Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

2021 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 06 Oktober 2021

Pengaruh Terapi Murotal Ar Rahmaan terhadap


Nyeri pada Ibu Pasca Operasi Caesar
di RS Wijaya Kusuma
Purwokerto

Ikit Netra Wirakhmi1*


1
Program Studi Keperawatan Program Sarjana, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa
1
ikitnetra@gmail.com*

ABSTRACT

One of the complaints that are often experienced by post-SC patients is pain in the incision area
caused by tearing of tissue in the abdominal wall and uterine wall. This study uses Quasi
Experimental design method with a Pretest-Posttest Control Group Design approach. The sampling
technique in this study was consecutive sampling. The sample size was 12 post-SC mothers as the
intervention group and 7 post-SC mothers as the control group. The intervention group received Ar
Rahmaan murotal listening therapy while the control group was not given any therapy. Ar Rahmaan's
letter used with Ahmad Saud's qori which has been validated in the art laboratory of the Faculty of
Culture and Arts, Semarang State University, medium timbre, 44 Hz pitch, regular and consistent
harmony, andate rhythm, 60 decibel volume, medium intensity which is played through a digital media
player and earphones for 13 minutes 55 seconds. Pain intensity scale using Visual Analogue Scale
(VAS). The results of the Mann Whitney test showed that there was no significant difference in the
mean reduction in pain between the control group and the treatment group with p value = 0.06 (p >
0.05).

Keywords: case study, auditory hallucinations, schizophrenia

ABSTRAK

Salah satu keluhan yang sering dialami pasien post SC adalah nyeri pada daerah insisi yang
disebabkan oleh robeknya jaringan pada dinding perut dan dinding uterus. Penelitian ini
menggunakan metode Quasi Experimental Design dengan pendekatan Pretest-Posttest Control
Group Design. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive sampling. Besar
sampel adalah 12 ibu pasca SC yang sebagai kelompok intervensi dan 7 ibu pasca SC sebagai
kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan terapi mendengarkan murotal Ar Rahmaan
sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan terapi apapun. Surat Ar Rahmaan yang digunakan
dengan qori Ahmad Saud yang telah divalidasi di laboratorium seni Fakultas Budaya dan Seni
Universitas Negeri Semarang timbre medium, pitch 44 Hz, harmony regular dan consistent, rythm
andate, volume 60 decibel, intensitas medium yang diperdengarkan melalui digital media player dan
earphone selama 13 menit 55 detik. Skala intensitas nyeri menggunakan Visual Analogue Scale
(VAS). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan rerata nyeri
yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan nilai p = 0.06 (p > 0.05).

Kata kunci : murotal ar rahmaan, nyeri pasca operasi caesar

PENDAHULUAN operasi Sectio Caesarea (SC). Salah satu


Proses persalinan tidak selalu keluhan yang sering dialami pasien post
berlangsung secara spontan (pervaginam) SC adalah nyeri pada daerah insisi yang
tetapi memerlukan tindakan seperti disebabkan oleh robeknya jaringan pada
dinding perut dan dinding uterus. Subekti

