Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Oseana, Volume 47, Nomor 1 Tahun 2022: 20–28 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

KAJIAN KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA SEDIMEN DI WILAYAH

PERAIRAN LAUT INDONESIA

Diah Ayu Ambarsari1* dan Milani Anggiani2


1
Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Malang, 65145
2
Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta Utara, 14430
*
Alamat email: diayuambarsari@student.ub.ac.id

ABSTRACT
Microplastic pollution in the ocean is a type of hazardous waste. Microplastics are
defined as plastic particles with a microscopic size of less than 5 mm. Generally, easy-to-find
microplastics include fragments, films, and fibers. Microplastic fibers and fragments are
classified as secondary microplastics derived from plastic fragmentation. The high abundance
of this type of fragment is due to the predominance of waste on the riverbanks, such as plastic
bottles or other household plastic waste, which is the source of these microplastic fragments.
Meanwhile, microplastics with a high fiber content are caused by fishing activities such as
degrading fishing lines and nets or by sources of waste from human activities that enter the
river flow and settle in the sediment. Microplastics research is concentrated in western
Indonesia, with only a few studies conducted in eastern Indonesia. This is because western
Indonesia is more densely populated, implying that more plastic waste will be generated. As a
result, research on the distribution and abundance of microplastics in sediments should be
expanded, particularly in eastern Indonesia. It is necessary to conduct more thorough research
on microplastics on the Indonesian mainland.
Keywords: heavy metals, sediments, contamination, indices, coastal environment.

PENDAHULUAN perdagangan, industri, ataupun pertanian


(Septian et al., 2018), sedangkan 20%
Pencemaran laut didefinisikan
sisanya yaitu berasal dari laut (Anggiani,
sebagai suatu peristiwa masuknya benda
2020). Proses masuknya mikroplastik pada
pada lingkungan laut secara sengaja
perairan dikategorikan menjadi 2, yaitu
ataupun tidak sengaja. Komponen
mikroplastik primer dan mikroplastik
pencemaran yang umum ditemukan yaitu
sekunder. Mikroplastik primer merupakan
berupa sampah plastik (Ayun, 2019).
jenis mikroplastik yang masuk ke
Sampah plastik yang masuk ke perairan
lingkungan laut secara langsung berukuran
dapat terurai dalam jangka waktu tertentu
mikro, sedangkan mikroplastik sekunder
melalui proses kimia, fisika, maupun
merupakan mikroplastik yang berasal dari
biologi yang selanjutnya dapat merubah
fragmentasi potongan plastik dengan
sampah plastik tersebut menjadi partikel
ukuran yang lebih besar (Harpah et al.,
plastik dengan ukuran mikro sehingga
2020). Mikroplastik yang terdistribusi pada
disebut sebagai mikroplastik (Hidalgo-Ruz
kolom perairan dapat terakumulasi dalam
et al., 2012). Sekitar 80% sampah plastik
berasal dari daratan, terutama dari daerah sedimen (Lim, 2016) karena transport
mikroplastik yang cenderung lebih lambat
pemukiman penduduk, tempat umum,

