َف َي ا،ان ِإ َلى َي ْو ِم ال ِق َيا َم ِة اَمَّا َبعْ ُد dan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َت ُم ْو ُتنَّ ِااَّل َوَأ ْن ُت ْم ِ َأ ُّي َه ا ْال َح sebenar-benar keimanan dan sebaik-baik َ ِا َّتقُ وا،اض ر ُْو َن ketakwaan, minimal dengan cara imtitsâlu هلل م َِن ِ َأ ُع ْو ُذ ِبا. َق ا َل هللاُ َت َع ا َلى فِي ْالقُ رْ ٰا ِن ْال َعظِ ي ِْم.م ُْس لِم ُْو َن ك َأاَّل َ ال َّشي awâmirillâh wajtinâbu nawâhîhi, yaitu َ ض ى َر ُّب َ َو َق:هللا الرَّ حْ ٰم ِن ال رَّ ِحي ِْمِ ِبسْ ِم،ان الرَّ ِجي ِْم ِ ْط menjalankan apa pun yang diperintahkan oleh ك ال ِك َب َر َ ِإمَّا َي ْبلُ َغنَّ عِ ْن َد،ْن ِإحْ َس ا ًنا ِ الوالِ دَ يَ َتعْ ُب ُدوا ِإاَّل ِإيَّاهُ َو ِب Allah swt dan berupaya dengan sungguh-sungguh َأ َح ُد ُه َما َأ ْو ِكاَل ُه َما َفاَل َتقُ ْل َل ُه َما ُأفٍّ َواَل َت ْن َهرْ ُه َم ا َوقُ ْل َل ُه َم ا menjauhi apa pun yang dilarang-Nya. Sebab, َق ْواًل َك ِريمًا dengan jalan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya, sebagaimana difirmankan dalam al-Qur’an: ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك ْم عِ ْندَ هَّللا ِ َأ ْت َقا ُك ْم ،ِ َيا َرسُو َل هَّللا:َأنَّ َجا ِه َم َة َجا َء ِإ َلى ال َّن ِبيِّ صلى هللا عليه وسلم َف َقا َل َن َع ْم:ك ِمنْ ُأ ٍّم؟ َقا َل َ َه ْل َل: َف َقا َل.ُك َ ت َأسْ َتشِ ير ُ ت َأنْ َأ ْغ ُز َو َو َق ْد ِجْئ ُ َأ َر ْد Artinya, "Sesungguhnya orang yang paling ت ِرجْ َل ْي َها َ ْ َفِإنَّ ْال َج َّن َة َتح، َف ْال َز ْم َها: َقا َل. mulia diantara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kalian." (QS al- Artinya, “Sungguh Jahimah datang kepada Hujurat: 13). Baca: Khutbah Jumat: Nabi saw, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, Keutamaan Berbakti kepada Kedua Orang aku ingin berperang, dan aku datang untuk Tua Ma’asyiral muslimin jama’ah Jum’ah meminta petunjukmu.” Nabi saw bersabda, rahimakumullah, Ada salah satu ungkapan “Apakah engkau memiliki ibu?” Jahimah yang sangat masyhur di telinga kita dan sejak menjawab, “Iya”. Nabi saw bersabda, kecil menjadi motivasi kita untuk senantiasa “Tinggallah bersama dia, karena sungguh berbuat kebaikan kepada orang tua yaitu surga di bawah kedua kakinya.” (Ini redaksi “surga di bawah telapak kaki ibu”. Ungkapan Imam an-Nasa’i). Baca: Khutbah Jumat: yang singkat namun menyimpan banyak Pentingnya Berbakti pada Orang Tua nasihat. Di antara dalil yang melandasi Ma’asyiral muslimin jama’ah Jum’ah ungkapan tersebut adalah sabda baginda rahimakumullah, Lalu sebenarnya bagaimana Rasulullah saw riwayat Imam Ibnu Majah, penjelasan dari ungkapan “surga dibawah Imam an-Nasa’i, Imam Ahmad, dan Imam ath- telapak kaki ibu”? Apakah memang secara Thabarani di dalam kitab al-Mu’jam al-Kabîr lahiriah tampak jelas surga itu bercokol di dengan sanad hasan: bawah kaki ibu, atau hanya kiasan yang syarat makna? Tentulah ungkapan tersebut adalah kiasan Artinya, “Bahwa selalu menaati para ibu yang menyiratkan makna betapa kita wajib adalah sebab dekatnya seseorang memasuki berbakti kepada ibu kita. Dalam kitab Mirqâtul surga.” Penjelasan yang sama dijuga Mafâtîh (IV/676) al-'Allamah ath-Thibi disampaikan Ibnu ‘Allan dalam kitab Dalîlul mengatakan, maksud sabda Nabi saw: “surga Fâlihîn (I/245). Baca: Khutbah Jumat: di bawah kedua kaki ibu” adalah kinayah atau Menyambut Peringatan Hari Ibu Selain kiasan dari puncak ketundukan dan penjelasan hadits di atas, penghormatan kerendahan diri seorang anak terhadap terhadap ibu juga tercakup dalam perintah ibunya, sebagaimana firman Allah: penghormatan terhadap kedua orang tua yang ُّ اح diperintahkan Allah swt : الذ ِّل م َِن الرَّ حْ َم ِة ْ َو َ اخ ِفضْ َل ُه َما َج َن َ ْن ِإحْ َسا ًنا ِإمَّا َي ْبلُ َغنَّ عِ ْن دَك َ ُّك َأاَّل َتعْ ُب ُدوا ِإاَّل ِإيَّاهُ َو ِب ِ الوالِدَ ي َ ضى َرب َ َو َق Artinya, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap ال ِك َب َر َأ َح ُد ُه َما َأ ْو ِكاَل ُه َم ا َفاَل َتقُ ْل َل ُه َم ا ُأفٍّ َواَل َت ْن َهرْ ُه َم ا َوقُ ْل َل ُه َم ا mereka berdua dengan penuh kesayangan.” َق ْواًل َك ِريمًا (QS al-Isra: 24). Dalam penjelasan lain, yaitu penjelasan Imam al-Munawi dalam kitab at- Taisir bi Syarhil Jâmi’is Shaghîr (I/966) dikatakan: