Professional Documents
Culture Documents
ID None
ID None
ABSTRACT
The aims of this study was to determine the nutrient digestibility coefficient of diet with
diertary levels of protein and lipid on coral rock grouper (Epinephelus corallicola) juvenile.
This study used completely randomized design with factorial arranged in 3 different treatment
of dietary protein levels i.e., 36%, 42%, and 48%;and 2 different treatment of dietary lipid
levels i.e., 9% and 18%; with 3 repetition. The average initial body weight of fishes for this
study was 29.19 ± 0.97 g/fish. Fishes were reared in 18 pieces of polycarbonate tank with water
volume of 30 liters with stocked density of 7 fishes/tank. The tank equipped with aeration with
water flow change of 20 liters/hour. Fish were fed 2 times per day on at satiation and fish
rearing for 150 days. Parameters measured were protein, lipid, carbohydrate and energy of
digestibility coefficient . The results showed that the interaction of protein and lipid levels that
differ in feed ratio significantly affected on protein, lipid, carbohydrate, and energy digestibility
coefficients. In general, feed with a protein content of 36% and 9% lipid produced good
nutrient digestibility coefficient and better economic value.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan nutrien pakan dengan kadar protein dan
lemak berbeda pada juvenil ikan kerapu pasir (Epinephelus corallicola). Penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap yang disusun secara faktorial dengan 3 perlakuan kadar
protein pakan berbeda yaitu 36%, 42% dan 48%, dan 2 perlakuan kadar lemak pakan berbeda
yaitu 9% dan 18%, masing-masing diulang 3 kali. Ikan uji untuk penelitian ini mempunyai
kisaran bobot awal rata-rata 29,19 ± 0,97 g/ekor, dipelihara dalam 18 buah bak polikarbonat
dengan volume air 30 liter dan masing-masing ditebar dengan kepadatan 7 ekor/bak. Bak
dilengkapi sistem aerasi dan air mengalir dengan pergantian air 20 liter/ jam. Pakan diberikan
sebanyak 2 kali setiap hari secara at satiation (pemberian pakan buatan sampai kenyang) dan
ikan dipelihara selama 150 hari. Parameter yang diamati adalah nilai kecernaan protein, nilai
kecernaan lemak, nilai kecernaan karbohidrat dan nilai kecernaan energi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa interaksi kadar protein dan lemak yang berbeda dalam ransum pakan
memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kecernaan protein, nilai kecernaan lemak, nilai
kecernaan karbohidrat dan nilai kecernaan energi. Secara umum, pakan dengan kandungan
protein 36% dan lemak 9% menghasilkan nilai kecernaan pakan lebih baik serta memiliki nilai
yang lebih ekonomis.
312 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt52
Marzuqi dan Anjusary
tepat untuk juvenil ikan kerapu pasir. pakan dilakukan secara sedikit demi
Tujuan penelitian ini adalah untuk sedikit sampai ikan tidak mau makan atau
mengetahui nilai kecernaan pakan kenyang (at satiation). Jumlah pakan
dengan kadar protein dan lemak yang yang diberikan per hari dihitung dengan
berbeda pada juvenil ikan kerapu pasir. melihat selisih bobot pakan antara
sesudah dan sebelum pemberian pakan.
II. METODE PENELITIAN Pengamatan kecernaan nutrien
pakan dilakukan dengan menggunakan
Ikan yang digunakan dalam indikator Cr2O3. Sebelum pengumpulan
penelitian ini adalah juvenil ikan kerapu feses, terlebih dahulu ikan diadaptasikan
pasir (Epinephelus corallicola) yang dengan pakan uji selama 3 hari, kemudian
sudah mencapai umur 150 hari dengan pada hari ke 4 setelah pemberian pakan,
bobot rata-rata 29,19 ± 0,97 g dan sisa pakan segera diambil (disifon).
panjang 12,5 ± 0,71 cm. Ikan kerapu ini Pengambilan feses setiap satu jam sekali.
berasal dari hasil pembenihan Balai Besar Feses yang diperoleh dikumpulkan dan
Penelitian dan Pengembangan Budidaya disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm
Laut Gondol, Bali. selama 10 menit, kemudian disimpan
Air media pemeliharaan menggu- dalam freezer untuk menunggu dianalisis.
