(Process Costing) KLMPK 4 Ak - Biaya

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

AKUNTANSI BIAYA

PROCESS COSTING

Oleh :
KELOMPOK 4
“E” AKUNTANSI MALAM

1. Komang Anjeli (1902622010295 / 04)


2. Ni Luh Meita Puspita (1902622010297 / 06)
3. Putu Ade Ananda Ferdiana (1902622010300 / 09)
4. Meita Risma Cahyani (1902622010304 / 13)
5. Ni Komang Yuni Sri Susanti (1902622010305 / 14)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
PRODI AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2019

1
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat beliau, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Process Costing”. Makalah ini ditulis guna untuk membantu pembaca
mengetahui pentingnya materi Process Costing.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila
terdapat kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya
kepada Bapak I Kadek Apriada, SE., M.Si selaku dosen Akuntansi Biaya kami
yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat atapun inspirasi bagi pembaca. Terimakasih.

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ..... .................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan karakterisik Process Costing ........................................ 8


2.2 Situasi organisasi di mana sistem Process Costing
tepat untuk diaplikasikan ........................................................................ 8

2.3 Menghitung Jumlah Unit Ekuivalen dengan Metode Rata-Rata


Tertimbang………………………………………………………...……9
2.4 Pehitungan Laporan Biaya Produksi Metode
Rata-Rata Tertimbang…………………………………………………10
2.5 Menghitung Jumlah Unit Ekuivalen dengan
Metode FIFO……………………………………………..………..….13
2.6 Pehitungan Biaya Produksi Metode FIFO…………………………...14
2.7 Ayat Jurnal Pencatatan Akuntansi…………………………………...15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 17


3.2 Saran . .................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu manajemen khususnya pada konteks akuntasi biaya terkhusus
lagi pada sistem perhitungan biaya berdasarkan proses yang sangat dibutuhkan
dalam konsep perusahaan. Tapi, yang menjadi pertanyaanya kemudian
bagaimanakah subtansi dari process costing tersebut. Hal ini memang agak sulit
untuk kita pahami karena process costing ini memerlukan banyak referensi dan
juga wawasan yang luas dan pengalaman yang cukup banyak itu kemudian di
implementasikan. Oleh karena itulah masalah tersebut akan di bahas didalam
makalah ini. Dalam kebanyakan bisnis manufaktur, biaya produksi
dipertanggung-jawabkan menggunakan salah satu dari dua jenis system akumulasi
biaya: pertama, sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order cost
system) dan kedua, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process cost
system). Pada umumnya, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses lebih
ekonomis daripada sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Sebaliknya,
sistem perhitungan biaya berdasarkan proses hanya dapat digunakan apabila yang
diproduksi dalam satu departemen atau pusat biaya adalah produk sejenis atau
homogen.

Untuk menetapkan biaya ke produk, banyak perusahaan menggunakan


sistem kalkulasi biaya pesanan, kalkulasi biaya proses, atau kalkulasi biaya
operasi. Manajemen berdasarkan kegiatan (activity based management) dapat
digabungkan dengan sistem kalkulasi biaya produk tersebut. Suatu batch, kontrak,
atau pesanan menyerap biaya dengan menggunakan sistem pesanan pekerjaan (job
order). Bahan langsung dari tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan setiap
pekerjaan diidentifikasi dan diakumulasi pada kartu biaya pesanan. Karena
sumber daya overhead pabrik biasanya tidak dapat ditelusuri pada suatu pekerjaan
tertentu, overhead ditetapkan atas dasar hubungan sebab akibat.

Kalkulasi biaya proses mengakumulasi biaya per departemen untuk suatu


periode waktu dan mengalokasikan biaya tersebut diantara produk yang diproses
selama periode berjalan. Kalkulasi biaya proses mengetahui biaya
setiap job (pekerjaan) lebih besar daripada biaya tambahan yang dikeluarkan jika
menggunakan sistem kalkulasi biaya pesanan. Suatu perusahaan mungkin
menemukan bahwa gabungan sistem kalkulasi biaya proses dan kalkulasi biaya
pesanan adalah sistem yang paling baik dalam memenuhi kebutuhan; sistem
seperti ini adalah sistem kalkulasi biaya operasi. Baik organisasi jasa maupun
manufaktur harus memilih sistem yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan
mereka masing-masing.

