Professional Documents
Culture Documents
UTS Ratna Tiarasani Perpajakan (A1A121080)
UTS Ratna Tiarasani Perpajakan (A1A121080)
Nim : A1A121080
Kelas : R-002/B
Prodi : Pemdidikan Ekonomi
UTS : Perpajakan
Dosen : Nurmala Sari S.Pd, M.Pd
1. Saya memilih soal pada apcion a dan b dengan jawaban sebagai berikut :
b. Jelaskan pengertian pajak dan bagaimana system pemungutan pajak yang berlaku di
Indonesia?
Jawaban :
Sistem pemungutan pajak sendiri telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994
yang membahas dan mengatur segala hal yang berkaitan dengan subjek dan objek pajak.
Indonesia mempunyai 3 (tiga) sistem pemungutan pajak yang berlaku. Berikut ketiga sistem
tersebut beserta ciri-cirinya:
1. Self-Assessment System
Sistem perpajakan ini yang digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus
dibayar oleh wajib pajak yang bersangkutan. Dalam artian lain bahwa Wajib Pajak adalah pihak
yang berperan aktif dalam menghitung, membayar dan melaporkan pajak kepada kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau sistem administrasi online yang dibentuk oleh pemerintah. Dalam
hal ini pemerintah berperan untuk mengawasi wajib pajak Ciri-ciri dari sistem pemungutan
pajak self-assessment adalah:
a. Wajib Pajak menentukan besaran pajak terutang
b. Wajib Pajak berperan aktif dalam menyelesaikan kewajiban perpajakannya
(perhitungan, pembayaran, dan pelaporan); serta
c. Pemerintah tidak ikut campur dan hanya
2. Official Assessment System
Sistem pemungutan pajak ini yang memungkinkan pihak berwenang untuk dengan bebas
menentukan jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada otoritas pajak atau pemungut pajak.
Dalam sistem pemungutan pajak ini biasanya wajib pajak bersifat pasif dan hutang pajak hanya
dapat digunakan setelah otoritas pajak mengeluarkan surat ketetapan pajaknya. Sistem
pemungutan pajak ini biasanya dapat diterapkan pada penyelesaian Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) atau jenis pajak daerah lainnya. Ciri-ciri dari sistem pemungutan pajak official
assessment adalah:
a. Petugas pajak berwenang menghitung dan memungut besaran pajak terutang; Wajib
Pajak berperan pasif;
b. Besaran pajak akan diketahui oleh Wajib Pajak setelah petugas pajak melakukan
perhitungan dan menerbitkan SKP; serta
c. Pemerintah memiliki hak penuh pada saat menentukan besaran pajak yang perlu
dibayarkan.
3. Withholding Assessment System
Sistem pemungutan pajak ini memberikan pengertian bahwa besarnya pajak akan
dihitung oleh pihak ketiga yang bukan wajib pajak atau petugas pajak. Contoh dari sistem ini
adalah pemotongan penghasilan pegawai oleh bendahara instansi, sehingga pegawai tidak
perlu lagi ke kantor pajak untuk membayar pajaknya.
Ciri-ciri dari sistem pemungutan pajak withholding assessment adalah:
a. Wajib Pajak dan pemerintah tidak berperan aktif dalam menghitung besaran pajak;
b. Pihak ketiga berwenang menentukan besarnya pajak terutang; serta
c. Menerbitkan bukti potong/pungut bagi Wajib Pajak yang telah melunasi pajak terutang.
c. Berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia regulasinya telah
diatur melalui UU Perpajakan. Terdapat sanksi yang akan dikenakan bagi setia pelanggaran
atau kelalaian yang dilakukan Wajib Pajak, namun faktanya masih ditemukan hambatan
pemungutan pajak, baik perlawanan secara aktif maupun pasif. Menurut pendapat Anda apa
penyebabnya dan Apa saran bagi pemerintah untuk mengatasi hambatan tersebut?
Jawaban :
Ada beberapa hambatan-hambatan dalam pemungutan pajak antara lain :
a. Perlawanan pasif.
Perlawanan yang dilakukan berupa keengganan wajib pajak membayar pajak.
Keengganan ini dipicu oleh beberapa alasan, misalnya perkembangan intelektual dan moral
wajib pajak. Kurangnya edukasi terkait pajak membuat masyarakat kurang menyadari arti
pentingnya membayar pajak, sehingga mereka enggan membayar pajak. Demikian pula
pengelolaan pajak, maraknya korupsi, penegakan hukum yang lemah memberikan
perkembangan kurang baik bagi pertumbuhan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak.
b. Perlawanan aktif.
Perlawanan ini memiliki dua bentuk yang disebut tax avoidance dan tax evasion.
1. Tax avoidance digunakan untuk menyebut upaya-upaya menghindari pajak tanpa
melanggar hukum.
2. Tax evasion merupakan upaya menghindari pajak dengan cara-cara melanggar hukum
atau ilegal.
2. Pak Rahmat seorang karyawan tetap di Perusahaan PT. Tamat Tepat Waktu
memperoleh penghasilan setiap bulan sebesar Rp. 6.500.000. Pada bulan Juni selain
memperoleh gaji, beliau memperoleh pengahasilan tambahan berupa lembur sebesar
Rp. 1.500.000. PT. Tamat Tepat Waktu mengikutsertakan setiap karyawan dalam
program Kecelakan kerja dan kematian masing-masing 2% dan 1,5%. Pak Rahmat juga
membayar iuran pensiun setiap bulan sebesar Rp.100.000. Pak Ramat telah menikah
dan belum mempunyai anak. Berapakah besar PPh pasal 21 terutang Pak Rahmat bulan
Juni?
Jawaban :
Jadi, berdasarkan table perhitungan Pph Pasal 21 diatas dapat disimpulkan bahwa besar Pph pasal 21
terutang Pak Rahmat pada bulan juni adalah sebesar = Rp. 142.056
3. Charles adalah seorang pekerja lepas (freelancer) yang melakukan jasa perawatan
jaringan listrik kepada PT Abadi dengan imbalan Rp 7.500.000,- Berapakah besaran
potongan Pajak Penghasilan (PPh) yang dikenakan kepada Charles yang tidak memiliki
NPWP?
Jawaban :
Besarnya PPh Pasal 21 yang terutang :
5% x 50% x Rp. 7.500.000 = Rp. 187.500
Dalam hal ini Charles tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang menjadi:
120% x 5% x 50% x Rp. 7.500.000 = Rp. 225.000
Jadi, besaran potongan Pajak penghasilan Charles adalah sebesar : Rp. 225.000,00
4. PT Dragon adalah perusahaan eksportir belerang (sesuai Lampiran PMK Nomor
110/PMK.010/2018). Perusahaan tersebut melakukan ekspor belerang sebesar Rp
500.000.000. Berapakah besar PPh 22 ekspor terutang PT Dragon?
Jawaban:
Diketahui:
Barang tambang batubara, mineral logam dan mineral bukan logam dikenakan PPh Ekspor dengan tarif
sebesar 1,5% (satu koma lima persen) dari nilai ekspor.
Maka;
Belerang dari segala jenis, selain belerang sublimasi, belerang hasil endapan dan belerang koloidal
terkena tarif 1.5%
Penyelesaian ;
Jadi, besar PPh 22 ekspor terutang PT. Dragon adalah sebesar Rp. 7.500.000,00