Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 18

URGENSI IDEOLOGI BANGSA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)
Dosen Pengampu : Asep Risky Padilah, M,Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Ahmad Wildan : 2008103082
2. Dhea Ayu Paramitha : 2008103016
3. Silvi Nur Hadiati : 2008103006

Tadris Bahasa Inggris 1/ Semester 1


KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Telp. (0231) 481264 Fax. (0231) 489926
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat
kehendak-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Urgensi
Ideologi Bangsa” sebagai tugas terstruktur matakuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan,
bimbingan dan arahan kepada penyusun, terutama kepada Bapak Asep Rizky Padilah,
M, Pd., sebagai dosen pengampu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala kritik dan saran untuk perbaikan, sangat kami nantikan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Cirebon, 03 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI ...........................................................................................2


A. Apa itu Uregensi Ideologi Bangsa ..........................................................2
B. Siapa Saja yang Harus Menerapkannya...................................................7
C. Mengapa Harus Diterapkan......................................................................9

D. Bagaimana Cara menerapkannya

BABIII .....................................................................................................
PENUTUP
...................................................................................................................
12

A. Kesimpulan
...................................................................................................................
12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................ii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seluruh negara di muka bumi ini pasti memiliki sebuah landasan atau dasar sebuah ideologi
atau pemahaman yang seharusnya diaplikasikan di kehidupan sehari-hari dalam suatu
negara tersebut. Karena ideologi adalah sebuah cita-cita sebuah keinginan pendiri negara
untuk bangsanya. Presiden tidak akan mampu menyelaraskan negara hanya dengan
mengandalkan visi dan misinya saja tanpa memikirkan atau berpegangan pada ideologi
negara. Ideologi sangat penting bagi bangsa kita, tanpa ideologi maka kita akan kehilangan
arah dan tujuan hendak kemana negara ini berpijak. Sebab itulah urgensi sebuah ideologi
sangat diperlukan, negara kita memiliki sebuah ideologi yg sangat luar biasa. Ideologi
negara kita adalah Pancasila, namun acapkali sering terjadi perdebatan akan memaknai arti
dari pancasila itu sendiri, sehingga timbul pertikaian antar bangsa.

B. Rumuasan Masalah

1. Apa pengertian ideologi?

2. Apa fungsi ideologi?

3. Apa itu pengertian ideologi suatu bangsa?

4. Apa pengertian Pancasila sebagai ideologi?

5. Apa makna Pancasila sebagai ideologi?

6. Apa fungsi Pancasila sebagai ideologi?

7. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai ideologi bangsa?


8. Mengapa setiap negara harus memiliki ideologi?

C. Tujuan

1. Mampu memahami ideologi secara baik

2. Mengetahui pentingnya ideologi bagi suatu bangsa

3. Memahami mengapa Pancasila sangatlah urgent bagi Bangsa Indonesia

4. Memahami fungsi Pancasila sebagai ideologi

5. Menilik balik makna dari Pancasila

6. Mengetahui cara pengaplikasian Pancasila


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Idelogi

Ideologi adalah sebuah ide maupun gagasan. Diksi ideologi sendiri dicetuskan oleh Antoine
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari)
dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh
kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama di balik ideologi
adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada
masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap
pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem
berpikir yang eksplisit. (definisi ideologi Marxisme).

Kata ideologi secara etimologi dicetuskan dari Bahasa Yunani, yaitu idea (oidea)
pengertian, kata, dan ilmu. Jadi ideologi berarti kumpulan-kumpulan ide atau gagasan,
pemahaman-pemahaman, pendapat-pendapat, atau pengalaman-pengalaman.

Istilah ideologi dicetuskan oleh Antoine Destut de Tracy (1754-1836) seorang ahli filsafat
Prancis. Menurutnya, ideologi merupakan cabang filsafat yang disebut science de ideas
(sains tentang ide). Pada tahun 1796, ia mendefinisikan ideologi sebagai ilmu tentang
pikiran manusia, yang mampu menunjukan jalan ang benar menuju masa depan. Dengan
begitu, pada awal kemunculannya, ideologi berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita,
gagasan, dan buah pikiran.
Dalam perkembangannya, ideologi didefinisikan sebagai berikut;
1. Menurut Descartes
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia.