nakan air laut dengan salinitas 33-34 yang Penentuan kadar Cr2O3 pakan dan feses
ditempatkan pada bak-bak penelitian dilakukan berdasarkan metode yang
berjumlah 18 buah dengan volume 30 digunakan Takeuchi (1988).
liter. Semua bak dilengkapi sistem aerasi Parameter yang diamati meliputi
dan air mengalir dengan pergantian air 20 nilai kecernaan protein, lemak, karbo-
liter/jam dengan kepadatan ikan sebesar 7 hidrat, dan energi. Penghitungan daya
ekor/30 liter. cerna nutrien meliputi daya cerna protein,
Rancangan penelitian yang di lemak, karbohidrat, dan daya cerna
gunakan adalah rancangan acak lengkap energi. Rumus perhitungan daya cerna
faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama nutrient (apparent digestibility / AD)
adalah kadar protein berbeda yaitu 36%, menurut Takeuchi (1988) adalah sebagai
42% dan 48%, dan faktor kedua adalah berikut:
kadar lemak berbeda yaitu 9% dan 18%, AD (%) =
sehingga didapatkan 6 perlakuan, masing-
100 100 x
%Cr2 O3 pakan x %nutrient feses
masing (A= protein 36%: lemak 9%; B=
%Cr2 O3 feses x %nutrient pakan
protein 42%: lemak 9%; C= protein 48%: Sehingga untuk menghitung daya cerna
lemak 9%; D= protein 36%: lemak 18%; protein, lemak, karbohidrat dan daya
E= protein 42%: lemak 18%; F= protein cerna energi yaitu dengan rumus sebagai
48%: lemak 18%). Setiap perlakuan berikut:
diulang sebanyak 3 kali. Komposisi a. Daya cerna protein
pakan disajikan pada Tabel 1. Analisa DP =
komposisi proksimat pakan meliputi %Cr2 O3 pakan x % protein feses
100 100 x
analisis kadar air dan kadar abu, protein,
lemak dilakukan menurut metode AOAC %Cr2 O3 feses x % protein pakan
(1990).
Pakan uji yang digunakan dalam b. Daya cerna lemak
bentuk pelet kering dengan diameter 4,2 DL =
mm. Pemberian pakan ini dilakukan 2 kali %Cr2 O3 pakan x %lemak feses
100 100 x
setiap harinya yaitu pada pukul 08.00 %Cr2O3 feses x %lemak pakan
WITA dan 15.00 WITA. Pemberian
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Desember 2013 313
Kecernaan Nutrien Pakan dengan…
314 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt52
Marzuqi dan Anjusary
Tabel 2. Data nilai rata-rata kecernaan nutrien pada juvenil ikan kerapu pasir
(Epinephelus corallicola).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Desember 2013 315
Kecernaan Nutrien Pakan dengan…
96,5
2
y = -0,0165x + 1,4308x + 65,08
Lemak 18 P36L9 P42L9
96 P48L9 P36L18
94
y = -0,175x + 101,87
93,5 Lemak 9
93
30 36 42 48 54
Protein (%)
Gambar 1. Hubungan antara persentase protein dan lemak terhadap nilai kecernaan
protein pada juvenil ikan kerapu pasir (Epinephelus corallicola)
316 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt52
Marzuqi dan Anjusary
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Desember 2013 317
Kecernaan Nutrien Pakan dengan…
persentase lemak dan interaksi antara sumber energi daripada ikan omnivora
keduanya. Hubungan antara persentase (pemakan segalanya) atau herbivora
protein dan lemak yang berbeda terhadap (pemakan tumbuhan) (Buwono, 2000).
nilai kecernaan lemak pada juvenil ikan Dijelaskan pula oleh Laining et al. (2003)
kerapu pasir dapat dilihat pada Gambar 2. bahwa ikan kerapu bebek memerlukan
Nilai kecernaan lemak tertinggi lemak dalam pakannya antara 9%-11%.
diperoleh pada perlakuan pakan E pada Menurut Jauhari (1990) menyatakan
kadar protein 42% dan lemak 18% dengan bahwa lemak dan karbohidrat merupakan
nilai 97,17%. Nilai kecernaan lemak sumber energi alternatif untuk memenuhi
menurun pada perlakuan pakan A (36%), kebutuhan metabolik dengan tujuan untuk
B (42%) dan C (48%) karena adanya menghemat energi.
