Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Magenta, Vol. 9, No. 2, Maret 2021, Hal.

93-100

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, FASILITAS, DAN LOKASI


TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP PADA HOTEL ABADI
DI PANGKALAN BUN
Edy Soewarno, Anisa Hudiyani, Firra Fitriana Sugiarti

Edy.Soewarno@gmail.com

Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Antakusuma


Jl. Iskandar No. 63 Telp/Fax. 0532 – 22287 Kode Pos 74112 Pangkalan Bun

Abstract

This research is motivated by the high growth rates of Pangkalan Bun hotels that are
imbalanced with the increase in the number of tourist. This certaintly will affect the number of
visitor who stayed in a hotel. The hotel sevice provider must prepare the best strategy to
attract consumers with the presence of the new hotel,because consumer of hotel become
increasingly have many option to choose. Hotel Abadi di Pangkalan Bun is one of the hotels
affected by these imbalances. Seen fron the data request to the hotel which had been steadily
decrease since the year 2008 till 2012. The problem in this research is “ what is the factor that
influence a person to staying in Abadi Hotels”. This specifically refers to three variables
namely service quality, facillities, and location. The purpose of this study was to examine the
influence of these three vaiables in influencing the decission to stay at Hotel Abadi. After doing
a literature review and preparation of hypothesis, data were collected through questionnaires
to 80 guests of Abadi Hotels obtain using sistematic sampling technique, then analyze the data
obtained by using multiple regression analysys, hypothesis testing via t test and F test, and
analysis of the coefficient of determination (R2). From this analysis the regression equation :
Y = 5,391 + 0,230 X1 + 0,269 X2 + 0,222 X3
Stay decission variables (Y), konstanta (a), service quallity (X1), facilities (X2), anf
location (X3) testing the hypothesis using the t test showed that the three variables independent
vaiables faound to sifnificantly influence the decission to stay as dependent variable.
Then through the F test showed that the variable service quallity, facilities, and location
is appropriate to test the dependent variable decission to stay. Figures Adjusted R square of
0.446 shows that 44,6 percent of the variation can be explained by the three independent
variables in the equation regression. While the other 55,4 percent is explained by other
variables outside of the four variables used in this study.
.
Keywords: Decission To Stay, Service Quality, Facilities, And Location

I. PENDAHULUAN dengan kebutuhan mereka. Perusahaan


Perusahaan lokal sebagai tuan yang ingin bertahan harus mempunyai
rumah semakin dituntut untuk mengenali nilai lebih yang menjadikan perusahaan
perilaku konsumen untuk kemudian tersebut berbeda dengan perusahaan lain.
menyesuaikan kemampuan perusahaan Nilai lebih yang ditawarkan ini akan
93
Edy Soewarno dkk: Pengaruh Kualitas Pelayanan ..............

semakin memberikan kemantapan kepada Para pengusaha perhotelan diharapkan


calon konsumen untuk bertransaksi atau tanggap dan memiliki respon yang cepat
mendorong para konsumen lama untuk terhadap perubahan-perubahan ini.
bertransaksi kembali. Perusahaan dalam Hotel Abadi adalah salah satu hotel
menjalankan usahanya harus selalu menengah yang berlokasi di Jalan
mengamati perubahan perilaku konsumen Pangeran Antasari, No 150, Pangkalan
sehingga dapat mengantisipasi perubahan Bun, kotawaringin Barat. Bapak Sugiarto
perilaku tersebut, untuk kemudian selaku Pimpinan Hotel Abadi
dijadikan kajian dalam rangka mengatakan bahwa saat ini pihak hotel
memperbaiki strategi pemasarannya. melakukan beberapa renovasi, seperti
Menurut Ketua Persatuan Hotel dan kipas angin diganti AC, dan lain
Restoran Indonesia (PHRI), Heru sebagainya. Namun untuk tarif kamar
Isnawan dalam koran BORNEO News hotel juga mengalami sedikit kenaikan.
mengatakan “Tingkat pertumbuhan hotel Hal ini dipengaruhi dengan bertambahnya
di Pangkalan Bun mencapai sekitar 20 sekitar 25 jumlah hotel yang ada di
persen setiap tahun, sedangkan kenaikan Pangkalan Bun yaitu seperti Hotel Swiss-
tingkat kunjungan wisatawan hanya Bellinn, Blue Kecubung, Mahkota, Tiara,
mencapai sekitar 7-8 persen pertahun," Avilla, serta hotel-hotel lainnya.
pertumbuhan yang tidak seimbang ini Hotel-hotel tersebut selalu bersaing
mengakibatkan terjadinya ketimpangan dengan fasilitas mewah dengan tarif
antara jumlah permintaan dengan mahal, fasilitas sederhana dengan tarif
persediaan yang tersedia dan secara tidak sedang, atau bahkan fasilitas yang biasa
langsung akan berimbas terhadap dengan tarif murah. Dan besarnya
kelangsungan operasional hotel. Hal ini pengaruh persaingan dibeberapa hotel ini
memacu manajemen hotel untuk semakin disebab karena kualitas pelayanan,
meningkatkan kualitas hotel untuk fasilitas, serta lokasi yang membuat
memperoleh konsumen sebanyak- ketertarikan konsumen itu sendiri.
banyaknya. Tabel 1. Jumlah Pengguna Jasa Hotel
Dahulu fungsi hotel hanya sebagai Abadi
tempat bermalam bagi konsumen yang
melakukan perjalanan bisnis atau wisata
dan tidak memiliki relasi di tempat
tujuan. Namun seiring berjalannya waktu,
fungsi hotel mengalami peningkatan.
Menurut Grolier Elektronik Publishing Berdasarkan tabel diatas, terlihat
Inc.(1995) yang dikutip oleh Agus bahwa terjadi fluktuasi jumlah tamu yang
Sulastiyono (2006), hotel adalah usaha menginap di hotel tersebut. Selama
komersial yang menyediakan tempat periode tahun 2008-2012 jumlah tamu
menginap, makanan, dan pelayanan- yang menginap cenderung mengalami
pelayanan lain untuk umum. Saat ini, penurunan. Pada tahun 2010 jumlah tamu
seringkali hotel digunakan untuk acara hotel sempat mengalami kenaikan namun
pernikahan, rapat perusahaan, launching kembali mengalami penurunan pada
untuk produk baru suatu perusahaan dan tahun berikutnya.
tak jarang pula hotel digunakan untuk Penurunan jumlah tamu hotel ini
sarana untuk berakhir pekan bagi tentunya harus diantisipasi oleh pihak
kalangan masyarakat menengah atas. hotel dengan melakukan penyelidikan
mengenai penyebab jumlah tamu yang
94
Magenta, Vol. 9, No. 2, Maret 2021, Hal. 93-100

cenderung mengalami penurunan ini. Kerangka Pemikiran


Pihak hotel sebenarnya telah menetapkan Berdasarkan tinjauan landasan teori
target minimum tingkat hunian pada dan penelitian terdahulu, maka dapat
tahun 2012 yakni 4000 tamu atau rata- disusun sebuah kerangka pemikiran teoritis
rata terdapat sekitar 10 sampai dengan 11 seperti yang tersaji dalam gambar sebagai
tamu chek in perhari, namun pada berikut :
kenyataannya jumlah tamu pada tahun Gambar 1. Kerangka Pemikiran
2012 hanya mencapai angka 2134 yang
berarti tidak sesuai dan jauh dengan
target yang telah ditetapkan pihak hotel.
Rumusan masalah
Perusahaan jasa berlomba-lomba
melakukan berbagai cara untuk dapat
menghasilkan produk yang mampu
menarik calon konsumen untuk bersedia
memakai produk mereka. Persaingan di
bidang jasa perhotelan di kota Pangkalan
Bun yang ketat memiliki pengaruh yang II. LANDASAN TEORI
besar terhadap penurunan jumlah tamu Definisi Hotel
hotel. Dari masalah penelitian tersebut Kata hotel memiliki pengertian atau
dapat dirumuskan pertanyaan-pertanyaan definisi yang cukup banyak, masing-
penelitian sebagai berikut : masing orang berbeda dalam
1) Bagaimana pengaruh kualitas layanan menguraikannya. Berikut ini adalah
terhadap keputusan menginap pada beberapa pengertian hotel :
Hotel Abadi di Pangkalan Bun ? Menurut Menteri Perhubungan, definisi
2) Bagaimana pengaruh fasilitas terhadap hotel adalah suatu bentuk akomodasi
keputusan menginap pada Hotel Abadi yang dikelola secara komersial,
di Pangkalan Bun? disediakan bagi setiap orang untuk
3) Bagaimana pengaruh lokasi terhadap memperoleh pelayanan penginapan
keputusan menginap pada Hotel Abadi berikut makan dan minum
di Pangkalan Bun? (SK.Menhub.RI.No.PM
Tujuan penelitian 10/PW.391/PHB-77).
Berdasarkan pada latar belakang dan Menurut AHMA (American Hotel and
rumusan masalah, maka penelitian ini Motel Associations), definisi hotel adalah
bertujuan : suatu tempat dimana disediakan
1) Untuk menguji dan menganalisis penginapan, makanan, dan minuman,
pengaruh kualitas layanan terhadap serta pelayanan lainnya, untuk disewakan
keputusan menginap pada Hotel Abadi bagi para tamu atau orang-orang yang
di Pangkalan Bun. tinggal untuk sementara waktu.
2) Untuk menguji dan menganalisis Menurut Webster, definisi hotel adalah
pengaruh fasilitas terhadap keputusan suatu bangunan atau lembaga yang
menginap pada Hotel Abadi di menyediakan kamar untuk menginap,
Pangkalan Bun. makanan, dan minuman serta pelayanan
3) Untuk menguji dan menganalisis lainnya untuk umum.
pengaruh lokasi terhadap keputusan Kualitas Pelayanan
menginap pada Hotel Abadi di Saat ini semua industri yang
Pangkalan Bun. bergerak di bidang jasa harus
95
Edy Soewarno dkk: Pengaruh Kualitas Pelayanan ..............

memperhatikan segi pelayanan mereka. 2) Responsive (responsiveness) yaitu


Pelayanan yang baik merupakan salah keinginan untuk membantu para
satu syarat kesuksesan perusahaan jasa. konsumen dan memberikan pelayanan
Kualitas pelayanan dipandang dengan sebaik mungkin.
sebagai salah satu komponen yang perlu 3) Keyakinan (assurance) yaitu
diwujudkan oleh perusahaan karena pengetahuan dan kesopansantunan
memiliki pengaruh untuk mendatangkan para pegawai perusahaan serta
konsumen baru dan dapat mengurangi kemampuan menumbuhkan rasa
kemungkinan pelanggan lama untuk percaya diri konsumen terhadap
berpindah ke perusahaan lain. Dengan perusahaan.
semakin banyaknya pesaing maka akan 4) Empati (empathy) meliputi kemudahan
semakin banyak pilihan bagi konsumen dalam melakukan hubungan,
untuk menjatuhkan pilihan. Hal ini akan komunikasi yang baik, perhatian
semakin membuat sulit untuk pribadi, dan memahami kebutuhan
mempertahankan konsumen lama, para pelanggan.
karenanya kualitas layanan harus 5) Berwujud (tangible) yaitu penampilan
ditingkatkan semaksimal mungkin. fisik, peralatan, personil, dan media
Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai komunikasi.
penilaian pelanggan atas keunggulan atau Fasilitas
keistimewaan suatu produk atau layanan Fasilitas adalah sumber daya fisik yang
secara menyeluruh (Zeithaml et al, 1998). ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan
Kualitas merupakan suatu kondisi kepada konsumen (Tjiptono, 1997),
dinamis yang berhubungan dengan Sedangkan menurut Sulastiyono (2006)
produk, jasa, manusia, proses, dan fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-
lingkungan yang memenuhi atau melebihi perlengkapan fisik untuk memberikan
harapan pelanggan (Tjiptono, 2006). kemudahan kepada para tamu dalam
Sehingga definisi kualitas pelayanan melaksanakan aktivitas-aktivitasnya atau
dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kegiatan-kegiatannya, sehingga
kebutuhan dan keinginan konsumen serta kebutuhan-kebutuhan tamu dapat
ketepatan penyampaiannya dalam terpenuhi selama tinggal dihotel.
mengimbangi harapan konsumen. Lokasi
Kualitas pelayanan dapat diketahui Lupiyoadi (2001) menyatakan lokasi
dengan cara membandingkan persepsi berarti berhubungan dimana perusahaan
para konsumen atas pelayanan yang harus bermarkas dan melakukan operasi.
nyata-nyata meraka terima atau peroleh Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi
dengan pelayanan yang sesungguhnya yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
mereka terima atau mereka harapkan 1) Konsumen mendatangi pemberi jasa.
terhadap atribut-atribut pelayanan suatu Apabila keadaannya seperti ini maka
perusahaan (Zeithaml et al, 1998). lokasi menjadi sangat penting.
Adapun lima dimensi kualitas pelayanan Perusahaan sebaiknya memilih tempat
yang diidentifikasikan oleh Parasuraman, dekat dengan konsumen sehingga
Zeithaml dan Berry (1988) dalam Tjiptono mudah dijangkau, dengan kata lain
(2006) meliputi: harus strategis.
1) Kehandalan (reliability) yaitu 2) Pemberi jasa mendatangi konsumen.
kemampuan untuk melaksanakan jasa Dalam hal ini lokasi tidak terlalu
yang disajikan dengan tepat dan penting tetapi yang harus diperhatikan
terpercaya.
96
Magenta, Vol. 9, No. 2, Maret 2021, Hal. 93-100

adalah penyampaian jasa tetap III. METODE


berkualitas. Objek Penelitian
3) Pemberi jasa dan konsumen tidak Penelitian ini dilaksanakan di Hotel
bertemu secara langsung. Berarti Abadi di Pangkalan Bun, Jalan. Pangeran
penyedia jasa dan konsumen Antasari, No 150, Kabupaten
berinteraksi melalui sarana tertentu Kotawaringin Barat. Tempat penelitian
seperti telepon, komputer, ataupun ini dipilih karena peneliti menemukan
surat. Dalam hal ini lokasi menjadi permasalahan mengenai pengaruh
sangat tidak penting selama kualitas pelayanan, fasilitas, dan lokasi
komunikasi antar kedua belah pihak terhadap keputusan menginap di Hotel
dapat terlaksana. Abadi.
Keputusan Menginap Jenis Penelitian
Tahap konsumsi berada pada tahap Jenis penelitian ini adalah pendekatan
proses keputusan konsumen, disinilah kuantitatif, karena penelitian ini disajikan
seorang konsumen memutuskan untuk dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan
membeli dan menggunakan produk atau pendapat (Arikunto 2006 : 12) yang
jasa atau tidak. Keputusan konsumen mengemukakan penelitian kuantitatif
yang dilakukan dalam usaha perhotelan adalah pendekatan penelitian yang banyak
adalah keputusan seseorang untuk dituntut menggunakan angka, mulai dari
menginap di hotel tersebut. Keputusan pengumpulan data, penafsiran terhadap
yang dipilih konsumen dalam memilih data tersebut, serta penampilan hasilnya.
hotel adalah kunci bagi kelangsungan Variabel Penelitian
siklus sebuah hotel karena konsumen Variabel penelitian adalah suatu atribut
merupakan aset. Keputusan yang diambil atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
oleh tamu pada prinsipnya merupakan kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
keputusan konsumen dalam memilih yang ditetapkan oleh peneliti untuk
hotel sebagai tempat untuk menginap, dipelajari dan ditarik kesimpulannya
yang secara garis besar dijelaskan dalam (Sugiyono, 2007:2). Adapun definisi
perilaku konsumen. Keputusan konsumen kedua variabel tersebut yaitu :
merupakan salah satu bagian yang 1. Variabel Independen (independent
terdapat di dalam perilaku konsumen. variable) atau variabel bebas yaitu
Menurut Swasta dan Handoko variabel yang mempengaruhi variabel
(1994) mengemukakan bahwa perilaku dependen, baik pengaruhnya positif
konsumen adalah kegiatan-kegiatan maupun yang pengaruhnya negatif.
individu yang secara langsung terlibat Variabel independen sering disebut
dalam mendapatkan dan mempergunakan predikator yang dilambangkan dengan X
barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di (Ferdinand, 2006:26). Variabel
dalamnya proses pengambilan keputusan independen dalam penelitian ini adalah :
pada persiapan dan penentuan kegiatan- a. X1 : Kualitas Pelayanan
kegiatan tersebut. b. X2 : Fasilitas
Menurut Prawirosentono (2002), c. X3 : Lokasi
keputusan dapat diambil dengan cermat 2. Variabel Dependen (dependent
apabila didukung oleh data atau informasi variable) atau variabel tidak bebas, yaitu
yang berkaitan dengan masalah yang variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
dihadapi. variabel independen, karena variabel
dependen yang menjadi pusat perhatian
utama peneliti.
97
Edy Soewarno dkk: Pengaruh Kualitas Pelayanan ..............

Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dihitung berdasarkan rumus sebagai


dengan menganalisa berbagai variabel berikut (Ferdinand, 2006) :
dependen yang digunakan dalam sebuah n = {5 sampai 10 × jumlah indikator yang
model. Variabilitas dari atau atas faktor digunakan}
inilah yang berusaha untuk dijelaskan = 5 × 16 indikator
oleh seorang peneliti. Variabel dependen = 80 sampel
sering pula disebut variabel respon yang Dari hasil perhitungan rumus di atas
dilambangkan dengan huruf Y dapat diperoleh jumlah sampel yang akan
(Ferdinand, 2006:26). Dalam penelitian diteliti adalah sebesar 80 responden.
ini, yang menjadi variabel dependen Analisis Regresi Berganda
adalah : Keputusan Menginap (Y). Analisis regresi berganda digunakan
Penentuan Populasi dan Sampel untuk mengetahui seberapa besar
1. Populasi pengaruh variabel bebas yaitu : kualitas
Menurut Dajan (1996) populasi pelayanan (X1), fasilitas (X2) dan lokasi
merupakan keseluruhan unsur-unsur yang (X3) terhadap keputusan pembelian (Y)
memiliki satu atau beberapa ciri atau konsumen dalam keputusan pembelian
karakteristik yang sama. Berdasarkan ciri jasa penginapan. Adapun bentuk
dan karakteristik tersebut, populasi dapat persamaan regresi linier berganda yang
dipahami sebagai kelompok individu atau digunakan dalam penelitian ini sebagai
proyek pengamatan yang minimal berikut :
memiliki satu persamaan karakteristik Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
(Emory, 1995). Populasi dalam penelitian Keterangan :
ini adalah seluruh pengguna jasa Hotel Y = Keputusan Menginap
Abadi di Pangkalan Bun yang memakai a = Konstanta
jasa dan fasilitas dari pihak hotel tersebut. b1,b2,b3, = Koefisien regresi
2. Sampel X1 = Kualitas Pelayanan
Sampel menurut Sugiyono (2001) X2 = Fasilitas
merupakan bagian dari jumlah dan X3 = Lokasi
karakteristik yang dimiliki oleh populasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut. Teknik pengambilan sampling Berdasarkan pada hasil analisis yang
yang digunakan adalah dengan non telah dilakukan, maka persamaan regresi
probability sampling yaitu teknik yang terbentuk adalah sebagai berikut:
sampling yang tidak memberikan Y = 5,391 + 0,230 X1 + 0,269 X2 +
kesempatan sama bagi setiap unsur atau 0,222 X3
anggota populasi untuk dijadikan sampel. Keterangan :
Sedangkan penentuan pengambilan Y = Keputusan Menginap
jumlah responden (sampel) dilakukan a = Konstanta
melalui teknik accidental sampling atau b1,b2,b3, = Koefisien Regresi
sampling kebetulan, yaitu siapa saja yang X1 = Kualitas Pelayanan
secara kebetulan (accidental) bertemu X2 = Fasilitas
dengan peneliti dapat digunakan sebagai X3 = Lokasi
sampel (Sugiyono, 2007). Pengambilan Dari persamaan di atas, dapat dijelaskan
data dilakukan pada saat konsumen sebagai berikut :
menginap pada Hotel Abadi di Pangkalan a) Koefisien regresi pada variabel
Bun. Penentuan jumlah minimal sampel keputusan menginap (Y) sebesar 5,391
adalah positif. Artinya bila terjadi

