Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No.

1, Edisi: April 2018


ISSN 2477-1287

PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA


DI MAN KALABAHI ALOR NTT

Ratna Abdul Pakdin Balikh


Dosen Tetap STKIP Muhammadiyah Kalabahi
Pos-el: naratna29@gamil.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam
proses pembelajaran matematika dan untuk mengetahui proses pendidikan karakter yang terintegrasi
dalam pembelajaran matematika, serta untuk mengetahui penilaian pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran matematika di MAN Kalabahi.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang
sifatnya deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS1 MAN Kalabahi. Objek dalam
penelitian ini adalah penerapan pendidikan karakter pada proses pembelajaran matematika, khususnya
pada materi integral. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter yang
dikembangkan antara lain, rasa ingin tahu, mandiri, kerja keras dan jujur. Nilai-nilai tersebut
tercantum di dalam Silabus dan RPP. Proses pendidikan karakter sudah terlaksana dalam
pembelajaran matematika. Penilaian pendidikan karakter dicantumkan pada nilai afektif siswa
berdasarkan nilai karakter yang diterapkan siswa, serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci: Nilai-nilai karakter dan pembelajaran matematika


Abstract
This research aim to knowing the values of characters are developed in the learning process
of mathematics learning and to knowing the process of character education are integrated in the
mathematics learning and to knowing assessment character education in the mathematics learning in
MAN Kalabahi. This reserah subject were students in class XII IPS1 MAN Kalabahi. The object of
this research is the implementation of character education in the especially for integral material.The
results obtained are the values of the characters developed are curiosity, autonomous, hard work and
honest. The values included in the Syllabus and RPP. The process of character education has been
implemented in the mathematics learning. Assesment character education be included on the
affective value of student, based on the character of applied students, as well as student actifity in the
process learning.

Keywords: Values of characters, mathematics learning

25
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

A. PENDAHULUAN penilaian terhadap implementasi pendidikan


Indonesia memerlukan sumber daya karakter dalam setiap pembelajaran, termasuk
manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai pada pembelajaran matematika. Pembelajaran
sebagai pendukung utama dalam pembangunan. matematika sangat menarik untuk dihubungkan
Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, dengan pendidikan karakter karena matematika
pendidikan memiliki peran yang sangat penting. merupakan ilmu universal yang mendasari
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 perkembangan modern, mempunyai peran
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional memajukan daya pikir manusia.
berfungsi mengembangkan kemampuan dan Dalam pengembangan karakter siswa di
membentuk karakter serta peradaban bangsa sekolah, guru merupakan pelaku utama. Guru
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan memiliki peran sebagai pengasuh, mentor dan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk teladan bagi siswa. Guru juga merupakan sumber
berkembangnya potensi siswa agar menjadi inspirasi dan motivasi siswa. Sikap dan prilaku
manusia yang beriman dan bertakwa kepada seorang guru sangat membekas dalam diri siswa,
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, sehingga ucapan, karakter dan kepribadian guru
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru
warga negara yang demokratis serta bertanggung memiliki tanggung jawab besar dalam
jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan menghasilkan generasi yang berkarakter,
nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap berbudaya, dan bermoral. Tugas-tugas
jenjang, termasuk di sekolah harus manusiawi itu merupakan transformasi,
diselenggarakan secara sistematis guna mencapai identifikasi, dan pengertian tentang diri sendiri,
tujuan tersebut. yang harus dilaksanakan secara bersama-sama
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak dan dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil dinamis Narwanti (2011).
internalisasi berbagai kebajikan, yang diyakini Menurut hasil penelitian yang dilakukan
dan digunakan sebagai landasan untuk cara Ovi Yuliana, dengan judul “Pendidikan Karakter
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. pada Proses Pembelajaran Matematika Kelas X
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang SMA Negeri 1 Juwana, Kabupaten Pati” pada
menanamkan dan mengembangkan karakter- tahun 2013 menunjukkan bahwa, pelaksanaan
karakter luhur kepada siswa, sehingga mereka pendidikan karakter sebatas pada penerapan
memiliki karakter luhur itu, memerapkan, dan dalam pembelajaran. Penilaian dan evaluasi
mempraktikkan dalam kehidupannya, entah pendidikan karakter diperlukan sebagai bahan
dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan acuan refleksi. Oleh karena itu, diperlukan
warga negara (Kemdiknas, 2010) adanya penelitian lebih lanjut berkaitan dengan
Ada empat prinsip yang digunakan proses pembelajaran matematika termasuk
dalam pengembangan pendidikan karakter, yaitu: penilaian di dalamnya. Pada dasarnya pendidikan
1) berkelanjutan, 2) melalui semua mata karakter terfokus pada aspek afektif siswa.
pelajaran, 3) nilai tidak diajarkan tetapi MAN Kalabahi merupakan madrasah
dikembangkan melalui proses belajar, dan 4) yang memiliki komitmen untuk mewujudkan
Proses pendidikan dilakukan siswa secara aktif standar pendidikan yang dapat membentuk
dan menyenangkan (Kemdiknas 2010). manusia yang berkarakter. Sesuai dengan visi
Perkembangan dan kemajuan atas nilai-nilai membentuk insan terdidik yang beriman dan
karakter yang akan ditanamkan perlu mendapat bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia
perhatian, oleh karena itu perlu dilakukan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,

26
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

tentunya dapat menjadi wadah untuk 2. Pendidikan Karakter


pengembangan pendidikan karakter siswa. Dari Pendidikan karakter adalah pendidikan
uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk yang menanamkan dan mengembangkan
mengkaji pendidikan karakter pada proses karakter-karakter luhur kepada siswa, sehingga
pembelajaran matematika di MAN Kalabahi. mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan
dan mempraktekkan dalam kehidupannya, entah
B. METODE dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan
warga negara. Pendidikan karakter adalah suatu
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
sistem nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang menggunakan data-data deskriptif berupa
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
tulisan dan dokumen. Penelitian ini akan melihat
dan kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
realita mengenai Pendidikan Karakter Pada
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
Proses Pembelajaran Matematika, dengan subjek
Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama,
penelitian siswa kelas XII IPS 1 MAN Kalabahi
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
yang menerapkan pendidikan karakter pada
menjadi manusia yang insani (Narwanti, 2011).
proses pembelajaran termasuk pada mata
pelajaran matematika. Data dikumpulkan melalui
3. Nilai- Nilai Karakter dalam Pembelajaran
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Matematika
Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi
Berdasarkan Permendiknas nomor 22
sumber.
tahun 2006 tentang Standar Isi mata Pelajaran
Matematika yang didalamnya terdapat 5 (lima)
C. KAJIAN TEORI
tujuan mata pelajaran matematika maka ada
1. Karakter beberapa nilai karakter yang dapat
Pendidikan merupakan tempat dikembangkan melalui pembelajaran matematika
transformasi ilmu pengetahuan dari generasi ke diantaranya sebagai berikut:
generasi, sebagai orang yang terlibat dalam dunia 1) Disiplin. Karakter disiplin dapat terbentuk
pendidikan tentu harus memahami apa yang dalam mempelajari matematika, karena dalam
dimaksud dengan karakter. Karakter saat ini matematika siswa diharapkan mampu
tengah menjadi perbincangan yang menarik pada mengenali suatu keteraturan pola, memahami
setiap bidang khususnya dalam bidang aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah
pendidikan. Karakter merupakan istilah yang disepakati. Nilai karakter yang diharapkan
menunjukkan kepada aplikasi nilai-nilai dalam belajar matematika adalah seseorang
kebaikan dalam bentuk tindakan dan tingkah diharapkan mampu bekerja secara teratur dan
laku. tertib dalam menggunakan aturan-aturan dan
Sedangkan dalam Kamus Bahasa konsep-konsep.
Indonesia, karakter diartikan sebagai tabiat, nilai- 2) Jujur. Matematika tidak menerima
nilai kejiwaan, akhlak budi pekerti dan watak generalisasi berdasarkan pengamatan
yang membedakan seseorang dengan yang lain. (induktif) walaupun pada tahap-tahap awal
Karakter mulia meliputi pengetahuan tentang contoh-contoh khusus dan ilustrasi geometris
kebaikan, lalu menimbulkan komitmen terhadap diperlukan, tetapi untuk generalisasi harus
kebaikan dan akhirnya benar-benar melakukan berdasarkan pembuktian deduktif. Karakter
kebaikan. Dengan kata lain, karakter mengacu yang dapat membentuk jiwa seseorang,
pada serangkaian pengetahuan, sikap, dan bahwa seseorang tidak akan mudah percaya
motivasi, serta perilaku dan keterampilan. pada isu-isu yang tidak jelas sebelum ada
pembuktian. Kepribadian yang terbentuk

27
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

diharapkan adalah sesorang yang selalu dapat yang tidak mudah bergantung pada orang
dipercaya dalam perkataan, tindakan dan lain, namun berupaya secara mandiri untuk
pekerjaannya, karena selalu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi
menunjukkan pembuktian dari setiap dengan baik.
perkataan dan tindakannya. 7) Komunikatif. Matematika merupakan suatu
3) Kerja Keras. Karakter yang ingin dibentuk bahasa, sehingga seseorang harus mampu
adalah tidak mudah putus asa. Belajar mengkomunikasikannnya baik secara lisan
matematika, seseorang harus teliti, tekun dan maupun tulisan, sehingga informasi yang
telaten, dalam memahami yang tersirat dan disampaikan dapat diketahui dan dipahami
tersurat. Ada kalanya seseorang keliru dalam oleh orang lain.
pengerjaan suatu perhitungan, namun belum 8) Tanggung Jawab. Kebiasaan disiplin dalam
mencapai hasil yang benar, maka seseorang bernalar yang terbentuk dalam mempelajari
diharapkan dapat dengan sabar melihat matematika melahirkan suatu sikap tanggung
kembali apa yang telah dikerjakan secara jawab atas pelaksanaan kewajiban yang
runut dengan teliti, tidak mudah menyerah, seharusnya dilakukan, baik tanggung jawab
terus berjuang untuk menghasilkan suatu terhadap diri sendiri, masyarakat, negara dan
jawaban yang benar. Tuhan Yang Maha Esa.
4) Kreatif. Seseorang yang belajar matematika
akan terbiasa untuk kreatif dalam Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. dapat menyimpulkan bahwa nilai karakter yang
Dalam menyelesaikan persoalan ada yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran
dapat menyelesaikan dengan cara yang matematika, yaitu disiplin, jujur, kerja keras,
panjang, namun ada pula yang mampu kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif dan
mengerjakan dengan singkat. Bila seseorang tanggung jawab.
terbiasa menyelesaikan permasalahan
matematika, maka orang tersebut akan 4. Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
terbiasa memunculkan ide yang kreatif yang Pada Pembelajaran Matematika
dapat membantunya menjalani kehidupan Nilai-nilai karakter yang dikembangkan
secara lebih efektif dan efisien. dalam pembelajaran matematika tetap harus
5) Rasa ingin tahu. Memunculkan rasa ingin berlandaskan pada nilai-nilai universal. Melalui
tahu dalam matematika akan mengakibatkan kegiatan pembelajaran ini, guru dapat
seseorang terus belajar dalam sepanjang mengembangkan nilai-nilai karakter seperti jujur,
hidupnya, terus berupaya menggali informasi- demokrasi, bertanggungjawab, mandiri, disiplin,
informasi terkait lingkungan di sekitarnya, kerjakeras, kreatif, rasa ingin tau dan sebagainya.
sehingga menjadikannya kaya akan wawasan Pengintegrasian nilai-nilai pendidikan
dan ilmu pengetahuan. Rasa ingin tahu karakter dapat ditempuh dengan langkah-langkah
membuat seseorang mampu menelaah berikut:
keterkaitan, perbedaan dan analogi, sehingga 1) Mengkaji Standar Kompetensi dan
diharapkan mampu menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar pada Standar Isi untuk
dengan baik. menentukan apakah nilai-nilai budaya dan
6) Mandiri. Dalam pelajaran matematika kita karakter bangsa yang tercantum itu sudah
senantiasa menghadapi tantangan, berbagai tercakup di dalamnya.
permasalahan yang menuntut kita untuk 2) Menggunakan nilai-nilai budaya dan karakter
menemukan solusi dan penyelesaiannya. yang memperlihatkan keterkaitan antara SK
Untuk itu siswa harus mampu memiliki sikap

28
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

dan KD dengan nilai dan indikator untuk 1) Guru menuntut siswa untuk teliti dalam
menentukan nilai yang akan dikembangkan. menghitung integral tak tentu dan siswa
3) Mencantumkan nilai-nilai budaya dan menghitung integral tak tentu, mencerminkan
karakter itu ke dalam silabus. nilai kerja keras.
4) Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera 2) Guru memberikan latihan soal untuk
dalam silabus ke dalam RPP. dikerjakan siswa secara mandiri,
5) Mengembangkan proses pembelajaran siswa mencerminkan nilai mandiri.
secara aktif yang memungkinkan siswa 3) Guru bersama siswa membahas latihan yang
memiliki kesempatan melakukan internalisasi sudah dikerjakan dan siswa mengerjakan
nilai dan menunjukkannya dalam perilaku latihan soal di papan, mencerminkan nilai
yang sesuai. jujur.
6) Memberikan bantuan kepada siswa, baik yang 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
mengalami kesulitan untuk menginternalisasi untuk bertanya apabila ada hal yang belum
nilai maupun untuk menunjukkannya dalam diketahui, mencerminkan rasa ingin tahu.
perilaku. Berdasarkan hasil pengamatan data
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada
dapat menyimpulkan bahwa guru matematika pembelajaran matematika dengan materi integral,
dapat mengembangkan nilai-nilai karakter guru sudah menyisipkan nilai karakter pada
tersebut dengan berbagai upaya. Guru harus siswa. Adapun nilai-nilai karakter yang
dapat menciptakan suasana belajar yang dikembangkan dalam materi integral ini
mendukung terlaksananya pendidikan karakter, diantaranya, rasa ingin tahu, mandiri, kerja keras
salah satunya adalah dengan pembelajaran siswa dan jujur. Berdasarkan observasi guru telah
aktif. Melalui pembelajaran siswa yang aktif melaksanakan proses pembelajaran matematika
diharapkan berkembangnya nilai-nilai karakter di dalam kelas sesuai dengan silabus dan RPP
seperti disiplin, tanggung jawab, rasa ingin tahu, yang sudah dirancang sebelumnya.
kreatif dan lain-lain. Penanaman karakter ini
dilakukan secara terus menerus sehingga 2. Proses Pendidikan Karakter yang
diharapkan menjadi suatu kebiasaan. Terintegrasi dalam Pembelajaran
Matematika
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan karakter dalam pembelajaran
1. Nilai Karakter Yang dikembangkan Dalam matematika dilakukan secara terintegrasi. Nilai-
Proses Pembelajaran Matematika nilai pendidikan karakter harus disisipkan dalam
Nilai-nilai karakter yang dikembangkan proses pembelajaran matematika, pendidikan
dalam proses pembelajaran matematika, karakter juga bukan suatu mata pelajaran
khususnya pada materi integral telah tercantum tersendiri, tetapi merupakan suatu nilai yang
dalam silabus dan RPP. harus ditanamkan pada setiap mata pelajaran.
Guru telah melaksanakan pendidikan Pelaksanaan pendidikan karakter yang
karakter dalam pembelajaran. Pelaksanaan dilakukan dalam proses pembelajaran
pendidikan karakter terlihat dari kegiatan guru, matematika di kelas dilakukan oleh guru, hal ini
sementara keterlaksanaan pengembangan terlihat berkaitan dengan kegiatan-kegiatan guru seperti
dari kegiatan siswa. pada apersepsi dan metode pembelajaran. Yang
Berdasarkan observasi pembelajaran menjadi langkah utama untuk mengarahkan
matematika, diperoleh nilai-nilai karakter berikut perhatian siswa pada awal pembelajaran yaitu
: dengan apersepsi, diharapkan siswa berada
dalam keadaan siap memulai pembelajaran.

29
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

Berdasarkan observasi, apersepsi yang dilakukan memberikan nilai lebih pada siswa yang lebih
oleh guru MAN Kalabahi adalah dengan aktif dalam pembelajaran di kelas, sedangkan
mengulang sekilas materi pertemuan siswa yang kurang aktif diberikan nilai rata-rata.
sebelumnya, menanyakan kepada siswa apabila
masih ada hal yang belum dipahami dan E. KESIMPULAN
membahas pekerjaan rumah. Dalam hal ini Berdasarkan hasil penelitian dan
mencerminkan nilai rasa ingin tahu pada siswa. pembahasan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai
Proses pendidikan karakter yang karakter yang dikembangkan dalam proses
terintegrasi dalam pembelajaran matematika di pembelajaran matematika di MAN Kalabahi,
MAN Kalabahi sudah terlaksana, dimulai dari khususnya pada materi integral adalah rasa ingin
kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran, tahu, mandiri, kerja keras dan jujur. Nilai- nilai
kegiatan inti hingga kegiatan penutup. Dimana tersebut telah tercantum dalam Silabus dan RPP
dalam proses tersebut, muncul nilai-nilai karakter berkarakter Kurikulum Tingkat Satuan
diantaranya rasa ingin tahu, mandiri, kerja keras Pendidikan.
dan jujur. Proses pendidikan karakter yang
terintegrasi dalam pembelajaran matematika di
3. Penilaian Pendidikan Karakter dalam MAN Kalabahi sudah terlaksana, dimulai dari
Proses Pembelajaran Matematika kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran,
Penilaian yang dilakukan oleh guru kegiatan inti hingga kegiatan penutup. Dimana
matematika tidak hanya berdasarkan nilai hasil dalam proses tersebut, muncul nilai-nilai karakter
ulangan saja namun juga berdasarkan nilai-nilai diantaranya rasa ingin tahu, mandiri, kerja keras
karakter yang dimiliki siswa, seperti yang dan jujur.
dicantumkan pada silabus dan RPP. Guru Penilaian pendidikan karakter dalam
memberikan ulangan setelah materi pada satu proses pembelajaran matematika di MAN
kompetensi dasar selesai. Guru memeriksa hasil Kalabahi dicantumkan pada nilai afektif siswa.
ulangan, disertai dengan catatan-catatan kecil, Pada pemberian nilai afektif, guru mengalami
berupa komentar tentang kesalahan yang kesulitan karena jumlah siswa yang terlalu
dilakukan oleh siswa, kemudian mengembalikan banyak dalam setiap kelasnya, dengan karakter
hasil ulangan tersebut kepada siswa. Hasil tiap siswa yang berbeda-beda yang tidak bisa
ulangan yang dikembalikan Beberapa siswa yang disamakan antar satu dan lainnya. Untuk
memiliki nilai dibawah KKM diberi remedial mengatasi kendala tersebut, maka saat
agar nilainya mencapai KKM. Guru melaporkan memberikan nilai afektif siswa, guru
hasil penilaian mata pelajaran pada akhir memberikan nilai lebih pada siswa yang lebih
semester dalam bentuk satu nilai prestasi belajar aktif dalam pembelajaran di kelas, sedangkan
siswa (Kognitif dan Afektif). siswa yang kurang aktif diberikan nilai rata-rata.
Penilaian pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran matematika di MAN
Kalabahi dicantumkan pada nilai afektif siswa.
Pada pemberian nilai afektif, guru mengalami
kesulitan karena jumlah siswa yang terlalu
banyak dalam setiap kelasnya, dengan karakter
tiap siswa yang berbeda-beda yang tidak bisa
disamakan antar satu dan lainnya. Untuk
mengatasi kendala tersebut, maka saat F. DAFTAR PUSTAKA
memberikan nilai afektif siswa, guru

30
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Zuchdi, D. (2011). Pendidikan Karakter Dalam
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Perspektif Teori dan Praktik.
Dasardan Menengah, Standar Isi dan Yogyakarta: UNY Press.
Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta : Zuchdi, D., et.al. (2013). Model Pendidikan
Kemendiknas. Karakter. Yogyakarta : CV. Multi
Djamarah, S.,B (2000). Prestas iBelajar dan Presindo.
Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional
Krischenbaum, H. (1995). 100 Ways To Enhance
Values and Morality in School and
Youth Setting. Boston: Allynanf Bacon.
Lickona, T. (2008).Educating for Character:
How Our School Can Teach Respect
and Responsibility. New York: Bantam
Books.
Mardikawati, A. (2012). Analisis Implementasi
Pendidikan karakter dalam Proses
Pembelajaran Matematika. Tesis.
Pascasarjana UNS.
Moleong, Lexy. (2007). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja.
Rosdakarya.
Narwanti, S. (2011). Pendidikan Karakter
Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
Karakter Dalam Mata Pelajaran.
Yogyakarta: Familia.
Sugandi, A., dan Haryanto. (2008). Teori
Pembelajaran. Semarang: UPT MKK
UNNES.
Suwiyo, A. (2012). Integrasi nilai pendidikan
karakter Ke Dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Di
Sekolah Melalui RPP. Jurnal ilmiah
CIVIS, Volume II, No 2, Juli 2012.
Suyitno, Amin. (2004). Dasar-dasar Dalam
Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang: FMIPA UNNES.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka.
Wibowo, A. (2013). Manajemen Pendidikan
Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.

31
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

PENGELOLAAN MAJALAH DINDING DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KALABAHI


DAN SMA NEGER 1 KALABAHI
KABUPATEN ALOR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Rahmad Nasir
Dosen tetap STKIP Muhammadiyah Kalabahi
Pos-el: Nasirrahmad28@yahoo.co.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rencana, pemasangan, pelaksanaan setelah
pemasangan, penilaian, tindak lanjut, dan kualitas dukungan siswa pada MAN Kalabahi dan SMA
Negeri 1 Kalabahi manajemen majalah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dan
pendekatan evaluatif. Data penelitian dikumpulkan dari guru yang bertanggung jawab, OSIS yang
mengelola majalah, dan manajemen majalah dinding itu sendiri. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara, dan angket persepsi siswa. Berdasarkan
perumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan penelitian ini diantaranya
adalah : 1) Kualitas perencanaan pengelolaan mading di MAN Kalabahi dan di SMA Negeri 1
Kalabahi sama-sama tergolong cukup baik; 2) Kualitas pelaksanaan pemasangan mading di MAN
Kalabahi adalah baik dan di SMA Negeri 1 Kalabahi adalah cukup baik; 3) Kualitas pengelolaan
pasca pasang mading di MAN Kalabahi adalah baik dan di SMA Negeri 1 Kalabahi cukup baik; 4)
Kualitas penilaian dan tindak lanjut mading di MAN Kalabahi adalah baik dan di SMA Negeri 1
Kalabahi adalah sangat baik; 5) Kualitas pengelolaan Mading di MAN Kalabahi dan SMA Negeri 1
Kalabahi sama-sama ternilai baik; 6) Daya dukung siswa terhadap pengelolaan mading di MAN
Kalabahi dan SMA Negeri 1 Kalabahi kurang baik dikarenakan kesibukan siswa pada akivitas
akademik dan non akademik di sekolah.
Kata kunci: Manajemen, majalah dinding, sekolah

Abstract
The purpose of this research is to know the plan, installation, after-installation execution,
valuation, follow up, and student support quality on MAN Kalabahi and SMA Negeri 1 Kalabahi
board magazine management. This research employed descriptive-qualitative method and evaluative
approach. Research data was collected from the teacher in charge, student council who managed the
board magazine, and the student board magazine management itself. The data colletion technique
used are observation, document examination, interview, and student perception questionaire. Result
indicated that : (1) MAN Kalabahi and SMA Negeri 1 Kalabahi had adequate after-installation board
magazine management. (2) Board magazine installation is good in MAN Kalabahi and adequate in
SMA Negeri 1 Kalabahi. (3) After-installation management is good in MAN Kalabahi and adequate in
SMA Negeri 1 Kalabahi. (4) Valuation and follow-up are good in MAN 1 Kalabahi and adequate in
SMA Negeri 1 Kalabahi. (5) Management quality is good in both MAN Kalabahi and SMA Negeri 1
Kalabahi. (6) Student support on board magazine management is below-adequate in both MAN
Kalabahi and SMA Negeri 1 Kalabahi due to the academic and extracurricular activities.

Keywords : Management, board magazine, school

32
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

A. PENDAHULUAN meningkatkan budaya baca, tulis, kemampuan


berorganisasi dan berkarya secara umum bahkan
Majalah dinding atau yang dikenal
mampu menunjang kegiatan akademik seperti
dengan istilah atau singkatan “Mading”
membuat artikel untuk mata pelajaran apa pun.
merupakan salah satu media penyaluran minat
Berdasarkan pengertian di atas dapat
dan bakat para siswa dalam sebuah sekolah.
disimpulkan bahwa majalah dinding
Dengan berbagai fitur yang ada dalam mading
(mading)sekolah merupakan media/wadah
membuatnya sebagai salah satu atribut sekolah
sekolah yang memberikan peran pembelajaran
yang dapat menjadi media pembelajaran bagi
siswa secara kreatif dalam mengeksplor segala
seluruh warga sekolah khususnya guru dan
potensi siswa dalam dunia tulis-menulis serta
siswa. Dengan maraknya pembelajaran
kemampuan siswa dalam berorganisasi, selain itu
kontekstual di era kekinian serta menuntut lebih
dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan
aktifnya siswa dalam proses pembelajaran maka
tugas mata pelajaran melalui majalah dinding.
majalah dinding menjadi salah satu alternatif
Majalah dinding di sekolah seyogyianya harus
bagi implementasi proses pembelajaran yang
didukung penuh oleh pimpinan sekolah baik
lebih mengedepankan kreativitas dari siswa
secara moril maupun materil,
sesuai dengan minat dan bakatnya.
selanjutnyapengelolaan mading harus melalui
Majalah dinding merupakan wahana
struktur organisasi tersendiri meskipun sederhana
untuk menerapkan kemampuan siswa terutama
yang terpenting mampu melaksanakan
dalam bidang tulis menulis. Tulisan-tulisan yang
jobdescription-nya sehingga mengajarkan siswa
ada di dalam majalah dinding pada umumnya
tentang rasa tanggungjawab sebagai seorang
merupakan bahan ajar yang ada dalam kurikulum
pelajar.
bahasa Indonesia. Dalam kurikulum bahasa
Suharsimi Arikunto (2014) merilis
Indonesia juga terdapat kompetensi seperti
urutan makna pengelolaan majalah dinding
penulisan berita, opini, resensi, cerpen, puisi,
meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan,
tajuk rencana, artikel, dan sebagainya.
pasca pasang dan penilaian. Jika dilihat dari
Kompetensi ini tidak hanya sebagai kebutuhan
urutannya maka kegiatan pengelolaan mading
akademik siswa namun juga dapat dikembangkan
merupakan program/sistem yang juga melalui
dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-
tahapan fungsi-fungsi manajemen sehingga
kegiatan ektrakurikuler diantaranya adalah
membutuhkan komitmen yang kuat dalam
perlombaan majalah dinding antar kelas yang
mewujudkan tujuan dari pengelolaan sebuah
dilaksanakan setiap bulan Oktober dalam rangka
mading sekolah. Fakta membuktikan bahwa
merayakan Bulan Bahasa. Selain itu, sering juga
tidak semua sekolah di Indonesia memiliki
diadakan lomba-lomba majalah dinding antar
mading, selain itu ada juga diantaranya yang
sekolah dan antar kelas di lingkungan sekolah itu
memiliki mading namun pengelolaannya masih
masing-masing. (Ayu, M.S. Dewi, 2013).
cukup memprihatinkan, namun ada juga yang
Perlombaan majalah dinding antar kelas masih
sudah baik pengelolaannya kendati tetap saja ada
menjadi kegiatan yang hanya berakhir ketika
kekurangan yang teridentifikasi.
berakhir pula iven bulan bahasa, selanjutnya
Banyak diantara pengelolaan mading
tidak ada kelanjutan untuk memanfaatkan karya-
yang bermasalah pada tahapan pasca pasang, hal
karya siswa yang cukup banyak tersebut.
ini karena setelah mading itu terpasang dalam
Kegiatan pengelolaan majalah dinding sekolah
jangka waktu yang direncanakan maka karya-
juga masih dianggap sebagai rutinitas untuk
karya yang ada dalam mading biasanya
mengisi waktu luang tanpa memaknai bahwa ada
tempatnya adalah di tong sampah dan nasib
banyak manfaat dari pengelolaan mading seperti

33
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

akhirnya menjadi abu sisa pembakaran. Padahal Sekolah juga belum mendukung
hasil mading pasca pasang bisa dimanfaatkan sepenuhnya program mading ini dengan
untuk dikumpulkan, dijilid dalam bentuk maksimal sehingga pelaksanaan program mading
bundelan dan diberi judul kumpulan mading kadang mandek. Dukungan sekolah baik berupa
edisi tertentu yang pada akhirnya bisa disimpan materi maupun moril tentu sangat dibutuhkan
di perpustakaan untuk dimanfaatkan lebih lanjut demi lancarnya kegiatan ekstrakurikuler
sebagai tambahan pengetahuan siswa dan seluruh pengelolaan mading. Dukungan materil yang
warga sekolah bahkan menjadi wadah pengakuan dimaksudkan adalah adanya alokasi dana yang
karya siswa dan menjadi kebanggaan dan cukup, penyediaan bahan mading dan tempat
kenangan tersendiri untuk siswa bersangkutan. untuk pemasangan mading, sedangkan dukungan
Pengelolaan majalah dinding harus dicari format moril adalah berupa motivasi, komunikasi dan
dan pengelolaan yang baik karena menyangkut perhatian berupa rasa empati terhadap kendala-
upaya sekolah membangkitkan kreativitas dan kendala yang dihadapi pengelola mading sekolah
menggali segala potensi siswa yang terpendam untuk mencari solusi terhadap permasalahan
sehingga dapat mewujudkan pembelajaran siswa yang dihadapi.
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan Untuk itulah perlu ditelusuri
menyenangkan atau yang sering disebut perkembangan mading tersebut serta perlu
“PAIKEM”. dievaluasi dalam kerangka tahapan-tahapan
Kondisi inilah yang terjadi juga di pengelolaan sebuah mading sekolah. Jumlah
Madrassah Aliyah Negeri (MAN) Kalabahi yang rombongan belajar/kelas di MAN Kalabahi
terletak di Kota Kalabahi Kabupaten Alor diantaranya ialah untuk kelas X dengan rincian
Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sepengetahuan jurusan IPA ada dan IPS masing-masing 4 kelas,
penulis, di tahun 2013 pernah ada Lembaga jurusan bahasa dan Agama masing-masing 1
Swadaya Masyarakat (LSM) Pendidikan Madaris kelas, sementara untuk kelas XI jurusan IPA
Institute yang bekerja sama dengan Bidang berjumlah 2 kelas, IPA 3 kelas serta bahasa dan
Kapendais Kementrian Agama NTT untuk agama masing-masing 1 kelas, sedangkan untuk
melakukan kegiatan pelatihan jurnalistik di MAN kelas XII kondisinya sama seperti kelas XI.
Kalabahi sehingga cukup memberikan Sementara di SMA Negeri 1 Kalabahi data
pembekalan secara teoritis maupun secara praktis rombongan belajar yakni kelas X berjumlah 6
dalam pembuatan mading kepada pihak sekolah kelas (belum ada pembagian jurusan), kelas XI
khususnya para siswa. terkonfigurasi dalam tiga jurusan yakni IPA 2
Iklim yang dibangun sekolah lewat kelas, IPS 3 kelas dan bahasa 2 kelas, selanjutnya
pengelola mading dalam meningkatkan tingkat untuk kelas XII tersebar juga dalam tiga jurusan
kompetisi diantara siswa maupun antar kelas yakni IPA berjumlah 3 kelas, IPS berjumlah 2
lewat persaingan karya-karya tulis di mading kelas dan bahasa ada 2 kelas. Jumlah rombongan
juga tidak maksimal, karena hanya segelintir belajar yang cukup banyak dengan variasi pada
siswa yang antusias dan memiliki minat di klasifikasi tingkatan kelas serta terkonfigurasi
bidang tulis-menulis untuk mengisi halaman dalam beberapa jurusan menjadikannya sebagai
mading yang telah disediakan. Hal ini membuat potensi yang baik dalam menunjukkan tingkat
pengurus mading harus bekerja ekstra untuk partisipasi kompetitif dalam menyumbangkan
melakukan sosialisasi atau pengumuman serta karyanya dalam mading sekolah.
motivasi kepada seluruh siswa dalam sekolah Tahapan-tahapan pengelolaan mading
untuk berpartisipasi memberikan karyanya untuk inilah yang harus dievaluasi sehingga
dipasang di mading sekolah. memberikan kesempatan perbaikan pada karya
selanjutnya. Oleh karena itu, diharapkan kepada

34
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

semua komponen sekolah untuk bahu-membahu 2) Media grafis yaitu grafik transparani, grafik
mendukung program majalah dinding sekolah model, diorama, peta, globe.
karena dirasakan manfaatnya cukup baik bagi 3) Media fotografi yaitu gambar, slides,
kemajuan sekolah dan seluruh warganya. Dengan filmstrip, gambargerak, multi- gambar dan
berbagai argumentasi singkat di atas maka sebagainya.
penulis merasa tertarik dan penting untuk 4) Media audio yaitu tape audio, kaset audio,
mengkaji/menganalisis pengelolaan majalah rekaman, radio, telekomunikasi dan
dinding di Madrassah Aliyah Negeri (MAN) sebagainya.
Kalabahi dan SMA Negeri 1 Kalabahi, Alor- 5) Televisi/video yaitu Siaran televisi, televisi
NTT terutama dalam tahapan-tahapan kabel, (Kaset video, videodiscs, teletext,
pengelolaannya. videoteks dan sebagainya).
6) Komputer yaitu komputer mini,
B. METODE microcomputer dan sebagainya.
7) Simulasi dan permainan yaitu papan, teks
Metode penelitian ini adalah deskriptif
tertulis, interaksi manusia, mesin dan
kualitatif dengan pendekatan evaluatif yang
sebagainya.
dilengkapi/didukung dengan data kuantitatif.
Yuyu Suherman (2009) mengutip
Sudjana & Rifai tentang manfaat media
C. KAJIAN TEORI pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu :
1. Media Sebagai Sumber Belajar pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
Kata media berasal dari bahasa Latin sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
medius yan secara harfiah berarti ‘tengah’, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya
‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
media adalah wasaailu atau pengantar pesan dari memungkinkannya menguasai dan mencapai
pengirim kepada penerima pesan. Azhar Arsyad tujuan pembelajaran; metode mengajar akan
(2002) mengutip Gerlach & Ely yang lebih bervariasi, tidak se mata-mata komunikasi
mengatakan bahwa media apabila dipahami verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
secara garis besar adalah manusia, materi, atau sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kejadian yang membangun kondisi yang kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar
membuat siswa mampu memperoleh pada setiap jam pelajaran; Siswa dapat lebih
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
pengertian media dalam proses belajar mengajar mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, Yuyu Suherman (2009) selanjutnya
photografis, atau elektronis untuk menangkap, menyimpulkan bahwa fungsi media
memproses, dan menyusun kembali informasi pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar
visual atau verbal. adalah memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan
Ahsan Akhtar Naz dan Rafaqat Ali Akbar
meningkatkan proses dan hasil belajar. Media
(2012) merumuskan pendapat beberapa penulis pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengenai klasifikasi media seperti di bawah ini : mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
1) Media cetak yaitu berita kertas, majalah, menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
intisari, jurnal, buletin, handout, poster dan lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,
sebagainya. dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

35
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

Menurut Rifai dalam Haris Santoso (2007)


bahwa Majalah dinding pada hakekatnya
2. Majalah Dinding merupakan miniatur sebuah koran dari segi
Poerwadarminta, W.J.S (2011) perwajahan dan isinya. Satu rentang perwajahan
mengartikan majalah sebagai surat kabar yang majalah dinding harus mencerminkan sosok
terbit mingguan, bulanan dan sebagainya. halaman muka sebuah koran ditambah dengan
Sementara menurut Tracy E. Dennis (2013) berbagai isi atau rubrik yang ditampilkan dan
yakni “Word wall is a teaching tool used to dikehendaki. Oleh karena wajah halaman muka
enhance literacy by displaying a collection of merupakan kemasan dari keseluruhan koran,
common vocabulary/sight words”. Menurut Enny maka pembuatan halaman muka harus memiliki
Zubaidah dan Bambang Saptono (2004), majalah kriteria tertentu. Antara lain menarik, otonom,
dinding adalah salah satu media komunikasi karkateristik, dan menggungah minat pembaca.
yang ditempel di dinding. Mading merupakan Hal ini perlu diperhatikan karena pada umumnya
media komunikasi dan informasi yang mudah sebelum melihat pada isi, orang lebih suka
dan murah. Kemudahan tersebut karena Mading melihat kemasannya terlebih dahulu. Untuk
dapat dibuat oleh siapa saja yang mempunyai mencapai perwajahan tersebut, maka setidaknya
kemampuan dan kemauan untuk itu, terutama unsur-unsur balansi visual dan verbal, balansi
bagi siswa dan guru di sekolah. Senada dengan proporsional, dan nuansa pewarnaan harus
pengertian di atas, Hendri Gunawan menyatakan diperhatikan. Selain itu, ketepatan tata letak
bahwa majalah dinding adalah satu jenis media merupakan sendi yang tidak boleh diremehkan.
komunikasi massa tulis yang sederhana. Disebut Dengan demikian jika majalah dinding yang
mading karena di dalamnya terdapat informasi telah selesai dibuat itu sudah siap dipasang, akan
yang prinsip dasarnya seperti “majalah”, dan menjadi enak dinikmati dan merangsang untuk
“dinding” karena biasanya penyajian mading diikuti sajiannya.
dipampang pada dinding. Tulisan-tulisan yang terdapat dalam
Setelah melihat beberapa pengertian majalah dinding dapat digunakan sebagai: 1)
majalah dinding di atas, maka secara historis model tulisan jika guru akan mengajarkan
majalah dinding sudah berkembang sejak lama. keterampilan menulis kepada siswanya, 2)
Secara historis, Haris Santoso (2007) sebagai bahan autentik untuk membelajaran
mengemukakan bahwa majalah dinding ketatabahasaan, dan 3) sebagai sarana untuk
merupakan cikal bakal adanya sejumlah media memotivasi siswa agar mereka mau berkreasi
massa yang dikenal dewasa ini. Majalah dinding menciptakan berbagai ragam karangan/tulisan.
digunakan sebagai media informasi sejak jaman Sementara itu, gambar atau ilustrasi dalam
Romawi Kuno. Ahli sejarah Suetonius majalah dinding juga dapat dimanfaatkan oleh
mengatakan bahwa pada tahun 59 sebelum guru seni rupa (kesenian) misalnya, sebagai
Masehi, Yulius Caesar telah memerintahkan model dalam pembelajaran mengambar ilustrasi
kepada bawahannya agar di Forum Romanum dan yang lainnya. Selain itu, gambar yang
(stadion Romawi) dipasang papan pengumuman termuat dalam majalah dinding secara tidak
atau acta diurna. Pengertian majalah mengacu langsung sebagai sarana yang sangat ampuh
pada rentang penerbitan berkala. Sementara untuk meningkatkan daya kompetitif dalam diri
majalah dinding sendiri umumnya memang siswa dalam menghasilkan karya. Jadi, banyak
diterbitkan secara berkala. Misalnya mingguan, model pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
dwi mingguan, bulanan. Hal ini karena adanya majalah dinding. Secara umum dapat
kendala-kendala manajerial dan keterbatasan disimpulkan, bahwa majalah dinding sekolah
sumber daya. dapat dipakai dalam pembelajaran sebagai: 1)

36
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

model, 2) bahan autentik, 3) sarana untuk pemimpin media berskala besar juga bisa saja
memotivasi siswa berkarya, dan 4) tempat untuk lahir dari kebiasaannya menulis sejak kecil.
belajar mengembangkan model pembelajaran
“learning community” yang sangat dibutuhkan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam kehidupan siswa untuk hidup 1. Pengelolaan Mading MAN Kalabahi
bermasyarakat. (Sriasih, Indriyani dan Rai, Pengelolaan mading di MAN Kalabahi
2013). melalui empat tahapan, yahni tahap perencanaan,
Selain itu, seperti fungsi dan tujuan tahap pelaksanaan, tahap pasca pasang, dan tahap
majalah dinding yang dikemukakan Kanis dkk penilaian. Ke-empat tahapan tersebut dapat
(1998) dalam Enny Zubaidah dan Bambang diuraikan sebagai berikut:
Saptono (2004) adalah sebagai berikut : 1) Tahap Perencanaan
1) Sarana Informasi. Fungsi tersebut serupa Pada tahapan perencanaan, nilai
dengan fungsi media masa pada umumnya, pengamatan adalah 66,66 dengan kategori baik
yaitu memberikan pengetahuan bagi sama dengan 62,49 yang juga terkategori baik,
pembaca. sementara persepsi siswa dari angket dengan
2) Media hiburan. Makna hiburan yang angka 75,31 yang masuk dalam penilaian cukup
dimaksud adalah memberikan sarana rekreasi baik. Dari hasil wawancara kesan yang ditangkap
agar merasa terhibur setelah membaca sajian adalah pengelolaan majalah dinding di MAN
dalam bentuk humor atau informasi dalam Kalabahi cukup baik sehingga dari berbagai
bentuk gambar dan sajian menarik lainnya. instrumen penelitian dapat dikatakan bahwa
3) Sarana untuk menjalin tali persaudaraan dan kualitas tahapan perencanaan pengelolaan
kekeluargaan sesama anggota dalam mading MAN Kalabahi adalah tergolong baik.
kelompok tertentu (siswa dengan Jika dibandingkan dengan penelitian
siswa/penulis dengan pembaca). yang dilakukan oleh Abdullah (2014) yang
4) Ajang untuk mengembangkan kreativitas bagi mencapai angka 100% untuk SMP N. 2 Depok
penulis dan pembaca. Sleman Yogyakarta sehingga masuk kategori
5) Sarana yang mampu menciptakan sikap kritis sangat baik, SMP N. 3 Depok sebesar 76,69%
terhadap masalah-masalah pendidikan berkategori baik dan SMP N.4 Depok kurang
terutama yang berhubungan dengan proses baik yakni 35%. Dengan demikian, maka ada
belajar mengajar di sekolah. perbedaan kualitas perencanaan antara sekolah
6) Sarana yang mampu meningkatkan wawasan dalam satu daerah apalagi antar daerah. Kualitas
sosial siswa terhadap keadaan sekolah untuk perencanaan yang berbeda tergantung dari
pengenalan lingkungan siswa belajar. berbagai faktor seperti komitmen dan
kemampuan pengelola mading dan pembimbing
Kesimpulannya adalah majalah dinding mading yang jika keduanya baik tentu desain
di sekolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber perencanaan mading akan lebih baik.
belajar, media belajar, media komunikasi, Perencanaan yang baik akan mendukung
wahana untuk belajar berorganisasi dan pelaksanaan kerja-kerja organisasi apa pun
bersosial, serta meningkatkan kreativitas siswa termasuk organisasi media informasi seperti
sebagai modal bagi dirinya untuk masa mading. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli
depannya. Bukan tidak mungkin, suatu waktu yang dikutip Sulistyandri dalam Arifin
akan lahir penulis-penulis besar karena sejak di &Barnawai (2012) bahwa sekitar 10 ahli
bangku sekolah sudah terbiasa dengan dunia mengakui perencanaan (planning) sebagai
tulis-menulis. Para jurnalis dan pemimpin- dimensi penting dalam manajemen sebuah
organisasi.

37
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

Kualitas perencanaan pengelolaan angka 81,25. Perbedaan yang mencolok ini


mading MAN Kalabahi dikatakan baik karena karena pengamat dan pencermat bahkan dalam
ada struktur organisasi pengelola mading dengan hasil wawacara menilai berdasarkan apa yang
bidang kerja masing-masing, ada pengumuman dilakukan dan dirasakan, sementara persepsi
ke kelas-kelas untuk memasukkan tulisan- siswa sebagai warga sekolah memandang
tulisan/karya siswa, ada pertemuan pembahasan berdasarkan cara pandangnya tersendiri. Siswa
perencanaan penerbitan mading meskipun tidak menilai bahwa meskipun jadwal tayang pasang
selalu dalam bentuk formal serta ada penentuan hanya bergeser dalam satu atau dua hari telah
kesepakatan waktu tayang dalam satu edisi. dianggap tidak sesuai dengan jadwal sementara
Meskipun demikian sedikit kekurangannya pengamat dan pencermat lebih memaklumi
adalah belum dibuatnya dokumen Rancangan sedikit pergeseran waktu karena alasan
Anggaran Biaya (RAB) pengelolaan mading kesibukan siswa dalam hal akademik dan
dalam satu periode kepengurusan sehingga kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Untuk
kategori penilaian tidak bisa mencapai sangat memberikan gambaran penilaian akhirnya maka
baik. dapat dirata-ratakan antara kategori penilaian
yang sangat baik (pencermatan) dan yang tidak
2) Tahapan pelaksanaan baik (angket siswa) dilebur menjadi titik
Pada tahapan pelaksanaan, nilai tengahnya adalah baik, sementara dua hasil
pengamatan adalah 72,5 dengan kategori baik instrumen penilaian lainnya yakni pengamatan
sama dengan kesan yang muncul dari hasil dan wawancara adalah sama-sama berkategori
wawancara, sementara persepsi siswa dari angket baik.
dengan angka 31,25 yang masuk dalam penilaian Biasanya dalam tahapan pelaksanaan
tidak baik. Dari lembar pencermatan angka yang tidak seideal yang direncanakan karena akan
muncul adalah 81,25 yang terkategori sangat menemui kendala-kendala yang membuat
baik, sehingga dari berbagai instrumen penelitian beberapa item standar dalam perencanaan tidak
dapat dikatakan bahwa kualitas tahapan dapat dicapai dengan maksimal. Tahapan
perencanaan pengelolaan mading MAN Kalabahi pelaksanaan merupakan inti dari pengelolaan
adalah tergolong baik. majalah dinding sekolah karena paling banyak
Dari data ini terlihat penilaian persepsi membutuhkan sumber daya dalam
siswa tidak baik artinya dalam pandangan siswa mendukungnya.
pelaksanaan mading terutama pada jadwal tayang
pasang dan aktivitas pemantauan tidak sesuai 3) Tahapan pasca pasang
dengan yang direncanakan. Pertanyaan Pada tahapan pasca pasang, nilai dari
komponen pelaksanaan lebih didominiasi oleh lembar pengamatan bersinergi dengan kesan dari
waktu/jadwal tayang pasang yang memang hasil wawancara yakni tergolong baik dengan
mengalami pergeseran sehingga tidak sesuai nilai lembar pengamatan sebesar 66,66.
dengan jadwal yang telah direncanakan. Sementara terdapat perbedaan dengan lembar
Pandangan ini adalah dari warga sekolah sebagai pencermatan yang mencapai angka 87,46 dengan
kontributor karya mading sekaligus kategori sangat baik dan dari persepsi sisiwa
penikmat/pembaca mading terhadap apa yang dengan penilaian cukup baik dengan angka
menjadi persepsi mereka tentang pelaksanaan 69,79.
mading di sekolah. Meskipun demikian, dari Berdasarkan data ini, penilaian dari
lembar pengamatan oleh pengamat menilai pengamatan dan wawancara sudah sama-sama
berbeda dengan angka 72,25 berkategori baik baik sehingga yang perlu dicari titik tengahnya
dan dari pencermatan dinilai sangat baik dalam adalah penilaian pencermatan dokumen dan

38
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

persepsi siswa yakni antara sangat baik dan bersifat kompeherensif dan kontinue maka sangat
cukup baik adalah baik sehingga jika dirata- nampak di pertanyaan tahapan penilaian untuk
ratakan maka kegiatan pasca pasang pengelolaan setiap instrumen mendapatkan porsi pertanyaan
mading di MAN Kalabahi tergolong baik. yang lebih banyak karena mengevaluasi hampir
Kegiatan pasca pasang tergolong baik karena semua tahapan yang telah ditentukan.
proses pemindahan karya ke perpustakaan hingga
pengklipingan berjalan lancar hingga pembuatan 2. Pengelolaan Mading SMA Negeri 1
bundelan mading yang kini telah dimanfaatkan di Kalabahi
perpustakaan sekolah. Hal ini sejalan dengan ide Pengelolaan mading di SMA 1 Kalabahi
dari Suharsimi Arikunto (2014) yang melalui empat tahapan, yahni tahap perencanaan,
mengharuskan karya-karya pasca pasang di tahap pelaksanaan, tahap pasca pasang, dan tahap
papan mading tidak boleh dibuang di tong penilaian. Ke-empat tahapan tersebut dapat
sampah atau dibakar tetapi harus dimanfaatkan diuraikan sebagai berikut:
lebih lanjut menjadi kliping dan dibuat bundelan
mading yang dapat dimanfaatkan di perpustakaan 1) Tahapan perencanaan
sebagai bahan bacaan warga sekolah. Saat Pada tahap perencanaan, nilai
penyerahan bundelan mading ke kepala pencermatan dan persepsi siswa serta hasil
perpustakaan, guru pembimbing mading wawancara sama-sama tergolong cukup baik
langsung menghimbau kepada para siswa untuk yakni pencermatan dengan angka 45,83, angket
bisa memanfaatkan bundelan mading yang telah dengan nilai 74,92. Sementara perbedaan muncul
resmi menjadi referensi tambahan di dari lembar pengamatan dengan angka 66,66
perpustakaan. dalam kategori baik. Dengan demikian maka
penilaian didominasi oleh kategori cukup baik
4) Tahap Penilaian sehingga dalam tahap perencanaan pengelolaan
Pada tahapan penilaian yang merupakan mading SMA Negeri 1 Kalabahi tergolong cukup
tahapan semua penilaian dari berbagai instrumen baik. Hal ini mengindikasikan bahwa
tergolong baik dengan angka pengamatan 75, perencanaan pengelolaan mading belum begitu
angka pencermatan 80,55 serta persepsi siswa baik karena beberapa kekurangan seperti tidak
adalah 86,83. Melihat data pada tahapan adanya dokumen resmi Rancangan Anggaran
penilaian yang semuanya masuk dalam kategori Biaya (RAB) serta komunikasi perencanaan yang
baik, maka otomatis tahapan penilaian dalam belum rutin dan masih didominasi oleh
pengelolaan mading MAN Kalabahi dapat komunikasi dan pertemuan non formal. Kendati
dikatakan tergolong baik. Pada tahapan penilaian demikian, struktur organisasi pengelola mading
dapat juga disebut sebagai tahap pengawasan telah dibuat dan sudah diketahui oleh ketua
yang tidak hanya dilakukan di akhir kegiatan OSIS, pembimbing mading bahkan kepala
manajemen suatu media seperti mading ini, sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah.
namun juga dilakukan sepanjang proses Selain itu, dalam perencanaan sebelum mading
pengelolaan berjalan yang dimulai dari diterbitkan terlebih dahulu dilakukan
pengawasan dan evaluasi tahap perencanaan. pengumuman terhadap siswa dari kelas ke kelas
Sukardi H, M (2012) memperkenalkan tiga dari oleh pengelola mading sehingga dalam
lima prinsip evaluasi yang sinergis dengan pandangan siswa ada suatu inisiatif perencanaan
evaluasi dalam penelitian ini diantaranya adalah yang cukup baik sebelum mading diterbitkan,
evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan demikian juga pembimbing mading yang ikut
yang telah ditentukan, dilaksanakan secara memantau proses pengumuman dari kelas ke
kompeherensif dan prosesnya kontinue. Karena kelas. Faktot yang lain yang tidak kalah penting

39
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

adalah adanya struktur organisasi pengelola ideal. Logika tergerusnya standar-standar ideal
mading yang disesuaikan seperti yang dalam perencanaan sangat beralasan karena pada
dicontohkan Santoso Hari (2007) yakni ada pelaksanaan kegiatan apa pun selalu menemui
reportase, dokumentasi, editing dan produksi, kendala-kendala sehingga beberapa item standar
pada studi ini yang menjadi penanggungjawab mungkin saja tidak seperti yang direncanakan.
adalah ketua OSIS yang berkoordinasi dengan Dalam kasus ini, antara penilaian perencanaan
pembina OSIS sementara ketua Redaksi dan pelaksanaan sama-sama mendapat predikat
berkoordinasi dengan guru pembimbing mading. cukup baik sehingga ada konsistensi antara
Tindakan-tindakan ini dilakukan dalam upaya perencanaan dan pelaksanaan. Alasan lain yang
memperkuat perencanaan yang merupakan faktor membuat pelaksanaan penerbitan mading tidak
yang sangat penting dalam satu rangkaian begitu maksimal karena ditenggarai faktor
kegiatan manajemen dalam organisasi apa pun. kesibukan siswa dalam hal akademik berupa
Senada dengan itu, Kurniadin Didin & Imam tugas-tugas dari guru, mendekati ujian tengah
Machali (2012) menjelaskan perencanaan semester dan ujian semester serta berbagai
sebagai fungsi yang paling awal dari keseluruhan kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang ikut
fungsi manajemen sebagaimana banyak menyita waktu dari para siswa terkhusus para
dikemukakan para ahli yakni menyiapkan secara pengelola mading.
sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan Jika dibandingkan dengan kualitas
untuk mencapai tujuan tertentu dalam hal ini pelaksanaan dari penelitian yang dialakukan oleh
adalah tujuan mading dapat diterbitkan dengan Abdullah (2014) pelaksanaan ekstrakurikuler
baik. majalah dinding di SMP Negeri se-Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta termasuk
2) Tahapan pelaksanaan dalam kategori baik atau mencapai 63,4%
Dalam tahap pelaksanaan, penilaian dengan rincian di SMP N 2 Depok terkategori
pencermatan dan wawancara memiliki kesamaan sangat baik (100%), di SMP N 3 Depok (76,4%),
dalam kategori baik dengan angka pencermatan dan di SMP N 4 Depok masih tidak baik
adalah 65,62. Sementara penilaian dari (13,8%). Maka ada persamaan secara umum
pengamatan dan persepsi siswa memiliki bahwa kualitas pelaksanaan adalah sama-sama
perbedaan yakni pengamatan dengan angka 57,5 dinilai baik.
dalam kategori cukup dan angket siswa dengan Pelaksanaan dalam dimensi manajemen
angka 25,52 yang masuk dalam penilaian yang sering disebut dengan istilah “actuating” yang
tidak baik. Untuk menengahinya terutama antara merupakan tahapan inti dalam sukses tidaknya
lembar pencermatan dengan kategori baik dan suatu kegiatan organisasi/lembagai seperti
persepsi siswa dalam kategori tidak baik maka pengelola mading sekolah. Biasanya pelaksanaan
titik tengah penilaiannya adalah cukup baik. tidak berjalan mulus dan sempurna seperti yang
Dengan demikian penilaian cukup baik lebih direncanakan di awal tahapan pengelolaan suatu
mendominasi dalam tahapan pelaksanaan kegiatan, hal ini dikarenakan beberapa kendala
pengelolaan mading SMA Negeri 1 Kalabahi. yang dihadapi. Dalam studi ini ditemukan
Pelaksanaan penerbitan mading tidak kendala terutama lewat hasil wawancara bahwa
bisa mencapai kategori baik atau sangat baik bergesernya waktu penerbitan dari satu edisi ke
karena dalam tahap perencanaan yang edisi selanjutnya dikarenakan tingkat kesibukan
sebenarnya sangat ideal hanya mendapat predikat para siswa dalam hal akademik seperti
cukup baik sehingga agak sulit dalam banyaknya tugas hampir dari semua guru mata
pelaksanaannya melampaui predikat pada pelajaran, di samping itu telah dekatnya waktu
tahapan perencanaan yang biasanya dibuat lebih ujian tengah semester dan ujian semester yang

40
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

memaksa para siswa harus mempersiapkan diri itu diumumkan di papan pengumuman
dengan baik. Jika diperhatikan gagasan tahapan perpustakaan yang terdapat di dinding
pelaksanaan atau fungsi actuating dalam perpustakaan sekolah yang letaknya strategis
manajemen yang dikemukakan oleh Liebler J.G sehingga mudah dilihat orang.
& Charles R. M (2004) bahwa directing atau Dalam tahapan pasca pasang, jika
actuating adalah menggerakan atau mengarahkan ditinjau dari fungsi manajemen sebenarnya masih
dengan bimbingan dan kepemimpinan sehingga merupakan bagian dari tahapan pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan berorientasi pada karena masih berupa tindakan sebelum dilakukan
tujuan. Dengan gagasan ini maka tahapan evaluasi akhir. Oleh karena itu, tindakan ini juga
pelaksanaan pada pengelolaan mading sekolah mengarah kepada ketercapaian tujuan
harus dilakukan secara konsisten karena pengelolaan mading sekolah yang juga akan
merupakan faktor yang sangat menentukan dievaluasi di tahapan akhir. Dengan demikian,
ketercapaian tujuan pengelolaan mading sekolah. tindakan dalam tahapan pasca pasang juga harus
dilakukan secara baik karena akan
3) Tahapan pasca pasang mempengaruhi penilaian atau kualitas proses
Dalam tahapan pasca pasang, terdapat pengelolaan secara umum.
kesamaan penilaian antara pencermatan dan hasil
wawancara yakni dalam kategori yang sangat 4) Tahapan penilaian
baik bahkan nilai lembar pencermatan mencapai Pada tahapan penilaian, terjadi kesamaan
angka 100. Sementara terjadi perbedaan dalam pada lembar pencermatan, persepsi siswa dan
pengamatan yakni angka 66,66 yang terkategori hasil wawancara yang terkategori baik dengan
baik dan dari persepsi siswa dengan angka 44,27 urutan angkanya adalah 77,77 dan 76,33.
dalam kategori kurang baik. Sementara perbedaan hanya pada penilaian
Data di atas dapat dilihat bahwa yang pengamatan dengan angka 81,25 yang masuk
mendominasi adalah sangat baik yakni pada dalam kategori sangat baik. Dengan demikian
penilaian pencermatan dokumen dan hasil yang maka predikat yang pantas untuk dilekatkan pada
muncul dari wawancara, sementara dua penilaian tahapan penilaian ini adalah baik karena
lainnya adalah pengamatan yang berkategori baik didominasi oleh tiga instrumen yang
dan hanya persepsi siswa yang menyatakan menunjukkan nilai baik.
kurang baik sehingga tetap lebih didominasi oleh Tahapan penilaian merupakan
predikat sangat baik. Hal ini dikarenakan proses pengawasan atau evaluasi yang tidak hanya
pasca pasang penerbitan mading sekolah dilakukan di akhir proses pengelolaan mading
prosesnya sangat cepat yang dimulai dari sekolah namun dilakukan sejak tahapan awal
penyimpanan sementara di lemari perpustakaan, yakni perencanaan. Tahapan penilaian dalam
pembuatan kliping hingga pembuatan bundelan pengelolaan mading merupakan upaya
mading yang diberi kata pengantar oleh kepala mengevaluasi seluruh rangkaian pengelolaan
sekolah, pembimbing mading dan ketua OSIS mading yang terjadi selama ini sehingga evaluasi
lengkap dengan stempel resmi dari sekolah serta untuk seluruh tahapan membuat
pengkodean hingga dapat dimanfaatkan oleh pertanyaan/pernyataan instrumen dalam tahapan
warga sekolah untuk dibaca terutama para siswa penilaian lebih besar porsinya dari tiga tahapan
yang berkunjung ke perpustakaan. Untuk sebelumnya.
memberitahukan informasi mengenai hadirnya Hal ini senada dengan gagasan
bundelan mading di sekolah dilakukan pengawasan yang oleh Didin Kurniadin & Imam
pengumuman oleh kepala sekolah sendiri di Machali (2012) disebut sebagai proses
hadapan seluruh siswa pada saat upacara, selain pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan

41
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan 6) Daya dukung siswa terhadap pengelolaan
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya mading di MAN Kalabahi dan SMA Negeri 1
yang terlihat dalam rencana. Kalabahi kurang baik dikarenakan kesibukan
Jika melihat skema proses kontrol yang siswa pada akivitas akademik dan non
ditulis oleh Giraud Françoise, Philippe Z, Oliver akademik di sekolah.
S, Marie A.L, François F dan Jeremy M (2011)
yakni : F. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, 2014. Pengelolaan Ekstrakurikuler
Majalah Dinding di SMP Negeri Se-
Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
Yogyakarta. FIP UNY.
Abdullah Ramli, 2012. Pembelajaran Berbasis
Skema ini sesuai dengan apa yang Pemanfaatan Sumber Belajar. Jurnal
dilakukan dalam penelitian ini yakni melakukan Ilmiah DIDAKTIKA Februari 2012 Vol.
penilaian terhadap semua tahapan pengelolaan XII No. 2, 216-231. Fakultas Tarbiyah
mading, meskipun terlihat hanya tiga tahapan IAIN Ar-Raniry
namun sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Ahmad Sohel dan Roger G. Schroeder, 2003.The
tahapan pasca pasang sebenarnya juga adalah Impact of Human Resource Management
tahapan pelaksanaan (action) yang Practices On Operational Performance:
dikontrol/dievaluasi secara bersama. Dalam studi Recognizing Country and Industry
ini, tahapan action dipecah menjadi dua yakni Differences. Journal Elsevier Operations
tahapan pelaksanaan dan pasca pasang yang Management. Department of Management.
merupakan tahapan yang sangat menentukan St. Cloud State University dan Department
berhasil tidaknya tujuan pengelolaan mading. of Operations and Management Science,
Donaldson Chair In Operations
E. KESIMPULAN Management University of Minnesota,
Berdasarkan perumusan masalah, hasil Carlson School of Management.
penelitian dan pembahasan maka kesimpulan Ainley Mary, Suzanne Hidi & Dagmar
penelitian ini diantaranya adalah : Berndorff, 2002. Interest, Learning, and
1) Kualitas perencanaan pengelolaan mading di the Psychological Processes That Mediate
MAN Kalabahi dan di SMA Negeri 1 Their Relationship. Journal of Educational
Kalabahi sama-sama tergolong cukup baik. Psychology Copyright 2002 by the
2) Kualitas pelaksanaan pemasangan mading di American Psychological Association, Inc.
MAN Kalabahi adalah baik dan di SMA 2002, Vol. 94, No. 3, 545–561. University
Negeri 1 Kalabahi adalah cukup baik. of Melbourne & University of Toronto.
3) Kualitas pengelolaan pasca pasang mading di Arsyad Azhar, 2002. Media Pembelajaran.
MAN Kalabahi adalah baik dan di SMA Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Negeri 1 Kalabahi cukup baik. Artika Wayan I, Ni Made Dian Dwijanti, dan
4) Kualitas penilaian dan tindak lanjut mading di Gede Artawan, 2014. Pembinaan
MAN Kalabahi adalah baik dan di SMA Ekstrakurikuler Majalah Dinding di SMP
Negeri 1 Kalabahi adalah sangat baik. Negeri se-Kecamatan Negara. E-Journal
5) Kualitas pengelolaan Mading di MAN Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Kalabahi dan SMA Negeri 1 Kalabahi sama- Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
sama ternilai baik. Volume 2 Nomor 1. Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.