Wirakhmi 558
(2014) menyebutkan angka kejadian SC sakit dibandingkan kepada pasien dengan
menurut WHO, menetapkan standar rata- spiritualitas tinggi (Haryani, A., Febriyanti,
rata persalinan SC di suatu negara sekitar P. (2015) dalam (Muzaenah, Budiati and
5-15% dari seluruh kelahiran (Zuhana, Hidayati, 2021).
Prafitri and Ersila, 2020). Smeltzer dan Salim (2012) dan Gunawan (2019)
Bare (2012) dalam (Wirakhmi and menyebutkan salah satu surat dalam Al
Hikmanti, 2016) menyatakan bahwa efek Qur’an yang dapat digunakan sebagai
membahayakan dari nyeri dibedakan terapi murotal adalah surat Ar Rahmaan
berdasarkan klasifikasi nyeri, yaitu nyeri karena memiliki banyak ayat yang
akut dan nyeri kronis. Selain merasa berulang-ulang sehingga dapat
ketidaknyamanan dan mengganggu, nyeri mengalihkan perhatian sekaligus
akut yang tidak reda dapat mempengaruhi berfungsi sebagai hypnosis. Pada kondisi
sistem pulmonary, kardiovaskular, ini, otak akan memproduksi hormone
gastrointestinal, endokrin, dan serotonin dan endorfin yang membuat
immunologik. seseorang merasa nyaman, tenang dan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia bahagia (Wirakhmi, Utami and Purnawan,
tahun 2016 menyatakan bahwa nyeri yang 2018). Penelitian (Wirakhmi, Utami and
dialami pasien sectio caesarea dinamakan Purnawan, 2018) didapatkan hasil
nyeri akut. Nyeri akut merupakan mendengarkan murotal Al Quran lebih
pengalaman sensori yang berkaitan efektif mengurangi rasa sakit pada
dengan jaringan aktual, secara mendadak penderita hipertensi dibandingkan dengan
yang berintensitas ringan hingga berat musik Mozart.
yang berlangsung kurang dari 3 bulan Berbagai jenis manajemen nyeri non
(Deliana et al., 2021). Ketidaknyamanan farmakologi telah banyak diterapkan
atau nyeri merupakan keadaan yang dalam tatanan pelayanan keperawatan.
harus diatasi dengan manajemen nyeri, Namun, penggunaan manajemen nyeri
karena kenyamanan merupakan non farmakologi di Indonesia masih belum
kebutuhan dasar manusia (Patasik, Julia optimal. Teknik relaksasi yang paling
and Rottie, 2013). sering digunakan yaitu nafas dalam dan
Penatalaksanaan nyeri pada ibu post teknik distraksi. Akan tetapi belum ada
SC dapat dilakukan dengan terapi prosedur tertulis mengenai teknik relaksasi
farmakologis dan non-farmakologis. untuk mengurangi rasa nyeri pasca bedah
Penatalaksanaan nyeri dengan yang ditetapkan menjadi standar
farmakologis menggunakan obat-obat pelayanan keperawatan. Selain itu belum
analgesik narkotik baik secara intravena ada penggunaan alat audiovisual yang
maupun intramuskular. Akan tetapi secara khusus disiapkan untuk
penggunaan rutin analgesik sebagai terapi mempermudah pasien memahami dan
untuk mengontrol nyeri tidaklah cukup, melakukan prosedur teknik relaksasi dan
pasien masih merasakan nyeri yang berat terapi audio dengan benar dan tepat
sehingga diperlukan terapi dan intervensi (Nurdiansyah, 2015).
lain sebagai tambahan (Latifah and Berdasarkan latar belakang di atas
Ramawati, 2018). Al Kaheel (2012) dalam maka peneliti tertaruk untuk melakukan
(Wirakhmi and Hikmanti, 2016) penelitian tentang “Pengaruh terapi
menyampaikan bahwa salah satu tindakan murotal Ar Rahmaan terhadap nyeri pada
nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri ibu pasca operasi caesar di RS Wijaya
adalah distraksi pendengaran adalah Kusuma Purwokerto”.
melalui murotal Al Quran.
Mendengarkan pembacaan doa METODE PENELITIAN
merupakan salah satu sarana intervensi Penelitian ini menggunakan metode
spiritualitas (Muzaenah, Budiati and Quasi Experimental Design dengan
Hidayati, 2021). Spiritualitas sebagai pendekatan Pretest-Posttest Control
bagian dari emosi berperan dalam Group Design. Rancangan Quasi
persepsi terhadap rasa sakit (nyeri), Experimental minimal memenuhi satu dari
pasien dengan spiritualitas rendah lima tiga syarat rancangan true experiment
kali lebih besar berpotensi menderita rasa yaitu: sampel diambil secara acak, ada