20
Oseana, Volume 47, Nomor 1 Tahun 2022: 20–28 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

pada sedimen dibandingkan pada kolom implikasinya pada kondisi sosial serta
perairan (Mauludy et al., 2019). Apabila lingkungan. Hal tersebut dikarenakan
pengendapan terjadi secara terus-menerus, mikroplastik memiliki sifat persisten,
maka akan mengakibatkan terakumu- mengandung senyawa kimia toksik, dan
lasinya mikroplastik pada lapisan sedimen bersifat karsinogenik. Pengelolaan limbah
yang lebih dalam (Azizah et al., 2020). plastik dapat dilakukan secara kimia, fisika,
Faktor yang menyebabkan terakumulasi maupun biologi (Anggiani, 2020).
mikroplastik dalam sedimen yaitu faktor Berdasarkan banyaknya penelitian
hidro-oseanografi, aktivitas penangkapan terhadap mikroplastik yang telah dilakukan
yang dilakukan nelayan (Dewi et al., 2015), seperti penelitian distribusi mikroplastik di
densitas mikroplastik, gaya gravitasi Muara Badak, Kutai Kartanegara yang
(Azizah et al., 2020) dan peran biota dilakukan oleh (Dewi et al., 2015),
(Septian et al., 2018). kemudian penelitian mikroplastik di
Secara umum, mikroplastik memiliki sedimen laut dalam, Sumatera Barat oleh
ukuran berkisar <5 mm (Azizah et al., (Cordova & Wahyudi, 2016), penelitian
2020; Layn et al., 2020; Septian et al., mikroplastik pada sedimen di Teluk Jakarta
2018), dengan berat berkisar antara 0,1 – oleh (Manalu et al., 2017), penelitian
8,8 mg (Septian et al., 2018). Beberapa mikroplastik pada perairan Banyuurip,
jenis mikroplastik dapat dikategorikan Gresik oleh (Ayuningtyas et al., 2019),
berdasarkan bentuknya, diantaranya yaitu penelitian mkroplastik pada kerang darah
fragment, fillament, film, foam, pellet (Anadara granosa) di Perairan Tanjung
(Zhang et al., 2017), dan granule (Lusher et Tiram, Teluk Ambon oleh (Tuhumury &
al., 2015). Fragment, fiber, dan film Ritonga, 2020), penelitian mikroplastik
merupakan jenis mikroplastik yang umum pada perairan oleh (Kapo et al., 2020), serta
ditemukan pada perairan dan pada sedimen penelitian-penelitian lainnya yang dapat
(Layn et al., 2020). Berdasarkan polimer digunakan sebagai referensi dalam
penyusunnya, mikroplastik dapat dikatego- penyusunan artikel review sebagai suatu
rikan menjadi beberapa jenis seperti jenis solusi untuk mengamati perkembangan
PE (polyetilen), PP (polypropilen), PVC penelitian-penelitian terhadap kelimpahan
(polyvinylidene chloride), PS (polystrien), mikroplastik pada sedimen yang telah
PET, dan PA (polyamide) (Mardiyana & dilakukan di Indonesia, terutama pada
Kristiningsih, 2020). wilayah Indonesia bagian barat dan
Mikroplastik merupakan salah satu Indonesia bagian timur. Artikel review
bahan ataupun limbah yang berbahaya yang disusun selanjutnya diharapkan dapat
(Sianturi et al., 2021; Layn et al., 2020). digunakan untuk salah satu acuan terhadap
Berdasarkan beberapa penelitian terhadap pengendalian sampah mikroplastik yang
mikroplastik yang telah dilakukan, ada pada lokasi kajian, selain itu dengan
diperoleh hasil yang menyatakan bahwa adanya artikel review ini dapat digunakan
keberadaan mikroplastik di lingkungan sebagai sumber informasi baik untuk pihak-
dapat menjadi suatu masalah apabila pihak terkait maupun masyarakat.
menyebabkan kontaminasi mikroplastik Oleh karena itu, tulisan ini
pada perairan di masa yang akan datang, diharapkan dapat memberikan informasi
sehingga dikhawatirkan dapat menjadi dan pemahaman terkait dengan kelimpahan
suatu ancaman global dengan berbagai mikroplastik seperti definisi mikroplastik,