2. Machiavelli
Ideologi adalah sistem perlundungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.

3. Thomas Hobbes
Ideologi adalah seluruh cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat
bertahan dan mengatur rakyatnya.

4. Francis Bacon
Ideologi adalah paduan atau gabungan pemikiran mendasar dari konsep hidup.

5. Karl Marx
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam
masyarakat.

B. Fungsi Ideologi

Ideologi bukanlah hanya sebatas teoritis belaka tetapi menjadi sesuatu yg diyakini sebagai
sebuah landasan atau patokkan dari sikap bangsa atau negara tersebut, fungsi dari ideologi;

1. Struktur kognitif adalah seluruh pengetahuan yang dapat menjadi landasan untuk
memahami dan menerjemahkan dunia dan kejadian lingkungan sekitarny.

2. Orientasi dasar dengan membuka wawasan, mampu memberi makna akan landasan
pemikiran.

3. Norma-norma, dijadikan pedoman dalam melakukan sesuatu.


4. Bisa menjadi cara menemukan identitas diri.

5. Bisa menjadi kekuatan internal diri yg mampu mendorong untuk melakukan sesuatu.

6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta


melakukan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di
dalamnya.

C. Pengertian Ideologi Bagi Sebuah Bangsa

Di dunia ini begitu banyak ideologi bagi sebuah bangsa, pengertian dari ideologi bagi
suatu bangsa adalah landasan atau kepahaman apa yg di anut dari bangsa tersebut. Berikut
ini ada jenis ideologi yang terkenal;

1. Ideologi Kapitalisme

Kapitalisme berasal dari kata kapital, yang artinya modal. Kapitalisme merupakan suatu
paham yang meyakini bahwa pemilik modal dapat melaksanakan usahanya untuk meraih
keuntungan yang sebesar-besarnya. Kapitalisme memiliki anggapan bahwa modal
merupakan satu-satunya unsur untuk perkembangan ekonomi. Modal yang dimaksud antara
lain berupa uang, tanah, atau suatu bentuk kekayaan tertentu. Para pengikut kapitalis
menganggap bahwa modal dapat menghasilkan lebih banyak kekayaan.

Kapitalisme mulai muncul pertama kalinya di Eropa pada abad ke-16 sampai abad ke-19.
Pada masa itu, dunia perekonomian di Eropa dalam masa perkembangan. Kondisi saat itu
memperlihatkan bahwa sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai
suatu badan tertentu. Hal ini terutama tampak sekali di Prancis. Puncaknya, terjadi revolusi
Prancis pada tahun 1789, para kapitalis saat itu diserang oleh rakyat yang bosan oleh
perlakuan dan penindasan yang menjerat rakyat. Sebelumnya mereka dapat memiliki atau
melakukan perdagangan benda milik pribadi. Terutama barang modal seperti tanah maupun
manusia. Hal tersebut berguna dalam proses perubahan dari barang modal menjadi barang
jadi. Dalam usaha memperoleh modal-modal tersebut, sebelumnya para kapitalis harus
mendapatkan bahan baku dan mesin, selanjutnya mengumpulkan buruh sebagai tenaga
yang mengoperasikan mesin-mesin. Dapat dikatakan kapitalisme merupakan bentuk
organisasi ekonomi yang menempatkan sebagian besar atau seluruh sarana produksi,
distribusi, dan keuangan menjadi milik pribadi.

Kapitalisme merupakan salah satu cara pandang manusia dalam menjalani kegiatan
ekonominya. Keberadaan kapitalisme dianggap sebagai wujud penindasan terhadap
masyarakat dengan kondisi ekonomi lemah. Akibatnya, paham kapitalisme mendapat
kritikan dari banyak pihak bahkan ada yang cenderung ingin melenyapkannya.

Adam Smith adalah seorang tokoh ekonomi kapitalis klasik. Ia menganggap merkantilisme
kurang mendukung ekonomi masyarakat. Merkantilisme merupakan sebuah sistem
ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa, dengan
pengaturan seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah dengan kebijaksanaan. Tujuannya
untuk mengumpulkan cadangan emas, memperoleh neraca perdagangan yang baik,
mengembangkan pertanian dan industri, dan memegang monopoli atas perdagangan luar
negeri. Berdasarkan kepemilikan modal, tentu saja merkantilisme bertolak belakang dengan
kapitalisme. Merkantilisme menempatkan pemerintah atau negara sebagai penguasa
permodalan. Sedangkan kapitalisme meletakkan hak kepemilikan modal pada pribadi atau
perseorangan.