Wirakhmi 559
kelompok kontrol, dan adanya intervensi. No Karakteristik Katagori
� f
perlakuan kontrol
Rancangan Pretest-Posttest Control 1 Usia < 20 tahun 0 1
Group Design dilakukan dengan menilai 20 - 35
9 6
sebelum dan setelah perlakukan pada tahun
> 35 tahun 3 0
kelompok kontrol dan intervensi (Sugiyono, Jumlah 12 7
2009). 2 Paritas Primipara 2 2
Populasi dalam penelitian ini adalah Multipara 10 4
Grandemul 0 1
pasien pasca operasi SC di RS Wijaya tipara
Kusuma Purwokerto yang ditemukan pada Jumlah 12 7
bulan Agustus – September 2015 (2
bulan). Teknik pengambilan sampel dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa
penelitian ini adalah consecutive sampling. karakteristik responden terbanyak pada
Tidak dilakukan proses randominasi pada usia 20 – 35 tahun pada kelompok
pembagian jumlah sampel. Pada perlakuan (75%) maupun kontrol (85.7%)
consecutive sampling, semua responden dan pada kategori paritas multipara yaitu
yang datang dan memenuhi kriteria pada kelompok perlakuan (83.3%)
pemilihan dimasukkan dalam penelitian maupun control (57.1%). Hasil ini sesuai
sampai jumlah responden terpenuhi dengan penelitian (Zuhana, Prafitri and
(Sastroasmoro dan Ismael., 2012). Besar Ersila, 2020) yang menyatakan bahwa
sampel didapatkan 12 ibu pasca SC yang sebagian besar responden (83,3%) yang
ditentukan menjadi kelompok intervensi merupakan kelompok usia reproduktif
dan sebanyak 7 ibu pasca SC menjadi yaitu 20-35 tahun. Hasil ini juga sesuai
kelompok kontrol. Kelompok intervensi dengan penelitian (Hijriani, Rahim and
mendapatkan terapi mendengarkan Hengky, 2020) yang menunjukkan
murotal Ar Rahmaan sedangkan distribusi responden menurut umur yaitu
kelompok kontrol tidak diberikan terapi usia tertinggi pada kategori umur 20-35
apapun. Kriteria inklusi dalam penelitian tahun sebanyak 25 orang (83%) serta
ini adalah : beragama islam, sholat 5 distribusi reponden berdasarkan tingkat
waktu, pasca operasi SC hari kedua, paritas yaitu paritas tertinggi pada kategori
pasien yang didampingi oleh keluarganya. 1-2 anak sebanyak 23 orang (76%).
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini Penyebab terjadinya SC di umur 20-35
adalah : pasien yang menolak untuk tahun bisa karena faktor komplikasi pada
menjadi responden dan sedang persalinan yang dapat menyebabkan
mendapatkan terapi nonfarmakologis yang kematian atau kesakitan pada ibu dan
lain. Variabel bebas dalam penelitian ini bayi. Risiko pada paritas tinggi dapat
adalah terapi murotal Ar Rahmaan dan membahayakan janin dan ibu karena
variable terikatnya adalah nyeri. Surat Ar terlalu sering melahirkan menyebabkan
Rahmaan yang digunakan dengan qori rahim akan semakin lemah karena
Ahmad Saud yang telah divalidasi di jaringan parut uterus akibat kehamilan
laboratorium seni Fakultas Budaya dan yang berulang dapat mengakibatkan ibu
Seni Universitas Negeri Semarang timbre mengalami komplikasi saat kehamilan
medium, pitch 44 Hz, harmony regular dan maupun persalinan (Hijriani, Rahim and
consistent, rythm andate, volume 60 Hengky, 2020). Ibu pada umur 20 – 35
decibel, intensitas medium yang tahun mengalami sectio caesarea
diperdengarkan melalui digital media dikarenakan oleh faktor lain yaitu kondisi
player dan earphone selama 13 menit 55 kesehatan ibu yang tidak memungkinkan
detik. Skala intensitas nyeri menggunakan pada umur tersebut salah satunya
Visual Analogue Scale (VAS). perdarahan masa hamil dan stress fisik
atau mental yang dapat menjadikan ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN akhirnya bersalin sebelum waktuya dan
1. Karakteristik Responden komplikasi kehamilan yang harus
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik dilakukan dengan tindakan operasi sectio
responden caesarea (Wahyuni and Rohani, 2019).

