Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 2

Nama : Nabila Tiffany Zahrotul Ula

NIM : 220151614298
PT Asal : Universitas Lambung Mangkurat

INSPIRASI 1
BERSAMA NARASUMBER DUTA BUDAYA DAN MUSEUM KOTA MALANG 2022

Sabtu, 01 Oktober 2022


Kelompok 1 Modul Nusantara melaksanakan diskusi dan berbagai inspirasi terkait
keberagaman budaya yang ada di Kota Malang. Disampaikan bahwa kata budaya diambil dari
bahasa jawa sansekerta (kuno) dimana Budi adalah tindakan sedangkan Daya adalah kekuatan.
Pada intinya budaya adalah tindakan yang didasari oleh daya piker dan tindakan. Di Malang ada
banyak sekali budaya, beda kabupaten pun sudah beda budaya. Sebenarnya tonggak berdirinya
Negara ini pun dari Malang. Malang ini dibagi menjadi 3, kalau dari segi luas dan yang paling tua
adalah kabupaten malang. Kemudian Kota Malang dan Kota Batu. Adapun aspek budaya kota
Malang yang dijelaskan oleh kak Reza dan kak Cika meliputi: Seni (seperti tari topeng, tari bapang
dan sebagainya), Ritus/ritual (seperti kendaraan yang dimandikan kembang dan sebagainya),
Teknologi tradisional, Olahraga, Manuskrip, seperti karya sastra, Adat istiadat, Permainan
tradisional, Pengetahuan tradisional.

KEBINEKAAN 7
KUNJUNGAN KE TEMPAT IBADAH KLENTENG ENG AN KIONG

Sabtu, 01 Oktober 2022


Kelompok modul nusantara 1 melakukan kunjungan ke tempat ibadah Klenteng Eng an
Kiong di kawasan Martadina, Kotalama, Kec. Kedungkandang,Kota Malang, Jawa Timur. Klenteng
Eng An Kiong adalah tempat ibadah yang menggabungkan 3 agama sekaligus, yaitu agama
Buddha, Konghucu dan Tao. Klenteng tersebut sudah berdiri selama 197 tahun lamanya.
Kesamaan cara sembahyang dari 3 agama tersebut adalah : sama sama sembahyang pada Tuhan
yg maha esa dengan menghadapa ke muka dan menyembah Dewa Utama (dewa bumi).
Bangunannya dahulu sederhana sekali dan kuno, dirombak 2/3 kali untuk beberapa puluh tahun
sekali.
Menurut tradisi saat ingin masuk tidak boleh langsung masuk tengah. Harus lewat
samping samping ruangan terlebih dahulu setelah itu minta restu kepada Tuhan. Setiap ruangan
boleh di sembahyangi. Tradisi mereka juga masih sangat kuat sampai sekarang. Persamaan dari
3 Agama tadi, tradisinya diambil pada setiap ajaran agama agar bersatu menjadi satu klenteng.
Agar berjemaah shingga lebih kuat tapi tidak wajib. Kadang kadang saat berhamaah 50-100org.
Yang lain sembahyang secara individu. Saat sembahyang berjamaah itu dipimpin oleh
rohaniawan yang netral.

REFLEKSI 3
BERSAMA KAK MARGARETH JEANNE
(BAGIAN KEUSKUPAN GEREJA BIDANG KEPEMUDAAN)
MENGENAI PENTINGNYA TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA.

Sabtu, 01 Oktober 2022


kelompok modul nusantara 1 melakukan kegiatan refleksi bersama kak Margareth Jeanne
di Pusat Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang. Kak Margareth adalah seorang pengurus
gereja bagian keuskupan di bidang kepemudaan. Beliau adalah seorang yang beragama katolik.
Adapun penjelasan beliau mengenai Negara yang memegang teguh prinsip keagamaan yang
terdapat dalam dasar negara Pancasila, Indonesia, mengakui terdapat 6 agama dalam wilayah
administrasinya. Agama Islam, Agama Kristen Katolik, Agama Kristen Protestan, Agama Hindu,
Agama Buddha, Agama Konghucu.
Maka kita harus memiliki sikap toleransi beragama, yang merupakan sikap saling
menghormati dan menghargai antar penganut agama lain seperti : tidak memaksakan orang lain
untuk menganut agama kita, tidak mencela atau menghina agama lain dengan alasan apapun,
serta tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah.

Malang, 02 Oktober 2022

Nabila Tiffany Zahrotul Ula

You might also like