Professional Documents
Culture Documents
The Effect of Sipatah-Patah (Cissus Quadrangularis Salisb) Extract On The Femur Bone Density of White Rat (Rattus Norvegicus) With Model Ovariectomy
The Effect of Sipatah-Patah (Cissus Quadrangularis Salisb) Extract On The Femur Bone Density of White Rat (Rattus Norvegicus) With Model Ovariectomy
Mustafa Sabri1, Debby Novita Ayumi2 , Muhammad Jalaluddin1, Hamny1, Cut Dahlia Iskandar3, Herrialfian4
1
Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
2
3
Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
4
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
E-mail: debbynovitaayumi@gmail.com
ABSTRACT
This research aimed to determine the effect of giving Sipatah-patah extract toward the histopathological and
femur bone growth of white rat that was ovariectomized. The experimental animals that were used were 12 white
rats divided into 4 treatment group with 3 repetitions. K0 was the ovariectomized rat without giving Sipatah-patah
extract (ESP); K1, K2 and K3 were ovariectomized rats which were given Sipatah-patah extract with multilevel
doses of 500 mg/kg BW, 700 mg/kg BW and 900 mg/kg BW for 30 days. On the 31st day, rats were euthanized using
chloroform and os femur that was taken to being made into histological preparation. There was the decrease in the
bones density of the K0 group which is characterized by thinning of trabecular structure, there were lots of
osteoclast cells on the edge of the trabecular and lower density of active osteoblasts and passive osteoblasts. The rat
of group K1 and K2 showed an improvement on the trabecular structure and lower osteoclast than group K0. The
rat of group K3 had a visible improvement of the most congested trabecular structures, cohesive with the most
density cell of active osteoblasts than the other groups. The result of this research concluded that the giving of
Sipatah-patah extract doses 900 mg/kg BW showed a higher density of trabecular and active osteoblasts than the
control group, K1 and K2 on the white rat bones that were ovariectomized.
key words : white rat, ovariectomy, Sipatah-patah extract, os femur, trabecular, osteoclast and osteoblast cells.
1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,
2
Jurnal Medika Mustafa Sabri,
7
Jurnal Medika Mustafa Sabri,
dalam blok parafin disayat dengan ketebalan wanita paska menopause dimana terjadi
5 μm dan irisan diletakkan pada tissue bath, penurunan estrogen yang dihasilkan oleh
lalu diambil dengan object glass untuk ovarium. Penurunan estrogen akan
selanjutnya diinkubasikan kedalam slide menyebabkan aktifitas resorpsi tulang
warmer. Pewarnaan Hematoksilin Eosin menjadi tinggi (Mahaputra, 2002). Woo
dilakukan dengan metode Kiernan (1990), dkk., (2005) menyatakan bahwa ovariektomi
kemudian diamati menggunakan mikroskop dapat menimbulkan efek pengeroposan
dengan pembesaran lensa objektif 4 kali dan tulang terutama pada daerah trabekula.
100 kali. Osteoporosis akan terus terjadi dan
mengalami penipisan trabekula selama masa
Analisis Data inkubasi setelah ovariektomi.
Menurut Kusec dkk., (1998) dan
Data hasil penelitian efek pemberian Nilsson dkk., (1998) estrogen bekerja
ekstrak Sipatah-patah (Cissus langsung pada pertumbuhan tulang
quadrangularis Salisb) pada densitas tulang longitudinal dan pembentukan tulang
femur tikus putih (Rattus norvegicus) model melalui ERα (Reseptor Estrogen α) dan ERβ
ovariektomi akan di analisa secara deskriptif (Reseptor Estrogen β) yang terdapat pada
dan disajikan dalam bentuk gambar. permukaan tulang trabekula. Syed dkk.,
(2008) melaporkan bahwa defisiensi
HASIL DAN PEMBAHASAN estrogen menyebabkan hilangnya atau tidak
adanya struktur trabekula. Pada kondisi
Hasil pemeriksaan densitas tulang defisiensi estrogen terjadi
femur tikus yang diovariektomi ketidakseimbangan remodeling tulang, dan
dibandingkan dengan tikus normal proses resorpsi tulang oleh sel osteoklas
memperlihatkan gambaran trabekula, sel lebih dominan daripada proses pembentukan
osteoblas aktif, sel osteoblas pasif dan sel tulang oleh sel osteoblas (Baziad, 2003).