Adam Smith juga beranggapan bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan
mengatur pasar. Oleh karena itu, pasar harus memiliki kebebasan dari campur tangan
pemerintah. Menurutnya, pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua
pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.

2. Ideologi Liberalisme

Liberalisme berasal dari kata liber, yang artinya bebas. Dapat dikatakan liberalisme
merupakan usaha perjuangan menuju kebebasan. Liberalisme merupakan sebuah paham
ketatanegaraan dan ekonomi yang mengkhendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk
berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh ikut campur). Liberalisme dipelopori oleh
pemikiran John Locke. Ia beranggapan bahwa hak asasi manusia meliputi hak hidup,
kemerdekaan, dan hak milik. Hak-hak tersebut tercakup dalam hak politik. Untuk
melindungi hak-hak politik seseorang dibutuhkan tatanan negara yang adil dan saling
mengawasi. Liberalisme menitikberatkan hak asasi yang melekat pada diri manusia sejak
lahir. Rousseau dalam bukunya du contract social menyatakan bahwa manusia dilahirkan
bebas. Hak sadar ini ditafsirkan tak ada pihak lain yang boleh mengambilnya termasuk
penguasa, kecuali ada persetujuan dengan pihak yang bersangkutan. Terhadap kaum
bangsawan paham ini menuntut kemerdekaan individu dalam bentuk kemerdekaan politik
dan kemerdekaan ekonomi dan juga agama.

Sebenarnya liberalisme lahir dari paham individualisme. Paham ini menempatkan


kepentingan individu sebagai pusat tujuan hidup manusia. Dengan kata lain hanya manusia
itu yang tahu kebutuhannya. Di bidang politik liberalisme menimbulkan tampilnya paham
demokrasi dan nasionalime. Paham demokrasi menjelaskan bahwa masyarakat terbentuk
dari individu-individu. Setiap individu memiliki kewenangan untuk menentukan segala-
galanya bagi negara. Dengan demikian negara merupakan sarana untuk mencapai tujuan.
Nasionalisme pun juga mengutamakan kemerdekaan individu. Nasionalisme menjelaskan
bahwa negara terdiri atas individu-individu. Oleh karena itu setiap negara harus merdeka
bebas dari penindasan negara lain atau pihak manapun. Dengan kata lain negara berhak
menemukan nasibnya sendiri. Liberalisme beranggapan bahwa manusia yang bersangkutan
adalah yang paling tahu kebutuhannya. Oleh karena itu manusia harus mendapat kebebasan
sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing. Liberalisme mengakui adanya
produksi bebas. Perdagangan bebas dan hukum kodrat yang akan menyelenggarakan
keselarasan dunia. Bagi liberalisme kesejahteraan sosial merupakan tanggung jawab
masyarakat. Permasalahan yang ada diselesaikan melalui musyawarah dan pengakuan
persamaan manusia. Kaum liberalisme menjunjung tinggi HAM. Dengan begitu hak asasi
sangat dilindungi. Liberalisme juga mengutamakan jiwa setiap individu. Setiap warga
negara memiliki hak dasar dalam menentukan agama dan keyakinannya. Setiap individu
memiliki kesempatan menyampaikan pendapatnya. Hak dasar yang dimiliki dan melekat
pada manusia adalah hak hidup dan hak mempertahankan diri. Selanjutnya, hak
mempertahankan diri ini berkembang menjadi hak milik.

Berdasarkan uraian tersebut, ciri-ciri liberalisme dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)


membebaskan individu untuk mengejar keuntungan pribadi; 2) bersifat individualistis.
Artinya mengutamakan kepentingan masing-masing individu; 3) kewenangan pemerintah
bersifat terbatas. Pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk mencampuri urusan
individu; 4) terjaminnya hak milik pribadi atas alat-alat produksi; 5) dalam hal
perekonomian, negara menciptakan persaingan bebas.