98
Magenta, Vol. 9, No. 2, Maret 2021, Hal. 93-100

peningkatan 1 satuan variabel keputusan V. SIMPULAN DAN SARAN


menginap (Y) dimana faktor-faktor lain Simpulan
konstan akan dapat meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
keputusan konsumen sebesar 5,391. analisis data, dapat disimpulkan sebagai
Dengan demikian, hipotesis yang berikut :
berbunyi : ”Semakin baik keputusan 1. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap
menginap yang diberikan oleh sebuah keputusan menginap terdapat pengaruh
hotel, maka semakin banyak pula secara positif dan signifikan dari variabel
keputusan menginap”, adalah terbukti kualitas pelayanan terhadap variabel
kebenarannya. keputusan menginap. Hal ini didasarkan
b) Koefisien regresi pada variabel pada analisis kuantitatif, di mana hasil t
Kualitas Pelayanan (X1) sebesar 0,230 hitung (3,078) lebih besar dari t tabel
adalah positif. Artinya bila terjadi (1,9913). Indikator kecepatan dan
peningkatan 1 satuan variabel kualitas terpercaya karyawan dalam memberikan
pelayanan dimana faktor-faktor lain pelayanan penting dalam mempengaruhi
konstan akan dapat meningkatkan seseorang untuk menginap. Kecepatan
keputusan konsumen sebesar 0,230. dan terpercaya dalam memberikan
Dengan demikian, hipotesis yang pelayanan akan membuat seorang tamu
berbunyi : ”Semakin baik kualitas merasa senang dan puas terhadap
pelayanan (Service Quality) sebuah hotel, pelayanan hotel tersebut.
maka semakin kuat keputusan 2. Pengaruh fasilitas terhadap keputusan
menginap”, adalah terbukti menginap terdapat pengaruh secara
kebenarannya. positif dan signifikan dari variabel
c) Koefisien regresi pada variabel fasilitas terhadap variabel keputusan
fasilitas (X2) sebesar 0,269 adalah menginap. Hal ini didasarkan pada
positif. Artinya bila terjadi peningkatan 1 analisis kuantitatif, di mana hasil t hitung
satuan variabel fasilitas (X2) dimana (3,661) lebih besar dari t tabel (1,9913).
faktor-faktor lain konstan akan dapat Indikator kamar yang bersih dan nyaman
keputusan konsumen sebesar 0,269. penting dalam mempengaruhi seseorang
Dengan demikian, hipotesis yang untuk menginap. Pada dasarnya alasan
berbunyi : ”Semakin baik fasilitas seseorang menginap dihotel adalah untuk
(Facility) yang diberikan oleh sebuah beristirahat, kamar yang bersih dan
hotel, maka semakin kuat keputusan nyaman akan membuat seorang tamu
menginap”, adalah terbukti merasa kerasan dan nyaman dalam
kebenarannya. beristirahat.
d) Koefisien regresi pada variabel lokasi 3. Pengaruh lokasi terhadap keputusan
(X3) sebesar 0,222 adalah positif. Artinya menginap. Terdapat pengaruh secara
bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel positif dan signifikan dari variabel lokasi
lokasi (X3) dimana faktor-faktor lain terhadap variabel keputusan menginap.
konstan akan dapat meningkatkan Hal ini didasarkan pada analisis
keputusan konsumen sebesar 0,222. kuantitatif, di mana hasil t hitung (2,365)
Dengan demikian, hipotesis yang lebih besar dari t tabel (1,9913). Indikator
berbunyi : ”Semakin strategis lokasi kemudahan dalam mengakses lokasi hotel
(Location) suatu hotel, maka akan penting dalam mempengaruhi seseorang
semakin kuat keputusan menginap”, untuk menginap. Lokasi yang mudah
adalah terbukti kebenarannya. dijangkau akan memudahkan seseorang

