Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Medika Veterinaria Februari 2019, 13 (1):5-14

P-ISSN: 0853-1943; E-ISSN: 2503-1600 doi:https://doi.org/10.21157/j.med.vet.v1 1i1.4108

The Effect Of Sipatah-patah (Cissus quadrangularis Salisb) Extract On The


Femur Bone Density of White Rat (Rattus norvegicus) with Model
Ovariectomy

Mustafa Sabri1, Debby Novita Ayumi2 , Muhammad Jalaluddin1, Hamny1, Cut Dahlia Iskandar3, Herrialfian4
1
Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
2

3
Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
4
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
E-mail: debbynovitaayumi@gmail.com

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of giving Sipatah-patah extract toward the histopathological and
femur bone growth of white rat that was ovariectomized. The experimental animals that were used were 12 white
rats divided into 4 treatment group with 3 repetitions. K0 was the ovariectomized rat without giving Sipatah-patah
extract (ESP); K1, K2 and K3 were ovariectomized rats which were given Sipatah-patah extract with multilevel
doses of 500 mg/kg BW, 700 mg/kg BW and 900 mg/kg BW for 30 days. On the 31st day, rats were euthanized using
chloroform and os femur that was taken to being made into histological preparation. There was the decrease in the
bones density of the K0 group which is characterized by thinning of trabecular structure, there were lots of
osteoclast cells on the edge of the trabecular and lower density of active osteoblasts and passive osteoblasts. The rat
of group K1 and K2 showed an improvement on the trabecular structure and lower osteoclast than group K0. The
rat of group K3 had a visible improvement of the most congested trabecular structures, cohesive with the most
density cell of active osteoblasts than the other groups. The result of this research concluded that the giving of
Sipatah-patah extract doses 900 mg/kg BW showed a higher density of trabecular and active osteoblasts than the
control group, K1 and K2 on the white rat bones that were ovariectomized.
key words : white rat, ovariectomy, Sipatah-patah extract, os femur, trabecular, osteoclast and osteoblast cells.

PENDAHULUAN dan formasi. Pada saat resorbsi, tulang yang


tua akan hancur dan akan dipindahkan oleh
Tulang adalah organ keras yang sel osteoklas. Pada saat formasi, jaringan
berfungsi sebagai alat gerak pasif, menjadi tulang yang baru akan menggantikan tulang
tempat pertautan otot, tendo dan ligamentum yang telah rusak, dan hal ini dilakukan oleh
(Leeson dkk., 1996). Menurut Martin sel osteoblas. Fungsi osteoklas dan osteoblas
(1993), tulang selain berfungsi sebagai diatur oleh kalsitonin, hormon paratiroid,
kerangka penopang sistem muskulo-skeletal, vitamin D, estrogen dan testosteron
pendukung lokomotif dan pelindung organ (Trihapsari, 2009).
vital, juga berfungsi sebagai tempat Estrogen mempengaruhi kehilangan
penyimpanan sebagian besar kalsium (Ca) massa tulang baik secara langsung dengan
tubuh, berperan mempertahankan Ca darah mengikat reseptor pada tulang dan secara
dalam kisaran normal melalui keseimbangan tidak langsung dengan memengaruhi
antara resorpsi tulang oleh osteoklas dan hormon pengatur kalsium (PTH dan Vitamin
pembentukan tulang oleh osteoblas selama D) dan sitokin interleukin (IL-1 , IL-6 dan
proses remodeling tulang. TNF-α) (Potu dkk., 2009). Menurut Sabri
Sepanjang hidup, tulang secara berkala (2011), estrogen yang menurun
akan mengalami pembentukan kembali mempengaruhi penurunan penyerapan
(remodeling). Proses ini meliputi resorbsi kalsium pada usus yang berdampak pada

