Self Management Siswa MAN IC TALA Dalam Menghafal Al-Qur'an

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 36

SELF MANAGEMENT DALAM MENGHAFAL AL-QURA’N BAGI

SISWA SISWI MAN INSAN CENDEKIA TANAH LAUT

Karya Tulis Ilmiah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas peserta didik pada
MAN Insan Cendekia Tanah Laut

Oleh:

Redha Noor Arisya Putri


NISN. 0042797325

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA TANAH LAUT
2021
KARYA TULIS ILMIAH

SELF MANAGEMENT DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN BAGI


SISWA SISWI MAN INSAN CENDEKIA TANAH LAUT

Oleh:
Redha Noor Arisya Putri

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan dipertahankan di depan tim penguji pada
tanggal

Susunan Dewan Penguji:

Pembimbing,

Imam Tuharudin, M.Pd. I


NIP. 197803032005011006

Penguji I Penguji II

M. Ridha Ilhami Aulia Siswanty, S.Pd


NIP. NIP.30315428192005

Mengesahkan,
Kepala MAN Insan Cendekia Tanah Laut,

Hilal Najmi, S.Ag., M.Pd. I


NIP. 19701108 199803 1 002

i
LEMBAR PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Redha Noor Arisya Putri
NISN : 0042797325
Tempat/Tanggal Lahir : Barabai, 2 Mei 2004
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan : Matematika dan Ilmu Alam
Judul : Self Management dalam Menghafal Al-Qur’an
bagi Siswa Siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah Karya
Tulis Ilmiah hasil penelitian saya dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat
karya/pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali
kutipan yang disebutkan sumbernya dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.

Mengetahui, Tanah Laut, 13 September 2021


Pembimbing, Yang membuat Pernyataan,

Imam Tuharudin, M.Pd.I Redha Noor Arisya Putri


NIP. 197803032005011006 NISN. 0042797325

ii
INTISARI
Self Management dalam Menghafal Al-Qur’an bagi Siswa Siswi MAN Insan
Cendekia Tanah Laut
Oleh :
Redha Noor Arisya Putri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari self management


terhadap kemampuan dalam menghafal Al-Quran bagi siswa dan siswi MAN
Insan Cendekia Tanah Laut sekaligus juga memiliki tujuan untuk mengetahui cara
siswa dan siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut mengatur waktu dan fokus agar
dapat memaksimalkan kegiatan menghafal Al- Quran.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Sampel pada penelitian ini
berjumlah 30 orang siswa kelas XI dan XII di MAN Insan Cendekia Tanah Laut
yang dipilih menggunakan metode purposive sampling.
Dari penelitian ini dapat diketahui dan disimpulkan bahwa self-
management sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dan siswi MAN
Insan Cendekia Tanah Laut dalam menghafal Al-Qur’an. Cara memanajemen diri
yang dilakukan beragam tergantung tiap individu dan tergantung pada hambatan
yang dirasakan saat proses menghafal Al-Qur’an.

Kata kunci : Self Management, Menghafal, Al-Qur’an

iii
ABSTRACT

This study aims to determine the effect of self-management on the ability to


memorize the Qur'an for students at MAN Insan Cendekia Tanah Laut sekalogus
also has a goal to find out how students at MAN Insan Cendekia Tanah Laut
manage their time and focus in order to maximize their activities. memorize the
Qur'an.
This study used descriptive qualitative method. The data collection
technique used is a questionnaire. While the sample in this study amounted to 30
students of class XI and XII at MAN Insan Cendekia Tanah Laut who were
selected using the purposive sampling method.
From this research, it can be seen and concluded that self-management
greatly influences the ability of students of MAN Insan Cendekia Tanah Laut to
memorize the Qur'an. The way of self-management that is carried out varies
depending on each individual and depends on the obstacles felt during the process
of memorizing the Qur'an.

Keywords: Self Management, Memorizing, Al-Qur'an

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allat SWT yang telah memberikan
rahmat, nikmat, pencerahan, serta hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Self Management dalam Menghafal Al-Qur’an
bagi Siswa Siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut” tepat pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan di MAN
Insan Cendekia. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, saya mendapat banyak
bantu, arahan, dan bimbingan yang saya dapat dari berbagai pihak. Melalui tulisan
ini izinkan saya menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Hilal Najmi, S.Ag.,M.Pd.I., selaku Kepala Madrasah Man Insan Cendekia
Tanah Laut.
2. Imam Tuharudin M.Pd.I selaku guru pembimbing Karya Tulis Ilmiah saya
yang telah memberi arahan, saran, pendapat, dan pelatihan mengenai
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Bapak/Ibu guru beserta Staf dan seluruh Siswa/Siswi MAN Insan
Cendekia Tanah Laut yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bisa selesai tepat pada waktunya.
Saya sangat menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna, sehingga
saya mengaharapkan tanggapan, saran, dan masukan yang membagun untuk
kesempurnaan karya tulis ilimiah ini. Saya berharap karya tulis ilmiah ini dapat
berguna bagi mereka yang ingin menghafal Al-Qur’an, khususnya siswa-siswi
MAN Insan Cendekia Tanah Laut.

Tanah Laut, 13 September 2021


Peneliti,

Redha Noor Arisya Putri

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................ii
INTISARI..................................................................................................... iii
ABSTRACT..................................................................................................iv
KATA PENGANTAR....................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 4
D. Perumusan Masalah........................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian............................................................................. 5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA..........................................................................6
A. Teknik Self Management....................................................................6
1. Pengertian Self Management....................................................... 6
2. Aspek-Aspek Self Management.................................................. 8
3. Tahapan Self Management.......................................................... 9
B. Menghafal Al-Qur’an...................................................................... 10
1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an.............................................. 10
2. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an............................................. 12
3. Faktor-Faktor Dalam Menghafal Al-Qur’an............................. 13
BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................... 15
A. Setting Penelitian............................................................................. 15
B. Metode Penelitian............................................................................ 15
C. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 16
1. Angket atau Kuesioner.................................................................16
D. Sumber Data.................................................................................... 17
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 18
A. Hasil Penelitian................................................................................ 18
B. Pembahasan..................................................................................... 19
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 24
A. Kesimpulan...................................................................................... 24
B. Saran................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 27

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menghafal Al-Qur’an merupakan aktivitas yang dapat dilakukan semua orang.
Menghafal Al-Qur’an adalah salah satu cara untuk memelihara kemurnian Al-
Qur’an. Oleh karena itu, beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menjaga Al-
Qur’an dengan cara menghafalkannya. Sedangkan Al-Qur’an sendiri adalah kalam
Allah yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia. Untuk
memahami isi kandungan Al-Qur’an yaitu dengan cara menghafalkan dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari (Khoeron, 2012:188). Orang-orang
yang mempelajari, membaca atau menghafal Al-Qur’an merupakan orang-orang
pilihan yang memang dipilih oleh Allah untuk menerima warisan kitab suci Al-
Qur’an dan orang-orang yang menghafal Al-Qur’an juga termasuk orang yang
paling baik di antara manusia. Para penghafal Al-Qur’an mempunyai keutamaan
di dunia maupun di akhirat. Diantara keutamaan menghafalkan Al-Qur’an adalah
sebagai berikut
1. Ditemani malaikat.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ َو َمثَ ُل الَّ ِذى يَ ْق َرُأ ْالقُرْ آنَ َو ْه َو يَتَ َعاهَ ُده‬، ‫َمثَ ُل الَّ ِذى يَ ْق َرُأ ْالقُرْ آنَ َو ْه َو َحافِظٌ لَهُ َم َع ال َّسفَ َر ِة ْال ِك َر ِام‬
‫ فَلَهُ َأجْ َرا ِن‬، ‫َو ْه َو َعلَ ْي ِه َش ِدي ٌد‬

“Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para malaikat
yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha
menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua pahala.”
(HR. Bukhari : 4937)

1
2

2. Didahulukan untuk menjadi imam ketika shalat berjamaah.


“Yang paling berhak jadi imam adalah yang paling banyak hafalan al-Quran- nya.
Jika dalam hafalan quran mereka sama, maka didahulukan yang paling paham
dengan sunnah dan seseorang tidak boleh menjadi imam di wilayah orang lain.”
(HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan yang lainnya)

3. Diakhirat kelak akan diberi mahkota dan pakaian kemuliaan.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

ِّ‫يَ ِجى ُء ْالقُرْ آنُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة فَيَقُو ُل يَا َربِّ َحلِّ ِه فَي ُْلبَسُ تَا َج ْال َك َرا َم ِة ثُ َّم يَقُو ُل يَا َربِّ ِز ْدهُ فَي ُْلبَسُ ُحلَّةَ ْال َك َرا َم ِة ثُ َّم يَقُو ُل يَا َرب‬
ً‫ق َوتُ َزا ُد بِ ُكلِّ آيَ ٍة َح َسنَة‬ َ ْ‫ضى َع ْنهُ فَيُقَا ُل لَهُ ا ْق َرْأ َوار‬ َ ْ‫ض َع ْنهُ فَيَر‬ َ ْ‫ار‬

“Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan
dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz al-Quran mahkota kemuliaan.
Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.” Lalu dia diberi
pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.”
Allah-pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan
naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu
baca.” (HR. Tirmidzi: 3164 dan beliau menilai Hasan shahih).

Keistimewaan menghafal Al-Qur’an juga terletak pada berat, unik dan


panjangnya proses yang akan dilalui. Meskipun berat, pada kenyataannya tidak
menyurutkan niat sebagian orang untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Menjadi
istimewa lagi jika sebagian besar mereka berusia remaja, bahkan ada yang
menghafal Al-Qur’an sejak dini (Suci Eryzka 2017 : 147). Menghafal Al-Qur’an
bukan suatu perkara yang mudah bagi sebagian orang karena diperlukan
kegigihan dan kesungguhan dalam proses menghafal. Tidak jarang mereka yang
awalnya sudah mengkokohkan niat di dalam hati untuk berusaha menghafal tetapi
di tengah proses yang sedang mereka jalani muncul beragam problematika.
3

Sebagian besar para penghafal mengalami kesulitan yang bisa saja disebabkan
oleh beragam masalah yang dihadapi seperti menghafal itu susah, banyak ayat-
ayat yang serupa, gangguan kejiwaan, gangguan lingkungan, atau banyaknya
kesibukan yang lain (Ahsin , 2005 : 4).
Kegiatan menghafal Al-Qur’an juga dilaksanakan di MAN Insan Cendekia
Tanah Laut Kalimantan Selatan. Sekolah ini menerapkan prinsip keseimbangan
antara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan iman dan taqwa. Oleh
karenanya, sebagai bentuk penerapan prinsip iman dan taqwa, di MAN Insan
Cendekia Tanah laut setiap siswanya diwajibkan untuk menghafalkan Al-Qur’an
untuk kemudian disetorkan di setiap minggunya kepada ustadz atau ustadzah
halaqah masing masing.
Akademik juga menjadi fokus utama di MAN Insan Cendekia Tanah Laut.
Siswa mendapat berbagai tugas akademik seperti penguasaan materi dan evaluasi
prestasi belajar. Adanya tuntutan yang tinggi dari beberapa aspek, dimana
tuntutan tersebut sama sama memiliki konsukuensi yang tinggi, kemungkinan
membuat sebagian siswa tidak sepenuhnya siap untuk menyelesaikan dan
memfokuskan semuanya dengan beriringan karena adanya ketidakseimbangan
antara tuntutan dan respon yang dimiliki. Hal ini dapat memicu stres akademik
atau stres di sekolah (school stres). Stres di sekolah adalah ketegangan emosional
yang muncul dari peristiwa peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan
terancamnya keselamatan atau harga diri siswa sehingga munculnya reaksi-reaksi
fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologis
dan prestasi akademik (Desmita 2012 : 291).
Untuk menghindari adanya stress akademik, peserta didik tentunya harus
memperhatikan self management agar mampu meningkatkan kapasitas diri dalam
menghafal Al-Qur’an. Self Management merupakan upaya individu untuk
melakukan perencanaan, pemusatan perhatian, dan pengevaluasian terhadap
aktivitas yang dilakukan (Knowles, M.S. 2003). Terdapat kekuatan psikologis
yang memberi arah pada individu untuk mengambil keputusan dan menentukan
pilihannya serta menetapkan cara-cara yang efektif dalam mencapai tujuannya.
4

Oleh karena itu, adanya self management yang baik dalam melakukan kegiatan
menghafal Al-Qur’an tidak akan mengganggu aktivitas keseharian seperti halnya
akademik, organisasi dan kegiatan-kegiatan lainnya. Selain itu, seseorang juga
tidak akan terganggu dari sisi psikologisnya. Dengan self management yang bagus
tidak akan mengurangi waktu yang dimiliki untuk melakukan berbagai
aktivitasnya.
Oleh karena itu, dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Self management dalam menghafal Al-Qur’an bagi siswa MAN
Insan Cendekia Tanah Laut”

B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang maka dapat
diidentifikasi masalah- masalah sebagai berikut.
1. Adanya beragam rintangan dan kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an.
2. Beratnya tuntutan dalam hal akademik ataupun keagamaan bagi peserta didik
MAN Insan Cendekia Tanah Laut.
3. Siswa yang kesulitan dalam membagi fokus dan waktu untuk menghafal Al-
Qur’an karena banyaknya kewajiban lain yang harus dilakukan dan padatnya
jadwal.
4. Kemampuan siswa dalam me-management dirinya untuk meghafal Al- Qur’an
masih kurang.

C. Pembatasan Masalah
Banyak hal yang menyebabkan siswa mengalami masalah dalam
menghafal Al-Qur’an. Berdasarkan identifikasi masalah, penulis memberikan
batasan ruang lingkup dari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti hanya
membatasi permasalahan pada pengaruh self management dalam menghafal Al-
Qur’an bagi siswa MAN Insan Cendekia Tanah Laut. Dalam penelitian ini peneliti
ingin mengetahui bagaimana hubungan self management dengan kemampuan
menghafal siswa dan bagaimana cara yang dilakukan siswa MAN Insan Cendekia
5

Tanah Laut untuk bisa mengatur dirinya sehingga mampu menghafal Al-Qur’an
di tengah kepadatan waktu dan kesibukan lain di MAN Insan Cendekia Tanah
Laut.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Adakah pengaruh self management terhadap kemampuan siswa MAN Insan
Cendekia Tanah Laut dalam menghafal Al-Qur’an ?
2. Bagaimana cara siswa MAN Insan Cendekia Tanah Laut mengatur waktu dan
fokus agar dapat memaksimalkan kegiatan menghafal Al-Qur’an?

E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh self management terhadap kemampuan dalam menghafal
Al-Qur’an bagi siswa dan siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut.
2. Mengetahui cara siswa MAN Insan Cendekia Tanah Laut mengatur waktu dan
fokus agar dapat memaksimalkan kegiatan menghafal Al- Qur’an.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis : Membantu peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai self
management terkait kestabilan mental dan keseimbangan berpikir bagi para
penghafal Al- Qur’an.
Manfaat praktis :
1. Bagi pelajar : Membantu pelajar agar dapat menerapkan self management
yang baik dalam kehidupannya terlebih dalam kegiatan menghafal Al-
Qur’an.
2. Bagi sekolah : Sebagai acuan dalam memberikan solusi bagi siswa yang
merasa kesulitan untuk membagi fokus dan waktu karena kurangnya self
management terkait kegiatan menghafal Al-Qur’an.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teknik Self Management


1. Pengertian Self Management
Self management atau manajemen diri adalah suatu prosedur yang
menuntut seseorang untuk mengarahkan atau mengatur tingkah lakunya
sendiri (Makhfud, 2011 : 33). Menurut Sukadji sebagaimana dikutip oleh
Annisa bahwa pengelolaan diri (self-management) adalah prosedur
dimana individu mengatur perilakunya sendiri. Pada teknik ini, individu
terlibat pada beberapa atau keseluruhan komponen dasar yaitu:
menentukan perilaku sasaran, memonitor perilaku tersebut, memilih
prosedur yang akan diterapkan, melaksankan prosedur tersebut, dan
mengevaluasi efektifitas prosedur tersebut. Kemampuan untuk
memprioritaskan tujuan, memutuskan apa yang harus dilakukan, dan
bertanggung jawab untuk menyelesaikan tindakan yang diperlukan
(Annisa, 2017 : 36). Sedangkan menurut The Liang Gie (2000 : 77), self
management berarti mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua
unsur kemampuan pribadi, mengendalikan kemampuan untuk mencapai
hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi dari kehidupan
pribadi agar lebih sempurna. Selain itu self management juga bermanfaat
untuk merapikan diri individu, seperti pikiran, perasaan, dan perilaku
individu dan juga lingkungan sekitarnya lebih memahami apa yang
menjadi prioritas, tidak membedakan dirinya dengan orang lain.
Menetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan menyusun berbagai cara
atau langkah demi mencapai apa yang menjadi harapan dan belajar
mengontrol diri untuk merubah pikiran dan perilaku menjadi lebih baik
dan efektif (Dian, 2010 : 121).

6
7

Dalam self management, seorang individu akan berproses dimana


proses tersebut mengarah pada perubahan tingkah laku mereka sendiri,
dengan menggunakan sebuah strategi ataupun kombinasi strategi
(Mochammad Nusalim, 2013: 149). Seorang individu harus aktif
menggerakkan variabel internal, eksternal, untuk melakukan perubahan
yang diinginkan. Perubahan yang dimaksud akan berpengaruh pada
kemampuan seseorang dalam pengendalian terhadap suatu perbuatan
yang di lakukan atau yang akan dilakukan, bisa dari segi ucapan, atau
suatu pikiran, sehingga dirinya terhindar dari hal-hal yang tidak baik serta
meningkatkan diri untuk berbuat secara baik dan benar dalam konteks
tertentu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa self management
terjadi karena adanya suatu usaha pada individu untuk memotivasi diri,
mengelola semua unsur yang terdapat dalam dirinya, berusaha untuk
memperoleh apa yang ingin dicapai serta mengembangkan pribadinya
agar menjadi lebih baik. Ketika individu dapat mengelola semua unsur
yang terdapat di dalam dirinya yang meliputi : pikiran, perasaan, dan
tingkah laku maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut telah
memiliki kemampuan self management.
Sedangkan menurut Komalasari, dkk (2011 : 181), dalam
penerapan teknik self management tanggung jawab keberhasilan
konseling berada di tangan konseli. Konselor berperan sebagai pencetus
gagasan, fasilitator yang membantu merancang program serta motivator
bagi konseli.
Fenomena yang terkait dengan self management adalah prokraktinasi akademik.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh (Bernard, 2001 : 214), yaitu
1. Adanya kecemasan
2. Depresiasi diri
3. Rendahnya toleransi
4. Adanya hal-hal yang lebih menyenangkan
8

