Admin,+4c Jurnal Elmiwati 2013 3

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 27

Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013

Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur


___________________________________________________________________________

Pengaruh Produk Produk Impor Cina


Terhadap Kinerja Perdagangan Indonesia Dengan Cina

Oleh : Elmiwati
(Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta)
ABSTRACT

In the international of trade (export and import) between Indonesian and China in
ACFTA agreement, happened a biggest deficit of trade in Indonesian with import more
than high from export, so happened not balance of Indonesian and China balance of
payment.
The purpose of research is to study how the China products import (electronic,
Textile and other Textile Product, and automotives) which’s big enough from China
giving influence by simultaneously and partial to Indonesian and China trade
performance.
The method of research according to explanation level is associative research.
Associative research is the research which purpose to know how the relationship between
two variables or more. According to the type of research and analysis using quantitative
data which using secondary data. Beside that the technique of analysis using descriptive
analysis also multiple and partial regression linier.
The result of research indicated that the influence of product import (electronic,
Textile and other Textile Product, and automotives) which big enough and non oil and
gas export by simultaneously to Indonesian and China trade performance is negative and
significant. Beside that by partially also product import Textile and other Textile Product
and automotives is significant to Indonesian and China trade performance.

PENDAHULUAN menguntungkan Cina karena secara


langsung memperluas lapangan pekerjaan
Perjanjian Perdagangan Bebas di Cina, disisi lain industri-industri kecil
ASEAN-CHINA yang disingkat ACFTA Indonesia akan mulai berguguran yang
(ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA) pada akhirnya dapat mengurangi
yang berlaku mulai 1 Januari 2010. Ini lapangan pekerjaan.
merupakan niat untuk mewujudkan Jauh sebelum penerapan pasar
ASEAN dan Cina sebagai kawasan bebas Indonesia-Cina yang seluas-luasnya
perdagangan bebas. Neraca perdagangan per 2010 ini, selama 6 tahun terakhir
ACFTA saat ini sudah mengimbangi Indonesia mengalami kerugian (neraca)
perdagangan Jepang dengan Cina dengan dalam hubungan kerjasama dagang
nilai perdagangan bilateral di atas 200 Indonesia-Cina. Dalam kurun waktu
milyar dollar AS. 2005-2010, Indonesia mengalami defisit
Bisa dipastikan pada tahun 2010 (kerugian) perdagangan non-migas
jumlah produk Cina semakin membanjiri dengan Cina sebesar 15,2 miliar dolar AS
pasar Indonesia. Peningkatan permintaan atau hampir Rp 150 triliun yang dapat
produk dari Cina tentu akan dilihat pada Tabel 1.dibawah ini :

__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
416
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Tabel 1. Neraca Perdagangan Indonesia – Cina*)


Periode 2000 – 2010 (Juta USD)

Tahun Ekspor ke Impor ke Neraca Rasio E / I


Cina Cina (E – I)
2000 1.745 1.745 0 1
2001 1.589 1.526 63 1,04
2002 2.191 2.098 93 1,04
2003 2.816 2.337 479 1,20
2004 3.437 3.358 79 1,02
2005 3.959 4.551 -592 0,87
2006 5.466 5.501 -35 0,99
2007 6.664 7.957 -1.293 0,84
2008 7.787 14.947 -7.160 0,52
2009 8.920 13.491 -4.571 0,66
2010**) 8.216 12.894 -4.678 0,64
Sumber : BPS (Pusat Data Perdagangan, Kementerian Perdagangan, 2010)
Keterangan : *) Data di atas untuk komoditas non migas
**) Sampai Agustus 2010

Dari tabel di atas, Indonesia hanya gunakan/temui sehari-hari bertuliskan


mengalami surplus perdagangan dengan “Made In China”. Mulai dari barang
Cina pada tahun 2000 sampai dengan elektronik berteknologi tinggi seperti
tahun 2004, tepatnya 4 tahun sebelum ponsel, kamera, mp3/mp4/mp5 player,
pelaksanaan Free Trade Area dan sejak setrika, televisi, motor, mesin-mesin,
2005 hingga Agustus 2010, Indonesia hingga produk-produk berteknologi
‘konsisten’ mengalami defisit rendah seperti pakaian (tekstil), mainan
perdagangan dengan Cina dan mencapai anak-anak, makanan, kertas, jam, pensil,
defisit terbesar hingga tahun 2010 sebesar perabot rumah tangga, paku dan lain-lain.
15,2 miliar dolar AS atau hampir Rp 150 Meningkatnya produk Cina yang
triliun. Ini berarti penerapan CAFTA masuk ke Indonesia tidak lepas dari faktor
khususnya antara Indonesia-Cina telah kompetitif harga. Barang-barang impor
memberi keuntungan yang sangat besar dari Cina relatif lebih murah dibanding
bagi Republik Rakyat Cina. produk dari industri lokal. Ditambah
Pada tahun 2008, ekspor Cina ke dengan pola konsumsi masyarakat
Indonesia meningkat sebesar 757% Indonesia yang lebih mencari barang
dibanding 2000. Sementara pada periode murah (kurang memperhatikan
yang sama, Indonesia hanya mampu asal/nasionalisme dan komparasi kualitas),
meningkatkan ekspor ke Cina sebesar maka secara perlahan pasar produk lokal
346%. Ini berarti, Cina mendapat disaingi oleh produk Cina.
keuntungan hampir 3 kali lipat sejak Produk-produk impor dari Cina ke
dibukanya perdagangan bebas dengan Indonesia yang paling besar pertama
Indonesia. Jumlah ekspor Cina di adalah produk elektronik kemudian diikuti
Indonesia meningkat hingga 757% dalam oleh produk tekstil dan produk tekstil
kurun 11 tahun terakhir. Maka tidaklah lainnya (TPT) dan produk otomotif.
heran bilamana berbagai produk yang kita Ketiga produk memiliki nilai impor yang
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
417
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

sangat besar bagi Cina sehingga bangsa variabel produk-produk impor dari Cina
Indonesia mengalami ketidakseimbangan ke Indonesia dapat disajikan pada tabel
dalam kinerja perdagangan atau defisit sebagai berikut :
dalam neraca pembayaran. Adapun data

Tabel 2. Data Variabel Produk-Produk Impor Cina dan Kinerja Perdagangan


Indonesia dan Cina Periode Tahun 2000-2010

No. Tahun
Nilai Impor Nilai Impor Nilai Impor Kinerja
Produk Produk TPT Produk Otomotif Perdagangan
Elektronik (000 US$) (000 US$) Indonesia-Cina
(000 US$)
1. 2000 113.578.548 115.171.503 88.938.820 -94.424
2. 2001 109.361.229 135.876.311 58.046.689 63.095.866
3. 2002 220.088.577 167.675.783 80.478.781 93.369.044
4. 2003 257.440.743 167.092.107 83.766.114 479.375.894
5. 2004 496.060.771 164.641.570 104.567.832 79.130.938
6. 2005 579.172.414 222.896.934 108.132.354 -591.507.652
7. 2006 715.864.503 262.433.861 107.210.267 -35.372.524
8. 2007 1.405.577.203 348.852.858 142.577.998 -1.293.124.477
9. 2008 3.499.332.607 1.034.736.272 293.405.651 -7.160.734.914
10. 2009 3.858.526.445 1.038.771.012 153.852.779 -4.571.276.631
11. 2010 2.194.197.000 1.713.791.225 135.001.090 -4.677.500.000
Sumber : BPS (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010)