21
Oseana, Volume 47, Nomor 1 Tahun 2022: 20–28 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

jenis mikroplastik, identifikasi mikro- Kartanegara sehingga dengan adanya


plastik, dan perkembangan kajian perbedaan yang cukup signifikan terhadap
mikroplastik pada sedimen yang dilakukan kepadatan penduduk serta aktivitas yang
di wilayah Indonesia bagian barat dan berlangsung akan mengakibatkan
Indonesia bagian timur, sehingga penelitian bertambahnya sampah plastik yang terdapat
terkait dengan mikroplastik pada sedimen pada lingkungan. Objek dari penelitian ini
dapat lebih dikembangkan kedepannya. difokuskan pada wilayah-wilayah yang
terdapat mikroplastik, terutama pada
METODE sedimen di perairan.
Metode yang dilakukan dalam
MIKROPLASTIK
pembuatan artikel review mengenai
mikroplastik yaitu berupa intensive review Mikroplastik dikategorikan menjadi
article. Kajian literatur didefinisikan beberapa jenis berdasarkan bentuknya,
sebagai suatu upaya penelusuran dan seperti fiber, fragment, film, foam, pellet,
penelitian terhadap kepustakaan dengan dan lainnya (Zhang et al., 2017).
membaca berbagai referensi seperti buku, Mikroplastik jenis fiber memiliki ciri yaitu
jurnal, dan terbitan-terbitan lainnya yang berbentuk menyerupai serabut ataupun
berkaitan dengan topik penelitian dengan seperti jaring nelayan, secara umum
tujuan memperoleh tulisan yang berkenaan mikroplastik jenis fiber mudah ditemukan.
dengan topik tertentu (Mirzali, 2016). Hal itu dikarenakan penggunaannya
Penelitian dilakukan dengan mencari sebagai bahan dasar dalam pembuatan
sumber-sumber referensi dengan kata kunci pakaian, serat pakaian, jaring nelayan,
“kelimpahan mikroplastik pada sedimen” maupun dalam pembuatan peralatan rumah
dan “mikroplastik pada sedimen di perairan tangga. Mikroplastik jenis film memiliki
Indonesia” pada website terkait yaitu ciri yaitu berbentuk menyerupai lembaran
google schoolar, science direct, maupun ataupun pecahan plastik, secara umum
website terkait lainnya menggunakan 12 digunakan untuk bahan pembuatan kantong
paper dengan rentang tahun kajian yaitu kresek ataupun plastik kemasan.
dari 2015 hingga 2021. Lokasi penelitian Mikroplastik jenis fragmen memiliki ciri
diklasifikasikan berdasarkan wilayah- yaitu berupa pecahan yang dihasilkan dari
wilayah yang berada di Indonesia bagian sampah seperti botol, toples, map mika,
barat yang meliputi pulau Jawa, Sumatera serta potongan kecil yang berasal dari pipa
dan Indonesia bagian timur yang meliputi pralon (Septian et al., 2018). Ciri
kawasan Bali, Kendari, Kupang, Rote mikroplastik jenis foam yaitu memiliki
Ndao, serta Kabupaten Kutai Kartanegara. warna putih dengan tekstur yang kenyal,
Pertimbangan penentuan lokasi didasari secara umum mikroplastik jenis tersebut
atas adanya perbedaan terhadap kepadatan bersumber dari produk sekali pakai seperti
penduduk maupun kepadatan aktivitas yang styrofoam. Mikroplastik jenis pellet
berada di Indonesia bagian barat yang memiliki ciri yaitu bentuk yang silindris
meliputi Jawa dan Sumatera dengan dengan warna putih (A Rocha International,
wilayah Indonesia bagian timur yang 2018). Jenis – jenis partikel mikroplastik
meliputi kawasan Bali, Kendari, Kupang, terdapat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Rote Ndao, dan Kabupaten Kutai

22
Oseana, Volume 47, Nomor 1 Tahun 2022: 20–28 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Gambar 1. Contoh jenis mikroplastik (Azizah et al., 2020)

Gambar 2. Partikel fragmen (a), fiber (b), dan film (c) (Ayuningtyas et al., 2019)

Identifikasi Mikroplastik plastik di Muara Badak, Kutai Kartanegara


Alam & Rachmawati (2020) (Dewi et al., 2015), selanjutnya yaitu
menyatakan bahwa hingga saat ini metode penelitian mikroplastik di sedimen laut
identifikasi mikroplastik belum memiliki dalam, Sumatra Barat (Cordova &
standar, seperti Standard Method yang Wahyudi, 2016). Hingga saat ini penelitian-
berlaku secara internasional. Oleh karena penelitian terhadap mikroplastik terus
itu, antara satu penelitian dengan penelitian meningkat. Berdasarkan pada hasil review
lainnya memiliki perbedaan dalam yang dilakukan oleh Alam & Rachmawati
penggunaan metode maupun perhitungan (2020) terhadap 72 paper penelitian
konsentrasi mikroplastik itu sendiri. Salah mikroplastik di Indonesia dari tahun 2014
satu contoh penggunaan metode dalam hingga Agustus 2020, diperoleh hasil
penelitian mikroplastik pada sedimen yaitu bahwa penelitian lebih dominan dilakukan
dengan menggunakan metode pemisahan di Pulau Jawa yaitu sebesar 66,67%.
densitas (density separation), penggunaan Menurut Alam & Rachmawati (2020),
metode tersebut dapat memanfaatkan tingginya akumulasi mikroplastik yang
berbagai pelarut berbeda. Selain itu, standar terdapat di Pulau Jawa diakibatkan
dari Marine & Environmental Research banyaknya institusi pendidikan tinggi pada
Institute (2015) merupakan suatu metode pulau tersebut, selain itu kepadatan
yang dapat digunakan untuk pengamatan penduduk yang lebih tinggi pada wilayah
mikroplastik pada sedimen. tersebut turut mempengaruhi tingginya
konsentrasi mikroplastik yang ditemukan.
Perkembangan Penelitian Mikroplasik
di Indonesia Mikroplastik pada Sedimen
Alam & Rachmawati (2020) Analisis dilakukan dengan
mengatakan bahwa penelitian terhadap membandingkan tingkat pencemaran
mikroplastik sudah dilakukan sejak tahun mikroplastik pada beberapa wilayah yang
2015, yaitu penelitian distribusi mikro- berada di Indonesia bagian barat dan