osteoklas yang berbeda. Gambaran Gambaran trabekula tulang femur
histopatologi tulang femur tikus menunjukan yang diberikan Cq dosis 500 mg/kg BB (K1)
adanya perbedaan struktur trabekula, pada dan dosis 700 mg/kg BB (K2)
kelompok kontrol ovariektomi (K0) terjadi memperlihatkan perbaikan stuktur trabekula
penurunan densitas tulang (Gambar 1B) (Gambar 1C dan 1D), yang ditandai dengan
dibandingkan dengan tikus normal (Gambar rongga yang terbentuk diantara trabekula
1A), kelompok tikus perlakuan K1, K2 dan lebih sempit dibandingkan dengan kelompok
K3. Hal ini ditandai dengan penipisan control (K0). Pada kelompok K3 (dosis 900
struktur trabekula, jarak yang lebar antara mg/kg BB) terlihat perbaikan struktur
satu trabekula dengan trabekula lain, dan trabekula yang paling padat, kompak, mulai
rongga sumsum tulang yang lebih luas. menyambung dan membentuk garis
Menurut Hartiningsih dan Aji trayektori yang terlihat menuju arah
(2012), rongga sumsum tulang yang lebih proksimal dari tulang femur (Gambar 1E)
luas diduga terkait dengan rendahnya dibandingkan kelompok tikus normal, tikus
konsentrasi estrogen pada tikus ovariektomi. kontrol ovariektomi, kelompok perlakuan
Ovariektomi dikondisikan agar menyerupai K1 dan K2.
8
Jurnal Medika Mustafa Sabri,
Gambar 1. Gambaran densitas trabekula femur tikus, T (Trabekula). (A) Tikus Normal (tikus
yang tidak diovariektomi dan tidak diberikan ekstrak Sipatah-patah), (B) Tikus kontrol
ovariektomi (tikus yang diovariektomi dan tidak diberikan ekstrak Sipatah-patah), (C) Tikus
perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 500 mg/kg BB, (D) Tikus
perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 700 mg/kg BB, (E) Tikus
perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 900 mg/kg BB dengan
pembesaran lensa objektif 4 kali.
9
Jurnal Medika Mustafa Sabri,
dan osteoklas dapat dijadikan petunjuk densitas sel osteoblas aktif, osteoblas pasif
kondisi apakah terjadi proses modeling atau dan osteoklas disajikan pada Tabel 2.
remodeling (Sabri, 2013). Hasil pengamatan
Pada tikus kontrol ovariektomi (K0) tulang yang lebar (Gambar 2A). Tikus
sel osteoklas terlihat sangat banyak ditepi kelompok K0 juga memperlihatkan densitas
trabekula, beberapa sel osteoklas terlihat osteoblas aktif dan osteoblas pasif yang
memfagosit trabekula sehingga lebih rendah dibandingkan dengan tikus
menyebabkan struktur trabekula yang normal, kelompok tikus perlakuan K1, K2
menipis dan membentuk rongga sumsum dan K3.
Gambar 2. Gambaran sel osteoblas aktif, osteoblas pasif, dan sel osteoklas dengan pembesaran
lensa objektif 100 kali. (A) Tikus kontrol ovariektomi yang tidak diberikan ekstrak Sipatah-
patah, (B) Tikus perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah dengan dosis
500 mg/kg BB, (C) Tikus perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak Sipatah-patah
1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,
dengan dosis 700 mg/kg BB, (D) Tikus perlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrak
Sipatah-patah dengan dosis 900 mg/kg BB. Osteoblas aktif (oa), Osteoblas pasif (op), dan
osteoklas (ok).