4
Dalam memutuskan apakah akan menggunakan kalkulasi biaya proses,
kalkulasi biaya pesanan, atau kalkulasi biaya operasi, akuntan harus mempelajari
sifat operasi manufaktur perusahaan. Kalkulasi biaya proses mengakumulasi biaya
periode tertentu dalam setiap departemen. Pendekatan ini berbeda dengan
kalkulasi biaya pesanan dimana job menjadi titik penting dalam penetapan biaya.
Kalkulasi biaya proses dapat disesuaikan untuk perusahaan dengan operasi
perakitan lini, dimana terjadi arus produk yang berkesinambungan. Kalkulasi
biaya operasi menjadi lebih tepat jika bahan langsung dapat dialokasikan secara
khusus pada batch-batch dan biaya konversi dapat diterapkan pada semua unit
fisik yang melalui operasi tersebut.

Metode rata-rata tertimbang dan FIFO merupakan dua pendekatan untuk


menangani persediaan awal dalam kalkulasi biaya proses. Kalkulasi biaya FIFO
menunjukkan unit persediaan awal yang terpisah dari biaya yang dibebankan pada
unit yang dimulai dan diselesaikan dalam suatu periode. Perhitungan unit
ekuivalen dalam dua metode ini berbeda karena perlakuan terhadap persediaan
awal. Dengan menggunakan manufaktur JIT, akuntan dapat mengabaikan
kalkulasi unit ekuivalen secara keseluruhan karena terdapat sedikit atau tidak
sama sekali barang dalam proses akibat pengurangan waktu tenggang. Akibat
pengurangan yang subtansial atas tingkat persediaan barang dalam proses dan
barang jadi, kebutuhan untuk mengalokasikan biaya secara terpisah ke persediaan
akhir menjadi berkurang. Sistem JIT membebankan biaya tenaga kerja langsung
dan overhead pabrik ke harga pokok penjualan secara langsung dan bukan ke
barang dalam proses dan barang jadi. Pengurangan yang subtansial atas biaya
akuntansi mengabaikan penurunan marjinal dalam keakuratan biaya produk
perusahaan.

Kalkulasi biaya pesanan mungkin menjadi kurang berguna dalam


penetapan yang terotomasi, karena lot menjadi sangat kecil untuk memperoleh
pesanan pekerjaan (job order) yang unik pada setiap lot. Selain itu, perusahaan
juga kurang menyukai pembuatan barang secara besar-besaran untuk persediaan,
Sistem kalkulasi biaya job dan lot memudahkan pendekatan kalkulasi biaya proses
dan operasi dalam manufaktur yang fleksibel.

Setelah barang melewati operasi manufaktur, akuntan menghitung biaya


per unit produk untuk menentukan nilai persediaan. Variabel yang berbeda
menyulitkan penentuan biaya produk dalam proses ini. Sebagai contoh,
penambahan bahan dapat menyebabkan kenaikan biaya per unit atau unit yang
dipertanggung-jawabkan. Adalah lebih sederhana jika bahan yang ditambahkan
tidak meningkatkan unit terkait. Kenaikan unit yang dipertanggung-jawabkan
yang berasal dari penambahan bahan mengharuskan kita menghitung kembali

5
biaya per unit departemen sebelumnya untuk menyebarkan biaya ini kepada unit
yang bertambah itu.

