Professional Documents
Culture Documents
42174-Article Text-182035-1-10-20220721
42174-Article Text-182035-1-10-20220721
42174-Article Text-182035-1-10-20220721
Hanifah
SK DirjenUlfa Azzahro, Nastiti Siswi Indrasti, dan Andes Ismayana
Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi No. 158/E/KPT/2021
DOI: https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2022.32.1.1
ISSN: 0216-3160 EISSN: 2252-3901 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin
Makalah: Diterima 16 September 2021; Diperbaiki 11 Desember 2022; Disetujui 20 Januari 2022
ABSTRACT
PT YZ is a palm oil industry that has a processing capacity of 60 tons of FFB/hour with its main products
in the form of Palm Oil (CPO) and Kernel. The palm oil industry in addition to producing the main product in the
form of CPO, also produces a large amount of waste. The waste consists of solid waste, liquid waste and gas waste.
The purpose of this research is to identify the flow of materials, products, and non-products in the production
process of the palm oil processing industry and waste treatment processes, identify cleaner production alternatives
that can be applied to the palm oil industry and determine the priority scale of cleaner production opportunities
in the palm oil processing industry. The methods used include literature study, observation, mass balance analysis,
technical feasibility analysis, economics (B/C and PBP), environmental, and Exponential Comparison Method
(MPE). PT YZ has handled it by reusing the waste formed as boiler fuel (solid waste) and land application (treated
liquid waste), but there were still waste and loss problems. The strategy for implementing cleaner production that
technically, economically and environmentally feasible were 1) Modification of the process by adding a reservoir
for condensate water and oil, with B/C value = 2.5 and PBP = 0.50 years, 2) Application of good housekeeping
by reducing dirt on fruit with GMP (good manufacturing practice) training, with B/C value = 1.61 and PBP =
1.63 years, 3) Application of good housekeeping by controlling or supervising the use of water by adding a water
meter in each unit of process and repair of leaking pipes, with B/C value = 2.16 and PBP = 4.31 years and 4) The
application of good housekeeping by reducing oil spills in the digester by repairing leaks in the digester tank and
pipe, with B/C value = 1.48 and PBP 6.30 years. Based on the score obtained, it shows that the implementation of
good housekeeping by reducing oil spills in the digester is the main priority.
Keyword: cleaner production; MPE; palm oil
ABSTRAK
PT YZ adalah industri kelapa sawit yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 60 ton TBS/jam dengan
produk utamanya berupa minyak sawit (CPO) dan Kernel. Industri kelapa sawit selain menghasilkan produk utama
berupa CPO, juga menghasilkan limbah yang cukup besar. Limbah tersebut terdiri dari limbah padat, limbah cair
dan limbah gas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi aliran bahan, produk, dan non produk
pada proses produksi industri pengolahan kelapa sawit dan proses penanganan limbah, mengidentifikasi alternatif
produksi bersih yang dapat diterapkan untuk industri kelapa sawit dan menentukan skala prioritas peluang produksi
bersih di industri pengolahan kelapa sawit. Metode yang digunakan meliputi studi pustaka, observasi, analisis
neraca massa, analisis kelayakan teknis, ekonomis (B/C dan PBP), lingkungan, dan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE). PT YZ telah melakukan penanganan dengan memanfaatkan kembali limbah yang terbentuk
sebagai bahan bakar boiler (limbah padat) dan land application (limbah cair terolah), namun masih terdapat
masalah pemborosan dan kerugian. Strategi penerapan produksi bersih yang layak secara teknik, ekonomi, dan
lingkungan adalah 1) Modifikasi proses dengan cara penambahan kolam penampung air kondensat dan minyak,
memilki nilai B/C = 2,5 dan PBP = 0,50 tahun, 2) Penerapan good housekeeping dengan cara mengurangi kotoran
pada buah dengan pelatihan GMP (good manufacturing practice), memilki nilai B/C = 1,61 dan PBP = 1,63 tahun,
3) Penerapan good housekeeping dengan cara pengontrolan atau pengawasan dalam penggunaan air dengan cara
penambahan meteran air pada setiap unit proses dan perbaikan pipa yang bocor, memilki nilai B/C = 2,16 dan PBP
= 4,31 tahun dan 4) Penerapan good housekeeping dengan cara pengurangan ceceran minyak pada digester dengan
memperbaik kebocoran pada tangki dan pipa digester, memilki nilai B/C = 1,48 dan PBP 6,30 tahun. Berdasarkan
skor penilaian yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan good housekeeping dengan cara pengurangan
ceceran minyak pada digester menjadi prioritas utama yang dilakukan.
Kata kunci: produksi bersih, MPE, minyak kelapa sawit
JurnalKorespondensi
*Penulis Teknologi Industri Pertanian 32 (1): 1-11 1
Penerapan Produksi Bersih pada Industri Kelapa Sawit …………
terpadu dan diterapkan secara terus-menerus pada eksponensial, tahapan tersebut yaitu sebagai berikut
setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait : (1) Menyusun alternatif-alternatif keputusan yang
dengan proses produksi, produk dan jasa untuk dipilih; (2) Menentukan kriteria atau perbandingan
meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya kriteria keputusan yang penting atau pertimbangan
alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan kriteria; (3) Menentukan tingkat kepentingan dari
dan mengurangi terbentuknya limbah pada setiap kriteria keputusan atau pertimbangan kriteria;
sumbernya, sehingga dapat meminimisasi resiko (4) Melakukan penilaian terhadap semua alternatif
terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta pada semua kriteria; (5) Menghitung skor atau nilai
kerusakan lingkungan (KLH, 2003). total pada setiap alternatif; (6) Menentukan urutan
Beberapa teknik produksi bersih yang mudah prioritas keputusan didasarkan skor atau nilai masing-
diterapkan pada industri pengolahan minyak kelapa masing alternatif.
sawit adalah good house-keeping (tata cara operasi
yang baik). Pelaksanaan produksi bersih selain METODE PENELITIAN
berdampak positif terhadap lingkungan juga
memberikan keuntungan secara finansial. Secara Tahapan Penelitian dan Ruang Lingkup
finansial, penerapan produksi bersih akan Penelitian ini dilakukan di industri kelapa
mengurangi biaya penanganan limbah serta biaya sawit PT YZ Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera
produksi akibat in-efisiensi. Tata cara operasi yang Selatan. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yakni:
baik merupakan suatu cara melakukan pekerjaan 1) Mengidentifikasi aliran bahan, produk, dan non
dengan benar untuk mencapai efektifitas dan efisiensi produk pada proses produksi industri pengolahan
yang optimal dalam suatu pekerjaan sesuai dengan kelapa sawit dan proses penanganan limbah, 2)
standar yang berlaku. Seperti yang telah disebutkan mengidentifikasi peluang prduksi bersih, dan 3)
sebelumnya bahwa SOP memiliki hubungan yang menentukan prioritas produksi bersih dengan
sangat erat dengan tata cara operasi yang baik (Zein menggunakan MPE.
et al., 2019).
Keuntungan yang diperoleh oleh suatu industri Identifikasi Alur Proses dan Siklus Material
apabila menerapkan konsep produksi bersih adalah Analisis pendahuluan dilakukan dengan
mengurangi biaya produksi, mengurangi limbah, identifikasi sumber yang diikuti dengan evaluasi
meningkatkan produktivitas, mengurangi konsumsi penyebab. Fokus kajian pada lima komponen yaitu
energi, meminimalisasi pembuangan limbah bahan masukan (input), teknologi yang digunakan,
termasuk penanganan limbah, dan memperbaiki nilai pelaksanaan proses, produk dan limbah yang
produk samping (Indrasti dan Fauzi, 2009). dihasilkan. Kemungkinan jenis pilihan perbaikan
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini yang dihasilkan berupa substitusi bahan baku,
dilakukan untuk mendapatkan peluang kegiatan modifikasi teknologi, good housekeeping, modifikasi
produksi bersih yang sesuai pada industri kelapa produk yang dihasilkan dan onsite reuse. Metode ini
sawit, sehingga dapat membantu meningkatkan menghasilkan fokus pada pengkajian penerapan
efisiensi produksi dalam proses pengolahan tandan produksi bersih tahap berikutnya. Tahapan proses
buah segar kelapa sawit. Berdasarkan uraian latar pengolahan dikaji secara lebih rinci dan mendalam
belakang dan perumusan masalah tersebut, maka melalui analisis neraca massa untuk mendapatkan
tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah informasi tentang masukan yang digunakan pada
sebagai berikut (1) Mengidentifikasi alur proses pada proses serta keluaran yang dihasilkan (Indrasti dan
proses produksi industri pengolahan kelapa sawit dan Fauzi, 2009).
