Professional Documents
Culture Documents
18-Article Text-39-1-10-20180315
18-Article Text-39-1-10-20180315
ABSTRACT
Waste as a resource that has economic value and can be used eg biomass energy,
compost, recyclable materials. The research objective measure of the potential for waste
generation in TPSA Cilowong 831 m3/day as a raw material refuse derived fuel (RDF) for the
development of sustainable waste management infrastructure. RDF can be used to substitute coal,
RDF power plant.
Garbage measured characteristics is the category of mixed paper and newsprint, wood,
textiles, rubber and plastic. Method used for moisture ASTM E 955-88, ASTM 5142-02a to
volatile, ash and fixed carbon. ASTM D 5856 for calorific value. Indicators of financial feasibility
of the project is the NPV, IRR, Net B/C, PBP and switching value.
The result shows (abd), 46.41 tons / day of garbage in TPSA Cilowong potentially be
used as a raw material with the characteristics of RDF per kg: 5.49% moisture, volatile 33.06%,
6.40% ash, 0,77% fixed carbon, 6267 kcal/kg of calorific value of. Project processing waste into
RDF as feasible, in which Rp 509 998 065 NPV (NPV> 0), IRR 19.13% (IRR> 14%), Net B / C
1.03 (Net B/C > 1) and PBP 9,25 years. The most influential component in the analysis of
switching value is the price increase variable costs, fixed costs rising prices, falling prices and
declining RDF public service fee. The analysis shows the value of 6.47%; 9.59%; 4; 32% and
8.53%.
174
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 6 No. 3
175
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 6 No. 3
(2.1) (2.6)
dimana: dimana:
ADL air dry loss, % NPV Net Present Value (Rp)
B berat laboratory sample sebelum NB Net Benefit = Benefit – Cost
proses air drying, g Bi Benefit yang telah didiskon
C berat laboratory sample setelah air Ci Cost yang telah didiskon
drying, g n tahun ke-
i diskon faktor (%)
2) Volatile (ASTM E 897-88)
) 2) Internal Rate of Return (IRR)
(2.2)
dimana:
(2.7)
Vad volatile “as-determined basis”, %
dimana:
A berat sampel yang digunakan, g
IRR Internal Rate of Return (%)
B berat sampel setelah dipanaskan, g
iP tingkat diskonto yang
M(adb) moisture “as-determined basis”, %
menghasilkan NPV positif
iN tingkat diskonto yang
3) Ash (ASTM E 830-8)
menghasilkan NPV negatif
NPVP NPV dari iP
(2.3) NPVN NPV dari iN
dimana:
A berat container dan residu abu, g 3) Nett Benefit Cost Ratio (B C/R)
B berat container kosong, g
C berat abu dari sampel analisis, g
(2.8)
4) Fixed carbon (ASTM D 5142-02a) dimana:
BCR Benefit Cost Ratio
kadar abu “as Bk Keuntungan (benefit) pada tahun k
determined”)
(Rp)
(2.4) Ck Biaya (cost) pada tahun k (Rp)
5) Gross calorific Value (ASTM D 5865– N Periode proyek (tahun)
04) k Tahun ke-
(2.5)
176
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 6 No. 3
177
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 6 No. 3
800
213
600
400
618
200 Dari data yang diperoleh maka, dapat
ditampilkan Gross Calorific Value setiap
0
bahan sebagai berikut:
Kota Serang Kabupaten Serang 6753
5972
4784
(kcal/kg)
3
Grafik 4.1 Timbulan sampah (m /hari) 3944 3912
178
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 6 No. 3
7000
baku RDF. Moisture yang tinggi akan
mempersulit pembakaran RDF dan
6500
memperbesar energi yang dibutuhkan untuk
Gross Calorific Value (kcal/kg)
6000
membakar RDF. Hal ini dikarenakan panas
5500 yang dihasilkan lebih banyak terpakai untuk
5000
menguapkan moisture yang terkandung
4500
dalam sampah sehingga jumlah bahan bakar
yang diperlukan akan lebih besar. Kemudian
4000
gas CO2 yang ditimbulkan akan lebih besar
0 10 20 30 40 50
Total Moisture (% ) pula. Gas CO2 yang tinggi akan mempunyai
dampak negatif terhadap lingkungan dengan
Grafik 4.5 Hubungan total moisture
timbulnya efek rumah kaca yang dapt
terhadap calorific value
menyebabkan pemanasan global.
Gross calorific value sampah di TPSA
Grafik 4.5 menunjukkan total moisture
Cilowong pun lebih tinggi bila dibandingkan
berpengaruh terhadap menurunnya calorific
ambang batas PT X yaitu di atas 3000
value. Dengan menggabungkan dan
kcal/kg.
mengkombinasi persentase dari setiap
bahan, maka akan di dapat nilai kalori yang 5972
6753
(kcal/kg)
3912 3944
memungkin untuk dipergunakan dalam 3000
proses pembentukan RDF.
Mixed Wood Tekstil Rubber Plastic
paper &
newsprint
4.4 Potensi Sampah di TPSA Cilowong
sebagai Bahan Baku RDF TPSA Cilowong Standar PT X
Berikut adalah perbandingan
karakteristik kimia komponen sampah di
TPSA Cilowong (as determined basis) Grafik 4.7 Perbandingan Gross Calorific
dibandingkan dengan standar RDF PT X. Value sampah di TPSA Cilowong dengan
PT X sudah menggunakan RDF sebagai standar PT Indocement
subsitusi batu bara dan menetapkan
maksimal total moisture adalah 20%. Untuk melihat seberapa besar potensi
sampah yang dapat dijadikan bahan baku
RDF, komposisi sampah dapat diklasifikasi
menjadi dua yaitu sampah kategori organik
dan anorganik. Sampah organik terdiri dari
kategori food waste, yard waste, & other
organic. Sedangkan sampah anorganik
terdiri dari kategori bahan baku RDF (mixed
paper & newsprint, wood, tekstil, rubber dan
plastic), sampah yang bisa didaur ulang
(ferous dan aluminium) dan sampah residu.
Sampah residu adalah sampah yang tidak
dapat dimanfaatkan lagi dan dibuang (other
inorganic/non-combustibles).
Grafik 4.6 Perbandingan total moisture
Diasumsikan 10% atau sekitar 14
sampah di TPSA Cilowong dengan standar
ton/hari dari sampah yang terangkut ke
PT X
TPSA Cilowong tereduksi secara informal
(diambil pemulung) dan sisanya ditimbun,
Grafik 4.6 di atas menunjukkan bahwa
potensi sampah yang dapat dijadikan bahan
sampah di TPSA Cilowong yang
baku RDF adalah 46,61 ton/hari atau 39%
dikeringkan, persentase total moisture di
dari sampah yang ditimbun di TPSA
bawah ambang batas yang ditetapkan PT
Cilowong setiap hari, yaitu 119 ton.
Indocement. Semua kategori sampah
Berdasarkan data-data di atas, potensi
berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku
karakteristik produk RDF dari sampah di
RDF. Sebaliknya, jika tidak dikeringkan
TPSA adalah sebagai berikut:
hanya sampah kategori rubber dan plastic
Tabel 4.2 Karakteristik RDF per kilogram
yang berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan
179
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 6 No. 3
180
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 6 No. 3
181
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 6 No. 3
182