42
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

Barnawi & M. Arifin, 2012. Manajemen Sarana Hasibuan, H.M.S.P, 2014. Manajemen Sumber
& Prasarana Sekolah. Yogyakarta : Ar- Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta : Bumi
Ruzz Media. Aksara.
Darmono, 2007. Pengembangan Perpustakaan Istiningsih, 2015. Analisis Pengelolaan Majalah
Sekolah Sebagai Sumber Belajar. Jurnal Dinding SD Muhammadiyah Ngabean II
Perpustakaan Sekolah, Tahun1-Nomor 1- Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman.
April 2007 ISSN : 1 978-9548. Universitas Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta.
Negeri Malang. Program Pascasarjana UAD.
Dennis T.E, 2013. Interactive Word Wall. Junaidi, 2013. Pengaruh Komunikasi
English Languange Learning Institute Interpersonal Orang Tua dan Anak Dalam
Region 13 Education Service Center. Meningkatkan Prestasi Belajar Anak di
Dewi, A.M. Septia, 2013. Majalah Dinding SMA Negeri 4 Samarinda Seberang. E-
Sebagai Implementasi Kemampuan Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.1 No.1 : 442-
Menulis Cerpen Siswa Yang Mengikuti 455.
Ekstrakurikuler Jurnalistik di SMP N.4 Kementrian Pendidikan Nasional, 2007. Undang-
Singaraja. Jurnal Jurusan Pendidikan Undang Sistem Pendidikan Nasional Guru
Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 dan Dosen disertai pasal-pasal penjelas.
Nomor 1. Singaraja : Jurusan Pendidikan Yogyakarta : Tim Pustaka Merah Putih.
Bahasa & Sastra Indonesia Universitas Kompri, 2015. Manajemen Pendidikan 1.
Pendidikan Ganesha Singaraja. Bandung : Alfabeta.
Engle A.D, Peter J. D & Marion Festing. 2008. Kosma, R.B. 1991. Learning With Media.
International Human Resource Review of Educational Research, 61 (12),
Management Fifth Edition. Hongkong : 179-212. Universitas of Michigen.
South-Western CENGAGE Learning. Kurniadin Didin & Imam Machali, 2012.
Enny Zubaidah & Bambang Saptono, 2004. Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip
Pengelolaan Majalah Dinding di Sekolah, Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta : Ar-
Jurnal Ilimiah Guru COPE (Caraka, ruz Media.
Olah, Pikir, Edukatif) Nomor 1, Tahun Liebler J. G & Charles R.M, 2004. Management
VIII Pebruari 2004. Yogyakarat : Pusat Principles for Health Professionals Fouth
Penelitian Pendidikan Dasar dan Edition. London : Jones & Bartlet
Menengah, UNY dan PGRI DIY. Publisher
Freire Paulo, 1983. The Importance of The Act of Lubis F.W, 2008. Peranan Komunikasi Dalam
Reading. Chatolic University. Sao Paulo Organisasi. Jurnal Harmony Sosial
Brazil. Volume 2 Nomor 2. Universitas Sumatera
George Jennifer & Gareth Jones, 2009. Utara.
Contemporary Management Sixth Edition. Nakpodia, E.D, 2010. Human Resources
New York : McGraw-Hill Irwin. Management in School Administration in
Gunawan Hendry. Tanpa tahun. Tata Letak Delta State Nigeria. J Soc Sci, 23.
Majalah Dinding Untuk Pelajar(Hand out Departemen of Educational
materi). Jakarta : SIGMA. Administration and Policy Studies, Delta
Handoko T. H, 2014. Manajemen Personalia & State University, Abraka, Nigeria.
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Naz, A. A dan Akbar, R. A, Use of Media for
BPFE. Effective Instruction its Importance: Some
Consideration.Journal of Elementary
Education A Publication of Deptt. of

43
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

Elementary Education IER, University of Sriasih S.A.P, Made Sri Indriani, Ayu Putu
the Punjab, Lahore-Pakistan Vol. 18(1-2) Purnami & Ida Bagus Rai, 2013. Pelatihan
35-40. Pembuatan Majalah Dinding (MADING)
NSW Department of School Education Berbahasa Bali pada siswa SMA/SMK di
Curriculum Directorate, 1997. Smalls Kota Singaraja. Jurusan Pendidikan
Road Ryde NSW 2112 ISBN: 0731083431 Bahasa Bali, Fakultas Bahasa dan Seni.
SCIS: 898002. Teaching Reading : AK-6 Universitas Pendidikan Ganesha.
Framework. Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, 2012.
Out D. O dan A.B.U. Zaria, 2008. Human Manajemen Pendidikan. Yogyakarta :
Resources Management in Educational. Aditya Media & FIP UNY.
National Open University of Nigeria. Suharsimi Arikunto, 2006. Buku Pegangan
Pertiwi P.P & Sugiyanto, 2007. Efektivitas Kuliah Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta :
Permainan Konstruktif‐Aktif untuk Rineka Cipta.
Meningkatkan Kemampuan Membaca ________ , (2015). Dasar-Dasar Evaluasi
Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.
Psikologi Fakultas Psikologi Universitas ________, (2014). Emasnya Majalah Dinding.
Gadjah Mada Volume 34, NO. 2, 151 – Artikel Pendidikan. Workshop UTY.
163. ISSN: 0215-8884. Fakultas Psikologi Suherman Yuyus, 2009. Pengembangan Media
UGM Yogyakarta Pembelajaran. Makalah disampaiakan
Poerwadarminta, W.J.S, 2011. Kamus Umum pada Diklat Profesi Guru PLB Wilayah X
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Jawa Barat. Bumi Makmur. Lembang
Balai Pustaka. Bandung.
Reeves, T.C, 1998. The Impact of Media and Sukardi, H. M, 2012. Evaluasi Pendidikan
Technology in Schools ; A Research Prinsip Operasionalnya. Jakarta : Bumi
Report prepared for The Bertelsmann Aksara.
Foundation. Bertelsmann Foundation. Tarigan, H. G, 2013. Membaca Sebagai Suatu
University of Georgia. Ketrampilan Berbahasa. Bandung :
Reynolds Peter, 2012. The importance of Angkasa
Reading. E-Library Newsletter Al-hekmah Whitepaper Educational resources acquisition
International School. Candlewick Press. consortium (ERAC), 2008. Evaluating,
Rusdi A, 2014. Kreativitas Peserta Didik SMP N Selecting and AcquiringLearning
3 Sumenep Dalam Menulis Buku Harian Resources: A Guide. West Broadway
Melalui Media Majalah Dinding Sekolah. Vancouver. Kanada.
Jurnal Volume 6 Nomor 2 SMP N 3 Widayanti Riya, 2015. Pemanfaatan Media
Sumenep. Sosial Untuk Penyebaran Informasi
Santoso Hari, 2007. Majalah Dinding Sebagai Kegiatan Sekolah Menengah Kejuruan
Media Untuk Meningkatkan Kemampuan Pasundan Tangerang. Jurnal Abdimas Vol.
Menulis dan Budaya Baca Siswa. Makalah 1 No. 2 Maret 2015. Universitas Esa
tidak diterbitkan dan didokumentasikan di Unggul.
UPT Perpustakaan Universitas Negeri
Malang.
Sidiq Muhammad, Tanpa Tahun. Urgensi
Sumber Belajar Dalam Pendidikan. Http
://Sumut.kemenag.go.id. Akses tanggal 28
Januari 2016.

44
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 3, No. 1, Edisi: April 2018
ISSN 2477-1287

45

You might also like