proses penanganan limbah, (2) Mengidentifikasi
alternatif produksi bersih yang dapat dilaksanakan Identifkasi Peluang Produksi Bersih
pada produksi industri pengolahan kelapa sawit (3) Perencanaan (identifikasi) peluang produksi
Menentukan skala prioritas dari peluang produksi bersih dilakukan bersama dengan pakar (industri)
bersih pada industri pengolahan kelapa sawit. dengan cara interview/wawancara dan juga mengaju
Penentuan prioritas dapat ditentukan dengan pada kajian pustaka yang telah dilakukan sebelumnya
menggunakan metode perbandingan eksponensial. sehingga dihasilkan beberapa alternatif. Penyusunan
Marimin dan Magfiroh (2010) menyebutkan MPE alternatif peluang produksi bersih melalui studi
merupakan salah satu metode untuk menentukan literatur dengan mengumpulkan dan menganalisis
urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria data sekunder yang didapatkan dari buku-buku acuan,
jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi jurnal dan literatur lainnya. Kemungkinan jenis
individu dalam pengambilan keputusan untuk pilihan perbaikan yang dihasilkan berupa substitusi
menggunakan rancang bangun model yang telah bahan baku, modifikasi teknologi, good
terdefinisi dengan baik pada tahapan proses. MPE housekeeping, modifikasi produk yang dihasilkan dan
mempunyai keuntungan dalam mengurangi bias yang onsite reuse. Setelah dapat ditentukan, maka peluang
mungkin terjadi dalam analisa. Ada beberapa tahapan produksi bersih dianalisis menggunakan analisis
dalam menggunakan metode perbandingan kelayakan Teknis (proses produksi, bahan yang
digunakan, peralatan dan teknologi, tenaga kerja) dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang
(Indrasti dan Fauzi, 2009), Ekonomi (BC ratio dan diikuti dengan proses pemurnian. Proses pengolahan
Payback Periode) (Mankiw, 2015) dan Lingkungan TBS menjadi Crude Palm Oil melalui banyak
(pengaruh atau manfaat yang ditimbulkan pada perlakuan dan tahapan. Secara umum tahapan proses
lingkungan setelah diterapkannya alternatif produksi pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 1.
bersih berupa berkurangnya jumlah dan konsentrasi Kebutuhan air untuk kegiatan proses produksi
limbah yang terbentuk) (Maulana et al., 2013). CPO sama dengan banyak tandan buah segar yang
diolah. Kebutuhan air yang digunakan tidak semua
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 digunakan untuk kegiatan operasional. Sebanyak 60-
𝑝𝑎𝑦 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑖𝑑 = × 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 65% air digunakan untuk kebutuhan boiler
menghasilkan steam, 20-24% air digunakan sebagai
𝐵 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
𝐵𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜( ) = pengencer dalam operasional (Rahardja, 2019). Jika
𝐶 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
kapasitas pabrik 60 ton/jam dan jam olah efektif
Penentuan Prioritas Peluang Produksi Bersih selama 10 jam, maka pabrik harus menyediakan air
dengan MPE (Metode Pembanding Eksponensial) sebanyak 600 ton air/hari. Air tersebut dimanfaatkan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara untuk boiler kurang lebih 30 ton air/jam. Pada PT YZ
mengidentifikasi alur proses produksi dari bahan pemakaian air pada tahun 2019 pada bulan Januari-
baku, penggunaan air, proses produksi serta limbah Agustus sebanyak 161,417 m3. Air yang berasal dari
yang dihasilkan, selanjutnya dilakukan identifikasi waduk digunakan pada ketel, pengolahan pada
produksi bersih dan penentuan prioritas peluang stasiun pengempaan dan stasiun pemurnian,
produksi bersih dengan Metode Perbandingan pendingin mesin turbin dan lain-lain. Pemakaian air
Eksponensial (MPE). Pada Tabel 1 menunjukkan untuk perumahan digunakan untuk kebutuhan sehari-
tingkat kepentingan kriteria dengan nilai masing- hari.
masing kriteria 1-5. Kriteria yang dinilai yaitu Pabrik kelapa sawit pada umumnya
kemampuan teknis dan teknologi, aspek finansial, membutuhkan sumber energi yang besar untuk
sumber daya manusia, dan lingkungan (Marimin dan menggerakkan mesin-mesin serta peralatan lain yang
Magfiroh, 2010). Penilaian peluang produksi bersih memerlukan tenaga dalam jumlah besar. Kebutuhan
terhadap kriteria menggunakan skala penilaian 1 energi tersebut dipasok dari boiler dan generator set
(kurang baik)-10 (sangat baik). Persamaan MPE (genset). Boiler merupakan sebuah bejana bertekanan
adalah sebagai berikut : yang berfungsi untuk memanaskan air guna
menghasilkan uap (steam) yang nantinya akan
dikonversi menjadi energi listrik melalui turbin.
Kemudian uap sisa keluaran dari turbin akan
Dengan: ditampung di sebuah bejana, yaitu Back Pressure
TNi : Total nilai alternatif ke- i Vessel (BPV) yang nantinya uap sisa akan disalurkan
RK ij : Derajat kepentingan relatif kriteria ke- j ke beberapa stasiun yang membutuhkan, di antaranya
pada pilihan keputusan i adalah stasiun rebusan, stasiun pengempaan, stasiun
TKKj : Derajat kepentingan kriteria keputusan ke- klarifikasi dan stasiun pengolahan biji (Santoso et al.,
j; TKKj > 0; bulat 2019). Proses produksi pada pabrik membutuhkan
n : Jumlah pilihan keputusan energi listrik dan uap panas dalam jumlah besar.
m : Jumlah kriteria keputusan Pabrik kelapa sawit membutuhan energi sebesar 17-
Tabel 1. Tingkat kepentingan kriteria 20 kWh dan 0,35-0,5 ton uap panas per ton tandan
buah segar (Chavalparit, 2006; Vijaya et al., 2008;
Skala Keterangan Sommart dan Suneerat, 2011). Besarnya kebutuhan
1 Tidak Penting energi pada setiap tahapan pengolahan setelah input
2 Cukup Penting energi solar dan biomassa pada stasiun penyediaan
3 Penting energi dikonversikan menjadi energi listrik sehingga
4 Sangat Penting input yang diperhitungkan sudah berupa energi
5 Sangat Penting Sekali listrik. Tabel 2 ditunjukkan kebutuhan energi pada
proses pengolahan kelapa sawit.