Perusahaan mengalami kehilangan unit dalam pemrosesan karena factor-


faktor yang tidak dapat dikendalikan, seperti pendiutan atau penguapan.
Manajemen harus menentukan batas toleransi normal untuk kehilangan yang
diperkirakan. Setiap kehilangan yang melebihi batas tersebut merupakan
kehilangan unit yang abnormal. Kalkulasi unit ekuivalen memasukkan unit yang
hilang sehingga kehilangan unit itu akan menanggung biaya. Biaya kehilangan
unit yang abnormal merupakan biaya periode. Titik dimana inspeksi terjadi dan
unit yang hilang terdeteksi, menentukan apakah baik persediaan akhir maupun
unit yang ditransfer atau hanya unit yang ditransfer yang akan menerima biaya
dari kehilangan unit yang normal. Metode ini menunjukkan biaya unit yang hilang
memberikan insetif kepada manajemen agar lebih mengusahakan cara untuk
mencegah kehilangan. Penggunaan konsep kerusakan nol yang meningkat juga
mengurangi terjadinya kehilangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa karakteristik sistem pembenaan biaya produksi?

2. Bagaimana situasi-situasi organisasi dimana system process costing


tepat untuk diaplikasikan?

3. Bagaimana cara menghitung jumlah unit ekuivalen dengan metode rata-


rata pertimbangan?

4. Baagaimana cara melakukan perhitungan laporan biaya produksi


metode rata-rata tertimbang?

5. Bagaimana menghitung jumlah unit ekuivalen dengan metoda FIFO?

6. Bagaimana cara melakukan perhitungan biaya produksi metode FIFO?

7. Bagaimana ayat jurnal pencatatan akuntansi?

6
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengetahui karakteristik sistem pembenaan biaya
produksi

2. Agar Pembaca mengetahui situasi-situasi organisasi dimana system


process costing tepat untuk diaplikasikan

3. Agar pembaca mengetahui cara menghitung jumlah unit ekuivalen


dengan metode rata-rata pertimbangan

4. Agar pembaca mengetahui cara melakukan perhitungan laporan biaya


produksi metode rata-rata tertimbang

5. Agar pembaca menghitung jumlah unit ekuivalen dengan metoda FIFO

6. Agar pembaca mengetahui cara melakukan perhitungan biaya produksi


metode FIFO

7. Agar pembaca mengetahui ayat jurnal pencatatan akuntansi

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan karakterisik Process Costing


Pengertian sistem perhitungan biaya berdasarkan proses merupakan sebuah
sistem yang membebankan biaya yang terjadi ketika proses pembuatan barang
berdasarkan bagian dalam perusahaan yang terlibat yaitu departemen. Karateristik
sistem ini akan memberikan perhitungan biaya yang dihasilkan berdasarkan
proses produksi perdepartemen baik produk jadi atau produk setengah jadi.
Adapun ciri-ciri atau karatersitik sistem perhitungan biaya berdasarkan proses
atau Proses Costing sebagai berikut ini.
1. Proses Produksi bersifat berkelanjutan atau massal
2. Perhitungan total biaya dilakukan pada akhir periode
3. Biaya akan diakumulasikan per departeman yang melaksanakan proses
produksi hingga produk jadi.
4. Laporan biaya produksi akan dibuat pada setiap departemen sehingga
depatteman akan mempertanggungjawabkan semua biaya yang telah
terjadi.

2.2 Situasi organisasi di mana sistem Process Costing tepat untuk


diaplikasikan
Process costing merupakan metode untuk menghitung biaya produksi massal
dari suatu barang atau jasa. Satu contoh, bank menyediakan jumlah deposit yang
sama untuk tiap konsumen. Dalam hal ini, bank menyediakan banyak produk dan
menjualnya secara seimbang pada semua konsumen. Perhitungan process costing
melibatkan akumulasi biaya dari proses produksi panjang yang berkaitan dengan
produk secara langsung. Dari contoh bank sebelumnya, dalam tiap menerima
deposit bank pasti butuh uang sebagai ongkos untuk menjalankan proses, juga
untuk menggaji karyawan. Semua ongkos produksi yang sudah dikeluarkan
kemudian dijumlah lalu dibagi dengan total unit produk yang sudah dibuat untuk
menentukan biaya per unit. Biaya kemudian diakumulasi oleh setiap tingkatan