Berdasarkan tabel 2. di atas dapat 2005 sebesar -591.507.652 US$ sampai


diketahui bahwa nilai impor dari Cina dengan tahun 2010 menjadi -
meningkat dari tahun ke tahun, 4.677.500.000 dengan defisit terbesar
peningkatan tersebut terjadi setelah terjadi di tahun 2008 sebesar -
dimulai perjanjian AFTA dan ACFTA. 7.160.734.914. Hal ini menunjukkan
Hal ini berarti setelah diberlakukan bahwa produk-produk tersebut
preferensi dari perjanjian ACFTA maka menyebabkan terjadi defisit perdagangan
impor Cina ke Indonesia jadi meningkat. Indonesia dengan Cina. Selanjutnya jika
Untuk produk elektronik pada tahun 2000 melihat nilai ekspor non migas Indonesia
sebesar 113.578.548 ribu US$ meningkat ke Cina, negara Indonesia juga mengalami
di tahun 2010 menjadi 2.194.197.000 ribu peningkatan namun tak sebanding nilainya
US$. Sedangkan untuk produk tekstil dan dengan nilai impor dari negara Cina
produk tekstil lainnya pada tahun 2000 setelah perjanjian perdagangan bebas
sebesar 115.171.503 ribu US$ meningkat AFTA dan ACFTA. Sedangkan manfaat
di tahun 2010 menjadi 1.713.791.225 ribu dari perdagangan harus dirasakan sama
US$. Begitupula dengan produk otomotif oleh kedua belah pihak. Namun pihak
pada tahun 2000 sebesar 88.938.820 ribu negara Cina lebih diuntungkan
US$ meningkat di tahun 2010 menjadi dibandingkan negara Indonesia oleh
135.001.090 ribu US$ walaupun karena itu negara Indonesia perlu
mengalami penurunan pada periode tahun mengkaji kembali setiap kebijakan-
2008/2009. kebijakan dalam perjanjian AFTA dan
Sedangkan jika melihat kinerja ACFTA agar dapat menyeimbangkan
perdagangan Indonesia dengan Cina perdagangan internasional Indonesia
terjadinya defisit terbesar mulai tahun khususnya dengan negara Cina.
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
418
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Banyak faktor yang membuat Cina perdagangan dari sumber biaya tinggi
semakin jauh lebih unggul dari Indonesia ke sumber biaya rendah akibat
dan banyak negara lainnya di arena perjanjian perdagangan bebas. Barang-
perdagangan internasional dalam beberapa barang produksi dalam negeri tergeser
tahun belakangan ini. Diantaranya adalah oleh barang-barang impor dari negara-
tingkat produktivitas tenaga kerjanya yang negara tetangga karena penghapusan
lebih tinggi dan upah per pekerja yang bea masuk. Hal ini sangat ironis
lebih rendah daripada Indonesia. dimana barang-barang yang terdesak
Keunggulan Cina atas Indonesia (dan dalam pasar domestik, justru adalah
banyak negara lain) dalam produktivitas hasil produksi dari industri yang
tenaga kerja menjadi tambah kuat lagi seharusnya memiliki potensi
karena didukung oleh keunggulannya keunggulan komparatif, seperti mebel
dalam tingkat upah per pekerja. Dari data kayu dan rotan, hasil perikanan,
UNIDO menunjukkan bahwa rata-rata pertanian dan hortikultura, hutan,
upah per pekerja per tahun di Indonesia industri makanan dan minuman, serta
lebih tinggi dibandingkan dengan di Cina. beberapa jenis tekstil dan pakaian jadi.
Gabungan dari kedua faktor keunggulan - Pemberlakuan ACFTA telah menuai
ini membuat suatu tekanan yang kuat dampak negatif, dimana sekitar 20
terhadap harga dari produk-produk ekspor persen sektor industri manufaktur
Cina, sehingga Cina akan semakin unggul beralih ke sektor perdagangan; terjadi
dalam persaingan harga. (Tulus penyusutan manufaktur industri alas
Tambunan, 2006, h. 483). kaki yakni dari 1,5 juta tenaga kerja,
Akibat ketidakseimbangan neraca pada tahun 2010 sebanyak 300.000
perdagangan yang terjadi saat ini antara orang terpaksa dikenakan pemutusan
Indonesia dan Cina, timbullah keluhan hubungan kerja (PHK) jumlah
dan reaksi yang bersifat negatif, seperti penganggur kian bertambah.
antara lain : - Imbas dari surutnya sektor manufaktur
- Kurangnya perhatian pemerintah adalah terjadi penggemukan di sektor
Indonesia terhadap industri elektronik. perdagangan. Pergeseran tersebut
Tidak ada kebijakan yang jelas dan terutama terjadi pada industri skala
tegas untuk memperkuat pertahanan kecil. Kemudahan mendapatkan
pasar dalam negeri dari gempuran produk serupa dengan harga lebih
produk impor baik legal maupun murah membuat mereka dengan cepat
selundupan. Sejauh ini pemerintah beralih menjadi pedagang saja. Hal ini
belum memiliki mekanisme yang jelas juga dikhawatirkan akan terjadi pada
untuk mengendalikan dan industri rotan, mebel kayu, tekstil,
menciptakan pasar elektronik dalam logam dan batik.
negeri yang sehat. Padahal, industri - Harga bahan baku industri yang
elektronik ini memenuhi kriteria untuk mahal. Hasil survey Kementerian
masuk industri prioritas, karena Perindustrian tampak jelas betapa
memiliki potensi ekspor yang tinggi, mahalnya bahan baku, kurangnya
mampu memenuhi kebutuhan dalam pasokan komponen, faktor permodalan
negeri serta mampu menyerap tenaga yang sulit, hingga mahalnya energi,
kerja. dituding penyebab kekalahan daya
- Dampak “trade creation” berupa saing.
peningkatan volume perdagangan - Survey yang dilakukan Kementerian
sebagai akibat dari pengalihan Perindustrian langsung ke Shanghai
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
419
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

dan Guangzhou, Cina, menemukan 3. Cina sebagai raksasa ekonomi baru


adanya praktik dumping untuk yang luput dari krisis, menjadikan
beberapa produk yang diekspor ke kerjasama dan proses integrasi
Indonesia. Dari 190 barang yang ekonomi Asia Timur sebagai media
diekspor ke Indonesia, ditemukan 30 strategis untuk mengembangkan pasar
produk dengan harga lebih murah baru ekspor dan sekaligus
dibandingkan dengan pasar lokal menghilangkan persepsi “Cina sebagai
mereka. Ini berarti Cina telah ancaman”.
menerapkan politik harga dumping. 4. Indonesia sebagai bagian dari anggota
- Disamping penerapan Standar ASEAN dalam AFTA masih
Nasional Indonesia yang amat lamban ketinggalan dibandingkan dengan
sehingga akan mempercepat Cina dimana teknologi manufaktur
keterpurukan industri dalam negeri. dan penelitiannya lebih maju
Sangat sulit bagi kita untuk bersaing dibandingkan dengan Indonesia dan
jika infrastruktur tidak segera dibenahi anggota negara-negara ASEAN yang
terlebih dahulu. Bicara mengenai lain.
infrastruktur sebagai salah satu faktor 5. Pada saat diluncurkan 1 Januari 2010,
utama pendorong daya saing, ASEAN-China Free Trade Area
Indonesia jelas jauh tertinggal (ACFTA) dijanjikan akan
dibandingkan pembangunan menciptakan situasi saling
infrastruktur yang intensif dan cepat di menguntungkan. Salah satu harapan
Cina. dari manfaat yang dijanjikan adalah
Namun demikian perjanjian terbukanya akses ke pasar raksasa
perdagangan bebas, jika dimanfaatkan Cina dengan 1,3 milyar penduduknya,
sebaik mungkin, akan sama-sama Indonesia bahkan disebut paling
menaikkan volume perdagangan, yang diuntungkan karena peluang
pada akhirnya menaikkan kegiatan peningkatan ekspor ke Cina
ekonomi diantara pihak-pihak yang diperkirakan lebih besar daripada
terlibat perdagangan. peningkatan ekspor Cina ke Indonesia.
Berdasarkan latar belakang 6. Setahun sejak berlakunya
masalah maka identifikasi masalah Perdagangan Bebas ASEAN-China,
penelitian ini sebagai berikut : industri di Indonesia mulai khawatir
1. Ekspor Indonesia ke Cina memang dalam pasar dalam negeri. Menurut
naik 36,5 persen pada tahun 2010, survei Ditjen Kerja Sama Industri
tetapi kenaikan impor dari Cina lebih Internasional Kementerian
tinggi yaitu, 45,9 persen. Terjadilah Perindustrian di 11 kota besar, sektor
defisit perdagangan yang cukup besar yang terpukul akibat produk Cina
di pihak Indonesia. Terjadi antara lain : Tekstil dan Produk Tekstil
ketidakseimbangan neraca (TPT), elektronik, furnitur, logam dan
perdagangan Indonesia dengan Cina. permesinan. Sektor ini tidak hanya
2. Dalam perdagangan internasional mengalami penurunan penjualan dan
(ekspor dan impor) antara Indonesia kemerosotan keuntungan, tetapi juga
dan Cina dalam kerangka ACFTA, harus mengurangi tenaga kerja. Ini
terjadi defisit yang besar dipihak berarti akan terjadi bertambahnya
Indonesia, dengan impor yang lebih pengangguran.
besar daripada ekspor. 7. Cina mengerahkan segala cara untuk
masuk produk Cina ke Indonesia
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
420
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

dalam rangka ACFTA, dengan jalan impor dari perlakuan perdagangan


memborong Standar Nasional bebas.
Indonesia (SNI). Sementara pada saat 12. Disamping itu, negosiasi ulang
yang sama, restrukturisasi dan nampaknya harus dilakukan, karena
revitalisasi industri kita melempem. ACFTA antara Indonesia dan Cina,
Kebijakan industri tak jelas. Peta jalan berjalan timpang. Ini penting sekali
industri juga tidak jelas untuk mempertahankan agar defisit
impelementasinya. perdagangan antara Indonesia dan
8. Merosotnya industri nasional tak bisa Cina tidak semakin melebar. Indonesia
dilepaskan dari kebijakan pemerintah harus menagih komitmen Cina agar
yang membuka pasar tanpa dibarengi neraca perdagangan tetap seimbang.
upaya simultan penguatan industri Dalam rangka pemanfaatan
domestik. Karena sebelum ACFTA preferensi dari perdagangan Indonesia
pun, pelaku industri lokal sudah dengan Cina dan upaya meningkatkan
mengalami penurunan akibat kinerja ekspor atau industri nasional,
banjirnya produk impor murah Cina, Pemerintah Indonesia menetapkan sektor-
ditambah lagi dengan adanya ACFTA, sektor atau industri-industri unggulan
pangsa pasar produk lokal terus yakni menyiapkan 10 produk nonmigas
menurun. unggulan Indonesia berdasarkan kriteria
9. Menurunnya daya saing industri lokal potensi ekspor maka pembatasan masalah
bersumber dari buruknya iklim usaha pada penelitian hanya memfokuskan pada
dan minimnya dukungan pemerintah. tiga produk unggulan terbesar di
Hingga kini industri lokal terus terlibat antaranya adalah produk-produk impor
dengan berbagai persoalan klasik, yang dapat mempengaruhi kinerja
seperti ekonomi biaya tinggi, perdagangan (defisit perdagangan
maraknya pungutan liar, buruknya Indonesia dan Cina) yakni produk impor
infrastruktur, sedikitnya pasokan elektronik, produk impor tekstil dan
listrik dan gas, serta kebijakan produk impor otomotif.
perpajakan dan perburuhan yang tidak Kinerja perdagangan yang diteliti
mendukung. adalah kinerja perdagangan pada komoditi
10. Akibat dari tak jelasnya arah non migas karena pada sektor komoditi
kebijakan pengembangan industri non migas inilah negara Indonesia lebih
nasional dan lemahnya proteksi besar mengalami defisit perdagangan
produk domestik, kian mempercepat dengan Cina sampai dengan tahun 2010
deindustrialisasi, yang akhirnya mencapai sebesar 15,2 miliar dolar AS
membuat Indonesia sulit bersaing di atau hampir Rp 150 triliun dan sektor
pasar domestik dan pasar ekspor, serta industri non migas yang paling banyak
memaksa beralihnya industriawan menderita kerugian dari perdagangan
menjadi pedagang. Indonesia dan Cina.
11. Pemerintah tengah meneliti dampak Berdasarkan latar belakang
pemberlakuan Perjanjian Perdagangan masalah maka perumusan masalah
Bebas ASEAN-China, pemerintah akan penelitian ini sebagai berikut :
mengajukan keberatan atas defisit Bagaimanakah produk-produk impor Cina
perdagangan yang terjadi dengan (elektronik, Tekstil dan Produk Tekstil
Cina, dan meneliti sejumlah produk lainnya, otomotif) yang cukup besar
yang kalah bersaing atau menderita memberikan pengaruh secara parsial dan
kerugian akibat masuknya produk
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
421
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

simultan terhadap kinerja perdagangan internasional (gains from trade). (Nopirin,