Wirakhmi 560
2. Perbedaan Rerata Nyeri Sebelum Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat
dan Setelah Pada Kelompok Kontrol perbedaan nyeri sebelum dan setelah
terapi pada kelompok perlakuan dengan p
Tabel 2. Perbedaan Rerata Nyeri Sebelum dan = 0.0001. Hasil ini sesuai dengan hasil
Setelah Pada Kelompok Kontrol peneltiian Hasil pengujian hipotesis
Rerata Selisih p
menggunakan uji Wilcoxon untuk menguji
intensitas skala nyeri kala I persalinan
Nyeri 7.429 0.429 0.078*
sebelum normal sebelum dan setelah diberikan
Nyeri 7.000 kombinasi murotal Al Qur’an surat Al
sesudah Rahman dan Dzikir kepada Allah
* Paired Samples Test
diperoleh nilai signifikan sebesar p value =
0,000. Nilai signifikan tersebut
Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak
menunjukan adanya pengaruh kombinasi
terdapat perbedaan nyeri sebelum dan
Murotal Al Qur’an Surat Ar Rahman dan
setelah pada kelompok kontrol dengan p =
dzikir terhadap Intensitas Nyeri Kala I
0.078. Hal ini sesuai dengan hasil
persalinan normal (Trianingsih, 2019).
penelitian (Astuti, Hartinah and Permana,
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian
2019) dengan hasil uji statistik dengan
yaitu adanya perubahan tingkat skala
wilcoxon test didapatkan nilai P 0,564 >
nyeri setelah dilakukan terapi
0,05 yang artinya tidak ada perbedaan
mendengarkan murotal al-qur’an pada
terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post
pasien cedera kepala di ruang bedah
Operasi Benigna Prostat Hyperplasia
RSUD Ulin Banjarmasin (Khalilati and
sebelum dan sesudah komunikasi
Humaidi, 2019).
terapeutik. Pada kelompok kontrol,
Terapi murottal memberikan dampak
responden tidak diberikan perlakuan
psikologis ke arah positif, hal ini
apapun. Nyeri pada kelompok kontrol
dikarenakan ketika murottal
memiliki selisih penurunan sebesar 0.429.
diperdengarkan dan sampai ke otak, maka
Hal ini bisa diakibatkan karena masih
murottal ini akan diterjemahkan oleh otak.
terdapat efek dari pemberian analgesic
Persepsi kita ditentukan oleh semua yang
pada pasien pasca SC karena pasien SC
telah terakumulasi, keinginan hasrat,
di RS ini masih diberikan terapi injeksi
kebutuhan dan pra anggapan. Dengan
ketorolac pada hari kedua pasca SC.
terapi murottal maka kualitas kesadaran
Walaupun pengukuran nyeri dilakukan
seseorang terhadap Tuhan akan
pada 6 jam setelah diberikan injeksi,
meningkat, baik orang tersebut tahu arti
namun masih memungkinkan bahwa efek
Al-qur’an atau tidak (Khalilati and Humaidi,
dari obat tersebut belum hilang
2019).
sepenuhnya. Selain itu, saat dilakukan
Psikologis tubuh manusia akan
terapi semua responden didampingi oleh
mengalami perubahan setelah
keluarganya. Pendampingan keluarga
mendengarkan murottal Al-Qur’an. Rasa
juga dapat mengurangi rasa nyeri yang
tenang karena meyakini bahwa Allah akan
dirasakan responden karena adanya
selalu menjaga dan memberikan
kehadiran orang-orang terdekat bagi
kesembuhan Faridah (2015) dalam (Safitri,
responden (Mulyani, Purnawan and
Dewie and Silvia, 2021). Jika sebelumnya
Upoyo, 2019).
seseorang memiliki sifat putus asa dan
3. Perbedaan Rerata Nyeri Pada
menyerah dengan kondisi dirinya, maka
Kelompok Perlakuan Sebelum dan dengan mendengarkan murottal Al-Qur’an,
Setelah Terapi kesadaran akan adanya Allah SWT akan
menguatkan, memberi motivasi dan
Tabel 3. Perbedaan Rerata Nyeri Pada berdampak psikologis yang baik. Pada
Kelompok Perlakuan Sebelum dan Setelah kondisi ini, otak menjadi tenang, dan
Terapi dapat melihat masalah yang terjadi
Rerata Selisih p sebagai sisi positif. Gelombang alpha
Nyeri sebelum 5.833 1.25 0.001* pada frekuensi 7 – 14 Hz akan tercipta
Nyeri sesudah 4.583 hingga dapat menurunkan bahkan
* Paired Samples Test

