Professional Documents
Culture Documents
(Process Costing) KLMPK 4 Ak - Biaya
(Process Costing) KLMPK 4 Ak - Biaya
(Process Costing) KLMPK 4 Ak - Biaya
PROCESS COSTING
Oleh :
KELOMPOK 4
“E” AKUNTANSI MALAM
1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat beliau, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Process Costing”. Makalah ini ditulis guna untuk membantu pembaca
mengetahui pentingnya materi Process Costing.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila
terdapat kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya
kepada Bapak I Kadek Apriada, SE., M.Si selaku dosen Akuntansi Biaya kami
yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat atapun inspirasi bagi pembaca. Terimakasih.
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Dalam memutuskan apakah akan menggunakan kalkulasi biaya proses,
kalkulasi biaya pesanan, atau kalkulasi biaya operasi, akuntan harus mempelajari
sifat operasi manufaktur perusahaan. Kalkulasi biaya proses mengakumulasi biaya
periode tertentu dalam setiap departemen. Pendekatan ini berbeda dengan
kalkulasi biaya pesanan dimana job menjadi titik penting dalam penetapan biaya.
Kalkulasi biaya proses dapat disesuaikan untuk perusahaan dengan operasi
perakitan lini, dimana terjadi arus produk yang berkesinambungan. Kalkulasi
biaya operasi menjadi lebih tepat jika bahan langsung dapat dialokasikan secara
khusus pada batch-batch dan biaya konversi dapat diterapkan pada semua unit
fisik yang melalui operasi tersebut.
5
biaya per unit departemen sebelumnya untuk menyebarkan biaya ini kepada unit
yang bertambah itu.
6
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengetahui karakteristik sistem pembenaan biaya
produksi
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
departemen, sebelum akhirnya dijadikan salah satu materi laporan keuangan
tahunan.
Dalam process costing, proses merujuk pada tahapan terpisah dari produksi
yang dilakukan untuk mengubah material dasar hingga menjadi bentuk lain.
Process costing umumnya diterapkan pada perusahaan yang membuat produk
identik dalam jumlah banyak. Tahapan proses produksi yang dimaksud bisa
berupa apapun, misalnya secara paralel, berurutan, atau terpisah. Hasil proses
pertama akan menjadi awal dari proses berikutnya, dan proses terakhir akan
menghasilkan produk jadi. Karena memiliki proses berbeda, maka tiap proses
dihitung secara parsial.
Secara umum, process costing lebih tepat diterapkan untuk perusahaan
dengan produksi skala besar yang memproduksi barang hingga beberapa
tingkatan. Beberapa contoh industri semacam ini yaitu industri baja, sabun, cat,
kertas, minuman, juga lainnya.
Contoh:
Departemen Pemotongan dan Penggilingan di Perusahaan Double Diamond.
Departemen ini menggunakan mesin yang berkomputer untuk membentuk inti
kayu dan lembaran logam yang akan digunakan sebagai kerangka sepatu ski.
Aktivitas berikut terjadi di departemen tersebut pada bulan Mei.
9
Persentase Penyelesaian
Unit Bahan Konversi
Barang Dalam Proses, 1 Mei 200 55% 30%
Jumlah unit yang masuk selama bulan Mei 5.000
Unit yang diselesaikan selama bulan Mei 4.800 100%* 100%*
dan dikirimkan ke departemen berikutnya
Barang dalam Proses, 31Mei 400 40% 25%
*selalu diasumsikan bahwa unit yang ditransfer telah selesai 100%
Bahan Konversi
*
Unit yang ditransfer ke dept berikutnya 4.800 4.800
Barang Dalam Proses, 31 Mei:
160
400 unit x 40%
400 unit x 25% 100
Biaya konversi terdiri dari biaya tenaga kerja langsung ditambah biaya overhead
pabrik.