99
Edy Soewarno dkk: Pengaruh Kualitas Pelayanan ..............

untuk melakukan mobilitas dari dan Meningkatkan Minat Beli ( Studi


menuju ke hotel. Kasus Pada Patra Convention
Saran Hotel)”. Skripsi Tidak
Beberapa saran yang dapat peneliti Dipublikasikan, Semarang,
rekomendasikan kepada pihak Fakultas Ekonomi, Universitas
manajemen Hotel Abadi, antara lain : Diponegoro.
1. Dari hasil pembahasan ditemukan Engel, James F, 1994, “Perilaku
bahwa kecepatan dan terpercaya dalam Konsumen Jilid 1”, Jakarta:
memberikan pelayanan merupakan faktor Binarupa Aksara.
yang dominan dari kualitas pelayanan. Ghozali, Imam. 2003. “Aplikasi Analisis
Manajemen Hotel Abadi hendaknya Multivariate dengan Program
makin memperhatikan kinerja dari para SPSS”. Badan Penerbit Universitas
karyawannya. Setiap tamu yang akan Diponegoro.
melakukan pemesanan kamar hendaknya Gutomo, Anjar, 2005, “Analisis Faktor-
segera dilayani dan tidak dibiarkan terlalu Faktor Yang Mempengaruhi
lama menunggu. Setiap karyawan Keputusan Konsumen Dalam
hendaknya diberikan pelatihan tentang Menggunakan Jasa Warnet ( Studi
seluk beluk perhotelan sehingga memiliki Kasus Pada Warnet Grand
bekal pengetahuan yang cukup untuk Sylcomnet Di Tembalang )” Skripsi
dapat secara cepat memberikan pelayanan Tidak Dipublikasikan, Fakultas
yang tepat sasaran. Ekonomi, Universitas Diponegoro,
2. Dari hasil pembahasan ditemukan Semarang.
kamar yang bersih dan nyaman Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989
merupakan faktor yang dominan dari Departemen Pendidikan dan
fasilitas. Setiap room boy yang bekerja di Kebudayaan, Jakarta.
Hotel Abadi harus memastikan bahwa Lupiyoadi, Rambat & A Hamdani, 2006.
kamar yang akan ditempati tamu harus “Manajemen Pemasaran Jasa”.
benar-benar bersih dan tertata rapi. Jika Jakarta : Salemba Empat.
terdapat perabot kamar yang rusak Lupiyohadi, Rambat, 2001 “Manajemen
hendaknya segera diperbaiki agar tidak pemasaran jasa teori dan praktik”,
mengganggu kenyamanan para tamu pada Salemba Empat, Jakarta.
saat menempati kamar tersebut. Prof. Dr. Sugiyono. 2007. Metode
3. Dari hasil pembahasan ditemukan Penelitian Bisnis : Alfabeta.
keterjangkauan merupakan faktor yang Retansa, Andika Reza, 2009, “Analisis
dominan dari lokasi. Hal ini memberikan Pengaruh Tingkat Pelayanan,
pertimbangan bagi pihak hotel agar Kualitas Pelayanan, dan Kepuasan
memperhatikan kemudahan untuk Terhadap Loyalitas Nasabah Pada
menjangkau lokasi hotel apabila pada Bank BNI ’46 Persero, Tbk.
suatu saat ingin berpindah lokasi atau Cabang Semarang.” Skripsi Tidak
memperluas usahanya dengan mendirikan Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi,
hotel baru. Universitas Diponegoro, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA
Dwifebri, Anastasia, 2006, “Analisis
Strategi Diferensi, Promosi Dan
Kualitas Pelayanan Dalam

100

You might also like