8
departemen, sebelum akhirnya dijadikan salah satu materi laporan keuangan
tahunan.
Dalam process costing, proses merujuk pada tahapan terpisah dari produksi
yang dilakukan untuk mengubah material dasar hingga menjadi bentuk lain.
Process costing umumnya diterapkan pada perusahaan yang membuat produk
identik dalam jumlah banyak. Tahapan proses produksi yang dimaksud bisa
berupa apapun, misalnya secara paralel, berurutan, atau terpisah. Hasil proses
pertama akan menjadi awal dari proses berikutnya, dan proses terakhir akan
menghasilkan produk jadi. Karena memiliki proses berbeda, maka tiap proses
dihitung secara parsial.
Secara umum, process costing lebih tepat diterapkan untuk perusahaan
dengan produksi skala besar yang memproduksi barang hingga beberapa
tingkatan. Beberapa contoh industri semacam ini yaitu industri baja, sabun, cat,
kertas, minuman, juga lainnya.

2.3 Menghitung Jumlah Unit Ekuivalen dengan Metode Rata-Rata


Tertimbang
Dalam metode rata-rata tertimbang, semua biaya dalam menghitung biaya
satuan, termasuk biaya yang terjadi selama periode berjalan dan biaya yang
dikeluarkan pada periode sebelumnya yang ditampilkan sebagai persediaan
barang dalam proses awal periode berjalan. Dalam periode ini, metode biaya
sebelumnya dan biaya periode saat ini dirata-ratakan untuk menghasilkan nilai
rata rata tertimbang.
Unit ekuivalen Unit yang ditransfer ke departemen Unit ekuivalen dalam persediaan
Produksi = berikutnya atau barang jadi + akhir barang dalam proses

Contoh:
Departemen Pemotongan dan Penggilingan di Perusahaan Double Diamond.
Departemen ini menggunakan mesin yang berkomputer untuk membentuk inti
kayu dan lembaran logam yang akan digunakan sebagai kerangka sepatu ski.
Aktivitas berikut terjadi di departemen tersebut pada bulan Mei.

9
Persentase Penyelesaian
Unit Bahan Konversi
Barang Dalam Proses, 1 Mei 200 55% 30%
Jumlah unit yang masuk selama bulan Mei 5.000
Unit yang diselesaikan selama bulan Mei 4.800 100%* 100%*
dan dikirimkan ke departemen berikutnya
Barang dalam Proses, 31Mei 400 40% 25%
*selalu diasumsikan bahwa unit yang ditransfer telah selesai 100%

Bahan Konversi
*
Unit yang ditransfer ke dept berikutnya 4.800 4.800
Barang Dalam Proses, 31 Mei:
160
400 unit x 40%
400 unit x 25% 100

Unit ekuivalen produksi 4.960 4.900


Perhitungan unit ekuivalen produksi:

Biaya konversi terdiri dari biaya tenaga kerja langsung ditambah biaya overhead
pabrik.

2.4 Pehitungan Laporan Biaya Produksi Metode Rata-Rata


Tertimbang
Data Double Diamond Skis

Departemen Pemotongan dan


Penggilingan
Barang dalam proses, awal:
Unit yang masih dalam proses 200
Tingkat penyelesaian bahan 55%
Tingkat penyelesaian konversi 30%
Biaya persediaan awal:

10
Biaya bahan $9.600
Biaya konversi $5.575
Total biaya dalam proses $15.175
Unit yang masuk ke produksi selama Mei 5.000
Unit selesai & ditransfer ke dept. berikutnya 4.800
Biaya ditambahkan ke produksi selama Mei
Biaya bahan $368.600
Biaya konversi $350.900
Total biaya ditambahkan ke dept. tersebut $719.500
Barang dalam proses, akhir
Unit yang masih dalam proses 400
Tingkat penyelesaian bahan 40%
Tingkat penyelesaian konversi 25%

Tahap 1: Skedul Kuantitas & Unit Ekuivalen

Skedul

Kuantitas
Unit diperhitungkan untuk:
BDP, 1 Mei (55% bahan; 30% konversi) 200
Masuk ke produksi 5.000
Total unit 5.200 Unit Ekuivalen

Bahan Konversi
Unit produksi dihitung sbb:
Dikirimkan ke departemen berikutnya 4.800 4.800 4.800
BDP, 31 Mei (40%
bahan;25% konversi) 400 160* 100**
Total unit dan unit ekuivalen produksi 5.200 4.960 4.900