Kebebasan individu adalah inti ajaran liberalisme. Negara yang menganut paham
liberalisme memberi kebebasan mutlak kepada setiap individu sehingga cenderung terjadi
fee fight liberalisme atau pesaingan bebas dalam segala hal kehidupan politik, ekonomi,
sosial, dan budaya. Disini juga akan terbentuk masyarakat yang bersifat individualis atau
mengutamakan kepentingan pribadi dan kegiatan ekonominya cenderung kapitalis.
Kapitalis artinya mengutamakan perkembangan modal dan laba yang sebesar-besarnya.

4. Ideologi Sosialisme

Sosialisme mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Pada tahun 1827, istilah ini awalnya
digunakan untuk menyebut pengikut Robert Owen (1771-1858) di Inggris. Istilah ini juga
mengacu pada pengikut Saint Simon (1760-1825) di Prancis. Bersama Fourier (1772-1832)
dari Prancis, Robert Owen dan Saint Simon membuat rumusan sebuah pemikiran mengenai
sosialisme.

Sosialisme lahir sebagai akibat perkembangan kapitalisme. Sosialisme merupakan suatu


paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan mengutamakan
segala aspek kehidupan bersama manusia. Untuk kepentingan bersama, kepentingan
bersama harus dikesampingkan. Negara harus selalu campur tangan dalam segala
kehidupan, demi tercapainya tujuan negara, adapun tujuan negara adalah memberikan
sebesar-besarnya dan merata bagi setiap anggota masyarakat.
Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para
cendikiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib. Adapun ciri khas sosialisme sebagai
berikut:
a) Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas.
b) Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis.
c) Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan
luwes secara bertahap.
d) Negara diperlukan selama-lamanya.

Sejak abad ke-19, sosialisme bekembang ke banyak paham-paham yang berbeda seperti
anarkisme, komunisme, fasisme, leninisme, stalinisme, maupun maoisme.

4.1 Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari kata dasar anarki, dan isme yang berarti paham, ajaran, atau
ideologi. Kata anarki merupakan serapan dari kata anarchy dan anarchie. Dalam bahasa
Yunani, arcos/archia berarti pemerintahan kekuasaan. Bentukan a yang berarti
tidak/tanpa/nihil ditambah sisipan n jika diletakkan pada kata archia menjadi kata anarki,
yang artinya tanpa pemerintah. Jadi anarchos berarti tanpa pemerintahan atau pengelolaan,
koordinasi tanpa hubungan memerintah dan diperintah, menguasai dan dikuasai,
mengepalai dan dikepalai, mengendalikan dan dikendalikan, dan sebagainya. Adapun
anarkis merupakan orang yang memercayai dan menganut anarki. Secara keseluruhan,
anarkisme berarti suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintah,
dengan kekuasaannya merupakan lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan
terhadap kehidupan. Oleh karena itu, negara, pemerintahan, dan perangkat-perangkatnya
harus dimusnahkan.

4.2 Komunisme
Komunisme merupakan sebuah ideologi dunia yang muncul sebagai reaksi dari
kapitalisme. Paham komunisme mendasarkan pada Marxisme dan Leninisme. Dengan
begitu, Komunisme adalah Marxisme Leninisme. Karl Marx, pencetus Marxisme
menganggap negara sebagai susunan golongan masyarakat yang dibentuk untuk menindas
golongan lain. Pemilik modal menindas kaum buruh. Menurut Karl Marx, kaum buruh
perlu membuat revolusi (perubahan secara mendadak) untuk merebut kekuasaan kapitalis
dan borjuis. Dengan cara ini, kaum buruh akan menjadi penguasa dan dapat mengatur
negara. Paham yang dicetuskan oleh Karl Marx ini berhubungan dengan aliran
materialisme. Aliran ini menonjolkan penggolongan, pertentangan antar golongan, konflik
kekerasan atau revolusi, serta perebutan kekuasaan negara. Ajaran Karl Marx ini kemudian
dipopulerkan oleh Frederick Engels dan dipadu dengan pemikiran Lenin, menjadi landasan
komunisme. Marx berpendapat bahwa dengan pemikiran Lenin, menjadi landasan
Komunisme. Marx berpendapat bahwa pemikiran manusia mempengaruhi cara berpikirnya.
Menurutnya, ekonomi masyarakat ditandai adanya pertentangan antara kelas atas (kaum
proletar) yang hanya memiliki tenaga. Kaum kapitalis ingin meningkatkan keuntunga
dengan menekan biaya produksi. Adapun kaum proletar berusaha meningkatkan
pendapatannya. Dalam usaha merebut dan mempertahankan kekuasaannya, komunisme
melakukan tindakan-tindakan berikut: menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan,
menciptakan konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu, komunisme tidak
mengakui adanya tuhan, tetapi lebih mengutamakan materi, masyarakat komunis adalah
masyarakat dunia, tanpa nasionalisme, komunisme bercita-cita mencipatakan masyarakat
tanpa kelas. Pertentangan kelas, hal milik pribadi dan pembagian kerja dianggap
menjauhkan dari suasana hidup yang aman dan tenteram.