Wirakhmi 561
menghilangkan stress dan menghilangkan Neurotransmiter tersebut hanya bisa
kecemasan (Suprapti and Wirawati, 2017). cocok pada reseptor-reseptor pada saraf
4. Perbedaan Penurunan Rerata Nyeri yang secara spesifik dibentuk untuk
Pada Kelompok Kontrol dan menerimanya. Keberadaan endorfin pada
Perlakuan sinaps sel-sel saraf mengakibatkan
penurunan sensasi nyeri Kastono (2008)
Tabel 4. Perbedaan Penurunan Rerata Nyeri dalam (Nurdiansyah, 2015).
Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan Peningkatan endorfin terbukti
berhubungan erat dengan penurunan rasa
Median (min – mak) p
nyeri, peningkatan daya ingat,
Kontrol 0.000 (0 -1.0) 0.06* memperbaiki nafsu makan, kemampuan
Perlakuan 1.000 (0 – 3.0)
* Uji Mann Whitney seksual, tekanan darah dan pernafasan.
Seperti diketahui bahwa endorfin memiliki
Tabel 4 menunjukkan hasil uji Mann efek relaksasi pada tubuh Potter & Perry
Whitney bahwa tidak terdapat perbedaan (2006) dalam (Nurdiansyah, 2015).
penurunan rerata nyeri yang bermakna Guyton & Hall (2008) dalam (Nurdiansyah,
antara kelompok kontrol dan kelompok 2015) menyebutkan bahwa endorfin juga
perlakuan dengan nilai p = 0.06 (p > 0.05). sebagai ejektor dari rasa rileks dan
Meskipun tidak ada perbedaan yang ketenangan yang timbul, midbrain
signifikan antara kedua kelompok, rerata mengeluarkan Gama Amino Butyric Acid
penurunan skala nyeri lebih besar terjadi (GABA) yang berfungsi menghambat
pada kelompok perlakuan. Hasil ini sesuai hantaran impuls listrik dari satu neuron ke
dengan penelitian (Mulyani, Purnawan neuron lainnya oleh neurotransmitter di
and Upoyo, 2019) yang menyimpulkan dalam sinaps. Selain itu, midbrain juga
bahwa secara statistik terdapat perbedaan mengeluarkan enkepalin dan beta
yang signifikan antara sekala nyeri endorfin. Zat tersebut dapat menimbulkan
sebelum dan sesudah diberi terapi efek analgesia yang akhirnya
murottal pada kedua kelompok. Namun, mengeliminasi neurotransmitter rasa nyeri
tidak ada perbedaan yang signifikan pada pusat persepsi dan interpretasi
antara penurunan skala nyeri pada somatik di otak sehingga efek yang bisa
kelompok yang diberikan terapi murottal muncul adalah nyeri berkurang.
selama 15 menit dan kelompok 25 menit.
Surat Ar-Rahman merupakan salah SIMPULAN
satu surat dalam Al-Qur’an yang terdiri Secara statistik terdapat perbedaan yang
atas 78 ayat. Semua ayatnya merupakan signifikan antara nyeri sebelum dan
surat yang mempunyai karakter ayat sesudah diberi terapi murottal pada kedua
pendek dan terdapat 31 pengulangan ayat kelompok. Namun, tidak ada perbedaan
sehingga ayat ini nyaman didengarkan yang signifikan penurunan rerata nyeri
dan dapat menimbulkan efek relaksasi antara kelompok kontrol dan kelompok
bagi pendengar yang masih awam. perlakuan (p = 0.06)
Pengulangan ayat ini untuk menekankan
keyakinan yang sangat kuat (Sunny, SARAN
2014). Terapi murotal dapat memberikan Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
ketenangan, ketenangan dan mengurangi melakukan penelitian lebih lanjut dengan
kecemasan. Kondisi damai dan nyaman menambah jumlah sampel dan variabel
ini merangsang pengeluaran independent (kadar hormone endhorpin)
neurotransmitter analgesia (endorphin, sehingga semakin memperkuat hasil
enkhepalin, dinorphin) ada dengan penelitian. Tenaga kesehatan diharapkan
mengurangi rasa sakit (J Elzaky, 2011; mulai menerapkan pemberian terapi
Abu-Ras & Laird, 2011). nonfarmakologi sebagai terapi
Teori perubahan hormone komplementer pilihan.
mengemukakan tentang peranan endorfin
yang merupakan substansi atau
neurotransmiter menyerupai morfin yang
dihasilkan tubuh secara alami.