Indonesia dan Cina ? 1999, h.7).
Tujuan penelitian ini adalah untuk Banyak alasan yang dikemukakan
mengkaji bagaimana produk-produk mengapa negara-negara terlibat dalam
impor Cina (elektronik, Tekstil dan perdagangan internasional. David Ricardo
Produk Tekstil lainnya, dan otomotif) mengembangkan teori keunggulan
yang cukup besar memberikan pengaruh komparatif (comparative advantage)
secara parsial dan simultan terhadap untuk menjelaskan perdagangan
kinerja perdagangan Indonesia dan Cina. internasional atas dasar perbedaan
Dengan tujuan penelitian di atas kemampuan teknologi antar negara.
maka kegunaan penelitian yang Hechkscher dan Ohlin berpandangan
diharapkan sebagai berikut : bahwa perdagangan internasional terjadi
1. Untuk memberikan kontribusi dalam karena adanya perbedaan kekayaan faktor
pengembangan Ilmu Ekonomi yang produksi yang dimiliki negara-negara
berkaitan dengan Teori Perdagangan yang bersangkutan. Perdagangan
Internasional yang diterapkan pada internasional juga bisa terjadi karena
perdagangan bebas ACFTA agar perbedaan preferensi negara-negara
tercapainya keseimbangan neraca terhadap barang dan jasa tertentu. Apabila
perdagangan Indonesia dan Cina dan Cina memiliki preferensi yang lebih besar
tercapainya perdagangan yang adil terhadap produk beras dari Indonesia.
(fair trade). Indonesia bisa mengekspor beras ke Cina.
2. Sebagai bahan masukan yang lebih Usaha untuk “increasing return to scale”
menyakinkan bagi para Pejabat dalam produksi juga dapat melahirkan
Pemerintah di Indonesia, khususnya di perdagangan antara negara. Salah satu
lingkungan Departemen Perdagangan pertimbangan Kanada untuk bergabung
dan lembaga-lembaga terkait dalam dalam NAFTA adalah untuk
rangka pengambilan kebijakan meningkatkan efisiensi produksi dengan
perdagangan antara Indonesia dan memanfaatkan pasar Amerika Serikat
Cina dalam kerangka ACFTA. yang sangat besar.
3. Sebagai bahan masukan dan peluang
dalam pengambilan keputusan bagi 2. Pengertian Impor
para pengusaha maupun investor Impor menurut Sadono Sukirno
Indonesia, memahami kelemahan dan (2004, h. 411), merupakan kegiatan
kekuatan dan mampu mengambil perusahaan yang membeli barang-barang
peluang di pasar Cina. yang diproduksi negara lain. Kegiatan
mengimpor barang ini dapat dilakukan
BAHAN DAN METODE oleh perusahaan yang khusus
1. Prinsip Dasar Perdagangan memperdagangkan barang yang
Internasional diimpornya. Terdapat pula perusahaan
Teori perdagangan internasional yang menjual berbagai peralatan produksi,
membantu menjelaskan arah serta barang bangunan, dan berbagai jenis
komposisi perdagangan antar beberapa barang konsumsi yang mengimpor barang
negara serta bagaimana efeknya terhadap yang dijualnya dari produsen di luar
perekonomian suatu negara. Disamping negeri.
itu teori perdagangan internasional juga Kegiatan mengimpor memberikan
dapat menunjukkan adanya keuntungan efek dan pengaruh yang sebaliknya dari
yang timbul dari adanya perdagangan kegiatan mengekspor. Aliran ke luar mata
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
422
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

uang asing akan berlaku dan menurunkan minyak atsiri, rempah-rempah, peralatan
devisa yang tersedia. Impor barang kantor bukan kertas dan alat kesehatan.
konsumsi dapat menyaingi perusahaan Sementara tiga jasa perdagangan terdiri
dalam negeri dan menurunkan produksi atas konstruksi, teknologi informasi dan
mereka. Apabila hal ini terjadi, maka tenaga kerja.
produksi, penjualan dan keuntungan Didalam penelitian meneliti tiga
perusahaan-perusahaan yang dipengaruhi produk unggulan yang diimpor Cina ke
oleh keberadaan barang impor akan Indonesia yaitu yang merupakan nilai
menurun. Dari segi gambaran secara impor yang cukup besar dari negara Cina :
makro, hal tersebut dapat menyebabkan a. Elektronik
defisit dalam keseimbangan aliran keluar- Menurut Wikipedia (2005, h.
masuk devisa, menurunkan nilai mata 1) elektronik adalah alat-alat yang
uang domestik dan mengurangi dibuat berdasarkan prinsip eletronika
kesempatan kerja. serta hal atau benda yang
3. Pengertian Produk Impor menggunakan alat tersebut antara lain
Produk adalah merupakan titik dapat digunakan pada :
sentral dari kegiatan pemasaran. Menurut - Elektronik konsumen, alat
Stanton (1981, h.192) dalam Buchari elektronik untuk penggunaan
Alma (2002, h. 98) didefinisikan bahwa pribadi dan sehari-hari
produk ialah seperangkat atribut baik - Media elektronik, sarana media
berwujud maupun tidak berwujud, massa yang mempergunakan alat
termasuk didalamnya masalah warna, elektronik modern seperti radio,
harga, nama baik pabrik, nama baik toko televise dan film
yang menjual (pengecer), dan pelayanan b. Tekstil dan Produk Teksti Lainnya
pabrik serta pelayanan pengecer, yang (TPT)
diterima oleh pembeli guna memuaskan Menurut Wikipedia (2005, h.
keinginannya. 1) Tekstil adalah material fleksibel
Dengan demikian produk impor yang terbuat dari tenunan benang.
ialah seperangkat atribut baik berwujud Tekstil dibentuk dengan cara
maupun tidak berwujud yang berasal dari penyulaman, penjahitan, pengikatan
luar negeri karena pertukaran atau dan cara pressing. Istilah tekstil dalam
perdagangan. pemakaiannya sehari-hari sering
Untuk meningkatkan kinerja disamakan dengan istilah kain. Namun
perdagangan Menteri Perindustrian dan ada sedikit perbedaan antara dua
perdagangan dalam Tulus Tambunan istilah ini, tekstil dapat digunakan
(2009, h.257) mengeluarkan sejumlah untuk menyebut bahan apapun yang
program prioritas tahun 2008, diantaranya terbuat dari tenunan benang,
pengembangan 10 produk utama, 10 sedangkan kain merupakan hasil
produk potensial dan tiga jasa (10 + 10 + jadinya, yang sudah bisa digunakan.
3). Sepuluh produk utama meliputi udang, c. Otomotif
kopi, CPO, kakao, karet, tekstil dan Industri alat angkut dan
produk tekstil (TPT), alas kaki, otomotif sendiri diharapkan akan
elektronika, komponen otomotif dan menjadi industri utama di Indonesia
furniture. Sedangkan 10 produk potensial dalam kerangka knowledge based
mencakup kerajinan tangan, ikan dan economy. Kebutuhan dalam negeri
produk ikan, tumbuhan obat, kulit dan memang tetap akan tinggi namun
produk kulit, makanan olahan, perhiasan, ekspor produk ini juga sangat
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
423
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

diperlukan bagi perekonomian lebih spesifik mengenai bagian-bagian


Indonesia yaitu membuka lapangan sistem yang terdapat pada kendaraan
kerja dan mendatangkan devisa non bermotor. Dengan demikian, produk
migas dan non komoditi. Kemampuan otomotif adalah barang mesin dan
menembus pasar global produk perlengkapan lainnya dari kendaraan
otomotif jelas menjadi sangat krusial. bermotor seperti mobil dan motor.
Menurut Wikipedia (2010, h. Beberapa penelitian sebelumnya
1) Industri otomotif ialah merancang, yang relevan terhadap penelitian ini dapat
mengembangkan, memproduksi, terlihat pada matriks hasil penelitian
memasarkan, dan menjual kendaraan sebagai berikut :
bermotor. Sedangkan Otomotif adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang mesin kendaraan bermotor
seperti mobil dan motor. Otomotif
memiliki berbagai cabang ilmu yang