Adapun prinsip-prinsip komunisme yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan


bermasyarakat dan negara sebagai berikut: pemerintah dipimpin oleh satu partai yaitu partai
komunis; pemerintah bersifat diktator proletariat; komunisme merupakan sistem
pemerintahan tunggal; usaha menciptakan yang hanya terdiri dari satu macam kelas
dilakukan dengan menghancurkan kaum borjuis atau orang-orang kaya; setiap individu
merupakan alat yang digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan negara, oleh karena itu
seluruh penduduk wajib bekerja untuk negara; hak milik pribadi dihilangkan, tidak ada
kebebasan demokrasi dan menolak keadilan sosial; pengelolaan ekonomi dalam
komunisme sebagai berikut: 1) tidak ada kebebasan memilih pekerjaan; 2) perekonomian
ditentukan dan dikuasai negara; 3) bebas dari persaingan ekonomi pasar; 4) seluruh harta
kekayaan menjadi milik negara. Berikut ini ciri khas yang melekat pada ideologi
komunisme: a) hak milik pribadi atas alat-alat produksi; b) dalam mencapai kesejahteraan
menghalalkan segala cara dengan tindakan revolusioner; c) meningkatkan kesejahteraan
rakyat dengan cara diktator proletariat, terutama pada masa-masa peralihan atau transisi; d)
negara hanya diperlukan untuk sementara waktu saja selama belum mencapai
kesejahteraan.

4.3 Fasisme negara


Istilah fasisme berasal dari bahasa Italia, fascio dan bahasa Latin, kata fascis. Artinya seikat tangkai-
tangkai kayu, dengan kapak di tengahnya. Pada zaman kekaisaran Romawi, ikatan kayu ini
dipersembahkan di depan perjabat tinggi. Dengan kata lain, fascis menjadi simbol kekuasaan
pejabat pemerintah. Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengutamakan kekuasaan
secara menyeluruh, tanpa adanya demokrasi. Paham ini menomorsatukan bangsa sendiri dan
memandang rendah bangsa lain. Dapat pula dikatakan, fasisme merupakan suatu sikap
nasionalisme yang berlebihan. Fasisme akan dapat dicapai jika ada pemimpin yang berkharisma,
sebagai simbol kebesaran negara yang didukung massa rakyat. Dukungan massa yang menggebu-
gebu ini dapat muncul melalui slogan, simbol, dan indoktrinasi yang ditanamkan oleh pemimpin
beserta pengikut-pengikutnya. Fasisme muncul pertama kali di Italia, dalam wujud Benito
Mussolini. Pada abad ke-20, tepatnya setelah perang dunia 1, keadaan Italia mulai mengeruh.
Pada saat itu banyak orang Italia yang menjadi pengangguran. Kondisi ini ditindak lanjuti raja
dengan memilih Benito Mussolini sebagai perdana menteri. Kesempatan ini digunakan oleh
Mussolini dengan mengubah Republik Italia menuju kediktaktoran dengan memonopoli
kekuasaan. Sementara itu, fasisme juga muncul di Jerman setelah Perang Dunia 1, sebagai negara
yang kalah. Pada mulanya muncul partai national Socialist German Workers (Partai Buruh Nasional
Jerman) yang lebih dikenal dengan sebutan partai NAZI. Saat itu angka pengangguran melonjak
naik di Jerman, anggota partai NAZI yang pada tahun 1928 berjumlah 100.000 orang, dengan
segera bertambah menjadi 1,4 juta orang pada tahun 1932. Kondisi ini menjadikan pemerintahan
berpaling pada Hitler. Ia pun ditunjuk menjadi kanselir (perdana menteri) pada Januari 1933.
Sperti halnya Mussolini, Hitler mengubah parlemen menjadi diktator. Namun demikian terdapat
perbedaan antara fasisme di Italia dengan Nazisme. Jika di Italia fasisme hanya berkisar pada
nasionalisme, Nazisme bahkan menalar rasialisme yang sangat kuat. Begitu kuatnya sikap
nasionalisme, hingga mereka memusnahkan bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah.