1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,

gangguan keseimbangan kalsium dalam lebih rendah dibanding dengan tikus


darah. Kalsium darah turun mengakibatkan kelompok lain yang diberikan ekstrak
reabsorsi kalsium pada tulang meningkat. sipatah-patah dengan dosis lebih rendah.
Organ penghasil hormon estrogen
antara lain adalah ovarium, korteks adrenal, MATERI DAN METODE
dan pada sel-sel adiposit dimana pada organ
tersebut akan menghasilkan estrogen pada Metode Penelitian
saat ovarium tidak memproduksi estrogen
(Nelson dan Bulun, 2001). Hartiningsih dan Penelitian ini menggunakan 12 ekor
Widiyono (2010), mengemukakan bahwa tikus putih betina (Rattus norvegicus) umur
proses ovariektomi dapat menurunkan kadar 5 bulan dari galur Sprague Dawleys dengan
hormon estrogen, hal ini dikarenakan bobot badan 250 g. Seluruh tikus dalam
ovarium sebagai penghasil utama hormon kelompok diberikan perlakuan ovariektomi.
estrogen tidak berfungsi, sehingga kadar Hewan coba terdiri dari 4 kelompok
estrogen pada tikus model ovariektomi akan perlakuan dengan 3 ulangan. ESP diberikan
menurun secara drastis. Penurunan estrogen dengan dosis bertingkat seperti di dalam
akan menyebabkan aktifitas resorpsi tulang Tabel 1. Pada akhir masa perlakuan, seluruh
menjadi tinggi (Mahaputra, 2002) tikus di eutanasia menggunakan klorofom,
Sejak dahulu, masyarakat telah dilakukan pembedahan dan diambil tulang
mengenal beberapa tanaman untuk femur, kemudian dilakukan pembuatan
mengobati berbagai macam penyakit. Di preparat histologi dan pewarnaan
India, Sri Lanka, dan Malaysia Cissus Hemaktosilin-Eosin (HE). Kemudian
qudrangularis Linn (Cq) banyak dipakai diamati dibawah mikroskop dengan
untuk mengatasi sakit sendi, sipilis, penyakit pembesaran 4x dan 100x.
kelamin, dan osteoporosis (Shirwaikar dkk.,
2003). Prosedur Penelitian
Sipatah Patah (Cissus quadrangularis Pembuatan ekstrak Sipatah-patah.
Salisb) merupakan tanaman tradisional yang
ditemukan di aceh. Tanaman ini Pembuatan ESP dilakukan di
mengandung kalsium, fosfat, dan Laboratorium Farmakologi Fakultas
fitoestrogen yang sangat mujarab dipakai Kedokteran Hewan Unsyiah. Tanaman
sebagai obat patah tulang (Sabri dkk., 2009). Sipatah-patah (Cissus quasrangularis
Mengingat besarnya potensi tanaman Salisb) di ambil dari Desa Neuhen,
sipatah-patah dan khasiat yang Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh
dikandungnya sebagai obat patah tulang, C. Besar, Provinsi Aceh. Bagian tanaman
quadrangularis Salisb yang ada di Aceh sipatah-patah yang diambil adalah batang
diduga berpotensi juga sebagai yang kemudian dipotong-potong sepanjang
antiosteoporosis, seperti halnya Cq yang ada sekitar 1 cm, lalu diangin-anginkan hingga
di India (Shirwaikar dkk., 2003). kering, dalam penelitian ini diperlukan 5 kg
Penelitian sebelumnya yang telah batang kering tanaman sipatah-patah.
dilakukan oleh Sabri (2011), menunjukkan Setelah kering, batang sipatah-patah
bahwa tulang tibia-fibula dari tikus yang kemudian dihaluskan dengan penggilingan
diberikan ekstrak etanol daun sipatah-patah sehingga menjadi serbuk. Serbuk ini
dengan dosis 750 mg/kg BB selama 150 hari kemudian dimaserasi dengan menggunakan
memiliki densitas osteoblas yang lebih etanol 96%. Ekstrak cair sipatah-patah
tinggi, namun kepadatan osteoklas yang tersebut selanjutnya dikentalkan dengan

2
Jurnal Medika Mustafa Sabri,

rotavapor (Hahnvapor HS-2005 S®Korea)