Responden yang dilibatkan untuk analisis PT YZ membutuhkan total energi listrik
MPE meliputi para pakar industri kelapa sawit PT YZ sebesar 0,0298 MJ/kg, solar 0,1784 MJ/kg, dan uap
meliputi Manager pabrik, Asisten proses, Asisten 6,715 MJ/kg yang didapatkan dari sumber energi
maintenance dan Asisten laboraturium. biomassa yang berasal dari cangkang dan serat kelapa
sawit, sedangkan energi listrik berasal dari energi
HASIL DAN PEMBAHASAN biomassa dan energi solar yang dikonversikan
Tahapan Proses Produksi menjadi energi listrik.
Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa
sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis
TBS
Boiler 60.000kg
Penerimaan buah
TBS
Steam 60.000kg
13.440kg Uap 11.040kg
Perebusan buah Air kondensat
Buah masak 9.600kg
52.800kg
Pemipilan buah Tandan kosong
13.200kg
Steam
2.400kg
Digester
Brondolan Bubur buah
39.600kg 42.000kg
Pressing
Fibre
Vibrating screen Depecicarper
8.700 kg
Wet Nut
Crude oil 37.800kg
7.500 kg Moisture
Settling tank Nut Silo 480 kg
Dry Nut
Oil 13.200kg 7.020 kg
Air dan kotoran Crackers
Purifier
30kg
Cracked Mix
Oil 13.170kg 7.020 kg
Dry Shells
Vacum drier Winowing
Air 90kg 3.060 kg
Shell dan Kernel
3.960 kg
CPO Wet Shells
Hidrocyclone
13.080kg 360 kg
Shells
3.600 kg
Moisture
Kernel Silo
240 kg
Dry Kernel
3.360 kg
Strategi Produksi Bersih yang Telah Diterapkan diproses dan dinetralisasi sebelum dibuang ke
Proses pengolahan CPO pada PT YZ lingkungan. Pengendalian limbah (Raw Effluent)
menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah yang berasal dari stasiun perebusan dan klarifikasi
padat yang dihasilkan berupa tandan kosong dari dimulai dari penampungan limbah tersebut pada fat
stasiun penebahan buah (Threshing Station), serat dan pit dengan tujuan untuk mengurangi kadar minyak
cangkang dari stasiun pengempaan (Pressing melalui prinsip pengendapan. Limbah didinginkan
Station), sedangkan limbah cair yang dihasilkan dari dengan cara mengalirkan ke menara pendingin atau
Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) dapat dilakukan melalui aliran panjang dan terbuka,
berupa effluent pabrik yaitu lumpur atau sludge. kemudian ditampung di kolam limbah. Pada kolam,
Proses pengolahan dan pemanfaatan limbah industri limbah dikendalikan dengan proses fermentasi
kelapa sawit telah banyak dilakukan termasuk PT YZ anaerobik maupun aerobik. Sistem ini dikenal dengan
yang telah melakukan pengolahan dan pemanfaatan pounding system. Karena limbah cair pabrik kelapa
limbah padat dan limbah cair yang dihasilkan sawit pada dasarnya merupakan bahan organik dan
sehingga bisa diaplikasikan ke lapangan. jika mengalami proses degradasi akan menghasilkan
Pada industri kelapa sawit, tandan kosong unsur hara yang baik untuk dimanfaatkan di
dimanfaatkan sebagai mulsa. Setiap tandan kosong perkebunan kelapa sawit (Mahajoeno et al., 2008).
mengandung unsur hara berupa N, P, K dan Mg. Hasil pengolahan limbah cair pada PT. YZ setelah
Pemanfaatan tandan kosong sebagai mulsa dapat mengalami proses penanganan dapat dilhat pada
mereduksi penggunaan pupuk kimia yang biasa Tabel 4.
digunakan untuk pemupukan pada area perkebunan, Semua proses dan operasi di pabrik kelapa
baik dosis pemakaian maupun penggunaannya sawit membutuhkan listrik yang didukung oleh
(Sarwono, 2008). Pengaplikasian TKS dapat dilihat generator internal. Untuk mengurangi
pada Tabel 3. Selain memanfaatkan tandan kosong ketergantungan terhadap bahan bakar fosil,
sebagai mulsa, PT YZ juga menjual tandan kosong Pemerintah Indonesia mendorong setiap sektor
kepada pihak ketiga atau petani yang membutuhkan memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti
tandan kosong. Selain tandan kosong, limbah padat matahari, angin, dan biomassa. (Sylvia et al., 2019).