Tabel 3. Matriks Hasil Penelitian Sebelumnya Yang Relevan

Peneliti Tahun Metode Analisis Temuan

Muhammad Nasir 1999 Metode Statistik - Komoditas kakao, kopi, jambu mete, gaplek dan
Deskriptif dengan rumput laut sebagai komoditas unggulan di
menggunakan Sulawesi Selatan
model efisiensi - Komoditas unggulan yang memiliki tingkat
ekonomi relatif keunggulan komparatif tertinggi adalah rumput
model analisis laut.
DRC (Domestic - Tinggi rendahnya keunggulan komparatif di
Resource Cost), daerah sentra pengembangan produksi terutama
Analisis Efisiensi disebabkan oleh efisiensi ekonomi dan
Ekonomi Relatif produktivitas.
Analisis - Faktor produksi variable (upah tenaga kerja,
Kepekaan biaya, biaya pupuk, biaya obat-obatan dan biaya
(Sensitivity bahan-bahan) dan factor produksi tetap (biaya
Analysis) dan peralatan, sewa lahan) pada kegiatan usahatani
kinerja ekspor secara keseluruhan (simultan) berpengaruh
nyata terhadap tingkat efisiensi ekonomi
relative usaha tani komoditas pertanian.
Ikhsan Lahardy 2003 Analisis RCA, - Dari 98 sektor industri ekspor Indonesia tahun
Chairudin analisis Matrix 2000 ke ASEAN hanya 58 sektor industry saja
Competitive dan yang mempunyai RCA > 1 dan mayoritas
pertumbuhan nilai berada di Waning Star, dan RCA terbesar tidak
ekspor. berarti mempunyai produk ekspor terbesar atau
produk yang berada di Rising Star.
- Dari 98 sektor industri ekspor tahun 1993-2000,
hanya 58 sektor industri saja yang mempunyai
tren pertumbuhan ekspor yang positif.
- Terdapat 66 sektor industri mempunyai tren
pertumbuhan ekspor yang positif, dimana yang
paling signifikan adalah sector industri Paper
and Paper board, berada pada posisi rising star
dan secara statistik yang paling signifikan yaitu
sector industry tools, dan diikuti oleh sektor
industry Computer/Machinery.
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
424
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Yue 2004 GTAP (General - Manfaat ekonomi : peningkatan spesialisasi dan


Trade Analysis perdagangan. Namun demikian, juga akan
Project) terjadi trade diversion dengan non member yang
signifikan
- Dampak perdagangan : peningkatan ekspsor
ASEAN ke Cina dan sebaliknya peningkatan
ekspor terbesar akan dialami oleh Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand. Secara sektoral,
keuntungan terbesar akan dinikmati oleh produk
tekstil dan pakaian, mesin dan perlengkapan
elektronik serta industri lainnya. Terdapat
peningkatan yang signifikan untuk perdagangan
intra industri.
- Dampak terhadap PDB : PDB ASEAN akan
meningkat 0,9% dan Cina 0,3%. Vietnam
mengalami peningkatan terbesar. Sementara
Indonesia akan mengalami penurunan PDB.
- Keuntungan non ekonomi : peningkatan
hubungan politik dan social.
Tambunan 2005 Indikator - Peningkatan ekspor ASEAN ke Cina.
Perdagangan - Kompetisi terhadap impor dari Cina.
- Terjadi trade creation dari ASEAN-Cina yang
cenderung lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan intra-trade antar Negara ASEAN
Pambudi dan 2006 Kualitatif - Indonesia akan dirugikan dengan ASEAN plus
Chandra Cina disebabkan oleh (1) kualitas SDM, (2)
penguasaan atau pengembangan teknologi, (3)
birokrasi, (4) infrastruktur, (5) pungutan, (6)
kebijakan pemerintah, (7) prosedur pabean, (8)
langkah-langkah yang pemerintah masih
kebanyakan bersifat ad hoc, (9) implementasi
kebijakan, (10) sistem-sistem perburuhan dan
perpajakan dan (11) ketidaksanggupan
pemerintah mencegah penyelundupan produk-
produk elektronik.
Park 2007 Kualitatif - ASEAN merupakan potensi pasar bagi ekspor
Cina sekaligus alternative sumber impor
- Cina merupakan pasar potensial bagi produk
ekspor ASEAN terutama barang intermediate
dan capital.
- ACFTA memberikan keuntungan ekonomi yang
signifikan terhadap perekonomian ASEAN dan
Cina.
- Tekanan kompetisi dari Cina akan membawa
dampak negative dalam jangka pendek namun
akan berdampak positif berupa peningkatan
produktivitas dan efisiensi di jangka panjang.
Tambunan 2007 Kualitatif - Dampak dari program early harvest dalam
konteks kesepakatan Cina-ASEAN FTA
menunjukkan bahwa pertanian Indonesia akan
lebih dirugikan daripada diuntungkan
dibandingkan pertanian Cina
Jiang dan McKibbin 2008 GTAP (General - Studi ini membandingkan dampak dari berbagai
Trade Analysis kerjasama perdagangan yang diikuti oleh Cina.
Project) Hasil temuan untuk kasus ACFTA menyatakan
bahwa Cina akan mendapatkan keuntungan dan

__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
425
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

keikutsertaannya dalam ACFTA.


Ibrahim, Meily Ika 2009 GTAP - Kerjasama perdagangan dalam kerangka
Permata dan Wahyu ACFTA memberikan peluang bagi peningkatan
Ari Wibowo ekspor Indonesia.
- Dari sisi ekspor, komoditas Indonesia
berpeluang meningkat 2,1 % terutama
bersumber dari peningkatan ekspor ke Cina.
- Ekspor Indonesia menghadapi tantangan baru
dengan masuknya barang-barang impor Cina di
kawasan ASEAN.
- Tantangan peningkatan ekspor Indonesia di era
ACFTA semakin bertambah dengan
menurunnya daya saing ekspor Indonesia.
Pariaman Sinaga 2010 Kualitatif - Secara normatif sesungguhnya ACFTA ini
peluang bagi KUKM di Indonesia untuk
memperbesar produksi, mengisi pasar bersama
yang mempunyai penduduk sebanyak 1,8
miliar.
- Melihat daya saing produk industri dan
manufaktur Indonesia sebagian besar lemah,
sementara daya saing produk dari negara
lainnya (ASEAN-Cina) lebih kuat, maka
kemungkinan tingkat produksi KUKM akan
tertekan yang berarti UKM yang bergerak
dalam kegiatan produksi akan mengalami
kesulitan.
- Dengan berkembangnya perdagangan dalam
pasar bersama (ACFTA) maka volume
perdagangan akan meningkat, dengan demikian
UKM yang bergerak di sektor jasa dan
perdagangan diperkirakan tidak akan
mengalami kesulitan karena mereka menjual
sesuai selera pasar tanpa membedakan asal-usul
barang tersebut.

Menurut Tulus Tambunan (2009, kandungan impor dan padat karya seperti
h. 270) selama ini dalam upaya industri alat pertanian, alat pertukangan,
meningkatkan kinerja ekspor atau industri alat pemotong dan alat dapur lainnya,
nasional, pemerintah Indonesia seperti industri perabot rumah tangga,
menetapkan sektor-sektor atau industri- industri lampu dari logam, industri mesin
industri unggulan, atau prioritas atau pertanian dan perlengkapannya dan
strategis, yang umum dikenal dengan industri mesin pengolahan.
sebutan strategi picking the winners. Baru-baru ini Menteri
Misalnya dalam visi Indonesia 2030, Perindustrian dan perdagangan
pemerintah menyiapkan 10 produk mengeluarkan sejumlah program prioritas
nonmigas unggulan Indonesia berdasarkan tahun 2008, diantaranya pengembangan
kriteria potensi ekspor, kandungan impor 10 produk utama, 10 produk potensial dan
dan sumber daya alam (SDA), seperti tiga jasa (10 + 10 + 3). Sepuluh produk
industri minyak goreng dan minyak utama meliputi udang, kopi, CPO, kakao,
kelapa sawit, industri bubuk cokelat dan karet, tekstil dan produk tekstil (TPT),
industri konsentrat makanan ternak, dan alas kaki, elektronika, komponen otomotif
10 produk nonmigas unggulan Indonesia dan furniture. Sedangkan 10 produk
berdasarkan kriteria potensi ekspor, potensial mencakup kerajinan tangan, ikan
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
426
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

dan produk ikan, tumbuhan obat, kulit dan atas konstruksi, teknologi informasi dan
produk kulit, makanan olahan, perhiasan, tenaga kerja.
minyak atsiri, rempah-rempah, peralatan Dengan demikian, kerangka
kantor bukan kertas dan alat kesehatan. pemikiran digambarkan sebagai berikut :
Sementara tiga jasa perdagangan terdiri

Produk Impor
Cina Elektronik
(X1)

Kinerja
Produk Impor Perdagangan
Cina TPT Indonesia-Cina
(X2) (Y)

Produk Impor
Cina Otomotif
(X3)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran Populasi menurut Arikunto (2002,


di atas maka hipotesis penelitian sebagai h. 108) adalah keseluruhan obyek
berikut : Terdapat pengaruh negatif dan penelitian. Sedangkan populasi dalam
signifikan produk-produk impor Cina penelitian ini adalah data variabel
(elektronik, TPT dan otomotif) secara penelitian yang berhubungan dengan
simultan dan parsial terhadap kinerja pengaruh produk-produk impor yang
perdagangan Indonesia dan Cina. cukup besar dari Cina terhadap kinerja
Penelitian dilakukan selama 24 perdagangan selama masa perdagangan
bulan mulai Desember 2009 sampai Republik Indonesia dengan Cina yaitu
dengan Agustus 2010. periode tahun 2000 sampai dengan tahun
Tempat penelitian dilakukan di 2010 (jadi populasi = 11 tahun).
Indonesia dengan beberapa instansi untuk Sedangkan penelitian populasi dilakukan
mendapatkan sumber dari data-data apabila ingin melihat semua yang ada di
sekunder yang berhubungan dengan dalam populasi. Oleh karena subyeknya
variabel-variabel penelitian : nilai produk meliputi semua yang terdapat di dalam
impor Cina elektronik, TPT dan otomotif, populasi, maka juga disebut sensus atau
ekspor dan impor perdagangan Indonesia jenuh (Arikunto, 2002, h. 108). Data
dan Cina migas dan non migas. Data-data terdiri dari data sekunder. Data sekunder
tersebut berasal dari Kementerian diperoleh melalui laporan dan tinjauan
Perdagangan RI, Kementerian Luar kepustakaan dari Kementerian
Negeri RI, Kementerian Perindustrian RI, Perdagangan RI : 1) Kepala Pusat
Kedutaan Besar Cina untuk Indonesia, Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, 2)
Kantor ASEAN, selama periode tahun Direktur Jenderal Kerjasama
2000 sampai dengan tahun 2010. Perdagangan Internasional Kemendag,
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
427
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Kementerian Perindustrian RI : 3) bentuk kain/ produk setengah jadi dan