dengan volume pemberian masing-masing 1
pada suhu 65oC sehingga mendapatkan
ml, dengan dosis pada Tabel 1.
ekstrak sipatah-patah yang kental sebanyak
50,25 gram. Ekstrak tersebut kemudian
Tabel 1. Dosis ekstrak sipatah-patah yang
dicampur dengan bahan pengikat CMC 1%
diberikan pada setiap tikus Perlakuan/hari.
dengan pembanding sesuai dengan dosis
perlakuan.
Perlakuan Pemberian Ekstrak Sipatah-patah
Persiapan hewan coba
K0 K1 K2 K3
Hewan coba yang digunakan pada
penelitian ini adalah 12 ekor tikus putih 500 mg/kg 700 mg/kg 900 mg/kg
betina (Rattus norvegicus) umur 5 bulan dari - BB BB BB
galur Sprague Dawleys dengan bobot badan
250 g, terdiri dari 4 kelompok perlakuan Keterangan : K0 : Kontrol (0); K1 : Ekstrak
dengan 3 ulangan dan 1 ekor tikus normal Sipatah-patah dengan dosis
sebagai pembanding (kontrol positif). 500 mg/kg BB; K2 : dosis 700 mg/kg BB;
Seluruh tikus dalam kelompok dilakukan K3 : dosis 900 mg/kg BB.
ovariektomi. Ovariektomi dilakukan melalui
sayatan kulit pada sisi lateral kearah dorsal. Pembuatan preparat histologis tulang
Anastesi dilakukan dengan menggunakan femur.
Ketamin dosis 50-150 mg/kg BB secara
intramuskular. Pada akhir masa perlakuan (hari ke
Selanjutnya rambut di area bedah 31) semua tikus dieuthanasia dengan
dicukur pada sisi lateral tubuh tikus, pada menggunakan klorofom, kemudian
daerah sayatan dilakukan desinfeksi dengan dilakukan pembedahan dan diambil tulang
alkohol 70% dan iodin tincture. Sayatan femur. Tahapan pembuatan preparat
dilakukan pada area bedah yaitu 2 cm histologi meliputi proses fiksasi,
mengikuti tulang belakang dan berjarak 1,5 dekalsifikasi, dehidrasi, clearing, infiltrasi,
cm dari tulang belakang, dicari ovarium embedding, dan sectioning. Untuk membuat
kemudian ikat dengan benang cat gut. preparat histologi, tulang femur yang telah
Ovarium yang telah diikat lakukan difiksasi dengan larutan BNF selama 2x24
pemotongan kemudian disisihkan. Langkah jam. Kemudian dilakukan proses
selanjutnya menjahit otot dengan cromik cat dekalsifikasi menggunakan asam nitrat 5%
gut dengan tipe jahitan sederhana terputus selama 3 minggu dan stopping point dalam
dan menjahit kulit dengan benang silk alkohol 70% selama 12 jam, lalu dilakukan
dengan tipe jahitan sederhana terputus. dehidrasi dengan alkohol bertingkat 80%,
Untuk pemulihan luka pada tikus 90%, 95%, dan alkohol absolut masing-
berlangsung selama 10 hari dan diberikan masing selama 2 jam. Jaringan kemudian
gentamicine sebagai antibiotik. dijernihkan (Clearing) dalam cairan silol I,
silol II, dan silol III masing-masing selama
Perlakuan pemberian ekstrak Sipatah- 45 menit. Selanjutnya jaringan diinfiltrasi
patah (Cissus quadrangula Salisb) dalam parafin cair I, parafin cair II, dan
parafin cair III masing-masing selama 45
Ekstrak sipatah-patah (ESP) diberikan menit, kemudian dilakukan proses
per-oral menggunakan sonde lambung embedding dalam parafin blok. Jaringan di