5. Tidak dapat mengatur waktu


6. Adanya gangguan dari lingkungan
7. Pendekatan tugas yang sangat buruk
9

8. Kurangnya ketegasan
9. Adanya permusuhan dengan orang lain
10. Mengalami stress dan keletihan.

Dari beberapa alasan tersebut, beberapa adalah kemungkinan alasan mengapa


individu mempunyai kecenderungan tidak dapat mengatur waktu dengan baik.
Self management dalam penelitian ini lebih difokuskan pada self
management dalam menghafal Al- Qur’an. Self management dalam menghafal
Al- Qur’an adalah suatu kemampuan yang berkenaan dengan keadaan diri sendiri
dan keterampilan dimana individu dapat mengelola dan mengatur diri untuk
mengarahkan pengubahan tingkah lakunya sendiri dalam menghafalkan Al-
Qur’an dengan memanipulasi stimulus dan respon baik internal maupun eksternal.

2. Aspek – Aspek Self Management


Menurut The Liang Gie, sekurang kurangnya ada 4 aspek bentuk
perbuatan self management, yaitu : pendorongan diri (self motivation),
penyusunan diri (self organization), pengendalian diri (self control), dan
pengembangan diri (self development) (Gie, 2000 : 78)
a. Pendorongan diri (self motivation)
Ialah dorongan batin dalam diri seseorang yang merangsangnya sehingga mau
melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang didambakan. Dengan
adanya pendorongan diri pada individu itu sendiri, akan menumbuhkan minat dan
keinginan keras untuk melakukan sesuatu kemudian mudah dalam berkonsentrasi,
tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, dapat melakukan kegiatan tersebut
dalam waktu yang lama serta memperoleh kesenangan batin.
b. Penyusunan diri (self organization)
Menurut The Liang Gie penyusunan diri adalah pengaturan sebaik baiknya
terhadap pikiran, tenaga, waktu, tempat, benda, dan semua sumber daya lainnya
sehingga tercapai efisiensi pribadi. Apabila segala sesuatu telah diatur sebaik
mungkin, maka akan tercapai sesuatu yang lebih efisien.
9

c. Pengendalian diri (self control)


Menurut The Liang Gie, pengendalian diri adalah perbuatan manusia membina
tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat mengikis keseganan,
dan mengerahkan tenaga untuk benar benar melaksanakan apa yang harus
dikerjakan. Memang kecenderungan bermalas malasan, keseganan berjerih payah
dalam konsentransi, kebiasaan menunda nunda untuk melakukan sesuatu, dan hal
hal lainnya. Semua itu hanya bisa dilawan dengan adanya pengendalian diri yang
baik dari diri sendiri.
d. Pengembangan diri (self development)
The Liang Gie mengemukakan bahwa pengembangan diri adalah perbuatan
menyempurnakan atau meningkatkan diri sendiri dalam berbagai hal.
Pengembangan diri yang lengkap dan penuh mencakup segenap sumber daya
pribadi dalam seorang individu yaitu : kecerdasan pikiran untuk menambah
kearifan pengetahuan dan keterampilan yang berguna, dan watak kepribadian
yang luhur.

3. Tahapan self management


Menurut Halimatus, dkk (2016) ada empat tahap untuk menerapkan teknik
self management , yaitu:
a. Tahap monitor atau observasi diri
pada tahap ini, individu atau subjek dengan sengaja mengamati perilakunya
sendiri dan mencatat jenis, waktu, durasi perilaku yang ada pada diri subjek yang
akan dimodifikasi.
b. Mengatur lingkungan
pada tahap ini lingkungan perlu diatur, sehingga dapat mengurangi atau
meniadakan perilaku-perilaku yang memungkinkan mendapatkan pengukuhan
segera.
c. Tahap evaluasi diri
pada tahap ini subjek membandingkan apa yang tercatat sebagai kenyataan
dengan apa yang seharusnya dilakukan. Catatan data observasi perilaku yang
teratur sangat penting untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas program. Bila
10

evaluasi data menunjukkan bahwa program tidak berhasil, maka perlu ditinjau
kembali.

d. Tahap pemberian pengukuhan, penghapusan atau hukuman.


Pada tahap ini diperlukan kemauan diri yang kuat untuk menentukan dan memilih
pengukuhan apa yang perlu segera dihadirkan atau perilaku mana yang segera
dihapus dan bahkan hukuman diri sendiri apa yang harus segera diterapkan.
Melalui teknik self management dengan empat tahap itulah perilaku individu
diharapkan akan berubah menjadi lebih baik.

B. Menghafal Al-Qur’an
1. Pengertian Menghafal Al – Qur’an
Menghafal adalah suatu proses mengulang sesuatu baik dengan cara
membaca maupun mendengar (Abdul Rauf, 2004 : 49). Kata menghafal itu sediri
menurut kamus bahasa arab Munawir (2007 : 279) adalah berasal dari kata - ‫حفظ‬
ْ‫ ’ِف ظ ح‬- ’َ‫ يظا ِف ْح ت‬yang berarti memelihara, menjaga, menghafalkan. Sedangkan
secara terminologi, menghafal mempunyai arti sebagai tindakan yang berusaha
meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat. Menghafal merupakan suatu
aktifitas menanamkan materi di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat
diproduksi (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.
Menghafal merupakan proses mental untuk mencamkan dan menyimpan kesan-
kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali ke alam
sadar (Syaiful Bahri, 2002 : 29). Menurut Suryabarata, istilah menghafal disebut
juga mencamkan dengan sengaja dan dikehendaki, maksudnya adalah dengan
sadar dan sungguh-sungguh mencamkan sesuatu.
Setelah menyebutkan beberapa definisi tentang menghafal, maka perlu
disebutkan tentang beberapa definisi Al-Qur’an. Menurut bahasa kata Al-Qur’an
merupakan kata benda bentuk dasar (masdar) yang bersinonim dengan kata “al-
Qira’ah” (‫ )القراءة‬berarti bacaan.
11

Sebagaimana firman Allah SWT yang berarti :

“Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu


Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.” (QS. Al-
Qiyamah : 18-19)