yang dihasilkan industri kelapa sawit berupa serabut Namun, pembakaran biomassa sering dianggap
dan cangkang. Serabut dan cangkang dimanfaatkan sebagai salah satu sumber utama partikulat dan emisi
sebagai bahan bakar ketel uap untuk memenuhi gas pencemar. Setiap proses pembakaran diharapkan
kebutuhan uap panas dan pembangkit listrik. terjadi dalam mode lengkap, sehingga hasil
Air buangan pabrik merupakan faktor pembakaran akan menghasilkan energi, karbon
penyebab pencemaran pada media penerima. Untuk dioksida, dan air (Zhang et al., 2017).
mengatasi pencemaran, air limbah pabrik harus
Limbah udara yang dihasilkan oleh PT YZ dilakukan oleh PT YZ untuk mengurangi cemaran
berasal dari cerobong asap boiler dan cerobong asap udara dari pembakaran boiler dengan pemasangan
mesin genset. Pengujian dilakukan enam bulan sekali dust collector yang berfungsi untuk untuk
yang dilakukan oleh Laboratorium Dinas Lingkungan membersihkan udara dari banyak sumber debu dan
Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Selatan. Parameter asap.
yang diukur meliputi mutu emisi cerobong boiler,
mutu emisi cerobong genset dan pemantauan udara Identifikasi alternatif produksi bersih
ambien. Tabel 5 dan Tabel 6 menunjukkan hasil Pengoperasian pengolahan limbah pada
pemantauan emisi cerobong boiler dan cerobong industri kelapa sawit membutuhkan biaya yang tidak
genset. sedikit, maka untuk mengurangi limbah yang
Hasil pemantauan kualitas udara untuk ketel terbentuk dapat dilakukan dengan mengaplikasikan
uap (Boiler) dan genset yang dilakukan uji oleh potensi kegiatan produksi bersih yang diperoleh.
Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Beberapa teknik produksi bersih yang mudah untuk
Provinsi Sumatera Selatan yang melakukan dilakukan yaitu good housekeeping, serta tatacara
pengukuran sesuai dengan waktu yang ditentukan operasi yang baik (Kuatsar, 2006). Beberapa strategi
berdasarkan kontrak kerjasama yang telah dibuat. produksi bersih yang telah diterapkan pada industri
Untuk pengukuran emisi gas buang pada semester I kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 7.
ditahun 2019 dilakukan pada 28 Maret 2019 Beberapa opsi yang dapat diterapkan di
menunjukan dibawah baku mutu emisi sumber tidak industri kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 8. Opsi
bergerak. Untuk pemantauan kualitas udara harian atau alternatif strategi tersebut merupakan strategi
telah dipasang smoke density yang berfungsi sebagai tambahan yang mungkin untuk diterapkan di industri
pemantau asap yang dikeluarkan dari hasil tanpa meninggalkan prinsip-prinsip produksi bersih
pembakaran boiler. Upaya penanganan yang yang telah dilakukan.
Tabel 8. Potensi penerapan produksi bersih yang limbah. Menurut Maulana et al. (2013), adanya
dapat diterapkan penerapan produksi bersih dengan penambahan
Strategi Aktivitas kolam penampung air kondensat dan minyak dapat
Modifikasi Pembuatan kolam penampung meningkatkan rendemen yang dihasilkan serta dapat
Proses air kondensat dan minyak mengurangai jumlah limbah cair yang akan dioleh di
Good Pengurangan kotoran pada buah unit IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
housekeeping Biaya inventasi yang diperlukan dalam
Pengontrolan/pengawasan pembuatan kolam air kondensat dan minyak sebesar
penggunaan air Rp 125.650.000. Investasi tersebut merupakan biaya
Pengurangan ceceran minyak untuk membeli bahan dan peralatan yang diperlukan
pada digester untuk proses penambahan kolam air kondensat dan
minyak. Keuntungan yang diperoleh dari
Pada Tabel 8 potensi peluang penerapan penambahan kolam air kondensat dan minyak yaitu
produksi bersih yang di terapkan yaitu modifikasi Rp 253.837.500/tahun dengan nilai B/C ratio 2,5
proses dan good housekeeping. Modifikasi proses yang menunjukkan bahwa proyek layak untuk
yang dapat dilakukan dengan membuat kolam dilaksanakan dengan waktu pengembalian modal atau
penampungan air kondensat dan minyak. Pemilihan pay back period yaitu 0,50 tahun.
modifikasi dengan cara penambahan kolam Potensi peluang penerapan produksi bersih
penampung air kondensat dan minyak menjadi salah yang dapat di terapkan yaitu good housekeeping
satu upaya atau solusi untuk mengurangi kadar berupa pengurangan kontaminasi pada buah,
minyak pada air kondensat yang dihasilkan dari pengontrolan/pengawasan penggunaan air dan
proses perebusan. Secara teknis upaya produksi pengurangan ceceran minyak pada digester.
