Professional Documents
Culture Documents
Sistematika Laporan Pengelolaan Lay KIA-2
Sistematika Laporan Pengelolaan Lay KIA-2
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Layanan KIA
Reguler Karyawan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
OLEH :
PUSKESMAS MARIAT
HASRIANI
NIM : 21530121075
Puji dan syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan kasih karuniaNya sehingga penulisan “Laporan Pkk IV Manejemen Pelayanan
Kebidanan Puskesmas Rawat Inap Distrik Mariat ” ini dapat diselesaikan.
Tim penyusun menyadari bahwa dalam naskah publikasi ini masih banyak terdapat
kekurangan baik penyusunan materi penyajian data, analisis permasalahan yang ada maupun
penyusunan kalimat, untuk itu dengan kerendahan hati penyusun meminta masukan dan saran
dari semua pihak demi perbaikan pada masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Pkk IV Manejemen Pelayanan
Kebidanan Puskesmas Rawat Inap Distrik Mariat
Akhirnya dengan kerendahan hati penyusun berharap semoga Profil Kesehatan
Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2022 ini bermanfaat bagi kita semua, secara khusus
sebagai acuan dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan kesehatan di
Distrik Mariat dan secara umum di Kabupaten Sorong pada masa-masa mendatang.
Mariyai, 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
OLEH :
KELOMPOK KABUPATEN SORONG
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan
1. Tujuan Umum..................................................................................... 1
2. Tujuan Khusus.................................................................................... 1
C. Manfaat
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 24
B. Saran…………………………………………………………………….. 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 25
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada ibu dengan kehamilan cukup bulan yaitu ibu dengan usia kehamilan 37 – 42
minggu, lahir secara spontan dengan presentase belakang adalah kepala, tanpa
terjadinya komplikasi pada ibu maupun janin yang dikandung (Sulfiati dkk, 2020).
Persalinan merupakan suatu kondisi dimana leher rahim mengalami penipisan
dan mulut rahim mengalami dilatasi yang diikuti oleh turunnya janin melalui jalan
lahir kemudian disusul oleh kelahiran yaitu proses keluarnya hasil konsepsi (janin dan
plasenta) dari rahim. Selain itu, persalinan dikatakan normal apabila tidak ada
penyulit saat proses bersalin berlangsung seperti, bayi terlilit plasenta, dan lain – lain
(Sulis dkk, 2019).
Proses persalinan merupakan pengalaman emosi dan melibatkan mekanisme
fisik dan psikologi pada ibu melahirkan. Persalinan normal merupakan suatu peristiwa
yang menegangkan bagi kebanyakan wanita. Seorang ibu, terutama ibu dengan
kehamilan pertama atau primigravida cenderung merasa takut pada saat menghadapi
persalinan (Sulis dkk, 2019).
Asuhan persalinan Kala I,II,III dan IV memegang kendali penting pada ibu
selama persalinan karena dapat membatu ibu dalam mempermudah proses persalinan,
membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi
komplikasi yang mingkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses
persalinan ( Sulis dkk,2019)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan program pelayanan kesehatan khususnya
persalinan di Puskesmas Mariat berikut permasalahan yang dihadapi dan upaya
mengatasi masalah-masalah.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui analisa situasi persalinan di Puskesmas Mariat
b. Mengetahui upaya pemecahan masalah persalinan di Puskesmas Mariat
c. Mengetahui rencana tindak lanjut persalinan di Puskesmas Mariat
B. Manfaat
1. Manfaat Teoritik
Sebagai tambahan pengetahuan, pemikiran atau memperkaya konsep ataupun teori
pada bidang kesehatan terkait perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasi dalam
kegiatan-kegiatan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat terutama Pelayanan
persalinan di Puskesmas Mariat Kabupaten Sorong.
2. Manfaat Praktik
a. Mengetahui dan memahami informasi tentang gambaran masalah – masalah
kesehatan masyarakat ditingkat Puskesmas tempat pelaksanaan PKK
b. Mengetahui dan memahami program pokok dan program manajemen kesehatan di
Puskesmas Mariat
c. Mendapatkan pengalaman dan ilmu terkait perencanaan, pelaksanaan,monitoring
dan evaluasi dalam kegiatan-kegiatan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat
di Puskesmas Mariat
d. Mengetahui dan memahami sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS)
e. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan secara langsung di
lapangan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Lima Benang Merah dalam Persalinan
Ada lima aspek dasar atau Lima Benang Merah, yang penting dan saling
terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut
melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima Benang Merah
tersebut adalah :
(1) Membuat Keputusan Klinik
Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan
masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat,
komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang
memberikan pertolongan.