Kata ”Qur’anah” di sini berarti ”Qira’atahu” (bacaannya). Sedangkan


menurut istilah, Al-Qur’an ialah Firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, tertulis pada beberapa mushaf, disampaikan kepada kita secara
mutawatir, membacanya mendapat pahala dan merupakan tantangan walaupun
pada surat yang paling pendek (Salim Muhaisim, 2000 : 1-2). Al-Qur’an juga
didefinisikan sebagai kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril,
ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya
merupakan amal ibadah dan pedoman hidup bagi manusia di dunia dan akhirat
(Eva Iryani, 2011 : 66). Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
menghafal Al-Qur’an merupakan usaha dengan sadar dan sungguhsungguh yang
dilakukan untuk mengingat dan meresapkan bacaan kitab suci Al-Qur’an yang
mengandung mukjizat ke dalam fikiran agar selalu ingat, dengan menggunakan
strategi tertentu.
Seseorang yang telah hafal Al-Qur’an secara keseluruhan di luar kepala,
bisa disebut dengan juma’ dan huffazhul Qur’an. Pengumpulan Al- Qur’an
dengan cara menghafal ini dilakukan pada masa awal penyiaran agama Islam,
karena Al-Qur’an pada waktu itu diturunkan melalui metode pendengaran.
Pelestarian Al-Qur’an melalui hafalan ini sangat tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan, mengingat Rasulullah SAW tergolong orang yang ummi
(Nor Muhammad, 2001 : 99).
Allah berfirman QS. Al-a’raf 158:

َ‫ض ٓاَل اِ ٰله‬


ِ ۚ ْ‫ت َوااْل َر‬ ِ ‫ك السَّمٰ ٰو‬ ُ ‫قُلْ ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّ ْي َرسُوْ ُل هّٰللا ِ اِلَ ْي ُك ْم َج ِم ْيعًا ۨالَّ ِذيْ لَهٗ ُم ْل‬
ُ ۖ ‫اِاَّل هُ َو يُحْ ٖي َويُ ِمي‬...
‫ْت فَ ٰا ِمنُوْ ا بِاهّٰلل ِ َو َرسُوْ لِ ِه النَّبِ ِّي ااْل ُ ِّم ِّي الَّ ِذيْ يُْؤ ِم ُن بِاهّٰلل ِ َو َكلِمٰ تِ ٖه َوا‬
12

Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah


bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya).
Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.”

2. Keutamaan Menghafal Al- Qur’an


Banyak ayat Al-Qur‟an dan hadist Nabi Muhammad SAW yang
menunjukkan keutaman dan kemuliaan para hafiẓ (penghafal) Al-Qur’an dan
pahala yang akan dianugerahkan kepada mereka. Di antara keutamaan itu antara
lain:
a. Orang-orang yang mempelajari, menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an
termasuk orang-orang pilihan Allah SWT untuk menerima warisan kitab suci
Al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah SWT :

ِ َ‫ب الَّ ِذ ْينَ اصْ طَفَ ْينَا ِم ْن ِعبَا ِدن َۚا فَ ِم ْنهُ ْم ظَالِ ٌم لِّنَ ْف ِس ٖه َۚو ِم ْنهُ ْم ُّم ْقت‬
‫ص ٌد ۚ َو ِم ْنهُ ْم‬ َ ‫ثُ َّم اَوْ َر ْثنَا ْال ِك ٰت‬
‫ت بِا ِ ْذ ِن هّٰللا ِ ٰۗذلِكَ هُ َو ْالفَضْ ُل ْال َكبِ ْي ۗ ُر‬ِ ‫ق بِ ْالخَ ي ْٰر‬ ٌ ۢ ِ‫َساب‬

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di
antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri
sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar”. (Q.S.
Al-Fathir/35: 32)
b. Orang-orang yang mempelajari, menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an,
maka pada hari kiamat, kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang
cahayanya lebih indah dari cahaya matahari yang masuk di dalam rumah-
rumah di dunia.
c. Menghafal Al-Qur’ an adalah keistimewaan umat Islam, karena Allah telah
menjadikan umat terbaik di kalangan manusia dan memudahkannya untuk
13

menjaga kitab-Nya, baik secara tulisan maupun hafalan (Hasan bin Ahmad, 2008 :
10). Hal tersebut dijelaskan dalam Tafsir Al Lubab karya M Quraish Shihab
bahwa salah satu keistimewaan Al-Qur’an adalah keterpeliharanya dalam dada
kaum muslim. Tidak ada satu kitab yang demikian besar dihafal oleh jutaan orang,
bahkan oleh anak-anak kecil, seperti Al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah :

ٰ ‫ص ُد ۡور الَّذ ۡينَ اُ ۡوتُوا ۡالع ۡلم‌ؕ وما ي ۡجح ُد ب ٰا ٰيتن َۤا ااَّل‬
َ‫الظّلِ ُم ۡون‬ ٌ ۢ ‫بَ ۡل هُ َو ٰا ٰي‬
ٌ ‫ت بَي ِّٰن‬
ِ ِ ِ َ َ َ َ َ ِ ِ ِ ُ ‫ت فِ ۡى‬
“Dan mereka (orang-orang kafir Mekah) berkata, ”Mengapa tidak diturunkan
mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah (Muhammad), ”Mukjizat-
mukjizat itu terserah kepada Allah. Aku hanya seorang pemberi peringatan yang
jelas.” (Q.S. Al- Ankabut/29:49)

3. Faktor Faktor Dalam Menghafal Al-Qur’an


a. Faktor faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur’an
Menurut Putra dan Issetyadi (2010 : 16), faktor-faktor mendukung seseorang
menghafal Al-Qur’an terbagi menjadi dua faktor yaitu internal dan eksternal:
1) Faktor internal antara lain:
a. Kondisi emosi.
b. Keyakinan.
c. Kebiasaan.
2) Faktor eksternal antara lain:
a. Lingkungan belajar.
b. Nutrisi tubuh.
Adapun pendapat Alfi (2002 : 4) faktor-faktor yang mendukung dan
meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an sebagai berikut :

a. Motivasi dari penghafal


b. Mengetahui dan memahami arti atau makna yang terkandung dalam Al-
Qur’an.
c. Pengaturan dalam menghafal.
d. Fasilitas yang mendukung.
14

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendukung


dan meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an adalah kesiapan seseorang
itu sendiri yang meliputi keinginan atau minat serta kemampuan menelaah dan
perhatian yang cukup.

