Makalah Kel 6 Bu Dini

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

MAKALAH

TEORI ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL ANAK USIA DINI

Disusun Oleh kelompo 6:


1. Ade Agustriana (2010210006)
2. Mawaddah (2010210001)
3. Vidya Silvianti (2030210092)
4. Yanti (2030210111)

Kelas: PIAUD 3
Dosen Pengampu : Dini Anggraini,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
Tahun Akademik 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tugas ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Assesmen dan Intervensi Pendidikan AUD. Dalam penyusunan materi ini ditulis berdasarkan
jurnal yang berkaitan dengan Assesmen dan Intervensi Pendidikan AUD. Tugas ini mendapat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada:

1. Ibu Dini Anggraini M,Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Assesmen dan Intervensi
Pendidikan AUD di kelas PIAUD 3 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah
Palembang.

2. Orang tua yang selalu mendukung penulis setiap saat.

3. Teman-teman yang selalu memberikan masukan, bantuan dan motivasi kepada penulis, saat
penulis melakukan penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan baik sistematika penulisan maupun materi yang disajikan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Akhir kata, Semoga
materi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, Oktober 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDULUAN ............................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2

BAB II ............................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3

A. Pengertian Perkembangan Sosial-Emosional Anak ....................................................... 3

B. Teori Perkembangan Sosial-Emosional Anak................................................................. 4

C. Karakteristik Perkembangan Sosial-Emosional Anak................................................... 5

BAB III........................................................................................................................................... 7

PENUTUP...................................................................................................................................... 7

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 7

B. Saran .................................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut UU Sisdiknas 2003 anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-6
tahun dan antara 0-8 tahun menurut para pakar Pendidikan. Pada masa ini anak mengalami
pertumbuhan serta perkembangan sangat pesat yang tidak akan tergantikan di masa
mendatang sehingga masa ini disebut sebagai masa golden age. Masa golden age ini sangat
berpengaruh pada tahap tumbuh kembang selanjutnya. Masa ini juga hanya berlangsung
satu kali dalam seumur hidup setiap individu. Maka dari itu proses tumbuh kembang pada
masa ini harus sangat diperhatikan oleh guru maupun orangtua.Selain itu, masa usia dini
ini disebut juga sebagai periode sensitif (critical period). Dimana pada perio de ini
kematangan fungsi fisik dan psikis anak sudah siap untuk merespon stimulasi yang
diberikan oleh lingkungan. Oleh karena itu, seluruh kebutuhan tumbuh kembang anak
harus dipenuhi dengan baik agar tumbuh kembang anak berlangsung dengan optimal.
Anak-anak memiliki beberapa aspek perkembangan, salah satunya adalah aspek sosial-
emosional. Meski sosial dan emosional adalah dua kata yang memiliki makna yang
berbeda, tetapi sebenarnya aspek sosial emosional ini tidak dapat dipisahkan. Hal ini
dikarenakan kedua aspek ini saling bersinggungan satu sama lain. Perkembangan sosial
emosional ini bertujuan agar anak memiliki keprcayaan diri, kemampuan bersosialisasi,
dan kemampuan mengendalikan emosi. Optimalisasi perkembangan sosial emosional ini
ditentukan oleh kualitas kerjasama antara orangtua, guru, dan lingkungan. Untuk
optimalisasi perkembangan sosial emosional ini dapat dilakukan dengan mulai mengajak
anak mengenal dirinya sendiri dan lingkungan. Proses pengenalan ini dapat berupa
interaksi anak dengan keluarga yang akan membuat anak belajar membangun konsep diri.
Juga dapat dengan cara bermain bersama teman sebaya yang akan melatih dan
meningkatkan kemampuan sosialisasi anak. Semakin sering perilaku sosial emosional anak
dilatih, maka kemampuan problem solving-nya pun akan semakin baik. Maka dari itu
orangtua maupun guru harus sesering mungkin mengajak anak bermain permainan yang
dapat melatih kemampuan sosial emosional anak.

1
Perkembangan sosial diartikan sebagai kemampuan anak dalam berinteraksi
dengan teman sebaya, orang dewasa, dan masyarakat luas agar dapat meyesuaikan diri
dengan baik sesuai dengan harapan bangsa dan Negara. Perkembangan sosial ini mengikuti
suatu pola perilaku sosial. Dimana pola ini berlaku pada semua anak yang berada dalam
satu kelompok budaya. Perkembangan ini dimulai sejak bayi mampu berinteraksi dengan
keluarganya. Pengalaman sosial yang dialami anak saat usia dini sangat memengaruhi
pembentukkan karakter anak di masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian perkembangan sosial-emosional anak ?
b. Apa saja teori perkembangan sosial-emosional anak ?
c. Apa saja karakteristik perkembangan sosial-emosional anak ?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian perkembangan sosial-emosional anak
b. Untuk mengetahui teori perkembangan sosial-emosional anak
c. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan sosial-emosional anak

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Sosial-Emosional Anak

Perkembangan sosial adalah kemampuan anak dalam merespon tingkah laku


seseorang yang sesuai dengan norma-norma dan harapan sosial. Perkembangan sosial
dinyatakan tidak oleh seorang raja, tetapi diperhatikan oleh orang-orang di kelompoknya.
Objeknya adalah objek sosial (orang banyak) dan dinyatakan berulang-ulang.