penurunan jumlah pemberian lemak pada Selanjutnya pada Tabel 2
perlakuan tersebut menjadi 9%. Menurut menunjukkan bahwa pada tingkat
Wiramiharja et al. (2007), lemak berperan kecernaan lemak yang tinggi mengha-
penting sebagai sumber energi terutama silkan kecernaan protein yang tinggi pula,
sebagai asam lemak essensial dalam begitupun sebaliknya. Hal ini dapat terjadi
pakan ikan budidaya terutama untuk ikan karena asam lemak yang ada pada lemak
karnivora di mana keberadaan karbohidrat yang digunakan dapat memberikan
sebagai sumber energi rendah sedangkan kontribusi pada metabolisme ikan,
ikan membutuhkan pakan dengan kadar sehingga mempengaruhi tingkat kecer-
protein tinggi. Karena keberadaan naan dari protein. Menurut penelitian
karbohidrat sebagai energi rendah, maka Palinggi et al. (2002), ikan kuwe yang
beberapa bagian protein digunakan dipelihara dengan pakan yang mengan-
sebagai sumber energi. dung sumber lemak, asam lemak yang
Lemak memiliki kandungan dibutuhkan ikan kuwe dapat memberikan
energi yang paling besar bila kontribusi pada fungsi metabolismenya,
dibandingkan dengan protein dan akibatnya mempengaruhi tingkat
karbohidrat. Umumnya, ikan dapat kecernaan dari protein. Salah satu fungsi
mencerna dan memanfaatkan lemak lebih protein yaitu sebagai sumber energi
efisien dibanding hewan darat. Ikan sepenuhnya telah terpenuhi melalui lemak
karnivora (pemakan daging) lebih efisien yang ada.
dalam memanfaatkan lemak sebagai
98
97,5 y = -0,025x2 + 2,1283x + 51,88
P36L9 P42L9
Daya Cerna Lemak (%)
97 P48L9 P36L18
96,5 Lemak 18 P42L18 P48L18
96 Lemak 9 Lemak 18
95,5 Protein dalam lemak 9% Protein dalam lemak 18%
95 Lemak 9
94,5 y = -0,19x + 102,64
94
93,5
93
92,5
30 36 42 48 54
Protein (%)
Gambar 2. Hubungan antara persentase protein dan lemak terhadap nilai kecernaan
lemak pada juvenil ikan kerapu pasir (Epinephelus corallicola).
318 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt52
Marzuqi dan Anjusary
Secara umum, nilai kecernaan 89,89% dari pakan A (36, 9). Setelah
lemak tinggi yaitu sekitar 93,46%- kadar protein dan lemak dinaikkan pada
96,78%. Nilai kecernaan lemak yang perlakuan pakan B (42, 9), pakan C (48,
tinggi membuktikan bahwa konsumsi ikan 9), pakan D (36, 18), pakan E (42, 18) dan
terhadap lemak juga tinggi. Nilai pakan F (48, 18), nilai kecernaan ikan
koefisien kecernaan lemak tergantung terhadap karbohidrat menurun. Hal ini
pada sumber lemak, dan nilainya akan mungkin karena sumber karbohidrat yang
menurun bila titik cair lemak meningkat berupa dextrin, penggunaannya dalam
(Usman et al., 2003). formulasi dan pembuatan pakan dikurangi
Berdasarkan Tabel 2 di atas pada setiap perlakuan. Jumlah pemberian
dilakukan uji statistik sehingga dextrin (karbohidrat) berkurang pada
didapatkan hasil bahwa perbedaan setiap perlakuan dengan penambahan
persentase protein dan persentase lemak kadar protein dan kadar lemak (Tabel 2).
berpengaruh nyata (P< 0,05) terhadap Penurunan nilai kecernaan karbohidrat
nilai kecernaan karbohidrat pada juvenil juga disebabkan pula oleh adanya
ikan kerapu pasir. Pengaruh yang berbeda penggunaan filler yang berupa avisel
nyata ini terlihat pada pemberian (alfa-selulosa) dalam formulasi tersebut.