bersih yang dipilih dapat diterapkan untuk Pengurangan kontaminasi pada buah dilakukan
meningkatkan rendemen yang dihasilkan. Untuk dengan pelatihan GMP (good manufacturing pratice).
penambahan kolam penampungan air kondensat dan Pada stasiun penerimaan buah dilakukan pemeriksaan
minyak dilakukan analisis kebutuhan lahan yang kualitas buah yang diterima oleh PKS. Pemeriksaan
tertera pada Tabel 9. dilakukan untuk mengetahui adanya kotoran pada
buah berupa tanah, pasir dan krikil yang dapat
Tabel 9. Analisis kebutuhan lahan kolam mempengaruhi mutu produk CPO, kerusakan pada
penampungan air kondensat dan mesin serta dapat mengotori lingkungan pabrik.
minyak Produksi TBS pada tahun 2019 mencapai 168.573
Uraian Nilai ton/tahun TBS, kadar kotoran ini mencapai 286,57
TBS olah (ton/jam) 60 ton/tahun. Potensi produksi bersih yang dapat
Kondensat (%) 12 ditawarkan agar permasalahan tersebut dapat diatasi
Losses minyak dari air dengan pelaksanaan good housekeeping dengan
kondensat (%) 0,5 pengoptimalan SOP yang sudah ada dengan lebih
Air kondensat yang dihasilkan baik. Menurut KLH (2014), good housekeeping
(m³/jam) 7,2 serangakaian kegiatan yang dilakukan oleh
Volume kolam kondensat (m) 2x2x2,5 perusahaan atas kemauannya sendiri dalam
Potensi kehilangan minyak memperdayakan sumber daya yang dimiliki untuk
(m³/jam) 0,036 mengatur penggunaan bahan baku, air dan energi
Kebutuhan volume kolam secara optimal dan bertujuan untuk meningkatkan
minyak (m) 1x1x1 produktifitas kerja dan upaya pencegahan
pencemanran lingkungan.
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan Menurut Winarno dan Surono (2004), GMP
kolam penampungan air kondensat dan minyak secara luar berfokus dan berakibat banyak aspek, baik
berupa pompa, katup, pipa karbon steel, pipa aspek operasi pelaksanaan kegiatan produksi yang
sambung dan bahan bangunan seperti pasir, semen, terjadi di dalam pabrik maupun operasi secara
batu bata, batu krikil, besi pondasi, seng, kayu balok personal. Good Manufacturing Practice menjamin
dan lampu. Pada analisis kelayakan lingkungan produk CPO dan hasil samping yang aman
pemilihan modifikasi dengan cara penambahan (kontaminasi minimal) dan berkualitas. Ruang
kolam penampung air kondensat dan minyak menjadi lingkup GMP meliputi penerimaan buah, operasi
salah satu upaya atau solusi untuk mengurangi kadar pengolahan buah untuk menghasilkan CPO dan
minyak pada air kondensat yang dihasilkan dari operasi pengolahan inti sawit serta penyimpanan CPO
proses perebusan. Secara teknis upaya produksi (Siahaan dan Erningpraja, 2005). Pada analisis
bersih yang dipilih dapat diterapkan untuk kelayakan lingkungan pelatihan GMP dapat
meningkatkan rendemen yang dihasilkan. Pembuatan memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan
kolam penampung air kondensat dapat memberikan pengurangan kotoran pada buah segar. Biaya
keuntungan dalam mengurangi kadar BOD pada investasi untuk pelatihan GMP diperlukan dana
effluent sehingga berdampak positif terhadap kualitas sebesar Rp 30.000.000, invetasi yang dikeluarkan
merupakan biaya untuk pelatihan GMP dengan 6 sehingga dapat mengurangi jumlah limbah cair yang
orang perwakilan 3 orang dari divisi kebun dan 3 terbuang ke lingkungan.
orang dari divisi proses serta biaya operasional Pengurangan ceceran minyak CPO pada
dengan 2 kali perjalanan per 6 bulan sekali. Adanya digester. Pada tabung digester terdapat ceceran
pelatihan GMP dapat mengurangi biaya perbaikan minyak yang terjadi karena adanya kebocoran pada
mesin sebesar Rp 18.350.000/tahun yang sebelum tangki dan pipa pada digester. Minyak tersebut dapat
pelatihan biaya perbaikan mesin sebesar Rp mengakibatkan cemaran pada lantai, sehingga
48.350.000/tahun akibat kotoran yang terikut pada menyebabkan permukaan licin tidak aman bagi
proses pengolahan kelapa sawit. Nilai B/C ratio yang pekerja. Berdasarkan pengukuran terhadap kebocoran
diperoleh sebesar 1,61 yang menunjukkan bawah minyak pada digester di stasiun pengempaan minyak
pelatihan GMP layak untuk dilaksanakan dan modal yang keluar sebesar 5 kg. Jika kebocoran terus
akan kembali pada waktu 1,63 tahun. Nilai tambah berlanjut selama setahun maka jumlah ceceran
dari penerapan produksi besih dengan pelaksanaan minyak CPO sebesar 1.500 kg. Kegiatan produksi
GMP dapat menjamin produk CPO yang dihasilkan bersih yang dapat dilakukan adalah dengan
terhindar dari kontaminasi atau kotoran. peningkatan good housekeeping dengan cara
Pengontrolan/pengawasan penggunaan air memperbaiki pipa dan tangki yang bocor.