7
Jurnal Medika Mustafa Sabri,

dalam blok parafin disayat dengan ketebalan wanita paska menopause dimana terjadi
5 μm dan irisan diletakkan pada tissue bath, penurunan estrogen yang dihasilkan oleh
lalu diambil dengan object glass untuk ovarium. Penurunan estrogen akan
selanjutnya diinkubasikan kedalam slide menyebabkan aktifitas resorpsi tulang
warmer. Pewarnaan Hematoksilin Eosin menjadi tinggi (Mahaputra, 2002). Woo
dilakukan dengan metode Kiernan (1990), dkk., (2005) menyatakan bahwa ovariektomi
kemudian diamati menggunakan mikroskop dapat menimbulkan efek pengeroposan
dengan pembesaran lensa objektif 4 kali dan tulang terutama pada daerah trabekula.
100 kali. Osteoporosis akan terus terjadi dan
mengalami penipisan trabekula selama masa
Analisis Data inkubasi setelah ovariektomi.
Menurut Kusec dkk., (1998) dan
Data hasil penelitian efek pemberian Nilsson dkk., (1998) estrogen bekerja
ekstrak Sipatah-patah (Cissus langsung pada pertumbuhan tulang
quadrangularis Salisb) pada densitas tulang longitudinal dan pembentukan tulang
femur tikus putih (Rattus norvegicus) model melalui ERα (Reseptor Estrogen α) dan ERβ
ovariektomi akan di analisa secara deskriptif (Reseptor Estrogen β) yang terdapat pada
dan disajikan dalam bentuk gambar. permukaan tulang trabekula. Syed dkk.,
(2008) melaporkan bahwa defisiensi
HASIL DAN PEMBAHASAN estrogen menyebabkan hilangnya atau tidak
adanya struktur trabekula. Pada kondisi
Hasil pemeriksaan densitas tulang defisiensi estrogen terjadi
femur tikus yang diovariektomi ketidakseimbangan remodeling tulang, dan
dibandingkan dengan tikus normal proses resorpsi tulang oleh sel osteoklas
memperlihatkan gambaran trabekula, sel lebih dominan daripada proses pembentukan
osteoblas aktif, sel osteoblas pasif dan sel tulang oleh sel osteoblas (Baziad, 2003).
osteoklas yang berbeda. Gambaran Gambaran trabekula tulang femur
histopatologi tulang femur tikus menunjukan yang diberikan Cq dosis 500 mg/kg BB (K1)
adanya perbedaan struktur trabekula, pada dan dosis 700 mg/kg BB (K2)
kelompok kontrol ovariektomi (K0) terjadi memperlihatkan perbaikan stuktur trabekula
penurunan densitas tulang (Gambar 1B) (Gambar 1C dan 1D), yang ditandai dengan
dibandingkan dengan tikus normal (Gambar rongga yang terbentuk diantara trabekula
1A), kelompok tikus perlakuan K1, K2 dan lebih sempit dibandingkan dengan kelompok
K3. Hal ini ditandai dengan penipisan control (K0). Pada kelompok K3 (dosis 900
struktur trabekula, jarak yang lebar antara mg/kg BB) terlihat perbaikan struktur
satu trabekula dengan trabekula lain, dan trabekula yang paling padat, kompak, mulai
rongga sumsum tulang yang lebih luas. menyambung dan membentuk garis
Menurut Hartiningsih dan Aji trayektori yang terlihat menuju arah
(2012), rongga sumsum tulang yang lebih proksimal dari tulang femur (Gambar 1E)
luas diduga terkait dengan rendahnya dibandingkan kelompok tikus normal, tikus
konsentrasi estrogen pada tikus ovariektomi. kontrol ovariektomi, kelompok perlakuan
Ovariektomi dikondisikan agar menyerupai K1 dan K2.

8
Jurnal Medika Mustafa Sabri,

Gambar 1. Gambaran densitas trabekula femur tikus, T (Trabekula). (A) Tikus Normal (tikus
yang tidak diovariektomi dan tidak diberikan ekstrak Sipatah-patah), (B) Tikus kontrol
ovariektomi (tikus yang diovariektomi dan tidak diberikan ekstrak Sipatah-patah), (C) Tikus
perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 500 mg/kg BB, (D) Tikus
perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 700 mg/kg BB, (E) Tikus
perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 900 mg/kg BB dengan
pembesaran lensa objektif 4 kali.

Ekstrak C. quadrangularis dapat bahwa ekstrak batang sipatah-patah dapat


meningkatkan ketebalan kortikal dan membantu proses osteogenesis dan
trabekula pada tulang femur fetus tikus (Rao perbaikan jaringan tulang (Ceriana dkk.,
dkk., 2007). Meningkatkan kualitas tulang 2014).
pada tikus ovariektomi dengan adanya Pertumbuhan tulang secara
peningkatan ketebalan kortikal dan trabekula mikroskopis dapat dilihat berdasarkan
tulang. Penelitian tersebut menunjukkan densitas osteoblas dan osteoklas. Osteoblas

9
Jurnal Medika Mustafa Sabri,

dan osteoklas dapat dijadikan petunjuk densitas sel osteoblas aktif, osteoblas pasif
kondisi apakah terjadi proses modeling atau dan osteoklas disajikan pada Tabel 2.
remodeling (Sabri, 2013). Hasil pengamatan

Tabel 2. Densitas sel osteoblas aktif, osteoblas pasif dan osteoklas.

