terjadi. Gerakan sosial tersebut merupakan
kembali setelah dinyatakan lulus pemeriksaan respons dari menurunnya ketidakpercayaan
oleh Nuclear Regulation Authority (NRA) (The publik terhadap Pemerintah Jepang dalam
Asahi Shimbun, 2015). menangani bencana nuklir Fukushima.
Risiko dalam masyarakat modern
PENUTUP dipahami sebagai risiko yang dikonstruksi.
Perdebatan risiko nuklir pasca bencana Meskipun secara riil risiko nuklir itu ada, pada
Fukushima yang melibatkan banyak aktor akhirnya risiko adalah hasil dari konstruksi
memperlihatkan kompleksitas masalah yang yang diperdebatkan oleh berbagai aktor.
ditimbulkan oleh bencana. Masing-masing Beck (1992) berpendapat bahwa risiko dapat
aktor berusaha mengkonstruksikan risiko nuklir diubah, didramatisasi, dibesar-besarkan atau
untuk mencapai tujuannya dan melindungi diperkecil dengan pengetahuan. Oleh karena
kepentingannya. Dengan pengetahuan risiko itu, media massa, ilmuwan, dan legal profession
nuklir yang dimiliki, setiap aktor akan memilah berperan penting dalam mendefinisikan atau
dan memilih informasi yang digunakan untuk mengkonstruksi sebuah risiko. Kontestasi
mengkonstruksikan risiko nuklir. Perdebatan pengetahuan dalam mendefinisikan risiko
risiko nuklir yang terjadi pasca bencana nuklir muncul dari pihak yang terkena dampak atau
Fukushima mencakup besaran besarnya bencana, dirugikan dan dari pihak yang mendapatkan
dampak bencana nuklir terhadap lingkungan, dan keuntungan. Dalam kasus bencana industri dan
kesehatan manusia, standar keamanan pangan teknologi seperti bencana nuklir Fukushima,
dan pengelompokan korban bencana nuklir yang kontestasi pengetahuan dalam mengkonstruksi
berhak mendapatkan kompensasi. Perdebatan risiko terlihat jelas karena dalam bencana tersebut
risiko nuklir terseut akan berlangsung dalam harus ada pihak yang bertanggung jawab atas
jangka panjang. Di satu sisi, radiasi nuklir yang bencana yang terjadi.
ditimbulkan oleh bencana nuklir Fukushima
berdampak panjang dan dapat diketahui akibatnya PUSTAKA ACUAN
setelah jangka waktu yang lama. Hal ini terjadi
pada bencana industrial penyakit Minamata pada
Aldrich, D.P. (2008). Site Fights: Divisive Facilities
tahun 1960an dimana para korban dan keluarga and Civil cociety in Japan and the West. New
hingga kini masih menuntut kompensasi dari York: Cornell Univeristy Press.
pemerintah dengan memberikan bukti dan --------- (2013). “Post-Fukushima Nuclear Politics
justfikasi yang berbeda. Di sisi lain, kebutuhan in Japan, part 3: Empowerd Anti-nuclear sen-
energi untuk industrialisasi dan pembangunan timent.” The Monkey Cage, 3 April. Diakses
ekonomi Jepang semakin besar. Energi altrnatif tanggal 10 Januari 2014 (http://themonkeycage.
Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 59
Diakses tanggal 10 Agustus 2012 ( http://www. The Asahi Shimbun. (2015). “Editorial: Consesus-
japanfocus.org/events/view/102) building Process Needed for Nuclear Policy
Petryna, A. (2002). Life Exposed: Biological Citizens Decision”. The Asahi Shimbun. Diakses tang-
after Chernobyl. Princeton: Princeton Univer- gal 4 Februari 2015 http://ajw.asahi.com/article/
sity Press. views/editorial/AJ201501060058
Reuters. (2013). “Insight: After Disaster, the Dead- The National Diet of Japan. 2012. Official Report of
liest Part of Japan’s Nuclear Clean-up”. Re- The Fukushima Nuclear Accident Independent
uters, Agustus 2013. Diakses tanggal 13 Investigation Commission.Tokyo: The National
Maret 2014 (http://www.reuters.com/arti- Diet of Japan
cle/2013/08/14/us-japan-fukushima-insight- UNSCEAR. (2013). “No Immediate Health Risks
idUSBRE97D00M20130814). from Fukushima Nuclear Accident Says UN
Sarjiati, U. (2014). “Kontestasi Pengetahuan dan Kon- Expert Science Panel”. Press Release, 2013
struksi Resiko Bencana: Kasus Minamta dan May 31. Diakses tanggal 19 November 2013
Nuklir Fukushima”. Jurnal Global & Strategis, (http://www.unis.unvienna.org/unis/en/press-
8 (2): 215-231. rels/2013/unisinf475.html).