23
Oseana, Volume 47, Nomor 1 Tahun 2022: 20–28 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

beberapa wilayah yang berada di Indonesia pada berbagai lokasi penelitian di Indonesia
bagian timur. Perbandingan kedua wilayah memiliki nilai yang beragam. Secara
tersebut didasari karena sebagian besar umum, metode yang digunakan pada
penelitian mengenai mikroplastik dilaku- penelitian mikroplastik yaitu metode
kan di Indonesia bagian barat dibandingkan purposive sampling yang merupakan
dengan Indonesia bagian timur, Indonesia metode penentuan stasiun berdasarkan
bagian barat merupakan kawasan dengan pertimbangan tertentu (Alam et al., 2019;
pulau-pulau yang padat akan penduduk, Sianturi et al., 2021; Layn et al., 2020; Laila
terutama di Jawa dan juga Bali. Kepadatan et al., 2020; Dewi et al., 2015), metode
penduduk tersebut selanjutnya berpengaruh transek kuadran yang merupakan metode
terhadap distribusi serta kelimpahan sampling yang digunakan untuk
mikroplastik yang ditemukan. Adapun hasil mengumpulkan sampel mikroplastik (Yona
kajian kelimpahan mikroplastik pada et al., 2020), metode wet peroxide oxidation
sedimen di beberapa wilayah Indonesia yang merupakan metode digesting untuk
bagian barat dan Indonesia bagian timur menghancurkan material organik (Anggara
terdapat pada (Tabel 1). et al., 2019), metode FTIR yang digunakan
Berdasarkan dengan hasil yang untuk menganalisa kelimpahan
diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi mikroplastik berdasarkan jenis polimernya
mikroplastik pada sedimen yang ditemukan (Harpah et al., 2020). Selain itu, salah satu

Tabel 1. Kelimpahan mikroplastik pada sedimen


Kelimpahan
Lokasi Satuan Dominansi Sumber
Mikroplastik
Sungai Ciwalengke, 3.03±1.59 Per 100g berat kering Fiber Alam et al.,
Majalaya sedimen (2019)
Mangunharjo, 3.584 – 8.106,67 Partikel/m3 Fiber Laila et al.,
Semarang (2020)
Pesisir Kota 178,89 – 235,56 Partikel/kg Fiber Sianturi et al.,
Pariaman, Sumatera (2021)
Barat
Pantai Pasir Panjang, 23,08±10,20 Item m-2 Fiber Yona et al.,
Jawa Timur (2020)
Bama Resort, Taman 484 Partikel/kg Fiber Asadi et al.,
Nasional Baluran (2019)
Lamongan 206 Items kg-1 Fiber Asadi et al.,
(2019)
Sungai Sei 32,3 Partikel/100g berat kering Fragmen Harpah et al.,
Sikambing, Medan sedimen (2020)
Pantai Kuta, Bali 148,9±103,8 Partikel kg-1 Fiber Mauludy et
al., (2019)
Sungai Wanggu, 171 Partikel/100 gr sedimen Fragmen Layn et al.,
Kendari kering (2020)
Pantai Namosain, 18 Partikel/400 gr sedimen Fiber Anggara et
Kupang al., (2019)
Pantai Tiang Bendera, 20 Partikel/400 gr sedimen Fragmen Anggara et
Rote Ndao kering al., (2019)
Muara Badak, 69,3 – 90,12 Partikel/kg sedimen kering Fragmen Dewi et al.,
Kabupaten Kutai 57,53 – 91,80 (kedalaman 0 – 10 cm) (2015)
Kartanegara Partikel/kg sedimen kering
(kedalaman 10 – 20 cm)