Wirakhmi 562
DAFTAR PUSTAKA Literature Review’, 4, pp. 1–9.
Abu-Ras, W., & Laird L. (2011). How Muslim
and non-Muslim chaplains serve Nurdiansyah, T. E. (2015) ‘Pengaruh Terapi
Muslim patients? Does the interfaith Musik terhadap Respon Nyeri pada
chaplaincy model have room for Pasien dengan Post Operasi di RSUD
Muslims’ experiences? J Relig Health, A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
50(1), 46– Lampung’, Jurnal Kesehatan, 6(1), pp.
61.https://doi.org/10.1007/s10943-010- 14–22.
9357-4. Patasik, C. K., Julia, J. T. and Rottie, J. (2013)
Astuti, D., Hartinah, D. and Permana, D. R. A. ‘Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas
(2019) ‘Pengaruh Terapi Dzikir Dalam Dan Guided Imagery Terhadap
Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Penurunan Nyeri Pada Pasien Post’,
Post Operasi Benigna P Rostat H ejurnal keperawatan, 1(1).
Yperplasia D I Rsud’, Jurnal Ilmu Safitri, A., Dewie, A. and Silvia, N. N. (2021)
Keperawatan dan Kebidanan, 10(1), ‘Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an
pp. 229–235. terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Deliana, D. et al. (2021) ‘INITIUM MEDICA Persalinan Kala 1 Fase Aktif Dilatasi
JOURNAL Maksimal’, Jurnal Bidan Cerdas, 3(1),
https://journal.medinerz.org/index.php/ pp. 25–30. doi: 10.33860/jbc.v3i1.217.
IMJ’, Initium Medica Journal, 1(1), pp. Suprapti and Wirawati, M. K. (2017) ‘UPAYA
1–7. PENURUNAN INTENSITAS NYERI
Hijriani, Rahim, I. and Hengky, H. K. (2020) PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF
‘KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN MUROTTAL AL-QUR’AN DI
DENGAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG’, JURNAL
ANDI MAKKASAU PAREPARE’, MANAJEMEN ASUHAN
Jurnal ilmiah manusia dan kesehatan, KEPERAWATAN, 1(2). Available at:
3(2), pp. 257–265. Available at: http://www.tjyybjb.ac.cn/CN/article/dow
http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/mak nloadArticleFile.do?attachType=PDF&i
es. d=9987.

Khalilati, N. and Humaidi, M. (2019) ‘Pengaruh Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2012. Dasar -
Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Binarupa Aksara : Jakarta
Cedera Kepala Di Ruang Bedah Trianingsih, I. (2019) ‘Pengaruh Murotal Al
Umum RSUD Ulin Banjarmasin’, Al Qur’an Dan Dzikir Terhadap Intensitas
Ulum Jurnal Sains Dan Teknologi, 5(1), Nyeri Kala I Persalinan’, Jurnal Ilmiah
p. 30. doi: 10.31602/ajst.v5i1.2561. Keperawatan Sai Betik, 15(1), pp. 26–
Latifah, L. and Ramawati, D. (2018) ‘Intervensi 30.
Emotional Freedom Technique (Eft) Wahyuni, R. and Rohani, S. (2019) ‘Faktor -
Untuk Mengurangi Nyeri Post Operasi Faktor yang Berhubungan dengan
Sectio Caesaria (Sc)’, Indonesian Riwayat Persalinan Sectio Caesarea’,
Nursing Journal of Education and Wellness and Healthy Magazine,
Clinic (Injec), 1(1), p. 53. doi: 2(February), pp. 187–192. Available at:
10.24990/injec.v1i1.52. https://wellness.journalpress.id/wellnes
Mulyani, N. S., Purnawan, I. and Upoyo, A. S. s/article/view/v1i218wh.
(2019) ‘Differences in Effects of Wirakhmi, I. N. and Hikmanti, A. (2016)
Murottal Therapy for 15 Minutes and ‘RESPON FISIOLOGIS PASIEN
25 Minutes on Reduction of Pain Scale PASCA OPERASI CAESAR
in Post-Surgery Cancer Patients’, SETELAH TERAPI MUROTAL AR AR
Journal of Bionursing, 1(1), pp. 1–13. RAHMAN’, Jurnal Keperawatan
doi: 10.1017/CBO9781107415324.004. Soedirman, 11(1), pp. 89–97.
Muzaenah, T., Budiati, A. and Hidayati, S. Wirakhmi, I. N., Utami, T. and Purnawan, I.
(2021) ‘Mana jemen Nyeri Non (2018) ‘Comparison Of Listening
Farmakologi Post Operasi Dengan Mozart Music With Murotal Al Quran
Terapi Spritual “ Doa Dan Dzikir ”: A On The Pain Of Hypertension Patients’,

Wirakhmi 563
Jurnal Keperawatan Soedirman, 13(3).
Zuhana, N., Prafitri, L. D. and Ersila, W. (2020)
‘Descriptive Analysis Of Maternal
Anxiety Before Sectio Caesaria
Surgery’, STRADA Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 9(2), pp. 1329–1337. doi:
10.30994/sjik.v9i2.406.

Wirakhmi 564

You might also like