dilakukan untuk mengurangi kebocoran dan Biaya investasi yang diperlukan untuk
pemborosan dalam penggunaan air pada proses mengurangi ceceran minyak pada digester sebesar Rp
pengolahan kelapa sawit. Pengawasan air dapat 12.800.000. Investasi yang dikeluarkan merupakan
dilakukan dengan menggunakan meteran air untuk biaya untuk peralatan perbaikan serta biaya
menghitung jumlah air yang digunakan pada setiap perbaikan. Keuntungan yang diperoleh setelah
unit proses serta jika terjadi kebocoran pada selang perbaikan pipa dan tangki digester dapat berkurang
maka diperlukan pergantian selang yang bocor. sebesar 1.500 kg/tahun dengan harga CPO sebesar Rp
Berdasarkan perhitungan debit kebocoran yang 12.000 per kg. Nilai B/C ratio yang diperoleh sebesar
terjadi pada proses pengolahan di stasiun pemurnian 1,48 yang menunjukkan nilai B/C ratio besar dari satu
sebesar 0,12 m3/jam, jika kebocoran terus terjadi sehingga perbaikan tangki dan pipa digester layak
maka dalam satu tahun jumlah kebocoran sebesar 720 untuk dilaksanakan dengan waktu pengembalian
m3 air yang terbuang. Kegiatan produksi bersih yang modal atau pay back period pada waktu 6,30 tahun.
dapat dilakukan adalah peningkatan good Pengurangan ceceran minyak dengan perbaikan
housekeeping dengan cara mengganti selang yang tangki dan pipa dapat menghemat biaya sebesar Rp
bocor, memasang meteran air untuk menghitung 2.033.333/tahun dan penerapan produksi ini layak
jumlah air yang digunakan. untuk diterapkan.
Pada analisis kelayakan teknis strategi
penerapan produksi bersih dengan pengawasan air Analisis Peluang Produksi Bersih
dapat dilakukan dengan penambahan meteran air dan Pengambilan keputusan merupakan suatu cara
perbaikan kebocoran pada selang air yang bocor. memilih berbagai alternatif di antara prioritas
Pada analisis kelayakan lingkungan melalui good penerapan produksi bersih yang bertujuan untuk
housekeeping selain memperkecil buangan limbah memberikan penilaian terhadap semua peluang
cair dan juga mengefisiensi penggunaan bahan baku produksi bersih yang direkomendasikan. Hasil dari
(Generousdi dan Rodesri, 2005). Biaya investasi yang penilaian tersebut digunakan untuk menentukan
diperlukan untuk pengawasan air sebesar Rp urutan dari nilai terbesar hingga terkecil. Pada faktor
14.000.000. Investasi yang dikeluarkan merupakan kriteria yang digunakan seperti kemampuan teknis,
biaya untuk pembelian meteran air, selang air 1 inch aspek finansial dan lingkungan menggunakan studi
serta biaya pemasangan. Keuntungan yang diperoleh literatur, sedangkan bobot kriteria diperoleh dari
setelah pemasangan meteran air dan perbaikan selang penilaian para pakar di industri kelapa sawit tersebut.
yang bocor kebocoran air dapat berkurang sebesar Hasil dari pembobotan kriteria menunjukkn bahwa
504 m³/tahun dengan harga air Rp 12.000 per m3. aspek lingkungan sangat penting untuk
Nilai B/C ratio yang diperoleh sebesar 2,16 yang dipertimbakan dalam penentuan strategi produksi
menunjukkan nilai B/C ratio besar dari satu sehingga bersih yang akan diterapkan.
penambahan meteran air dan perbaikan selang air Terdapat empat strategi produksi bersih yang
layak untuk dilaksanakan dengan waktu diperoleh dari penelitian ini yaitu good housekeeping
pengembalian modal atau pay back period pada untuk mengurangi kontaminasi pada buah, good
waktu 4,31 tahun. Pengawasan air dengan perbaikan housekeeping untuk mengurangi ceceran minyak
selang dan pemasangan meteran air dapat menghemat pada digester, good housekeeping pengawasan
biaya air sebesar Rp 3.248.000/tahun dan penerapan terhadap penggunaan air dan memodifikasi proses
produksi ini layak untuk diterapkan. Menurut dengan membuat kolam penampung air kondensat.