Direktorat Kerjasama Industri pakaian-pakaian yang sudah jadi (pos
Internasional Wilayah II dan Regional, 4) tarif/HS.no. 50 sd 53) yang diimpor
Pusat Pengkajian Kebijakan Iklim Usaha Cina ke Indonesia dalam satuan US$
Industri, Kedutaan Besar Cina untuk (Wikipedia, 2005 dan Sadono Sukirno,
Indonesia, Kantor ASEAN, Badan Pusat 2004).
Statistik, Biro Kerjasama dan Studi 3. Produk Impor Cina Otomotif (X3)
ASEAN Bank Indonesia dan lembaga adalah nilai produk-produk atau
lainnya yang terkait dengan perdagangan barang mesin dan perlengkapan
bebas AFTA-China (ACFTA). lainnya dari kendaraan bermotor
Adapun definisi operasonal masing- seperti sparepart mobil dan motor
masing variabel adalah sebagai berikut : (pos tarif/HS no. 73, 76,78 81, 82 dan
1. Produk Impor Cina Elektronik (X1) 83). yang diimpor Cina ke Indonesia
adalah nilai produk-produk yang dalam satuan US$ (Wikipedia, 2005
dibuat berdasarkan prinsip elektronika dan Sadono Sukirno, 2004).
dan media elektronik seperti radio, 4. Kinerja Perdagangan Indonesia-Cina
televisi dan lain-lain (pos tarif/HS no. (Y) adalah surplus atau defisit dari
73, 84 dan 85) yang diimpor Cina ke selisih ekspor non migas dengan nilai
Indonesia dalam satuan US$ impor non migas dari perdagangan
(Wikipedia, 2005 dan Sadono Sukirno, Indonesia dengan Cina dalam satuan
2004). US$. (Amir MS, 1986 dan Sadono
2. Produk Impor Cina tekstil dan produk Sukirno, 2004).
tekstil lainnya/TPT (X2) adalah nilai Adapun desain penelitian ini
produk-produk material fleksibel yang adalah sebagai berikut :
terbuat dari tenunan benang dalam

Tujuan Penelitian Tipe Pengamatan Pengukuran Variabel


Penelitian

Membangun -Definisi Operasional


Pengujian Hipotesis Hubungan Kausal
Perumusan Masalah

Analisis Data
-Skala Pengukuran
-Mencocokan data
penelitian dengan
Ordinal
pendekatan analisis
statistik yang
digunakan
Unit Analisis Jenis Data Metode Pengumpulan -Menguji kecocokan
Data model
-Pengujian Hipotesis
Ekspor, Impor, Data Sekunder Data Sekunder
Produk Impor
Kinerja
Perdagangan

Sumber : Dimodifikasi dari Uma Sekaran (2003 : h. 173)

Gambar 2. Diagram Desain Penelitian

Dalam penelitian menggunakan explanasinya penelitian ini adalah


2 (dua) metode analisis data yaitu penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif
analisis deskriptif dan analisis regresi. merupakan penelitian yang bertujuan
Metode penelitian menurut tingkat untuk mengetahui hubungan antara dua
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
428
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

variabel atau lebih. Menurut jenis data Menurut Riduwan dan


dan analisis menggunakan jenis data Engkos A. Kuncoro (2007, h. 4),
kuantitatif. (Sugiyono, 2005 : 4-13). regresi adalah suatu proses
memperkirakan secara sistematis
1. Analisis Deskriptif tentang apa yang paling mungkin
Penelitian ini merupakan terjadi di masa yang akan datang
studi analisis deskriptif yang bersifat berdasarkan informasi masa lalu dan
kuantitatif untuk periode tahun 2000 sekarang yang dimiliki agar
sampai dengan 2010. Statistik kesalahannya dapat diperkecil.
deskriptif untuk menganalisa data Regresi juga diartikan sebagai usaha
dengan cara mendeskripsikan atau memperkirakan perubahan di masa
menggambarkan data yang yang akan datang. Jadi, regresi
terkumpul tanpa bermaksud mengemukakan tentang
kesimpulan yang berlaku untuk keingintahuan apa yang terjadi di
umum dan generalisasi (Sugiyono, masa depan untuk memberikan
2005, h. 142). kontribusi menentukan keputusan
yang terbaik.
2. Analisis Regresi Model Fungsi regresi tersebut
adalah :
Y = 0 + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 +εt
Dimana :
X1 = Produk Impor Cina Elektronik
X2 = Produk Impor Cina TPT
X3 = Produk Impor Cina Otomotif
Y = Kinerja Perdagangan Indonesia-Cina
εt = Error term
0 = Intercept
1 = Koefisien Regresi

3. Pengujian Terhadap Pelanggaran perubahan keakuratan data. Untuk


Asumsi Klasik mendeteksi terhadap gejala
a. Multikolinieritas heteroskedastisitas adalah dengan
Menurut Imam Ghozali melihat pola diagram pencar.
(2009, h. 25) uji multikolinearitas Diagram pencar residual
bertujuan untuk menguji apakah merupakan selisih antara nilai Y
dalam model regresi ditemukan observasi dengan Y prediksi.
adanya korelasi yang tinggi atau Jadi, jika diagram pencar
sempurna antara variabel membentuk pola-pola tertentu
independen. yang teratur maka regresi
mengalami gangguan
b. Heteroskedastisitas heteroskedastisitas tetapi jika
Menurut Arif Pratisto diagram pencar tidak membentuk
(2004, h. 149), heteroskedastisitas pola atau acak maka regresi tidak
terjadi karena perubahan situasi mengalami gangguan
yang tidak tergambarkan dalam heteroskedastisitas.
spesifikasi model regresi yang c. Auto Korelasi
mengakibatkan terjadinya
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
429
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Untuk menguji – Watson (Gujarati, 2006), dengan


autokorelasi digunakan uji Durbin formula sebagai berikut:

2 ( 1- ΣUt Ut-1 )
Dw = -------------------- (asumsi ΣUt² = ΣU t-1, beda satu observasi)
ΣUt²

Σ ( Ut - Ut-1 )²
Dw = ----------------------------
Σ Ut²

ΣUt Ut-1
Dw = 2 (1 – P), dimana P = ------------------
Σ Ut²
d. Uji Normalitas independen secara individual
Uji normalitas menurut terhadap variabel dependen. Uji t
Bhuono A. Nugroho (2005, h. 18) menurut Nachrowi dan Hardius
bertujuan untuk mengetahui Usman (2002 : h. 25) merupakan
distribusi data dalam variabel yang suatu pengujian yang bertujuan
akan digunakan dalam penelitian, untuk mengetahui apakah
data yang baik dan layak koefisien regresi signifikan atau
digunakan dalam penelitian adalah tidak.
data yang memiliki distribusi Pengujian ini mempunyai langkah-
normal. Dalam penelitian ini uji langkah sebagai berikut :
normalitas menggunakan uji Hipotesis :
normalitas dengan Kolmogorov- Ho :  i = 0 (koefisien regresi
Smirnov. Uji Kolmogorov- tidak signifikan)
Smirnov bertujuan untuk Ha :  i ≠ 0 (koefisien regresi
membantu peneliti dalam signifikan)
menentukan distribusi normal Pengambilan keputusan
dengan jumlah data penelitian
yang sangat sedikit. berdasarkan perbandingan t -
hitung dengan
4. Uji Statistik “ t “ – tabel :
a. Uji Signifikasi Parameter - Jika t -hit > t - tab, maka Ho
Individual ( t – test) ditolak dan Ha diterima
Uji t menurut Nachrowi - Jika t -hit < t - tab, maka Ho
dan Hardius Usman (2002 : h. 25) diterima dan Ha ditolak.
merupakan suatu pengujian yang Jika pengambilan keputusan
bertujuan untuk mengetahui berdasarkan tingkat signifikasinya
apakah koefisien regresi signifikan :
atau tidak. - Jika probabilitas signifikan >
Uji ini untuk mengetahui 0,05 maka Ho diterima, berarti
pengaruh masing-masing variabel bahwa suatu variabel dependen
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
430
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

tidak berpengaruh secara berpengaruh secara signifikan


signifikan terhadap variabel terhadap variabel dependen
dependen.
- Jika probabilitas signifikan < Nilai t-hit dapat dihitung dengan
0,05 maka Ho ditolak berarti rumus sebagai berikut :
bahwa suatu variabel dependen

i
t -hit =
-------------
S i
S  i = Standar error dari bi

Berdasarkan formula diatas, maka pengujian hipótesis yang dilakukan


dalam penelitian adalah:

Pengujian Hipotesis
H0 : 1/ 2/3 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan Produk-
produk Cina (elektronik, TPT, otomotif) terhadap kinerja
perdagangan Indonesia dan Cina
H1 : 1/ 2/3  0 : Terdapat pengaruh yang signifikan Produk-produk
Cina (elektronik, TPT, otomotif) terhadap kinerja
perdagangan Indonesia dan Cina.

b. Uji Signifikasi Parameter dependen. Pengujian ini


Simultan (F – test) mempunyai langkah-langkah
Menurut Mudradjat sebagai berikut :
Kuncoro (2004 : h. 82) Uji statistik Ho :  i = 0 (koefisien regresi
F pada dasarnya menunjukkan tidak signifikan)
apakah semua variabel bebas yang Ha :  i ≠ 0 (koefisien regresi
dimasukkan dalam model signifikan)
mempunyai pengaruh secara Dimana nilai F dapat dihitung
bersama-sama terhadap variabel sebagai berikut (Gujarati, 2006) :
terikat.
Uji ini untuk mengetahui
apakah variabel-variabel
independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel

R² / ( k – 1 )
F hit = ----------------------------------
( 1 - R² ) / ( N – k )

__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
431
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Jika F hit > F tab dengan dengan tingkat signifikasi tertentu


tingkat signifikasi tertentu (misal 5 (misal 5 % ) maka Ho diterima dan
%) maka Ho ditolak dan Ha Ha di tolak.
diterima. Apabila Fhit < Ftab

Pengujian Hipotesis :
H0 : 1,2,3,4 = 0 : Tidak terdapat pengaruh negatif dan signifikan produk-
produk impor Cina (Elektronik, TPT, Otomotif) yang
cukup besar terhadap kinerja perdagangan Indonesia dan
Cina.
H1 : 1,2,3,4  0 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan produk-produk
impor Cina (Elektronik, TPT, Otomotif) yang cukup besar
terhadap kinerja perdagangan Indonesia dan Cina.

c. Pengujian Good ness of Fit (Uji model yang dimiliki tidak


R²) mempunyai kekuatan dalam
Tingkat ketepatan regresi meramal. Dengan metode ini,
ditunjukkan oleh besarnya koefisien kesalahan pengganggu di usahakan
determinasi (R²) yang besarnya minimum sehingga R² mendekati 1,
antara lain nol dan satu (0 < R² < yang menyebabkan good ness of fit
1). Nilai R² mendekati 1 regresi akan lebih mendekati
menggambarkan bahwa model yang kebenaran. R² dapat dihitung dengan
ada mempunyai kekuatan meramal rumus sebagai berikut (Gujarati,
yang cukup tinggi, sebaliknya jika 2006) :
nilainya mendekati nol berarti

^ ˉ
RSS E ( Ŷ - Y )²
RSS = Residual Sum of Squares
R² = ------------ = --------------------------
TSS = Total Sum Of Squares.
ˉ
^ ˉ
TSS E ( Yi - Y ) ²
E ( Y - Y ) ² = Variasi Variabel penjelasan
ˉ
E ( Yi - Y ) ² = Variasi Dalam Y

Selanjutnya untuk pengolahan data (SPSS) versi 17.00 dan Program Excell
dilakukan menggunakan program 2007.
Statistical Product for Service Solution

HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga sektor perdagangan luar


Berdasarkan analisis deskriptif, negeri yaitu ekspor dan impor
analisis regresi maka pembahasan- berperan sangat penting di dalam
pembahasan dalam penelitian ini adalah mendorong atau meningkatkan
sebagai berikut : pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1. Perdagangan luar negeri mengalami 2. Perkembangan kinerja perdagangan
perkembangan yang cukup baik Indonesia mulai tahun 2000 sampai
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
432
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

dengan 2010 selalu mengalami surplus dan nilai VIF untuk variabel produk
dengan peningkatan berfluktuatif impor Cina otomotif adalah 3,098.
cenderung menurun secara lambat Ketiga nilai VIF tidak melebihi dari
dengan penurunan yang cukup berarti. nilai 10, maka dapat disimpulkan tidak
Hal ini dikarenakan ekspor yang selalu terdapat multikolinearitas di antara
meningkat dari tahun ke tahun hingga variabel independen. Hasil uji
tahun 2010 menjadi 157.779,1 juta heteroskedastisitas menunjukkan
US$ sedangkan impor pada tahun bahwa diagram pencar masing-masing
2009 mengalami penurunan namun model regresi di atas menunjukkan
demikian pada tahun 2010 meningkat bahwa masing-masing tidak
menjadi 135.663,3 juta US$. membentuk pola atau acak maka
3. Kinerja perdagangan Indonesia regresi tidak mengalami gangguan
dengan Cina non migas hanya heteroskedastisitas. Sedangkan untuk
mengalami surplus perdagangan uji normalitas menunjukkan bahwa
dengan Cina pada tahun 2000 sampai nilai asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05
dengan tahun 2004, tepatnya 4 tahun sehingga dapat diketahui bahwa
sebelum pelaksanaan Free Trade Area distribusi data seluruh variabel
dan sejak 2005 hingga Agustus 2010, dinyatakan berdistribusi normal.
Indonesia ‘konsisten’ mengalami 5. Hasil analisis regresi berganda
defisit perdagangan dengan Cina dan menunjukan hasil persamaan regresi
mencapai defisit terbesar pada 2010 berganda pengaruh variabel produk-
yakni 15,2 miliar dolar AS atau produk impor Cina : produk elektronik
hampir Rp 150 triliun. Ini berarti (X1), produk TPT (X2) dan produk
penerapan ACFTA khususnya antara otomotif (X3) terhadap kinerja
Indonesia-Cina telah memberi perdagangan Indonesia dan Cina (Y)
keuntungan yang sangat besar bagi dapat dinyatakan dalam persamaan
Republik Rakyat Cina. Hal ini berarti matematik yaitu : Y = 2.200.000.000 –
banyak industri-industri non migas 0,475X1 - 2,035X2 - 17,975 X3. Dari
yang terkena dampak ACFTA. persamaan regresi berganda tersebut di
4. Model regresi dapat disebut sebagai atas dapat diuraikan sebagai berikut :
model yang baik jika model tersebut - Jika tidak ada produk impor Cina
memenuhi asumsi normalitas data dan elektronik, TPT dan otomotif
terbebas dari asumsi-asumsi klasik maka kinerja perdagangan
statistik, baik autokorelasi, Indonesia dan Cina hanya
multikolinearitas dan mencapai US$ 2.200.000.000 atau
heteroskedastisitas. Hasil uji US$ 2,2 triliun.
autokorelasi menunjukkan bahwa nilai - Jika pemerintah Indonesia
Durbin-Watson masing-masing model meningkatkan nilai produk impor
diperoleh mendekati 2, maka dapat Cina elektronik sebesar US$ 1
diasumsikan tidak ada otokorelasi baik maka akan menurunkan kinerja
positif maupun negatif. Hasil uji perdagangan Indonesia dan Cina
multikolinearitas menunjukkan bahwa sebesar US$ 0,475.
nilai VIF (Variance Inflation Factor) - Jika pemerintah Indonesia
menunjukkan bahwa nilai VIF untuk meningkatkan nilai produk impor
variabel produk impor Cina elektronik Cina TPT sebesar US$ 1 maka
adalah 5,665, nilai VIF untuk variabel akan menurunkan kinerja
produk impor Cina TPT adalah 2,897
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
433
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

perdagangan Indonesia dan Cina elektronik lebih kecil dari t tabel (-


sebesar US$ 2,035. 1,838 < 2,447). Ini berarti H0
- Jika pemerintah Indonesia ditolak dan H1 diterima. Oleh
meningkatkan nilai produk impor karena itu koefisien regresi
Cina TPT sebesar US$ 1 maka variabel produk impor Cina
akan menurunkan kinerja elektronik adalah tidak signifikan.
perdagangan Indonesia dan Cina Produk Impor Cina Elektronik
sebesar US$ 17,975. berpengaruh secara signifikan
6. Pengujian hipotesis secara simultan terhadap kinerja perdagangan
dengan hasil uji F hasil uji F terhadap Indonesia dan Cina ditunjukkan
koefisien korelasi F hitung 100,642 oleh nilai probabilitas P-value
dengan P-value = 0,000 maka derajat 0,109 > α 0,05. Pengaruh negatif
kebebasan pembilang 4 = k – 1 = 5 – 1 dan tidak signifikan dari produk
dan penyebut n-k = 11 – 5 = 6 pada elektronik impor Cina terhadap
derajat kepercayaan 99% (uji dua kinerja perdagangan Indonesia-
arah) diperoleh F tabel 4,53 sehingga Cina disebabkan karena jumlah
F hitung lebih besar dan F tabel ekspor produk elektronik
(100,642 > 4,53). Hal ini berarti secara Indonesia ke China masih cukup
simultan produk impor Cina adalah signifikan mempengaruhi kinerja
elektronik, TPT dan otomotif perdagangan Indonesia-Cina.
berpengaruh sangat signifikan b. Hasil uji t terhadap X2 dengan Y
terhadap kinerja perdagangan Hasil uji t terhadap koefisien
Indonesia dan Cina yang ditunjukkan regresi b2 (produk impor Cina
dalam tabel ANOVA dengan nilai p- TPT) X2  Y menunjukkan tb2 = -
value 0,000 < α 0,05. Hal ini 4,275 (Sig. = 0,004). Hasil t tabel
dikarenakan banyaknya barang impor untuk n – k = 11 - 4 = 6 dengan
Cina berupa produk elektronik, TPT derajat kepercayaan 95,0% uji dua
dan otomotif dengan harga yang arah diperoleh t tabel 2,447.
murah dan menurunnya ekspor non Berarti t hitung untuk variabel
migas sehingga menyebabkan produk impor Cina TPT lebih
defisitnya perdagangan Indonesia. besar dari t tabel (-4,275 > 2,447).
7. Pengujian hipotesis secara parsial Ini berarti H0 ditolak dan H1
antar variabel produk-produk impor diterima. Oleh karena itu koefisien
Cina (elektronik, TPT dan otomotif) regresi variabel produk impor Cina
terhadap kinerja perdagangan TPT adalah signifikan. Produk
Indonesia dan Cina adalah sebagai Impor Cina TPT berpengaruh
berikut : secara signifikan terhadap kinerja
a. Hasil uji t terhadap X1 dengan Y perdagangan Indonesia dan Cina
Hasil uji t terhadap koefisien ditunjukkan oleh nilai probabilitas
regresi b1 (produk impor Cina P-value 0,004 < α 0,05. Pengaruh
elektronik) X1  Y menunjukkan negatif dan signifikan dari produk
tb1 = -1,838 (Sig. = 0,109). Hasil t tekstil impor dari Cina terhadap
tabel untuk n – k = 11 - 4 = 6 kinerja perdagangan Indonesia-
dengan derajat kepercayaan 95,0% Cina disebabkan karena besarnya
uji dua arah diperoleh t tabel jumlah produk tekstil yang di
2,447. Berarti t hitung untuk impor oleh Cina sehingga kinerja
variabel produk impor Cina perdagangan Indonesia mengalami
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
434
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