24
Oseana, Volume 47, Nomor 1 Tahun 2022: 20–28 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

metode yang dapat digunakan untuk adanya gaya gravitasi serta besaran densitas
mengamati mikroplastik yaitu dengan plastik yang lebih tinggi dibandingkan
menggunakan standar dari Marine & dengan densitas air, sehingga plastik yang
Environmental Research Institute (2015), masuk ke perairan selanjutnya tenggelam
ataupun standar-standar lainnya. dan terakumulasi pada sedimen.
Bervariasinya metode penelitian yang Berdasarkan penelititan yang dilakukan
digunakan tersebut dapat disesuaikan oleh Ayuningtyas et al. (2019) sumber-
dengan kebutuhan yang diinginkan oleh sumber mikroplastik dapat berasal dari
peneliti dengan pertimbangan- hasil fragmentasi plastik yang masuk ke
pertimbangan tertentu selama penelitian dalam lingkungan, baik melalui aliran
berlangsung. Hal tersebut dikarenakan sungai, run off, pasang surut air laut,
belum adanya standar terhadap tata cara terbawa oleh angin, maupun berasal dari
sampling mikroplastik maupun metode laut seperti alat tangkap maupun peralatan
standar untuk menghitung konsentrasi budidaya. Sumber mikroplastik lainnya
mikroplastik itu sendiri, oleh karena itu yaitu berasal dari kapal-kapal yang
antara satu dengan penelitian lainnya melintas, sehingga memberikan kontribusi
menggunakan metode yang berbeda. besar terhadap pencemaran mikroplastik
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada kawasan tersebut. Secara umum,
menunjukkan mikroplastik jenis fiber dan mikroplastik jenis fiber dan fragmen
mikroplastik jenis fragmen mendominasi dikategorikan sebagai mikroplastik
pada daerah-daerah kajian. Dominansi sekunder yang berasal dari fragmentasi
kedua jenis mikroplastik tersebut dapat plastik (Ridlo et al., 2020). Distribusi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mikroplastik berpengaruh terhadap
terdapat pada lingkungan. Adapun dominansinya pada sedimen, di mana
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi distribusi dari mikroplastik jenis fiber
dominansi jenis mikroplastik pada sendiri dapat dipengaruhi oleh adanya
lingkungan yaitu adanya aktivitas-aktivitas kegiatan penangkapan ikan, seperti tali
tertentu penyumbang sampah plastik itu pancing dan jaring nelayan yang
sendiri, seperti bongkar muat kapal di mengalami proses degradasi ataupun
pelabuhan, penangkapan ikan, sumber-sumber limbah yang berasal dari
pertambangan, pertanian, perkebunan, hasil kegiatan manusia yang masuk ke
aktivitas rumah tangga (Dewi et al., 2015), aliran sungai hingga mengendap dan
kegiatan industri (Laila et al., 2020), terakumulasi pada sedimen. Limbah
maupun masukan sampah plastik yang kegiatan manusia dapat berupa sisa benang
berasal dari perkotaan dan memasuki pakaian yang berasal dari pencucian kain
kawasan perairan maupun laut (Layn et al., baju serta tali plastik yang telah mengalami
2020). Layn et al. (2020) mengatakan proses degradasi (Mauludy et al., 2019).
bahwa jenis mikroplastik yang umum Peng et al. (2017) mengatakan bahwa
masuk dalam perairan yaitu mikroplastik tingginya nilai kelimpahan mikroplastik
berjenis fragment, fiber, dan film. jenis fragmen dapat dipengaruhi oleh
Tingginya nilai konsentrasi mikroplastik masukan sungai yang berasal dari
pada sedimen dibandingkan dengan perkotaan yang merupakan faktor utama
mikroplastik yang berada pada bagian mikroplastik dapat memasuki lingkungan
permukaan air dapat dipengaruhi oleh laut. Tingginya kelimpahan mikroplastik