Nugraha et al. (2018), penerapan produksi bersih Berdasarkan hasil analisis penilaian dari para pakar
dengan pengontrolan/pengawasan air dapat diperoleh urutan prioritas produksi bersih yang dapat
memberikan nilai tambah dalam penggunaan air dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil pemilihan prioritas potensi produksi bersih dengan metode MPE
Nilai Tingkat
Alternatif Produksi Bersih
MPE prioritas
Pembuatan kolam penampung air kondensat dan minyak 386,74 3
Pengurangan Kontaminan pada buah 81,539 4
Pengontrolan/pengawasan penggunaan air 526,93 2
Pengurangan ceceran minyak pada digester 1815,5 1
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel merugikan perusahaan. Penelitian produksi bersih
10 tingkat prioritas utama pada produksi bersih dari yang telah dilakukan dapat menjadi dasar untuk
penilaian yang diperoleh berdasarkan kriteria teknis, meningkatkan kinerja industri kelapa sawit dengan
finansial dan lingkungan diperoleh yaitu peningkatan preventif lingkungan.
good housekeeping untuk mengurangi ceceran
minyak pada digester dan pengontrolan/pengawasan DAFTAR PUSTAKA
penggunaan air sebagai prioritas utama untuk
melaksanakan produksi bersih. Menurut Zein et al. Abnisa F, Arami-Niya A, Wan Daud WMA, Sahu JN,
(2019), dengan adanya peningkatan good Noor M. 2013. Ultilization of oil palm tree
housekeeping pada pengurangan ceceran minyak residues to produce bio-oil and bio-char vio
pada digester dapat meningkatkan rendeman yang pyrolysis. Journal Energy Conversion and
akan dihasilkan dan mengurangi kerugian dari Management. 76:1073-1082.
kebocoran yang terjadi pada digester. Pengontrolan Anyaoha KE dan Zhang L. 2021. Renewable energy
penggunaan air merupakan upaya pencegahan dalam for environmental protection: Life cycle
penggunanaan air dalam proses produksi sehingga inventory of Nigeria’s palm oil production.
dapat meminimasi limbah cair yang terbuang ke Journal Resources, Conservation &
lingkungan (Maulana et al., 2013). Perusahaan dapat Recycling 174 (2021) 105797 page 1-11
menerapkan seluruh potensi strategi produksi bersih https://doi.org/10.1016/j.resconrec.2021.10
tersebut berdasarkan tingkat prioritas yang telah 5797
dinilai. Barcelos E, de Almeida Rios S, Cunha RNV, Lopes
R, Motoike SY, Babiychuk E, Aleksandra S
KESIMPULAN DAN SARAN and Kushnir S. 2015. Oil palm natural
diversity and the potential for yield
Kesimpulan improvement. Journal Frontiers in Plant
Proses pengolahan kelapa sawit di PT YZ Science. 6:190.
menunjukkan masih adanya permasalahan yang perlu Corley RHV. 2009. How much palm oil do we need.
perbaikan lebih lanjut untuk meningkatkan kinerja Journal Environmental Science and Policy.
industri kelapa sawit. Permasalahan yang masih 12:134-9.
terdapat pada proses pengolahan kelapa sawit yaitu Chavalparit WH, Rulkens APJ, Mol S, Khaodir.
masih adanya kontaminasi pada buah, tingginya 2006. Option for environmental
kadar minyak pada air kondensat dari hasil perebusan, sustainability of the crude palm oil industry
adanya ceceran minyak pada digester yang in thailand through enhancement of
menyebabkan permukaan lantai licin yang dapat industrial ecosystem. Environment,
membahayakan para pekerja serta masih adanya Development and Sustainability. 8:271-287
pemborosan penggunaan air. Generousdi RM. 2005. Penerapan teknologi produksi
Penerapan peluang produksi bersih dengan bersih pada industri elektroplating Jambi.
peningkatan Goood housekeeping dan adanya Jurnal Teknik Mesin. 2(1):1-8.
modifikasi proses pada pengolahan kelapa sawit. Indrasti NS dan Fauzi AM. 2009. Produksi Bersih.
Hasil analisis MPE menunjukkan prioritas yang Bogor (ID): IPB Press
potensial untuk industri kelapa sawit PT YZ yaitu [KLH] Kementrian Lingkungan Hidup. 2003.
pengurangan ceceran minyak pada digester. Kebijakan Produksi Bersih Nasional.
Penerapan produksi bersih layak secara ekonomis Jakarta: KLH.
karena memenuhi nilai B/C ratio lebih dari satu, [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2014.
secara teknis mudah dilaksanakan dan memberikan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dampak positif bagi lingkungan pabrik. Republik Indonesia No 5 Tahun 2014: Baku
Mutu Air Limbah. Jakarta (ID). KemenLH
Saran Kementerian Perindustrian RI. 2020. Gambaran
Penegasan good housekeeping perlu dilakukan Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit.
terus menerus dengan terkendali sehingga dapat [internet]. [diunduh 2 juli 2020].
mengurangi ceceran minyak CPO dan air yang dapat