Perlakuan Osteoblas Aktif Osteoblas Pasif Osteoklas


K01 + + +++
K0 K02 + + ++
K03 - + +++
K11 + ++ ++
K1 K12 + ++ ++
K13 ++ + ++
K21 ++ ++ +
K2 K22 ++ + ++
K23 ++ ++ +
K31 +++ + +
K3 K32 +++ ++ +
K33 +++ + -
Keterangan = (-) Negatif, (+): sedikit, (++): banyak, (+++): sangat banyak.

Pada tikus kontrol ovariektomi (K0) tulang yang lebar (Gambar 2A). Tikus
sel osteoklas terlihat sangat banyak ditepi kelompok K0 juga memperlihatkan densitas
trabekula, beberapa sel osteoklas terlihat osteoblas aktif dan osteoblas pasif yang
memfagosit trabekula sehingga lebih rendah dibandingkan dengan tikus
menyebabkan struktur trabekula yang normal, kelompok tikus perlakuan K1, K2
menipis dan membentuk rongga sumsum dan K3.

Gambar 2. Gambaran sel osteoblas aktif, osteoblas pasif, dan sel osteoklas dengan pembesaran
lensa objektif 100 kali. (A) Tikus kontrol ovariektomi yang tidak diberikan ekstrak Sipatah-
patah, (B) Tikus perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah dengan dosis
500 mg/kg BB, (C) Tikus perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah

1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,

dengan dosis 700 mg/kg BB, (D) Tikus perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak
Sipatah-patah dengan dosis 900 mg/kg BB. Osteoblas aktif (oa), Osteoblas pasif (op), dan
osteoklas (ok).

Menurut Prasetya (2012) penurunan tikus normal dengan densitas osteoklas yang
densitas tulang dikarenakan adanya lebih rendah dan densitas osteoblas aktif
peningkatan dari aktivitas sel osteoklas yang yang lebih tinggi dibandingkan dengan tikus
dipengaruhi oleh penurunan kadar hormon K0 dan K1 (Gambar 2C). Hal ini
estrogen dalam tubuh sehingga faktor menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
aktivasi sel osteoklas akan terus muncul. sipatah-patah dosis 700 mg/kg BB selama
Sedangkan sel osteoblas tidak dapat 60 hari memberikan hasil yang baik dan
mengimbangi peningkatan aktivitas dari sel sesuai dengan hasil penelitian Fefridayanti
osteoklas. Osteoporosis terjadi ketika (2012) yang menyatakan bahwa pemberian
dilakukan pengambilan ovarium ekstrak sipatah-patah (Cissus
(ovariektomi), sebab pada kondisi hilangnya quadrangularis Salisb) dengan dosis 700
ovarium, hormon estrogen akan mengalami mg/kg BB menunjukkan densitas osteoblas
penurunan dan dapat mempengaruhi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
peningkatan penyerapan kalsium tulang. kelompok kontrol.
Semakin lama inkubasi pascaovariektomi, Djuwita dkk., (2012), melaporkan
maka akan semakin parah kerusakan dari bahwa ekstrak batang sipatah-patah dapat
struktur dan densitas dari tulang. membantu proses osteogenesis dengan
Defisiensi estrogen yang terjadinya proliferasi dan diferensiasi sel
menyebabkan terjadinya osteoklastogenesis tulang menjadi osteoblas. Kandungan
akibat peningkatan sekresi sitokin seperti: fitoestrogen yang tinggi pada tanaman
Interleukin-1 (IL-1), Interleukin-6 (IL-6) sipatah-patah dapat berikatan lebih banyak
dan Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-a), pada reseptor estrogen sehingga
merupakan sitokin yang berfungsi dalam menstimulasi osteoblas untuk
penyerapan tulang (Masyitha, 2006). Ketika mensekresikan faktor pertumbuhan (Growth
terjadi defisiensi estrogen, maka monosit factor/GF) pada tulang yang mengakibatkan
tidak bisa menghentikan kerja dari faktor- proliferasi osteoblas (Anggraini, 2008).
faktor aktivasi osteoklas. Osteoklas akan Sel osteoblas memiliki reseptor
mengalami peningkatan aktifitas sehingga estrogen alpha dan betha (ERα dan ERβ) di
akan mengalami diferensiasi dan akan dalam sitosol, dan estrogen bekerja pada
teraktivasi. Kemudian akan melakukan kondrosit lempeng pertumbuhan melalui
fagosit sel tulang oleh osteoklas sehingga ERα and ERβ (Weise dkk., 2001). Di sisi
tulang akan menjadi keropos dan terjadi lain estrogen akan merangsang ekspresi dari
penurunan densitas tulang (Pratomo, 2012). osteoprotegerin (OPG) dan Transforming
Kelompok tikus dengan perlakuan K1 Growth Factor-b (TGF-b) pada sel osteoblas
memperlihatkan densitas osteoklas yang dan sel stroma, yang lebih lanjut akan
lebih rendah dibandingkan dengan K0, yang menghambat penyerapan tulang dan
disertai dengan terdapatnya osteoblas aktif meningkatkan apoptosis dari sel osteoklas
walaupun masih banyak terlihat osteoblas (Bell, 2003).
pasif (Gambar 2B). Pada tikus kelompok K2 Proses remodeling berawal sel
terlihat densitas tulang yang menyerupai osteoblas mulai mensintesis dan
densitas tulang pada tikus normal, terlihat mensekresikan osteoid yang menghasilkan
dari struktur trabekula yang sama dengan kolagen. Selama awal osifikasi