11
Tahap 2: Biaya per Unit Ekuivalen

Total Biaya Bahan Konversi Unit Total


Perhitungan Biaya:
BDP, 1 Mei $15.175 $9.600 $5.575
(+) Biaya di

Dept.Pemotongan & Penggilingan $719.500 $368.600 $350.900


Total biaya (a) $734.675 $378.200 $356.475
Unit ekuivalen produksi (b) 4.960 4.900
Biaya per unit ekuivalen
$76,25 + $72,75 = $149,00
(a): (b)

Tahap 3: Rekonsiliasi Biaya


 Tujuan: menunjukkan bagaimana biaya dibebankan ke departemen selama
satu periode.
 Biaya yang dibebankan ke departemen terdiri atas:
1. Biaya persediaan awal barang dalam proses
2. Biaya bahan, tenaga kerja dan overhead yang ditambahkan dalam satu
periode
3. Biaya (jika ada) yang diterima dari departemen sebelumnya
 Cara perhitungan biaya dilakukan dengan menghitung biaya yang ditransfer
ke departemen berikutnya (atau ke barang jadi) ditambah biaya persediaan
akhir BDP.
Unit Ekuivalen
Total Biaya Bahan Konversi
Biaya dibebankan sbb:
Ditransfer ke dept. berikutnya:
$715.200 4.800 4.800
4.800 unit x $149,00/ unit

BDP, 31 Mei:
Bahan baku $76,25 per UE Konversi 12.200 160
$72,75 per UE 7.275 100
Total BDP, 31 Mei 19.475
Total biaya yang dibebankan $734.675

UE = Unit Ekuivalen

12
2.5 Menghitung Jumlah Unit Ekuivalen dengan Metode FIFO
Memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam
periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan dulu,
dan ditransfer keluar bersama dengan semua biaya periode sebelumnya ditambah
biaya periode saat ini.

Unit ekuivalen Unit ekuivalen untuk melengkapi persediaan awal*+ unit yang masuk
=
produksi dan diselesaikan selama periode tertentu + unit ekuivalen
persediaan akhir barang dalam proses.

*Unit ekuivalen Jumlah unit 100% - %


untuk menyelesaikan = dalam persediaan X penyelesaian
persediaan awal awal persediaan awal

Dari contoh data perusahaan Double Diamond Skis yang memproduksi sepatu ski
melalui Departemen Pemotongan dan Penggilingan, maka perhitungan unit
ekuivalen masing-masing departemen berdasarkan metode FIFO adalah sebagai
berikut:

Bahan Konversi
Barang dalam proses, 1 Mei:
90
200 unit x (100% - 55%) 140
200 unit x (100% - 30%)
Unit yang masuk dan diselesaikan selama Mei 4.600* 4.600*
Barang dalam Proses, 31 Mei:
400 unit x 40% 160
400 unit x 25% 100

Unit Ekuivalen produksi 4.850 4.840


* 5.000 unit dimulai-400 unit BDP =4.600 unit yang dimulai dan diselesaikan.

13
2. 6 Pehitungan Biaya Produksi Metode FIFO

Tahap 1: Skedul Kuantitas & Unit Ekuivalen


Skedul Kuantitas
Unit diperhitungkan untuk:
BDP, 1 Mei (55% bahan; 30%
konversi) 200
Masuk ke produksi 5.000
Total unit 5.200
Unit Ekuivalen
Bahan Konversi
Unit produksi dihitung sbb:
Dikirimkan ke departemen berikutnya:
Berasal dari persediaan awal 200 90* 140**
Masuk dan diselesaikan pada bulan ini 4.600 4.600 4.600
BDP, 31 Mei (40% bahan; 25% konversi) 400 160# 100##
Total unit dan unit ekuivalen produksi 5.200 4.850 4.840