Berikut ini ciri khas ideologi fasisme: 1) mengingkari derajat kemanusiaan. Bagi fasisme,
keberadaan pria lebih dari wanita, militer melebihi sipil, anggota partai melebihi bukan anggota
partai, bangsa satu melebihi bangsa yang lain, dan yang kuat harus melebihi yang lemah. Dengan
demikian, gasisme tidak mengakui adanya persamaan kedudukan dan kemanusiaan, tapi lebih
mengutamakan kekuatan; 2) ketidakpercayaan pada kemampuan nalar, keyakinan yang
berlebihan merupakan sesuatu yang sudah tentu benar; 3) pemerintahan oleh kelompok elit,
pemerintahan harus dipimpin oleh beberapa orang elit
5. Ideologi Nasionalisme

Gagasan utama dari paham Nasionalisme adalah kesadaran dan semangat cinta tanah air
dan bangsa yang ditunjukkan melalui sikap individu dan masyarakat.

6. Ideologi Konservatisme
Konservatisme merupakan suatu paham yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini
berasal dari kata dalam bahasa latin konservare. Artinya melestarikan, menjaga,
memelihara, mengamalkan. Konservatif adalah suatu usaha untuk melestarikan apa yang
ada, agar terpelihara keadaan pada suatu saat tertentu (status quo), dengan sedikit sekali
perubahan di masa yang akan datang. Beberapa ahli mendefinisikan konservatisme sebagai
berikut:
6.1 menurut samuel Francis
Konservatisme adalah bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-
ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.
6.2 menurut roger Scuton
Konservatisme adalah pelestarian ekologi sosial atau politik penundaan.

Ideologi konservatisme timbul sebagai reaksi atas keberadaan paham liberalisme.


Bagaimana pun juga, liberalisme telah berusaha meruntuhkan keberadaan masyarakat
feodal yang mapan. Untuk mempertahankan diri, feodal membuat ideologi tandingan.

Konservatisme memandang liberalisme sebagai paham yang terlalu individualistis.


Liberalisme memandang masyarakat sebagai individu atau golongan individu. Hal ini
bertolak belakang dengan cara pandang konservatisme, yang menganggap masyarakat dan
kelompok yang lain tidak sekedar penjumlahan unsur-unsur kebahagiaan yang lebih besar
daripada yang dapat diciptakan anggota masyarakat secara individual. Konservatisme
sangat menjunjung tinggi demokrasi.

Edmund Barke (1729-1797) adalah ahli filsafat, sekaligus seorang konservatis dan politisi
dari Inggris. Pada tahun 1775, Majelis Rendah mengingatkan bahwa Inggris Raya berhak
memaksakan kehendak pada Amerika sebagai negara jajahannya. Mengenai pernyataan ini,
Edmund Burke bersimpati terhadap Revolusi Amerika. Bahkan dia mendesak parlemen
untuk mencabut semua undang-undang yang telah diberlakukan sejak tahun 1763, yang
ditentang penduduk koloni di Amerika. Ia juga menghimbau pada pertimbangan pada
pertimbangan pikiran sehat untuk membuat rakyat di Amerika bahagia.

Secara garis besar, konservatisme memiliki pandangan-pandangan sebagai berikut: 1)


masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang tertata baik; 2) agar dapat tercipta
masyarakat yang ideal, dibutuhkan semacam pemerintahan yang memiliki kekuasaan yang
mengikat. Peraturan kekuasaan yang tepat akan menjamin terwujudnya perlakuan yang
sama terhadap setiap individu; 3) penguasa harus bertanggung jawab terhadap masyarakat,
terutama dalam membantu pihak-pihak yang lemah, program-program jaminan sosial bagi
yang berpenghasilan rendah, akan menbantu terciptanya kesejahteraan suatu negara.

