Professional Documents
Culture Documents
Pembersih Kaca
Pembersih Kaca
OLEH :
1. AZMI ROHAYA
2. DEWI RATNASARI
3. NADYA DWI LARASATI
4. ULIS MAWARDANI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2016
Kata Pengantar
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Proses Industri Kimia. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen
Mata Kuliah Proses Industri Kimia atas tugas yang telah diberikan sehingga
menambah pemahaman kami tentang “Pembuatan Pembersih Kaca” dalam
Makalah yang kami buat. Dalam pembuatan atau materi ini tidak sedikit hambatan
yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini tidak lain berkat Allah SWT sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Makalah ini disusun selain untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia juga disusun untuk
memperluas ilmu tentang Pembuatan Pembersih Kaca, yang kami dapatkan dari
berbagai referensi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi para
pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu kepada Dosen Mata Kuliah kami meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
4.1 Hasil.............................................................................................. 35
4.2 Pembahasan.................................................................................. 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................
35
5.1 Kesimpulan................................................................................... 35
5.2 Saran............................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 36
LAMPIRAN A ANALISIS EKONOMI......................................................... 37
LAMPIRAN B GAMBAR............................................................................... 37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebersihan lantai keramik dan kebersihan kaca merupakan salah satu
indikasi kebersihan suatu tempat secara umum dan dapat dikaitkan dengan
penularan berbagai penyakit ataupun penyebaran mikroorganisme. Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan kaca dan kebersihan lantai.
Contohnya, kebiasaan melepas sepatu sebelum masuk ke rumah dapat mengurangi
penyebaran mikroorganisme penyebab infeksi mata, perut dan paru-paru,
membersihkan kaca yang setiap hari. Selain kebiasaan tersebut, masyarakat juga
menggunakan cairan pembersih lantai untuk menjaga kebersihan kaca dan
kebersihan lantai. Cairan pembersih kaca dan pembersih lantai memiliki berbagai
macam komposisi; antara lain air, pewarna, pewangi dan zat disinfektan.
Disinfektan adalah produk atau biosida yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme di dalam maupun di permukaan suatu benda mati. Zat ini tidak
harus bersifat sporosidal, melainkan sporostatik yaitu dapat menghambat
pertumbuhan kuman. Antiseptik adalah produk atau biosida yang dapat
menghancurkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme di dalam
maupun permukaan suatu jaringan hidup. Beberapa disinfektan yang biasa
digunakan sebagai pembersih lantai adalah lysol (klorofenol dan kresol), karbol
(fenol) dan kreolin.
Zat disinfektan dalam cairan pembersih lantai akan membunuh
mikroorganisme yang terdapat di lantai. Mikroorganisme tersebut antara lain
adalah Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter cloacae,
Salmonella sp. dan lain-lain. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
Escherichia coli (E. coli) termasuk salah satu bakteri yang paling sering
ditemukan di lantai. Selain itu, Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan
salah satu bakteri yang sering ditemukan di berbagai tempat, antara lain:
permukaan benda, baju, lantai, tanah, rumah sakit, bahkan pada kulit manusia, dan
bersifat patogen bagi manusia. Berdasarkan uraian tersebut, S. aureus & E. coli
menjadi pilihan untuk digunakan sebagai bakteri uji pada penelitian ini.
Banyak cairan pembersih lantai di pasaran yang oleh produsen diakui
dapat membunuh kuman, namun perlu diuji kebenarannya. Di lain pihak, suatu
produk yang menjadi pilihan tentunya adalah yang paling ampuh dalam
membunuh kuman. Pengujian koefisien fenol merupakan suatu uji baku
efektivitas suatu disinfektan yang umum dilakukan & telah distandardisasi oleh
British Standard 5197: 1976. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin
mengetahui koefisien fenol beberapa sampel cairan pembersih lantai yang
mencantumkan zat disinfektan sebagai salah satu kandungannya dan sebagai
bakteri uji dipilih S. aureus dan E. coli.