b. Faktor faktor penghambat menghafal Al-Qur’an


Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yakni :
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani.
1) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa.
2) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi materi pelajaran (Muhibbin Syah, 2009 : 145).
Meskipun Allah Swt telah memudahkan Al-Qur’an untuk dihafal
dan telah dibuktikan oleh banyak orang, namun bagi sebagian yang lain
aktivitas ini masih dianggap masalah. Biasanya setiap orang yang
menghafal Al-Qur’an pasti merasakan kesulitan ketika menghafal
kalimat, ayat atau surat tertent
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian bertempat di lingkungan MAN


Insan Cendekia Tanah Laut dan dimulai dari awal bulan September
hingga bulan Desember tahun 2021. Akan tetapi, jika pada saat itu
keadaan belum memungkinkan untuk sekolah tatap muka karena pandemi
covid-19, maka penelitian ini akan dilakukan secara online menggunakan
media yang tersedia.

B. Metode Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian yang diambil, peneliti menetapkan


metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui pendekatan
kualitatif, yang bertujuan untuk membuat gambaran yang akurat
mengenai fakta-fakta di lapangan dan ciri khas yang terdapat pada objek
penelitian. Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan
adalah berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung
dan berkenaan dengan kondisi masa sekarang.
Adapun pengertian metode deskriptif menurut Azwar (1999 : 7)
bahwa, penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik
dan akurat fakta dan karakteritik mengenai populasi atau mengenai
bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau
kejadian. Dalam penelitian ini peneliti hanya mendeskripsikan hasil
penelitian. Segala aktivitas yang dilakukan oleh objek dilihat dan diamati
secara jelas. Peneliti akan mendeskripsikan apa yang dilihat, dirasakan,
diamati dan ditanyakan selama proses penelitian. Kemudian peneliti

15
menganalisis sumber data yang penting dan menarik untuk dibahas, dan
menghilangkan data yang tidak perlu dibahas. Sedangkan, Bogdan dan
Taylor (2011 : 5) mendefinisikan penelitian kualitatif yakni, prosedur
penelitian yang

16
17

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku
orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali
subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.
Metode deskriptif kualitatif cocok dalam penelitian ini karena penelitian ini
berusaha mencari gambaran satu kelompok manusia untuk mencapai tujuan
kelompok tersebut, sehingga fenomena kelompok tersebut dapat terungkap secara
jelas dan akurat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
tentang pengaruh self management terhadap kemampuan siswa/siswi dalam
menghafal Al-Qur’an dan cara siswa/siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut
mengatur waktu dan fokus dalam memaksimalkan kegiatan menghafal Al-Qur’an.

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini diteliti dengan menggunakan teknik pengumpulan data


berupa angket (kuesioner).
1. Angket atau Kuesioner

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau


memberikan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden (M.Iqbal Hasan, 2002 :
83). Sedangkan menurut Sugiyono (2011 : 162) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Terdapat berbagai jenis angket yang dipakai dalam melakukan sebuah
penelitian. Angket yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu angket
tertutup. Seperti yang disebutkan Arikunto (2010 : 195) :
Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, jika dipandang dari cara
menjawab maka ada :
a. Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih.
18

Angket atau kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan dalam bentuk pilihan
ganda atau bentuk-bentuk lain yang disebut closed-ended question. Pertanyaan itu
dapat digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan pengetahuan. Dimana
pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan
tertentu kepada para responden yang telah ditentukan. Seperangkat pertanyaan
yang terdapat dalam angket merupakan hasil modifikasi dari penelitian-penelitian
terdahulu. Responden diminta untuk memberikan jawaban yang sesuai
pertanyaan-pertanyaan yang mencari korelasi antara self management dengan
kemampuan menghafal Al-Qur’an di MAN Insan Cendekia Tanah Laut.

D. Sumber Data

Teknik pengambilan informan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


teknik sampling non-probablitas, khususnya purposive sampling. Menurut
Sugiyono, dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang lebih sering digunakan
adalah purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya
orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Snowball
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya
jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar (Sugiyono, 2009 : 300). Sementara
itu menurut Burhan Bungin (2012 : 53), dalam prosedur sampling yang paling
penting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi
sosial tertentu yang sarat informasi. Memilih sampel, dalam hal ini informan
kunci atau situasi sosial lebih tepat dilakukan dengan sengaja atau bertujuan,
yakni dengan purposive sampling. Penelitian ini mengunakan teknik purposive
sampling. Karena peneliti merasa sampel yang diambil paling mengetahui tentang
masalah yang akan diteliti oleh peneliti.
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah siswa kelas XI dan
XII MAN Insan Cendekia Tanah Laut yang berjumlah 168 orang. Jumlah sampel
yang diambil sebesar 20% dari total populasi sehingga sampel ditentukan
sebanyak 30 orang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peneliti akan menguraikan mengenai hasil penelitian yang berjudul “Self


Management dalam Menghafal Al-Qur’an bagi Siswa/i MAN Insan Cendekia
Tanah Laut”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut untuk membuat gambaran
yang akurat mengenai fakta-fakta di lapangan dan ciri khas yang terdapat pada
objek penelitian. Dengan melakukan penelitian melalui pendekatan deskriptif
maka peneliti harus memaparkan, menjelaskan dan menggambarkan data yang
telah diperoleh oleh peneliti melalui hasil angket yang sudah disebarkan kepada
para narasumber. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret hingga bulan Agustus
tahun 2021, yang mana peneliti menjadikan siswa/i MAN Insan Cendekia Tanah
Laut sebagai objek penelitian. Adapun peneliti menyebarkan angket terbuka yang
berisi enam butir pertanyaan yang terdiri dari lima butir pertanyaan yang berupa
pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden tanpa terikat oleh pilihan alternatif,
dan satu pertanyaan yang berupa pilihan alternatif yang dapat dipilih salah
satunya oleh responden. Pembuatan pertanyaan mengacu kepada aspek aspek self
management yaitu, pendorongan diri (self motivation), penyusunan diri (self
organization), dan pengendalian diri (self control).

A. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa siswa/i MAN Insan Cendekia
Tanah Laut memiliki cara untuk memanajemen dirinya sendiri dalam menghafal
Al-Qur’an. Cara manajemen diri yang dilakukan oleh satu individu dengan
individu lain, ternyata ada beberapa yang memiliki kesamaan dan ada beberapa
juga yang berbeda tergantung keadaan, kemampuan, dan tujuan awal masing
masing. Self Management yang diterapkan oleh responden ternyata sangat
berpengaruh terhadap kemampuan mereka masing masing dalam proses
menghafal Al-Qur’an.

19
20

B. Pembahasan
Dari enam butir pertanyaan didalam angket yang telah peneliti sebarkan
dapat diketahui jawaban – jawaban yang diberikan oleh responden atas pertanyaan
yang terdapat didalam angket tersebut yaitu sebagai berikut :

 Apakah kamu punya motivasi untuk menghafal Al-Qur'an?


(mengacu pada aspek pendorongan diri (self motivation))

Dari 30 jawaban yang diterima, semua responden mempunyai motivasi masing-


masing untuk Menghafal Al-Qur’an. Motivasi adalah proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Motivasi tersebut beragam tergantung keinginan masing masing. Namun yang
terlihat jelas disini, motivasi yang menjadi alasan responden untuk menghafal Al-
Qur’an terbagi menjadi motivasi yang memang berasal dari dalam dirinya
(intrinsik) dan motivasi yang tumbuh karena tuntutan atau alasan dari luar dirinya
(ekstrinsik). Jika disajikan dalam diagram adalah sebagai berikut :

80% dari responden mempunyai motivasi untuk menghafal Al-Qur’an dari dalam
dirinya sendiri. Berdasarkan jawaban responden, motivasi tersebut berupa
21

keinginan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT, menjadikan hafalan yang
dimiliki sebagai pegangan hidup, ingin memberikan mahkota kepada kedua
orangtua di akhirat, hendak menjadikan Al-Qur’an sebagai penenang pikiran, dan
menghindari penyesalan jika tidak memiliki hafalan Al-Qur’an selama hidup.
Sedangkan 20% responden memiliki motivasi yang berasal dari dorongan keadaan
atau tuntutan tentang suatu hal. Motivasi tersebut berupa, tuntutan dari MAN
Insan Cendekia Tanah Laut untuk memiliki hafalan Al-Qur’an minimal 3 juz
sebagai syarat kelulusan, tuntutan dari orangtua yang menghendaki anaknya
memiliki hafalan Al-Qur’an, dan jika memiliki hafalan Al-Qur’an bisa dijadikan
sebagai jalur yang mempermudah untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri
(daerah timur-tengah).

 Apakah kamu punya waktu, tempat, dan keadaan tertentu agar kamu
mudah ketika menghafal Al-Qur'an?
(mengacu pada aspek penyusunan diri (self organization))

Semua responden mempunyai waktu, tempat, dan keadaan tertentu agar dapat
menghafalkan Al-Qur’an. Untuk waktu, 86% (26 responden) memiliki jawaban
yang sama yaitu setelah waktu Maghrib, dan sisanya 2 responden menjadikan
waktu setelah Subuh sebagai momen yang tepat untuk menghafal, 1 responden
memilih waktu setelah Isya’, dan 1 responden tidak memiliki waktu khusus dalam
menghafal. Untuk tempat, sebanyak 96% (29 responden) menjawab kamar
sebagai tempat terbaik untuk menghafal dan sisanya 1 responden menghafal Al-
Qur’an di tempat khusus yaitu Rumah Tahfidz. Dan untuk keadaan, semua
responden menjawab bahwa mereka dapat menghafal Al-Qur’an di keadaan yang
tenang, dan 3 responden ada yang menambahkan jawaban bahwa mereka dapat
menghafal ketika semua pekerjaan atau tugas tugas sudah selesai.
22

 Adakah gangguan yang didapat ketika sedang atau ingin menghafal Al-
Qur'an?
(mengacu pada aspek pengendalian diri (self control))

Semua responden menjawab bahwa mereka memiliki gangguan pada saat ingin
menghafal Al-Qur’an dan saat menghafal Al-Qur’an itu sendiri. Gangguan yang
dimiliki oleh masing masing responden juga dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu gangguan yang berasal dari dalam diri (intrinsik), dan gangguan yang
didapat dari luar diri (ekstrinsik). Jika disajikan dalam diagram adalah sebagai
berikut :

52% responden memiliki gangguan dalam menghafal Al-Qur’an yang berasal dari
dalam dirinya sendiri. Berdasarkan jawaban, gangguan tersebut adalah rasa malas,
tidak konsisten ketika ingin menghafal yang disebabkan karena lemahnya
motivasi sehingga untuk menuju proses menghafal bergantung dari mood, sulitnya
untuk mencapai fokus, dan nafsu ingin cepat hafal. 47 % responden memiliki
gangguan untuk menghafal Al-Qur’an berasal dari luar. Berdasarkan jawaban,
gangguan tersebut adalah banyaknya tuntutan tugas lain baik dari sekolah
ataupun tugas rumah sehingga menjadikan responden kekurangan waktu untuk
menuntaskan hafalan, terbuai oleh sosial media, game, drama korea sehingga
23

lalai untuk menghafal, dan kondisi lingkungan yang berisik membuat hafalan
menjadi sulit untuk diingat.

 Bagaimana kamu mengendalikan diri terhadap gangguan itu?


(mengacu pada aspek pengendalian diri (self control).

Berdasarkan gangguan yang sudah dikelompokkan menjadi dua yaitu intrinsik


dan ekstrinsik. Cara pengendalian terhadap gangguan itu pun juga berbeda.
Berdasarkan jawaban responden yang meempunyai gangguan berasal dari dalam
dirinya (intrinsik), responden mengendalikan diri dengan cara lebih
memaksimalkan usaha dalam menghafal Al-Qur’an seperti lebih berusaha
mencapai fokus, mengulang ulang ayat yang dihafal, membuat target hafalan agar
selalu konsisten, dan mengingat kembali motivasi dan tujuan diri untuk menghafal
Al-Qur’an. Sedangkan, berdasarkan jawaban responden yang mendapat gangguan
dari luar (ekstrinsik), responden mengendalikan dirinya dengan menonaktifkan
sosial media, keluar dari zona nyaman, menyelesaikan tugas yang membebani
terlebih dahulu, dan membuat jadwal menghafal agar menjadi lebih terorganisir.
Kedua belah responden yang telah dikelompokkan tersebut juga menambahkan
bahwa mereka berdoa kepada Allah SWT agar dimudahkan dalam menghafal Al-
Qur’an dan gangguan gangguan yang menghambat dapat diatasi.

 Apakah hal yang sudah disebutkan diatas berpengaruh bagi


kemampuanmu dalam menghafal Al-Qur'an?
24

Semua responden memilih opsi “Ya”, yang berarti motivasi yang dimiliki ,
tempat, keadaan dan suasana yang dibutuhkan, dan cara pengendalian diri
terhadap gangguan dalam menghafal Al-Qur’an atau bisa disederhanakan menjadi
self management dalam menghafal Al-Qur’an, berpengaruh terhadap tingkat
kemampuan responden untuk menghafalkan ayat demi ayat di dalam Al-Qur’an.

 Ditengah tengah kesibukanmu sebagai siswa MAN ICT. Bagaimana


kamu membagi fokus dan mengatur waktu untuk menghafal Al-Qur'an?

Jawaban yang diberikan responden sangat beragam. Diantaranya adalah dengan


membuat jadwal untuk menghafal, membuat target jumlah ayat yang dihafal
dalam rentang waktu tertentu, menyelesaikan dulu semua tugas yang didapat di
sekolah namun ada responden yang menghafal ditengah tengah proses
menyelesaikan tugas sekolah. Jawaban lainnya yaitu, mendengarkan murottal
ayat ayat Al-Qur’an yang ingin dihafal secara berulang saat sedang melakukan
aktivitas lain, dan ada responden yang mengkhususkan hari tertentu untuk
menghafal seharian bahkan hingga larut malam, dan jika dirasa hafalannya belum
lancar, responden tersebut akan tetap terjaga hingga pagi datang dan terus
mengulang hafalan agar besoknya bisa disetorkan kepada ustadz atau ustadzah di
halaqahnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data dari responden, dapat
disimpulkan bahwa self management atau manajamen diri sangat berpengaruh
terhadap tingkat kemampuan siswa siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut dalam
menghafal Al-Qur’an. Cara memanajemen diri yang dilakukan beragam
tergantung kebutuhan, keinginan, kemampuan, dan rintangan seperti apa yang
dialami oleh masing masing individu. Mengacu pada aspek aspek pembentuk self
management, yang pertama adalah motivasi untuk menghafal Al-Qur’an, siswa
siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut juga memiliki motivasinya masing
masing untuk menghafal Al-Qur’an, misalnya untuk mendapat ridho dari Allah
SWT, ingin memberikan mahkota kepada orangtua di akhirat, hingga ingin
menjadikan hafalan Al-Qur’an yang dimiliki sebagai jalur untuk menempuh
pendidikan selanjutnya. Yang kedua adalah aspek penyusunan diri, siswa siswi
MAN Insan Cendekia Tanah Laut sebagian besar mempunyai waktu, tempat dan
keadaan tertentu yang dirasa bisa untuk memudahkan proses menghafal. Dan
yang ketiga adalah aspek pengendalian diri, siswa siswi MAN Insan Cendekia
Tanah Laut memiliki gangguan atau hambatan masing masing ketika menghafal
Al-Qur’an, misalnya rasa malas, hafalan sulit diingat, adanya tuntutan tugas lain,
hingga sulit menghafal karena keadaan lingkungan yang tidak kondusif. Cara
menangangi hambatan tersebut juga berbeda beda pada setiap siswa, ada yang
membuat jadwal khusus untuk menghafal, menghafal setelah semua tugas sekolah
sudah selesai, mendengarkan murottal ayat ayat yang dihapal, hingga tidak tidur
untuk menghafal agar hafalan semakin kuat ketika disetorkan.

B. Saran
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi
MAN Insan Cendekia Tanah Laut untuk menindak lanjuti sebab terhambatnya

25
26

siswa-siswi dalam proses menghafal Al-Qur’an, juga memberikan solusi


bagi siswa-siswi yang merasa kesulitan untuk membagi fokus dan waktu karena
kurangnya self management yang mana hambatan tersebut berasal dari kebijakan
sekolah.
Selain itu, bagi pelajar diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai
salah satu sumber pengetahuan agar dapat menerapkan self management yang
baik dalam kehidupannya terlebih dalam kegiatan menghafal Al- Qur’an.
27

DAFTAR PUSTAKA

Alfi, M. Y. (2002). College Pendidikan, Universitas King Saud, Riyadh, Arab Saudi, 4

Bernard, S. A. (2001). Building Self-esteem A Self-Help Guide. Center for Mental Health
.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya offset.

Dian, A. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba
Medika.

Djamarah, S. B. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eryzka, S. (2017). Regulasi Diri Remaja Penghafal Al-Qur'an di Pondok


Pesantren A-Qur'an Jami'atul Quro' Sumatera Selatan.Jurnal Intelektualita,
Vol.06, No. 01, 147.

Gie, T. (2000). Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Balai Pustaka Aksara.

Hafidz, A. A. (2005). Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur'an Ed I cet III.


Jakarta Bumi Aksara.

Halimatus, S. (2016). Penerapan Teknik Self Management Untuk Mereduksi Agresifitas


Remaja. II.

Iryani, E. (2017). Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Ilmiah Universitas Batang
hari Jambi, 66.

Khoeron, M. (2012). Pola Belajar dan Mengajar Para Penghafal Al-Qur'an.


Widyariset, Vol.15 No.1, 188-189.

Knowles, M. (2003). Self Directing Learning: A guide for learner and teachers. .
Chicago: Follet Publishing Company.
28

Komalasari, G. E. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks.

Makhfud. (2011). Hubungan Antara Manajemen Diri Dengan Prokrastinasi Akademik


Pada Siswa Aktivis Bem Iain Sunan Ampel Surabaya. Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan volume 10, 40-52.

Muhaisin, S. (2000). Biografi al-Qur’an al- Karim. Surabaya: CV. DWI MARGA.

Munawwir, A. (2007). Kamus Al-Munawwir Indonesia Dan Arab. Surabaya: Pustaka


Progressif.

Nursalim, M. (2013). Strategi dan Intervensi Konseling. Jakarta: Akademia Permata,


149.

Putra, Y. P. (2010). Lejitkan Memori 1000%. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rauf, A. A. (2004). Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah. Bandung: Syamil.

Syah, M. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

You might also like