25
Oseana, Volume 47, Nomor 1 Tahun 2022: 20–28 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

dengan jenis fragmen banyak diakibatkan lingkungan maupun makhluk hidup


oleh dominansi jumlah sampah pada tepian didalamnya masih menjadi permasalahan
sungai, seperti botol-botol plastik ataupun yang belum teratasi. Penelitian lebih lanjut
limbah plastik rumah tangga lainnya yang terhadap akumulasi mikroplastik pada
merupakan sumber dari mikroplastik jenis sedimen dan dampaknya terhadap
fragmen tersebut. Proses fragmentasi dan lingkungan perlu dikembangkan dan dikaji
pengecilan ukuran terhadap limbah plastik kedepannya, terutama pada wilayah
jenis polypropylene yang berukuran makro Indonesia bagian timur yang masih minim
akan terjadi selama limbah plastik tersebut akan penelitian.
mengalir di aliran sungai dan menjadi
sampah mikroplastik jenis fragmen (Layn PENUTUP
et al., 2020). Konsentrasi mikroplastik pada
sedimen yang berbeda-beda pada tiap
Dampak Mikroplastik lokasi merupakan salah satu akibat dari
Mikroplastik dapat memberikan masukan limbah plastik itu sendiri ke dalam
berbagai ancaman terhadap biota perairan, lingkungan. Berdasarkan penelitian yang
seperti pemicu terganggunya proses telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
pencernaan plankton sehingga sebelumnya, menyebutkan bahwa
mempengaruhi organisme tropik tingkat konsentrasi mikroplastik pada lingkungan
tinggi melalui proses bioakumulasi (Dewi didominasi pada wilayah Indonesia bagian
et al., 2015), menjadi pemicu kerusakan barat. Hal tersebut dikarenakan beberapa
kesehatan karang (Hiwari et al., 2019), faktor, salah satunya yaitu aktivitas ataupun
merusak keseimbangan ekosistem laut hasil dari kegiatan manusia, dimana
(Anggiani, 2020), apabila mikroplastik kepadatan penduduk diketahui lebih tinggi
termakan oleh zooplankton dapat pada wilayah Indonesia bagian barat
mengakibatkan berkurangnya kinerja dibandingkan pada wilayah Indonesia
fisiologi, terganggunya fekunditas bagian timur. Mikroplastik yang masuk ke
(Mardiyana & Kristiningsih, 2020), dalam lingkungan dan terakumulasi pada
menurunkan kadar hormon steroid, dan sedimen selanjutnya akan mengakibatkan
menghambat produksi enzim (Layn et al., dampak negatif, baik pada lingkungan,
2020). Mikroplastik yang tercerna dapat biota, maupun makhluk hidup disekitarnya.
mengganggu saluran pencernaan pada Kondisi tersebut menjadi suatu tantangan
organisme laut sehingga mengakibatkan tersendiri bagi perkembangan penelitian
fungsi sistem pencernaan terganggu, terhadap mikroplastik pada sedimen di
sehingga tidak optimal untuk memenuhi wilayah Indonesia untuk memperoleh data
kebutuhan nutrisinya (Anggiani, 2020). yang lebih bervariasi dan sebagai bahan
evaluasi untuk penanganan mikroplastik
SARAN pada lingkungan yang lebih efektif
Sebagaimana yang telah disampaikan kedepannya. Dengan demikian, diharapkan
sebelumnya, bahwa sampah plastik yang studi mikroplastik di Indonesia dapat
kemudian mengalami proses degradasi menjadi salah satu fokus studi untuk
menjadi mikroplastik merupakan suatu menjawab tantangan permasalahan pada
bahan pencemar yang berbahaya bagi lingkungan yang disebabkan oleh
mikroplastik.