persentase protein, persentase lemak dan Banyak jenis ikan yang tak memiliki
interaksi antara keduanya. Hubungan enzim selulose yang dapat mencernakan
antara persentase protein dan lemak yang selulosa. Oleh karena itu, serat biasanya
berbeda terhadap nilai kecernaan digolongkan sebagai bahan bukan sumber
karbohidrat pada juvenil ikan kerapu pasir energi. Nilai rata-rata nilai kecernaan
dapat dilihat pada Gambar 3. karbohidrat pada perlakuan lemak 18%
Dalam penelitian ini digunakan lebih rendah dari perlakuan lemak 9%
sumber karbohidrat yang berupa dextrin. dikarenakan pada perlakuan lemak 18%,
Nilai kecernaan karbohidrat berkisar rata-rata nilai pemberian avisel semakin
antara 38,47-89,89% %. Menurut tinggi. Menurut Buwono (2000),
penelitian Usman et al. (2003), nilai kandungan serat kasar dalam ransum
koefisien kecernaan dextrin berkisar pakan tidak boleh terlalu banyak/tinggi
antara 82,84-95,56%. Berdasarkan Tabel karena justru dapat mengganggu daya
2 di atas, untuk nilai kecernaan cerna dan daya serap dalam sistem
karbohidrat didapatkan hasil bahwa pencernaan pada ikan.
perlakuan tertinggi diperoleh sebesar
100 y = -1,05x + 128,01
Lemak 9
90
P36L9 P42L9
Daya Cerna Karbohidrat (%)
80
P48L9 P36L18
70
P42L18 P48L18
60
Lemak 9 Lemak 18
50
y = -2,75x + 166,62 Protein dalam lemak 9% Protein dalam lemak 18%
40
30 Lemak 18
20
10
0
30 36 42 48 54
Protein (%)
Gambar 3. Hubungan antara persentase protein dan lemak terhadap nilai kecernaan
karbohidrat pada juvenil ikan kerapu pasir (Epinephelus corallicola).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Desember 2013 319
Kecernaan Nutrien Pakan dengan…
Penurunan nilai daya cerna juga persentase protein dan lemak yang
dapat disebabkan karena jenis sumber berbeda terhadap nilai kecernaan energi
karbohidrat yang digunakan. Seperti pada juvenil ikan kerapu pasir dapat
dijelaskan oleh Shimeno (1974) bahwa dilihat pada Gambar 4.
ikan karnivora umumnya memiliki Dari Tabel 2 dapat terlihat bahwa
aktivitas enzim pencernaan yang rendah. nilai kecernaan energi tertinggi diperoleh
Hal ini menyebabkan tingkat kecernaan pada perlakuan pakan A dengan
pakan yang mengandung pati sangat penambahan protein 36% dan lemak 9%
rendah. Proses yang sama juga terjadi yaitu sebesar 93,51%. Nilai kecernaan
pada pakan yang mengandung dextrin dan menurun pada pakan B dengan
sukrosa. Sehingga secara otomatis tingkat penambahan protein 42% dan lemak 9%
kecernaan ikan terhadap karbohidrat kecil yaitu sebesar 92,28%. Pada pakan C
dan semakin menurun seiring adanya dengan penambahan protein 48% dan
penurunan jumlah dextrin (karbohidrat) lemak 9%, nilai kecernaan menurun
yang digunakan. Selain itu, kemampuan kembali menjadi 90,56%. Pada perlakuan
ikan untuk memanfaatkan karbohidrat lemak 18%, hal serupa tidak terjadi.
tergantung pada kemampuannya dalam Pengurangan nilai daya cerna energi ini
menghasilkan enzim amilase (pemecah diduga disebabkan adanya kebutuhan
karbohidrat). Karbohidrat diserap oleh energi yang tinggi sedangkan kebutuhan
jaringan tubuh terutama dalam bentuk protein untuk pertumbuhan juga tinggi.
glukosa, yang berfungsi dalam Menurut Widyatmoko (2007), ikan
metabolisme yaitu sebagai sumber energi, kerapu membutuhkan makanan yang
sebagai cadangan energi yang ditimbun mengandung protein dan energi yang
dalam bentuk glikogen, dan untuk diubah tinggi. Pada pakan A (36%) dengan kadar
menjadi trigliserida maupun asam-asam protein paling rendah di antara pakan B
amino non esensial. Umumnya, ikan (42%) dan C (48%) dengan kadar lemak
menyimpan pati dalam bentuk α-amilase 9%, mempunyai kebutuhan protein yang
(Buwono, 2000). sama untuk aktivitas dan pertumbuhan,
Menurut Shiau and Lan (1996) namun protein yang tersedia paling
bahwa kebutuhan kandungan karbohidrat rendah, sehingga pemanfaatan energi
pakan berbeda-beda untuk setiap menjadi tinggi dan harus disuplai dari
kelompok ukuran dan spesies ikan. karbohidrat dan lemak. Pada perlakuan
Suwirya et al. (2002) melaporkan bahwa pakan D (36%), E (42%) dan F (48%)
yuwana ikan kerapu bebek akan tumbuh meskipun kadar lemak lebih tinggi yaitu
dengan baik apabila diberikan pakan sebesar 18%, namun pada perlakuan ini
dengan kadar karbohidrat sekitar 8,21%- terjadi penurunan yang nyata terhadap
28,68% dengan kadar optimumnya adalah jumlah dextrin (karbohidrat) yang
15,66%. diberikan dan merupakan sumber energi
Berdasarkan Tabel 2 di atas yang termasuk dalam karbohidrat.