Menurut Prasetya (2012) penurunan tikus normal dengan densitas osteoklas yang
densitas tulang dikarenakan adanya lebih rendah dan densitas osteoblas aktif
peningkatan dari aktivitas sel osteoklas yang yang lebih tinggi dibandingkan dengan tikus
dipengaruhi oleh penurunan kadar hormon K0 dan K1 (Gambar 2C). Hal ini
estrogen dalam tubuh sehingga faktor menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
aktivasi sel osteoklas akan terus muncul. sipatah-patah dosis 700 mg/kg BB selama
Sedangkan sel osteoblas tidak dapat 60 hari memberikan hasil yang baik dan
mengimbangi peningkatan aktivitas dari sel sesuai dengan hasil penelitian Fefridayanti
osteoklas. Osteoporosis terjadi ketika (2012) yang menyatakan bahwa pemberian
dilakukan pengambilan ovarium ekstrak sipatah-patah (Cissus
(ovariektomi), sebab pada kondisi hilangnya quadrangularis Salisb) dengan dosis 700
ovarium, hormon estrogen akan mengalami mg/kg BB menunjukkan densitas osteoblas
penurunan dan dapat mempengaruhi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
peningkatan penyerapan kalsium tulang. kelompok kontrol.
Semakin lama inkubasi pascaovariektomi, Djuwita dkk., (2012), melaporkan
maka akan semakin parah kerusakan dari bahwa ekstrak batang sipatah-patah dapat
struktur dan densitas dari tulang. membantu proses osteogenesis dengan
Defisiensi estrogen yang terjadinya proliferasi dan diferensiasi sel
menyebabkan terjadinya osteoklastogenesis tulang menjadi osteoblas. Kandungan
akibat peningkatan sekresi sitokin seperti: fitoestrogen yang tinggi pada tanaman
Interleukin-1 (IL-1), Interleukin-6 (IL-6) sipatah-patah dapat berikatan lebih banyak
dan Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-a), pada reseptor estrogen sehingga
merupakan sitokin yang berfungsi dalam menstimulasi osteoblas untuk
penyerapan tulang (Masyitha, 2006). Ketika mensekresikan faktor pertumbuhan (Growth
terjadi defisiensi estrogen, maka monosit factor/GF) pada tulang yang mengakibatkan
tidak bisa menghentikan kerja dari faktor- proliferasi osteoblas (Anggraini, 2008).
faktor aktivasi osteoklas. Osteoklas akan Sel osteoblas memiliki reseptor
mengalami peningkatan aktifitas sehingga estrogen alpha dan betha (ERα dan ERβ) di
akan mengalami diferensiasi dan akan dalam sitosol, dan estrogen bekerja pada
teraktivasi. Kemudian akan melakukan kondrosit lempeng pertumbuhan melalui
fagosit sel tulang oleh osteoklas sehingga ERα and ERβ (Weise dkk., 2001). Di sisi
tulang akan menjadi keropos dan terjadi lain estrogen akan merangsang ekspresi dari
penurunan densitas tulang (Pratomo, 2012). osteoprotegerin (OPG) dan Transforming
Kelompok tikus dengan perlakuan K1 Growth Factor-b (TGF-b) pada sel osteoblas
memperlihatkan densitas osteoklas yang dan sel stroma, yang lebih lanjut akan
lebih rendah dibandingkan dengan K0, yang menghambat penyerapan tulang dan
disertai dengan terdapatnya osteoblas aktif meningkatkan apoptosis dari sel osteoklas
walaupun masih banyak terlihat osteoblas (Bell, 2003).
pasif (Gambar 2B). Pada tikus kelompok K2 Proses remodeling berawal sel
terlihat densitas tulang yang menyerupai osteoblas mulai mensintesis dan
densitas tulang pada tikus normal, terlihat mensekresikan osteoid yang menghasilkan
dari struktur trabekula yang sama dengan kolagen. Selama awal osifikasi
1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,
1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,
1
Jurnal Medika Mustafa Sabri,