D. Pancasila Sebagai Ideologi

Pancasila sebagai ideologi berarti Pancasila merupakan landasan/ide/gagasan yang


fundamental dalam proses penyelenggaraan tata pemerintahan suatu negara,

mengatur bagaimana suatu sistem itu dijalankan.visi atau arah dari kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi
ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan , kerakyatan serta nilai keadilan. visi atau arah dari
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang
menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan , kerakyatan serta nilai
keadilan. seluruh warga negara Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar sistem
kenegaraan. seluruh warga negara Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar sistem
kenegaraan.

E. Makna Pancasila Sebagai Ideologi


Bangsa dan negara RI dengan ideologi pancasila memiliki arti cita-cita atau pandangan
dalam mendukungnya tercapainya tujuan nasional negara RI. Setiap bangsa melanjutkan
keberadaan dan eksistensinya selalu berusaha memelihara ideologinya agar bangsa itu tidak
akan kehilangan ideologi yang dianutnya, berarti tidak kehilangan identitas nasionalnya.
Demikian juga bangsa indonesia, yang mempertahankan Pancasila sebagai ideologinya.
Penetapan Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia itu pertama-tama berarti bahwa
negara indonesia dibangun atas dasar moral kodrati (natural morals), oleh karena itu, kita
harus tunduk padanya, dan wajib membela serta melaksanakannya, baik dalam susunannya,
maupun dalam kehidupannya (Kirdi Dipoyudo, 1948: 11,12).

Setiap negara berbeda ideologinya dengan negara lain. Dan ideologi harus dilaksanakan
secara konsekuen walaupun harus luwes dan tidak fanatik. Walaupun luwes bukan berarti
tidak toleran terhadap ideologi lain. Sikap tersebut akan mendatangkan bencana dalam
kehidupan bangsa karena manusia merupakan alat ideologi akan bertindak sesuai ideologi
yang dianutnya. Selain itu, ideologi juga merupakan sumber motivasi dan sumber semangat
dalam kehidupan berbagai bernegara. Ideologi akan menjadi realistis apabila terjadi
orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat, bangsa, dan ideologinya. Dengan
demikian, ideologi akan bersikap terbuka dan antisipatif bahkan reformatif dalam arti
senantiasa mengadaptasi perubahan-perubahan yang sesuai dengan aspirasi bangsanya.
Ideologi pancasila memiliki berbagai aspek baik berupa cita-cita, pemikiran nilai-nilai,
maupun norma yang baik dapat direalisasikan dalam kehidupan praksis dan bersifat
terbuka. Dengan memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi idealis, normatif, dan realities.

1. Sebagai cita-cita negara

Ideologi Pancasila sebagai cita – cita negara berarti bahwa nilai – nilai dalam Pancasila
diimplementasikan sebagai tujuan atau cita – cita dari penyelenggaraan pemerintahan
negara. Secara luas dapat diartikan bahwa nilai – nilai yang terkandung dalam ideologi
Pancasila menjadi visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Visi atau arah yang dimaksud adalah terwujudnya kehidupan yang berdasar Ketuhanan
Yang Maha Esa, berperi kemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan, pro rakyat, serta adil
dan makmur.

Dengan begitu, sudah sewajarnya apabila Pancasila diamalkan dalam seluruh aspek
kehidupan. Akan tetapi, contoh yang paling menggambarkan makna Pancasila sebagai
ideologi negara adalah dengan mengamalkan nilai Pancasila di bidang politik. Contoh
penerapan nilai–nilai pancasila dalam bidang politik ada banyak sekali bentuknya. Sebagai
contoh, pemilihan umum yang dilakukan secara langsung, sebagai perwujudan dari sila ke-
empat. Dan juga, penetapan kebijakan – kebijakan yang lebih mementingkan kepentingan
rakyat dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Hal itu sesuai dengan Pancasila sila
kelima.

2. Sebagai Nilai Integratif Bangsa dan Negara

Pancasila sebagai ideologi negara yang diwujudkan dalam nilai integratif bangsa dan
negara membuat Pancasila menjadi sarana untuk menyatukan perbedaan bangsa Indonesia.
Disitulah makna dari Pancasila sebagai ideologi negara memegang peran yang penting
untuk persatuan dan kesatuan. Sebagai wujud nilai bersama yang menjadi pemecah konflik
atau penyetara kesenjangan

You might also like