1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,

intramembrenous, osteoblas dikelilingi oleh osteogenesis melalui reseptor estrogen.


sebagian matriks yang dimineralisasi dan Fitoestrogen dapat terikat pada reseptor
berisi serabut kolagen. Osteoid banyak estrogen dan menstimulasi proliferasi sel
diproduksi, diikuti oleh mineralisasi lengkap esteoblas (Yamaguchi, 2002). Walaupun
sehingga sebagian osteoblas menjadi dosis 900 mg/kg BB dapat memberikan hasil
terisolasi di lakuna dan menjadi osteosit. yang paling baik dan menunjukkan densitas
Didalam osteosit terjadi akumulasi ion tulang yang lebih padat dibandingkan
kalsium dijaga dalam bentuk dengan kelompok tikus lainnya, akan tetapi
dihidroksiapatit, dan akan kembali dilepas dosis tersebut belum dapat dikatakan sebagai
dalam darah ketika Ca darah turun. Dari dosis maksimal yang aman sebagai dosis
pusat osifikasi osteosit kemudian menyebar terapi karena belum dilakukan penelitian
ke beberapa arah membentuk trabekular terhadap dosis letal, dan efek samping dari
(Samuelson, 2007). dosis tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh
Densitas osteoblas aktif yang lebih Cunningham (1992) bahwa kondisi kalsium
tinggi disebabkan karena adanya proses dapat dikatakan optimum jika pemberian
modeling dan remodeling yang masih ESP secara terus menerus tidak
berjalan akibat pengaruh fitoestrogen dalam meningkatkan kadar kalsium dalam darah,
ekstrak sipatah-patah yang berpengaruh melainkan mendeposisi kalsium pada tulang
pada aktifitas osteoblas dan osteoklas (Sabri, atau kelebihan kalsium yang diekskresikan
2011). Kandungan senyawa fitoestrogen melalui ginjal.
dalam tanaman Cq diduga berfungsi
menggantikan aktifitas estrogen dalam tubuh KESIMPULAN
pada saat terjadi defisiensi kadar estrogen
(Wirakusumah, 2003).Selain itu, Hasil penelitian ini menunjukkan
fitoestrogen yang ada dalam Cissus bahwa pemberian ekstrak sipatah-patah
quadrangularis tersebut juga berperan dosis 900 mg/kg BB menunjukkan densitas
dalam meningkatkan densitas osteoblas trabekula dan osteoblas aktif yang lebih
(Jainu dkk., 2006). tinggi dibandingkan dengan kelompok
Kelompok tikus dengan perlakuan K3 kontrol, K1 dan K2 pada tulang femur tikus
memperlihatkan densitas sel osteoblas aktif putih yang diovariektomi.
yang paling banyak dibandingkan dengan
kelompok lain. Sel osteoblas pasif dan sel DAFTAR PUSTAKA
osteoklas sangat jarang dan hampir tidak
terlihat ditepi trabekula (Gambar 2D). Hal
ini menunjukkan bahwa pada semakin tinggi Anggraini, W. 2008. Fitoestrogen sebagai alternatif alami
dosis terapi yang diberikan semakin tinggi terapi sulih hormon untuk pengobatan
osteoporosis primer pada wanita
pula sel osteoblas aktif yang terlihat ditepi pascamenopouse. M.I. Kedokteran Gigi. 23(1):
trabekula yang mengakibatkan perbaikan 25-31.
struktur trabekula yang lebih baik, dan dosis Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Edisi ke-
1. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
terapi 900 mg/kg BB merupakan dosis yang Bell, N. H. 2003. Rank ligand and the regulation of
menunjukkan perubahan struktur yang skletal remodeling. J. Clin. Invest. 111:1120-
paling baik dan paling padat dibandingkan 1122.
Ceriana, R., I. Djuwita, dan T. Wresdiyati. 2014.
dengan kelompok tikus perlakuan lainnya. Ekstrak batang Sipatah-patah meningkatkan
Sejalan dengan penelitian Samuels proliferasi dan diferensiasi sel punca mesenkimal
dkk., (2000) dosis estrogen yang tinggi akan sumsum tulang. Jurnal Veteriner 15(4): 436-
445.
semakin meningkatkan fisiologi