26
Oseana, Volume 47, Nomor 1 Tahun 2022: 20–28 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

UCAPAN TERIMA KASIH Nature Environment and Pollution


Technology, 18(4): 1169–1176.
Penulis menyampaikan terima kasih Ayun, N. Q. (2019). Analisis Mikroplastik
kepada pembimbing, baik pembimbing Menggunakan Ft-Ir pada Air,
fakultas maupun pembimbing instansi yang Sedimen, dan Ikan Belanak (Mugil
telah berkontribusi dalam memberikan cephalus) di Segmen Sungai
arahan, bimbingan, kritik, dan saran dalam Bengawan Solo yang Melintasi
penyusunan artikel ini, sehingga membantu Kabupaten Gresik. Skripsi.
Ayuningtyas, W. C., Yona, D., Julianda, S.
mempermudah penulis dalam penyusunan
H., & Iranawati, F. (2019).
artikel. Kelimpahan Mikroplastik pada
Perairan di Banyuurip, Gresik, Jawa
DAFTAR PUSTAKA Timur. Journal of Fisheries and
Marine Research, 3(1): 41–45.
A Rocha International. (2018). Guidelines
Azizah, P., Ridlo, A., & Suryono, C. A.
for Sampling Microplastics on Sandy
(2020). Mikroplastik pada Sedimen
Beaches. 1–41.
di Pantai Kartini Kabupaten Jepara,
Alam, F. C. & Rachmawati, M. (2020).
Jawa Tengah. Journal of Marine
Perkembangan Penelitian Mikroplas-
Research, 9(3): 326–332, DOI:
tik di Indonesia. Jurnal Presipitasi,
10.14710/jmr.v9i3.28197.
17(3): 344–352.
Cordova, M. R. & Wahyudi, A. J. (2016).
Alam, F. C., Sembiring, E., Muntalif, B. S.,
Microplastic in the Deep-Sea
& Suendo, V. (2019). Microplastic
Sediment of Southwestern Sumatran
Distribution in Surface Water and
Waters. Marine Research in
Sediment River Around Slum and
Indonesia, 41(1): 27–35. DOI:
Industrial Area (Case Study:
10.14203/mri.v41i1.99.
Ciwalengke River, Majalaya District,
Dewi, I. S., Budiarsa, A. A., & Ritonga, I.
Indonesia). Chemosphere, 224: 637–
R. (2015). Distribusi Mikroplastik
645. DOI: 10.1016/j.chemosphere.
pada Sedimen di Muara Badak,
2019.02.188.
Kabupaten Kutai Kartanegara. Depik,
Anggara, T. L., Yuliadi, L. P. S., Ihsan, Y.
4(3): 121–131.
N., & Ismail, M. R. (2019).
Doyle, M. J., Watson, W., Bowlin, N. M.,
Composition of Microplastic on
& Sheavly, S. B. (2011). Plastic
Coastal Sediments at Kupang and
Particles in Coastal Pelagic
Rote Islands, East Nusa Tenggara.
Ecosystems of the Northeast Pacific
Omni-Akuatika, 15(2): 98–105.
Ocean. Marine Environmental
Anggiani, M. (2020). Potensi Mikroorga-
Research, 71(1): 41–52.
nisme Sebagai Agen Bioremediasi
Harpah, N., Suryati, I., Leonardo, R.,
Mikroplastik di Laut. Oseana, 45(2):
Risky, A., Ageng, P., & Addauwiyah,
40–49.
R. (2020). Analisa Jenis, Bentuk, dan
Asadi, M. A., Hertika, A. M. S., Iranawati,
Kelimpahan Mikroplastik di Sungai
F., & Yuwandita, A. Y. (2019).
Sei Sikambing Medan. Jurnal Sains
Microplastics in Sediment of
dan Teknologi, 20(2): 108–115.
Intertidal Areas of Lamongan,
Hidalgo-Ruz, V., Gutow, L., Thompson, R.
Indonesia. AACL Bioflux, 12(4):
C., & Thiel, M. (2012). Microplastics
1065–1073.
in the Marine Environment: a Review
Asadi, M. A., Ritonga, Y. A. P., Yona, D.,
of the Methods Used for
& Hertika, A. M. S. (2019). Vertical
Identification and Quantification.
Distribution of Microplastics in
Environmental Science &
Coastal Sediments of Bama Resort,
Technology, 46(6): 3060–3075,
Baluran National Park, Indonesia.