10
Biaya bahan $9.600
Biaya konversi $5.575
Total biaya dalam proses $15.175
Unit yang masuk ke produksi selama Mei 5.000
Unit selesai & ditransfer ke dept. berikutnya 4.800
Biaya ditambahkan ke produksi selama Mei
Biaya bahan $368.600
Biaya konversi $350.900
Total biaya ditambahkan ke dept. tersebut $719.500
Barang dalam proses, akhir
Unit yang masih dalam proses 400
Tingkat penyelesaian bahan 40%
Tingkat penyelesaian konversi 25%
Skedul
Kuantitas
Unit diperhitungkan untuk:
BDP, 1 Mei (55% bahan; 30% konversi) 200
Masuk ke produksi 5.000
Total unit 5.200 Unit Ekuivalen
Bahan Konversi
Unit produksi dihitung sbb:
Dikirimkan ke departemen berikutnya 4.800 4.800 4.800
BDP, 31 Mei (40%
bahan;25% konversi) 400 160* 100**
Total unit dan unit ekuivalen produksi 5.200 4.960 4.900
11
Tahap 2: Biaya per Unit Ekuivalen
BDP, 31 Mei:
Bahan baku $76,25 per UE Konversi 12.200 160
$72,75 per UE 7.275 100
Total BDP, 31 Mei 19.475
Total biaya yang dibebankan $734.675
UE = Unit Ekuivalen
12
2.5 Menghitung Jumlah Unit Ekuivalen dengan Metode FIFO
Memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam
periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan dulu,
dan ditransfer keluar bersama dengan semua biaya periode sebelumnya ditambah
biaya periode saat ini.
Unit ekuivalen Unit ekuivalen untuk melengkapi persediaan awal*+ unit yang masuk
=
produksi dan diselesaikan selama periode tertentu + unit ekuivalen
persediaan akhir barang dalam proses.
Dari contoh data perusahaan Double Diamond Skis yang memproduksi sepatu ski
melalui Departemen Pemotongan dan Penggilingan, maka perhitungan unit
ekuivalen masing-masing departemen berdasarkan metode FIFO adalah sebagai
berikut:
Bahan Konversi
Barang dalam proses, 1 Mei:
90
200 unit x (100% - 55%) 140
200 unit x (100% - 30%)
Unit yang masuk dan diselesaikan selama Mei 4.600* 4.600*
Barang dalam Proses, 31 Mei:
400 unit x 40% 160
400 unit x 25% 100
13
2. 6 Pehitungan Biaya Produksi Metode FIFO
14
Tahap 3: Rekonsiliasi Biaya
Unit Ekuivalen
Total Biaya Bahan Konversi
Biaya diperhitungkan sbb:
Ditransfer ke departemen selanjutnya:
$15.175
Dari persediaan awal
Biaya untuk menyelesaikan unit tsb:
Bahan baku $76,00 per UE 6.840 90
Konversi $72,50 per UE 10.150 140
Total biaya dari persediaan awal 32.165
Unit yang dimulai dan diselesaikan bulan ini $148,50 683.100 4.600 4.600
Total biaya ditransfer ke dept. selanjutnya 715.265
BDP, 31 Mei
Bahan baku $76,00 per UE 12.160 160
Konversi $72,50 per UE 7.250 100
Total biaya dalam proses, 31 Mei 19.410
Total biaya diperhitungkan $734.675
15
2. Akuntansi untuk Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dibebankan pada departemen, bukan perorangan.
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja di Departemen Perakitan
Strathmore Inc adalah:
Barang Dalam Proses-Departemen Perakitan xxx
Utang upah dan gaji xxx
3. Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik
Perhitungan overhead menggunakan tarif overhead ditentukan di muka, di
mana setiap departemen memiliki tarif tersendiri. Biaya overhead
dibebankan ke unit produksi pada saat unit tersebut melewati setiap
departemen.
Jurnal untuk mencatat overhead di Departemen Perakitan adalah sebagai
berikut:
Barang Dalam Proses-Departemen Perakitan xxx
Overhead Pabrik xxx
4. Akuntansi untuk Transfer Barang
Barang yang telah selesai diproses di Departemen Perakitan akan
ditransfer ke Departemen Pengemasan dan jurnal untuk mencatatnya
adalah:
Barang Dalam Proses – Dept. Pengemasan xxx
Barang Dalam Proses – Dept. Perakitan xxx
Apabila Departemen Pengemasan telah menyelesaikan pekerjaan, maka
biaya barang jadi ditransfer ke akun Barang Jadi. Jurnal yang dicatat
adalah:
Barang Jadi xxx
Barang Dalam Proses – Dept. Pengemasan xxx
5. Akuntansi untuk Harga Pokok Penjualan
Apabila mainan yang diproduksi Strathmore, Inc. telah terjual maka
dilakukan pencatatan jurnal sbb:
Harga Pokok Penjualan xxx
Barang Jadi xxx
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pengertian sistem perhitungan biaya berdasarkan proses merupakan
sebuah sistem yang membebankan biaya yang terjadi ketika proses
pembuatan barang berdasarkan bagian dalam perusahaan yang terlibat
yaitu departemen.