dilanjutkan dengan uji statistik sehingga Jumlah energi yang diperlukan
didapatkan hasil bahwa perbedaan bagi pertumbuhan dan pemeliharaan
persentase protein dan persentase lemak (maintenance), dipengaruhi oleh beberapa
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai faktor, antara lain spesies ikan, umur ikan,
kecernaan energi pada juvenil ikan kerapu komposisi ransum, tingkat reproduksi dan
pasir. Pengaruh nyata ini terlihat pada tingkat metabolisme standar (Buwono,
pemberian persentase protein, dan 2000). Menurut Indriani (2008), nilai
interaksi antara penambahan persentase daya cerna energi pada ikan kerapu pasir
protein dan lemak. Hubungan antara dengan pemberian substitusi PST (protein
320 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt52
Marzuqi dan Anjusary
Lemak 9 Lemak 18
93 Lemak 18
Protein dalam lemak 9% Protein dalam lemak 18%
92
y = -0,0156x 2 + 1,2867x + 65,91
91
90
89
30 36 42 48 54
Protein (% )
Gambar 4. Hubungan antara persentase protein dan lemak terhadap nilai kecernaan
energi pada juvenil ikan kerapu pasir (Epinephelus corallicola).
sel tunggal) yaitu berkisar antara 85,80- kecernaan lemak sebesar 95,75%, nilai
92,08%. kecernaan karbohidrat sebesar 89,89%
Pada penelitian ini, secara umum dan nilai kecernaan energi sebesar
nilai kecernaan energi pada ikan tinggi 93,51%.
yaitu sekitar 90,56%-93,51%. Hal ini
dikarenakan, perlakuan pakan UCAPAN TERIMA KASIH
menggunakan penambahan protein dan
lemak yang merupakan sumber energi Terima kasih disampaikan kepada
selain karbohidrat yang dibutuhkan oleh Bapak Sumardi, Bapak Sar’i, Bapak
ikan. Menurut Palinggi et al. (2002), Darsudi, Ibu Ayu Kenak dan Ibu Ari
lemak merupakan sumber energi yang Arsini atas peran sertanya dalam
potensial dan mudah dicerna, sebagai membantu dan mendukung penelitian ini
pembawa vitamin yang terlarut, khususnya analisis pakan dan
komponen membran sel yang menguatkan pemeliharaan ikan sampai penelitian ini
ketahanan membran, dan meningkatkan terlaksana dengan baik.
absorbsi nutrien.
DAFTAR PUSTAKA
IV. KESIMPULAN
Afrianto, E., dan E. Liviawaty. 2005.
Interaksi persentase protein dan Pakan ikan. Kanisius. Yogyakarta.
lemak yang berbada dalam pakan 148hlm.
memberikan pengaruh nyata terhadap Amalia, R., Subandiyono, and E. Arini.
nilai kecernaan protein, nilai kecernaan 2013. The effect of papain on
lemak, nilai kecernaan karbohidrat dan dietary protein utility and growth
nilai kecernaan energi pada juvenil ikan of african catfish (Clarias
kerapu pasir. Secara umum penggunaan gariepinus). J. Aquaculture Mana-
pakan dengan kandungan protein 36% gement and Technology, 2(1):136-
dan lemak 9% menghasilkan nilai 143.
kecernaan yang baik. Nilai kecernaan
protein yaitu sebesar 94,98%, nilai
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Desember 2013 321
Kecernaan Nutrien Pakan dengan…
322 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt52
Marzuqi dan Anjusary
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Desember 2013 323
324