27
Oseana, Volume 47, Nomor 1 Tahun 2022: 20–28 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Hiwari, H., Purba, N. P., Ihsan, Y. N., Kabupaten Badung, Bali. Jurnal
Yuliadi, L. P. S., & Mulyani, P. G. Perikanan, 21(2): 73–78. DOI:
(2019). Kondisi Sampah Mikro- 10.22146/jfs.45871.
plastik di Permukaan Air Laut Sekitar Mirzali, A. (2016). Menulis Kajian Literatur.
Kupang dan Rote, Provinsi Nusa Jurnal Etnosia, 1(2), 27–36.
Tenggara Timur. Prosiding Seminar Peng, G., Zhu, B., Yang, D., Su, L., Shi, H.,
Nasional Masyarakat Biodiversitas & Li, D. (2017). Microplastics in
Indonesia, 5(2): 165–171. DOI: Sediments of the Changjiang Estuary,
10.13057/psnmbi/m050204. China. Environmental Pollution, 30:
Kapo, F. A., Toruan, L. N. L., & Paulus, C. 1–8.
A. 2020. Jenis dan Kelimpahan Ridlo, A., Ario, R., Ayyub, A. M. A.,
Mikroplastik pada Kolom Permukaan Supriyantini, E., & Sedjati, S. (2020).
Air di Perairan Teluk Kupang. Jurnal Mikroplastik pada Kedalaman
Bahari Papadak, 1(1), 10–21. Sedimen yanng Berbeda di Pantai
Laila, Q. N., Purnomo, P. W., & Jati, O. E. Ayah Kebumen Jawa Tengah. Jurnal
(2020). Kelimpahan Mikroplastik Kelautan Tropis, 23(3): 325–332.
Pada Sedimen di Desa Mangunharjo, Septian, F. M., Purba, N. P., Agung, M. U.
Kecamatan Tugu, Kota Semarang. K., Yuliadi, L. P.S., Akuan, L. F., &
Jurnal Pasir Laut, 4(1): 28–35. Mulyani, P. G. (2018). Sebaran
Layn, A. A., Emiyarti., & Ira. (2020). Spasial Mikroplastik di Sedimen
Distribusi Mikroplastik pada Pantai Pangandaraan, Jawa Barat.
Sedimen di Perairan Teluk Kendari. Jurnal Geomaritim Indonesia, 1(1):
Sapa Laut, 5(2): 115–122. 1–8.
Lim, V. S. (2016). Research Highlights: Sianturi, K. P., Amin, B., & Galib, M. (2021).
Impacts od Microplastics on Microplastic Distribution in Sediments
Plankton. The Royal Society of in Coastal of Pariaman City, West
Chemistry. DOI: 10.1039/c6em Sumatera Province. Asian Journal of
90004f. Aquatic Sciences, 4(1): 73-79.
Lusher, A. L., Tirelli , V., O’Connor, I., & Tuhumury, N. C. & Ritonga, A. 2020.
Officer, R. (2015). Microplastics in Identifikasi Keberadaan dan Jenis
Artic Polar Water: the First Reported Mikroplastik pada Kerang Darah
Values of Particles in Surface and (Anadara granosa) di Perairan
Sub-Surface Samples, Scientific Tanjung Tiram, Teluk Ambon.
Reports, 5: 14947. DOI: 10.1038/ Jurnal TRITON, 16(1), 1–7.
srep14947. Yona, D., Prikah, F. A. D., & As’adi, M. A.
Manalu, A. A., Hariyadi, S., & Wardiatno, (2020). Identifikasi dan Perban-
Y. (2017). Microplastics Abundance dingan Kelimpahan Sampah Plastik
in Coastal Sediments of Jakarta Bay, Berdasarkan Ukuran pada Sedimen di
Indonesia. AACL Bioflux, 10(5): Beberapa Pantai Kabupaten
1164–1173. Pasuruan, Jawa Timur. Jurnal Ilmu
Mardiyana, A. & Kristiningsih. (2020). Lingkungan, 18(2): 375–383.
Dampak Pencemaran Mikroplastik di Zhang, W., Zhang, S., Wang, J., Wang, Y.,
Ekosistem Laut terhadap Zooplank- Mu, J., Wang, P., Lin, X., & Ma, D.
ton: Review. Jurnal Pengendalian (2017). Microplastics Pollution in the
Pencemaran Lingkungan (JPPL), Surface Waters of the Bohai Sea,
2(1): 29–36. DOI: 10.35970/jppl. China. Environmental Pollution, 231:
v2i1.147. 541–548.
Mauludy, M. S., Yunanto, A., & Yona, D.
(2019). Kelimpahan Mikroplastik
pada Sedimen Pantai Wisata

28

You might also like