Adapun ciri-ciri atau karatersitik sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses atau Proses Costing sebagai berikut ini.
1. Proses Produksi bersifat berkelanjutan atau massal
2. Perhitungan total biaya dilakukan pada akhir periode
3. Biaya akan diakumulasikan per departeman yang melaksanakan proses
produksi hingga produk jadi.
4. Laporan biaya produksi akan dibuat pada setiap departemen sehingga
depatteman akan mempertanggungjawabkan semua biaya yang telah
terjadi.
2. Process costing merupakan metode untuk menghitung biaya produksi
massal dari suatu barang atau jasa. Satu contoh, bank menyediakan jumlah
deposit yang sama untuk tiap konsumen. Dalam hal ini, bank menyediakan
banyak produk dan menjualnya secara seimbang pada semua konsumen.
Perhitungan process costing melibatkan akumulasi biaya dari proses
produksi panjang yang berkaitan dengan produk secara langsung. Dari
contoh bank sebelumnya, dalam tiap menerima deposit bank pasti butuh
uang sebagai ongkos untuk menjalankan proses, juga untuk menggaji
karyawan. Semua ongkos produksi yang sudah dikeluarkan kemudian
dijumlah lalu dibagi dengan total unit produk yang sudah dibuat untuk
menentukan biaya per unit. Biaya kemudian diakumulasi oleh setiap
tingkatan departemen, sebelum akhirnya dijadikan salah satu materi
laporan keuangan tahunan.
3. Dalam metode rata-rata tertimbang, semua biaya dalam menghitung biaya
satuan, termasuk biaya yang terjadi selama periode berjalan dan biaya
yang dikeluarkan pada periode sebelumnya yang ditampilkan sebagai
persediaan barang dalam proses awal periode berjalan. Dalam periode ini,
metode biaya sebelumnya dan biaya periode saat ini dirata-ratakan untuk
menghasilkan nilai rata rata tertimbang.
Unit ekuivalen Unit yang ditransfer ke departemen Unit ekuivalen dalam persediaan
= + akhir barang dalam proses
Produksi berikutnya atau barang jadi
17
4. Ada 3 Tahap Pehitungan Laporan Biaya Produksi Metode Rata-Rata
Tertimbang
Tahap 1: Skedul Kuantitas & Unit Ekuivalen
Tahap 2 : Biaya per Unit Ekuivalen
Tahap 3: Rekonsiliasi Biaya
5. Memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam
periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan dulu,
dan ditransfer keluar bersama dengan semua biaya periode sebelumnya ditambah
biaya periode saat ini.
Unit ekuivalen Unit ekuivalen untuk melengkapi persediaan awal*+ unit yang masuk
=
produksi dan diselesaikan selama periode tertentu + unit ekuivalen
persediaan akhir barang dalam proses.
6. Tahap-Tahap Pehitungan Biaya Produksi Metode FIFO juga sama ada 3 yaitu:
Tahap 1: Skedul Kuantitas & Unit Ekuivalen
Tahap 2 : Biaya per Unit Ekuivalen
Tahap 3: Rekonsiliasi Biaya
18
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita
khususnya tentang materi Process Costing, penulis berharap dengan makalah
ini kita sebagai orang yang terpelajar sekaligus mahasiswa jurusan ekonomi
tidak hanya lihai dalam berinteraksi dan mencari relasi tetapi juga mampu
menguasai konsep Process Costing sedetail mungkin untuk menunjang
perjalanan karir kita kedepannya dalam suasana yang tentunya semakin hari
semakin berkembang.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10128434/PERHITUNGAN_BIAYA_PROSES_P
ROCESS_COSTING
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/muniya-alteza-sem-
si/apertemuan-5process-costing.pdf
https://www.kakraffi.my.id/2020/01/sistem-perhitungan-biaya-proses.html
20