3. Emal
Jumlah Emal dalam formula yang diperlukan dalam pembuatan cairan
pembersih kaca sangatsedikit namun keberadaannya sangat diperlukan. Secara
kimia, Emal termasuk golongan surfaktan alkil sulfat. Senyawa ini merupakan
bahan inti pada produk cairan pembersih kaca. Bahan ini berbentuk pasta tidak
berwarna dan bening. Jenis surfaktan ini mempunyai kemampuan mengeluarkan
busa dalam jumlah cukup banyak dan mempunyai daya pembersih (cleansing
ability) yang cukup tinggi. Kelarutannya dalam air mendekati 100% (larut
sempurna), hanya kecepatan pelarutannya rendah. Artinya untuk melarutkannya
membutuhkan waktu lama.
4. Pewarna
Warna cairan pembersih kaca yang umumnya beredar di pasaran adalah
hijau, kuning, dan biru. Banyaknya jumlah pewarna yang digunakan tergantung
selera masing-masing. Meskipun jumlah pemakaiannya sangat sedikit,
keseragaman warna poduk harus dijaga. Itulah sebabnya pada penyusunan
formula, bahan ini tidak dimasukkan dalam hitungan yang mengikat.
5. Parfum
Jenis parfum yang dipakai untuk cairan pembersih kaca harus memiliki
kualitas dan aroma yang khas. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat konsume
n dari produk ini mencerminkan golongan ekonomi tertentu di masyarakat.
6. Air
Air yang ideal digunakan adalah air sudah mengalami deionisasi
(deionized water). Tujuannya untuk menjaga kestabilan produk. Akan tetapi, jika
kondisi air di daerah bersangkutan tidak menimbulkan masalah serius, dapat
digunakan air biasa (air tanah).
4.1 Hasil
No Cara Kerja Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
Emal dilarutkan kedalam air diaduk sampai merata, fungsi penambahan
emal adalah untuk mengeluarkan busa dalam jumlah cukup banyak dan
mempunyai daya pembersih (cleansing ability) yang cukup tinggi, kemudian di
wadah yang terpisah dilarutkan iso propil alkohol, metanol dan NH4OH, setelah
itu campuran emal dicampurkan kedalam campuran iso propil alkohol, metanol
dan NH4OH kemudian diaduk. Fungsi penambahan IPA dan metanol adalah
sebagai solven cleaner, sedangkan NH4OH akan memberikan efek cemerlang
pada kaca. Setelah diaduk ditambahkan pewarna dan pewangi sesuai selera
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Fungsi penambahan emal adalah untuk mengeluarkan busa dalam jumlah
cukup banyak dan mempunyai daya pembersih (cleansing ability) yang
cukup tinggi
2. Fungsi penambahan IPA dan metanol adalah sebagai solven cleaner
3. Fungsi penambahan NH4OH akan memberikan efek cemerlang pada kaca.
5.2 Saran
Sebaiknya pada pembuatan pembersih kaca diperhatikan takaran bahan
dengan tepat. Selain itu, dalam pembuatannya mengikuti prosedur kerja yang
tepat agar dihasilkan produk yang sesuai harapan.
DAFTAR PUSTAKA
http://1001anekacara.blogspot.co.id/2013/11/cara-membuat-pembersih-kaca.html
(diakses tanggal 04 januari 2016).
http://prasetyara.blogspot.co.id/2011/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
ANALISA EKONOMI
Bahan Harga
Emal 1,5 kg Rp. 18.000,-
IPA 1 botol Rp. 18.000,-
Alkohol 1 botol Rp. 20.000,-
NH4OH 1 liter Rp. 60.000,-
Pewarna 1 bungkus Rp. 10.000,-
Pewangi 1 botol Rp. 10.000,-
Total Pengeluaran Rp. 136.000,-
GAMBAR