(2) Asuhan sayang ibu
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan
a) Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya
b) Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan
c) Jelaskan proses persalinan
d) Anjurkan ibu untuk bertanya
e) Dengarkan dan tanggapi pertanyaan ibu
f) Berikan dukungan pada ibu
g) Anjurkan ibu untuk ditemani suami/keluarga
h) Ajarkan keluarga cara memperhatikan dan mendukung ibu
i) Lakukan praktek pencegahan infeksi yang baik
j) Hargai privasi ibu
k) Anjurkan ibu memilih posisi persalinan
l) Anjurkan ibu untuk makan dan minum
m) Hargai praktek tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu
n) Hindari tindakan berlebihan yang membahaykan ibu
o) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin
p) Membantu memulai IMD
q) Siapkan rencana rujukan (bilaperlu)
r) Mempersiapkan persalinan dengan baik
(3) Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi
a) Cuci tangan
b) Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
c) Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
d) Memproses alat bekaspakai
e) Menangani peralatan tajam dengan aman
f) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan
a) Tanggal dan waktu asuhan diberikan
b) Identifikasi penolong persalinan.
c) Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan.
d) Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat
dengan jelas dan dapat dibaca.
e) Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap
tersedia.
f) Kerahasiaan dokumen – dokumen medis.
LAHIR KEPALA
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa
bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat
kepala lahir.
Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung
setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat
tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa
yang bersih.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
LAHIR BAHU
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-
masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga
bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut
menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
PENANGANAN PLASENTA
OKSITOSIN
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10
unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih
dahulu.
ENGELUARKAN PLASENTA
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat
ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil
meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 –
10 cm dari vulva.
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15
menit :
- Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
- Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
- Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran
bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan.
Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin.
Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi
atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
PEMIJATAN UTERUS
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh.
Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus
tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil
tindakan yang sesuai.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit
laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
EVALUASI
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang
sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pasca persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pasca persalinan.
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
DOKUMENTASI
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
BAB III
PRESENTASI DAN CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN
BAB IV
PEMBAHASAN
Pelayanan kesehatan pada ibu bersalin dan bayi menjadi salah satu tolak
ukur/indikator dalam sebuah pencapaian kinerja di bidang kesehatan masyarakat yang di
nilai berdasarkan kunjungan terhadap ibu dan bayi. Seorang ibu mempunyai peran yang
sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan
yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam
kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungandengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir
yang diberikan disemua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah
sakit pemerintahmaupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
Untuk meningkatkan persalinan dan untuk menurunkan AKI dan AKB petugas harus
mampu melakukan penanganan kegawadaruratan obstretri dan neonatal dasar maka perlu
dibuka kambali puskesmas PONED dan pemanfaatan rumah tunggu untuk mendekatkan
akses layanan ibu bersalin dengan faskes.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian data yang ada dapat disimpulkanbeberapa hal sebagai berikut:
1. Jumlah kasus covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Mariat cukup bermakna
dalam kontribusi jumlah kasus di Kabupaten Sorong, hal ini wajar mengingat
Distrik Mariat berada di Pusat Kota Kabupaten Sorong yang memiliki tingkat
populasi dan mobilitas penduduk yang tinggi.
2. Untuk meningkatkan persalinan dan untuk menurunkan AKI dan AKB petugas
harus mampu melakukan penanganan kegawadaruratan obstretri dan neonatal
dasar maka perlu dibuka kambali puskesmas PONED dan pemanfaatan rumah
tunggu untuk mendekatkan akses layanan ibu bersalin dengan faskes.
B. Saran
Berdasarkan hasil praktek yang telah dilaksanakan di Puskesmas Rawat
Inap Distrik Mariat. Saran kami pelayanan KIE lebih di giatkan lagi agar
masyarakat tidak ragu lagi untuk berobat atau mendapat pelayanan di puskesmas
di masa pandemic covid 19 ini khususnya untuk pelayanan Pelayanan Persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Sorong. Bulan Januari sampai April Tahun 2022.