Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kel 6 Bu Dini
Makalah Kel 6 Bu Dini
Makalah Kel 6 Bu Dini
Kelas: PIAUD 3
Dosen Pengampu : Dini Anggraini,M.Pd
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tugas ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Assesmen dan Intervensi Pendidikan AUD. Dalam penyusunan materi ini ditulis berdasarkan
jurnal yang berkaitan dengan Assesmen dan Intervensi Pendidikan AUD. Tugas ini mendapat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Ibu Dini Anggraini M,Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Assesmen dan Intervensi
Pendidikan AUD di kelas PIAUD 3 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah
Palembang.
3. Teman-teman yang selalu memberikan masukan, bantuan dan motivasi kepada penulis, saat
penulis melakukan penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan baik sistematika penulisan maupun materi yang disajikan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Akhir kata, Semoga
materi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDULUAN ............................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
BAB III........................................................................................................................................... 7
PENUTUP...................................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 7
B. Saran .................................................................................................................................... 7
iii
BAB I
PENDULUAN
1
Perkembangan sosial diartikan sebagai kemampuan anak dalam berinteraksi
dengan teman sebaya, orang dewasa, dan masyarakat luas agar dapat meyesuaikan diri
dengan baik sesuai dengan harapan bangsa dan Negara. Perkembangan sosial ini mengikuti
suatu pola perilaku sosial. Dimana pola ini berlaku pada semua anak yang berada dalam
satu kelompok budaya. Perkembangan ini dimulai sejak bayi mampu berinteraksi dengan
keluarganya. Pengalaman sosial yang dialami anak saat usia dini sangat memengaruhi
pembentukkan karakter anak di masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian perkembangan sosial-emosional anak ?
b. Apa saja teori perkembangan sosial-emosional anak ?
c. Apa saja karakteristik perkembangan sosial-emosional anak ?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian perkembangan sosial-emosional anak
b. Untuk mengetahui teori perkembangan sosial-emosional anak
c. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan sosial-emosional anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental dan fisiologi
sedang dalam kondisi yang meluap-luap juga dapat diperhatikan dengan tingkah laku yang
jelas dan nyata. Jadi perkembangan sosial emosional pada anak usia dini adalah
perkembangan yang berkaitan dengan sosial dan emosi menyangkut aspek kemampuan
bersosialisasi dan mengendalikan emosi, yang mana pada kegiatan ini dilaksanakan
berdasarkan usia anak dan tingkat pencapaian perkembangan melalui stimulasi-stimulasi
yang terangkum dalam suatu kegiatan sosial emosional yang terdapat didalam indikator
dalam usia dini yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang tertuang dalam peraturan
pemerintah tentang standar pendidikan anak usia dini dengan tujuan untuk membutuhkan
kemampuan sosial emosional sejak dini dan secara alamiah, sehingga dapat menunjang
kemampuannya diusia selanjutnya.
Syamsu (2014: 122) menyatakan bahwa perkembangan sosial dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma atau aturan-aturan
kelompok, moral, atau adat istiadat, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling
berkomunikasi serta bekerja sama. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak akan mampu
hidup sendiri, mereka membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya karena interaksi sosial
merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
Sueann Robinson Ambron (Syamsu, 2007: 123) mengartikan bahwa sosialisasi itu
sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial
sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. Sosialisasi
dari orangtua sangat penting bagi anak, karena anak masih terlalu muda dan belum memiliki
4
pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan.Anak
dilahirkan belum mempunyai sifat sosial, maka dari itu anak belum memiliki kemampuan
untuk bergaul dengan orang lain.
Gresham (Momeni, 2012: 1307) menyatakan bahwa kesuksesan dalam interaksi sosial
membutuhkan kompetensi sosial. Anak-anak dengan perilaku sosial yang rendah akan
menghadapi masalah- masalah seperti penolakan, masalah perilaku dan menurunkan status
pendidikan ketika memasuki sekolah. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai
kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya, baik orangtua,
saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.