Menurut Hurlock bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan


berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial, yaitu menjadi orang yang mampu
bermasyarakat.Perkembangan sosial mengikuti suatu pola, yaitu suatu urutan perilaku
sosial yang teratur dan pola ini sama pada semua anak didalam suatu kelompok budaya.
Juga a da pola sikap anak tentang minat terhadap aktivitas sosial dan pilihan teman hal ini
memungkinkan adanya jadwal waktu sosialisasi. Saat anak dilahirkan ke dunia mereka
belum memiliki sifat sosial atau memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan dan bimbingan orang
tua terhadap anaknya dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-
norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jadi perkembangan sosial anak adalah
kemampuan anak dalam merespon tingkah laku seseorang yang sesuai dengan norma-
norma dan harapan sosial. Perkembangan sosial dinyatakan tidak oleh seorang raja, tetapi
diperjatikan oleh orang–orang dikelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (orang
banyak) dan dinyatakan berulang-ulang. Emosi merupakan suatu keadaan pada diri
organisme ataupun individu pada suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya
gradasi efektif mulai dari tingkatan yang lemah sampai pada tingkatan yang kuat
(mendalam), seperti tidak terlalu kecewa dan sangat kecewa. Berbagai emosi dapat muncul
dalam diri seperti sedih, gembira, kecewa, benci, cinta, marah, sebutan yang diberikan pada
emosi tersebut akan mempengaruhi bagai mana anak berfikir dan bertindak mengenai
perasaan tersebut. Perkembangan emosional mencakup pengendalian diri, ketentuan, dan
satu kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, sebagai pakar menyatakan bahwa EQ
disebut juga sebagai kecerdasan bersikap. Emosi adalah pengalaman yang efektif yang

3
sertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental dan fisiologi
sedang dalam kondisi yang meluap-luap juga dapat diperhatikan dengan tingkah laku yang
jelas dan nyata. Jadi perkembangan sosial emosional pada anak usia dini adalah
perkembangan yang berkaitan dengan sosial dan emosi menyangkut aspek kemampuan
bersosialisasi dan mengendalikan emosi, yang mana pada kegiatan ini dilaksanakan
berdasarkan usia anak dan tingkat pencapaian perkembangan melalui stimulasi-stimulasi
yang terangkum dalam suatu kegiatan sosial emosional yang terdapat didalam indikator
dalam usia dini yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang tertuang dalam peraturan
pemerintah tentang standar pendidikan anak usia dini dengan tujuan untuk membutuhkan
kemampuan sosial emosional sejak dini dan secara alamiah, sehingga dapat menunjang
kemampuannya diusia selanjutnya.

B. Teori Perkembangan Sosial-Emosional Anak


Hurlock (1978:250) mengatakan bahwa perkembangan sosial adalah kemampuan
seseorang dalam bersikap atau berperilaku dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di
masyarakat yang sesuai dengan tuntunan sosial. Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. kemampuan sosial anak dapat diperoleh dari berbagai
kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan
berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, ketika anak sudah
mampu mengenal lingkungannya.

Syamsu (2014: 122) menyatakan bahwa perkembangan sosial dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma atau aturan-aturan
kelompok, moral, atau adat istiadat, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling
berkomunikasi serta bekerja sama. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak akan mampu
hidup sendiri, mereka membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya karena interaksi sosial
merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.

Sueann Robinson Ambron (Syamsu, 2007: 123) mengartikan bahwa sosialisasi itu
sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial
sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. Sosialisasi
dari orangtua sangat penting bagi anak, karena anak masih terlalu muda dan belum memiliki

4
pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan.Anak
dilahirkan belum mempunyai sifat sosial, maka dari itu anak belum memiliki kemampuan
untuk bergaul dengan orang lain.

Gresham (Momeni, 2012: 1307) menyatakan bahwa kesuksesan dalam interaksi sosial
membutuhkan kompetensi sosial. Anak-anak dengan perilaku sosial yang rendah akan
menghadapi masalah- masalah seperti penolakan, masalah perilaku dan menurunkan status
pendidikan ketika memasuki sekolah. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai
kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya, baik orangtua,
saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.