*(100%-55%) x 200 unit =90 UE,


**(100%-30%) x 200 unit =140 UE.
#40% x400 unit =160 unit UE;
## 25%x400 unit =100 unit UE.

Tahap 2: Biaya per Unit Ekuivalen


Total Biaya Bahan Konversi Unit Total
Perhitungan Biaya:
BDP, 1 Mei $15.175
(+) Biaya di Dept.
Pemotongan &
$719.500 $368.600 $350.900
Penggilingan
Total biaya (a) $734.675
Unit ekuivalen 4.850 4.840
produksi (b)
Biaya per unit $76,00 + $72,50 =$148,50
ekuivalen (a): (b)

14
Tahap 3: Rekonsiliasi Biaya
Unit Ekuivalen
Total Biaya Bahan Konversi
Biaya diperhitungkan sbb:
Ditransfer ke departemen selanjutnya:
$15.175
Dari persediaan awal
Biaya untuk menyelesaikan unit tsb:
Bahan baku $76,00 per UE 6.840 90
Konversi $72,50 per UE 10.150 140
Total biaya dari persediaan awal 32.165
Unit yang dimulai dan diselesaikan bulan ini $148,50 683.100 4.600 4.600
Total biaya ditransfer ke dept. selanjutnya 715.265
BDP, 31 Mei
Bahan baku $76,00 per UE 12.160 160
Konversi $72,50 per UE 7.250 100
Total biaya dalam proses, 31 Mei 19.410
Total biaya diperhitungkan $734.675

2.7 Ayat Jurnal Pencatatan Akuntansi


1. Akuntansi untuk Bahan Baku
Pada prinsipnya bahan dapat ditambahkan di setiap departemen
pemrosesan, meskipun umumnya bahan hanya ditambahkan pada
departemen pertama dan dalam departemen berikutnya hanya
menambahkan biaya tenaga kerja dan overhead dan membentuk barang
setengah jadi sampai menjadi barang jadi.
Contoh:
Di Strathmore, Inc jurnal untuk memasukkan bahan ke dalam proses
produksi departemen pertama adalah:
Barang dalam Proses – Dept. Pembentukan xxx
Bahan Baku xxx
Jika bahan ditambahkan lagi dalam departemen perakitan, jurnalnya
sebagai berikut:
Barang dalam Proses – Dept. Perakitan xxx
Bahan Baku xxx

15
2. Akuntansi untuk Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dibebankan pada departemen, bukan perorangan.
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja di Departemen Perakitan
Strathmore Inc adalah:
Barang Dalam Proses-Departemen Perakitan xxx
Utang upah dan gaji xxx
3. Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik
Perhitungan overhead menggunakan tarif overhead ditentukan di muka, di
mana setiap departemen memiliki tarif tersendiri. Biaya overhead
dibebankan ke unit produksi pada saat unit tersebut melewati setiap
departemen.
Jurnal untuk mencatat overhead di Departemen Perakitan adalah sebagai
berikut:
Barang Dalam Proses-Departemen Perakitan xxx
Overhead Pabrik xxx
4. Akuntansi untuk Transfer Barang
Barang yang telah selesai diproses di Departemen Perakitan akan
ditransfer ke Departemen Pengemasan dan jurnal untuk mencatatnya
adalah:
Barang Dalam Proses – Dept. Pengemasan xxx
Barang Dalam Proses – Dept. Perakitan xxx
Apabila Departemen Pengemasan telah menyelesaikan pekerjaan, maka
biaya barang jadi ditransfer ke akun Barang Jadi. Jurnal yang dicatat
adalah:
Barang Jadi xxx
Barang Dalam Proses – Dept. Pengemasan xxx
5. Akuntansi untuk Harga Pokok Penjualan
Apabila mainan yang diproduksi Strathmore, Inc. telah terjual maka
dilakukan pencatatan jurnal sbb:
Harga Pokok Penjualan xxx
Barang Jadi xxx