1. Anak lebih sering terjadi perselisihan dengan teman sebaya, menunjukkan sikap suka
tidak suka (walaupun rentang benci pendek), suka merajuk (menangis dan bersembunyi
sendiri bila dimarahi), sedih bila barang kesayangannya hilang/mati.
2. Kegiatan berteman lebih intens, bermain bersama di rumah maupun diluar rumah,
hubungan anggota keluarga seperti kaka lebih sering terjadi bentrokan, karena anak
berusaha menunjukkan “kekuatannya” dihadapan anggota keluarga. Ia mau diakui sebagai
salah satu anggota keluarga dengan hak yang sama.
4. Interaksi anak dengan teman sebaya sangat intens, sudah jarang bertengkar atau bisa
bekerjasama lebih lama, respons positif dari orang dewasa membuat anak dekat.
Menurut Hurlock (1980:116), ada beberapa pola perilaku sosial anak, antara lain:
1. Meniru. Agar anak merasa sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku
orang yang sangat ia kagumi.
5
2. Persaingan. Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang-orang lain sudah
tampak pada usia empat tahun. Ini dimulai dirumah dan kemudian berkembang dalam
bermain dengan anak diluar rumah.
3. Kerja Sama. Pada akhir tahun ketiga bermain koopertif dan kegiatan kelompok mulai
berkembang dan meningkat, baik dalam frekuensi maupun lamanya berlangsung,
bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain dengan orang lain. Artinya
dalam masa kanak-kanak sikap kerja sama ini sangat umum dilaksanakan dalam proses
sosialisasi anak karena sudah mulai bermain dengan teman sebayanya.
4. Simpati. Simpati ini snagat berhubungan dengan perasaan dan emosi orang lain maka
hal ini hanya kadang-kadang timbul sebelum tiga tahun. Semakin banyak kontak bermain
akan semakin cepat simpati ini berkembang.
5. Empati. Perilaku empati tidak hanya melibatkan emosi dan perasaan orang lain saja,
tetapi juga membayangkan diri sendiri di tempat orang lain atau membayangkan diri
sendiri sebagai orang lain. Relatif hanya sedikit anak yang memiliki perilaku seperti ini
karena sifat dasar anak yang egosentris.
7. Membagi. Seiring berjalannya waktu, anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk
memperoleh pengakuan sosial adalah dengan membagi miliknya, seperti mainan atau
benda yang ia miliki untuk anak-anak lain. Lambat laun sifat mementingkan diri sendiri ini
akan berubah menjadi murah hati. Anak yang sejak bayi memperoleh kepuasan dari
hubungan yang hangat, erat dan personal dengan orang lain berangsur-angsur memberikan
kasih saying kepada orang lain di luar rumah, seperti guru, teman, atau benda
kesayangannya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini adalah perkembangan yang
berkaitan dengan sosial dan emosi menyangkut aspek kemampuan bersosialisasi dan
mengendalikan emosi, yang mana pada kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan usia
anak dan tingkat pencapaian perkembangan melalui stimulasi-stimulasi yang
terangkum dalam suatu kegiatan sosial emosional yang terdapat didalam indikator
dalam usia dini yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang tertuang dalam peraturan
pemerintah tentang standar pendidikan anak usia dini dengan tujuan untuk
membutuhkan kemampuan sosial emosional sejak dini dan secara alamiah, sehingga
dapat menunjang kemampuannya diusia selanjutnya.
B. Saran
Berbagai faktor dapat mempengaruhi perkembangan sosio emosional dan moral
anak, kita sebagai guru dan orang tua wajib membimbing anak agar dapat tumbuh
berkembang dengan optimal. Demikian makalah ini kami susun semoga dapat
bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B.Child Development 6th: Ed tokyo: Mcgraw Hill Inc, International Student E,d
hlm.50
Masnipal. (2013). Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta: Media