defisit dan terjadi defisit dan ketidakseimbangannya


ketidakseimbangannya dengan dengan ekspor Indonesia
ekspor Indonesia khususnya khususnya produk otomotif. Hal
produk tekstil. Selain itu murahnya ini dikarenakan murahnya harga
harga produk tesktil yang diimpor barang-barang mesin dan spare
Cina menyebabkan masyarakat part kendaraan bermotor yang
Indonesia lebih memilih untuk diimpor Cina dibandingkan
membeli produk tekstil dari Cina dengan harga produk otomotif dari
serta adanya kebijakan tarif 0% negara lainnya
terhadap barang-barang impor 8. Pengujian Good ness of Fit (Uji R²)
sehingga produk-produk tersebut dilakukan untuk menentukan tingkat
bebas masuk ke Indonesia dan ketepatan regresi ditunjukkan oleh
menyebabkan membanjirnya besarnya koefisien determinasi (R²)
produk impor tekstil dari Cina sebagai berikut :
sehingga banyak industri tekstil a. Hubungan produk-produk impor
yang gulung tikar dan terjadinya Cina : produk elektronik (X1),
Pemutusan Hubungan Kerja produk TPT (X2) dan produk
(PHK) sehingga dapat otomotif (X3) secara simultan
meningkatkan jumlah dengan kinerja perdagangan
pengangguran. Indonesia dan Cina (Y) adalah
c. Hasil uji t terhadap X3 dengan Y sangat kuat yaitu dengan koefisien
Hasil uji t terhadap koefisien korelasi sebesar R = 0,989. Ini
regresi b3 (produk impor Cina dapat diartikan bahwa produk-
otomotif) X3  Y menunjukkan tb3 produk impor Cina memiliki
= -4,352 (Sig. = 0,003). Hasil t pengaruh yang sangat kuat
tabel untuk n – k = 11 - 2 = 9 terhadap kinerja perdagangan
dengan derajat kepercayaan 95,0% Indonesia dan Cina. Adapun
uji dua arah diperoleh t tabel pengaruh produk elektronik (X1),
2,447. Berarti t hitung untuk produk TPT (X2) dan produk
variabel otomotif lebih besar dari t otomotif (X3) secara simultan
tabel (-4,352 > 2,447). Ini berarti terhadap kinerja perdagangan
H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh Indonesia dan Cina (Y) dapat
karena itu koefisien regresi dijelaskan oleh koefisien
variabel produk impor Cina determinasi yaitu R2 = 0,977 atau
otomotif adalah signifikan. Produk 97,7%, sedangkan sisanya
Impor Cina otomotif berpengaruh sebanyak 2,3% dapat dijelaskan
secara signifikan terhadap kinerja oleh faktor-faktor lain yang tidak
perdagangan Indonesia dan Cina diteliti.
ditunjukkan oleh nilai probabilitas 9. Hubungan antara Produk-Produk
P-value 0,003 < α 0,05. Pengaruh Impor Cina dan ekspor non migas
negatif dan signifikan dari produk secara parsial dengan kinerja
tekstil impor dari Cina terhadap perdagangan Indonesia dan Cina
kinerja perdagangan Indonesia- sebagai berikut :
Cina disebabkan besarnya jumlah a. Hubungan produk impor Cina
produk otomotif yang di impor elektronik dengan kinerja
oleh Cina sehingga kinerja perdagangan Indonesia dan Cina
perdagangan Indonesia mengalami adalah negatif dan sangat kuat
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
435
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

dengan nilai r = -0,936 dan signifikan dengan nilai P-value


signifikan dengan nilai P-value (0,000) < dari 0,05.
(0,000) < dari 0,05. 10. Hasil uji kelayakan model
b. Hubungan produk impor Cina TPT menunjukkan bahwa model penelitian
dengan kinerja perdagangan telah memenuhi the goodness of an
Indonesia dan Cina adalah negatif econometric model atau karakteristik
dan sangat kuat dengan nilai r = - yang dapat diharapkan.
0,869 dan signifikan dengan nilai a. Theoretical plausibility. Model
P-value (0,001) < dari 0,05. penelitian menghasilkan hasil uji
c. Hubungan produk impor Cina dan mayoritas arah pengaruh yang
otomotif dengan kinerja sesuai dengan ekspektasinya dan
perdagangan Indonesia dan Cina teori perubahan struktural yang
adalah negatif dan sangat kuat menjadi dasar pemikirannya.
dengan nilai r = -0,882 dan

Tabel 4. Hasil Uji Kesesuaian Teori

Hubungan Antar Variabel Pra- Pasca- Kesesuaian


estimasi estimasi
Pengaruh Produk Impor Cina - - Sesuai
Elektronik terhadap Kinerja
Perdagangan RI-RRC
Pengaruh Produk Impor Cina TPT - - Sesuai
terhadap Kinerja Perdagangan RI-RRC
Pengaruh Produk Impor Cina Otomotif - - Sesuai
terhadap Kinerja Perdagangan RI-RRC

b. Accuracy of the estimates of the produk impor Cina elektronik =


parameters. Model penelitian 0,109).
menghasilkan estimator koefisien c. Explanatory ability. Model
regresi yang akurat dan tidak bias penelitian memiliki kemampuan
dan signifikan. Asumsi analisis yang tinggi dalam menjelaskan
terpenuhi dan probabilitas hubungan antar fenomena
kesalahan statistik dari model ekonomi yang dikaji. Standard
sangat rendah (p-value produk Error (SE) dari koefisien regresi
impor Cina TPT = 0,004, p-value yang signifikan bernilai lebih kecil
produk impor Cina otomotif = daripada ½ kali nilai mutlak  nya
0,003 kecuali p-value untuk (SE < ½ ||).

Tabel 5.Kemampuan Menjelaskan

Hubungan Antar Koefisien thitung Standard Error Keputusan


Variabel Regresi (SE)
Pengaruh Produk Impor -0,475 -1,838 0,258 (SE > ½ ||).
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
436
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Cina Elektronik terhadap


Kinerja Perdagangan RI-
RRC
Pengaruh Produk Impor -2,035 -4,275 0,476 (SE < ½ ||).
Cina TPT terhadap
Kinerja Perdagangan RI-
RRC
Pengaruh Produk Impor -17,975 -4,352 4,130 (SE < ½ ||).
Cina Otomotif terhadap
Kinerja Perdagangan RI-
RRC

d. Forecasting ability. Model oleh tingginya koefisien determinasi


memiliki tingkat kemampuan prediksi produk-produk impor dari Cina terhadap
tinggi atas perilaku variabel respons kinerja perdagangan Indonesia dengan
(variabel akibat) sebagaimana ditunjukkan Cina yang melebihi 50% (R2 = 97,7%).
tidak hanya mengandalkan teori daya
SIMPULAN DAN SARAN saing bangsa-bangsa dari Michael Porter,
Produk-produk impor Cina yang karena teori Porter hanya bisa diterapkan
cukup besar (elektronik, Tekstil dan untuk lingkup terbatas-sekumpulan
Produk Tekstil lainnya, otomotif) secara perusahaan di suatu tempat dalam Negara
simultan berpengaruh negatif dan (cluster) - berdasarkan kebijakan yang
signifikan terhadap kinerja perdagangan secara relatif diskriminatif. Contoh
Indonesia dan Cina sedangkan secara konkritnya adalah zona ekonomi khusus
parsial hanya pengaruh produk impor di sejumlah provinsi di Cina atau Zona
Cina elektronik terhadap kinerja ekonomi khusus di Batam. Pulau Bintan
perdagangan Indonesia dengan kontribusi dan Karimun di Indonesia.
pengaruh 97,7% sedangkan sisanya Untuk meningkatkan daya saing
sebanyak 2,3% dapat dijelaskan oleh diperlukan perbaikan pada pertama,
faktor-faktor lain yang tidak diteliti. kuantitas yaitu dengan memenuhi skala
Dalam hubungan perdagangan usaha ekonomi, jika skala ekonomi tidak
antara Indonesia dan Cina, meskipun terpenuhi, maka produk yang dihasilkan
ekspor Indonesia ke Cina terus meningkat tidak ekonomis dan sulit bersaing. Untuk
; terjadi defisit perdagangan yang cukup itu perlu kebijakan : pengembangan
besar di pihak Indonesia, karena impor kawasan berbasis komoditi. Kedua,
dari Cina yang jauh lebih besar peningkatan kualitas produk dengan
dibandingkan ekspor Indonesia ke Cina. peningkatan packing house dan teknologi
Untuk menghapus atau mengubah rencana packing. Ketiga, kontinuitas maka
yang positif bagi Indonesia ; satu-satunya diperlukan teknik pengembangan
cara adalah perusahaan-perusahaan teknologi budidaya dan system
Indonesia harus lebih mampu dan lebih pergudangan yang baik, sehingga hasil
meningkatkan ekspor mereka ke Cina, produk dapat digunakan pada waktu di
dalam arti ekspor ke Cina harus lebih luar musim. Keempat, harga produk
besar dari impor dari Cina. haruslah bersaing maka diperlukan
Untuk merealisasi usaha tersebut efisiensi dan infrastruktur transportasi
di atas, kata kuncinya adalah yang efisien. Kelima, time delivery yakni
meningkatkan daya saing. Untuk waktu pengiriman haruslah singkat dan
meningkatkan daya saing. hendaknya kita tepat, karena itu harus dibina terbentuknya

__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
437
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

jaringan pasar domestik maupun Internasional Edisi V/2008.