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Pengertian sistem perhitungan biaya berdasarkan proses merupakan
sebuah sistem yang membebankan biaya yang terjadi ketika proses
pembuatan barang berdasarkan bagian dalam perusahaan yang terlibat
yaitu departemen.
Adapun ciri-ciri atau karatersitik sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses atau Proses Costing sebagai berikut ini.
1. Proses Produksi bersifat berkelanjutan atau massal
2. Perhitungan total biaya dilakukan pada akhir periode
3. Biaya akan diakumulasikan per departeman yang melaksanakan proses
produksi hingga produk jadi.
4. Laporan biaya produksi akan dibuat pada setiap departemen sehingga
depatteman akan mempertanggungjawabkan semua biaya yang telah
terjadi.
2. Process costing merupakan metode untuk menghitung biaya produksi
massal dari suatu barang atau jasa. Satu contoh, bank menyediakan jumlah
deposit yang sama untuk tiap konsumen. Dalam hal ini, bank menyediakan
banyak produk dan menjualnya secara seimbang pada semua konsumen.
Perhitungan process costing melibatkan akumulasi biaya dari proses
produksi panjang yang berkaitan dengan produk secara langsung. Dari
contoh bank sebelumnya, dalam tiap menerima deposit bank pasti butuh
uang sebagai ongkos untuk menjalankan proses, juga untuk menggaji
karyawan. Semua ongkos produksi yang sudah dikeluarkan kemudian
dijumlah lalu dibagi dengan total unit produk yang sudah dibuat untuk
menentukan biaya per unit. Biaya kemudian diakumulasi oleh setiap
tingkatan departemen, sebelum akhirnya dijadikan salah satu materi
laporan keuangan tahunan.
3. Dalam metode rata-rata tertimbang, semua biaya dalam menghitung biaya
satuan, termasuk biaya yang terjadi selama periode berjalan dan biaya
yang dikeluarkan pada periode sebelumnya yang ditampilkan sebagai
persediaan barang dalam proses awal periode berjalan. Dalam periode ini,
metode biaya sebelumnya dan biaya periode saat ini dirata-ratakan untuk
menghasilkan nilai rata rata tertimbang.
Unit ekuivalen Unit yang ditransfer ke departemen Unit ekuivalen dalam persediaan
= + akhir barang dalam proses
Produksi berikutnya atau barang jadi

17
4. Ada 3 Tahap Pehitungan Laporan Biaya Produksi Metode Rata-Rata
Tertimbang
Tahap 1: Skedul Kuantitas & Unit Ekuivalen
Tahap 2 : Biaya per Unit Ekuivalen
Tahap 3: Rekonsiliasi Biaya

5. Memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam
periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan dulu,
dan ditransfer keluar bersama dengan semua biaya periode sebelumnya ditambah
biaya periode saat ini.

Unit ekuivalen Unit ekuivalen untuk melengkapi persediaan awal*+ unit yang masuk
=
produksi dan diselesaikan selama periode tertentu + unit ekuivalen
persediaan akhir barang dalam proses.

*Unit ekuivalen Jumlah unit 100% - %


untuk menyelesaikan = dalam persediaan X penyelesaian
persediaan awal awal persediaan awal

6. Tahap-Tahap Pehitungan Biaya Produksi Metode FIFO juga sama ada 3 yaitu:
Tahap 1: Skedul Kuantitas & Unit Ekuivalen
Tahap 2 : Biaya per Unit Ekuivalen
Tahap 3: Rekonsiliasi Biaya

7. Ayat Jurnal Pencatatan Akuntansi


1. Akuntansi untuk Bahan Baku
2. Akuntansi untuk Tenaga Kerja
3. Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik
4. Akuntansi untuk Transfer Barang
5. Akuntansi untuk Harga Pokok Penjualan

18
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita
khususnya tentang materi Process Costing, penulis berharap dengan makalah
ini kita sebagai orang yang terpelajar sekaligus mahasiswa jurusan ekonomi
tidak hanya lihai dalam berinteraksi dan mencari relasi tetapi juga mampu
menguasai konsep Process Costing sedetail mungkin untuk menunjang
perjalanan karir kita kedepannya dalam suasana yang tentunya semakin hari
semakin berkembang.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10128434/PERHITUNGAN_BIAYA_PROSES_P
ROCESS_COSTING

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/muniya-alteza-sem-
si/apertemuan-5process-costing.pdf

https://www.kakraffi.my.id/2020/01/sistem-perhitungan-biaya-proses.html

20

You might also like