C. Karakteristik Perkembangan Sosial-Emosional Anak


a. Karakteristik Perkembangan Emosi Menurut Masnipal (2013: 117), ada beberapa ciri
utama reaksi emosi sosial anak usia dini, yaitu :

1. Anak lebih sering terjadi perselisihan dengan teman sebaya, menunjukkan sikap suka
tidak suka (walaupun rentang benci pendek), suka merajuk (menangis dan bersembunyi
sendiri bila dimarahi), sedih bila barang kesayangannya hilang/mati.

2. Kegiatan berteman lebih intens, bermain bersama di rumah maupun diluar rumah,
hubungan anggota keluarga seperti kaka lebih sering terjadi bentrokan, karena anak
berusaha menunjukkan “kekuatannya” dihadapan anggota keluarga. Ia mau diakui sebagai
salah satu anggota keluarga dengan hak yang sama.

3. Perilaku yang mencolok adalah perilaku marah/tidak senang dengan menyembunyikan


diri sambil menangis, anak harus diakui sebagai bagian dari kelompok/keluarga, kegiatan
pertemuan lebih intens, perselisihan mulai berkurang,

4. Interaksi anak dengan teman sebaya sangat intens, sudah jarang bertengkar atau bisa
bekerjasama lebih lama, respons positif dari orang dewasa membuat anak dekat.

b. karakteristik perkembangan sosial anak

Menurut Hurlock (1980:116), ada beberapa pola perilaku sosial anak, antara lain:

1. Meniru. Agar anak merasa sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku
orang yang sangat ia kagumi.

5
2. Persaingan. Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang-orang lain sudah
tampak pada usia empat tahun. Ini dimulai dirumah dan kemudian berkembang dalam
bermain dengan anak diluar rumah.

3. Kerja Sama. Pada akhir tahun ketiga bermain koopertif dan kegiatan kelompok mulai
berkembang dan meningkat, baik dalam frekuensi maupun lamanya berlangsung,
bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain dengan orang lain. Artinya
dalam masa kanak-kanak sikap kerja sama ini sangat umum dilaksanakan dalam proses
sosialisasi anak karena sudah mulai bermain dengan teman sebayanya.

4. Simpati. Simpati ini snagat berhubungan dengan perasaan dan emosi orang lain maka
hal ini hanya kadang-kadang timbul sebelum tiga tahun. Semakin banyak kontak bermain
akan semakin cepat simpati ini berkembang.

5. Empati. Perilaku empati tidak hanya melibatkan emosi dan perasaan orang lain saja,
tetapi juga membayangkan diri sendiri di tempat orang lain atau membayangkan diri
sendiri sebagai orang lain. Relatif hanya sedikit anak yang memiliki perilaku seperti ini
karena sifat dasar anak yang egosentris.

6. Dukungan Sosial. Dukungan dari teman-teman merasa lebih penting dibandingkan


dukungan dari orang dewasa pada masa kanak-kanak ini. Anak menganggap perilaku nakal
dan mengganggu merupakan cara untuk memperoleh dukungan dari teman-temannya.
Artinya anak tidak akan menganggap baik dan buruk menurut orang dewasa tetapi
menunjukkan perilaku yang dianggap sama dengan temannya.

7. Membagi. Seiring berjalannya waktu, anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk
memperoleh pengakuan sosial adalah dengan membagi miliknya, seperti mainan atau
benda yang ia miliki untuk anak-anak lain. Lambat laun sifat mementingkan diri sendiri ini
akan berubah menjadi murah hati. Anak yang sejak bayi memperoleh kepuasan dari
hubungan yang hangat, erat dan personal dengan orang lain berangsur-angsur memberikan
kasih saying kepada orang lain di luar rumah, seperti guru, teman, atau benda
kesayangannya.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini adalah perkembangan yang
berkaitan dengan sosial dan emosi menyangkut aspek kemampuan bersosialisasi dan
mengendalikan emosi, yang mana pada kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan usia
anak dan tingkat pencapaian perkembangan melalui stimulasi-stimulasi yang
terangkum dalam suatu kegiatan sosial emosional yang terdapat didalam indikator
dalam usia dini yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang tertuang dalam peraturan
pemerintah tentang standar pendidikan anak usia dini dengan tujuan untuk
membutuhkan kemampuan sosial emosional sejak dini dan secara alamiah, sehingga
dapat menunjang kemampuannya diusia selanjutnya.

B. Saran
Berbagai faktor dapat mempengaruhi perkembangan sosio emosional dan moral
anak, kita sebagai guru dan orang tua wajib membimbing anak agar dapat tumbuh
berkembang dengan optimal. Demikian makalah ini kami susun semoga dapat
bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B.Child Development 6th: Ed tokyo: Mcgraw Hill Inc, International Student E,d
hlm.50

Masnipal. (2013). Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta: Media

Komputindo. Hurlock, EB. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

You might also like