internasional. Departemen Perdagangan Republik
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Chairudin, Ikhsan L. (2003). Analisis
Potensi Spesialisasi Produk Ekspor
Alma, Buchari. (2000). Manajemen Indonesia dalam Konteks AFTA.
Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Disertasi. Jakarta : Universitas
Bandung : Alfabeta. Borobudur.
Amir, MS. (1986). Ekspor Impor, Teori Departemen Perdagangan RI. (2009).
dan Penerapannya. Seri Umum No.3. Bahan Press Briefing ASEAN-China
PPM. PT. Pustaka Binaman FTA (ACFTA). Jakarta, 28 Desember
Pressindo. 2009.
Badan Pusat Statistik. (2005). Statistik 60 Departemen Perdagangan RI. (2009).
Tahun Indonesia Merdeka. Laporan Akhir Kajian Dampak
_________________. (2008-2009). Implementasi FTA Bilateral dan
Perkembangan Ekspor-Impor 2008- Regional Perdagaangan Indonesia.
2009. Berita Resmi Statistik. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan
_________________. (2010). Perdagangan. Jakarta : PT. Rensa
Pengembangan Joint Website Kerta Mukti.
Indonesia-China. Jakarta : Penerbit Ghozali, Imam. (2009). Ekonometrika
Pusdata Perdagangan Badan Litbang (Teori, Konsep dan Aplikasi dengan
Perdagangan. SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit
_________________. (2010). Statistik Universitas Diponegoro.
Perdagangan Indonesia. Jakarta : Gujarati, Damodar N. (2006). Dasar-
Penerbit Pusdata Perdagangan Badan Dasar Ekonometrika. Edisi Ketiga.
Litbang Perdagangan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
________________. (2008-2009). Ibrahim dkk. (2009). Dampak
Perkembangan Ekspor-Impor 2008- Pelaksanaan ACFTA Terhadap
2009. Berita Resmi Statistik. Jakarta. Perdagangan Internasional
________________, (2009). Indikator Indonesia. BRE-DKM Bank
Ekonomi Indonesia. Jakarta. Indonesia.
Bank Indonesia. (2000-2010). Laporan Kementerian Perdagangan Republik
Perekonomian Indonesia. Jakarta. Indonesia (2007). Peraturan Menteri
____________, (2000-2010). Statistik Perdagangan Republik Indonesia
Ekonomi Keuangan Indonesia Nomor 43/M-DAG/PER/10/2007.
(Indonesian Financial Statistic). Tentang Penerbitan Surat
Jakarta. Keterangan Asal (Certificate of
Barutu, Christhophorus. (2008). Indonesia Origin) untuk Barang Ekspor
di Era Perdagangan Bebas. Jakarta : Indonesia. Jakarta.
Bulletin Kerjasama Perdagangan Kuncoro, Mudradjad, (2004). Metode
Internasional Edisi 49/2008. Kuantitatif (Teori dan Aplikasi untuk
Departemen Perdagangan Republik Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta :
Indonesia. UPP AMP YKPN.
____________________. (2008). Nachrowi, Djalal. N dan Hardius Usman.
Hambatan Tarif dan Non Tarif (2002). Penggunaan Teknik
Dalam Perdagangan Internasional. Ekonometri. (Pendekatan Populer &
Jakarta : Info Kerjasama Perdagangan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis &
__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
438
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Pengolahan Data dengan Sekaran, Uma. (2003). Metodologi


Menggunakan Paket Program SPSS). Penelitian Untuk Bisnis. (Research
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Methods For Business). Penerjemah :
Nasir, M. (1999). Keunggulan Komparatif Kwan Men Yon. Penerbit : Salemba
Komoditas Ekspor Utama Hasil Empat, Jakarta.
Pertanian di Sulawesi Selatan. The Sinaga, Pariaman. (2010). Kajian Awal
Comparative Advantage of Main Terhadap Kebijakan ACFTA
Export Commodity of Agriculture in (ASEAN-China Free Trade
South Sulawesi. Disertasi. Program Agreement) dan Kaitannya dengan
Pascasarjana Universitas Padjadjaran. KUKM.
Bandung. Sugiyono. (2005). Metode Penelitian
Nopirin. (1999). Ekonomi Internasional. Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Edisi 3. Cetakan Keempat. Sukirno, Sadono. (2005). Mikro Ekonomi,
Yogyakarta : BPFE. Teori Pengantar. Edisi Ketiga.
Nugroho, B.,A. (2005). Strategi Jitu Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Memilih Metode Statistik Penelitian Sukirno, Sadono, Dkk, (2004). Pengantar
dengan SPSS. Yogyakarta : Penerbit Bisnis. Edisi Pertama. Jakarta
Andi. Kencana.
Porter, Michael E. (1990). The Tambunan, TH Tulus. (2000).
Competitive Advantage of Nations. Perdagangan Internasional dan
New York : The Free Pres. Neraca Pembayaran. Teori dan
Pratisto, Arif. (2004). Cara Mudah Temuan Empiris. Jakarta : LP3ES.
Mengatasi Masalah Statistik dan _______________, (2006). Perekonomian
Rancangan Percobaan dengan SPSS Indonesia Sejak Orde Lama Hingga
12. Jakarta : PT. Elex Media Pasca Krisis. Pustaka Quantum.
Komputindo. Jakarta.
Priadana, Sidik dan Muis Saludin. (2009). _______________, (2009). Perekonomian
Metodologi Penelitian Ekonomi dan Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia.
Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu. Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika :
Riduwan dan Kuncoro E, A. 2007. Cara Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi
Menggunakan dan Memaknai dan Bisnis. Yogyakarta : Penerbit
Analisis Jalur (Path Analysis). Ekonisia.
Bandung : Alfabeta.

LAMPIRAN

Correlations

__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
439
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Correlati ons

KI NERJA
IMPOR_ IMPOR_ IMPOR_ _PERDA
ELEKTRONIK TEKSTIL OTOMOTIF GANGAN
IMPOR_ELEKTRONIK Pearson Correlation 1 ,801** ,816** -,936**
Sig. (2-tailed) . ,003 ,002 ,000
N 11 11 11 11
IMPOR_TEKSTIL Pearson Correlation ,801** 1 ,587 -,869**
Sig. (2-tailed) ,003 . ,057 ,001
N 11 11 11 11
IMPOR_OTOMOTI F Pearson Correlation ,816** ,587 1 -,882**
Sig. (2-tailed) ,002 ,057 . ,000
N 11 11 11 11
KI NERJA_ Pearson Correlation -,936** -,869** -,882** 1
PERDAGANGAN Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 .
N 11 11 11 11
**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed).

Regression
Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Remov ed Method
1 IMPOR_
OTOMOTI
F, IMPOR_
TEKSTIL, . Enter
IMPOR_
ELEKTRO
a
NIK
a. All requested v ariables entered.
b. Dependent Variable: KINERJA_PERDAGANGAN

Model Summaryb

Adjusted St d. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Wat son
1 ,989a ,977 ,968 469569019 1,352
a. Predictors: (Constant), I MPOR_OTOMOTIF, IMPOR_TEKSTI L, IMPOR_
ELEKTRONIK
b. Dependent Variable: KI NERJA_PERDAGANGAN

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6,66E+19 3 2,219E+19 100,642 ,000a
Residual 1,54E+18 7 2,205E+17
Total 6,81E+19 10
a. Predictors: (Const ant), IMPOR_OTOMOTIF, IMPOR_TEKSTIL, IMPOR_
ELEKTRONIK
b. Dependent Variable: KINERJA_PERDAGANGAN

__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
440
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2,2E+09 3,8E+08 5,689 ,001
IMPOR_ELEKTRONIK -,475 ,258 -,249 -1,838 ,109 ,177 5,665
IMPOR_TEKSTIL -2,035 ,476 -,414 -4,275 ,004 ,345 2,897
IMPOR_OTOMOTIF -17,975 4,130 -,436 -4,352 ,003 ,323 3,098
a. Dependent Variable: KINERJA_PERDAGANGAN

a
Collinearity Diagnostics

Variance Proportions
Condition IMPOR_ IMPOR_ IMPOR_
Model Dimension Eigenv alue Index (Constant) ELEKTRONIK TEKSTIL OTOMOTIF
1 1 3,432 1,000 ,01 ,01 ,01 ,00
2 ,404 2,916 ,17 ,05 ,10 ,01
3 ,130 5,145 ,08 ,19 ,66 ,08
4 ,034 10,006 ,74 ,75 ,22 ,90
a. Dependent Variable: KINERJA_PERDAGANGAN

Residual s Stati sticsa

Minimum Maximum Mean St d. Dev iation N


Predicted Value -6,9E+09 8,2E+08 -1,6E+09 2580182875 11
St d. Predicted Value -2,035 ,937 ,000 1,000 11
St andard Error of
1,6E+08 4,7E+08 2,5E+08 131817602,6 11
Predicted Value
Adjusted Predict ed Value -1,2E+10 1,0E+09 -1,9E+09 3688765122 11
Residual -7,5E+08 5,8E+08 ,000 392869628,3 11
St d. Residual -1,606 1,228 ,000 ,837 11
St ud. Residual -2,050 1,721 -,034 1,233 11
Delet ed Residual -3,0E+09 7,3E+09 2,7E+08 2547673290 11
St ud. Deleted Residual -3,002 2,097 -,116 1,526 11
Mahal. Distance ,185 8,967 2,727 3,782 11
Cook's Distance ,002 58,882 6,429 17,613 11
Centered Lev erage Value ,019 ,897 ,273 ,378 11
a. Dependent Variable: KINERJA_PERDAGANGAN

Charts

__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
441
Jurnal Ekonomi, Volume 15 Nomor 3, Oktober 2013
Copyright @ 2013, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________

Scatterplot

Dependent Variable: KINERJA_PERDAGANGAN

2
Regression Studentized Residual

-1

-2

-2 -1 0 1
Regression Standardized Predicted Value

__________________________________________________________________
Elmiwati
Dosen Magister Manajemen Universitas Borobudur, Jakarta
442

You might also like