Sarjiati, U. (2015). “Nuclear Village and Risk Con- Wataru, I. et.al. (2012). “Tyroid Cancer in Fukushi-
struction in Japan: A Lesson Learned for Indo- ma: Science Subverted in the Service of State”.
nesia”. Journal of Indonesian Social Sciences Diakses tanggal 14 Maret 2013 (http://www.ja-
and Humanities, 5: 39-52. panfocus.org/-Iwata-Wataru/3841).
Soranse, M.P. & Christiansen, A. (2013). Ulrich Beck: World Health Organization (WHO). (2012). Prelimi-
An introduction to the theory of second moder- nary Dose Estimation from Nuclear Accident
nity and the risk society. New York: Routledge. after the 2011 Great East Japan Earthquake and
Tsunami. Geneva: WHO. Diakses tanggal 19
Tanimura, N. (2013). “Radioaktif Contamination of
November 2013 (http://apps.who.int/iris/bitstr
Japanese Tea After the Fukushima Nuclear Ac-
eam/10665/44877/1/9789241503662_eng.pdf)
cident”. Nuke Info Tokyo 152, Jan/Feb. Diak-
ses tanggal 20 Oktober 2013 (http://www.cnic. Yorifuji, T. et al. (2013). “Minamata Disease: A
jp/english/newsletter/nit152/nit152articles/02_ Challenge for Democracy and Justice”. Late
Japanesetea.html). Lessons from Early Warnings: Science, Pre-
caution, Innovation. Copenhagen, Denmark:
TEPCO. (2011a). “Payment of Temporary Compensa-
European Environment Agency. Diakses tang-
tion for Damages Caused by Evacuation”. Press
gal 27 Agustus 2013 (http://www.eea.europa.
Release, 15 April 2011. Diakses tanggal 12 Ma-
eu/publications/late-lessons-2).
ret 2013 (http://www.tepco.co.jp/en/press/corp-
com/release/11041501-e.html). Yoshida, R. (2013). “Experts Play Down Fish Ra-
diation Fear”. The Japan Times, Oct 20, 2013.
--------- (2011b). “Permanent Compensation for Nu-
Diakses tanggal 14 Maret 2014 (http://www.
clear Damages by the Accident at Fukushima
japantimes.co.jp/news/2013/10/20/national/
Daichi Nuclear Power Station and Fukushima
experts-play-down-fish-radiation-fear/)
Daini Nuclear Power Station”. Press Release,
30 Agustus 2011. Diakses tanggal 12 Maret Zinn, J.O. (2008). “Introduction: The Contribution
2013 (http://www.tepco.co.jp/en/press/corp- of Sociology to Discourse on Risk and Uncer-
com/release/11083007-e.html). tainty”. dalam Zinn, Jens.O (ed.), 2008. Social
Theories of Risk and Uncertainty: An Introduc-
-------- (2012). “Start of Compensation Payouts
tion. Malden, MA: Blackwell Publishing
for Voluntary Evacuees from Southern Fu-
kushima Prefecture”. Press Release, 11 Juni
2012. Diakses tanggal 14 Maret 2013 (http://
www.tepco.co.jp/en/press/corp-com/re-
lease/2012/1205326_1870.html).
Tomomi, Y&Ruiko, M. (2012). “Muto Ruiko and the
Movement of Fukushima Resident to Pursue
Criminal Charges Againts TEPCO Executive
and Government Officials.” The Asia-Pacific
Journal 10, 27 (2). Diakses tanggal 14 Ma-
ret 2013 (http://japanfocus.org/-Muto-Rui-
ko/3784).