1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,

Cunningham, J. G. 1992. Texbook of Veterinary


marrow mesenchymal stem cell proliferation and
Physiology. W. B. Saunders Company,
facilitates osteoblastogenesis. Clinical Science.
Philadelphia.
64(10): 993-998.
Djuwita, I., A.P. Irma, W. Adi, dan M. Sabri. 2012.
Prasetya, R.O. 2012. Studi Pemberian Tepung Tulang Ikan
Proliferasi dan diferensiasi sel tulang tikus dalam
Tuna Madidihang (Thunnus albacares) Pada
medium kultur in vitro yang mengandung ekstrak
Hewan Model Ovariektomi Tikus (Rattus
batang cissus quadrangula salisb (Sipatah-patah).
norvegicus) Terhadap Gambaran Histopatologi Dan
Jurnal Kedokteran Hewan. 6(2):75-80.
Ekspresi Il – 1 Β Dari Caput Humeri. Skripsi.
Fefridayanti, D. 2012. Pemberian Ekstrak
Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas
Tanaman Sipatah-patah (Cissus
Brawijaya, Malang.
quadrangularis Salisb Terhadap Gambaran
Pratomo, F.A. 2012. Efek Pemberian Tepung Tulang Ikan
Histologi Dan Densitas Tulang Lumbal Tikus Putih
Tuna Madidihang (Thunnus albacares) Pada Tikus
(Rattus norvegicus) Yang Diovariektomi. Skripsi.
Putih (Rattus norvegicus) Model Ovariektomi
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah
Berdasarkan Histopatologis Tulang Femur Dan
Kuala, Banda Aceh.
Ekspresi Tnf-Α. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Hartiningsih., D.A, dan I. Widiyono. 2010. Pengaruh
Dokter Hewan, Universitas Brawijaya, Malang.
Panhisterektomi dan Konsumsi Suplemen 1,25-
Rao, M.S., B. Kumar, V.B.N. Swamy, and N.G. Kutty.
Dihidroksivitamin D3 Selama 1,5 Bulan Terhadap
2007. Cissus quadrangularis plant extract
Retensi Kalsium Pada Tikus Wistar. Laporan
enhances the development of cortical bone and
Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Gadjah
trabecular in the fetal femur. Pharmacologyonline
Mada, Yogyakarta.
3: 190-202.
Hartiningsih, D.A. dan D. Aji. 2012. Respons metafisis Sabri, M., Nurhidayat, K. Sigit, B.P. Priosoeryanto, dan
tulang femur distalis tikus ovariektomi yang
W. Manalu. 2009. Analysis of phytochemical and
mengkonsumsi kalsitriol. Jurnal Kedokteran
mineral content of Sipatah-patah plant (Cissus
Hewan 6(2): 92-98.
quadrangularis) from Aceh as osteoporosis
Jainu, M., K. Vijaimohan, and D.C.S. Shyamala. 2006.
premedication. Jurnal Rona Lingkungan 1(2):
Gastroprotective effect of Cissus quadrangularis
109-117.
extract in rats with experimentally induced ulcer. J.
Sabri, M. 2011. Aktivitas Ekstrak Etanol Batang Sipatah-
Ethnopharmacol. 123(6): 799-806.
patah (Cissus quadrangularis Salisb) Sebagai
Kiernan, J. A. 1990. Histological and Histochemical
Antiosteoporosis Pada Tikus (Rattus norvegicus).
Method: Theory and Practice. 2nd ed. Pergamon
Disertasi. Program Studi Sains Veteriner, Sekolah
Press, New York.
Pascasarjana. IPB, Bogor.
Kusec, V., A.S. Virdi, R. Prince, and J.T. Triffitt.
Sabri, M. 2013. Administration’s effects of ethanol extract
1998. Localization of estrogen receptor-alpha in
of cissus of lumbal bone in ovariectomized rats.
human and rabbit skeletal tissues. JCEM. 83(7):
ovariectomized rats. Jurnal Natural 13(2): 48-54.
2421-2428.
Samuels, A., M.J. Perry, A.E. Goodship, W.D. Fraser,
Leeson, R.C., T.S. Leeson, dan A.A. Paparo. 1996. Buku
and Tobias. 2000. Is high-dose estrogen-induced
Ajar Histologi Edisi VII. Terjemahan
osteogenesis in the mouse mediated by an estrogen
Tambayong et al, EGC, Jakarta.
receptor?. Bone. 27(1): 41-46.
Mahaputra, L. 2002. Reseptor estrogen pada mencit
Samuelson, D. A. 2007. Textbook of Veterinary
menopause dan masih bersiklus reproduksi. J.B.P.
Histology. Elsevier Health Sciences, London.
2(4): 65-68.
Shirwaikar, A., S. Khan, and S. Malini. 2003.
Martin, T.J. 1993. Hormones in the coupling of
Antiosteoporotic effect of ethanol extract of Cissus
bone resorption and formation. Osteoporosis Int.
quadrangularis Linn. on ovariectomized rat. J.
3(1): 121-125.
Ethnopharmacol. 89(2): 245-250.
Masyitha, D. 2006. Struktur mikroskopik tulang Syed, F.A., M.J. Oursler, T.E. Hefferan, J.M. Peterson,
mandibula pada tikus ovarektomi dan pemberian
B.L. Riggs, and S. Khosla. 2008. Effects of
pakan rasio fosfat/kalsium tinggi. Media
estrogen therapy on bone marrow adipocytes in
Kedokteran Hewan 22(2): 112-117.
postmenopausal osteoporotic women. Osteoporos
Nelson, N.L, and S.E. Bulun. 2001. Estrogen
Int. 19(9): 1323-1330.
production and action. J. Am. Acad Dermatol.
Trihapsari, E. 2009. Faktor-faktor Yang Berhubungan
45(3): 116-124.
Dengan Densitas Mineral Tulang Wanita ≥ 45
Nilsson, S.K., M.S. Dooner, H.U. Weier, B. Frenkel, J.B.
Tahun Di Departemen Pendidikan Nasional Jakarta
Lian, G.S. Stein, and P.J. Quesenberry. 1999. Pusat Tahun 2009. Skripsi. Program Studi
Cells capable of bone production engraft from
Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
whole bone marrow transplants in nonablated mice. Weise, M., S. De-Levi, K.M. Barnes, R.I. Gafni, V. Abad,
J. Exp. Med. 189(4): 729-734.
and J. Baron. 2001. Effects of estrogen on growth
Potu, B.K., M.R.B. Kumar, M.S. Rao, G.K.
plate senescence and epiphyseal fusion. PNAS.
Nampurath, M.R. Chamallamudi, S.R. Nayak, and
98(12): 6871-6876.
M.S. Muttigi. 2009. Petroleum ether extract of
Wirakusumah, E.S. 2003. Tips Dan Solusi Gizi
Cissus quadrangularis (Linn.) enhances bone
Untuk Tetap Sehat, Cantik Dan Bahagia Di

1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,

Masa Menapouse Dengan Terapi Estrogen


World Academy of Science, Engineering and
Alami. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Technology. 921-924.
Jakarta.
Yamaguchi, M. 2002. Isoflavone and bone metabolism :
Woo, D.G., C.Y.Ko, T.W. Lee, H.S. Kim, and B.Y. Lee.
its cellular mechanism and preventive role in
2005. long-term study for the effect of ovariectomy
bone loss. Journal of Health Science 48(3): 209-
on rat bone - use of in-vivo micro-CT. Journal
222.

You might also like